Anda di halaman 1dari 12

Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 1

PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan
Lahan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Tahun Anggaran
2019.

1.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi : Jalan Soekarno Hatta Bandung

1.3 Lingkup Pekerjaan


Adapun Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
a. Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan
Konstruksi
b. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan


tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan.

1.4 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam GAMBAR
KERJA, RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT dan BILL OF QUANTITY
pekerjaan ini ;
b. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan
kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja


pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.

2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disyahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada


Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.

Pasal 3
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 2

LAPORAN HARIAN

1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.

Pasal 4
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 5
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR

1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 6
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua Petugas dan pekerja.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk Penjaga Keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 7
SITUASI
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 3

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana konstruksi akan dilaksanakan.

Pasal 8
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan
selalu dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 9
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI

Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada ditempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, secara produksi dan likngkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 konstruksi sesuai dengan tingkat risiko
yang ditetapkan oleh pengguna jasa.

Ketentuan K3 telah diatur di masing-masing sektor dalam table 16.

Tabel 16 – Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Konstruksi

Item K3 Sumber Daya Air Bina Marga Cipta Karya


K3 Umum Alat Pelindung Diri Seksi 1.19 (K3) b) Alat Pelindung Diri
(APD) seperti Helm, (APD) seperti Helm,
rompi, jas hujan, sepatu, rompi, jas hujan,
paying, sarung tangan, sepatu, paying, sarung
kacamata. tangan, kacamata.

K3 Khusus - Mobilisasi : Seksi 1.2 - Mobilisasi :


Personil K3, Alat (Mobilisasi) dan Personil K3, Alat
Pelindung Kerja Seksi 1.19 (K3) b) Pelindung Kerja
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 4

(APK), rambu (APK), rambu


- Fasilitas sarana - Fasilitas sarana
kesehatan kesehatan
- Asuransi tenaga - Asuransi tenaga
kerja dan perizinan kerja dan perizinan

a) Pada bagian 2 : AHSP Bidang SDA – Lampiran A


b) Contoh Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga Revisi 3

Pasal 10
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pemenuhan Mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :


a) Ketentuan mobilisasi adalah sebagai berikut :
1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak dan personil ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan.
4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.
b) Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi pekerjaan
c) Mobilisasi fasilitas pengendalian mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Laboratorium dan peralatannya, yang dipasok, akan tetap menjadi milik penyedia
pada waktu kegiatan selesai.
d) Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia pada saat akhir kontrak , termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekejaan dimulai.
e) Pembayaran mobilisasi/demobilisasi bersifat lumpsum, namun dilengkapi dengan
rincian.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGUKURAN

11.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 5

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan
atau yang ditentukan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dan termasuk
penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan
akurat yang memenuhi ketentuan.

11.2. PROSEDUR UMUM.

11.2.1. Data Standar Pengukuran.


Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan
patok yang telah disetujui Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan
Pengelola teknis yang akan menjadi patokan pengukuran dalam pelaksanaan
pekerjaan.

11.2.2. Persyaratan Pengukuran.


Pemborong harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan
untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus
disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan


dengan Poligon Tertutup.

11.2.3. Patok/Bench Mark.


Pemborong harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun
patok-patok yang dibuatnya.

Pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus


dihindarkan. Mengikat pemindahan pada patok tidak diijinkan. Setiap
kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
Pengelola Teknis. Pemborong setiap waktu bertanggung-jawab memperbaiki
dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya.

Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 5 cm x 5 cm panjang
30 cm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 2 cm di atas
permukaan tanah dengan paku di tengahnya sebagai tanda.

11.2.4. Tim Pengukur dan Peralatan.


Pemborong harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis, dan mereka
bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan
pengukuran kepada Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis. Pemborong
harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat
dan disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

11.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


11.3.1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran.
Catatan lengkap dan gambar hasil pengukuran harus mencakup semua
pengukuran lapangan, rapih dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 6

menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus
digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap katagori berikut :
• Pemeriksaan melintang.
• Ketinggian patok.
• Lokasi pengukuran.
• Konstruksi pengukuran.
• Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung
sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan. Profil dan bidikan elevasi
topografi harus dilakukan dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat
yang aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan
oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

11.3.2. Pemeriksaan Ketepatan.


Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelan harus diperiksa
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis pada waktu-waktu tertentu
selama pelaksanaan proyek. Pemborong harus membantu Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Pemborong, harus
diperbaiki dan diulang tanpa tambahan biaya.
Pemborong harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar
tetap terlihat jelas selama pemeriksaan.

Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan Pengawas dan Pengelola


Teknis tidak membebaskan Pemborong dari seluruh tanggung jawabnya
membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi, kemiringan,
dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

PASAL 12
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN

12.1. LINGKUP PEKERJAAN


Areal tanah yang akan dibangun harus dibersihkan dari tanaman-tanaman, pohon-
pohon serta alang-alang dan sebagainya.
Areal yang dibesihkan sesuai dengan batas-batas yang telah diberi patok pada waktu
pengukuran di lapangan.

12.2. PERALATAN.
Alat-alat yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

12.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


1. Semua pohon-pohon yang mengganggu lapangan pekerjaan dibersihkan atau
ditebang.
2. Sisa-sisa pohon seperti akar dan tanggul harus dibuang dan digali sampai
kedalaman minimum 50 cm di bawah permukaan tanah.
3. Sejarak 1 meter dari sisi luar sepanjang jalan kerja termasuk dalam pekerjaan
Clearing & Grubbing.
4. Selama pekerjaan ini berlangsung, tidak boleh mengganggu patok-patok yang telah
dipasang dan tetap.
5. Pekerjaan Clearing & Grubbing bisa dianggap selesai setelah diketahui dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 7

PASAL 13
PEKERJAAN GALIAN (CUTTING)

13.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bilamana tinggi permukaan rencana lebih rendah dari permukaan tanah asli
sebagaimana tertera dalam gambar, maka di daerah itu dinyatakan galian (cutting).

13.2. PERALATAN.
Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan kebutuhan antara lain :
1. Bulldozer
2. Excavator
3. Shovel Loader
4. Mobil pick-up / Truck
5. Minor Tools

13.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


1. Dalam galian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana dan menurut ketinggian dari patok-patok referensi.
2. Pada batas antara ketinggian rencana yang berbeda dibuat talud dengan
kemiringan 1:1.
3. Untuk perbedaan tinggi tanah lebih dari 3 meter harus dibuat talud bertangga
dengan lebar minimal 4 meter dan kemiringan 1:1, sesuai persyaratan.
4. Tanah hasil galian yang bisa dipakai untuk bahan urugan (berdasarkan hasil
pemeriksaan dan atas persetujuan Pengawas dan Pengelola teknis), diangkut ke
areal yang akan diurug.
5. Tanah bekas galian yang tidak terpakai lagi harus dibuang keluar lokasi.
6. Pekerjaan ini dapat dianggap selesai bila mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
7. Pada daerah-daerah dimana tanah basah / terdapat air tanah Pemborong harus
membuat saluran-saluran untuk mengeringkan lokasi.

PASAL 14
PEKERJAAN TIMBUNAN (FILL)

14.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi seluruh pelaksanaan penimbunan dengan penempatan dan
pemadatan bahan-bahan yang disetujui pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

14.2 PERALATAN
Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan kebutuhan antara lain :
1. Bulldozer
2. Excavator
3. Roller 3 Wheel 6-8 T
4. Water tank truck
5. Minor Tools

14.3 PROSEDUR UMUM.

14.3.1. Umum.
Secara umum lingkup pekerjaan timbunan meliputi :
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 8

Pengupasan, pemotongan, penimbunan, pemadatan dan lainnya, yang


berkaitan dengan pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus diperbaiki tanpa ada
tambahan biaya.
14.3.2. Timbunan.
Daerah timbunan dan atau urugan harus menggunakan bahan-bahan yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Bahan-bahan untuk timbunan dan atau urugan harus bebas dari bahan
organik, lumpur dan batu-batuan lebih besar dari 10 cm dan harus dalam
keadaan kering.
14.3.3. Pemadatan.
Pemborong harus menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Pemadatan dengan air yang berlebihan tidak diijinkan sama sekali.

14.3.4. Pemeriksaan.
Semua bahan dan setiap bagian atau detail pekerjaan harus diperiksa dan
disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus diberi kemudahan untuk
memeriksa setiap pekerjaan dan Pemborong wajib menyediakan informasi dan
detail yang dibutuhkan untuk melengkapi pemeriksaan.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dapat menginstruksikan
Pemborong untuk membongkar atau membuka suatu bagian pekerjaan yang
dinilai tidak memenuhi ketentuan. Pemborong harus melakukan perbaikan
sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi Teknis.
Pemborong tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan bila garis dan elevasi belum
ditetapkan.
Setiap pekerjaan yang bertentangan dengan Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis
atau tanpa persetujuan / petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis,
akan ditolak dan harus diganti, dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong.

14.4. BAHAN-BAHAN.
Semua bahan untuk timbunan dan atau urugan harus terdiri dari bahan-bahan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dan harus bebas dari akar-
akar, lumpur dan bahan-bahan lain yang merusak.

14.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


14.5.1. Umum.
Sebelum menempatkan bahan timbunan, lahan yang telah dikupas harus
digilas sampai tercapai kepadatan tanah yang diinginkan. Bahan-bahan yang
tidak diinginkan harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang disetujui.
Bahan timbunan ditempatkan secara horisontal lapis demi lapis dan setiap lapis
lepas memiliki ketebalan maksimal 20 cm dan setiap lapisnya harus dipadatkan
dengan baik.
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis dapat mengubah ketebalan setiap
lapisan, karena peralatan, bahan atau kondisi lainnya, yang menurut
pendapatnya penting untuk menjamin diperolehnya tingkat pemadatan yang
diinginkan. Semua urugan harus ditempatkan mendatar bertingkat. Bila urugan
akan ditempatkan di atas permukaan miring, permukaan tersebut harus dibuat
bertanggul sehingga permukaan yang miring dapat dihindarkan.
Permukaan timbunan harus landai ke arah saluran/parit. Muka tanah harus
landai menjauhi puncak timbunan untuk mengurangi erosi.
Kemiringan timbunan harus 1,5 (horisontal) berbanding 1 (vertikal) atau lebih
landai.
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 9

14.5.2. Persiapan Pondasi untuk Timbunan.


Sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, semua pekerjaan persiapan
permukaan tanah harus sudah diselesaikan sesuai ketentuan
Semua tanah berumput, rumput dan tanaman yang rusak/busuk harus
disingkirkan dari bagian atas permukaan tanah, dan 15 cm bagian atas
permukaan tanah harus dipadatkan sampai 90% kepadatan kering.

Bila timbunan yang telah ada pada daerah lereng akan dilebarkan atau
disertakan ke dalam timbunan yang baru, lereng-lereng timbunan yang ada
harus dikupas sampai kedalaman 10 cm, atau bila tidak memungkinkan,
tangga-tangga pada sisi-sisi horisontal dan vertikal harus dibuat terasiring pada
lereng yang ada sampai kedalaman tidak lebih dari 20 cm dan timbunan
dibentuk lapis demi lapis seperti ditentukan/disyaratkan sampai mencapai
elevasi landasan pondasi lama sebelum ketinggiannya bertambah.

Permukaan tanah yang akan ditutup/ditimbun dengan bahan tidak kurang dari
30 cm, permukaan tanah lama harus dipadatkan untuk lapisan timbunan baru.
Kedalaman total keseluruhan tidak boleh melebihi kedalaman lapisan yang
diijinkan, dan dipadatkan sampai minimal 95% dari kepadatan kering maksimal
dan dilakukan pengetesan kepadatan tanah dengan test Sencond.

14.5.3. Penempatan Timbunan.


14.5.3.1 Umum.
Kecuali ditentukan lain, semua timbunan harus dilaksanakan lapis demi lapis
kira-kira sejajar dengan permukaan tanah yang telah disiapkan atau landasan
jalan. Selama pengerjaan timbunan, permukaan yang rata yang memiliki
puncak yang memadai harus senantiasa dijaga untuk memungkinkan
pengeringan. Timbunan harus dikerjakan sesuai dengan tingkat dan bentuk
potongan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Setelah pekerjaan timbunan
selesai, bentuk timbunan harus tetap terjaga.

14.5.3.2 Timbunan Tanah.


Timbunan tanah harus dibuat dari bahan-bahan yang disetujui yang berasal
dari tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
Sebelum pemadatan, semua lapisan tidak boleh melebihi dari 15 cm pada
tempat-tempat yang akan dilalui pneumatic tire roller dan tidak melebihi dari 20
cm untuk tempat-tempat yang akan dilalui roller tipe lainnya yang disetujui.

14.5.3.3. Timbunan di Air Tanah Dangkal.


Timbunan di sawah-sawah atau kubangan air, kondisi tanah asal harus dalam
keadaan kering dengan dikupas terlebih dahulu dengan kedalaman kupasan 30
cm .

14.5.3.4. Timbunan Bersebelahan dengan Gorong-Gorong.


Timbunan yang bersebelahan dengan gorong-gorong yang tidak bisa
dipadatkan dengan roller, harus dipadatkan dengan mesin pemadat (Roller 3
Wheel).
Bahan timbunan yang ditempatkan bersebelahan dengan suatu bagian struktur
dan 2 (dua) lapisan pertamanya ditempatkan di atas suatu puncak gorong-
gorong atau konstruksi sejenis, harus bebas dari batu-batuan lebih besar dari
10 cm dan memiliki gradasi yang sesuai agar pemadatan berjalan dengan baik.

14.5.4. Pemadatan.
Pemadatan harus dikerjakan sampai mencapai kepadatan optimum (OMC)
atau sesuai ketentuan.
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 10

Bila pemadatan tidak memenuhi ketentuan, perbaikan harus dilakukan sampai


nilai kepadatan yang ditentukan tercapai.
Bahan timbunan di atas lapisan yang pemadatannya tidak memenuhi ketentuan
harus dibongkar dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.

PASAL 15
PERSIAPAN TANAH DASAR

15.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk
lapis pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

15.2. STANDAR/RUJUKAN.
14.2.1.Spesifikasi Teknis dan Gambar kerja sebagai dasar rujukan pelaksanaan
pekerjaan.

15.3. PROSEDUR UMUM.


15.3.1.Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.
15.3.2. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan
dan retak.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Pemborong, harus
diperbaiki atas biaya Pemborong sepenuhnya.

15.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.


15.4.1. Umum.
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan-
bahan yang tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta
dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan
pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang sama pada
semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 15 cm di bawah tanah permukaan pada
galian dan sampai kedalaman 30 cm pada timbunan harus benar-benar
dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering
menggunakan pemeriksaan Test Sencond .

15.4.2. Permukaan Tanah pada Galian Tanah.


Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus
dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan,


kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati
Kadar Air Optimum (Wo), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang
disyaratkan.

Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal Yest
Sencond, tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan
diganti dengan yang sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang
disyaratkan.

Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan sebagai


galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Pemborong harus mengisi
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 11

lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, bonggol


tanaman dan batu-batu besar, dengan bahan pengisi yang sesuai.

15.4.3. Permukaan Tanah pada Timbunan.


Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan-persyaratan
berikut harus dipenuhi :
• Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus
dipadatkan dan dilindas sesuai ketentuan dan atau petunjuk Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.

• Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata


sampai ketebalan lepas maksimum 20 cm setiap lapisnya dengan
menggunakan alat perata jalan/grader dan digilas untuk mencapai
kepadatan maksimum.
Rata-rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini
harus tetap terjaga sampai pekerjaan selesai.
Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus
tetap terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal
8 (delapan) kali dengan mesin gilas yang digunakan berat 8 ton, atau sesuai
ketentuan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.

• Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama


dengan di atas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui Konsultan
Pengawas dan Pengelola Teknis.

15.4.4. Permukaan Subgrade pada Batu.


Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong
sehingga membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.

Pemborong harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk


permukaan dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

15.4.5. Perlindungan Pekerjaan.


Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas
dan Pengelola Teknis harus dilindungi dari kekeringan/retak dan air.

Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Pemborong, harus


diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis tanpa
biaya tambahan.

Pasal 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapih dan semua barang
yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan Pengurugan dan Pematangan Lahan - 12

3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki


segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.

Pasal 17
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan

KONSULTAN PERENCANA

Ttd

CV. JASINDO RAYA

Anda mungkin juga menyukai