Pekerjaan:
Secara garis besar Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jaringan Air Baku Bendungan
Paselloreng Kab. Wajo (Tahap II) Berikut ini merupakan hal-hal umum yang harus diperhatikan
sehubungan dengan pekerjaan:
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa wajib mempelajari dengan
seksama gambar kerja dan syarat pelaksanaan serta Berita Acara penjelasan pekerjaan.
Selain itu penyedia jasa wajib pula membuat metode kerja, jadwal pelaksanaan kerja (time
schedule), daftar peralatan yang dimiliki serta personil yang terlibat dan harus mengikuti
seluruh peraturan yang masih berlaku di Indonesia.
b. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, penyedia jasa harus menyerahkan as built
drawing (digambar pada kertas HVS berukuran A3 sesuai perintah Direksi) kepada
Direksi. Penyedia Jasa diwajibkan melaporkan kepada Direksi jika terjadi hal-hal berikut:
- Ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar;
- Ada perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja
Tidak dibenarkan sama sekali bagi Penyedia Jasa untuk memperbaiki sendiri perbedaan
tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian Penyedia Jasa dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti di waktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
Penyedia Jasa mengetahui benar-benar mengenai hal-hal berikut:
• Batas-batas persil/kaveling maupun keadaannya pada waktu itu
• Lokasi yang akan dikerja
• Keadaan kontur tanah.
d. Penyedia Jasa wajib menyerahkan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap, yaitu:
• Membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan
bahan- bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan;
• Membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
e. Penyedia Jasa wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar
rencana kerja di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh pemilik proyek
dan Direksi. Atas perintah Direksi, kepada Penyedia Jasa dapat dimintakan membuat
gambar-gambar penjelasan dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya
atas beban Penyedia Jasa. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Direksi secara tertulis
membuat gambar pelengkap dari pelaksanaan.
f. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang dilaksanakan,
Penyedia Jasa diwajibkan berhubungan dengan Direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh
tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/persetujuan.
g. Setiap usul perubahan dari Penyedia Jasa ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi
dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
h. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan proyek ini, antara lain:
- Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain
yang disesuaikan standar peraturan-peraturan atau yang tertuang dalam spesifikasi
teknis.
- Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari Direksi sebelum
akan dimulai pelaksanaannya.
i. Ketelitian dan kerapuhan kerja sangat di wajibkan oleh Direksi, terutama yang menyangkut
pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing works).
j. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapian, harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Penyedia Jasa yang benar-benar ahli.
k. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
l. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat
teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
A. Peraturan Umum
a) Syarat-syarat umum Penyedia Jasaan dari Pekerjaan Umum di Indonesia yang
disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1976 Nomor 9
tambahan Lembaga negara Nomor 145171.
b) Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan spesi N-3 PUPB
1956/NI-3/63. PUPB 1969.
c) Peraturan Beton Bertulang Indonesia yaitu SK SNI Tahun 1991.
d) Spesifikasi Bahan Bangunan A: SK SNI S-04-1989-F.
e) Paku dan kawat paku: SNI 03-0323-1989.
f) Agregat Beton: SNI 03-1750-1990.
g) Pasir untuk adukan dan beton: SNI 03-1756-1990.
h) Peraturan Umum lain yang digunakan:
i) Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI) NI-2/1971.
j) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3/1970.
k) Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18/1970.
l) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
m) Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia.
n) Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan gambar kerja, Syarat-syarat dan uraian
dalam Speksifikasi ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam berita
Acara, petunjuk serta perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada waktu atau
sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan
tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
o) Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menjaga lingkungan
agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
p) Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan ataupun lahan sekitar
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa bisa minta izin kepada
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju
lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
q) Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia Jasa dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan dilapangan atau peninjauan lapangan.
r) Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa dapat berkonsultasi
dengan Pengawas/Direksi/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Ketebalan Dinding
Diameter Nominal Diameter Luar (mm)
Minimum (mm)
Inch mm Nom. Min. Max.
14 350 355,6 352 359,2 6,4
12 300 323,8 320,6 327 6,4
8 200 219,1 216,9 221,3 6,4
Toleransi ketebalan +15 %, -10 %
c. Pipa GIP disambung dengan cara di las agar menyatu sehingga lebih kuat
dan bersifat permanen. Pemasangan pipa membutuhkan bahan tambahan
kawat las. Proses pemasangan pipa menggunakan alat welding set dan
generator set serta menggunakan dump truck untuk pengangkutan ke titik
lokasi pemasangan.
d. Pengelasan yang dilakukan harus menghasilkan suatu sambungan yang
sesuai dengan persyaratan kekuatan minimal logam dasar dan memenuhi
kualifikasi prosedur pengelasan yang disyaratkan.
e. Prosedur Pemasangan Pipa GIP yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini adalah tukang pipa dan operator welding set yang
dipekerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
f. Penyedia barang/jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila
terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya yang akan
dilalui jaringan pipa transmisi.
Ketebalan Dinding
Diameter Nominal Diameter Luar (mm)
Minimum (mm)
Inch mm Nom. Min. Max.
24 600 610,0 603,9 616,1 9,5
16 400 406,4 402,3 410,5 6,4
14 350 355,6 352 359,2 6,4
12 300 323,8 320,6 327 6,4
8 200 219,1 216,9 221,3 6,4
4 100 114,3 113,1 115,0 4,5
Toleransi ketebalan +15 %, -10 %
c. Pipa GIP disambung dengan cara di las agar menyatu sehingga lebih kuat
dan bersifat permanen. Pemasangan pipa membutuhkan bahan tambahan
kawat las. Proses pemasangan pipa menggunakan alat welding set dan
generator set serta menggunakan dump truck untuk pengangkutan ke titik
lokasi pemasangan.
d. Pengelasan yang dilakukan harus menghasilkan suatu sambungan yang
sesuai dengan persyaratan kekuatan minimal logam dasar dan memenuhi
kualifikasi prosedur pengelasan yang disyaratkan.
e. Prosedur Pemasangan Pipa GIP yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini adalah tukang pipa dan operator welding set yang
dipekerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
f. Penyedia barang/jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila
terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya yang akan
dilalui jaringan pipa transmisi
7. Perakitan dan Pemasangan besi profil
• Penyedia jasa harus mempersiapkan semua tenaga, alat, bahan dan
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
• Penyedia jasa tidak menggunakan material yang dihasilkan dari pabrik
dengan teknologi Induction Furnace.
• Pengadaan dan pemasangan jembatan pipa tidak hanya melaksanakan
pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan
pipa dengan persetujuan Direksi.
• Penyedia jasa harus memeriksa kembali semua ukuran yang ada didalam
gambar kerja sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh penyedia
jasa. Biaya yang timbul akibat pekerjaan survey menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
• Data hasil penyelidikan tanah yang diperlukan untuk pemasangan jembatan
pipa, dapat diminta dari Direksi jika ada, bila tidak ada penyedia jasa
diwajibkan untuk mengadakan penelitian kondisi tanah tersebut atas biaya
sendiri.
• Ring support (klem pengaman baja) harus betul-betul dipasang pada setiap
bantalan pier.
• Klem pengaman pipa harus dibuat dari satu jenis baja sesuai dengan
standar yang ditentukan. Setelah semua klem pengaman pipa dipasang
pada posisi yang dikehendaki kemudian dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
• Penyedia jasa harus mempersiapkan kayu-kayu ataupun batang- batang
kelapa melintasi sungai dengan lebar seperlunya untuk perancah
pelaksanakan pemasangan pipa, penyambungan, pengelasan dan untuk
pengecatan pipa.
• Perancah tersebut harus dibuat dalam keadaan kuat, sehingga terjamin
pelaksanaan yang aman pada waktu pelaksanaan pemancangan pondasi
tiang pancang (bila ada).
• Bila pemasangan pipa digantung pada jembatan yang ada, ataaupun
digantung pada bangunan lain yang ada, persetujuan dari pemilik atau
instansi yang berwenang mengenai rencana pelaksanaan penggantungan
pipa pada bangunan-bangunan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
jasa dan biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
• Dari hasil survey lapangan dan pengecekan kembali segala ukuran dan
data geologi, penyedia jasa harus mempersiapkan gambar kerja dan
gambar pelaksanaan untuk pengadaan dan pemasangan jembatan pipa.
• Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa, gambar yang
menunjukkan semua ukuran, detail pipa, pondasi abutmen, tiang pancang
dan perhitungan yang diperlukan harus diserahkan kepada Direksi untuk
terlebih dahulu diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan
melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja disetujui
Direksi.
• Prosedur Pemasangan Pelintas pipa yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini, Tukang Pipa & Operator Welding Set yang
diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
9. Pembesian
Daftar Bengkokan
• Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan
dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan talangan yang tepat untuk
dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh
Direksi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti.
• Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam
keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis
tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok
yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran
pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI- 2, PBI
1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-
bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi.
Pemasangan
• Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada
waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan
Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan
yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari beton
dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang
tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
Selimut Beton
• Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang
sedemikian, hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan
penyelesaian beton, sebagai berikut :
Kelas Beton Minimum Jenis Pekerjaan Selimut (mm)
K 225 Pekerjaan-pekerjaan 40
umumnya
K 225 Pelat Beton Pracetak 25
Pipa Beton
K175 Beton Bertulang Umumnya 40
• Tiap-tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong kearah samping.
• Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan
terhadap stabilitas terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-
beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat getaran alat
penggetar, berat pekerja dll.
12. Bekisting
a. Penyedia jasa harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan
tentang bekisting acuan dan harus membuat contoh acuan untuk
mendapatkan persetujuan direksi.
b. Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk
dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar.
c. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan
beton yang padat. Jika dibutuhkan bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan
yang halus tanpa adanya garis, atau kelihatan terputus.
d. Bekisting dibuat dari kayu atau tripleks ketebalan ± 1.2 cm, besi atau
bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran– ukuran yang ada
di dalam gambar dan dapat digunakan sampai 3 kali pakai. Dan harus
diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan beton,
penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan
tidak berubah bentuk
e. Tiap kali sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, bekisting harus
diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
f. Pekerjaan beton hanya boleh dimulai apabila direksi sudah memeriksa dan
memberi persetujuan mengenai bekisting yang terpasang.
g. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum
mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 atau telah mendapat persetujuan
oleh direksi.
h. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan
beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan
untuk membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu
berlangsung. Harus ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap
keamanan beton sepenuhnya berada dipihak penyedia jasa serta harus
memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting di dalam PBI
1971
i. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi pada waktu akan
membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta
mendapatkan persetujuan direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung
jawab atas hal tersebut.
j. Pembongkaran bekisting beton dapat dilakukan setelah beton berumur 3
(tiga) minggu, atau telah mendapat persetujuan direksi
k. Prosedur Pemasangan Bekisting yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini adalah Tukang Kayu yang diperkerjakan adalah
tenaga terampil yang bersertifikat.
Pembongkaran Cetakan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis
dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton
tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di
bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton.
b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet),
dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu
paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.