Pusat Pengembangan Talenta sebagai salah satu Unit Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat juga berkewajiban menyusun Renstra yang secara substantif berpedoman
pada Renstra Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Tahun 2020 – 2024.
Renstra Pusat Pengembangan Talenta Tahun 2020 – 2024 disusun sesuai kaidah sebagaimana
yang ditetapkan di dalam Surat Edaran Menteri Nomor: 09/SE/M/2020 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Strategis Unit Organisasi, Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis, dan
Penyusunan Dokumen Perencanaan Lainnya untuk Satuan Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Sistematika dalam penulisan Renstra Pusat Pengembangan Talenta 2020 – 2024 sesuai dengan
pedoman tersebut, terdiri dari: Bab 1, Pendahuluan yang memuat Kondisi Umum serta Potensi dan
Permasalahan; Bab 2, Tujuan dan Sasaran; Bab 3, Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi
dan Kerangka Kelembagaan; Bab 4, Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan, serta; Bab 5,
Penutup.
Selanjutnya untuk melengkapi susunan Renstra agar terintegrasi dengan Sistem Manajemen
Kinerja, ditambahkan penjelasan tentang Pohon Kinerja yang merupakan gambaran keterkaitan
logis antara Sasaran Kinerja, Sasaran Kegiatan, Sasaran Program dan Sasaran Strategis. Pohon
Kinerja dilengkapi dengan Manual Indikator yang menjelaskan tentang cara perhitungan Indikator
Kinerja beserta target kinerja.
Renstra Pusat Pengembangan Talenta Tahun 2020 – 2024 selanjutnya akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan tahunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii
Daftar Tabel iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum 1
1.2. Potensi dan Permasalahan 7
BAB V PENUTUP 35
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Jumlah, Pensiun dan Formasi Pegawai Kementerian PUPR Tahun 1
2014 – 2019
Gambar 1.2. Penilaian Potensi dan Kompetensi Pegawai 3
Tahun 2015 – 2019
Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Kementerian PUPR yang Memiliki Profil 4
Kompetensi Tahun 2015 – 2019
Gambar 1.4. Persentase Pegawai Memiliki Profil Kompetensi 4
Gambar 1.5. Pencapaian Kepatuhan PNS Terhadap Pengelolaan Kinerja 5
Tahun 2015 – 2019
Gambar 1.6. Tingkat Kepatuhan Unit Organisasi Terhadap Pengelolaan Kinerja 6
Tahun 2017 – 2019
Gambar 1.7. Pemetaan Karir Pegawai Kementerian PUPR 7
Tahun 2016 – 2019
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Talenta 31
Gambar 3.2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 32
DAFTAR TABEL
iii
BAB
PENDAHULUAN
I
Bebagai upaya yang diwujudkan dalam kegiatan untuk dapat mencapai target atau
sasaran yang telah ditetapkan telah dilaksanakan antara lain melalui penerbitan berbagai
kebijakan teknis dan instrumen operasionalisasi regulasi, seperti pedoman maupun
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Di sisi lain regulasi pengembangan SDM juga
terus dilakukan pembaharuan melalui penerbitan peraturan yang menuntut penyesuaian
1
pengaturan di Kementerian PUPR. Pada tahun 2017 diterbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan pada tahun 2019
diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil.
Pelaksanaan Training of Trainer (TOT) penilaian prestasi kerja sebagai upaya optimalisasi
penilaian prestasi kerja, sehingga di setiap Unit Organisasi terdapat fasilitator-fasilitator
untuk memberikan pendampingan dalam penyusunan sasaran kerja pegawai, serta
mempermudah pelaksanaan pemantauan kinerja PNS Kementerian PUPR di seluruh
Indonesia. Selama periode 2015 – 2019, peserta yang telah lulus kegiatan TOT ini
berjumlah 181 orang, dan yang berhasil melewati seleksi dan dianggap siap untuk menjadi
fasilitator adalah sejumlah 129 orang.
Pengembangan karier di lingkungan pemerintahan merupakan hal yang baru dan oleh
karenanya dalam pelaksanaan dan penerapannya dibutuhkan bimbingan teknis bagi
pejabat/pimpinan dalam rangka memberikan arahan bagi bawahannya agar dapat
membuat rencana karier individu. Untuk itu, dilaksanakan kegiatan Pembentukan Mentor
Karir, dimana pejabat diberikan pelatihan khusus agar dapat menjadi pendamping (mentor
dan konselor) bagi para pegawai dalam proses perencanaan dan pengembangan karier.
Selama periode 2015 – 2019 telah terbentuk 155 Mentor yang merupakan pejabat
Administrator (Eselon III) dan 31 Konselor yang merupakan Pimpinan Tinggi Pratama
(Eselon II).
2
Penyusunan Matriks Talenta dan Rencana Karier
Penyusunan Matriks Talenta dimaksudkan untuk menyusun matriks talenta bagi pegawai
yang telah mengikuti penilaian potensi dan kompetensi melalui pelaksanaan feedback
karier. Selama periode 2015 – 2019 telah dilakukan penyusunan matriks talenta untuk
2.896 orang PNS dari seluruh Unit Organisasi yang terdiri dari pegawai talenta, PNS, serta
pejabat struktural administrator dan JPT Pratama. Adapun untuk penyusunan rencana
karier telah dilakukan terhadap 314 orang.
Tahun 2015, jumlah pegawai Kementerian PUPR yang telah dinilai potensi dan
kompetensinya sebanyak 5.418 orang yang terdiri dari pegawai PNS dan Non PNS, tahun
2016 sebanyak 10.715; tahun 2017 sebanyak 9.459 orang, tahun 2018 sebanyak 8.633
orang, dan tahun 2019 sebanyak 3.748 orang.
10.715
9.459 8.633
5.418
3.748
3
Hasil penilaian potensi dan kompetensi tersebut berupa profil kompetensi, hingga akhir
tahun 2019 jumlah SDM yang memiliki profil kompetensi sebanyak 6.136 pegawai,
meliputi profil kompetensi untuk jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu, jabatan
satker mandiri dan pelaksana/staf. Secara rinci jumlah tersebut pada setiap tahun, yaitu
pada tahun 2015 SDM yang memiliki profil kompetensi sebanyak 342 pegawai, tahun
2016 sebanyak 698 pegawai; tahun 2017 sebanyak 1.091 pegawai; tahun 2018 sebanyak
1.384 pegawai; dan pada tahun 2019 sebanyak 2.621 pegawai.
2.621
1.384
1.091
342 698
Berdasarkan data e-HRM, jumlah pegawai Kementerian PUPR hingga tahun 2019
sebanyak 22.628 orang dan yang telah memiliki profil kompetensi sebanyak 6.136 orang.
Dengan demikian masih terdapat 16.492 pegawai yang belum memiliki profil kompetensi
atau sebanyak 72,88% dari seluruh total jumlah pegawai
73%
4
Kepatuhan PNS Terhadap Pengelolaan Kinerja
Kepatuhan PNS terhadap pelaksanaan penilian kinerja yang diukur dari pemasukan
(input) data kinerja (dokumen Sasaran Kinerja Pegawai/SKP) masing-masing sejak tahun
2015 mengalami peningkatan hingga tahun 2018. Tahun 2015, dari jumlah PNS sebanyak
22.824, yang telah melakukan input data sebanyak 22.435 atau sebanyak 98,29%. Tahun
2016, dari jumlah PNS sebanyak 22.824, yang telah melakukan input data sebanyak
22.446 atau 98,34%. Tahun 2017, dari jumlah PNS sebanyak 22.824, yang telah
melakukan input data sebanyak 22.291 atau 97,66%. Tahun 2018, dari jumlah PNS
sebanyak 22.344 yang telah melakukan input data sebanyak 22.027 atau 98.58%.
Sedangkan di Tahun 2019 dari 22.144 orang PNS yang telah melakukan input data
sebanyak 20.034 atau 90,47%.
20.034
Pada Tahun 2017, tingkat kepatuhan PNS dalam pengelolaan kinerja per Unit Organisasi,
paling rendah berada pada Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, yaitu dari total
jumlah PNS sebanyak 364, yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 292
atau 80,22%. Disusul oleh Sekretariat Jenderal dari total jumlah PNS sebanyak 701, yang
menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 575 atau 82.03%. Berikutnya adalah
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, dari total jumlah PNS sebanyak 146, yang
menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 128 atau 87,67%. Direktorat Jenderal
Bina Konstruksi, dari total jumlah PNS sebanyak 396, yang menyerahkan atau menginput
data SKP berjumlah 358 atau 90,40%. Direktorat Jenderal Cipta Karya, dari total jumlah
PNS sebanyak 2.490, yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 2.299 atau
92,33%. Adapun Unit Organisasi yang lain sudah di atas 93%.
Pada Tahun 2018, tingkat kepatuhan PNS dalam pengelolaan kinerja per Unit Organisasi,
meningkat pesat. Unit Organisasi paling rendah adalah Direktorat Jenderal Penyediaan
5
Perumahan, yaitu dari total jumlah PNS sebanyak 438, yang menyerahkan atau
menginput data SKP berjumlah 417 atau 95.21%. Disusul Direktorat Jenderal Cipta Karya,
dari total jumlah PNS sebanyak 2.587, yang menyerahkan atau menginput data SKP
berjumlah 2.490 atau 96,25%. Selanjutnya Sekretariat Jenderal, dari total jumlah PNS
sebanyak 558, yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 551 atau 98.75%.
Direktorat Jenderal Bina Marga, dari total jumlah PNS sebanyak 8.028, yang
menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 7.941 atau 98,92%. Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, dari total jumlah PNS sebanyak 8.267, yang menyerahkan atau
menginput data SKP berjumlah 8.205 atau 99.25%. Adapun Unit Organisasi yang lain
telah mencapai 100%.
Pada Tahun 2019, tingkat kepatuhan PNS dalam pengelolaan kinerja per Unit Organisasi,
paling rendah berada pada Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu dari total jumlah PNS
sebanyak 2.632, yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 2.321 atau
88,18%. Disusul Direktorat Jenderal Bina Marga, dari total jumlah PNS sebanyak 7.532,
yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 6.647 atau 88,25%. Selanjutnya
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, dari total jumlah PNS sebanyak 202, yang
menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 184 atau 89,77%. Direktorat Jenderal
Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, dari total jumlah PNS
sebanyak 178, yang menyerahkan atau menginput data SKP berjumlah 161 atau 90,45%.
Inspektorat Jenderal, dari total jumlah PNS sebanyak 271, yang menyerahkan atau
menginput data SKP berjumlah 253 atau 93,36%. Adapun Unit Organisasi yang lain di
atas 95%.
SEKJEN
ITJEN
BPSDM
BALITBANG
DJBK
BPIW
DJPP
DJP
DJCK
DJBM
DJSDA
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%
6
Ketersediaan Peta Karir
Pemetaan karir pegawai dilakukan untuk melihat profil pegawai baik secara individu
maupun dalam organisasi berdasarkan potensi, kompetensi, dan kinerjanya. Proses
pemetaan karir pegawai ini akan memadukan hasil potensi, penilaian kompetensi, kinerja,
dam talent mapping untuk dapat merekomendasikan penempatan yang sesuai. Pemetaan
ini sangat penting dalam pengelolaan karir pegawai sebagai dasar dalam perencanaan
karir pegawai, pengembangan karir pegawai, penyusunan rencana suksesi, serta
penyusunan program talenta.
Pada Tahun 2016 pemetaan karir ASN di Kementerian PUPR dilakukan pada 200 orang,
di Tahun 2017 dilakukan pada 500 orang, di Tahun 2018 dilakukan pada 6.285 orang, dan
di Tahun 2019 pemetaan karir ASN di Kementerian PUPR dilakukan pada 2.131 orang.
6.285
2.131
500
200
7
Amanat Pembangunan SDM Aparatur di RPJM 2020 - 2024
Aparatur negara memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional dan daerah.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan negara, diperlukan ASN yang mampu
menjalankan peran sebagai pelaksana kebijakan dan penyelenggara pelayanan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
8
Visium Kementerian PUPR
9
4) Backlog rumah bagi MBR sebesar 5 juta unit, dicapai melalui pembangunan sebesar
3,9 juta unit. Jumlah anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 780 Triliun melalui 20%-
30% APBN/APBD dan 70%-80% swasta/masyarakat.
10
5) Mempermudah perijinan pembangunan infrastruktur.
Beberapa sasaran utama yang diwujudkan di dalam Program Pioritas (PP) dan Kegiatan
Prioritas (KP) antara lain:
▪ Terpenuhinya 100% akses air minum layak (termasuk 30% akses perpipaan),
▪ Terpenuhinya 100 % PDAM dengan kinerja sehat,
▪ Terpenuhinya 90% akses sanitasi layak (termasuk 20% aman),
▪ Terpenuhinya 100% akses sampah yang terkelola dengan baik di perkotaan,
▪ Tambahan penyediaan air baku (50 m3/detik),
▪ Jumlah bendungan multiguna yang dibangun (60 unit),
▪ Pembangunan jaringan irigasi (550.000 Hektare),
▪ Luas lahan komoditas pertanian bernilai tinggi beririgasi (40.650 Hektare),
▪ Panjang jalan tol baru yang terbangun dan/atau beroperasi dalam 5 tahun (2.500 km),
▪ Panjang jalan baru yang terbangun (3.000 km).
Tugas dan target kinerja ke depan yang semakin berat tentu membutuhkan SDM yang
semakin memadai, baik dari sisi kompetensi maupun profesionalitas. Hal ini memerlukan
pengaturan dan strategi yang komprehensif agar setiap pegawai aparatur dapat
berkontribusi secara maksimal terhadap pencapaian target-target pembangunan sesuai
dengan tugas dan peran masing-masing. Kontribusi aparatur harus dapat terukur secara
obyektif, transparan, adil dan akuntabel pada setiap individu pegawai.
Saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang antara lain ditandai dengan
robotisasi, digitalisasi dan kecerdasan buatan. Revolusi tersebut memberikan tantangan
dan peluang bagi perkembangan di setiap bidang kehidupan ke depan. Di satu sisi,
digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam berbagai aktivitas
akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern, serta memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat. Digital teknologi juga membantu proses
pembangunan di berbagai bidang di antaranya pendidikan melalui distance learning,
pemerintahan melalui e-government. Namun di sisi lain perkembangan revolusi industri
4.0 berpotensi menyebabkan hilangnya pekerjaan.
Pada tahun 2018, Pemerintah telah meluncurkan gerakan Making Indonesia 4.0. Gerakan
ini sejalan dengan era digitalisasi yang memfasilitasi pengintegrasian informasi untuk
tujuan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan kualitas layanan. Walaupun dari sisi
kesiapan inovasi seperti yang ditunjukkan oleh Network Readiness Index, Indonesia
berada pada peringkat 73 dari 139 negara. Kesiapan untuk mengadopsi dan
11
mengeksplorasi teknologi digital yang mampu mendorong transformasi dalam
pemerintahan, model usaha dan pola hidup masyarakat juga dianggap kurang. Hal ini
ditunjukkan oleh data World Digital Competitiveness Ranking tahun 2019 dimana
Indonesia berada pada peringkat ke 56 dari 63 negara.
Namun demikian, revolusi industri 4.0 tetap terus berjalan, siap atau tidak siap kita harus
mengikuti perubahan dan ikut serta di dalam perubahan itu. Bahkan Presiden Joko
Widodo dalam Pembukaan Kompas 100 CEO Forum tahun 2019 di Jakarta, 28 November
2019, telah menyampaikan bahwa sudah memerintahkan kepada Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi agar birokrasi diganti dengan
artificial intelligence.
Sebagai bagian dari pengembangan SDM, maka perlu bagi Pusat Pengembangan Talenta
untuk berbenah diri menyiapkan ASN (Aparatur Sipil Negara) Kementerian PUPR yang
kompeten dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, karena birokrasi yang kompeten
adalah salah satu kunci agar pemerintahan bisa beradaptasi. Tugas ASN untuk melayani
masyarakat di masa mendatang semakin tidak mudah, para ASN perlu memiliki
kemahiran dalam dalam menghadapi era Industri 4.0 terutama di bidang teknologi. ASN
harus selalu open minded, terus melakukan inovasi, menyederhanakan proses kerja,
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, serta berkolaborasi dengan pihak-
pihak terkait. Di sisi lain pengelolaan terhadap pengembangan SDM juga perlu
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi digitalisasi, khususnya dalam
pengelolan, pemrosesan dan delivery system data dan informasi.
Reformasi yang telah digulirkan pemerintah sejak tahun 2010 memiliki tujuan terjadinya
perubahan yang mendasar birokrasi di Indonesia. Pada tahun 2025, diharapkan telah
terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional,
berintegritas tinggi, dan menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan reformasi birokras melalui penilaian terhadap 2 (dua) komponen utama yaitu
Komponen Pengungkit dan Komponen Hasil. Salah satu sub-komponen Pengungkit
adalah Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
12
Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah: (a) Meningkatnya ketaatan
terhadap pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing instansi pemerintah; (b)
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada masing-
masing instansi pemerintah; (c) Meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing-
masing instansi pemerintah; (d) Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur
pada masing-masing instansi pemerintah; dan (e) Meningkatnya profesionalisme SDM
aparatur pada masing-masing instansi pemerintah.
Terkait dengan upaya tersebut, maka Pusat Pengembangan Talenta memiliki peran yang
strategis dalam rangka penataan manajemen SDM melalui pengaturan, penetapan
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan yang antara lain meliputi: (1) Pengembangan
Pegawai berbasis kompetensi yang dilakukan melalui: Penetapan standar kompetensi
jabatan; Assessment jabatan; Identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi;
Penyusunan rencana pengembangan kompetensi dengan dukungan anggaran yang
mencukupi; Pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan
kebutuhan pengembangan kompetesi; dan Monitoring dan evaluasi pengembangan
pegawai berbasis kompetensi secara berkala; (2) Promosi Jabatan dilakukan secara
terbuka melalui: Penetapan kebijakan promosi terbuka; Pelaksanaan promosi terbuka
pengisian jabatan pimpinan tinggi; Promosi terbuka dilakukan secara kompetitif dan
objektif; Promosi terbuka dilakukan oleh panitia seleksi yang independen; dan Hasil setiap
tahapan seleksi diumumkan secara terbuka; (3) Penetapan Kinerja Individu melalui:
Penetapan kinerja individu; Penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja
organisasi; Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja
individu di level atasnya; Pengukuran kinerja individu dilakukan secara periodik;
Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu; Hasil penilaian
kinerja individu dijadikan dasar untuk pengembangan karir individu; dan Capaian kinerja
individu dapat dijadikan dasar untuk pemberian tunjangan kinerja.
13
Tabel 1.1. Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR 2015 – 2019
Sumber: Draft Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR Tahun 2015-2019
Pada tahun 2019 jumlah Unit Organisasi di pusat tetap 11 unit dan unit kerja sebanyak 72
unit, namun dengan perubahan pada Unit Organisasi Direktorat Jenderal Pembiayaan
Perumahan menjadi Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan. Pada tahun 2019 juga terdapat penambahan unit baru yaitu Politeknik
14
Pekerjaan Umum. Adapun UPT berjumlah 127 unit, 34 diantaranya perubahan dari Satuan
Kerja (Satker) provinsi pada Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Di sisi lain sesuai dengan amanat RPJMN 2020 – 2024 bahwa hirarki eselonisasi saat ini
terdiri dari lima level membuat proses birokrasi tidak efisien dan oleh karenanya diperlukan
dalam upaya penyederhanaan eselonisasi serta perluasan jabatan fungsional dengan
keahlian dan kompetensi yang spesifik. Penyederhanaan eselonisasi akan membawa
perubahan pada sistem pengelolaan karir yang selama ini telah dibangun berdasarkan
lima jenjang eselon. Demikian halnya dengan system pengembangan kompetensi harus
dilakukan penyesuaian terhadap restrukturisasi beberapa jabatan. Adapun perluasan
jabatan fungsional memerlukan penyesuaian di dalam system penilaian kinerja.
Standar penilaian kinerja individu yang selama ini dibangun berdasarkan hirarki lima
eselon akan berubah menjadi hanya tiga eselon. Penjabaran kinerja organisasi menjadi
lebih pendek, rentang kendali pimpinan terendah juga akan lebih pendek menjangkau
individu pegawai. Untuk itu diperlukan pengembangan instrument yang lebih memadai
dalam pengelolaan kinerja organisasi maupun kinerja individu pegawai.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil bahwa Manajemen PNS meliputi: a. penyusunan dan penetapan
kebutuhan; b. pengadaan; c. pangkat dan Jabatan; d. pengembangan karier; e. pola
karier; f. promosi; g. mutasi; h. penilaian kinerja. Pengembangan karier PNS dilakukan
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi
Pemerintah, dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas. Adapun pelaksanaan pengembangan karier
tingkat instansi dilakukan oleh PyB (Pejabat yang Berwenang) dan ditetapkan oleh PPK
(Pejabat Pembina Kepegawaian). PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
15
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PPK adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan tugas dan fungsi di Kementerian PUPR, Biro Kepegawaian, Organisasi, dan
Tata Laksana memiliki Subbagian Pembinaan Karir yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan dan pengembangan pola karir pegawai serta pola
bimbingan dan konseling. Adapun Pusat Penilaian Kompetensi dan Pemantauan Kinerja
memiliki Bidang Pemetaan Karir Individu dan Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan penyusunan kebijakan teknis rencana, pelaksanaan, dan pengembangan
pemetaan karir.
Oleh karenanya ke depan diperlukan penataan tugas dan fungsi yang dilanjutkan dengan
penataan proses bisnis antar unit yang lebih baik, karena terjadinya fragmentasi tugas
dan fungsi memang akan mempersulit pola koordinasi antar unit sehingga tata kelola
menjadi tidak efektif yang berakibat pada tidak optimalnya penyelenggaraan
pengembangan karir.
16
pegawai, khusunya melalui pendidikan dan pelatihan. Namun demikian masih terdapat
kendala di mana rekomendasi penilaian kompetensi belum sepenuhnya digunakan
sebagai acuan di dalam upaya pengembangan kompetensi pegawai.
Di sisi lain ketersediaan assessor internal, penilai teknis, mentor dan konselor masih
belum memadai bila dibandingkan dengan aktivitas dan jumlah assessment yang
dibutuhkan. Sehingga ke depan diperlukan upaya-upaya bagi pemenuhan jumlah maupun
kualifikasi yang sesuai. Keberadaan assessor internal sangat penting mengingat
perannya sebagai penguji kompetensi yang mencakup pengukuran Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural dalam rangka menyediakan
informasi mengenai kemampuan PNS dalam melaksanakan tugas Jabatan. Konselor
merupakan pihak yang memberikan konseling yaitu proses untuk melakukan identifikasi
dan membantu penyelesaian masalah perilaku kinerja yang dihadapi PNS dalam
mencapai target kinerja. Keberadaan mentor juga sangat penting sebagai pembimbing
peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dari
orang yang lebih berpengalaman pada bidang yang sama
Pada tahun 2019 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019
Tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil yang merupakan amanat dari Pasal 78
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan
Pemerintah ini mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
17
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Selanjutnya diamanatkan bahwa Ketentuan penilaian
kinerja PNS dalam Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan 2 (dua) tahun setelah
diundangkan. Adapun Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus
ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
Beberapa tantangan dihadapi dalam penerapan Peratuan Pemerintah ini, antara lain
bahwa di dalam PP ini dikenal istilah Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil
adalah suatu proses sistematis yang terdiri dari perencanaan kinerja; pelaksanaan,
pemantauan, dan pembinaan kinerja; penilaian kinerja; tindak lanjut; dan sistem informasi
kinerja, yang tidak ada pada PP sebelumnya.
Penilaian Kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan
manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Hal ini membawa konsekuensi pada
penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai yang dalam prosesnya dilakukan dengan
memperhatikan: a. perencanaan strategis Instansi Pemerintah; b. perjanjian kinerja; c.
organisasi dan tata kerja; d. uraian jabatan; dan/atau e. SKP atasan langsung. Dengan
demikian, maka kinerja individu harus memiliki hubungan secara logis dengan kinerja
organisasi, di sisi lain kinerja organisasi harus dapat dijabarkan ke dalam kinerja individu.
Dalam PP ini juga diinisiasi istilah Indikator Kinerja Individu yang merupakan ukuran
keberhasilan kerja yang dicapai oleh setiap PNS, yang juga yang tidak ada pada PP
sebelumnya. Indikator Kinerja Individu disusun dengan memperhatikan kriteria: a. spesifik;
b. terukur; c. realistis; d. memiliki batas waktu pencapaian; dan e. menyesuaikan kondisi
internal dan eksternal organisasi. Adapun Target kinerja meliputi aspek: a. kuantitas; b.
kualitas; c. waktu; dan/atau d. biaya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka harus disiapkan regulasi atau peraturan terkait
Sistem Manajemen Kinerja di lingkungan Kementerian PUPR sebagai payung hukum
pelaksanaan, perlunya perubahan mindset pejabat penilai dalam melaksanakan penilaian
kinerja secara obyektif sesuai peraturan, penyiapan instrument pelaksanaan dalam
bentuk sosialisasi maupun bimbingan teknis, serta pembuatan sistem informasi kinerja
yang terintegrasi yang dapat berfungsi dalam perencanaan kinerja maupun pemantauan
dan evaluasi pelaksanaannya.
18
Pembentukan Manajemen Talenta Kementerian PUPR
Pada saat ini di dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negera (ASN)
sedang dikembangkan Manajemen Talenta (Talent Management) sebagai bagian dari
penguatan kompetensi, profesionalitas, dan daya saing ASN. Manajemen Talenta
merupakan bagian dari Manajemen Karier PNS dalam tata kelola Sistem Merit.
Manajemen Talenta adalah pengelolaan terhadap kelompok rencana suksesi untuk
mengisi suatu Jabatan tertentu yang akan diduduki. Adapaun yang dimaksud dengan
Kelompok Rencana Suksesi adalah sekelompok PNS yang tidak memiliki kesenjangan
kompetensi dan kesenjangan kinerja berdasarkan Data Hasil Analisis Kesenjangan
Kompetensi dan Data Hasil Analisis Kesenjangan Kinerja.
Paling tidak terdapat 5 (lima) proses yang harus dilalui dalam pelaksanaan Manajemen
Talenta, yaitu: perencanaan talenta (talent planning); pemetaan talenta (talent
identification); penetapan jabatan prioritas (critical job selection); hak dan kewajiban
talenta; dan asesmen dan seleksi. Di sisi lain pelaksanaan manajemen talenta harus
didukung dengan infrastruktur yang sekurang-kurangnya terdiri dari: Jabatan Prioritas;
Profil Talenta; Asesmen dan Seleksi; Komite Talenta (Talent Committee); Tim Penilai
Kinerja PNS; Mentoring dan Coaching; Program Pengembangan Talenta; Basis data
Sumber Daya Manusia; Portal Manajemen Talenta; dan Ketersediaan Anggaran.
Proses Bisnis dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memadai harus dibangun
sejak awal agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan manajemen talenta ini.
Sehingga tujuan Manajemen Talenta yang disusun dapat tercapai, antara lain yaitu:
Mewujudkan penempatan talenta terbaik pada posisi jabatan prioritas untuk mendukung
tercapainya visi dan misi Kementerian PUPR; Mempersiapkan PNS terbaik untuk
19
menduduki posisi jabatan prioritas yang setingkat lebih tinggi; Mewujudkan perencanaan
suksesi yang obyektif, terukur dan akuntabel; Membangun kepercayaan yang dapat
meningkatkan keterlibatan segenap PNS dalam organisasi Kementerian PUPR.
20
BAB
TUJUAN DAN SASARAN
II
Tujuan merupakan keadaan yang diinginkan oleh Pusat Pengembangan Talenta dan
bermaksud merealisasaikan. Tujuan juga merupakan pernyataan keadaan di waktu 5
tahun yang akan datang, di mana Pusat Pengembangan Talenta sebagai kolektivitas
mencoba untuk menimbulkannya.
Kondisi atau keadaan yang akan diwujudkan oleh Pusat Pengembangan Taelnta dalam
kurun waktu 2020 – 2024 yaitu:
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dari Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan Talenta selama 5 tahun dalam rangka pencapaian Sasaran Program
yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) atau hasil (outcome).
Sasaran yang akan dicapai oleh Pusat Pengembangan Talenta dalam kurun waktu 2020
– 2024 yaitu:
21
4. Tersusunnya peraturan terkait dengan Manajemen Talenta di Lingkungan
Kementerian PUPR.
Indikator kinerja: Presentase penyelesaian peraturan terkait manajemen talenta di
Kementerian PUPR.
Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai
sasaran dan indikator kinerja di dalam Penetapan Kinerja (PK) dan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) Pimpinan Pusat Pengembangan Talenta dalam rangka memenuhi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan sistem manajemen kinerja.
Dalam rangka menerapkan sistem menajamen kinerja, di mana harus terdapat kaitan logis
yang jelas antara sasaran organisasi dengan sasaran individu, maka seluruh Sasaran
Kegiatan dan Indikator Kinerja tersebut dijabarkan (cascading) kepada unit pelaksana
(bidang) dan selanjutnya dijabarkan kepada setiap pegawai. Penjabaran digambarkan di
dalam pohon kinerja sebagaimana yang terdapat di dalam Lampiran 2.
22
BAB ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
III REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Arah kebijakan dan strategi Unit Organisasi merupakan arah kebijakan dan strategi Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai. acuan di dalam perumusan
arah kebijakan dan strategi Pusat Pengembangan Talenta.
Arah kebijakan dan strategi memuat langkah yang berupa program indikatif untuk
memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan
dalam kurun waktu 2020 – 2024 serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian
Tujuan dan Sasaran Program yang telah ditetapkan oleh Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM).
KEBIJAKAN STRATEGI
23
KEBIJAKAN STRATEGI
24
KEBIJAKAN STRATEGI
Selanjutnya di dalam Renstra BPSDM Tahun 2020 – 2024 juga dicantumkan arah
kebijakan dan strategi dalam tahapan penyelenggaraan pengembangan talenta sebagai
berikut.
TAHUN STRATEGI
25
TAHUN STRATEGI
26
TAHUN STRATEGI
Arah kebijakan dan strategi Unit Kerja meruapakan arah kebijakan dan strategi Pusat
Pengembangan Talenta yang memuat langkah yang berupa program indikatif untuk
memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan
dalam kurun waktu 2020 – 2024 serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian
Tujuan dan Sasaran Kegiatan.
Tabel 3.3. Kebijakan dan Strategi Pusat Pengembangan Talenta Tahun 2020-2024
KEBIJAKAN STRATEGI
27
KEBIJAKAN STRATEGI
6 Peningkatan kualitas tata 6.1 Peningkatan tertib administrasi Barang Milik Negara
kelola dan pelayanan (BMN), administrasi keuangan, administrasi
internal kepegawai, dan pengelolaan arsip
6.2 Pelayanan perkantoran dan kerumahtanggan yang
memadai.
Kerangka Regulasi disusun sebagai bentuk operasionalisasi dari arah kebijakan. yang
diperlukan dalam rangka melaksanakan strategi dan untuk mencapai Sasaran Strategis,
Sasaran Program, dan Sasaran Kegiatan.
28
Kerangka Regulasi pada tingkat Unit Kerja tidak harus dalam bentuk Peraturan Menteri,
namun dapat juga berbetuk Surat Edaran atau produk hukum lainnya yang berfungsi untuk
mengarahkan implementasi pengembangan talenta di Kementerian PUPR.
Urgensi Pembentukan
Arah Kerangka Regulasi
Berdasarkan Evaluasi Penanggung Unit Terkait/ Target
No dan/atau Kebutuhan
Regulasi Eksisting, Kajian Jawab Institusi Penyelesaian
Regulasi
Dan Penelitian
Struktur Organisasi
29
b. pelaksanaan dan pembinaan penilaian potensi dan kompetensi, pemetaan dan
pengembangan karier, pemantauan manajemen kinerja pegawai, dan pengelolaan
talenta;
c. pembinaan dan pengembangan asesor, penilai teknis, mentor pengembangan karier,
dan pendamping penyusun kinerja pegawai;
d. pelaksanaan kepatuhan intern, manajemen risiko, dan sistem pengendalian intern
pemerintah di lingkungan Badan;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penilaian potensi
dan kompetensi, pemetaan dan pengembangan karier, pemantauan manajemen
kinerja pegawai, dan pengelolaan talenta; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
30
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Talenta
Kepala
Pusat Pengembangan
Talenta
Subbagian
Tata Usaha
Pusat Pengembangan Talenta yang memiliki peran strategis dan menjadi motor
penggerak utama dalam pengembangan SDM di lingkungan Kementerian PUPR perlu
didukung oleh SDM yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun berkualitas. SDM
merupakan aset vital yang berperan sebagai penggerak roda organisasi dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi. Oleh karenanya diperlukan pengelolaan
yang baik agar produktivitas SDM terus meningkat dan berkontribusi secara maksimal
bagi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Jumlah SDM pada Pusat Pengembangan Talenta pada Tahun 2019 sebanyak 44 orang,
yang terdiri dari 25 orang PNS dan 19 orang Non PNS. Komposisi pegawai berdasarkan
Golongan untuk PNS terdiri dari Golongan II sebanyak 10 orang terdiri dari 1 PNS dan 9
Non PNS, Golongan III sebanyak 26 arang terdiri dari 18 PNS dan 8 Non PNS, Golongan
IV sebanyak 7 orang PNS.
31
Gambar 3.2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
30
25
20
15
10
5
0
Golongan II Golongan III Golongan IV
32
BAB TARGET KINERJA DAN
IV KERANGKA PENDANAAN
Target Kinerja juga sebagai target Penetapan Kinerja dan Sasaran Kinerja pimpinan Pusat
Pengembangan Talenta yang akan dicapai pada setiap tahun pelaksanaan Renstra.
33
Tujuan/ Sasaran Target
No Indikator Kinerja
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL
8 Pengelolaan anggaran Nilai Kinerja
kegiatan Pelaksanaan Anggaran
89 90 91 93 95 95
Pengembangan Talenta Pusat Pengembangan
yang optimal Talenta
Presentase
pengelolaan anggaran
yang bebas dari
100% 100% 100% 100% 100% 100%
temuan material
(temuan yg harus ada
pengembalian).
Pengembangan
1 30,625,690 22,021,983 44,352,456 48,815,150 52,474,493 198,289,772
Talenta ASN
Pelaksanaan
2 Kepatuhan 1,570,399 1,129,225 2,274,268 2,503,103 2,690,744 10,167,739
Internal
Layanan Sarpras,
Dukuman
3
Manajemen dan
23,351,269 16,791,173 33,817,560 37,220,245 40,010,396 151,190,642
Layanan Internal
Jumlah 55,547,358 39,942,381 80,444,284 88,538,497 95,175,632 359,648,152.00
34
BAB
PENUTUP
IV
Rencana Strategis akan digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan tahunan melalui
penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Rancangan Renja) yang selanjutnya setelah
disesuaikan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) menjadi Renja untuk kemudian
digunakan sebagai pedoman di dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian PUPR. Rencana Strategis juga akan dijadikan sebagai acuan di dalam
evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Pusat Pengembangan Talenta sebagai
penilaian terhadap upaya-upaya yang dilakukan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Selanjutnya kebijakan beserta target kinerja yang telah ditetapkan di dalam Rencana
Strategis ini akan dievaluasi pada pertengahan (Tahun 2022) dan akhir periode 5 tahun
(Tahun 2024) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
35
Lampiran 1.
Matriks Kinerja dan Pendanaan Pusat Pengembangan Talenta
36
Lampiran 2.
Pohon Kinerja Pusat Pengembangan Talenta
Tingkat Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR; Indeks Pengembangan Kompetensi SDM Aparatur PUPR;
37
Pohon Kinerja Unit Eselon III dan IV
Indeks kualitas Persentase pegawai - Nilai Kinerja Pelaksanaan Persentase Persentase Nilai maturitas
Nilai akuntabilitas SPIP/penerapan
layanan internal yang terpenuhi standar Anggaran penyelesaian penempatan Persentase ASN
kinerja Pusat manajemen risiko
Pusat jam pengembangan - Presentase pengelolaan Pengembangan
peraturan terkait talenta pada yang dikembangkan
BPSDM
Pengembangan kompetensi minimal 20 anggaran yang bebas dari manajemen jabatan target talentanya
Talenta
Talenta. jam temuan material talenta Kementerian
SASARAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMETAAN KARIER SASARAN KINERJA KABID KEPATUHAN INTERNAL
38
Pohon Kinerja Jabatan Fungsional Pada Bidang Pemetaan Karier (1)
Terpenuhinya pelaksanaan Perencanaan dan Seluruh unit organisasi menerapkan Peta karier dimanfaatkan pada penempatan Penyelenggaraan assessmentt
pengembangan kompetensi pemrograman yang berkualitas manajemen kinerja pegawai dalam jabatan yang semakin berkualitas
Persentase pemenuhan pelaksanaan Persentase implementasi Tingkat penerapan manajemen kinerja Persentase pemanfaatan peta karier pada Tingkat kualitas layanan
pengembangan kompetensi program/kegiatan pada unit organisasi penempatan pegawai dalam jabatan assessment
Tersedianya pplikasi assessment yang sesuai Tersedianya assessor Tersedianya penilai teknis Tersedianya standar kompetnsi
NSPK, reliable dan user friendly untuk menjamin yang mencukupi dan yang mencukupi dan yang lengkap sebagai basis
kemudahan dalam penilaian kompetensi berkualias berkualias penilaian kompetensi
Tingkat kepuasan pengguna layananan aplikasi Tingkat ketersediaan Tingkat ketersediaan Persentase kelengkapan standar
assessmentt assessor penilai teknis kompetensi
Tingkat kualitas pelayanan pengembangan karier Presentase pegawai yang Persentase high flyer yang
(coaching clinic) memiliki peta karier dikembangkan
Tersedianya aplikasi manajemen kinerja yang Tersedianya pengelola Meningkatnya jpegawai PUPR yang dapat
sesuai NSPK, reliable dan user friendly untuk kinerja yang kompeten di tiap menyusun dan menilai kinerja sesuai ketentuan
menjamin kemudahan dalam penilaian kinerja unit kerja dan menyerahkan secara tepat waktu
pegawai
Tingkat kepuasan pengguna layananan aplikasi Persentase unit kerja yang Persentase pegawai yang menyusun dan
manajemen kinerja. memiliki pengelola kinerja menilai SKP sesuai ketentuan
39
Pohon Kinerja Jabatan Fungsional Pada Bidang Pemetaan Karier (2)
Terpenuhinya pelaksanaan Perencanaan dan Seluruh unit organisasi menerapkan Peta karier dimanfaatkan pada penempatan Penyelenggaraan assessmentt
pengembangan kompetensi pemrograman yang berkualitas manajemen kinerja pegawai dalam jabatan yang semakin berkualitas
Persentase pemenuhan pelaksanaan Persentase implementasi Tingkat penerapan manajemen kinerja Persentase pemanfaatan peta karier pada Tingkat kualitas layanan
pengembangan kompetensi program/kegitan pada unit organisasi penempatan pegawai dalam jabatan assessment
Tersedianya rekomendasi
Tersedianya instrumen pengembangan Tersedianya rekomendasi perbaikan
perbaikan sistem pengembangan
talenta yang akurat dan reliable pelaksanaan pengembangan talenta
talenta
40
Pohon Kinerja Jabatan Fungsional Pada Bidang Kepatuhan Internal
Meningkatnya budaya sadar risiko pada seluruh pegawai Unit kerja di lingkungan BPSDM mematuhi kebijakan manajemen
risiko Meningkatnya pengendalian risiko pada setiap kegiatan
BPSDM
SASARAN KINERJA JF ANALIS KEPEGAWAIAN AHLI MUDA (KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEM RISIKO )
Tersedianya Aplikasi manajemen risiko yang Seluruh kegiatan/aktivitas memiliki risk Meningkatnya kepatuhan dalam
sesuai NSPK, reliable dan user friendly register penerapan SOP
Tingkat Kepuasan pengguna layanan aplikasi Persentase pengisian risk register pada
manajemen risiko Tingkat kepatuhan penerapan SOP
sistem pengendalian risiko
Persentase pengendalian pada kegiatan/aktivitas Persentase kegiatan/aktivitas yang memenuhi Pesentase temuan hasil
yang berisiko tinggi standar pengendalian risiko pengawasan yang ditindaklanjuti
41
Lampiran 3.
MANUAL INDIKATOR KINERJA PUSAT PENGEMBANGAN TALENTA
Manual Indikator Kinerja Kepala Pusat Pengembangan Talenta
1 Meningkatnya kualitas pengelolaan Persentase ASN yang dikembangkan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑆𝑁 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
= 𝑥 100%
penilaian kompetensi, pemetaan talentanya 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑆𝑁 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
karir, dan penilaian kinerja
Definisi:
ASN yang dikembangkan talentanya adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut:
- ASN lulus seleksi administrasi yang dipersyaratkan sesuai Jabatan
- ASN yang memiliki nilai kinerja di atas yang dipersyaratkan
- ASN sudah diases dan hasil penilaian potensi kompetensi berada pada posisi 7,8,9 dalam matriks talenta.
- ASN yang memiliki track record baik.
- ASN mengikuti program pengembangan talenta (ASN yang mengikuti seleksi oleh komite manajemen talenta)
2 Meningkatnya kualitas manajemen Persentase penempatan talenta pada 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑗𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑡 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
= 100%
talenta jabatan target Kementerian 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- Talenta adalah pegawai potensial yang memiliki potensi, kompetensi dan kinerja tinggi serta sesuai dengan
persyaratan.;
- Jabatan target adalah jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi dan jabatan perbendaharaan yang setingkat
lebih tinggi atau jabatan kritis yang akan diisi oleh talenta.
- Data yang diolah untuk keperluan suksesi adalah data PNS yang berada di kotak 7, 8 dan 9 talent matrix (jumlah
data 1/3 dari data pemetaan karier)
3 Meningkatnya kepatuhan Nilai maturitas SPIP/penerapan Nilai maturitas SPIP/penerapan manajemen risiko dari hasil penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR.
internal/penerapan manajemen risiko manajemen risiko BPSDM
BPSDM
4 Tersusunnya peraturan terkait Persentase penyelesaian peraturan terkait 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
= 𝑥 100%
dengan Manajemen Talenta manajemen talenta 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- Peraturan yang diselesaikan adalah peraturan yang disusun hingga diterbitkan menjadi peraturan dalam bentuk
produk hukum.
42
NO SASARAN KINERJA INDIKATOR KINERJA RUMUS/FORMULA/CARA PERHITUNGAN
5 Terwujudnya Pusat Pengembangan Nilai akuntabilitas kinerja Pusat
Nilai Akuntabilitas Kinerja dari hasil penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR
Talenta yang reform dan akuntabel Pengembangan Talenta
6 Meningkatnya kompetensi pegawai Persentase pegawai yang terpenuhi
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 20 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖
Pusat Pengembangan Talenta standar jam pengembangan kompetensi = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
minimal 20 jam
Persentase pegawai dengan nilai Kinerja
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑎𝑖𝑘
yang BAIK. = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
7 Meningkatnya kualitas layanan Indeks kualitas layanan internal Pusat Merupakan indikator komposit yang diukur dari penjumlahan nilai-nilai sebagai berikut:
internal Pusat Pengembangan Pengembangan Talenta. - Tingkat kepuasan pegawai terhadap administrasii kepegawaian berdasarkan hasil survey
Talenta - Tingkat kepuasan layanan sarana dan prasarana perkantoran/kerumahtanggaan berdasarkan hasil survei
- Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan BMN
- Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
8 Pengelolaan anggaran kegiatan Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pusat Perhitungan dilakukan berdasarkan Peraturan.Menteri Keuangan Nomor 195/ PMK.05 /2018 Tentang Monitoring dan
Pengembangan Talenta yang optimal Pengembangan Talenta Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga
43
Manual Indikator Kinerja Kepala Bidang Pemetaan Karier
1 Penyelenggaraan assessment yang Tingkat kualitas layanan assessment Hasil survey kepada pengguna terhadap pelaksanaan assessment yang diukur dari waktu pemanggilan peserta,
semakin berkualitas ketersediaan sarana dan prasarana, pelayanan petugas, profesionalitas tim penilai dan persepsi penggunaan nilai
assessment
2 Peta karier dimanfaatkan pada Persentase pemanfaatan peta karier pada 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑟
= 𝑥 100%
penempatan pegawai dalam jabatan penempatan pegawai dalam jabatan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
3 Seluruh unit organisasi menerapkan Tingkat penerapan sistem manajemen 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑆𝑀𝐾
= 𝑥 100%
sistem manajemen kinerja (SMK) kinerja pada unit organisasi 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi
- Unit organisasi yang menerakan SMK adalah unit organisasi yang menyerahkan SKP seluruh pegawai (100%) sesuai
batas waktu yang ditetapkan.
4 Perencanaan dan pemrograman Tingkat implementasi program dan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑠𝑡𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
= 𝑥 100%
yang berkualitas kegiatan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑠𝑡𝑟𝑎
Definisi:
- Kegiatan di Renstra yang direalisasikan adalah keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun ybs.
- Kegiatan yang terdapat di Renstra adalah seluruh kegiatan tahunan yang terdapat di dalam Renstra
44
Manual Indikator Kinerja Kepala Bidang Kepatuhan Internal
1 Unit kerja di lingkungan BPSDM Tingkat keakuratan dokumen manajemen 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜/𝑆𝑃𝐼𝑃
= 𝑥 100%
mematuhi kebijakan manajemen risiko/SPIP unit kerja 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
risiko
Definisi:
- Perbandingan antara jumlah Unit Kerja yang memenuhi standar dokumen MR/SPIP dengan Unit Kerja seluruhnya.
- Standar dokumen MR/SPIP dalam bentuk checklist sesuai ketentuan.
- Dokumen MR/SPIP akurat adalah yang memenuhi indicator dalam cheklist.
2 Meningkatnya pengendalian risiko Persentase penurunan kejadian atas risiko 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
= 𝑥 100%
pada setiap kegiatan yang telah dilakukan pengendalian 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖
Definisi:
- Kejadian atas risiko yaitu kejadian risiko pada risiko yang dikendalikan (risiko signifikan yang disepakati bersama dan
sudah ada program mitigasi.
3 Meningkatnya budaya sadar risiko Tingkat pemahaman pegawai terhadap Dinilai dari hasil survey tingkat pemahaman pegawai terhadap manajemen risiko
pada seluruh pegawai Kementerian manajemen risiko
PUPR
45
Manual Indikator Kinerja Kasubbag Tata Usaha
1 Tertib administrasi BMN Nilai pengelolaan BMN Diukur Tingkat Kualitas Laporan BMN, Tingkat Efektifitas Pengelolaan BMN, dan Tingkat Efektifitas Pemanfaatan dan
Penertiban BMN sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Keuangan.
2 Tertib administrasi keuangan Nilai Pengelolaan Keuangan Keakuratan pemncatatan/pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai SAP yang ditetapkan Kementerian Keuangan
3 Tertib administrasi kepegawaian Tingkat penyelesaian administrasi 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑃𝑆𝑀𝐾 = 𝑥 100%
kepegawaian 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi
- Administrasi kepegawaian adalah selurh pencatata, pengurusan, perijinan dan sebagainya yang menyangkut
kepegawaian.
- Administrasi kepegawaian yang diselesaikan adalah administrasi kepegawaian yang diselesaikan sesuai SOP.
4 Terpenuhinya pelayanan sarana dan Tingkat penyelesaian pelayanan sarana 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑛𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 & 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝐼𝑃𝐾 = 𝑥 100%
prasarana perkantoran/ dan prasarana perkantoran/ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑛𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 & 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
kerumatanggaan kerumahtanggaan Definisi:
- PS Perkantoran & urusan kerumahtanggaan yang diselesaikan adalah PS Perkantoran & urusan kerumahtanggaan
yang diselesaikan sesuai SOP
5 Tertib pengelolaan arsip Nilai Pengelolaan Arsip Penilaian menggunakan Peraturan Kepala Arsip Nasional Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengawasan
Kearsipan.
Manual Indikator Kinerja JF Analis Kepegawaian Ahli Muda (SubKoordinasi Pemantauan Kinerja)
1 Tersedianya Aplikasi manajemen Tingkat Kepuasan Pengguna Layananan Diukur dari hasil survey pengguna layanan aplikasi manajemen kinerja di Kementerian PUPR
kinerja yang sesuai NSPK, reliable Aplikasi Manajemen Kinerja
dan user friendly untuk menjamin
kemudahan dalam penilaian kinerja
46
NO SASARAN KINERJA INDIKATOR KINERJA RUMUS/FORMULA/CARA PERHITUNGAN
2 Tersedianya pengelola kinerja yang Persentase unit kerja yang memiliki 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
= 𝑥 100%
kompeten di tiap unit kerja pengelola kinerja 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- Unit kerja adalah unit kerja yang ditetapkan oleh peraturan harus memiliki pengelola kinerja.
- Pengelola kinerja adalah pengelola kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan dan/atau memiliki
sertifikat sebagai pengelola kinerja.
3 Meningkatnya jumlah pegawai PUPR Persentase pegawai yang merencanakan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
= 𝑥 100%
yang dapat merencanakan dan dan menilai kinerja sesuai ketentuan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
menilai SKP sesuai ketentuan dan Definisi:
menyerahkan secara tepat - Pegawai yang merencanakan dan menilai kinerja adalah pegawai yang menyusun dan menilai kinerja melalui sistem
aplikasi dan dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan.
- Pegawai adalah seluruh pegawai Kementerian PUPR yang diwajibkan untuk merencanakan dan menilai Kinerja.
Manual Indikator Kinerja JF Analis Kepegawian Ahli Muda (SubKoordinasi Penilaian Kompetensi)
1 Tersedianya aplikasi assessment Tingkat kepuasan pengguna layananan Dikur dari hasil survey pengguna layanan aplikasi assessment di Kementerian PUPR
yang sesuai NSPK, reliable dan user aplikasi assessment
friendly untuk menjamin kemudahan
dalam penilaian kompetensi
2 Ketersediaan assessor yang Tingkat ketersediaan assessor 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
= 𝑥 100%
mencukupi dan berkualitas 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- Assessor yang bersertifikasi adalah Assessor yang memiliki sertifikat assessor, baik dari internal PUPR maupun
assessor independen
3 Ketersediaan penilai teknis yang Tingkat ketersediaan penilai teknis 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑘𝑛𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
= 𝑥 100%
mencukupi dan berkualitas 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑘𝑛𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑠𝑖
47
NO SASARAN KINERJA INDIKATOR KINERJA RUMUS/FORMULA/CARA PERHITUNGAN
Definisi:
- Penilai Teknis adalah Penilai yang melakukan pengukuran/penilaian kompetensi teknis sesuai masing-masing bidang
yang telah ditetapkan melalui SK Kepala BPSDM.
- Jumlah Penilai Teknis sesuai kapasitas pelaksanaan assessment di Balai dibagi dengan rasio ideal kemampuan penilai
teknis untuk menilai pegawai yaitu 1 penilai teknis menilai 60 pegawai
4 Ketersediaan standar kompetensi Persentase kelengkapan standar 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛
= 𝑥 100%
yang lengkap sebagai basis penilaian kompetensi 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
kompetensi
Manual Indikator Kinerja JF Analis Kepegawian Ahli Muda (SubKoordinasi Pengembangan Karier)
1 Meningkatnya kualitas pelaksanaan Tingkat kualitas pelayanan pengembangan Dikur dari hasil survey terhadap tingkat pemahaman peserta dan tingkat kepuasan peserta setelah mengikuti
pengembangan karier (coaching karier (coaching clinic) pengembangan karier
clinic)
2 Meningkatnya ketersediaan peta Persentase pegawai yang memiliki peta 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑢𝑠𝑛
= 𝑥 100%
karier pegawai karir 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
3 Terpenuhinya pengembangan talenta Persentase talenta high flyer yang 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑓𝑙𝑦𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛
= 𝑥 100%
high flyer dikembangkan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑓𝑙𝑦𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- High flyer yang dikembangkan adalah high flyer yang mengikuti program khusus telanta high flyer berdasarkan gap
terhadap sasaran karier.
- High flyer adalah pegawai yang memenuhi kriteria high flyer baik dari sisi administrasi, kompetensi maupuan kinerja.
48
Manual Indikator Kinerja JF Perencana Ahli Muda (SubKoordinasi Program)
1 Persentase persetujuan bahan Tingkat persetujuan bahan usulan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑢𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑖
= 𝑥 100%
usulan anggaran anggaran. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
Definisi:
- Bahan usulan anggaran yang disetujui adalah bahan usulan anggaran yang disetujui oleh Direktorat Jenderal
Keuangan (DJA), Kementerian Keuangan.
- Bahan usulan anggaran yang disampaikan adalah bahan usulan anggaran yang disampaikan oleh Pusat
Pengembangan Talenta
2 Pengelolaan akuntabilitas kinerja Tingkat ketepatan waktu penyampaian Diukur dari tingkat ketepatan waktu penyampaian dokumen Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat
memenuhi standar SAKIP dokumen SAKIP Pengembangan Talenta sesuai dengan peratuan yang ditetapkan oleh Inspektorat Jenderal dan/atau Kementerian
MenpanRB
Tingkat akurasi dokumen Laporan Diukur dari akurasi dokumen LAK yang disusun sesuai dengan format dan subtansi yang diatur dalam peratuan yang
Akuntabilitas Kinerja (LAK) ditetapkan oleh Inspektorat Jenderal dan/atau Kementerian MenpanRB
Tingkat ketepatan waktu dalam Diukur dengan membandingkan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyusun dokumen LAK dengan standar waktu
penyusunan dokumen Laporan yang ditetapkan di dalam SOP
Akuntabilitas Kinerja (LAK)
Manual Indikator Kinerja JF Analis Kepegawaian Ahli Muda (SubKoordinasi Pembinaan Dan Pengembangan Manajemen Risiko)
1 Tersedianya aplikasi manajemen Tingkat kepuasan pengguna layanan Dinilai dari hasil survey kepuasan pengguna aplikasi manajemen risiko
risiko yang sesuai NSPK, reliable dan aplikasi manajemen risiko
user friendly
2 Seluruh kegiatan/aktivitas memiliki Persentase pengisian risk register pada 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠) 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑖𝑠𝑘 𝑟𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟
= 𝑥 100%
risk register sistem pengendalian risiko 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠) 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
49
NO SASARAN KINERJA INDIKATOR KINERJA RUMUS/FORMULA/CARA PERHITUNGAN
3 Meningkatnya kepatuhan dalam Tingkat kepatuhan penerapan SOP 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑆𝑂𝑃
= 𝑥 100%
penerapan SOP 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- SOP yang diterapkan adalah SOP yang sudah ditetapkan oleh pimpinan masing-masing unit kerja.
- Unit Kerja adalah unit kerja di lingkungan BPSDM termasuk unit pelaksana teknis atau unit kerja mandiri
Manual Indikator Kinerja JF Analis Kepegawaian Ahli Muda (SubKoordinasi Pemantauan Manajemen Risiko)
1 Seluruh kegiatan/aktivitas yang Persentase pengendalian pada 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
= 𝑥 100%
memiliki risiko tinggi dilakukan kegiatan/aktivitas yang berisiko tinggi 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
pengendalian
Definisi:
- Risiko tinggi adalah risiko yang berstatus merah dalam sistem aplikasi manajemen risiko
- Risiko tinggi yang dikendalikan adalah risiko yang semula berstatus merah menjadi berstatus hijau dalam sistem
aplikasi manajemen risiko
2 Seluruh kegiatan/aktivtas dilakukan Persentase kegiatan/aktivitas yang 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
= 𝑥 100%
pemantauan untuk memastikan memenuhi standar pengendalian risiko 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
terlaksananya pengendalian risiko Definisi:
- Standar pengendalian risiko adalah stndar yang ditetapkan dalam bentuk chkeklist kesesuaian dalam pemantauan
manajemen risiko
- Kegaiatan adalah kegiatan pada 9 sektor yang dikendalikan dalam sistem manajemen risiko
3 Meningkatnya kepatuhan dalam Pesentase temuan hasil pengawasan yang 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑖
= 𝑥 100%
pelaksanaan pengawasan ditindaklanjuti 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Definisi:
- Temuan adalah temuan hasil pemeriksaan
- Unit Kerja adalah unit kerja di lingkungan BPSDM termasuk unit pelaksana teknis atau unit kerja mandiri.
50