Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIK

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI KALAENA


KAB. LUWU TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2023

1
Daftar Isi
1. PEKERJAAN PERSIAPAN .................................................................................... 1
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi .......................................................................... 1
1.1.1. Umum ............................................................................................................... 1
1.1.2. Cara Pelaksanaan ............................................................................................ 1
1.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. 2
1.1.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ......................... 2
1.2 Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 ........................... 2
1.2.1 Umum ............................................................................................................... 2
1.2.2 Cara Pelaksanaan ............................................................................................ 2
1.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. 3
2. PEKERJAAN TANGGUL TANAH .......................................................................... 4
2.1 Pembersihan dan Striping/ Kosrekan ........................................................... 4
2.1.1. Umum ............................................................................................................... 4
2.1.2. Cara Pelaksanaan ............................................................................................ 4
2.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. 5
2.1.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap ................ 5
2.2 Timbunan Tanah Dihampar dan Dipadatkan ................................................ 5
2.2.1 Umum ............................................................................................................... 5
2.2.2 Cara Pelaksanaan ............................................................................................ 6
2.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. 8
2.2.4 Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap ................ 8
2.3 Finishing Badan Tanggul ............................................................................... 9
2.3.1. Umum ............................................................................................................... 9
2.3.2. Cara Pelaksanaan ............................................................................................ 9
2.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. 9
2.3.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap .............. 10
3. PEKERJAAN PERKUATAN TEBING .................................................................. 10
3.1. Pembuatan blok beton terkunci K-225 terkunci berat 0,4 Ton...................... 10
3.2. Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4 Ton menggunakan
Excavator ........................................................................................................... 23
SPESIFIKASI TEKNIK

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Satuan Pekerjaan Mobilisasi dan Nomor Pembayaran :
(Ls) Demobilisasi 1.1
1.1.1. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah
semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi
peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa
memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke
tempat semula.

1.1.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan Pekerjaan perlu dilakukan
persiapan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat – alat keselamatan bagi pekerja
(APD) dan menyampaikan program pengendalian
resiko K3.
b. Penyediaan Peralatan dan Personil
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan
personil sesuai dengan kebutuhan seperti yang
termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
• Sebelum mobilisasi dilaksanakan, penyedia jasa harus
segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat
meminta tambahan peralatan maupun personil atas
tanggungan penyedia jasa.
c. Program dan Pemberitahuan
• Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi
peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang
akan didatangkan.
• Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis
kepada direksi perihal kedatangan maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil.
• Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas
setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan
personil.

1
• Semua peralatan yang telah berada di lokasi
pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

1.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
a. Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan telah
berada seluruhnya di lapangan dan disetujui oleh direksi.
b. Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah peralatan
demobilisasi telah selesai seluruhnya dan disetujui oleh
direksi.

1.1.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Mobilisasi - Alat berat terguling / terjatuh. Penggunaan


dan - Kecelakaan lalu lintas. APD sesuai
Demobilisasi - Gangguan lalu lintas dengan jenis
(kemacetan). pekerjaan,
- Jalan umum rusak dan berdebu menggunakan
- Menimbulkan kebisingan, rambu
- Gangguan pernafasan dan
peringatan
mata.
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

1.2 Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3


Penyelenggaraan
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Kesehatan dan
(Ls) 1.2
Keselamatan Kerja K3
1.2.1 Umum
Penyedia jasa wajib menyelengarakan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan Konstruksi mencakup
penyiapan RKK, sosialisasi dan promosi K3, alat pelindung
kerja/diri, asuransi dan perijinan, personel K3, fasilitas
prasarana kesehatan, rambu-rambu yang diperlukan,
konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi, dan lain-lain
terkait pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.

1.2.2 Cara Pelaksanaan


a. Penyiapan RK3K terdiri atas:
Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi,
Pembuatan prosedur dan instruksi kerja, Penyiapan Formulir;
b. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
1. Induksi K3 (Safety Induction); khusus untuk pekerja baru
2
2. Spanduk (banner)
3. Papan Informasi K3
c. Alat Pelindung Kerja (APK) terdiri atas:
1. Pembatas Area (Restricted Area)
d. Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
2. Sarung Tangan (Safety Gloves)
3. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
4. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
e. Asuransi dan Perijinan terdiri atas :
1. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;
(Berdasarkan PERMENAKER No 05 Tahun 2021, untuk
pekerja)
f. Personil K3 Terdiri Atas :
1. Petugas P3K
g. Fasilitas sarana kesehatan;
1. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban)
h. Rambu – rambu tediri atas:
1. Rambu Petunjuk
2. Rambu Larangan
3. Rambu Peringatan
4. Rambu Kewajiban
5. Rambu Informasi
i. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3:
1. Bendera K3
2. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
j. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 yang sesuai
dengan standar SNI.
k. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 sebelum
pekerjaan dimulai.
l. Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas
penyelengaraan keamanan dan kesehatan kerja.

1.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
a. Dibayar 100% (seratus persen) penyelenggaraan keamanan
dan kesehatan kerja apabila telah berada seluruhnya di
lapangan dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan pekerjaan yaitu lump
sum (LS) sesuai yang tercantum dalam kontrak.

3
2. PEKERJAAN TANGGUL TANAH
2.1 Pembersihan dan Striping/ Kosrekan
Satuan Pembersihan dan Nomor Pembayaran
Pekerjaan (m2) Striping/ Kosrekan : 2.1

2.1.1. Umum
Pekerjaan kosrekan adalah pekerjaan yang dilaksanakan
dengan menggunakan alat Bulldozer. Dengan membersihkan
akar-akar dan semak belukar termasuk pohon-pohon yang
dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan dan juga dengan
melakukan pengerukan atau kosrekan tebal 20 cm.

2.1.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan Pekerjaan perlu dilakukan
persiapan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat – alat keselamatan bagi pekerja
(APD) dan menyampaikan program pengendalian
resiko K3.
2. Menyiapkan Peralatan :
a. Bulldozer Kapasistas Minimal 105 HP
3. Menyiapkan tenaga kerja :
a. Pekerja
b. Mandor
c. Operator
d. Pembantu Operator
b. Kosrekan dimulai dengan pemotongan rumput-
rumput/perdu/semak dan dilanjutkan dengan mengosrek
permukaan tanah yang mengandung akar-akar
rumput/perdu/semak dengan menggunakan alat Bulldozer,
ketebalan kosrekan 20 cm sesuai gambar rencana untuk
awal dari pekerjaan Pembuatan tanggul.
c. Untuk pepohonan yang besar ukurannya, maka
pembersihan dilakukan menggunakan tenaga manusia.
Untuk hasil pembersihan berupa sampah maupun kayu
maka selanjutnya dapat dilakukan pembakaran.
Pembakaran dilakukan di tempat yang aman.
d. Hasil kosrekan harus dibuang ke luar areal kerja atau
ketempat yang disetujui oleh pihak direksi
e. Apabila pekerjaan kosrekan selesai maka penyedia harus
memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

4
2.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pekerjaan kosrekan ini berdasarkan luas yang
tertera pada Gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan kosrekan ini berdasarkan satuan
meter bujur sangkar (m2) sesuai yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga. Harga satuan untuk pekerjaan
kosrekan telah mencakup pembuangan yang ditentukan
oleh direksi.
c. Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan
material, upah, buruh, peralatan, dan semua yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

2.1.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


Pengendalian Resiko
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya K3

Pembersihan - Terkena peralatan kerja Penggunaan apd


dan Striping/ - Tertusuk kayu sesuai dengan jenis
Kosrekan pekerjaan,
menggunakan rambu
peringatan brikade
dan menyiapkan
Kotak P3K

2.2 Timbunan Tanah Dihampar dan Dipadatkan


Satuan Pekerjaan Timbunan Tanah dihampar Nomor
(m3) dan Dipadatkan Pembayaran : 2.2

2.2.1 Umum
Material timbunan harus memenuhi semua persyaratan
material timbunan yang disyaratkan, yang perlu diperhatikan
yaitu grain size distribution, kadar air, kebersihan dari bahan
organik dan sumber material itu sendiri. Dan memiliki ijin usaha
pertambangan operasi produksi yang dikeluarkan oleh Instansi
yang berwenang.
• Referensi
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI) serta standar berikut, merupakan uraian
lebih lanjut dan merupakan bagian yang menyatu dengan
spesifikasi ini.
a. SNI 1743 : 2008 Cara uji kepadatan berat untuk
tanah
b. SNI 1965 : 2008 Cara uji penentuan kadar air untuk
tanah dan batuan
c. SNI 1966 : 2008 Cara uji penentuan batas plastis
dan indeks plastisitas tanah

5
d. SNI 1967 : 2008 Cara uji penentuan batas cair tanah
e. SNI 6872 : 2015 Metode uji kepadatan tanah dan
batuan di lapangan dengan cara penggantian air
pada sumur uji (ASTM D 5030-04 standard test
method for density of soil and rock in place by the
water replacement method in a test pit)
f. ASTM D 1556 : (metode pengujian standar untuk
kepadatan tanah dan kepadatan lapangan dengan
menggunakan sand-cone) penentuan kepadatan
tanah dilapangan dengan menggunakan sand-cone.

2.2.2 Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan Pekerjaan perlu dilakukan
persiapan sebagai berikut :
• Menyiapkan alat – alat keselamatan bagi pekerja
(APD) dan menyampaikan program pengendalian
resiko K3.
• Menyiapkan Peralatan :
- Bulldozer Kapasitas Minimal 105 HP
- Water Tank Truck Kapasitas Minimal 4.000
Liter
- Vibrator Roller Kapasitas Minimal 9,50 ton
• Menyiapkan tenaga kerja :
- Pekerja
- Mandor
- Operator
- Pembantu Operator

b. Timbunan tanah
1) Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan
profil-profil yang ditunjukkan dalam gambar atau
diperintahkan oleh Direksi.
2) Bahan-bahan yang berupa tumbuh-tumbuhan lapuk,
tonggak, dan bahan-bahan organik atau yang dapat
membusuk lainnya, atau batu-batuan besar yang
lebih besar dari 100 mm tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan.
3) Kerusakan pada bangunan yang ada, yang
diakibatkan oleh cara kerja Penyedia dalam
melakukan pekerjaan timbunan, menjadi tanggung
jawab Penyedia.

c. Penghamparan

6
1) Material timbunan dihampar lapis demi lapis dan
apabila dibutuhkan disiram air dengan water tank
truck, dengan tebal lapisan tidak lebih dari 50 cm,
2) Masing-masing lapis penghamparan disesuaikan
dengan ukuran atau profil rencana tanggul
3) Setiap kali akan menebarkan lapis berikutnya pada
pekerjaan lapisan sebelumnya harus sudah
dipadatkan terlebih dahulu.

d. Pemadatan
1) Sebelum tanah timbunan untuk lapisan pertama dari
suatu pekerjaan timbunan dihamparkan, permukaan
tanah untuk lokasi tanggul harus disiapkan dalam
dokumen ini, dan harus diperiksa kadar airnya
sebelum dipadatkan dengan cara yang telah
ditentukan dalam melaksanakan pekerjaan
timbunan pada lokasi tersebut.
2) Tanah timbunan harus dihamparkan lapis demi lapis
sacara horizontal menggunakan Bulldozer dengan
hasil ketebalan dari setiap lapisan tidak lebih dari 30
cm, dalam segala hal kecuali ditentukan lain dari
hasil percobaan pemadatan sebagai yang
disebutkan di atas atau diperintahkan oleh Direksi.
Dalam melanjutkan pembuatan tanggul tidak
diizinkan dengan cara menuangkan tanah timbunan
dari atas. Tanah timbunan yang masih berbentuk
bongkahan atau gumpalan harus dihancurkan
dengan seksama dengan memakai alat pemecah
yang seusai dan kelembamannya harus selalu
diawasi dengan teliti sedemikian rupa agar tercapai
kualitas yang cukup tinggi.
3) Tanah timbunan yang telah siap atau yang telah
dihamparkan dipadatkan menggunakan Vibrator
Roller sampai kepadatan telah ditentukan,
sebagaimana dari hasil percobaan pemadatan
tanah atau yang diperintahkan oleh Direksi, maka
peralatan atau alat-alat lain yang dioperasikan
secara manual tidak akan diizinkan dipergunakan
kecuali ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi.
4) Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga
sedemikian rupa, baik secara pengeringan alami
atau dengan pembasahan memakai alat semprot
Water Tank. Pemadatan harus alat pemadat,
penggetar Vibrator Roller sehingga menghasilkan
kepadatan kering (Dry Density) tanah hasil
7
pemadatan tidak dizinkan kurang dari 95% dari hasil
pemadatan laboratorium ASTM D 1556.
5) Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan
kering yang dilaksanakan sesuai dengan keadaan
lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering
yang dilaksanakan menurut ASTM D 1556 sekalipun
Penyedia Jasa telah mengikuti semua langkah yang
tercantum dalam spesifikasi, maka Direksi atas
pendapatnya dapat menerima tidak kurang dari 90%
dari pemadatan kering maksimum untuk pemadatan
khusus pada timbunan ini. Pengujian kepadatan
menurut ASTM D 1556 akan selalu dilakukan oleh
Direksi selama pemadatan berlangsung.

e. Bahan-bahan yang diusulkan untuk Timbunan Tanah diuji


di laboratorium untuk mengetahui dan menyesuaikan
karakteristik dan sifat bahan yang digunakan agar sesuai
dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

f. Timbunan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah


Timbunan yang bersumber dari Borrow Area yang
resmi/(legal).

2.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dilakukan mengikuti persentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar
100% bilamana keseluruhan pekerjaan sudah sesuai
dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan timbunan tanah didatangkan
dan dipadatkan ini berdasarkan satuan meter kubik (m3)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan pemadatan ini
telah mencakup biaya-biaya penghamparan, pemadatan
dan perapihan.
c. Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya upah,
buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

2.2.4 Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Timbunan - Terkena peralatan kerja Penggunaan


Tanah - Tertimbun tanah apd sesuai
dihampar - Terjatuh dengan jenis
dan - Terpeleset pekerjaan,
8
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Dipadatkan menggunakan
rambu
peringatan
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

2.3 Finishing Badan Tanggul


Satuan Pekerjaan Nomor
Finishing Badan Tanggul
(m3) Pembayaran : 2.3

2.3.1. Umum
Finishing Badan Tanggul adalah pekerjaan perapihan
timbunan pada sisi kanan dan kiri badan tanggul tanah dengan
menggunakan alat berat excavator sesuai dengan petunjuk
Direksi Lapangan.

2.3.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan Pekerjaan perlu dilakukan
persiapan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat – alat keselamatan bagi pekerja
(APD) dan menyampaikan program pengendalian
resiko K3.
2. Menyiapkan Peralatan :
a. Excavator Kapasitas Minimal 0.90 m3
3. Menyiapkan tenaga kerja :
a. Pekerja
b. Mandor
c. Operator
d. Pembantu Operator
b. Material timbunan pada sisi kanan dan sisi kiri tanggul
dirapihkan dengan menggunakan excavator sesuai dengan
gambar dan disetujui oleh Direksi.
c. Apabila pekerjaan Finishing Badan Tanggul selesai maka
penyedia harus memberitahukan kepada direksi untuk
pemeriksaan.

2.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pekerjaan Finishing Badan Tanggul
berdasarkan volume yang tertera pada gambar atau yang
ditentukan oleh direksi.

9
b. Pembayaran pekerjaan Finishing Badan Tanggul ini
berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya upah,
buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

2.3.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Finishing - Terkena peralatan kerja Penggunaan


Badan - Terjatuh apd sesuai
Tanggul - Terpeleset dengan jenis
pekerjaan,
menggunakan
rambu
peringatan
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

3. PEKERJAAN PERKUATAN TEBING


3.1. Pembuatan blok beton terkunci K-225 terkunci berat 0,4 Ton
3.1.1. Beton K-225
Satuan
Nomor Pembayaran :
Pekerjaan Beton K-225
3.1.a
(buah)

3.1.1.1. Umum
a. Pekerjaan Pembuatan blok beton terkunci K-225 berat 0,4 Ton
ini meliputi Pekerjaan Beton K-225
b. Pekerjaan Pembuatan blok beton terkunci K-225 berat 0,4 Ton
memiliki bentuk ukuran Tinggi = 0,90 meter & Lebar 0,90
meter sesuai gambar kerja.
c. Pekerjaan Pembuatan blok beton terkunci K-225 berat 0,4 Ton
ini meliputi kelengkapan peralatan konstruksi, tenaga kerja,
bahan, perlengkapan dan penyelenggaraan yang berkaitan
dengan pekerjaan penyediaan material pasir, semen, batu
split, besi hingga pemasangannya pada posisi yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
d. Semua mutu beton harus disesuaikan dengan persyaratan
“Standar Nasional Indonesia Spesifikasi Beton Bertulang
Kedap Air” SNI 03-2914-1992.
10
e. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing
bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan dalam
gambar atau oleh Direksi.

3.1.1.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan Pekerjaan Pembuatan blok beton
terkunci K-225 berat 0,4 Ton perlu dilakukan persiapan
sebagai berikut :
• Menyiapkan alat-alat keselamatan bagi pekerja (APD) dan
Menyampaikan program pengendalian resiko K3.
• Menyiapkan peralatan :
- Molen Kapasitas Minimal 0,3 m3
• Menyiapkan tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala tukang
- Mandor

b. Semen
Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang pada
umumnya dari jenis semen PCC produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
Penyedia jasa harus mempergunakan semen PCC hanya
dalam satu merek. Semen harus dijaga terhadap pengaruh
hujan dan kelembaban serta pengaruh-pengaruh lain yang
dapat menjadikan rusak sebelum dipergunakan.
Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus
diproduksi oleh pabrik yang disetujui oleh direksi secara tertulis.
Semen tersebut harus semen PCC biasa sesuai dengan
ketentuan dan harus kering serta tidak ada yang menggumpal
dan mengeras.
Semen harus dikemas dalam kantong. Kantong semen harus
cukup kuat untuk menerima perlakukan kasar dalam
pengangkutan oleh tenaga manusia. Nama dan cap pabrik, tipe
semen, tahun dan bulan pembuatan, serta berat bersih harus
tertera dengan jelas pada setiap kantong.

c. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton, baja
tulangan atau jaringan kawat baja untuk itu sebaiknya dipakai
air bersih.

11
d. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus yang digunakan adalah pasir dengan butir butir
tajam, keras, bersih dan tidak mengandung bahan bahan
organik. Dan memiliki ijin usaha pertambangan operasi
produksi yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang.
Ukuran pasir harus sesuai dengan pengujian sebagai berikut:
Sisa di atas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat
Sisa di atas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat
Sisa di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % dan 90 %
berat
Kadar lumpur maksimum 5 % berat
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari
Lembaga Pemeriksaan Bahan-Bahan yang diakui.

e. Agregat Kasar (Batu Pecah 2-3 cm)


Agregat Kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah
berupa kerikil atau batu pecah dari butir butir keras, runcing
tidak berpori, bersih dan tidak mengandung zat zat aktif yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
Ukuran batu pecah harus sesuai dengan pengujian sebagai
berikut:
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, 0 % berat.
Sisa di atas ayakan 4 mm, berkisar antara 90 % dan 98 %
berat.
Selisih antara sisa sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kadar lumpur maksimum 2 % berat.

f. Pencampuran Beton
Perbandingan Campuran Beton harus terdiri dari semen, bahan
pengisi (agregat), air dan bahan tambahan, bila diijinkan,
diaduk dengan sempurna, untuk mendapatkan kekuatan yang
ditentukan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekan
pada 28 (dua puluh delapan) hari dengan penggunaan ukuran
agregat maksimum seperti terlihat dibawah ini :
Kekuatan tekan Ukuran
Perbandingan
yang ditentukan Agregat
Tipe Campuran Beton air/semen
pada umur 28 hari Maksimum
maksimum (%)
(kg/cm2) (mm)
A (K-225) 225 40 (20) 50

Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan


menghasilkan pemadatan sempurna dengan peralatan yang
diijinkan untuk pekerjaan tersebut, tetapi dalam beberapa hal

12
harus terletak diantara nilai-nilai batas seperti terlihat dibawah
ini, setelah beton dituang.
Tipe Batas-batas
Tipe Konstruksi Terbesar
Campuran slump (cm)
Tipe A Bagian-bagian beton pracetak 12,5 – 5,0

Pengadukan beton dengan Concrete Mixer (Molen)


• Bahan-bahan campuran beton harus diaduk dalam alat
pengaduk tidak kurang dari 1-1/2 menit setelah semua
bahan dimasukkan, kecuali air.
• Seluruh air pencampur harus dituangkan sebelum ¼ waktu
pengaduk dilampaui. Waktu pengadukan untuk alat
pencampur yang lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah ¼
menit untuk setiap tambahan 0,5 m3.
• Alat pencampur tidak boleh dibebani lebih dari kapasitas
rata-ratanya, serta tidak boleh dioperasikan dengan
kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan yang dianjurkan
oleh pabriknya. Mesin pencampur tersebut harus
menghasilkan beton yang seragam sepanjang waktu
kerjanya sesuai dengan persetujuan direksi.
• Semua peralatan pencampur harus dibersihkan sebelum
memulai pencampuran dan harus bebas dari beton yang
telah mengeras. Campuran pertama setelah pembersihan
setiap alat pencampur harus dibuang. Pisai pelempar yang
ada didalam alat pencampur harus diganti jika telah
mencapai tingkat keausan 2 cm atau 10% dari ukuran
tingginya.
• Semua alat pencampur yang digunakan untuk beton harus
dari tipe mekanis dengan kapasitas yang disetujui oleh
direksi.

g. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan pekerjaan
persiapan, telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh Direksi.
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan penunjang siap
dipakai, material dan pekerja harus sudah berada di tempat
pengecoran.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan
dari bahan bahan lepas, kotoran kotoran maupun potongan
kawat/besi.
Pelaksanaan Pengecoran
• Sebelum pengecoran beton, harus dilakukan persiapan
sedemikian rupa sehingga dalam semua keadaan adukan
beton dapat diangkat dengan lancar dan ditempatkan pada
13
posisi yang diperlukan tanpa perlu adanya pengangkutan
lebih lanjut serta tidak terjadi pemisahan bahan-bahan.
• Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau
dijatuhkan dari tempat pengadukan atau dengan cara lain
kecuali dengan persetujuan direksi yang dapat
memerintahkan adukan beton dijatuhkan ke atas bak
penampung.
• Tempat dimana beton akan dituang harus dijaga agar bebas
dari genangan air selama pelaksanaan pengecoran, kecuali
ada persetujuan lain dari direksi. Aliran air yang melintas
atau masuk ketempat pekerjaan tersebut harus diamankan
sebelum proses pengecoran beton dimulai. Jika pengecoran
dalam genangan air tidak dapat dihindari dan telah didapat
persetujuan khusus dari direksi, adukan beton harus
dituangkan melalui pipa. Ketentuan khusus tentang bagian-
bagian campuran dan tata cara pengecoran dapat ditentukan
oleh direksi dan penyedia jasa tidak berhak atas kompensasi
biaya yang diakibatkannya.
• Sebelum melanjutkan pengecoran beton pada pekerjaan
yang dilaksanakan terdahulu, yang kemudian diistrahatkan
atau dihentikan, permukaan dan ujungnya harus dikasarkan
dengan sempurna dengan menggunakan pahat yang tajam
sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi lapisan kulit yang
lunak. Permukaan yang dikasarkan tersebut harus
dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan angin
dan air atau cara-cara lain yang disetujui, disikat dan disiram
sesaat sebelum proses pengecoran lapisan beton berikutnya
dilaksanakan. Biaya untuk semua pengkasaran permukaan
tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga-harga
satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
• Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor dalam
jumlah sedikit-sedikit, dalam keadaan dapat dibentuk dengan
perbandingan air semen sedemikian rupa untuk mencapai
kekuatan yang ditentukan.
• Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri harus
dilaksanakan terus menerus tanpa berhenti sampai batas
sambungan yang disetujui sebelumnya, atau sampai bagian
tersebut selesai dan harus diselesaikan dengan cara
sedemikian rupa sehingga bagian-bagian sambungan harus
monolit, kecuali ada ketentuan lain.
• Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam bagian-
bagian yang terlebih dahulu dianjurkan atau disetujui oleh
direksi dan harus dikerjakan secara terus menerus tanpa
berhenti sampai selesai dalam setiap bagiannya dan tidak
diijinkan untuk istrahat selama pekerjaan berjalan. Apabila
14
diperlukan bekerja diluar batas jam kerja biasa untuk
terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa harus
sudah memperhitungkannya dalam harga-harga satuan
beton di dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
• Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak
Memungkinkan
• Pengerjaan beton tidak diijinkan selama ada badai atau
hujan lebat. Semua bahan beton dan perlengkapan
instalasinya harus dilindungidengan baik terhadap akibat
terjadinya badai atau angin kencang
• Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan
• Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras
tidak boleh digunakan.
• Direksi berhak menolak beton dalam beberapa kejadian
sebagai berikut:
• Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30
menit setelah semen dituangkan kedalam agregat.
• Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang
telah masak dikeluarkan dari alat pengaduk dengan
pengecorannya tanpa pengaduk lagi.
• Jika telah dilampaui dari 1,5 jam antara penuangan semen
pada agregat dan pelaksanaan pengecoran beton.
• Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau
cukup besar menurut anggapan direksi, selama jangka
waktu mulai matangnya beton sampai pengecoran beton.

h. Pemadatan
• Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat
pemadat (concrete vibrator). Ketelitian dalam hal pemadatan
perlu diperhatikan agar supaya sudut-sudut, sela-sela
diantara terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua rongga-
rongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada
pemadatan.
• Harus diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak
terlalu lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-
bahan (segregation).

i. Permukaan Beton Jadi (Finishing)


Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus
rata, lurus, tidak nampak bagian-bagian yang keropos,
melendut, atau bagian-bagian yang membekas pada
permukaan.

15
j. Perawatan
• Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap
hujan dan panas matahari serta kerusakan kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya gaya sentuhan sampai
beton telah menjadi keras. Permukaan beton harus
diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara
menutupinya dengan karung karung basah atau
menggenangi air sampai selama paling sedikit 2 minggu.
• Pada hari hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses
pengerasan tidak boleh diganggu. Tidak diperkenankan
untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat timbunan bahan bahan atau sebagai jalan
untuk mengangkut bahan bahan yang berat. Permukaan
beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus
segera ditutup dengan karung-karung basah agar beton
tetap lembab dan mengeras dengan sempurna.
Catatan : Beton yang menggunakan semen biasa dan tidak
memakai bahan pembantu pembasahan dilakukan selama
minimum 7 hari.
• Beban hanya dapat diizikan melewatinya setelah beton
berumur 30 hari atau sampai waktu yang ditentukan oleh
direksi.

k. Pembongkaran Bekisting
Bekisting tidak diperbolehkan untuk dibuka kecuali atas
petunjuk direksi. Dalam memberikan persetujuannya, direksi
akan memperhitungkan kekuatan konstruksi untuk menahan
berat sendiri dan beban beban selama pelaksanaan
sedemikian sehingga tegangan beton dapat ditampung
seluruhnya berdasarkan kekuatan kubus test pada umur yang
sama dengan masa mulai selesainya pengecoran sampai
waktu pembongkaran acuan, pada umumnya dapat dibongkar
setelah beton berumur 24 jam.

l. Pengujian Beton (Mix Desain)


Pengujian beton (mix desain) dilakukan dengan mengambil
benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran
secara manual setiap 74 m3 sebanyak 3 sampel benda uji
harus dibuat 1set benda uji dan untuk setiap jenis komponen
struktur yang di cor terpisah minimal diambil 3 set benda uji (1
set = 3 buah benda uji) untuk pengujian kuat tekan beton, harus
disediakan banda uji beton berupa kubus dengan ukuran 15 cm
x 15 cm x 15 cm dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03~48
10~1989. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan

16
diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat
sesuai dengan perawatan di laboratorium)

3.1.1.3. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dilakukan mengikuti persentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100%
bilamana keseluruhan Pembuatan Armor Blok beton terkunci
K-225 Berat 0,4 Ton sudah sesuai dan disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran Pembuatan 1 buah blok beton terkunci K-225
berat 0,4 Ton berdasarkan satuan buah (bh) sesuai yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga yang terdapat
dalam kontrak.
c. Harga satuan untuk pekerjaan ini sudah termasuk biaya
pengadaan material, upah, peralatan dan semua yang
diperlukan termasuk untuk penyelesaian pekerjaan ini.

3 . 1 . 1 . 4 . Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Beton K-225 - Tangan/kaki terkena adukan Penggunaan


beton dalam waktu yang lama apd sesuai
- Terkena peralatan kerja dengan jenis
- Gangguan pernafasan dan pekerjaan,
mata disebabkan oleh debu menggunakan
semen rambu
peringatan
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

3.1.2. Pembesian Ø 10 dan Ø 12


Satuan
Nomor Pembayaran :
Pekerjaan Pembesian Ø 10 dan Ø 12
3.1.b
(buah)

3.1.2.1. Umum
Potongan melintang dari setiap batang tulangan yang akan
digunakan harus mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter
yang sama pada setiap titik sepanjang batang tersebut. Diameter
rata-rata tulangan-tulangan yang dipilih dari contoh setiap kiriman
dengan ukuran yang sama dari setiap tulangan beton yang
dikirimkan kelokasi pekerjaan, tidak boleh lebih besar atau lebih kecil
dari 2 (dua) persen dari diameter yang ditentukan. Tulangan-
tulangan harus bebas dari sisik, minyak, karat, kotoran dan
kerusakan-kerusakan struktur. Jika diperlukan oleh direksi, penyedia
17
jasa harus menyampaikan 3 (tiga) copy keterangan teknis (mill-
sheet) tentang baja-baja tulangan yang dikeluarkan oleh pabriknya
untuk mendapat persetujuan direksi sebelumnya. Setiap pengiriman
dan pemeriksaan di lokasi harus dilakukan oleh direksi berdasarkan
spesifikasi dan keterangan teknis (mill-sheet) di atas.

3.1.2.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, perlu dilakukan persiapan
sebagai berikut :
• Menyiapkan alat-alat keselamatan bagi pekerja (APD) dan
Menyampaikan program pengendalian resiko K3.
• Menyiapkan peralatan :
- Alat Bantu
• Menyiapkan tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor

b. Penempatan Tulangan Beton


Semua tulangan beton harus dibersihkan sebelum pemasangan
dari sisik yang lepas, karat yang lepas, minyak, gemuk, kotoran
dan bahan-bahan asing lainnya. Tulangan harus dipasang dan
dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya
didalam cetakan tanpa penggeseran selama proses
penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus
dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
menurut petunjuk Direksi.

c. Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak


yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam
bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit
kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat harus dilipat ke dalam.
Pengelasan besi tulangan tidak diperbolehkan kecuali ditentukan
lain terutama disetujui Direksi.

18
d. Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton
telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada Direksi
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya,
tentang maksudnya untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas
penulangan yang telah disiapkan.

e. Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua
gambar detail tulangan beton berdasarkan gambar-gambar yang
diberikan oleh direksi sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Gambar-gambar tulangan beton ini
harus meliputi gambar penempatan tulangan, gambar
pembengkokan tulangan, daftar besi dan gambar-gambar
penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan.
Semua gambar penulangan harus diajukan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan. Persetujuan Direksi tersebut tidak
membebaskan penyedia jasa dari tanggung jawabnya atas
kebenaran detail atau untuk penyesuaian dengan keperluan
menurut persyaratan.

f. Sambungan Tulangan Beton


Jika dianggap perlu untuk meyambung batang tulangan pada
titik-titik lain dari pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi
dan metode penyambungan harus ditetapkan berdasarkan
perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam hal ini
sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi
ketentuan gambar atau tabel dibawah ini:

− Diameter 12
tulangan (mm)

− Panjang sambungan lewatan minimum (cm) 48

− Diameter 10
begel (mm)

− Panjang sambungan lewatan minimum (cm) 40

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas


sambungan lewatan dengan menggunakan kawat besi pengikat
19
dengan diameter lebih dari 0,9 milimeter atau pengikat yang
cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang
tulangan licin dan kait tidak diperlukan pada tulangan berulir.

g. Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan
harus sesuai dengan gambar atau daftar dibawah ini:
Selimut
Jenis Pekerjaan Beton
Minimum
(cm)
Bangunan yang masuk dalam tanah atau 5,0
1.
nampak dan terpengaruh cuaca atau kena
.
gerusanBangunan yang masuk dalam tanah
atau nampak dan terpengaruh cuaca atau
kena gerusan

Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan
diameter batang tulangan

3.1.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan
pemasangan tulangan beton harus dibuat sesuai dengan
rencana batang tulangan yang terpasang di dalam beton
menurut gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Satuan
berat batang tulangan harus seperti berikut, kecuali ada
ketentuan lain.
Tulangan Bulat Yang Licin

Diameter tulangan (mm) 12


Satuan Berat (kg/m) 0,888
Tulangan Bulat Yang Licin

Diameter Begel (mm) 10


Satuan Berat (kg/m) 0,617
b. Penjepit, pengikat atau bahan-bahan lain yang digunakan untuk
mengatur dan mengikat batang-batang tulangan ditempatnya
tidak akan diukur untuk pembayaran. Batang-batang tulangan
lewatan yang dinyatakan pada gambar atau dianggap perlu oleh
Direksi harus dimasukkan dalam pengukuran untuk pembayaran.
c. Pembayaran untuk penyempurnaan dan pemasangan tulangan
beton harus dibuat dalam harga satuan per kilogram (kg) sesuai
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
d. Harga Satuan Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk
biaya pengadaan material, upah, buruh, peralatan, dan semua
20
yang diperlukan termasuk untuk penyelesaian pekerjaan ini.
3 . 1 . 2 . 4 . Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Pembesian - Tertusuk Pembesian Penggunaan


Ø 10 dan Ø apd sesuai
12 dengan jenis
pekerjaan,
menggunakan
rambu
peringatan
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

3.1.3. Bekisting
Satuan
Nomor Pembayaran :
Pekerjaan Bekisting
3.1.c
(buah)

3.1.3.1. Umum
Bekisting beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu (phenol
film), baja atau beton precast yang digunakan untuk membentuk
beton muda agar bila telah mengeras mencapai dimensi dan
kedudukan seperti yang telah tercantum dalam gambar. Acuan
beton harus direncanakan sedemikian sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan menimbulkan kerusakan pada beton.

3.1.3.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, perlu dilakukan persiapan
sebagai berikut :
• Menyiapkan alat-alat keselamatan bagi pekerja (APD) dan
Menyampaikan program pengendalian resiko K3.
• Menyiapkan peralatan :
- Alat Bantu
• Menyiapkan tenaga kerja :
- Pekerja
- Tukang Kayu
- Kepala Tukang
- Mandor
b. Penyedia jasa harus menyerahkan rencana-rencana dan
penjelasan tentang bekisting acuan dan harus membuat contoh
acuan untuk mendapatkan persetujuan direksi.

21
c. Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan
bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton,
yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk
mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa
menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan
bekisting untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang
halus tanpa adanya garis, atau kelihatan terputus.
e. Tiap kali sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, bekisting
harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
f. Pekerjaan beton hanya boleh dimulai apabila direksi sudah
memeriksa dan memberi persetujuan mengenai bekisting yang
terpasang.
g. Bekisting diusahakan kuat dan dapat dipergunakan 10 – 12
Kali.
h. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting,
sebelum mencapai kekuatan sesuai SNI 03-2914-1992. atau
telah mendapat persetujuan oleh direksi.
i. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian
pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka
tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka
waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan disini
bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya
berada dipihak penyedia jasa serta harus memenuhi peraturan
mengenai pembongkaran bekisting di dalam SNI 03-2914-
1992.
j. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi pada
waktu akan membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan
beton yang penting serta mendapatkan persetujuan direksi, tapi
hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
k. Pembongkaran bekisting beton dapat dilakukan setelah beton
berumur 1 (satu) hari, atau telah mendapat persetujuan direksi.

3.1.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting
berdasarkan jumlah luasan yang tertera pada gambar atau
yang disetujui oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan bekisting ini berdasarkan pada satuan
meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan
material, upah buruh, peralatan yang diperlukan dan
pembongkaran untuk penyelesaian pekerjaan ini.

22
3 . 1 . 3 . 4 . Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Bekisting - Tertimpa bekesting Penggunaan


apd sesuai
dengan jenis
pekerjaan,
menggunakan
rambu
peringatan
brikade dan
menyiapkan
Kotak P3K

3.2. Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4 Ton menggunakan
Excavator
Pemasangan Armor
Blok beton terkunci
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Berat 0,4 Ton
(buah) 2.2
menggunakan
Excavator

3.2.1. Umum
Pekerjaan Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4 Ton
adalah pekerjaan pemasangan armor blok beton terkunci K-225
terkunci dengan menggunakan alat Excavator Kapasitas minimal
0,9 m3 sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan sesuai gambar
kerja.

3.2.2. Cara Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, perlu dilakukan persiapan
sebagai berikut :
• Menyiapkan alat-alat keselamatan bagi pekerja (APD) dan
Menyampaikan program pengendalian resiko K3.
• Menyiapkan peralatan :
- Excavator Kapasitas Minimal 0,90 m3
- Dump Truk Kapasitas Minimal 4 m3
• Menyiapkan tenaga kerja :
- Pekerja
- Mandor
- Operator
- Pembantu Operator
b. Semua blok beton terkunci yang telah memenuhi mutu beton
di lokasi pencetakan yang siap dipasang diikat menggunakan
slink lalu dimasukkan ke dalam dump truk sebanyak 6 buah
23
menggunakan alat excavator dibantu secara manual oleh 2
pekerja dan diangkut ke lokasi pemasangan armor blok beton
terkunci berat 0,4.
c. Excavator menurunkan Blok beton terkunci dari dump truk dan
dilangsir ke lokasi pemasangan armor blok beton terkunci
dibantu secara manual oleh 2 pekerja sesuai perencanaan
yang telah ditentukan dan sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.
d. Penempatan dan penyusunan blok beton terkunci
menggunakan excavator dibantu secara manual oleh 2
pekerja dan harus sesuai dengan koordinat yang telah
ditentukan dalam gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan.
e. Top elevasi tiap jajaran blok beton terkunci harus sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar dan telah mendapat
persetujuan Direksi sebelum dilakukan pekerjaan
Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4 Ton.

3.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dilakukan mengikuti persentase kumulatif progress
pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4
Ton sudah sesuai dan disetujui oleh direksi.
b. pembayaran dilakukan setelah Pemasangan Armor Blok beton
terkunci Berat 0,4 Ton terpasang dengan penuh dan disetujui
oleh direksi.
c. Pembayaran Pemasangan Armor Blok beton terkunci Berat 0,4
Ton ini berdasarkan satuan buah (bh) sesuai yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga yang terdapat dalam daftar
kuantitas harga.
d. Harga satuan untuk pekerjaan ini sudah termasuk biaya
pengadaan material, upah, peralatan dan semua yang
diperlukan termasuk untuk penyelesaian pekerjaan ini.

24
3.2.4. Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko K3

Pemasangan - Tangan/kaki terkena Penggunaan apd


1 buah blok material sesuai dengan jenis
beton - Terkena peralatan kerja pekerjaan,
terkunci - Terpeleset menggunakan
berat 0,4 Ton - Terjatuh rambu peringatan
- Terseret arus brikade dan
sungai/tenggelam
menyiapkan Kotak
P3K

Makassar, Desember 2022


PPK Sungai dan Pantai II

Nasaruddin, ST., MT
Nip. 197312102009111001

25

Anda mungkin juga menyukai