Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

“PERENCANAAN DIKLAT”

Oleh:
Zharfa Shabrina Dinnisa (P07223119099)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan didalam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelumnya kami ucapkan kepada dosen yang telah


membimbing dan membantu kami, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika
ada kiritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

Samarinda, 30 Januari 2022

Zharfa Shabrina Dinnisa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II.......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Pengertian Perencanaan Diklat ........................................................................ 3
B. Tujuan Perencanaan Diklat .............................................................................. 4
C. Langkah-Langkah Perencanaan Diklat ............................................................ 5
D. Metode Perencanaan Diklat ............................................................................. 7
E. Indikator Perencanaan Diklat ........................................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, tentu diperlukan
rumusan tujuan yang akan dilaksanakan. Tujuan dirumuskan berdasarkan pada
analisis kebutuhan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Analisis kebutuhan ini
kemudian menjadi tolak ukur sekaligus koridor (batasan) dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan dan pelatihan. Analisis kebutuhan merupakan salah satu
bagian dari manajemen pelatihan yang salah satu fungsinya untuk memetakan hal-
hal yang diperlukan oleh peserta pelatihan sehingga pelatihan tersebut sukses
(Amin S, et al, 2020).
Seiring berkembangnya zaman, tuntuan akan produktivitas organisasi juga
semakin tinggi. Apapun jenis organisasinya baik profit maupun non-profit
secara otomatis harus mampu mengadapi komplekitas lingkungan. Demikian
halnya organisasi pemerintah baik di pusat maupun di daerah, kinerjanya
dituntut untuk selalu dapat melayani masyarakat beserta segala komplekitas
kebutuhannya sebagai koteks lingkungannya. Kinerja organisasi dapat
dikatakan sebagai akumulasi dari kinerja individu-individu yang bekerja sama
di dalamnya. Begitu pula dengan kinerja organisasi pemerintahan yang tidak
bisa lepas dari kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai individu-individu di
dalamnya (Ngindana R, et al, 2019)
Setiap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi Aparatur Sipil
Negara (ASN) tidak akan terlepas dari perencanaan kebutuhan diklat sesuai
dengan jenis kediklatan yang diselenggarakan. Perencanaan kediklatan ini
menjadi sangat penting, karena sangat terkait erat dengan penggunaan anggaran
negara. Pelaksanaan kegiatan diklat bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
aparatur sesuai dengan tupoksinya agar dapat meningkatkan kinerja dan
produktifitas instansi. Beberapa pertimbangan dalam pelaksanaan diklat bagi
aparatur adalah untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan karier
pegawai, promosi jabatan, tersedianya anggaran kebutuhan diklat dan pegawai
yang memenuhi untuk diikutkan dalam sebuah pelatihan (Matipanna A, 2020).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perencanaan diklat?
2. Apa tujuan dari perencanaan diklat?
3. Bagaimana langkah-langkah perencanaan diklat?
4. Apa metode yang digunakan dalam perencanaan diklat?
5. Apa saja indikator dalam perencanaan diklat?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian perencanaan diklat.
 Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan diklat.
 Untuk mengetahui langkah-langkah perencanaan diklat.
 Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam perencaan diklat.
 Untuk mengetahui indikator yang terdapat pada perencanaan diklat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Diklat


Perencanaan merupakan fungsi pertama dari kegiatan manajemen.
Perencanaan menjadi langkah awal dari segala macam rancangan suatu kegiatan.
Kegiatan perencanaan menjadi acuan penting bagi terlaksananya suatu kegiatan.
Terdapat banyak pendapat ahli mengenai pengertian dari perencanaan, seperti yang
dikemukakan oleh Sadili Samsudin bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan rencana atau program kegiatan. Suatu perencanaan selalu berkaitan
dengan tujuan.
Menurut Suwatno dan Rasto (2003) dalam Rispa (2019) mengemukakan
bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan bantuan kepada karyawan agar
dapat meningkatkan kemampuan kerja dan menumbuhkan pengertian tentang
status dirinya dan tujuan perusahaan. Perbedaan antara pendidikan dan pelatihan
yang sering kita pahami yaitu pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan umum dan sikap pegawai dan lebih banyak menekankan pada teori.
Sedangkan pelatihan merupakan untuk meningkatkan kecakapan. Pelatihan lebih
banyak menekankan pada kegiatan praktik.
Menurut notoatmodjo (2003) dalam Mulayanto (2021) mengemukakan
bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan menghasilkan
suatu perubahan perilaku sasaran pendidikan dan pelatihan. Secara konkret
perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran
pendidikan dan pelatihan. Kemampuan ini mencakup kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan sistem, maka proses pendidikan dan
pelatihan itu terdiri dari input (sasaran diklat) dan output (perubahan perilaku), dan
faktor yang mempengaruhi proses tersebut.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat dianalisis bahwa perencanaan
merupakan suatu pedoman utama dalam melakukan kegiatan. Perencaaan berisi
analisis kebutuhan suatu organisasi dalam jangka panjang mengenai suatu
kegiatan. Dengan adanya suatu perencanaan, diharapkan proses kegiatan menjadi
lebih terarah dan teratur sehingga dalam kegiatan pelaksanaan dapat berjalan sesuai
dengan rencana tersebut. Untuk memudahkan pencapaian dari tujuan, perencanaan

3
harus dilakukan secara matang. Perencanaan menjadi dampak utama terhadap
sukses dan gagalnya suatu program kegiatan.

B. Tujuan Perencanaan Diklat


Secara umum Pendidikan/Pelatihan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan
mereka, terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan
atau manajerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu
sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa pemerintah telah mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, pada
pasal 31 mengatur tentang Pendidikan/Pelatihan pegawai yaitu untuk mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar besarnya, diadakan pengaturan dan
penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan (Diklat) jabatan Pegawai.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan/Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai pasal 2 dan 3, bahwa Diklat
(Pendidikan/Pelatihan (Diklat) bertujuan agar:
1. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara operasional dengan didasi kepribadian
etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan instansi,
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa,
3. Memantapkan sikap dan semangat kepribadian yang berorientas pada
pelayanan, pengayoman, pemberdayaan masyarakat,
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola berpikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.
Adapun tujuan pelatihan dan pengembangan menurut Henry Simaroma,
meliputi dalam Lily (2018) :
1. Memperbaiki kinerja seperti memutakhirkan keahlian para karyawan
sejalan dengan kemajuan teknologi.
2. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten
dalam pegawai.
3. Memnbantu memecahkan persoalan oprasional.
4. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
4
5. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi.
Dalam menetapkan tujuan diklat perlu adanya penentuan prioritas
kebutuhan diklat yang termasuk kedalam tiga aspek penting dalam diklat, yaitu:
keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Tujuan yang jelas dan spesifik diperlukan
dalam rangka menentukan evaluasi program kemudian. Dalam menentukan tujuan
diklat perlu diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : peserta organisasi diklat,
materi/bahan pelajaran dan perubahan pelaksanaan tugas yang diharapkan.

C. Langkah-Langkah Perencanaan Diklat


Menurut Roesningsih (2009) dalam Yini (2020), perencanaan pelatihan
meliputi:
1. Menetapkan tujuan pelatihan
Tujuan sangat penting karena berfungsi sebagai arah dari seluruh
kegiatan diklat. Tujuan pelatihan yang ingin dicapai dirumuskan secara
jelas, terukur dan dapat dicapai. Dalam hal ini ditetapkan tujuan Diklat baik
tujuan umum yaitu mengambarkan tujuan yang ingin dicapai pada akhir
Diklat dan tujuan khusus yaitu menguraikan secara spesifik, tujuan yang
ingin dicapai untuk tercapainya tujuan umum pelatihan. Setelah tujuan
maka dapat dirumuskan strategi pelatihan yang sesuai.
2. Menyusun strategi pelatihan
Meyususn strategi pelatihan ini dilakukan untuk mengatur
mekanisme pelatihan agar pelaksanaanya efektif dan efisien. Memastikan
apakah relevan dengan kebutuhan atau motivasinya rendah atau tinggi.
3. Menentukan metode pelatihan
Ada beberapa metode yang dapat siterapkan dalam kegiatan diklat
yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, latihan, studi kasus,
brainstroming, seminar, resitation.
4. Membuat silabus
Silabus pada hakikatnya menjelaskan secara singkat mengenai
materi yang kaan dibahas dari setiap mata ajar dan tujuan yang hendak
dicapapi dari suatu pengajaran, atau tahap belajar-mengajar atau dengan
kata lain silabus merupakan penjabaran standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator kedalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran ddan pencapaian kompetensi untuk penilaian.
5
5. Menentukan materi pelatihan
Materi pelatihan yang akan diberikan harus sesuai dengan tujuan
pelatihan. Materi pelatihan (modul pelatihan, diklat/ buku-buku referensi,
unit-unit kompetensi yang dipilih dan lain-lain) yang akan diberikan kepada
peserta pelatihan disuusn berdasarkan silabus pelatihan. Hal ini bertujuan
untuk membantu pembawa materi menjalankan kursus pelatihan dan
menggunakan bahan lain dalam kemasan.
6. Membuat session plan
Session plan ini berisi tentang struktur dan prosedur dari diklat

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2009) dalam Rispa (2019) tahapan


dalam perencanaan diklat yaitu:
1. Analisis Kebutuhan Pelatihan
Tujuan analisis kebutuhan ini antata lain untuk mencari atau
mengindentifikasi kemampuan-kemampuan apa yang diperlukan oleh
karyawan dalam rangka menunjang kbutuhan organisasi/institusi. Untuk
mempertajam analisis ini seyogianya ditunjang dengan survei penjajakan
kebutuhan (need assessment).
2. Menetapkan Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan pada hakikatnya ialah perumusan kemampuan
yang diharapkan dari pelatihan tersebut, karena tujuan pelatihan ini ialah
perubahan kemampuan yang merupakan bagian dari perilaku, maka tujuan
pelatihan dirumuskan dalam bentuk perilaku (behavior objectives).
Misalnya, setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat
melakukan pencatatan dan pelaporan secara benar. Dasar untuk menyusun
tujuan pelatihan ini adalah hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang
telah dilakukan. Dalam tujuan pelatihan dibedakan menjadi dua, yakni:
a) Tujuan umum, yakni rumusan tentang kemampuan umum yang
akan dicapai oleh pelatihan ini peserta pelatihan mampu melakukan
deteksi dini kehamilan beresiko.
b) Tujuan khusus, yakni rincian kemampuan yang dirumuskan dalam
tujuan umum ke dalam kemempuan khusus. Misalnya tujuan umum
dalam contoh tersebut ke dalam kemampuan mengenal tanda-tanda

6
kehamilan beresiko. Kemampuan diagnosis kehamilan beresiko, dan
sebagainnnya.
3. Pengembangan Kurikulum
Dari tujuan-tujuan diklat yang telah dirumuskan tadi akan dapat
diketahui kemampuan-kemampuan apa yang harus diberikan dalam
pelatihan. Maka selanjutnya di identifikasi materi-materi atau bahan-bahan
pelajaran yang akan diberikan dalam pelatihan. Dengan kata lain materi-
materi apa yang dapat mengembangkan atau meningkatkan kemempuan
para peserta Diklat. Selanjutnya dilakukan identifikasi waktu yang
diperlukan untuk tiap-tiap materi atau topik/sub topik yang lebih terinci.
Setelah itu di tentukan metode belajar mengajar yang bagaimana yang akan
digunakan, serta alat bantu belajar yang bagaimana yang akan digunakan
serta bantu belajar yang diperlukan dalam pelatihan tersebut. Proses ini
disebut pengembangan kurikulum (curiculum develompment)
4. Persiapan Pelaksanaan Diklat
Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan terlebih dahulu
dilakukan persiapan, yang pada umumnya mencangkup kegiatan-kegiatan
administrasi, antara lain:
a) Menyusun silabus dan jadwal diklat (penjabaran kurikulum ke
dalam kegiatan pembelajaran)
b) Pemanggilan dan seleksi peserta
c) Menghubungi para pengajar atau pelatih
d) Penyusunan materi pelatihan peserta penyediaan bahan-bahan
refensi
e) Penyiapan tempat dana akomondasi peserta

D. Metode Perencanaan Diklat


Metode Pendidikan/Pelatihan (Diklat) menurut Siswanton (2005) dalam
Syaihol (2020) merupakan suatu cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi
secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan
(Diklat) untuk mengembangkan aspek kognitif, efektif dan psikomotorif tenaga
kerja terhadap tugas dan pekerjaannya.
Menurut Bangun Wilson (2012) mengemukakan metode diklat
(Pendidikan/Pelatihan (Diklat), yakni:
7
1. Metode latihan atau training terdiri dari lima cara yaitu:
a) Dalam Pekerjaan, pada metode ini peserta pelatihan langsung bekerja
di tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan
seorang pengawas. Kelebihan metode ini terletak pada pemberian
inovasi yang besar kepada peserta untuk belajar. Keberhasilan metode
ini sepenuhnya tergantung pada penatar.
b) Dalam Ruangan, metode pelatihan dilakukan di dalam kelas yang
biasanya dilakukan oleh perusahaan industri untuk memperkenalkan
pekerjaan kepada pegawai baru dan melatih merekamemperkenalkan
pekerjaan tersebut. Disini biasanya diberikan latihan jenis pekerjaan.
c) Bermain peran dan Demonstrasi, metode pelatihan dengan cara
peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara melakukan suatu
pekerjaan melalui contoh atau percobaan yang didemontarsikan.
Biasanya dilengkapi dengan kuliah, gambar-gambar, vidio dsb.
d) Simulasi, suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap
konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumapai. Melalui
simulasi dilakukan penampilan situasi atau kejadian semirip mungkin
dengan situasi yang sebenarnya, walaupun itu hanya merupakan tiruan
saja.
e) Magang adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian sehingga
para pegawai dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaan.
2. Classroom Methods, yang terdiri dari:
a) Ceramah, metode ini banyak diberikan dalam kelas. Pelatih
memberikan teori-teori yang diperlukan sementara yang dilatih
mencatat dan mempersiapkannya.
b) Rapat, pelatih memberikan suatu makalah tertentu dan peserta ikut
berpartisipasi memecahkan masalah tersebut. Peserta juga harus
menggunakan gagasan-gagasannya, saran-saranya berdiskusi dan
memberikan kesimpulannya.
c) Program instruksi, di mana peserta dapat belajar sendirikarena
langkahlangkah pengerjaanya sudah diprogram melalui kompute,
buku-buku petunjuk. Program instruksi melalui pemecahan informasi
kedalam beberapa bagian kecil sehingga dapat dibentuk program
pengajaran yang mudah dipahami dan saling berhubungan.
8
d) Studi Kasus, dalam metode ini dimana pelatih memberikan suatu kasus
kepada peserta. Kasus tidak dilengkapi dengan data yang lenkap karena
sengaja disembunyikan. Tujuanya agar peserta terbiasa mencari data
dari pihak eksternal dalam memutuskan suatu kasus yang dihadapinya.
e) Rol Playing, metode ini dilakkan dengan menunjuk beberapa orang
untuk memainkan suatu peranan di dalam sebuah organisasi tiruan.
Misalnya hubungan antara atasan dengan bawahan dalam situasi
tertentu.
f) Diskusi, melalui metode ini peserta dilatih untuk erani memberikan
pendapat dan rumusannya serta cara-cara menyakinkan orang lain agar
percaya terhadap pendapat itu, selain itu peserta juga dilatih untuk
menyadari bahwa tidak ada rumusan mutlak benar, sehinga dengan
demikian ada kesediaan untuk menerima penyempurnaan dari orang
lain, menerima informasi dan memberi informasi.
g) Seminar, cara ini bertujuan untuk mengembangkan kecakapan dan
keahlian peserta dalam menilai dan memberikan saran-saran yang
konstruktif mengenai pendapat oang lain. Peserta dilatih mempersepsi
dan mengevaluasi, menerima atau menolak pendapat oang lain.

E. Indikator Perencanaan Diklat


Adapun indikator dari Pendidikan/Pelatihan (Diklat) adalah menurut Rae
dalam (Sofyandi, Herman, 2013) :
1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan
kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up to date.
2. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk
subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar
peserta pelatihan.
3. Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai
sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belajar.
4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok
yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi
tersebut.

9
5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelengaraan pelatihan dapat
dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis pelatihan, dan
apakah makanannya memuaskan.

Selain itu indikator yang dapat mengukur variabel Pendidikan/Pelatihan


(Diklat) meliputi menurut Anwar (2013) :
1. Waktu pelaksanaan DIKLAT, yang mencakup :
a) Frekuensi Peserta Mengikuti Diklat
b) Kesesuaian Pelaksanaan Diklat dengan waktu yang ditetapkan
2. Peserta DIKLAT, yang mencakup :
a) Intensitas kehadiran peserta
b) Latar Belakang Pendidikan
3. Metode Penyampaian materi DIKLAT, yang mencakup :
a) Mekanisme Penyampaian materi DIKLAT oleh instruktur
b) Peran/partisipasi aktif peserta dalam kegiatan DIKLAT
c) Komunikasi antara instruktur dan peserta DIKLAT
4. Instruktur, yang mencakup
a) Kemampuan/penguasaan instruktur terhadap materi DIKLAT
5. Sarana dan Prasarana DIKLAT, yang mencakup :
a) Kesesuaian antara tempat pelaksanaan dengan jumlahpeserta
DIKLAT
b) Ketersediaan peralatan, perlengkapan dan kebutuhan DIKLAT
6. Materi DIKLAT, yang mencakup :
a) Kesesuaian materi DIKLAT dengan tugas dan pekerjaan peserta.
b) Penerapan/aplikasi materi diklat dalam pelaksanaan tugas

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencaaan berisi analisis kebutuhan suatu organisasi dalam jangka panjang
mengenai suatu kegiatan. Dengan adanya suatu perencanaan, diharapkan proses
kegiatan menjadi lebih terarah dan teratur sehingga dalam kegiatan pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana tersebut. Secara umum Pendidikan/Pelatihan
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada personil dalam meningkatkan
kecakapan dan keterampilan mereka, terutama dalam bidang-bidang yang
berhubungan dengan kepemimpinan atau manajerial yang diperlukan dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Langkah-langkah perencanaan diklat ialah, menetapkan tujuan pelatihan,
menyusun strategi pelatihan, menentukan metode pelatihan, membuat silabus,
menentukan materi pelatihan, membuat session plan. Metode pada perencanaan
diklat dapat menggunakan metode latihan atau training atau classroom methods.
Dalam indikator perencanaan diklat yang harus diperhatikan ialah, isi pelatihan,
metode pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan, dan
fasilitas pelatihan.

B. Saran
Untuk memudahkan pencapaian dari tujuan, perencanaan harus dilakukan
secara matang. Hal ini dikarenakan perencanaan diklat merupakan suatu pedoman
utama dalam melakukan suatu kegiatan pelatihan. Langkah-langkah maupun
metode yang digunakan harus sesuai dengan analisis kebutuhan diklat.
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna dalam menulis
makalah ini, kami memohon saran dan kritik dari para bapak dan ibu dosen agar
kedepannya kami bisa lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan dapat dipercaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adicahya, Y. (2020). Optimalisasi fungsi perencanaan pada program pendidikan dan


pelatihan tenaga teknis keagamaan di Balai Diklat Keagamaan Bandung. Tadbir:
Jurnal Manajemen Dakwah, 5(3), 263-284.
Amin, S., & Nurhadi, A. (2020). Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam
Meningkatkan Kompetensi Guru Pai Dan Budi Pekerti. Islamic Management:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(02), 83-100.
Matippanna, A. (2020). Manajemen Resiko Pada Analisis Kebutuhan Diklat Dalam
Perencanaan Diklat ASN. JURNAL SIPATOKKONG BPSDM SULSEL, 1(2),
123-131.
Mulyanto, M. (2021). Mewujudkan Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui
Peran Kepemimpinan, Kompetensi, Perencanaan Anggaran, Diklat Dan
Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Dan Disiplin. Jurnal Stie Semarang (Edisi
Elektronik), 13(1), 70-80.
Ngindana, R., & Hermawan, R. (2019). Analisis Kebutuhan Diklat Pegawai Negeri Sipil
Berbasis Kesenjangan Kerja Unit Kerja Di Lingkungan Pemerintah Kota
Mojokerto. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan Politik (JISoP), 1(1), 1-11.
Safitri, A., & Yusiyaka, R. A. (2020). PENGELOLAAN DIKLAT PENGUATAN
KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA
SEKOLAH (STUDI KEPALA SEKOLAH SDN DI KABUPATEN
SUKABUMI). JURNAL OBOR PENMAS, 3(1), 203.
Setiyani, L. (2018). Perancangan Sistem Informasi Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat)
Di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto. Jurnal Interkom: Jurnal
Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, 13(1), 18-27.

12

Anda mungkin juga menyukai