Anda di halaman 1dari 127

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Satuan Pekerjaan Mobilisasi dan Nomor Pembayaran :
Lump Sum (Ls) Demobilisasi I.1.1

1.1. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan yaitu
No. Alat Unit
1 Excavator 7
2 Concrete Mixer 13
3 Welding Set 12
4 Generator Set 6
dan personil sesuai yang tercantum dalam kontrak, dari tempat aslinya ke lokasi
pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud dengan
demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan personil dari lapangan
pekerjaan ke tempat semula.

1.2. Cara Pelaksanaan


1. Mobilisasi
• Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai
kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus membuat jadual mobilisasi peralatan yang dilengkapi
dengan keterangan jumlah, jenis, kondisi dan kapasitas setelah menerima
SPMK.
• Jumlah, jenis, kondisi dan kapasitas peralatan yang dimobilisasi sesuai
yang tercantum dalam kontrak dengan persetujuan Direksi.
• Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada pengguna
jasa perihal kedatangan peralatan dengan persetujuan Direksi. Dan bila
dipandang perlu, Direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun
personil atas tanggungan penyedia jasa.
• Setiap perubahan jadual mobilisasi peralatan harus dengan persetujuan
Direksi.
• Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila salah satunya
dipindahkan dari lokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi.
Dan bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan
dengan seijin Direksi.
• Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas untuk keamanaan peralatan di
lokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa dengan
persetujuan Direksi.
2. Demobilisasi
• Penyedia Jasa harus membuat jadual demobilisasi peralatan yang
dilengkapi dengan keterangan jumlah, jenis, kondisi dan kapasitas.
• Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada pengguna
jasa perihal pengembalian peralatan dengan persetujuan Direksi.
• Setiap perubahan jadual demobilisasi peralatan harus dengan persetujuan
Direksi.
• Peralatan yang berada di lokasi pekerjaan, bila salah satunya
dikembalikan/dipindahkan dari lokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Direksi.

1.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Alat berat terguling, Kecelakaan Lalu Lintas, Gangguan
Lalu Lintas (Kemacetan), Jalan umum Rusak dan Berdebu, Menimbulkan
Kebisingan dan Gangguan Pernafasan dan Mata Oleh karena itu
Operator/Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan.

1.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:
- Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil
telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima baik oleh direksi.
- Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan
demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum (LS) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

2. Biaya Penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan


konstruksi
Satuan Pekerjaan Biaya Penyelenggaraan Nomor Pembayaran:
Lump Sum (Ls) Keamanan dan Kesehatan 1.2
Kerja serta Keselamatan
Konstruksi

2.1. Umum
Biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja agar bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi dapat
meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko kerugian moral maupun
material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan lingkungan
sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien

2.2. Cara Pelaksanaan/Penyelenggaraan


Penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi
meliputi :
1. Penyiapan RK3K terdiri atas :
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
a. Induksi K3 (Safety Induction)
b. Pengarahan K3 (Safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting)
c. Simulasi K3
d. Spanduk (banner) K3
e. Poster
f. Papan Informasi K33
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
a. Pembatas Area Kerja (Safety line)
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
a. Helm Pelindung (Safety Helmet)
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
c. Sarung Tangan (Safety Gloves)
d. Sepatu Safety (Staf)
e. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
f. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
g. Masker
5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :
a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
6. Personil K3 terdiri atas :
a. Petugas P3K
7. Fasilitas sarana kesehatan:
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban,
dll)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan,
Tensi Meter, dll)
8. Rambu - Rambu Terdiri Atas :
a. Rambu Peringatan
b. Rambu Kewajiban
c. Rambu Pekerjaan Sementara
d. Tongkat Pengatur lalu lintas
e. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api
b. Bendera K3
c. Program Inspeksi Dan Audit Internal
d. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden

2.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertusuk Benda Tajam/tumpul, terkena peralatan
kerja Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat
bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan.
2.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
1. Pengukuran prestasi pekerjaan biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi berdasarkan jumlah yang
telah terbeli dan sesuai dalam rincian kebutuhan dengan persetujuan
Direksi.
2. Pembayaran pekerjaan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan
kerja serta keselamatan konstruksi berdasarkan satuan LS yang
dilaksanakan dan terbeli dilapangan serta sesuai dalam rincian kebutuhan
dengan persetujuan oleh direksi pekerjaan.

3. Pembersihan dilokasi bangunan


Satuan Pekerjaan Pembersihan dilokasi bangunan Nomor Pembayaran :
Meter Persegi 2.3.1.1., 2.5.1.1.,
2 3.2.1.1., 4.1.12
(m )

3.1. Umum
Stripping/Kosrekan adalah pengupasan lapisan tanah bagian atas yang bertujuan
untuk pembongkaran dan pembersihan bahan-bahan organik seperti rumput,
lapisan tanah permukaan dan akar tumbuhan pada area rencana bangunan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan kolam dan rumah pompa, Bak Reservoir, dan
pekerjaan bangunan lain perlu dilakukan pembersihan pada area lokasi
pekerjaan.

3.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan Intake dan Bak
Reservoir dari semua tumbuhan, termasuk pohon- pohon/semak-semak.
b. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang- lubangnya
dengan tanah dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua
bahan-bahan hasil pembersihan lokasi.
c. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi dari pepohonan dengan
menebang dan mencabut akar-akarnya, kemudia membuang keluar dari
lokasi pekerjaan.
d. Pelaksanaan pembersihan lokasi dapat menggunakan tenaga manusia atau
alat bantu lain dimungkinkan digunakan saat pelaksanaan pembersihan
lokasi seperti chain saw dan lain-lain.
3.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti tergigit binatang berbisa, terkena alat berat dan terjatuh.
Oleh karena itu Operator/Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

3.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi ini berdasarkan
jumlah luas area yang dilaksanakan dan yang tertera pada gambar dan
disetujui oleh direksi.
2. Pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi ini berdasarkan satuan meter
persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini telah mencakup seluruh
upah tenaga, bahan dan peralatan.

4. Galian Tanah (Manual)


Satuan Pekerjaan Galian Tanah (Manual) Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) 2.1.1., 3.1.1. 4.1.1

4.1. Umum
Galian tanah biasa adalah pekerjaan Galian dan pemindahan volume tanah dari
satu tempat ketempat yang lain dengan menggunakan tenaga manusia.

4.2. Cara Pelaksanaan


a. Galian tanah dilaksanakan pada semua tapak dari bangunan utama,
bangunan pelengkap serta jaringan pipa yang tidak memungkingkan
menggunakan alat berat (mekanis).
b. Pekerjaan galian tanah biasa hendaknya dilaksanakan sesuai gambar kerja
dengan persetujuan direksi.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan bangunan utama, bangunan pelengkap lainnya serta
jaringan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman.
d. Penggalian harus bertahap sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan
yang akan dipasang.
e. Pekerjaan penggalian tanah untuk bangunan utama, bangunan pelengkap
dan jaringan pemasangan pipa harus segera diikuti dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan
penimbunan/pengurukan kembali dengan segera setelah mendapat
persetujuan Direksi.
f. Lokasi galian tanah biasa untuk pekerjaan bangunan utama, bangunan
pelengkap serta jaringan pipa dan perlengkapan lainnya harus dibuat sesuai
dengan gambar kerja.
g. Bila dijumpai kondisi lapangan tidak sesuai dengan gambar kerja, maka
penyedia jasa segera melaporkan kondisi tersebut kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
h. Dimensi galian hendaknya selalu di cek dan diperiksa untuk mendapatkan
dimensi galian yang tepat berdasarkan gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
i. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galian-galian tanah berlumpur
atau bekas galian terlalu dalam maka harus diurug dengan material tanah
yang disetujui Direksi. Urugan tersebut kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat konvensional (manual) untuk memperoleh bentuk dan permukaan
galian yang sesuai dengan gambar kerja.
j. Batu besar, batang kayu dan lain-lain yang mengganggu/menghalangi
pekerjaan penggalian dan pemasangan konstruksi harus dipindahkan.
k. Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian lokasi penggalian terjadi
kelongsoran atau keruntuhan yang menyebabkan tertimbunnya, maka
penyedia jasa harus memperbaiki sampai pekerjaan pemasangan tersebut
selesai.
l. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang akan
dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
m. Apabila di dalam galian dijumpai air yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka penyedia jasa hendaknya mengerinkan. Biaya yang
ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan tersebut adalah tanggung jawab
penyedia jasa.
n. Semua penggalian baik pada jalur jaringan pipa maupun tapak bangunan
lainnya tidak diperkenankan mengganggu lalu lintas pengguna jalan baik
yang ada pada poros jalan maupun yang menuju ke poros jalan.

4.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Terkena Alat Gali, Tertimbun Longsoran Tanah,
Tergelincir/terjatuh serta Gangguan Pernafasan dan Mata disebabkan oleh Debu.
Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat
bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan.

4.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran prestasi pekerjaan galian tanah biasa didasarkan pada jumlah
yang telah dikerjakan, seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
2. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik (m3)
yang telah dilaksanakan di lokasi pekerjaan serta sesuai dengan gambar
kerja yang disetujui Direksi atau sesuai yang terlaksana di lokasi pekerjaan.

5. Galian Tanah (Mekanis)


Satuan Pekerjaan Galian Tanah Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) (Mekanis) 2.1.15., 2.3.1.2., 2.4.1.1., 2.5.1.2.,
2.6.1.1., 3.1.15., 3.2.1.2., 3.3.1.1.,
4.1.11, 4.2.1.2,

5.1. Umum
Galian tanah mekanis adalah pekerjaan galian tanah pada lapisan permukaan
tanah menggunakan tenaga bantuan alat excavator yang disetujui Direksi.
Penyedia jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah sesuai garis dan
elevasi yang tertera pada gambar. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian,
penanganan pembuangan, pembuatan stok tanah atau material lain pada lokasi
yang ditentukan oleh direksi.

5.2. Cara Pelaksanaan


a. Pekerjaan galian tanah hendaknya dilaksanakan sesuai gambar kerja
dengan persetujuan Direksi.
b. Pekerjaan galian tanah dilaksanakan sedemikian rupa dengan
menggunakan alat berat Excavator sehingga memungkinkan pipa dan
bangunan dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Galian tanah
yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang keluar area
kerja. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan menurut direksi,
maka akan dipakai sebagai bahan timbunan.
c. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapat persetujuan dari direksi.
d. Material dari hasil galian dibuang ke sisi lokasi pekerjaan secara rapi atau
dibuang keluar area kerja atau ditempat yang tidak menggangu jalannya
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat Dump Truk dan tidak
mengotori pandangan setelah pekerjaan selesai.
e. Setiap Material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan, maka
bahan timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa kelokasi yang
ditentukan oleh direksi.
f. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan
biaya pembuangan material yang berlebih termasuk biaya pengangkutan
dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
g. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman
dari longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga.
h. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa harus
memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

5.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Terkena Alat Gali, Tertimbun Longsoran Tanah,
Tergelincir/terjatuh serta gangguan pernafasan dan mata disebabkan oleh debu.
Oleh karena itu Operator/Pekerja agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

5.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan jumlah yang
telah dilaksanakan dan tertera pada gambar atau yang ditentukan dan
mendapatkan persetujuan oleh direksi.
2. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan meter kubik (m3)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan galian tanah ini telah mencakup pengangkutan pembuangan
yang ditentukan oleh direksi bilamana tanah tersebut tidak dapat
dipergunakan sebagai bahan timbunan.

6. Galian Tanah Berbatu (Mekanis)


Satuan Pekerjaan Galian Tanah Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) Berbatu (Mekanis) 2.4.1.2., 2.6.1.2., 3.3.1.2.

6.1. Umum
Galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian tanah pada lapisan permukaanya
yang mengandung batu menggunakan tenaga bantuan alat mekanis yang
disetujui Direksi.

6.2. Cara Pelaksanaan


a. Pekerjaan galian tanah berbatu hendaknya dilaksanakan sesuai gambar
kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pekerjaan galian tanah berbatu dilaksanakan sedemikian rupa dengan
menggunakan alat berat Excavator sehingga memungkinkan pipa dan
bangunan dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Galian tanah
berbatu yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang
keluar area kerja. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan
menurut direksi, maka akan dipakai sebagai bahan timbunan.
c. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapat persetujuan dari direksi.
d. Material dari hasil galian dibuang ke sisi lokasi pekerjaan secara rapi atau
dibuang keluar area kerja atau ditempat yang tidak menggangu jalannya
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat Dump Truk dan tidak
mengotori pandangan setelah pekerjaan selesai.
e. Setiap Material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan, maka bahan
timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa kelokasi yang ditentukan
oleh direksi.
f. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya
pembuangan material yang berlebih termasuk biaya pengangkutan dan
perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
g. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup aman
dari longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga.
h. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa harus memberitahukan
kepada direksi untuk pemeriksaan.

6.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Terkena Alat berat, Tertimbun Longsoran Tanah. Oleh
karena itu Operator/Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

6.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah berbatu ini berdasarkan
jumlah yang telah dilaksanakan dan tertera pada gambar atau yang
ditentukan dan mendapatkan persetujuan oleh direksi.
2. Pembayaran pekerjaan galian tanah berbatu ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan galian tanah berbatu ini telah mencakup
pengangkutan pembuangan yang ditentukan oleh direksi bilamana tanah
tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.

7. Timbunan Tanah kembali


Satuan Pekerjaan Timbunan tanah Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) kembali 2.1.2., 2.4.1.3., 2.6.1.3.,
3.1.2., 3.3.1.3., 4.1.2

7.1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali adalah pekerjaan
menimbun kembali pada bagian pekerjaan galian konstruksi, dimana ukuran
timbunan kembali hasil galian konstruksi tersebut harus sesuai yang ditunjukkan
pada gambar atau ditentukan oleh direksi.
7.2. Cara Pelaksanaan
a. Material dari urugan kembali dapat diambil dari material hasil galian tersebut
maupun dari area lain sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.
b. Material untuk bahan timbunan harus bebas dari berbagai bahan organik
atau yang sukar dihancurkan seperti batu, batang-batang kayu dan sisa
akar-akar pohon.
c. Sebelum melaksanakan timbunan, pada lokasi harus bersih dari material
yang tidak dipakai, harus diratakan terlebih dahulu.
d. Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan dan dirapikan.

7.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti terkena alat, tergelincir/terjatuh. Oleh karena itu
Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar
tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan.

7.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran pembayaran pekerjaan timbunan kembali ini berdasarkan
jumlah volume yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
2. Pembayaran pekerjaan timbunan kembali ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan timbunan ini telah mencakup biaya-biaya pengadaan dan
pengangkutan bilamana diperlukan material tanah timbunan dari luar lokasi
pekerjaan, biaya-biaya untuk melakukan pengujian, biaya-biaya untuk
menempatkan bahan-bahan tersebut dalam lapisan-lapisan, pembasahan
atau pengeringan bahan dan pemadatan bahan serta pekerjaan-pekerjaan
lainnya yang dianggap perlu dan berkaitan dengan ini, termasuk semua biaya
upah, bahan-bahan peralatan kerja dan lain-lain.
8. Pekerjaan Beton K-100
Satuan Pekerjaan Lantai Kerja Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) 2.3.2.1., 2.4.2.1., 2.5.2.1.,
3.2.2.1., 4.2.2.1

8.1. Umum
Pada pekerjaan ini semua pemakaian beton untuk kelas K-100 dengan ukuran
maksimum batu pecah (agregat kasar) 20 mm s/d 30 mm, berat PCC tiap m3
beton 326 kg, berat maksimum air 0,66 Kg dengan tingkat pengawasan ketat.

8.2. Cara Pelaksanaan


a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland Komposit
(PCC), produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
b. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%.
c. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam, bahan-bahan organis.
d. Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI 07-2529- 1991 dan
PBI 1971.
e. Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI 03-2417-1991)
f. Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus mendapat persetujuan
Direksi.
g. Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat diukur
menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus dengan persetujuan
Direksi.
h. Semua volume dan berat agregat, semen dan air harus ditakar dengan
seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan
penyedia jasa maka konstruksi beton yang ssudah dicor akan diperintahkan
untuk segera disingkirkan.
i. Pengujian slump beton segera setelah beton keluar dari mixer (molen).
i. Slump minimum = 5.0 cm
ii. Slump maximum= 12.5 cm
j. Penyedia jasa harus membuat merawat dan mengadakan test-test kubus
beton pada laboratorium beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri. Test
yang dilakukan pada waktu kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5
m3 beton yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari yaitu
untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan
dari bagian mana beton diambil. Jika digunakan beton ready mix, maka dari
setiap truck dibuat benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.
k. Penyedia jasa harus membuat laporan lengkap mengenai hasil test kubus
dilaboratorium dan disampaikan pada Direksi. Secara rutin.
l. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelum penyedia jasa harus
membuat laporan tertulis kepada Direksi yang menyebutkan :
i. Jumlah volume beton yang dicor
ii. Jumlah alat-alat pengecoran a.l. mixer, vibrator yang tersedia di
lapangan.
iii. Jumlah Portland cement composite yang tersedia dilapangan.
iv. Jumlah pasir, koral/kerikil yang tersedia dilapangan.
v. Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
vi. Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia dilapangan.
vii. Jumlah alat-alat slump yang tersedia dilapangan viii.Jumlah tenaga kerja
yang ada dilapangan
viii. Perbandingan campuran beton yang akan dilaksanakan
ix. Time schedule pelaksanaan pengecoran
x. Skema jalannya pengecoran sampai selesai
m. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut diatas terpenuhi,
dan disetujui Direksi.
n. Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang dibuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran
beton, kecuali jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak antara bahan tersebut
dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara
yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar
adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.
o. Prosedur Pemasangan Beton yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti
standar ini, Tukang Batu & Operator Concrete Mixer yang diperkerjakan
adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
1. Persiapan dan permukaan yang akan dicor
Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan
beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan
dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja
harus dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran, permukaan
tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba
saat pengecoran. Bagaimana juga permukaan tersebut harus bebas dari
air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran- kotoran pada
saat pengecoran beton.
2. Sambungan beton
Bidang-bidang beton yang lama yang akan berhubungan erat dengan beton
baru. Dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar
pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus
dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus
dibasahi dengan air sampai jenuh. Setelah permukaan disiapkan dengan
persetujuan Direksi, sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua
permukaan sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu
dengan spesi mortel dengan susunan yang sama seperti yang terdapat
dalam betonnya. Lapisan spesi mortel tersebut harus tersebar merata dan
harus dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh liku-liku permukaan
beton lama yang tidak rata, sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat
untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan beton
lama.
3. Persiapan pengecoran
Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting, pekerjaan tulangan
dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan persiapan
seluruh permukaan tempat pengecoran belum disetujui Direksi. Seluruh
permukaan beketing dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton
yang tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus
dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.
4. Penyingkiran Air
Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang memasuki tempat
pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh
dicor di dalam air tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa juga tidak
dibenarkan membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup
umurnya dan mencapai pengerasan awal.
5. Pembuatan beton dan peralatannya
a. Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih.
b. Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan
mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton- beton
tengangan karakteritiknya lebih besar dari 225 kg/cm2, harus
diperlengkap dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat jumlah
air pencampur yang dimasukkan dalam drum pengaduk.
c. Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-
takaran semen, agregat dan air harus disetujui Direksi sebelum dapat
dipergunakan.
d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli dengan jalan
pemeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.
e. Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang
dimasukkan kedalam drum pengaduk adalah cukup tetap, atau perlu
dikoreksi dalam hubungannya dengan faktor air semen yang diinginkan.
f. Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan waktu
pengadukan bergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya
adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 15 menit sesudah bahan
termasuk air berada didalam molen, selama molen itu harus terus berputar
pada kecepatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang
merata pada akhir waktu pengadukan.
g. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan
susunan dan warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan
beton tidak memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer karena
kesalahan dalam pemberian jumlah air pencampur atau sudah mengeras
sebagian atau yang tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan
ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
h. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan
beton yang sebagian telah mengeras di dalam molen.
i. Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima material-
material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk harus dibersihkan dan
dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan dibuat
berbeda mutunya.
6. Penolakan dari beton
a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan.
Penyedia Jasa harus mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-
beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan
instruksi yang diberikan oleh Direksi.
b. Syarat kekuatan beton. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam PBI.
7. Pengangkutan dan pengecoran
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Penyedia Jasa
harus memberi tahu Direksi dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak
ada persetujuan Direksi, maka Penyedia Jasa akan diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri. Penyedia Jasa harus
mendapatkan izin dari Direksi setiap kali akan mulai mengecor.
Pengecoran beton tidak diizinkan, bila Direksi berpendapat bahwa
Penyedia Jasa tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani
pengecoran, proses pengecoran dan penyelesaian beton.
b. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar
atau dengan persetujuan Direksi.
c. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui menurut
ketentuan atas persetujuan Direksi.
d. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu (1) jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus
menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih
panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi. Beton harus dicor
sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.
e. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi
pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan
beton harus lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang belum
dicor. Metode dan cara pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
f. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam
papan bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral
dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau
tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh
dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaan bekisting diatas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan
beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui
1,5 meter dibawah ujung corong.
g. Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah
dicor pada tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih
dari 2 meter arah mendatar. Adukan beton dalam bekisting harus dicor
berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60 -70 cm dalamnya
dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan yang
miring atau sambungan beton yang miring, kecuali bila diperlukan untuk
bagian konstruksi miring.
8. Pemadatan dan penggetaran
a. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian,
tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan
lagi. Adukan beton tersebut haru memasuki semua sudut, melalui celah
pembesian, tidak terjadi sarang koral.
b. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling
waterstop.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang
cukup
d. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Direksi
dapat menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
e. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak
terjadi cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral
yang akan memperlemah kekuatan beton.
f. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator dan pada
waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul
mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.
g. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.
h. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
i. Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm
ii. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara vertikal
dan dengan persetujuan Direksi, dalam keadaan- keadaan khusus
boleh miring sampai 45 derajat.
iii. Selama penggetaran, jarum tidak digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.
iv. Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang
lebih dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras.
Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terlepas dari betonnya
dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.
v. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis
dapat dipadatkan dengan baik.
vi. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri
dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30
detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar
rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
vii. Jarak antara pemaukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
9. Perlindungan cuaca dan perawatan beton
a. Perlindungan cuaca panas; adukan beton yang baru dicor harus diberi
perlindungan terhadap panas matahari secepat mungkin setelah
pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah
cukup mengeras.
b. Perlindungan musin hujan; tidak diperbolehkan mengecor selama turun
hujan dan beton yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
Penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan
aliran air hujan. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh
beton yang kena hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang
tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan
izin dari Direksi terlebih dahulu.
c. Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian
konstruksi yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat
penimbunan bahan.
d. Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk
keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan,
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
e. Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap
basah untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru
karena pengeringan beton yang terlalu cepat.
f. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan selama paling sedikit 7
hari dengan cara membasahi dengan air.
10. Penyelesaian permukaan beton
a. Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan
secara cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan
sebagaimana tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
Permukaan pelat beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin,
merata dan keras. Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas
permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan
bagian atas dinding ”exposed” : harus dirapihkan dengan sendok aduk dari
baja.
b. Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan
dilepaskan, semua permukaan ”exposed” (terbuka) harus diperiksa secara
teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik
agar diperoleh suatu permukaan yang seragam dan merata. Perbaikan
hanya boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi, pekerjaan
perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Direksi. Semua
penggantian dan perbaikan sebagaimana diuraikan disini harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri. Beton yang
menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang, keropos, atau cacat sejenis
lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan tersebut harus
dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk
struktur reservoir dan yang berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi
dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus diberi tanda dan
diperbaiki agar menjadi kedap dengan adukan water profing.

8.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tangan/Kaki terkena Adukan Mortar dalam waktu yang
lama, Tertimpa cetakan beton/bekisting, terkena peralatan kerja serta Gangguan
pernafasan dan mata disebabkan oleh debu semen Oleh karena itu
Operator/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
8.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran prestasi pekerjaan beton K-100, berdasarkan jumlah telah
terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton K-100, berdasarkan satuan meter kubik (m3)
terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan K-100, tersebut sudah termasuk seluruh upah
tenaga, bahan, peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang ada
hubungannya.

9. Beton K-225
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) Beton K-225 2.3.2.4., 2.4.2.2., 2.5.2.4.,
2.6.3.3., 3.2.2.4., 3.3.3.4.,
4.2.2.4,

9.1. Umum
Pada pekerjaan ini semua pemakaian beton untuk kelas K 225 dengan ukuran
maksimum batu pecah (agregat kasar) 20 mm s/d 30 mm, berat PCC tiap m3
beton 371 kg, berat maksimum air 0,58 Kg dengan tingkat pengawasan ketat.

9.2. Cara Pelaksanaan


1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland Komposit
(PCC), produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan SNI 15-7064-
2004.
2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh melebihi dari 5%.
3. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam, bahan-bahan organis.
4. Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI 07-2529- 1991 dan
PBI 1971.
5. Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI 03-2417-1991)
6. Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus mendapat persetujuan
Direksi.
7. Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat diukur
menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus dengan persetujuan
Direksi.
8. Semua volume dan berat agregat, semen dan air harus ditakar dengan
seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan
penyedia jasa maka konstruksi beton yang ssudah dicor akan diperintahkan
untuk segera disingkirkan.
9. Pengujian slump beton segera setelah beton keluar dari mixer (molen).
i. Slump minimum = 5.0 cm
ii. Slump maximum= 12.5 cm
3. Penyedia jasa harus membuat merawat dan mengadakan test-test kubus
beton pada laboratorium beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri. Test
yang dilakukan pada waktu kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5
m3 beton yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari yaitu
untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan
dari bagian mana beton diambil. Jika digunakan beton ready mix, maka dari
setiap truck dibuat benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.
10. Penyedia jasa harus membuat laporan lengkap mengenai hasil test kubus
dilaboratorium dan disampaikan pada Direksi. Secara rutin.
11. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelum penyedia jasa harus
membuat laporan tertulis kepada Direksi yang menyebutkan :
a. Jumlah volume beton yang dicor
b. Jumlah alat-alat pengecoran a.l. mixer, vibrator yang tersedia di lapangan.
c. Jumlah Portland cement composite yang tersedia dilapangan.
d. Jumlah pasir, koral/kerikil yang tersedia dilapangan.
e. Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
f. Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia dilapangan.
g. Jumlah alat-alat slump yang tersedia dilapangan viii.Jumlah tenaga kerja
yang ada dilapangan
h. Perbandingan campuran beton yang akan dilaksanakan
i. Time schedule pelaksanaan pengecoran
j. Skema jalannya pengecoran sampai selesai
12. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut diatas terpenuhi,
dan disetujui Direksi.
13. Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang dibuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran
beton, kecuali jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak antara bahan tersebut
dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara
yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar
adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.
14. Prosedur Pemasangan Beton yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti
standar ini, Tukang Batu & Operator Concrete Mixer yang diperkerjakan
adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
Persiapan dan permukaan yang akan dicor
• Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan
beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus
dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus
tetap basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba saat
pengecoran. Bagaimana juga permukaan tersebut harus bebas dari air yang
tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran- kotoran pada saat
pengecoran beton.
Sambungan beton
• Bidang-bidang beton yang lama yang akan berhubungan erat dengan beton
baru. Dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar
pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus
dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus
dibasahi dengan air sampai jenuh. Setelah permukaan disiapkan dengan
persetujuan Direksi, sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua
permukaan sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu
dengan spesi mortel dengan susunan yang sama seperti yang terdapat dalam
betonnya. Lapisan spesi mortel tersebut harus tersebar merata dan harus
dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh liku-liku permukaan beton
lama yang tidak rata, sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat untuk
menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan beton lama.
Persiapan pengecoran
• Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting, pekerjaan tulangan
dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan persiapan
seluruh permukaan tempat pengecoran belum disetujui Direksi. Seluruh
permukaan beketing dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton
yang tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus
dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.
Penyingkiran Air
• Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang memasuki tempat
pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh
dicor di dalam air tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa juga tidak
dibenarkan membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup
umurnya dan mencapai pengerasan awal.
Pembuatan beton dan peralatannya
• Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih.
• Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan
mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton- beton tengangan
karakteritiknya lebih besar dari 225 kg/cm2, harus diperlengkap dengan alat-
alat yang dapat mengukur dengan tepat jumlah air pencampur yang
dimasukkan dalam drum pengaduk.
• Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-takaran
semen, agregat dan air harus disetujui Direksi sebelum dapat dipergunakan.
• Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli dengan jalan
pemeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.
• Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang
dimasukkan kedalam drum pengaduk adalah cukup tetap, atau perlu
dikoreksi dalam hubungannya dengan faktor air semen yang diinginkan.
• Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan waktu
pengadukan bergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya
adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 15 menit sesudah bahan
termasuk air berada didalam molen, selama molen itu harus terus berputar
pada kecepatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang merata
pada akhir waktu pengadukan.
• Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan
dan warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak
memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam
pemberian jumlah air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang
tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai
dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
• Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan beton
yang sebagian telah mengeras di dalam molen.
• Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima material-
material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk harus dibersihkan dan
dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan dibuat
berbeda mutunya.
Penolakan dari beton
• Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan.
Penyedia Jasa harus mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-beton
yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi.
• Syarat kekuatan beton. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam PBI
Pengangkutan dan pengecoran
• Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Penyedia Jasa harus
memberi tahu Direksi dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada
persetujuan Direksi, maka Penyedia Jasa akan diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri. Penyedia Jasa harus
mendapatkan izin dari Direksi setiap kali akan mulai mengecor. Pengecoran
beton tidak diizinkan, bila Direksi berpendapat bahwa Penyedia Jasa tidak
memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, proses pengecoran
dan penyelesaian beton.
• Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar
atau dengan persetujuan Direksi.
• Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui menurut
ketentuan atas persetujuan Direksi.
• Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu (1) jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus
menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih
panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi. Beton harus dicor
sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.
• Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar dan
kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang belum dicor. Metode dan cara
pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh Penyedia Jasa dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi.
• Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari
adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi
bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor
dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaan bekisting diatas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus disiapkan
corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat
mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga
tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter dibawah
ujung corong.
• Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah dicor
pada tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2
meter arah mendatar. Adukan beton dalam bekisting harus dicor berupa
lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60 -70 cm dalamnya dan harus
diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau
sambungan beton yang miring, kecuali bila diperlukan untuk bagian
konstruksi miring.
Pemadatan dan penggetaran
• Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian, tempat
tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan
beton tersebut haru memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak
terjadi sarang koral.
• Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling
waterstop.
• Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang cukup
• Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Direksi
dapat menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
• Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak
terjadi cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral
yang akan memperlemah kekuatan beton.
• Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator dan pada
waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul
mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.
• Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.
• Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
• Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm
• Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara vertikal
dan dengan persetujuan Direksi, dalam keadaan- keadaan khusus boleh
miring sampai 45 derajat.
• Selama penggetaran, jarum tidak digerakkan kearah horizontal karena
hal ini akan memindahkan bahan-bahan.
• Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari
5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-
getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
• Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm. Berhubung dengan
itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
• Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari
agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik.
Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga
bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
• Jarak antara pemaukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
Perlindungan cuaca dan perawatan beton
• Perlindungan cuaca panas; adukan beton yang baru dicor harus diberi
perlindungan terhadap panas matahari secepat mungkin setelah pengecoran
dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.
• Perlindungan musin hujan; tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan
dan beton yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian beton
yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan aliran air hujan.
Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh beton yang kena
hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk diperbaiki dan dibersihkan
dulu terhadap beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin dari Direksi terlebih dahulu.
• Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian
konstruksi yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat
penimbunan bahan.
• Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk
keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan,
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
• Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap
basah untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru karena
pengeringan beton yang terlalu cepat.
• Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan selama paling sedikit 7 hari
dengan cara membasahi dengan air.
Penyelesaian permukaan beton
• Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara
cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi. Permukaan pelat
beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin, merata dan keras.
Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas permukaan beton untuk
menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan bagian atas dinding
”exposed” : harus dirapihkan dengan sendok aduk dari baja.
• Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan
dilepaskan, semua permukaan ”exposed” (terbuka) harus diperiksa secara
teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar
diperoleh suatu permukaan yang seragam dan merata. Perbaikan hanya
boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi, pekerjaan perbaikan
tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Direksi. Semua penggantian
dan perbaikan sebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa atas biaya sendiri. Beton yang menunjukkan adanya rongga-
rongga, lubang, keropos, atau cacat sejenis lainnya harus dibongkar dan
diganti. Semua perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana diperlukan
untuk beton yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir dan yang berhubungan
dengan air, sebelum struktur diisi dengan air, tiap retakan yang kiranya
timbul harus diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap dengan adukan
water profing.

9.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tangan/Kaki terkena Adukan Mortar dalam waktu yang
lama, Tertimpa cetakan beton/bekisting, terkena peralatan kerja serta Gangguan
pernafasan dan mata disebabkan oleh debu semen Oleh karena itu
Operator/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

9.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan beton K 225, berdasarkan jumlah volume
yang telah terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton K225, berdasarkan satuan meter kubik (m3)
terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan K225, tersebut sudah termasuk seluruh upah
tenaga, bahan, peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang ada
hubungannya.

10. Beton K-175


Satuan Pekerjaan Beton K-175 Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) 2.1.13., 2.4.2.3., 2.6.3.2.,
3.1.13., 3.3.3.2., 4.1.9,

10.1. Umum
Pada pekerjaan ini semua pemakaian beton untuk kelas K-175 dengan ukuran
maksimum batu pecah (agregat kasar) 20 mm s/d 30 mm, berat PCC tiap m3
beton 326 kg, berat maksimum air 0,66 Kg dengan tingkat pengawasan ketat.

10.2. Cara Pelaksanaan


c. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland Komposit
(PCC), produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
d. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%.
e. Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam, bahan-bahan organis.
f. Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI 07-2529- 1991 dan
PBI 1971.
g. Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI 03-2417-1991)
h. Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus mendapat persetujuan
Direksi.
i. Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat diukur
menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus dengan persetujuan
Direksi.
j. Semua volume dan berat agregat, semen dan air harus ditakar dengan
seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan
penyedia jasa maka konstruksi beton yang ssudah dicor akan diperintahkan
untuk segera disingkirkan.
k. Pengujian slump beton segera setelah beton keluar dari mixer (molen).
i. Slump minimum = 5.0 cm
ii. Slump maximum= 12.5 cm
l. Penyedia jasa harus membuat merawat dan mengadakan test-test kubus
beton pada laboratorium beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri. Test
yang dilakukan pada waktu kubus beton berumur 7 hari dan 28 hari. Setiap 5
m3 beton yang dicor, maka harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari yaitu
untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan
dari bagian mana beton diambil. Jika digunakan beton ready mix, maka dari
setiap truck dibuat benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.
m. Penyedia jasa harus membuat laporan lengkap mengenai hasil test kubus
dilaboratorium dan disampaikan pada Direksi. Secara rutin.
n. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelum penyedia jasa harus
membuat laporan tertulis kepada Direksi yang menyebutkan :
i. Jumlah volume beton yang dicor
ii. Jumlah alat-alat pengecoran a.l. mixer, vibrator yang tersedia di
lapangan.
iii. Jumlah Portland cement composite yang tersedia dilapangan.
iv. Jumlah pasir, koral/kerikil yang tersedia dilapangan.
v. Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
vi. Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia dilapangan.
vii. Jumlah alat-alat slump yang tersedia dilapangan viii.Jumlah tenaga kerja
yang ada dilapangan
viii. Perbandingan campuran beton yang akan dilaksanakan
ix. Time schedule pelaksanaan pengecoran
x. Skema jalannya pengecoran sampai selesai
o. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut diatas terpenuhi,
dan disetujui Direksi.
p. Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang dibuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran
beton, kecuali jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak antara bahan tersebut
dengan setiap bagian pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara
yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar
adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.
q. Prosedur Pemasangan Beton yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti
standar ini, Tukang Batu & Operator Concrete Mixer yang diperkerjakan
adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
11. Persiapan dan permukaan yang akan dicor
Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan
beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan
dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja
harus dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran, permukaan
tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba
saat pengecoran. Bagaimana juga permukaan tersebut harus bebas dari
air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran- kotoran pada
saat pengecoran beton.
12. Sambungan beton
Bidang-bidang beton yang lama yang akan berhubungan erat dengan beton
baru. Dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar
pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus
dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus
dibasahi dengan air sampai jenuh. Setelah permukaan disiapkan dengan
persetujuan Direksi, sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua
permukaan sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu
dengan spesi mortel dengan susunan yang sama seperti yang terdapat
dalam betonnya. Lapisan spesi mortel tersebut harus tersebar merata dan
harus dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh liku-liku permukaan
beton lama yang tidak rata, sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat
untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan beton
lama.
13. Persiapan pengecoran
Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting, pekerjaan tulangan
dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan persiapan
seluruh permukaan tempat pengecoran belum disetujui Direksi. Seluruh
permukaan beketing dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton
yang tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus
dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.
14. Penyingkiran Air
Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air yang memasuki tempat
pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh
dicor di dalam air tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa juga tidak
dibenarkan membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup
umurnya dan mencapai pengerasan awal.
15. Pembuatan beton dan peralatannya
a. Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih.
b. Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan
mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton- beton
tengangan karakteritiknya lebih besar dari 225 kg/cm2, harus
diperlengkap dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat jumlah
air pencampur yang dimasukkan dalam drum pengaduk.
c. Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-
takaran semen, agregat dan air harus disetujui Direksi sebelum dapat
dipergunakan.
d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli dengan jalan
pemeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.
e. Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang
dimasukkan kedalam drum pengaduk adalah cukup tetap, atau perlu
dikoreksi dalam hubungannya dengan faktor air semen yang diinginkan.
f. Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus menerus dan waktu
pengadukan bergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya
adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 15 menit sesudah bahan
termasuk air berada didalam molen, selama molen itu harus terus berputar
pada kecepatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang
merata pada akhir waktu pengadukan.
g. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan
susunan dan warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan
beton tidak memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer karena
kesalahan dalam pemberian jumlah air pencampur atau sudah mengeras
sebagian atau yang tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan
ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
h. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan
beton yang sebagian telah mengeras di dalam molen.
i. Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima material-
material dari adukan berikutnya. Mesin pengaduk harus dibersihkan dan
dicuci, juga pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan dibuat
berbeda mutunya.
16. Penolakan dari beton
a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan.
Penyedia Jasa harus mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-
beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan
instruksi yang diberikan oleh Direksi.
b. Syarat kekuatan beton. Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam PBI.
17. Pengangkutan dan pengecoran
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Penyedia Jasa
harus memberi tahu Direksi dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak
ada persetujuan Direksi, maka Penyedia Jasa akan diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri. Penyedia Jasa harus
mendapatkan izin dari Direksi setiap kali akan mulai mengecor.
Pengecoran beton tidak diizinkan, bila Direksi berpendapat bahwa
Penyedia Jasa tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani
pengecoran, proses pengecoran dan penyelesaian beton.
b. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar
atau dengan persetujuan Direksi.
c. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui menurut
ketentuan atas persetujuan Direksi.
d. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu (1) jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus
menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih
panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi. Beton harus dicor
sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan.
e. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi
pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan
beton harus lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang belum
dicor. Metode dan cara pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
f. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam
papan bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral
dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau
tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh
dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaan bekisting diatas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan
beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui
1,5 meter dibawah ujung corong.
g. Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah
dicor pada tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih
dari 2 meter arah mendatar. Adukan beton dalam bekisting harus dicor
berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60 -70 cm dalamnya
dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan yang
miring atau sambungan beton yang miring, kecuali bila diperlukan untuk
bagian konstruksi miring.
18. Pemadatan dan penggetaran
a. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam bekisting atau lubang galian,
tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan
lagi. Adukan beton tersebut haru memasuki semua sudut, melalui celah
pembesian, tidak terjadi sarang koral.
b. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling
waterstop.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang
cukup
d. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Direksi
dapat menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
e. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak
terjadi cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral
yang akan memperlemah kekuatan beton.
f. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator dan pada
waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul
mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh
permukaan bekisting.
g. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.
h. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
i. Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm
ii. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara vertikal
dan dengan persetujuan Direksi, dalam keadaan- keadaan khusus
boleh miring sampai 45 derajat.
iii. Selama penggetaran, jarum tidak digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.
iv. Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang
lebih dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras.
Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terlepas dari betonnya
dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.
v. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis
dapat dipadatkan dengan baik.
vi. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri
dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30
detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar
rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
vii. Jarak antara pemaukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
19. Perlindungan cuaca dan perawatan beton
a. Perlindungan cuaca panas; adukan beton yang baru dicor harus diberi
perlindungan terhadap panas matahari secepat mungkin setelah
pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah
cukup mengeras.
b. Perlindungan musin hujan; tidak diperbolehkan mengecor selama turun
hujan dan beton yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
Penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengikisan
aliran air hujan. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh
beton yang kena hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang
tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan
izin dari Direksi terlebih dahulu.
c. Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian
konstruksi yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat
penimbunan bahan.
d. Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk
keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan,
harus mendapat persetujuan dari Direksi.
e. Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap
basah untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru
karena pengeringan beton yang terlalu cepat.
f. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan selama paling sedikit 7
hari dengan cara membasahi dengan air.
20. Penyelesaian permukaan beton
a. Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan
secara cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan
sebagaimana tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
Permukaan pelat beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin,
merata dan keras. Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas
permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan
bagian atas dinding ”exposed” : harus dirapihkan dengan sendok aduk dari
baja.
b. Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan
dilepaskan, semua permukaan ”exposed” (terbuka) harus diperiksa secara
teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik
agar diperoleh suatu permukaan yang seragam dan merata. Perbaikan
hanya boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi, pekerjaan
perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Direksi. Semua
penggantian dan perbaikan sebagaimana diuraikan disini harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri. Beton yang
menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang, keropos, atau cacat sejenis
lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan tersebut harus
dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk
struktur reservoir dan yang berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi
dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus diberi tanda dan
diperbaiki agar menjadi kedap dengan adukan water profing.

10.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tangan/Kaki terkena Adukan Mortar dalam waktu yang
lama, Tertimpa cetakan beton/bekisting, terkena peralatan kerja serta Gangguan
pernafasan dan mata disebabkan oleh debu semen Oleh karena itu
Operator/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

10.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan beton K175, Thrust Blok berdasarkan
jumlah telah terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja
dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton K175, Thrust Blok berdasarkan satuan meter
kubik (m3) terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan K175, Thrust Blok tersebut sudah
termasuk seluruh upah tenaga, bahan, peralatan dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang ada hubungannya.

11. Pekerjaan Pembesian (Tulangan)


Satuan Pekerjaan Pembesian Nomor Pembayaran :
Kilogram (Kg) (tulangan) 2.1.11., 2.3.2.2., 2.4.2.4., 2.5.2.2.,
2.6.3.4., 3.1.11., 3.2.2.2., 3.3.3.4.,
4.1.7, 4.2.2.2

11.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup Memotong, Membengkokkan, dan Memasang
sesuai dengan gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi maka
standar berat besi adalah sebagai berikut :

Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25

Berat besi polos (kg/m) 0,617 0,888 1,580 2.230 2,980 3,850

Berat besi ulir (kg/m) 0,624 0,995 1,582 2,250 3,040 3,980

Tulangan besi untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos atau
besi ulir, digilas panas, sesuai dengan SNI 07-2529-1991 dan PBI 1971.
Tidak menggunakan material yang dihasilkan dari pabrik dengan teknologi
Induction Furnace
Untuk tiap pengiriman batang besi lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi
suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap kiriman tulang anyaman besi yang dikirim ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari
catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan
pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih
dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-
batang baja yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi
untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.

11.2. Cara Pelaksanaan

Daftar Bengkokan
• Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan
dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk
dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh
Direksi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti.
• Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam
keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis
tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok
yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkok
harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI- 2, PBI 1971 kecuali
jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan
baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung
tulang tanpa persetujuan Direksi.

Pemasangan
• Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada
waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan
Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan
yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari beton
dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang
tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.

Selimut Beton
• Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang
sedemikian, hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan
penyelesaian beton, sebagai berikut :
Kelas Beton Minimum Jenis Pekerjaan Selimut (mm)
K 300 Beton prestress Tiang 25
beton bertulang Bagian-
bagian Pracetak
K 300 Bidang yang terkena 50
gesekan/ atau pada air laut

K 225 Pekerjaan-pekerjaan 40
umumnya
K 225 Pelat Beton Pracetak 25
Pipa Beton
K175 Beton Bertulang Umumnya 40

• Tiap-tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong kearah samping.
• Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan
terhadap stabilitas terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-
beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat getaran alat
penggetar, berat pekerja dll.

11.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertusuk, tergores, terpotong, Jatuh/terpeleset,
Terpapar Panas dan Debu Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

11.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam
perencanaan berat jadi/terpasang kilogram (kg) sesuai dengan gambar atau
atas petunjuk Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa. Satuan berat jadi,
kecuali ditentukan lain selama pelaksanaan, maka standar berat besi adalah
sebagai berikut :

Diameter
10 12 16 19 22 25
(mm)

Berat besi
0,617 0,888 1,580 2.230 2,980 3,850
polos (kg/m)

Berat besi
0,624 0,995 1,582 2,250 3,040 3,980
ulir (kg/m)

Besi stagger, besi penstabil, plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan
lainnya yang digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian
yang merupakan bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk
dibayar.
b. Pembayaran pekerjaan Pembesian (Tulangan Beton) berdasarkan satuan
Kilogram (kg) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan Pembesian (Tulangan Beton) tersebut sudah
termasuk seluruh upah tenaga, bahan, dan peralatan untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

12. Pekerjaan Bekisting


Satuan Pekerjaan Bekisting Nomor Pembayaran :
Meter Persegi (m2) 2.1.12., 2.3.2.3., 2.4.2.5.,
2.5.2.3., 2.6.3.5., 3.1.12.,
3.2.2.3., 3.3.3.5., 4.1.8, 4.2.2.3

12.1. Umum
Pekerjaan bekisting yang dimaksud adalah pekerjaan pembuatan acuan/cetakan
selama pengecoran dan pengerasan beton untuk memperoleh bentuk permukaan
beton yang diinginkan. Bekisting harus kuat dan kaku.

12.2. Cara Pelaksanaan Cetakan Beton


a. Penyedia jasa harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan
tentang bekisting acuan dan harus membuat contoh acuan untuk
mendapatkan persetujuan direksi.
b. Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk
dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam
gambar.
c. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton
yang padat. Jika dibutuhkan bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang
halus tanpa adanya garis, atau kelihatan terputus.
d. Bekisting dibuat dari kayu atau tripleks ketebalan ± 1.2 cm, besi atau bahan
lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran– ukuran yang ada di dalam
gambar dan dapat digunakan sampai 3 kali pakai. Dan harus diperkuat dan
ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan beton, penggetaran
beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah
bentuk
e. Tiap kali sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, bekisting harus diperiksa
dengan teliti dan dibersihkan.
f. Pekerjaan beton hanya boleh dimulai apabila direksi sudah memeriksa dan
memberi persetujuan mengenai bekisting yang terpasang.
g. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum
mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 atau telah mendapat persetujuan oleh
direksi.
h. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton
mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu
berlangsung. Harus ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap
keamanan beton sepenuhnya berada dipihak penyedia jasa serta harus
memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting di dalam PBI 1971
i. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi pada waktu akan
membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta
mendapatkan persetujuan direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung
jawab atas hal tersebut.
j. Pembongkaran bekisting beton dapat dilakukan setelah beton berumur 3
(tiga) minggu, atau telah mendapat persetujuan direksi
k. Prosedur Pemasangan Bekisting yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini adalah Tukang Kayu yang diperkerjakan adalah
tenaga terampil yang bersertifikat.

Pembongkaran Cetakan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis
dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton
tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh perancah di
bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton.
b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah (parapet),
dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.

12.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertusuk, tergores, terpotong, Jatuh/terpeleset,
Terpapar Panas dan Debu Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

12.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Bekisting ini berdasarkan jumlah
luasan yang dilaksanakan dan tertera pada gambar atau yang disetujui oleh
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Bekisting ini berdasarkan satuan meter persegi (m2)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran
untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah, buruh,
peralatan, dan semua yang diperlukan dan pembongkaran untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

13. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong


Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) Pasangan Batu Kosong 2.3.2.9., 2.5.2.9., 3.2.2.9.,
4.2.2.9

13.1. Umum
Pekerjaan pasangan batu kosong adalah pemasangan batu atau batu gunung
pada tapak bangunan yang ditunjukkan pada gambar kerja

13.2. Cara Pelaksanaan


Batu harus keras, padat, tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran dan bentuk kira-
kira sama dengan ukuran 20 cm – 30 cm.

13.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Kejatuhan Batu, Terkena linggis, Terpukul Palu,
Terkena Sekop Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar
pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaaan
yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai.

13.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pekerjaan pasangan batu kosong berdasarkan jumlah yang
dilaksanakan dan terpasang dilapangan dan tertera dalam gambar dan
disetujui oleh Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pasangan batu kosong berdasarkan meter kubik
(m3) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan pasangan batu kosong tersebut sudah termasuk seluruh
upah tenaga, bahan dan peralatan.

14. Urugan Pasir


Satuan Pekerjaan Meter Urugan Pasir Nomor Pembayaran :
Kubik (m3) 2.3.1.3., 2.4.1.4., 2.5.1.3.,
3.2.1.3., 4.2.1.3

14.1. Umum
Dalam pekerjaan ini pekerjaan Urugan pasir dimaksudkan adalah pemasangan
lapisan pasir pada tapak bangunan yang ditunjukkanpada gambar kerja dan
disetujui direksi.

14.2. Cara Pelaksanaan


a. Bahan yang diperlukan untuk timbunan ini harus menggunakan pasir urug
yang bersih dari bahan-bahan perusak kestabilan lainnya.
b. Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan karena kadar air dalam
material tersebut melewati kadar air optimum yang disyaratkan

14.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti terkena alat, Terjatuh, terhirup debu Oleh karena itu
Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

14.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan urugan pasir ini berdasarkan volume
yang dilaksanakan dan terpasang dilokasi pekerjaan dan sesuai yang
tertera dalam gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan urugan pasir ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan urugan pasir ini telah mencakup seluruh upah
tenaga, bahan dan peralatan.

15. Pekerjaan Pasangan Batu 1 PC : 4 PP


Satuan Pekerjaan Pasangan Batu 1 PC Nomor Pembayaran :
Meter Kubik (m3) : 4 PP 2.3.2.6., 2.4.2.6., 2.5.2.6.,
2.6.3.1., 3.2.2.6., 3.3.3.1.,
4.2.2.6

15.1. Umum
Yang dimaksud termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua pekerjaan
konstruksi yang menggunakan material utama batu kali atau batu gunung.
Ukuran ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjaan pemasangan batu kali atau
batu gunung ini ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk pengguna jasa.
Jika tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu harus mempunyai
ketebalan minimal 15 cm.
Batu dapat diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir yang telah disetujui
oleh direksi.

15.2. Cara Pelaksanaan


a. Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama (tidak retak dan rapuh).
b. Semen
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan dari PBI 1971-NI-2
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%.
d. Air
Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan- bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
e. Adukan Semen
- Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi persyaratan
dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut perbandingan
campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang
ditentukan.
- Untuk pasangan batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir
adalah satu berbanding empat (1 PC:4 PP)
- Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus mendapat
persetujuan Direksi.
- Prosedur Pemasangan Batu Kali / Batu Gunung 1:4 yang dipakai untuk
pekerjaan yang mengikuti standar ini, Tukang Batu & Operator Concrete
Mixer yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

15.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja Seperti Tangan/kaki terkena material batu, tangan/kaki terkena
adukan mortal dalam waktu yang lama, terkena peralatan kerja, gangguan
pernafasan dan mata disebabkan oleh debu semen Oleh karena itu Operator /
Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan
kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

15.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pasangan batu kali / gunung
berdasarkan jumlah volume terpasang di lokasi pekerjaan dan sesuai
dengan yang tertera pada gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pasangan batu kali ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

16. Plesteran 1 PC : 3 PP
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran:
Meter Persegi (m2) Plesteran 1 PC : 3 PP 2.3.2.7., 2.4.2.7.,
2.5.2.7., 3.2.2.7., 4.2.2.7,

16.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasangan batu, pasangan batu,
plesteran drainase, atau sesuai dengan gambar kerja dengan persetujuan
Direksi. Plesteran harus rapi, rata, lurus dan halus.

16.2. Cara Pelaksanaan


• Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland Komposit
(PCC), produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan SNI 15-7064-
2004 dengan komposisi berat PCC 5.84 kg tiap meter persegi plesteran.
• Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%.
• Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam, bahan-bahan organis.
• Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi persyaratan
dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut perbandingan
campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan.
• Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
pencampuran menggunakan tenaga manusia harus mendapat persetujuan
Direksi.
• Untuk pekerjaan plesteran digunakan campuran 1 bagian semen (PCC) : 3
bagian pasir. Untuk semua bagian yang akan diplester harus bersih dari
kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran 2 cm.
• Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi
retak-retak akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
• Prosedur Plesteran yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti standar
ini, Tukang Batu yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang
bersertifikat.

16.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja Seperti Terhirup Debu Semen, Tangan Lecet/Luka Oleh karena
itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

16.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan
jumlah luasan plesteran yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai
yang tertera pada gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan satuan meter persegi
(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

17. Acian
Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Meter
Acian 2.3.2.8., 2.4.2.8., 2.5.2.8.,
Persegi (m2)
3.2.2.8., 4.2.2.8,

17.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing pasangan batu, atau beton sesuai dengan
gambar kerja dengan persetujuan Direksi.

17.2. Cara Pelaksanaan


• Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland Komposit
(PCC), produksi dalam negeri dan memenuhi persyaratan SNI 15-7064-
2004.
• Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam, bahan-bahan organis.
• Untuk pekerjaan acian ini digunakan campuran semen dan air. Untuk semua
bagian yang akan diaci harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.

17.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja Seperti Tangan/kaki terkena material batu, tangan/kaki terkena
adukan mortal dalam waktu yang lama, terkena peralatan kerja, gangguan
pernafasan dan mata disebabkan oleh debu semen Oleh karena itu
Operator/Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

17.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan acian ini berdasarkan jumlah luasan
acian yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai yang tertera pada
gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan acian ini berdasarkan satuan meter persegi (m2)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
18. Pengadaan dan Pemasangan Pipa GIP
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran:
Meter (m’) Pengadaan dan 2.1.3., 2.3.4.1., 2.3.4.2., 2.5.4.1.,
Pemasangan Pipa 2.5.4.2., 3.1.3., 3.2.4.1., 3.2.4.2.
GIP 4.1.3, 2.1.17
18.1. Umum
Pipa GIP merupakan bahan yang umum didapatkan dipasaran secara bebas.
Pipa GIP yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan pipa transmisi adalah pipa
GIP Class Medium SNI 0039.2013, dengan ketahanan bocor bila diuji hidrostatik
pada tekana 50 kgf/cm2. Metode penyambungan dengan bevel /expanded joint
(las langsung disekeliling sambungan).

18.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
i. Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pipa harus mempunyai
badan yang sesuai dengan panjang pipa, karena pipa tidak boleh
tergantung. Cara penanganan pengangkutan pipa harus mengikuti
rekomendasi dari pabrik. Tali dan semua pengait serta alat besi lainnya
yang dipakai dalam proses pengangkutan harus benar-benar dilapisi
dengan bahan lunak. Tidak diperkenankan untuk memasang pengait pada
permukaan dinding bagian dalam ujung pipa. Tali yang kuat harus dipakai.
Posisi pengangkutan dengan tali harus diperhatikan sehingga kerusakan
pada pipa berkurang seminimal mungkin.
ii. Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan untuk dilaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak.
Jika terjadi kerusakan atau hilang bahan pipa dan perlengkapannya harus
diganti sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan
akibat penggantian tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa.
b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
i. Pipa yang telah sampai dilokasi pekerjaan dilaksanakan pengambilan
contoh secara acak untuk dilakukan pengujian oleh direksi. Bagian ujung
pipa (bevel maupun expanded joint) harus rapi dan simetris.
ii. Apabila dalam pengujian terdapat pipa yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis penyedia jasa harus menggantinya sesuai dengan
spesifikasi teknis yang disyaratkan.
iii. Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa juga
harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik (Hidrostatik
Presure) yang dilakukan di pabrik atau laboratorium pengujian
independen.
iv. Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa GIP Class Medium SNI
0039.2013

Ketebalan
Diameter Nominal Diameter Luar (mm) Dinding
Minimum (mm)
Inch mm Nom. Min. Max.
24 600 610,0 603,9 616,1 9,5
16 400 406,4 402,3 410,5 6,4
14 350 355,6 352 359,2 6,4
12 300 323,8 320,6 327 6,4
8 200 219,1 216,9 221,3 6,4
4 100 114,3 113,1 115,0 4,5
Toleransi ketebalan +15 %, -10 %
c. Pipa GIP disambung dengan cara di las agar menyatu sehingga lebih kuat
dan bersifat permanen. Pemasangan pipa membutuhkan bahan tambahan
kawat las. Proses pemasangan pipa menggunakan alat welding set dan
generator set serta menggunakan dump truck untuk pengangkutan ke titik
lokasi pemasangan.
d. Pengelasan yang dilakukan harus menghasilkan suatu sambungan yang
sesuai dengan persyaratan kekuatan minimal logam dasar dan memenuhi
kualifikasi prosedur pengelasan yang disyaratkan.
e. Prosedur Pemasangan Pipa GIP yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini adalah tukang pipa dan operator welding set yang
dipekerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.
f. Penyedia barang/jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila
terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya yang akan
dilalui jaringan pipa transmisi.

18.3. pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material pipa, Terkena peralatan kerja, tangan
kaki lecet serta terjatuh/terpeleset Oleh karena itu Operator/Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

18.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Cara pengukuran prestasi pekerjaan ini berdasarkan jumlah panjang pipa
GIP yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai yang tertera pada
gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa GIP berdasarkan
satuan meter (m’) sesuai yang diterima atau yang terpasang/dilaksanakan
dilapangan dan sesuai dengan gambar kerja dengan persetujuan oleh
direksi pekerjaan.
• Prestasi pekerjaan dapat dibayarkan 70% (tujuh puluh persen) apabila
material pengadaan pipa GIP sudah ada dilokasi pekerjaan yang
dibuktikan dengan berita acara serah terima pengadaan pipa dengan
persetujuan Direksi.
• Prestasi pekerjaan dapat dibayarkan 100% (seratus persen) apabila
pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa GIP sudah terpasang
semua dilokasi pekerjaan dan telah melakukan tes pengaliran dengan
persetujuan Direksi.

19. Pengadaan dan Pemasangan Bend 22,5º Pipa GIP


Satuan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend Nomor Pembayaran
Buah (Bh) 22,5º Pipa GIP 2.1.4, 3.1.4., 4.1.4
19.1. Umum
Untuk pekerjaan transmisi Jaringan Pipa pada diperlukan Aksesories Pipa yaitu
Bend 22,5º untuk mengikuti alur trase pipa yang direncanakan pada daerah
belokan seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.

19.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
• Pengangkutan Aksessories Pipa Bend 22,5º untuk penyambungan
Pipa Pipa GIP di upayakan bersamaan dengan pengangkutan Pipa.
Posisi pengangkutan harus diperhatikan sehingga kerusakan pada
Bend 22,5º berkurang seminimal mungkin.
• Bend 22,5º Pipa GIP yang telah diadakan untuk melaksanakan
pengadaan dan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai
hilang atau rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti
sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan
Direksi dan biaya yang ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi
tanggungan penyedia jasa.
b. Pemasangan Bend 22,5º Pipa GIP
• Pemasangan Bend 22,5º untuk penyambungan Pipa GIP dipasang
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan direksi. Pemasangan
membutuhkan bahan tambahan Kawat Las dan proses pemasangan
menggunakan alat Welding set dan Generator set.
• Prosedur pemasangan Bend 22,5º untuk penyambungan Pipa GIP
yang dipakai untuk pekerjaan ini mengikuti standar, Tukang Pipa &
Operator Welding Set yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang
bersertifikat.

19.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

19.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Bend 22,5º sesuai dengan ukuran Diameter masing-masing
yang digunakan untuk Accessories dan Penyambungan Pipa GIP
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam
gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 22,5º sesuai
dengan diameter masing-masing berdasarkan satuan buah (bh) sesuai
dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 22,5º tersebut sudah
termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk penyelesaian
pekerjaan.

20. Pengadaan dan Pemasangan Bend 45º Pipa GIP


Satuan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend Nomor Pembayaran
Buah (Bh) 45º Pipa GIP 2.1.5, 3.1.5., 4.1.5

20.1. Umum
Untuk pekerjaan transmisi Jaringan Pipa pada diperlukan Aksesories Pipa yaitu
Bend 45º untuk mengikuti alur trase pipa yang direncanakan pada daerah
belokan seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.

20.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Pengangkutan Aksessories Pipa Bend 45º untuk penyambungan Pipa
Pipa GIP di upayakan bersamaan dengan pengangkutan Pipa. Posisi
pengangkutan harus diperhatikan sehingga kerusakan pada Bend 45º
berkurang seminimal mungkin.
- Bend 45º Pipa GIP yang telah diadakan untuk melaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak.
Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi dan biaya yang
ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa.
b. Pemasangan Bend 45º Pipa GIP
- Pemasangan Bend 45º untuk penyambungan Pipa GIP dipasang sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan direksi. Pemasangan membutuhkan
bahan tambahan Kawat Las dan proses pemasangan menggunakan alat
Welding set dan Generator set.
- Prosedur pemasangan Bend 45º untuk penyambungan Pipa GIP yang
dipakai untuk pekerjaan ini mengikuti standar, Tukang Pipa & Operator
Welding Set yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

20.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

20.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Bend 45º sesuai dengan ukuran Diameter masing-masing yang digunakan
untuk Accessories dan Penyambungan Pipa GIP berdasarkan jumlah yang
terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 45º sesuai
dengan diameter masing-masing berdasarkan satuan buah (bh) sesuai dengan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 45º tersebut sudah termasuk
semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk penyelesaian pekerjaan.
21. Pengadaan dan Pemasangan Bend 90º Pipa GIP
Pengadaan dan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Bend 90º Pipa GIP 2.1.6., 2.3.4.5., 2.3.4.6.,
Buah (Bh) 2.5.4.5., 2.5.4.6., 3.1.6.,
3.2.4.5., 3.2.4.6., 4.1.6

21.1. Umum
Untuk pekerjaan transmisi Jaringan Pipa pada diperlukan Aksesories Pipa
yaitu Bend 90º untuk mengikuti alur trase pipa yang direncanakan pada
daerah belokan seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi

21.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Pengangkutan Aksessories Pipa Bend 90º untuk penyambungan di
upayakan bersamaan dengan pengangkutan Pipa. Posisi pengangkutan
harus diperhatikan sehingga kerusakan pada Bend 90º berkurang
seminimal mungkin.
- Bend 90º yang telah diadakan untuk melaksanakan pemasangannya
harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Jika terjadi
kerusakan atau hilang harus diganti sesuai dengan kualitas/bentuk
aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi dan biaya yang ditimbulkan
akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa.
b. Pemasangan Bend 90º
- Pemasangan Bend 90º untuk penyambungan Pipa GIP dipasang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing diameter penyambungan Pipa dan
dengan petunjuk dan persetujuan direksi. Pemasangan membutuhkan
bahan tambahan Kawat Las dan proses pemasangan menggunakan alat
Welding set dan Generator set.
- Prosedur pemasangan Bend 90º untuk penyambungan Pipa GIP yang
dipakai untuk pekerjaan ini mengikuti standar, Tukang Pipa & Operator
Welding Set yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang
bersertifikat.

21.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

21.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Bend 90º sesuai dengan ukuran Diameter masing-masing
yang digunakan untuk Accessories dan Penyambungan Pipa GIP
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam
gambar kerja dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 90º sesuai
dengan diameter masing-masing berdasarkan satuan buah (bh) sesuai
dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Bend 90º tersebut sudah
termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk penyelesaian
pekerjaan.

22. Pengadaan dan Pemasangan Flanges PN.16


Satuan Pekerjaan Pengadaan dan Nomor Pembayaran :
Buah (Bh) Pemasangan Flanges 2.1.9, 2.3.4.7., 2.3.4.8., 2.5.4.7.,
PN.16 3.1.9., 3.2.4.7., 3.2.4.8.

22.1. Umum

Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi diperlukan Aksesories Pipa Yaitu


Flanges PN 16 Ø 600 mm, Flanges PN 16 Ø 400 mm, Flanges PN 16 Ø 350 mm,
Flanges PN 16 Ø 300 mm dan Flanges PN 16 Ø 200 mm, sudah termasuk
pengadaan mur, baut dan karet yang berfungsi untuk penyambungan pipa dan
aksesories seperti, Gate valve, Air Valve, Water Meter dll. seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.

22.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Kendaraan Pengangkutan Aksessories Pipa, Flanges PN.16
bersamaan dengan pengangkutan Pipa. Posisi pengangkutan harus
diperhatikan sehingga kerusakan pada Flanges PN.16 berkurang
seminimal mungkin.
- Flanges PN.16 yang telah diadakan untuk melaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau
rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi dan biaya
yang ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan
penyedia jasa.
b. Pemasangan Flanges PN.16
- Pemasangan Flanges PN.16 serta kelengkapannya seperti Baut serta
karet packing dipasang pada titik-titik tertentu sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan direksi Pemasangan membutuhkan bahan tambahan
Kawat Las Dan proses pemasangan menggunakan alat Welding set dan
Generator set.
- Prosedur Pemasangan Flanges PN.16 yang dipakai untuk pekerjaan
yang mengikuti standar ini, Tukang Pipa & Operator Welding Set yang
diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

22.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko

pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan
yang tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

22.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Flanges PN.16 sesuai dengan ukuran Diameter masing-
masing yang digunakan untuk Accessories dan Penyambungan Pipa GIP
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam
gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Flanges PN.16
sesuai dengan diameter masing-masing berdasarkan satuan buah (bh)
sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Flanges PN.16
tersebut sudah termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk
penyelesaian pekerjaan.

23. Pengadaan dan Pemasangan Tee 350 mm, Tee Ø 300 mm


Satuan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Buah (Bh) Tee 350 mm, Tee Ø 300 mm 2.1.7., 2.3.4.9., 2.5.4.8.,
3.1.7., 3.2.4.9.
23.1. Umum
Untuk pekerjaan Bak Reservoir diperlukan Aksesories Bak Reservoir Yaitu Tee
Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350 mm, Ø 300 mm, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.

23.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Kendaraan Pengangkutan Aksessories Bak Reservoir Tee Ø 400 x 300
mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350 mm, Tee Ø 300 mm bersamaan
dengan pengangkutan Pipa. Posisi pengangkutan harus diperhatikan
sehingga kerusakan pada Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø
350 mm, Tee Ø 300 mm berkurang seminimal mungkin.
- Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350 mm, Tee Ø 300 mm
yang telah diadakan untuk melaksanakan pemasangannya harus dijaga
baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Jika terjadi kerusakan atau
hilang harus diganti sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dan biaya yang ditimbulkan
akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa.
b. Pemasangan Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350 mm, Tee Ø
300 mm
- Pemasangan Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350 mm,
Tee Ø 300 mm dipasang pada titik-titik tertentu sesuai dengan
persetujuan direksi, Pemasangan membutuhkan bahan tambahan
Kawat las Dan proses pemasangan menggunakan alat Welding set dan
Generator set.
c. Prosedur Pemasangan Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm, Tee Ø 350
mm, Tee Ø 300 mm yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti standar
ini, Tukang Pipa & Operator Welding Set yang diperkerjakan adalah tenaga
terampil yang bersertifikat.

23.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaaan yang tidak
diharapkan serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

23.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan pemasangan Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø
400 mm, Tee Ø 350 mm, Tee Ø 300 mm berdasarkan jumlah yang
terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pemasangan Tee Ø 400 x 300 mm, Tee Ø 400 mm,
Tee Ø 350 mm, Tee Ø 300 mm berdasarkan satuan buah (bh) sesuai
dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Tee Ø 300 mm tersebut
sudah termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk
penyelesaian pekerjaan.

24. Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve PN.16


Pengadaan dan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Gate Valve PN.16 2.1.8, 2.3.4.3., 2.3.4.4.,
Buah (Bh) 2.5.4.3., 2.5.4.4., 3.1.8.,
3.2.4.3., 3.2.4.4.

24.1. Umum
Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi diperlukan Aksesories Pipa Yaitu Gate
Valve PN.16 dengan beberapa jenis ukuran diameter yang berfungsi sebagai
pengatur Air yang masuk dan berfungsi untuk menguras Air seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.

24.2. Cara Pelaksanaan


a. Spesifikasi Gate Valve Dia. 50 mm s/d Dia. 600 mm
Tipe : gate resilient seated PN16
Body, bonnet, gland flange : Ductile iron, EN-GJS-500-
7(GGG-50)
Wedge core : Ductile iron
Wedge nut & thrust collar : Dezincification resistant brass
Wedge rubber, bonnet gasket, o-ring : EPDM rubber
Wiper ring : NBR rubber
Gland & bonnet bolt : Stainless steel A2, sealed with
hot melt
Stem : Stainless steel 1.4021
Bushing : Polyamide
b. Syarat teknis gate valve yang akan terpasang dilokasi yaitu sebagai
berikut:
• Khusus untuk air baku yang dimana tahan terhadap gerusan
pasir/sedimentasi, kandungan Ph air yang berubah, zat kapur atau
cairan netral lainnya.
• setiap sparepart pada gate valve dapat di ganti secara parsial dan
tersedia di pasar
• Terdapat wedge nut untuk menahan getaran pada valve
• Bentuk bagian dalam konstruksi gate, memiliki cekungan yang besar
pada sisi keluaran, sehingga tidak terjadi penumpukan sedimentasi
pada bagian dalam gate valve yang akan menghalangi laju air baku
• Shaft terbuat dari bahan stainless steel yang tahan terhadap gerusan
pasir dari air baku
• Bonnet dan baut gate vale terdapat penutup hot-melt untuk
melindungi dari korosi
• untuk mencegah korosi, finishing cat standart GSK epoxy coating
2layer
• Standard design valve mengacu pada standart BS5163 Type B untuk
mamastikan valve cocok untuk aplikasi air baku & EN 1074 part 1 &
2
• Standart ukuran flange dan lubang mengacu pada standart EN1092-
2 (ISO 7005-2), PN 10/16
• Melampirkan standart test hidrolik 1,5 x PN dari pabrik pembuat yang
dikeluarkan di indonesia
• melampirkan sertifikat WRAS untuk memastikan kualitas material
valve
c. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Pengangkutan Gate Valve di upayakan bersamaan dengan
pengangkutan Pipa. Posisi pengangkutan harus diperhatikan
sehingga kerusakan pada Gate berkurang seminimal mungkin.
- Gate Valve yang telah diadakan untuk melaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau
rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti sesuai
dengan kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi
dan biaya yang ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi
tanggungan penyedia jasa.
d. Pemasangan Gate Valve:
- Pemasangan Gate Valve serta kelengkapannya seperti Flanges,
Baut serta karet packing dipasang pada Jaringan Transmisi Pipa
dan pada Bangunan Bak Reservoir sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan direksi. Pemasangan membutuhkan bahan tambahan
Kawat Las Dan proses pemasangan menggunakan alat Welding set
dan Generator set.
- Prosedur Pemasangan Gate Valve yang dipakai untuk pekerjaan
yang mengikuti standar ini, Tukang Pipa & Operator Welding Set
yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

24.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaaan yang tidak
diharapkan.

24.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Gate Valve PN.16 sesuai dengan ukuran Diameter masing-
masing yang digunakan untuk Accessories dan Penyambungan Pipa GIP
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam
gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve PN.16
sesuai dengan diameter masing-masing berdasarkan satuan buah (bh)
sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve PN.16
tersebut sudah termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, untuk
penyelesaian pekerjaan.

25. Perakitan dan Pemasangan Besi Profil


Satuan Pekerjaan Perakitan dan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Kilogram (kg) Besi Profil 2.4.3.6., 2.4.4.3., 2.6.2.1.,
3.3.2.1.
25.1. Umum
Pekerjaan Jembatan digunakan Baja untuk perlintasan pipa yang melintasi
sungai atau saluran seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

25.2. Cara Pelaksanaan


- Penyedia jasa harus mempersiapkan semua tenaga, alat, bahan dan
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
- Penyedia jasa tidak menggunakan material yang dihasilkan dari pabrik
dengan teknologi Induction Furnace.
- Pengadaan dan pemasangan jembatan pipa tidak hanya melaksanakan
pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan
pipa dengan persetujuan Direksi.
- Penyedia jasa harus memeriksa kembali semua ukuran yang ada didalam
gambar kerja sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh penyedia jasa.
Biaya yang timbul akibat pekerjaan survey menjadi tanggung jawab penyedia
jasa.
- Data hasil penyelidikan tanah yang diperlukan untuk pemasangan jembatan
pipa, dapat diminta dari Direksi jika ada, bila tidak ada penyedia jasa
diwajibkan untuk mengadakan penelitian kondisi tanah tersebut atas biaya
sendiri.
- Ring support (klem pengaman baja) harus betul-betul dipasang pada setiap
bantalan pier.
- Klem pengaman pipa harus dibuat dari satu jenis baja sesuai dengan standar
yang ditentukan. Setelah semua klem pengaman pipa dipasang pada posisi
yang dikehendaki kemudian dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
- Penyedia jasa harus mempersiapkan kayu-kayu ataupun batang- batang
kelapa melintasi sungai dengan lebar seperlunya untuk perancah
pelaksanakan pemasangan pipa, penyambungan, pengelasan dan untuk
pengecatan pipa.
- Perancah tersebut harus dibuat dalam keadaan kuat, sehingga terjamin
pelaksanaan yang aman pada waktu pelaksanaan pemancangan pondasi
tiang pancang (bila ada).
- Bila pemasangan pipa digantung pada jembatan yang ada, ataaupun
digantung pada bangunan lain yang ada, persetujuan dari pemilik atau
instansi yang berwenang mengenai rencana pelaksanaan penggantungan
pipa pada bangunan-bangunan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
jasa dan biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
- Dari hasil survey lapangan dan pengecekan kembali segala ukuran dan data
geologi, penyedia jasa harus mempersiapkan gambar kerja dan gambar
pelaksanaan untuk pengadaan dan pemasangan jembatan pipa.
- Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa, gambar yang
menunjukkan semua ukuran, detail pipa, pondasi abutmen, tiang pancang
dan perhitungan yang diperlukan harus diserahkan kepada Direksi untuk
terlebih dahulu diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan
melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja disetujui
Direksi.
- Prosedur Pemasangan Pelintas pipa yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini, Tukang Pipa & Operator Welding Set yang
diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

25.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki/lecet, Terjatuh/Terpeleset Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

25.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan jembatan perlintasan pipa berdasarkan
jumlah yang telah terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar kerja
dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan jembatan perlintasan pipa berdasarkan satuan
Kilogram (Kg) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan pagar kawat duri tersebut sudah termasuk seluruh
upah tenaga, bahan dan peralatan.

26. Pekerjaan Tangga Tanam


Satuan Pekerjaan Tangga Tanam Nomor Pembayaran :
Unit 2.3.3.1., 2.5.3.1.,
3.2.3.1., 4.2.3.1

26.1. Umum
Untuk keperluan operasi dan pemeliharaan Bak Reservoir / Tandon Air
diperlukan tangga tanam.

26.2. Cara Pelaksanaan


- Tangga tanam terbuat dari besi polos/ulir dengan Ø 19 mm yang dipasang
di dinding bangunan.
- Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah tangga tanam dari besi beton
tersebut dipasang dilapangan.
26.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti kejatuhan material, terkena peralatan kerja, tertusuk
besi, Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat
bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaaan yang tidak
diharapkan.

26.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan tangga tanam berdasarkan
volume yang dilaksanakan dan terpasang dilokasi pekerjaan dan sesuai
yang tertera dalam gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan tangga tanam berdasarkan satuan unit sesuai
yang terpasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan tangga tanam tersebut sudah
termasuk seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan

27. Pipa Ventilasi Udara  75 mm


Satuan Pekerjaan Buah Pipa Ventilasi Udara Nomor Pembayaran :
(Bh) dia 75 mm 2.3.4.11., 2.5.4.10.,
3.2.4.11.

27.1. Umum
Ventilasi Udara adalah Pemasangan pipa yang langsung disalurkan melalui pipa
saluran dibantu dengan penyedot udara.

27.2. Cara Pelaksanaan


• Pipa Ventilasi Udara hendaknya dilaksanakan sesuai gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
• Pipa ventilasi udara dipasang pada saat pegecoran penutup bak reservoir
dengan menggunakan pipa diameter 3 inch secara permanen sesuai
dengan yang tertera pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi
• Pipa Ventilasi Udara mengunakan Pipa GIP Clas Medium diameter 3 Inch
sesuai dengan standart SNI 0039 : 2013.
• Pemasangan pipa ventilasi untuk sambungan secara mekanis sesuai SNI
19-6782-202 atau menggunakan cara las sesuai dengan SNI 03-6405-
2000.
• Pengelasan yang dilakukan harus menghasilkan suatu sambungan yang
sesuai dengan persyaratan kekuatan minimal logam dasar dan memenuhi
kualifikasi prosedur pengelasan yang disyaratkan.

27.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti terkena peralatan kerja, terkena percikan las pada
mata, atau tersengat listrik. Oleh karena itu pekerja agar memperhatikan sekitar
pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan
yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai.

27.4. Pengukuran dan pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Pipa Ventilasi Udara berdasarkan
jumlah buah yang terpasang dilapangan dan tercantum dalam gambar kerja
dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pipa Ventilasi Udara ini berdasarkan pada satuan
Buah (bh) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kauntitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

28. Pekerjaan Plat Penutup Manhole 80 x 80 cm (termasuk pengecatan dan


kunci gembok dan pengait tangga)
Manhole 80 x 80 cm
Satuan Pekerjaan (termasuk pengecetan Nomor Pembayaran :
Buah (Bh) dan kunci gembok dan 2.3.3.2., 2.5.3.2., 3.2.3.2.,
pengait tangga) 4.2.3.2

28.1. Umum
Untuk keperluan operasi dan pemeliharaan bak reservoir atau tandon air
diperlukan pekerjaan Plat Penutup Manhole.
28.2. Cara Pelaksanaan
- Dimensi dari pekerjaan manhole 80 cm x 80 cm sudah termasuk kunci,
gembok, engsel dan handel. Untuk pekerjaan man hole digunakan besi plat
t = 3 mm dan besi siku 50.50.5.
- Pemasangan Manhole dipasan pada Penutup Bangunan Bak Reservoir
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan direksi Pemasangan
membutuhkan bahan tambahan Kawat las Dan proses pemasangan
menggunakan alat Welding set dan Generator set.
- Prosedur Pemasangan Manhole yang dipakai untuk pekerjaan yang
mengikuti standar ini, Tukang Besi & Operator Welding Set yang
diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

28.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti terjatuh/terpeleset, tertusuk besi, kesetrum (tersengat
aliran listrik), tangan/kaki lecet Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja serta
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan.

28.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan manhole berdasarkan jumlah yang
terlaksana di lokasi pekerjaan atau yang tertera dalam gambar dan
disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan manhole berdasarkan satuan buah (Bh) sesuai
yang terpasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan manhole tersebut sudah termasuk
seluruh upah tenaga, bahan, peralatan dan pengelasan.
29. Pengecatan Tembok (bak reservoir)
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Meter Persegi (m2) Pengecatan Tembok 2.3.5.2., 2.4.2.13.,
(bak reservoir) 2.5.5.2., 3.2.5.2.

29.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pengecatan sebagian atau seluruhnya dari
bangunan/fasilitas bangunan.

29.2. Cara Pelaksanaan


• Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI 06-6416-2000) dari PUBI- 1982. Semua bahan harus
diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh direksi dan contoh dari tiap-tiap cat
dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan
kepada direksi untuk mendapat persetujuan. Bahan yang dikirim ketempat
pekerjaan harus dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat
yang telah kedaluarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh
dipakai, bahan cat seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
• Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pengecatan bangunan
fasilitas embung atau reservoar setelah permukaan bidang yang akan dicat
selesai dipersiapkan dan benar-benar telah bersih. Sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai cat seluruhnya harus benar-benar telah diaduk. Seluruh
pekerjaan harus diselesaikan sesuai dengan warna dan corak yang
ditentukan dan disetujui oleh direksi. Hasil pengecatan harus rata dan rapi.

29.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Terkena Peralatan Kerja, Tangan/Kaki/lecet,
Terjatuh/Terpeleset Oleh karena itu Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

29.4. Cara Pengukuran Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pengecatan tembok berdasarkan
jumlah luasan yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan
yang tertera pada gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pengecatan harus dibuat berdasarkan satuan meter
persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan pengecatan sudah termasuk, upah tenaga,
bahan, peralatan.

30. Pekerjaan Water Stop PVC 20cm


Satuan Pekerjaan Meter Pekerjaan Water Nomor Pembayaran :
(m’) Stop PVC 20 cm 2.3.2.5., 2.4.2.9., 2.5.2.5.,
3.2.2.5., 4.2.2.5,

30.1. Umum
Waterstop merupakan suatu material yang penting dalam konstruksi beton yang
secara umum berfungsi sebagai pencegah kecocoran pada sambungan beton.
Material andalan khusus dalam konstruksi beton bertulang. Pada pekerjaan
Water Stop terbuat dari bahan Polyvinychlorida (PVC) sesuai dengan gambar
rencana dan sesuai petunjuk direksi

30.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan
polyvinychlorida atau baja dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti
yang diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk
penempatan yang tepat, waterstop tipe split flange, sebelum pengecoran
beton berakhir bagian split flange harus disambungkan dengan cara yang
disetujui sehingga tidak ada beton atau mortar dapat masuk kedalam celah–
celah diantara dua bagian split dari flangenya tersebut.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga
listrik yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop
tersebut. Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan
ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai
membentuk sambungan yang diinginkan. Pemanasan ujung material
tersebut dikerjakan dengan menggunakan mesin penyambung yang
disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau mesin listrik lain yang
disetujui.
c. Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia Jasa harus
memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.
d. Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
e. Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik sebagai
berikut :
• Berat jenis : 1,33 ± 0,03 pada suhu 230 c
• Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 c
• Kekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 c
• Batas kerapuhan : - 480 c Durometer : 65 - 75

30.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja Seperti Tangan lecet,Tertusuk Besi,Terjatuh/terpeleset Oleh
karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

30.4. Cara Pengukuran Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan waterstop berdasarkan jumlah telah
terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar dan disetujui oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan water stop berdasarkan satuan meter panjang (m)
terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

31. Pengadaan dan Pemasangan Air Valve Ø 100 mm


Satuan Pekerjaan Buah Pengadaan dan Nomor Pembayaran :
(bh) Pemasangan Air Valve 2.1.10., 3.1.10.
Ø 100 mm

31.1. Umum
Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi diperlukan Aksesories Pipa yaitu Air
Valve Ø 100 mm seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa.
31.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Kendaraan Pengangkutan Aksessories Pipa Air Valve Ø 100 mm
bersamaan dengan pengangkutan Pipa. Posisi pengangkutan harus
diperhatikan sehingga kerusakan pada Air Valve Ø 100 mm berkurang
seminimal mungkin.
- Air Valve Ø 100 mm yang telah diadakan untuk melaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak.
Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi dan biaya
yang ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan penyedia
jasa.
b. Pemasangan Air Valve Ø 100 mm
- Pemasangan Air Valve Ø 100 mm dipasang pada Jaringan pipa transmisi
yang mempunyai elevasi yang tinggi sehingga mempengaruhi daya
dorong air semakin bagus, atau sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
direksi Pemasangan membutuhkan bahan tambahan Kawat las proses
pemasangan menggunakan alat Welding set dan Generator set.
- Prosedur pemasangan Air Valve Ø 100 mm yang dipakai untuk pekerjaan
yang mengikuti standar ini, tukang pipa, dan operator welding set yang
dipekerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

31.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Operator / Pekerja, agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan alat pelindung diri atau APD
agar tidak terjadi kecelakaaan yang tidak diharapkan.

31.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan pemasangan Air Valve Ø 100 mm
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam
gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pemasangan Air Valve Ø 100 mm berdasarkan
satuan buah (bh) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kauntitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

32. Pengadaan dan Pemasangan Water Meter Induk Ø 300 mm


Satuan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Buah (Bh) Water Meter Induk Ø 300 mm 2.3.4.10., 2.5.4.9.,
3.2.4.10.
32.1. Umum
Untuk pekerjaan Bak Reservoir diperlukan Aksesories untuk mengukur jumlah
air baku yang keluar dari bak Reservoir yaitu Water Meter Induk Ø 300 mm seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.

32.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
- Kendaraan Pengangkutan Aksessories Bak Reservoir Water Meter
Induk Ø 300 mm bersamaan dengan pengangkutan Pipa. Posisi
pengangkutan harus diperhatikan sehingga kerusakan pada Water
Meter Induk Ø 300 mm berkurang seminimal mungkin.
- Water Meter Induk Ø 300 mm yang telah diadakan untuk melaksanakan
pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau
rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk aslinya sesuai dengan persetujuan Direksi dan biaya
yang ditimbulkan akibat pergantian tersebut menjadi tanggungan
penyedia jasa.
b. Pemasangan Water Meter Induk Ø 300 mm
- Pemasangan Water Meter Induk Ø 300 mm ditempatkan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan direksi, Pemasangan membutuhkan bahan
tambahan Kawat las Dan proses pemasangan menggunakan alat
Welding set dan Generator set.
- Prosedur Pemasangan Water Meter Induk Ø 300 mm yang dipakai
untuk pekerjaan yang mengikuti standar ini, Tukang Pipa & Operator
Welding Set yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang
bersertifikat.

32.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat) aliran listrik dan terjatuh/terpeleset, Oleh
karena itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang
tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

32.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan pemasangan Water meter Ø 300 mm
berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan dan tercantum dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pemasangan Water Meter Ø 300 mm berdasarkan
satuan buah (bh) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan Pemasangan Water Meter Ø 300 mm tersebut sudah
termasuk biaya upah, bahan, peralatan untuk penyelesaian pekerjaan.

33. Pengecetan Besi/Pengecatan Pipa GIP


Satuan Pekerjaan Pengecatan Besi/ Nomor Pembayaran :
Meter Persegi (m2) Pengecetan Pipa 2.1.14., 2.3.5.1., 2.5.5.1., 2.6.1.3.,
Gip 3.1.14., 3.2.5.1., 3.3.2.2., 4.1.10

33.1. Umum
Istilah pengecatan adalah memberikan perlindungan terhadap cuaca.

33.2. Cara Pelaksanaan


Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI 06-6416-2000) dan PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik
yang disetujui oleh Direksi dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya
yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Cat harus seluruhnya diaduk di bawah pengawasan
seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi dan
tak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat
selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam
warna dan corak seperti diperintahkan oleh Direksi.
- Pengecatan besi
Semua permukaan besi yang akan dicat harus dihaluskan dan dibersihkan
dengan alat mekanis atau alat-alat yang disetujui oleh Direksi. Pengecatan besi
harus dilakukan dua kali yaitu lapisan pertama adalah cat meni dan lapisan kedua
adalah cat warna mengkilap.
Prosedur Pengecetan besi yang dipakai untuk pekerjaan yang mengikuti standar
ini, Tukang Cat yang diperkerjakan adalah tenaga terampil yang bersertifikat.

33.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan Kerja,
Tangan/Kaki/lecet, Terjatuh/Terpeleset Oleh karena itu Operator / Pekerja, agar
memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak
terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta wajib menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

33.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengecatan berdasarkan jumlah
luasan yang tertera dalam gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pengecatan berdasarkan meter persegi (m2) sesuai
yang terpasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan pengecatan tersebut sudah termasuk
seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.

34. Pemasangan Trash Rack


Satuan Pekerjaan Pekerjaan Pemasangan Nomor Pembayaran :
Meter persegi (m) Trashrack 2.4.4.1.,

34.1. Umum
Trashrack atau saringan sampah dipasang di kolam hisap pompa pada bagian
depan. Trashrack dipasang untuk mencegah sampah dan kotoran yang terbawa
oleh aliran pipa masuk ke dalam kolam, sehingga sampah tidak sampai masuk
ke dalam pipa hisap pompa.

34.2. Cara pelaksanaan


Kerangka trashrack harus didesain seperti tampak dalam gambar. Trashrack
berupa kontruksi baja yang dilas terdiri dari besi Ø 12 mm, disamping berupa plat
siku 30 x 30 x 3 mm, dan semua komponen-komponen yang diperlukan.
Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah pekerjaan pemasangan kisi saring
(saringan kasar) dipasang dilapangan.

34.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko terjadinya
Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena peralatan kerja, tangan kaki
lecet serta terjatuh/terpeleset Oleh karena itu Operator/Pekerja, agar
memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja, memperhatikan medan
kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan serta menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

34.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pemasangan kisi saring (Trashrack)
berdasarkan jumlah yang tertera dalam gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pemasangan kisi saring (Trashrack) dibuat
berdasarkan satuan buah (bh) sesuai yang dipasang dilapangan dan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan
pemasangan kisi saring (Trashrack) tersebut telah termasuk semua biaya
upah kerja, bahan, peralatan, pengelasan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
ada hubungannya.
35. Pengadaan dan Pemasangan Pompa centrifugal, Kapasitas 40 l/dt, Head
80m.

Pengadaan dan
Pemasangan Pompa Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan
centrifugal, Kapasitas 40 2.2.1.1
l/dt, Head 80m.

35.1. Umum
Pompa Intake centrifugal horizontal single stage in line terdapat
sensor pada pompa jika terjadi gagal pengisapan dan dapat
memompa air baku jika terdapat kandungan pasir dan sedimentasi
tanpa hambatan di gerakkan dengan sumber power dari tenaga
Surya,dan dapat di gerakkan juga dari sumber power dari listrik.
kapasitas pompa 40 Ltr/detik merupakan satu kesatuan yang
berfungsi untuk memompa atau mengangkat air dari Intake ke bak
reservoir.
Pekerjaan pompa yang dimaksud adalah pengadaan dan
pemasangan pompa tenaga Surya berikut dengan kelengkapannya
untuk kebutuhan

Pompa dari Bak booster – reservoir :


Kapasitas 40 Liter/detik (peak:1.000 M3/Hari) dengan head 50 meter
• Pompa centrifugal Horizontal in line single stage IE3
• Solar Inverter : 55.000 watt
• Solar module : minimum 83.160 wp

yang meliputi ruang lingkup sebagai berikut:


a. Pengangkutan ke lapangan
b. Pemasangan di lapangan
c. Test (Uji Coba)
d. Pelatihan operator
Sistem Pompa tenaga surya yang di supply harus dapat
mengoperasikan pompa secara automatis melalui panel control.

35.2. Cara Pelaksanaan


35.2.1. Pompa dan Kelengkapannya
Pompa yang diperlukan adalah pompa Centrifugal Horizontal
In Line dengan single channel impeller beserta kelengkapannya yang
terdiri dari:

• Pompa centrifugal vertical dengan single channel impeller volute


untuk air yang mengandung sedimentasi
• Kabel kedap air heavy duty, pengikat kabel dan material
terminasi kabel.
• Accesories mekanikal pompa terdiri dari check valve ,gate
valve,strainer valve, rubber flexible joint, pressure gauge dan
material pendukung untuk air baku.
• Solar Module lengkap dengan bingkai penyangga beserta soket
kabel penghubung antar array dan penghubung array ke panel
• Renewable Solar Inverter sebagai alat yang mengubah
penyerapan intensitas matahari menjadi energy listrik juga
sebagai proteksi pada saat pompa beroperasi
• Panel yang berfungsi pengontrol dan display kerja pompa
• Sensor dry running yang melekat pada housing pompa beserta
kabel control untuk mencegah kavitasi
• Junction box yang terdiri dari circuit breaker DC&AC dan Surge
protection

35.2.2. Spesifikasi Teknis Pompa dan motor


Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan gambar
instalasi, cara kerja, brosur/katalog asli yang memuat kurva unjuk kerja
pompa yang berupa: kapasitas / debit, head, dan daya yang diperlukan.
Penyedia barang juga harus menyertakan buku manual instalasi,
operasi dan perawatan.
1. Pompa dari Bak booster – reservoir :
Kapasitas pompa maksimal : 40 Liter/detik

Head shut off : 85 meter

Efisiensi pompa motor& : min.65%

Konstruksi Pompa:

• Model pompa adalah pompa centrifugal single stage, inline,


dengan posisi poros Horizontal,

• Model konstruksi pompa: motor, impeller dan poros impeller dalam


poros yang sama,sehingga memudahkan perbaikan pompa tanpa
melepas instalasi perpipaan dan plumbing untuk sisi isap dan
buang.
• Desain kopling sambungan poros pompa dengan motor
menggunakan Pin&bush coupling sehingga mempermudah dan
mempercepat waktu maintenance
• Konstruksi dudukan pompa dan motor harus dapat meredam dan
mengurangi vibrasi dari pompa dan motor penggerak
• Desain shaft seal menggunakan “balanced shaft seal - all in one
(satu kesatuan seal)” yang merupakan kombinasi material silicon
carbide (stationary seal) dengan silicon carbide (secondary seal),
EPDM rubber part dan preloaded spring mampu menahan tekanan
sampai 30 bar dan temperature sampai 120°C. Design all in one ini
memberikan mempercepat waktu pemasangan & pembongkaran
saat maintenance, lebih mudah dan aman saat dibawa tanpa resiko
seal robek atau tergores karena rubber part terlindungai dalam
casing stainless steel.
• Design impeller adalah volute menghilangkan beban radial yang
meminimalkan getaran dan kebisingan sehingga dapat
memperpanjang masa pakai seal dan bearing

Bahan / Material pompa :


Pompa dibuat dengan bahan / material sebagai berikut :
• Poros pompa : Cast iron
• Impeller : Stainless steel 304
• Wear ring : Brass
• Pump shaft : Stainless steel 316
• Rubber Seal : EPDM (0-120degree)
• Pump bracket : Cast Iron CED
• Pump base : Cast Iron CED
• Flang Standard : DIN / PN 16

SpesifikasiTeknis Motor Listrik Pompa

Motor yang digunakan adalah 4 pole motor tipe squirrel cage. Motor
listrik 3 phase, 380-415 Volt, 50 Hz. Spesifikasi motor listrik adalah
sebagai berikut :

Tipe : Squirrel Cage Induction Motor, TEFC

Class Efficiency : IE3,94.6%

Arah pemasangan : Horizontal

Daya (Power) : 133 A

Putaran (RPM) : 1480 rpm

Full load effisiensi motor : (minimal) 92%

Full load Power factor (cos φ) : (minimal) 0.89

Voltage : 3 x 380-415 V

Enclosure class (IEC 34-5) : IP 55

Insulation class (IEC 85) : Class F

Proteksi motor : Thermistor

35.2.3. Spesifikasi Teknis Renewable Solar Inverter


Renewable Solar Inverter (RSI) harus dapat memiliki built-in MPPT
(maximum power point tracking) agar power yang dibangkitkan oleh
solar cell dapat di utillised secara maksimal oleh pompa. RSI inverter
dapat berfungsi ganda sebagai controller sekaligus sebagai alat
proteksi dengan spesifikasi:

• Maximum Power Point Tracking


• DC ke konversi AC 3 phase
• Dapat menerima 2 input voltase AC dan DC
• Enclosure class IP 66 (kedap air) dan tidak memerlukan tambahan
fan
• Dapat menyesuaikan perubahan intensitas cahaya terhadap
putaran Motor
• Koneksi ke dry running switch
• Koneksi ke water level switch
• History operasional pompa&alaram
• Dapat memproteksi kelebihan/kekurangan tegangan,beban kerja
motor, suhu,arus

35.2.4. Spesifikasi Teknis Solar Modul


Solar modul terbuat dari polycrystalline/multicrystalline type yang
dilengkapi dengan plug dan soket untuk memudahkan
penyambungan module secara parallel. Solar modul dipasang
pada bingkai struktur dengan kemiringan tertentu untuk
mendapatkan radiasi yang maksimum dari sinar matahari, dengan
spesifikasi sebagai berikut: Warranty kinerja solar cell minimal 15 tahun

Maximum P ower (P max / W) : 330


Power Tolerance : ±3%
Maximum P ower Voltage (Vm / V) : 38.27
Maximum P ower C urrent ( Im / A) : 8.81
Open Circuit Voltage (Voc / V) : 46.66
Short C ircuit C urrent ( Is c / A) : 9.19
Module Efficiency (%) : 17.5
No. of Cells : 72 (6×12)
Glass : 3.2mm Toughened Glass
35.2.5. Purna Jual dan Garansi
Untuk memberikan pelayanan purna jual yang cepat dan memuaskan
penyedia barang harus memenuhi hal-hal berikut:

1. Menjamin adanya service center dengan teknisi yang terampil di


area sulawesi, dengan memberikan alamat, contact person yang
dapat dihubungi jika terjadi permasalahan di lapangan juga
menunjukkan surat penunjukkan sebagai service center dari pabrik
dan menjamin ketersediaan suku cadang pompa di pasaran
minimal 5 tahun.
2. Penyedia barang memberikan surat pernyataan garansi dan
kesediaan memperbaiki dalam waktu 2x24 jam selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pompa dipasang untuk kerusakan yang
disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua
biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang.
3. Setiap pompa dan motor harus dilengkapi test report yang
dilaksanakan di pabrikan di indonesia dengan Standart ISO 9906,
grade 3B dengan melampirkan surat periodik kalibrasi untuk
memastikan akurasi test report dan kurva yang menunjukkan:
head versus debit, daya versus debit dan efisiensi versus debit.
4. Bagi pabrikan harus memiliki dan melampirkan copy bukti Ijin
Usaha Industri yang dikeluarkan oleh Badan Kordinasi Penanaman
Modal (BKPM) / Departemen Peindustrian Republik Indonesia
5. Bagi ATPM harus memiliki dan melampirkan copy Surat
Keagenan Tunggal Pemegang Merk dengan jenis pompa
yang dimaksud, yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Republik Indonesia, serta copy surat
penunjukan dari Prinsipal (Pabrikan Pompa) yang disahkan
oleh Kedutaan besar Republik Indonesia dan Kuasa Hukum di
negara principle
6. Memiliki dan melampirkan copy sertifikat mutu ISO 9001 dan 14001
7. Pabrikan atau ATPM harus dapat memberikan warranty power
terhadap solar module minimal 85% setelah terpakai selama 15
tahun.
8. Untuk menjamin keaslian barang yang disupply, penyedia jasa
wajib menyertakan COO (certificate of originality), COC (certificate
of compliance),waranty card,manual book untuk pompa,solar
module,solar inverter, ,yang dimana diterbitkan oleh pabrik di
indonesia dengan menuliskan nama proyek dan waktu penerbitan

Untuk menjamin keaslian dan kemudahan pelayanan purna jual


komponen utama sistem yang telah dipasang ,maka bagian - bagian
utama berupa solar module, pompa, solar inverter ,drop cable harus di
supply oleh pabrikan yang sama dan melampirkan COO dan COC

35.2.6. Prosedur Pemasangan Pompa


Prosedur standar untuk pemasangan pompa yang harus
dilaksanakan Penyedia Barang adalah sebagai berikut :
❖ Pemeriksaan dan pengangkutan unit pompa dari gudang Bagian
Proyek kelokasi yang telah ditentukan, termasuk memuat dan
membongkarnya.
❖ Menyiapkan alat pokok dan alat pendukung serta material
pendukung untuk pemasangan pompa di lokasi bak
penampungan.
❖ Pemeriksaan terhadap semua komponen unit pompa sesuai
dengan packing list yang ada. Periksa terhadap adanya
kemungkinan kerusakan karena pengerjaan pabrik maupun
selama pengangkutan dan bongkar muat, serta cocokkan dengan
data teknis yang ada.
❖ Ukur tahanan antara terminal-terminal motor (winding
resistance) dan sesuaikan dengan data teknis motor, perbedaan
sampai 5% adalah wajar/normal.
❖ Unit pompa dipasang di atas pondasi dan dilengkapi
dengan penahan yang dibutuhkan.
❖ Melaksanakan pemasangan unit pompa sesuai dengan
prosedur pemasangan dari Pabrik Pembuat Pompa atau teknik
standar yang di persyaratkan ole pabrik pembuat pompa.

35.2.7. Uji Coba


1. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua
testing dan pengukuran - pengukuran yang dianggap perlu
untuk memeriksa /mengetahui apakah seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia
Barang harus melakukan uji coba pompa sesuai dengan debit
rencana pemompaan dengan interval waktu 8 (delapan) jam
operasi dilakukan terhadap :
• Debit pemompaan disesuaikan dengan head nya
• Ampere
• Voltage

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu tersebut


merupakan tanggung jawab kontraktor termasuk peralatan khusus
yang perlu untuk di testing dari seluruh sistem ini seperti dianjurkan
oleh pabrik, harus disediakan oleh Kontraktor.

3. Pendidikan calon operator instalasi meliputi :


• Kontraktor harus mendidik operator yang menangani
instalasi ini, sehingga mengetahui betul tentang operasi dari
perbaikan ringan dari instalasi tersebut.
• Tenaga operator disediakan oleh Pemberi Tugas.

4. Penyediaan papan informasi meliputi :


• Kontraktor harus menyediakan papan ,yang memberikan
informasi untuk metode ,cara pengoperasian yang
dipersyaratkan oleh pabrikan pompa
• Kontraktor wajib memberikan informasi identitas perangkat
sistem pompa tenaga surya dan cara perawatan dan rambu
rambu keselamatan kerja yang direkomendasikan oleh pabrikan
pompa
• Kontraktor wajib memberikan informasi /contact person teknisi
yang dapat dihubungi oleh operator jika terjadi masalah pada
sistem dan alamat yang jelas untuk tempat layanan purnajual
dan sparepart
Gambar typikal:
A. Wiring sistem 6
5 8
3

2 4

Keterangan :
1. Pompa Centrifugal vertical In Line
2. Solar Module polycrystaline
3. kabel array ke control box
4. kabel intermodule array ke array
5. Circuit breaker DC
6. surge protection, DC
7. Circuit breaker AC 100 A
8. solar inverter outdoor AC-DC 45.000 Watt
B.support solar cell
35.3. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena
Peralatan Kerja, Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat) aliran listrik
dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena itu Tukang Las/Pekerja, agar
memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

35.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran untuk pembayaran Pengadaan dan pemasangan
pompa tenaga surya berdasarkan satuan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, jumlah yang tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.
2) Pembayaran dapat dilakukan sebesar 50% (lima puluh
persen) apabila pekerjaan pengadaan Pompa Intake tenaga surta
dan Panel Listrik Pompa sudah ada dilokasi pekerjaan yang
dibuktikan dengan berita acara serah terima pengadaan. Sisanya
sebesar 50% (lima puluh persen) dapat dibayarkan setelah
terpasang semua dan berfungsi sesuai yang diharapkan.
3) Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan Pompa
Intake Tenaga Surya dan Panel Listrik Pompa harus dibuat
berdasarkan satuan unit sesuai yang diterima atau yang
terpasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
4) Harga satuan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Pompa Intake Tenaga Surya dan Panel Listrik Pompa tersebut
telah termasuk seluruh upah tenaga kerja, bahan dan
peralatan serta pengangkutan kelokasi pekerjaan.
36. Pasangan Batu Bata 1 : 4
Satuan
Pasangan Batu Nomor Pembayaran :
Pekerjaan
Bata 1 : 4 2.4.2.10.
M2

36.1. Umum
Yang dimaksud termasuk pekerjaan pasangan bata merah adalah
semua pekerjaan konstruksi yang menggunakan material bata merah.
Ukuran ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjaan pemasangan bata
merah ini ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk pengguna
jasa.

36.2. Cara Pelaksanaan


• Batu bata merah
• Bata merah yang digunakan adalah kualitas terbaik dan memenuhi
standar
• Semen Portland Composite (PCC)
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan dari PBI 1971-NI-2
• Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dank eras,
kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%.
• Adukan Semen
Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi
persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan
menurut perbandingan campuran antara semen dan pasir.
Perbandingan campuran ini adalah perbandingan volume dan harus
mengikuti sesuai dengan yang ditentukan.
• Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (Molen),
campuran tangan hanya diboleh dilakukan atas izin pengguna jasa.
• Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk
campuran 1 PC : 4 pasir pasang.
• Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
• Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
• Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.
• Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
• Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
• Penyelesaian
Finishing dan pekerjaan pasangan bata merah harus diplaster atau
disiar seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

36.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pasangan bata merah, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.

36.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran ini atas pekerjaan pasangan bata
merah ini harus berdasarkan jumlah yang telah terpasang dan sesuai
tertera pada gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran atas pekerjaan pasangan bata merah harus dibuat
dalam harga satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini
termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

37. Tegel Keramik Lantai

Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :


Tegel Keramik Lantai
M2 2.4.2.11.

37.1. Umum
Pekerjaan lantai ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh
lantai sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk
Direksi.

37.2. Persyaratan bahan dan cara pelaksanaan.


a. Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam
negeri yang bermutu baik dan Disetujui oleh Direksi.

b. Warna untuk lantai tegel keramik yang dipasang pada lantai


ruangan dan selasar/teras adalah putih polos dengan persetujuan
Direksi.

c. Ukuran Tegel Keramik Warna yang digunakan dengan persetujuan


Direksi.

d. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan


persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik
yang dipasang.

e. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong


tegel keramik sesuai Standar tukang batu.

f. Bahan yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam


noda pada permukaan hingga betul-betul bersih.

g. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik


direndam dalam air sampai jenuh.

h. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh


pekerjaan lain selama 1x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat pada permukaannya.

37.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan pasangan keramik, terkena peralatan kerja,
tangan/kaki/lecet, terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja,
agar memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

37.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan keramik
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

b. Pembayaran pekerjaan pasangan keramik berdasarkan meter


persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

38. Tegel Keramik Dinding

Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :


Tegel Keramik Dinding
M2 2.4.2.12.

38.1. Umum
Pekerjaan dinding ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing
seluruh lantai sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai
petunjuk Direksi.

38.2. Persyaratan bahan dan cara pelaksanaan.


a. Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam
negeri yang bermutu baik dan Disetujui oleh Direksi.

b. Warna untuk lantai tegel keramik yang dipasang pada lantai


ruangan dan selasar/teras adalah putih polos dengan persetujuan
Direksi.

c. Ukuran Tegel Keramik Warna yang digunakan dengan persetujuan


Direksi.

d. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan


persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik
yang dipasang.

e. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong


tegel keramik sesuai Standar tukang batu.
f. Bahan yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan hingga betul-betul bersih.

g. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik


direndam dalam air sampai jenuh.

h. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh


pekerjaan lain selama 1x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat pada permukaannya.

38.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan pasangan keramik, terkena peralatan kerja,
tangan/kaki/lecet, terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja,
agar memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

38.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


c. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan keramik
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

d. Pembayaran pekerjaan pasangan keramik berdasarkan meter


persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

39. Daun Pintu Panel Kayu Kelas I

Satuan Pekerjaan Daun Pintu Panel Kayu Nomor Pembayaran :


M2 Kelas I 2.4.3.1.,

39.1. Umum
Pekerjaan pemasangan daun pintu Panil. Pekerjaan daun pintu
teakwood dipasang pada seluruh detail dalam bangunan ini yang
ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas.
39.2. Cara Pelaksanaan
a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.

b. Daun Pintu Panil dibuat dari papan kayu Kelas I yang telah
dikeringkan, dengan ukuran sesuai dengan detail gambar.

c. Mutu dan kualitas papan kayu yang dipakai sesuai persyaratan/SNI


yang berlaku.

d. Papan kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.

e. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.

f. Cek kembali kedudukan daun pintu Panil apakah sudah sesuai


pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.

g. Bersihkan tempat sekelilingnya.

39.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjan daun pintu panil, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.

39.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan daun pintu Panil
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

b. Pembayaran pekerjaan daun pintu panil berdasarkan meter persegi


(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan
material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
40. Daun Pintu Panel Kayu Kelas II

Satuan Pekerjaan Daun Pintu Panel Kayu Nomor Pembayaran :


M2 Kelas II 2.4.3.2.,

40.1. Umum
Pekerjaan pemasangan daun pintu Panil. Pekerjaan daun pintu
teakwood dipasang pada seluruh detail dalam bangunan ini yang
ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas.

40.2. Cara Pelaksanaan


a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.

b. Daun Pintu Panil dibuat dari papan kayu Kelas II yang telah
dikeringkan, dengan ukuran sesuai dengan detail gambar.

c. Mutu dan kualitas papan kayu yang dipakai sesuai persyaratan/SNI


yang berlaku.

d. Papan kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.

e. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.

f. Cek kembali kedudukan daun pintu Panil apakah sudah sesuai


pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.

g. Bersihkan tempat sekelilingnya.

40.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjan daun pintu panil, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.
40.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan daun pintu Panil
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

b. Pembayaran pekerjaan daun pintu panil berdasarkan meter persegi


(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan
material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.

41. Kusen Pintu Kayu Kelas I

Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :


M3 Kusen Pintu Kayu Kelas I
2.4.3.2.

41.1. Umum
Pekerjaan pemasangan kusen dengan bahan kayu.

41.2. Cara Pelaksanaan


a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
b. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.
c. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap
as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
d. Pasang angkur pada kusen secukupnya.
e. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen.
f. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
g. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
h. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
i. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari dinding.
j. Bersihkan tempat sekelilingnya.
41.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan kusen kls I, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.

41.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan kusen kayu kls I
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

b. Pembayaran pekerjaan kusen berdasarkan meter kubik (m3) sesuai


yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

42. Kusen Jendela Kayu Kelas I

Satuan Pekerjaan Kusen Jendela Kayu Nomor Pembayaran :


M3 Kelas I 2.4.3.4.,

42.1. Umum
Pekerjaan pemasangan kusen dengan bahan kayu.

42.2. Cara Pelaksanaan


a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
b. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada direksi.
c. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap
as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
d. Pasang angkur pada kusen secukupnya.
e. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen.
f. Setel kedudukan kusen jendela sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
g. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
h. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
i. Cek kembali kedudukan kusen jendela, apakah sudah sesuai
pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari dinding.
j. Bersihkan tempat sekelilingnya.
42.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan kusen kls I, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.

42.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


c. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan kusen kayu kls I
berdasarkan jumlah yang terpasang sesuai tertera dalam gambar
dan disetujui oleh direksi.

d. Pembayaran pekerjaan kusen berdasarkan meter kubik (m3) sesuai


yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

43. Jendela Kaca Rangka Kayu Kelas II

Satuan Pekerjaan Jendela Kaca Rangka Nomor Pembayaran :


M2 Kayu Kelas II 2.4.3.5.

43.1. Umum
Pekerjaan pemasangan daun jendela dengan kaca. Pekerjaan daun
jendela dengan kaca dipasang pada bagian dalam bangunan ini yang
ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas

43.2. Cara Pelaksanaan


a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
b. Daun jendela dengan kaca dibuat dari Kayu yang telah dikeringkan,
dengan ukuran sesuai dengan detail gambar.
c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering, dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.
d. Pengajuan jenis material bahan yang digunakan kepada Direksi.
e. Cek kembali kedudukan daun jendela dengan kaca daun pintu dan
jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan
ketegakan dari kusen.
f. Bersihkan tempat sekelilingnya.

43.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan daun jendela dengan kaca, terkena peralatan kerja,
tangan/kaki/lecet, terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja,
agar memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

43.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan daun jendela dengan kaca
berdasarkan jumlah yang terpasang dan tertera dalam gambar dan
disetujui oleh direksi.

b. Pembayaran pekerjaan daun jendela dengan kaca berdasarkan


meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
44. Pekerjaan Penutup Atap Seng Spandek 0.35 mm

Satuan Pekerjaan Pekerjaan Penutup Atap Nomor Pembayaran :


M2 Seng Spandek 0.35 mm 2.4.3.7.

44.1. Umum
Lingkup Pekerjaan ini meliputi : Pasangan Atap seng spandek 0.35 mm,
Nok Atap Metal Sakura Roof, Lisplank 2 (2/20) kayu kelas II.
Termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang berkwalitas dan sempurna dalam pemakaiannya.

Persyaratan Bahan
a. Contoh dan brosur diserahkan terlebih dahulu ke Direksi /
Konsultan untuk diperiksa dan disetujui sebelum pengadaan bahan
ke lokasi kerja / proyek.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai Kontraktor terlebih dahulu membuat
gambar kerja / detailnya dan diserahkan ke Direksi / Konsultan
untuk diperiksa dan disetujui.
c. Bahan-bahan rangka atap baja profil, penutup atap seng spandek
dan listplank harus dibawa ke lokasi kerja / proyek dalam keadaan
baru, utuh, tidak rusak dengan tanda / merek yang jelas.
d. Bahan-bahn ini agar memakai produk yang baik, produksi lokal
dalam negeri yang sesuai standar SNI.
e. Berukuran homogen dengan ukuran yang sama dengan gambar
rencana, tidak cacat, tidak karat, kelembaban udara dan kerapatan
air yang baik. Bahan rangka atap baja profil bahan dasarnya adalah
baja dan harus mengandung bahan Zincalum / Zam agar tahan
terhadap korosi.
f. Bahan-bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan
terlindung dari potensi kerusakan.
g. Rangka atap / kuda-kuda memiliki rangka Kuda-kuda Rafter IWF
250x125x6x9 mm dan Gording CNP 125x50x20x3.2 mm atau yang
sejenis.
h. Rangka atap / kuda-kuda harus memiliki Bearing Plate sebagai
tumpuannya di atas ringbalk.
i. Self Drilling Screw pada kerangka atap harus dipasang sebagai
pengikat kedua sisi profil C Section minimal sebanyak 6 buah.
j. Diapragma Plate pada kerangka atap harus dipasang sebagai
pengaku profil C Section untuk mengantisipasi gaya tekuk pada
kuda-kuda.
k. Wind Bracing harus dipasangkan sebagai ikatan angin untuk
pengaku rangka atap.
l. Penutup Atap Seng Spandek 0.35 mm, mudah dipotong dan dibor
tanpa pecah-pecah dan retak.
m. Lisplank memakai kayu klas II, 2 x (2/20).
n. Lisplafond memakai profil gypsum 12 cm.

44.2. Cara Pelaksanaan


Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan ( ukuran dan peil lubang
dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1 ).
2. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Direksi/Konsultan.
3. Semua rangka atap / kuda-kuda baja prifil, penutup atap Penutup
Atap Seng Spandek 0.35 mm dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Fabrikasi / manufaktur dari semua pekerjaan rangka atap / kuda-
kuda baja profil dan penutup atap Penutup Atap Seng Spandek
0.35 mm sebelum penempatan dan pemasangan harus
dilaksanakan dengan ketelitian yang tinggi dan tampilannya bagus.
5. Alat bor yang digunakan untuk drilling screw pada penyambungan
material harus sesuai typenya yang dianjurkan dalam spesifikasi
pabrik.
6. Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu
satu baris ke arah atas, kemudian satu baris ke samping,
selanjutnya ke arah atas dan seterusnya hingga atap tertutup
semua.
7. Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas
menutup lembaran bawahnya sama dengan arah angin.

44.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan daun jendela dengan kaca, terkena peralatan kerja,
tangan/kaki/lecet, terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja,
agar memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

44.4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Rangka atap Baja profil
berdasarkan satuan Kg dan Pekerjaan Penutup Atap Penutup Atap
Seng Spandek 0.35 mm ini berdasarkan jumlah luasan Pekerjaan
Penutup Atap Seng Spandek 0.35 mm yang dilaksanakan di lokasi
pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar dan disetujui oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pekerjaan Rangka atap Baja profil satuan
Kilogram (Kg) dan Pekerjaan Penutup Atap Seng Spandek 0.35 mm
ini berdasarkan satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini
termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

45. Pekerjaan Rangka Plafon Baja Ringan dan Pekerjaan Plafon Gipsum

Satuan Pekerjaan Pekerjaan Rangka Plafon


Nomor Pembayaran :
M2 Baja Ringan dan
2.4.3.8., 2.4.3.9.
Pekerjaan Plafon Gipsum
45.1. Umum
Pekerjaan plafon harus dilakukan pada ruangan yang memenuhi syarat
dari gedung operasi sesuai gambar. Komponen utama dari pekerjaan
plafon adalah terdiri dari kerangka plafon besi hollow 4/4 cm dan lembar
plafon akustik untuk permukaannya.
Bahan
Untuk pelaksanaannya Kontraktor harus menyerahkan contoh yang
diusulkan berisi konfigurasi dari lembar plafon akustik. Lembar plafon
akustik harus berkualitas tinggi tersedia di pasar local dengan
ketebalan minimum tidak kurang dari 9 mm untuk akustik.

45.2. Pelaksanaan dan Pemasangan


Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow
4/4 cm, digantung dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai
kondisi lapangan).
Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesiikasi bahan dari
pabrikan dengan pola
bermodul 60 x 120 cm yang dipasang bersilangan, sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi.
Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai
alur/sponimg agar sebelum dilakukan pemasangan terlebih dahulu
supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana
atau petunjuk Direksi.
Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau
rangka utama sudah terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan
elevasi disesuaikan dengan gambar rencana dan disetujui Direksi,
selanjutnya dilakukan pembagian untuk pemasangan rangka pembagi
dengan modul as ke as 60 cm (atau sesuai dengan gambar rencana).
Pemasangan plafon akustik hanya dapat dilakukan bilamana rangka
plafon telah selesai dan sesuai dengan gambar rencana serta telah
disetujui Direksi.
Lembaran akustik yang dipergunakan untuk plafon adalah dengan
ukuran tebal 9 mm, atau disesuakan dengan gambar rencana dan
petunjuk Direksi.
Pemotongan plafon akustik harus dilakukan dengan gergaji halus atau
alat lainnya yang disetujui Direksi serta diampelas yang tidak terlalu
kasar pada bekas pemotongannya sehingga halus dan rata.
Pemasangan plafon akustik dapat dilakukan dengan cara dibout dan
disetujui Direksi.
Setelah pemasangan plafond keseluruhannya sesuai dan diterima/
disetujui Direksi, yang selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing
dengan material yang telah ditentukan.

45.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa/terkena Material
pekerjaan plafon, terkena peralatan kerja, tangan/kaki/lecet,
terjatuh/terpeleset. Oleh karena itu tukang/Pekerja, agar
memperhatikan keaadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak
terjadi kecelakaan kerja.

45.4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Pekerjaan Rangka Plafon Baja
Ringan dan Pekerjaan Plafon Gipsum ini berdasarkan jumlah luasan
Pekerjaan Rangka Plafon Baja Ringan dan Pekerjaan Plafon Gipsum
yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai yang tertera pada
gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pekerjaan Rangka Plafon Baja Ringan dan
Pekerjaan Plafon Gipsum ini berdasarkan satuan meter persegi (m2)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini.

46. Handrail pipa GIP dia 3"


8. Satuan Pekerjaan :
Handrail pipa GIP dia 3" Nomor Pembayaran :
m
2.4.4.2

46.1. Umum
Pipa GIP merupakan bahan yang umum didapatkan dipasaran secara
bebas. Pipa GIP yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan pipa
transmisi adalah pipa GIP medium A dengan SNI 0039.87/85.1387.85
dengan metode penyambungan expanded joint (las langsung
disekeliling sambungan) yang mempunyai kekuatan tahan tekan air
50 kg/cm2.

46.2. Cara Pelaksanaan


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pipa harus
mempunyai badan yang sesuai dengan panjang pipa, karena
pipa tidak boleh tergantung. Cara penanganan pengangkutan
pipa harus mengikuti rekomendasi dari pabrik. Tali dan semua
pengait serta alat besi lainnya yang dipakai dalam proses
pengangkutan harus benar-benar dilapisi dengan bahan lunak.
Tidak diperkenankan untuk memasang pengait pada permukaan
dinding bagian dalam ujung pipa. Tali yang kuat harus dipakai.
Posisi pengangkutan dengan tali harus diperhatikan sehingga
kerusakan pada pipa berkurang seminimal mungkin.

Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan untuk


dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan
sampai hilang atau rusak. Jika terjadi kerusakan atau hilang
bahan pipa dan perlengkapannya harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat
penggantian tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa.

b. Pengadaan dan pemasangan pipa GIP digunakan untuk Jaringan


pipa yang melewati bangunan gorong-gorong, jalan, sungai,
dakker/sejajar jembatan, saluran, bangunan pelengkap serta
perlintasan dibawah jalan (pengembalian aspal jika ada),
penyedia jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila
terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya.
Bangunan perlintasan.
c. Penyedia jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan apabila
terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya
yang akan dilalui jaringan pipa transmisi.

46.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material pipa,
Terkena peralatan kerja, tangan kaki lecet serta terjatuh/terpeleset,
kesetrum (tersengat aliran listrik). Oleh karena itu Operator/Pekerja,
agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

46.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran Prestasi pekerjaan jumlah terpasang/dikerjakan dan
tercantum dalam gambar dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pemasangan pipa berdasarkan satuan
meter (m’) sesuai yang dilaksanakan dan terpasang dilapangan
dengan persetujuan oleh Direksi Pekerjaan. Harga satuan untuk
pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah buruh, dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

47. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Pekerjaan Instalasi Air Kotor dan
pembuangan
Pekerjaan Instalasi Air
9. Satuan Pekerjaan : Bersih dan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Ls Instalasi Air Kotor dan
2.4.5.1., 2.4.5.2.
pembuangan

47.1. Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi : Instalasi Air Bersih pipa PVC ½ “,
Instalasi Air Kotor & Kotoran Padat pipa PVC 3”, Instalasi Air Hujan pipa
PVC 4”, Bak Kontrol air kotor tipe A 30x30 t= 35 cm, Pasang Kloset
Duduk + Bak, Pasang Floor Drain, Pasang Kran Air, Septic Tank + Bak
Resapan.
Termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang berkwalitas dan sempurna dalam pemakaiannya.

47.2. Cara Pelaksanaan


Persyaratan Bahan
• Pipa-pipa PVC
Semua pipa PVC dan pipa penyambung adalah PVC kelas AW
(heavy duty) seri S 12,5 dengan memenuhi standar bahan sebagai
berikut :
o harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 64, SII-0344-82 (untuk pipa), dan SII-1448-85 (untuk
fitting). Diameter dalam tebal dinding tidak boleh kurang dari
50&75 mm = 5 mm, 100 &125 mm = 7 mm, 150 mm = 7,5 mm,
200 mm = 8 mm, 250 mm = 8,5 mm, dan300 mm = 9 mm.
o • pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Pipa PVC
dipakai untuk pipa air kotor dan pipa resapan.
• Sanitair
Kloset Duduk
bahan : porselen
pemakaian : Toilet
warna : ditentukan kemudian
Bak Air
produk : mutu terbaik
bahan : Fiber
tipe : standar
pemakaian : semua toilet
warna : ditentukan kemudian
Floor Drain
Produk : Ex Dalam negeri atau setarafnya
Bahan : Metal/stainlessteel
Pemakaian : Standar
Kran Dinding
Bahan : Metal
Type : Standar, dia. ½”
Pemakaian : pada Dinding KM/WC
Warna : Standar (metallic)
Shower
Bahan : Metal
Type : Standar
Pemakaian : pada Dinding KM/WC
Warna : Standar
• Septic Tank
Tangki septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton
bertulang (sesuai dengan petunjuk gambar kerja) dalam kapasitas,
ukuran, bentuk dalam gambar kerja.Tanki Kapasitas 1,8 m3 Sek.
Bio Master. Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus
pipa PVC kelas 5 kg/cm2 standar JIS K 6741 berdiameter sesuai
dengan gambar kerja, sedangkan panjang, tebal, dan lainnya
sesuai dengan standar JIS. Batu bata harus memenuhi persyaratan
dalam pasal tentang pemasangan bata. Bahan beton dan baja
tulangan harus memenuhi persyaratan.
Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Pemasangan Pipa
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mempelajari
semua pekerjaan lainnya yang terkait sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis dan melaporkannya
kepada pengawas lapangan semua keadaan yang akan
mengurangi pekerjaannya.
2. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang bagi semua
peralatan, pipa-pipa, dan lainnya untuk menjamin bahwa
semuanya dapat dipasang di tempat yang direncanakan.
3. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu
dan rapi oleh teknisi terlatih yang telah disetujui oleh Direksi.
(b) Pemasangan Sanitair
1. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar
kerja, uraian, dan persyaratan pekerjaan, spesifikasi pabrik
pembuat, serta petunjuk Direksi/Konsultan. Diperlukan
koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang
bersangkutan dengan pekerjaan pemasangan, baik jadwal
maupun posisi meletakkan peralatan di tempat.
2. Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus
disetujui Direksi/Konsultan, serta dijaga dari kerusakan atau
kehilangan sebelum masa penyerahan tiba. Perhatikan semua
ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik di
lantai maupun di dinding/meja beton. Pemasangan harus
dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar tidak terdapat
bekas cacat, noda, atau sumbatan-sumbatan.
3. Sambungan pipa dengan menggunakan ulir terlebih dahulu
harus dilapisi dgn Red Lead Cement dan memakai pintalan
atau serat halus. Pada tempat-tempat khusus digunakan
sambungan flanged . Penyambungan ini perlu dilengkapi dgn
ring type gasket utk lebih menjamin kekuatan sambungan.
Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan
pemeriksaan/pengujian oleh Direksi/Konsultan. Semua
aksesoris yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di
tengah atau pada nad ubin keramik.

47.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material pipa,
Terkena peralatan kerja, tangan kaki lecet serta terjatuh/terpeleset,
kesetrum (tersengat aliran listrik). Oleh karena itu Operator/Pekerja,
agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

47.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari semua jenis pekerjaan tersebut di
atas harus dibuat dari bahan setempat dengan garis-garis batas,
gradien, sesuai gambar teknik atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan tersebut harus dibuat dalam harga
satuan buah, meter lari dan set. Item di dalam BOQ , dengan harga
satuan termasuk semua biaya trasportasi, peralatan, bahan-bahan
termasuk biaya upah kerja dan lain-lain yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
48. Pekerjaan Instalasi Listrik

4. Satuan Pekerjaan : Nomor Pembayaran :


Pekerjaan Instalasi Listrik
Ls 2.4.5.3.

48.1. Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi : Pasang Instalasi Titik Armateur,
Pasang Stop Kontak, Pasang Saklar Tunggal dan Ganda, Pasang
Sekring Case MCB. Termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapai hasil pekerjaan yang berkwalitas dan sempurna dalam
pemakaiannya.
Persyaratan Bahan
a) Kabel
Untuk stop kontak dan titik lampu penerangan jenis kabel yang
dipakai adalah jenis NYM 3x2.5 mm dengan pipa pelindung PVC Ø
5/8”.
b) Stop Kontak
Standard stop kontak menggunakan standard stop kontak (IP 413).
• Rating tegangan : 22O V untuk l fasa
• Rating arus : sesuai dengan Gambar Rencana (minimal 16 A)
• Jumlah Pole : 2p + E (l fasa)
• Perlengkapan : cable gland
• Jenis pemasangan : Inbouw atau outbow
• Proteksi : Dengan tutup dan plug locking
c) Saklar
• Rating tegangan : 220 V, 1 fasa
• Rating arus : Minimal l0 A
d) Lampu
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
Kualitas dan pengerjaan semua rnaterial dan accessories, baik
yang disebut secara maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai
dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Jenis armature
1. Lampu Down Light
Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm (utk Rumah Dinas),
Armatur lampu Down PL 11 Watt dia. 125mm, surfaced mounted
(Rumah Dinas),Cup lampu/dudukan mer. Sek. Artolite, Armatur
merk sek.Phillips.
2. Lampu PL
Armatur lampu PL 11 Watt + fitting, merk sek. Phillips.
3. Lampu TL
Armateur Lampu TL 20 watt,circle ttup oval acrylic (Rumah Dinas),
ArmateurLampu TL 32 watt,circle ttup oval acrylic (Rumah Dinas).
Semua Armatur lampunya harus merk Sek. Phillips.
4. Pekerjaan Armatur Lampu Taman
Armatur lampu yang dipakai untuk lampu taman yaitu PL 14 watt,
acrylic ball dia. 30cm lengkap tiang BSP dia. 1,25” tinggi 1,5 cm.
Sedangkan armature untuk lampu sorot memakai tipe PAR 80 watt.
e) Kabel Daya Site
Instalasi untuk kabel daya memakai NYY 2x2,5mm2 + PVC ¾”,
NYY 2x4 mm2 + PVC 1”, NYY 4x4 mm2 + PVC 1,5”, NYY 4x6 mm2
+ NYA 4 mm2. Sebagai pelindung kabel yang melintas jalan
memakai pipa GIP dia. 1”, GIP dia. 1,5”, GIP dia. 3”.

48.2. Pelaksanaan Pekerjaan


(a) Instalasi Listrik
Lingkup pekerjaan Listrik meliputi pekerjaan-pekerjaan
pemasangan :
1. Pengadaan & pemasangan fixtures lampu lengkap berikut
accessories (sesuai gambar).
2. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap
(kabel-kabel) accessories terpasang (sesuai gambar).
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop
kontak lengkap accessories terpasang (sesuai gambar).
4. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, lengkap
accessories terpasang.
5. Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, conduit, dan
alat bantu accessories lain-lain, untuk bekerjanya/beroperasinya
sistem instalasi penerangan dan daya dengan sempurna dan
baik.
6. Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan. Setelah
pekerjaan instalasi listrik, tidak boleh meninggalkan bekas-bekas
bobokan atau cacat pada plafond, dinding dll. Setelah pekerjaan
instalasi tersebut harus dirapikan kembali.
(b) Pemasangan Armateur
1. Semua armateur penerangan dan perlengkapannya harus
dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan
cara-cara yang disetujui Direksi/Konsultan.
2. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan
bahan-bahan yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan
yang baik. Barisan armatur yang menerus harus dipasang
sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus. Armature yang
dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak
boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan-perrnukaan disebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harus ditanahkan (grounded).
3. Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature
penerangan, peralatan tersebut harus slap untuk bekerja
dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna sertabebas
dari semua cacat / kekurangan. Pada waktu pemeriksaan akhir,
semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara
lengkap.
(c) Pemasangan Stopkontak
1. Stop kontak dipasang dengan ketinggian 35 atau 120 cm diatas
permukaan lantai atau disebut lain sesuai dengan gambar
rencana. Semua stop kontak harus dilengkapi dengan sistim
pentanahan.
(d) Pemasangan Saklar
Saklar penerangan baik jenis single maupun double, dipasang pada
ketinggian 150 cm dari muka lantai, jenis outbow dan berbentuk
bujur sangkar, kecuali disebutkan lain. Pemasangan harus
memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standard.

48.3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material listrik,
Terkena peralatan kerja, tangan kaki lecet serta terjatuh/terpeleset,
kesetrum (tersengat aliran listrik). Oleh karena itu Operator/Pekerja,
agar memperhatikan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diharapkan
serta wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

48.4. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dari semua jenis pekerjaan tersebut di
atas harus dibuat dari bahan setempat dengan garis-garis batas,
gradien, sesuai gambar teknik atau sesuai petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan tersebut harus dibuat dalam harga
satuan buah. Item di dalam BOQ , dengan harga satuan termasuk
semua biaya trasportasi, peralatan, bahan-bahan termasuk biaya upah
kerja dan lain-lain yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.

49. Bar Pengaman Matahari

Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :


Bar Pengaman Matahari
Buah (bh) 2.6.4.1., 3.3.4.1.

49.1. Umum
Untuk perlengkapan penghalang pada jembatan pelintas pipa agar
hewan tidak dapat melintas maka diperlukan Bar Pengaman Matahari
dan pemasangan ditunjukkan dalam gambar.

49.2. Cara pelaksanaan


Bahan untuk pembuatan Bar Pengaman Matahari dari besi siku 70.70.7
untuk rangka dari besi beton dia 12 mm, jarak setiap kisi-kisi adalah 10
cm. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah pekerjaan
pemasangan bar pengaman matahari dipasang dilapangan.

49.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena
peralatan kerja, tangan kaki lecet serta terjatuh/terpeleset Oleh karena
itu Operator/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi
kecelakaan yang tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai.

49.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi dan pembayaran pemasangan bar pengaman
matahari berdasarkan jumlah yang tertera dalam gambar dan
disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pemasangan bar pengaman matahari dibuat
berdasarkan satuan buah (bh) sesuai yang dipasang dilapangan dan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan pemasangan bar pengaman matahari tersebut telah
termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan, pengelasan dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang ada hubungannya untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

50. Pemasangan Pagar BRC T.190 cm x L.240

Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Pagar BRC BRC T.190
2.3.5.3., 2.4.4.4., 2.5.5.3.,
Buah (Buah) cm x L.240
3.2.5.3.

50.1. Umum
Untuk pengaman lokasi reservoar diperlukan pagar pengaman BRC dan
pemasangan ditunjukkan dalam gambar kerja.
Ukuran dan Dimensi Pagar Pengaman BRC Tinggi 190 cm x Lebar 240
cm dengan diameter panel BRC 7 mm dan tergalvanis.

50.2. Cara Pelaksanaan


Pagar Pengaman BRC dan bahan lainnya merupakan bahan yang umum
biasa didapatkan dipasaran secara bebas.
Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah Pagar Pengaman BRC
dipasang dilapangan dengan persetujuan Direksi.

50.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko
terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena
Peralatan Kerja, Tangan/Kaki lecet, dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena
itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan
yang tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai.

50.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Pagar Pengaman BRC
berdasarkan jumlah yang telah terpasang/dikerjakan di lokasi
pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar dan disetujui oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pagar Pengaman BRC berdasarkan satuan
Buah (bh) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan Pagar Pengaman BRC tersebut sudah
termasuk seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.

51. Pemasangan Tiang Pagar BRC

Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan
Tiang Pagar BRC 2.3.5.4., 2.4.4.5.,
Buah (Buah)
2.5.5.4., 3.2.5.4.

51.1. Umum
Untuk pemasangan pengaman lokasi reservoar diperlukan tiang pagar
pengaman BRC dan pemasangan ditunjukkan dalam gambar kerja.
Ukuran dan Dimensi Tiang Pagar Pengaman BRC Tinggi 190 cm diameter
tiang BRC 2-inch yang mempunyai ketebalan 3,6 mm dilengkapi dengan
topi penutup tiang dan tergalvanis.

51.2. Cara Pelaksanaan


Pagar Pengaman BRC dan bahan lainnya merupakan bahan yang umum
biasa didapatkan dipasaran secara bebas.
Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah Pagar Pengaman BRC
dipasang dilapangan dengan persetujuan Direksi.

51.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus


diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko
terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena
Peralatan Kerja, Tangan/Kaki lecet, dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena
itu Tukang Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada
saat bekerja, memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan
yang tidak diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai.

51.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Tiang Pagar Pengaman BRC
berdasarkan jumlah yang telah terpasang/dikerjakan di lokasi
pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar dan disetujui oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Tiang Pagar Pengaman BRC berdasarkan
satuan Buah (bh) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan Tiang Pagar Pengaman BRC tersebut
sudah termasuk seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.
52. Pemasangan Pintu Pagar BRC T.177 cm x L.330 cm

Pemasangan Pintu 2. Nomor Pembayaran :


Satuan Pekerjaan
Pagar BRC T.177 cm x 2.3.5.5., 2.4.4.6.,
Buah (Buah)
L.330 cm 2.5.5.5., 3.2.4.11.

52.1. Umum
Untuk pengaman lokasi reservoar diperlukan pintu pagar pengaman BRC
dan pemasangan ditunjukkan dalam gambar kerja.
Ukuran dan Dimensi Pagar Pengaman BRC Tinggi 177 cm x Lebar 330
cm dengan diameter panel BRC 7 mm dengan frame pagar Diameter 2
Inch dan tergalvanis.

52.2. Cara Pelaksanaan


Pintu Pagar Pengaman BRC dan bahan lainnya merupakan bahan yang
umum biasa didapatkan dipasaran secara bebas.
Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah Pagar Pengaman BRC
dipasang dilapangan dan disetujui oleh direksi.

52.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap harus
diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko
terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena Peralatan
Kerja, Tangan/Kaki lecet, dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena itu Tukang
Las/Pekerja, agar memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.

52.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Pagar Pengaman BRC
berdasarkan jumlah yang telah terpasang/dikerjakan di lokasi
pekerjaan dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Pagar Pengaman BRC berdasarkan satuan
Buah (bh) sesuai tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan Pagar Pengaman BRC tersebut sudah
termasuk seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.
53. Generator Diesel 165 KVA, 3 phase, Silent

Nomor
Satuan Pekerjaan Generator Diesel 165
Pembayaran :
Buah (Buah) KVA, 3 phase, Silent
2.2.2.4.

53.1. Umum
Lingkup pekerjaan ini adalah Pengadaan dan pemasangan Genset
(Running Power 165 kVA) . Adapun item pekerjaan dan spesifikasi
adalah sebagai berikut

165 (Silent
Output KVA
Type)
Prime Power Kva 150
Voltage 3 x 380
Type Silent
1106A-
Engine
70TAG2
Stamford
Altemator
UCI274F

53.2. Cara Pelaksanaan


• Genset ( Running Power 165 KVA -(Silent Type)) direncanakan,
diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya, hanya oleh suatu pabrik
yang sudah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Pembuatan
dan pengadaan Genset ( Running Power 165 KVA ) harus
dilaksanakan atas dasar Sub-Kontrak oleh Penyedia Jasa Utama, yang
harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
• Penyedia Jasa harus memberikan salinan dari semua surat-menyurat
yang menyangkut Sub-Kontrak tersebut kepada Direksi.
• Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Di Pabrik
Direksi atau pejabat yang diberi tugas harus mengadakan
pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan, ukuran-
ukuran dan-percobaan perakitan di Pabrik.
Pemeriksaan ini meliputi :
o Pemeriksaan Genset atau bahan-bahan lain yang
dipakai untuk memastikan bahwa bahan-bahan di atas
sesuai dengan standar, laporan percobaan kimia dan
fisika dari bahan-bahan yang dipakai harus ditunjukkan.
o Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
o Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman

2) Pembangunan Di Pabrik
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan baja harus dipasang untuk
sementara ditempat pembuatannya untuk diperiksa oleh Direksi
dan jika dianggap perlu diuji sebelum dikirim.

3) Pemasangan Bagian-Bagian
Penyedia Jasa harus mengamankan semua peralatan di dalam
pengangkutan, pembongkaran, pemasangan, penyimpanan
diruang terbuka dan perjalanan ke lapangan pekerjaan.

4) Pemasangan Bagian-Bagian
Untuk pemasangan bagian-bagian yang masuk dalam
pekerjaan beton atau pasangan batu yang permanen, maka
bagian-bagian di atas seperti angkur, plat perletakan dan lain-
lain harus dikirim lebih dahulu dari pada bagian lain.

5) Pengujian SetelahDipasang Dilokasi


Setelah selesai dipasang dilokasi, harus diadakan uji
coba terhadap semua perlengkapan, sampai mendapat
persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur air harus
digerakkan secara penuh untuk keperluan
pengoperasian, dengan menggunakan semua peralatan
yang disediakan dan dengan persyaratan-persyaratan
yang sudah ditetapkan kecuali Direksi menentukan lain.

6) Penyerahan
Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama
periode tertentu yang akan disetujui bersama oleh Direksi dan
Kontraktor, dengan perkiraan satu minggu, pelaksana diminta
untuk tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama dari
bangunannya, dan untuk memberi petunjuk dan bimbingan
kepada Staf Pengguna Pekerjaan dalam cara yang benar
guna pengoperasian dari Bangunan tersebut.

53.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap
harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki
resiko terjadinya Kecelakaan Kerja seperti Tertimpa Material, Terkena
Peralatan Kerja, Tangan/Kaki lecet, Kesetrum (tersengat) aliran listrik
dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena itu Tukang Las/Pekerja, agar
memperhatikan kemungkinan resiko pada saat bekerja,
memperhatikan medan kerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diharapkan serta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai

53.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


• Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan pengadaan
Genset (Running Power 165 KVA) sudah ada dilokasi pekerjaan yang
dibuktikan dengan berita acara serah terima pengadaan Genset
(Running Power 165 KVA).
• Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah terpasang semua.
• Harga satuan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan Genset
(Running Power 165 KVA) tersebut telah termasuk seluruh upah
tenaga kerja, bahan dan perlatan serta pengakutan kelokasi
pekerjaan.
• Pembayaran didasarkan atas satuan Unit sesuai yang tercantum
dalam daftar Kuantitas dan Harga.
54. Pengelasan dengan las listrik

Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Pengelasan dengan las 2.1.16, 2.3.4.12,
m (Meter) listrik 2.5.4.11, 3.1.16,
3.2.4.12, 4.1.12, 4.1.12

54.1. Umum
Pengelasan Pipa GIP & Aksesorisnya merupakan pekerjaan
penyambungan Pipa GIP & Aksesorisnya, pengelasan dilakukan
disekeliling sambungan (diameter Pipa GIP & Aksesorisnya) dengan
menggunakan peralatan Welding Set dan Generator Set. Pekerjaan
Pengelasan membutuhkan tambahan kawat las.

54.2. Cara Pelaksanaan


a. Pipa GIP & Aksesorisnya disambung dengan cara di las agar menyatu
sehingga lebih kuat dan bersifat permanen. Pengelasan pipa GIP &
Aksesorisnya membutuhkan bahan tambahan kawat las, Proses
pengelasan pipa GIP & Aksesorisnya dengan menggunakan alat
welding set dan generator set.
b. Pengelasan yang dilakukan harus menghasilkan suatu sambungan
yang sesuai dengan persyaratan kekuatan minimal logam dasar dan
memenuhi kualifikasi prosedur pengelasan yang disyaratkan.
c. Prosedur pengelasan pipa GIP & Aksesorisnya yang dipakai
mengikuti standar tukang pipa, dan operator welding set, tukang pipa
dan operator welding set yang dipekerjakan adalah tenaga terampil
yang bersertifikat.
54.3. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus


diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan karena memiliki resiko
terjadinya Kecelakaan Kerja seperti terjadi terkena percikan pengelasan,
tersengat listrik, tertimpa material pipa, terkena peralatan kerja,
tangan/Kaki lecet, dan terjatuh/terpeleset, Oleh karena itu tukang/Pekerja
agar memperhatikan keadaan sekitar pada saat bekerja, memperhatikan
medan kerja serta menggunakan alat pelindung diri atau APD agar tidak
terjadi kecelakaaan kerja.

54.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan Pengelasan Pipa GIP & Aksesorisnya
berdasarkan jumlah volume yang telah terpasang/dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja atau yang terlaksana di lapangan
dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pengelasan dengan las listrik ini berdasarkan
satuan meter (m) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.

Anda mungkin juga menyukai