Anda di halaman 1dari 13

DOKUMEN PEKERJAAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PENGADAAN BARANG DAN JASA FASILITAS GUDANG 530


BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA TAHAP 3

PT. Angkasa Pura Kargo


Terminal Kargo Gedung 528,
Bandar Udara Internsional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten -19120
Telepon : (021) 2921 5821 / Fax: (021) 2921 5812
www.angkasapurakargo.co.id

0
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PENGADAAN BARANG DAN JASA FASILITAS GUDANG 530
BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA TAHAP 3

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama pekerjaan adalah Pengadaan Barang dan Jasa Fasilitas Gudang
540 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tahap 3.
1.2 Uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan terdiri dari pekerjaan
persiapan, Warehouse Equipment dan Pekerjaan Test Comisioning
dengan uraian terinci masing-masing pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai Bill of Quantity (BQ).
1.3 Lokasi Pekerjaan adalah di Terminal Kargo Bandara Internasional
Soekarno-Hatta Gudang 530

Lokasi

Gambar 1. Lokasi Pekerjaan

1.4 Lingkup Pekerjaan:


Pekerjaan ini mencakup penyediaan material, tenaga kerja dan
pelaksanaan untuk:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Warehouse Equipment
c. Test Comisioning

1
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1.5 Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah dengan rencana Self
Operate dan Optimalisasi Operasi gudang 530 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.
1.6 Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menindaklanjuti pemanfaatan
Gudang 530 dan dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk
meningkatkan keamanan, kenyamanan, keselamatan dan nilai estetika
di area kerja terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Pasal 3
PERATURAN DAN KETENTUAN YANG MENGIKAT
Di dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus tunduk dan
mematuhi peraturan dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.7 Peraturan yang berlaku di PT. Angksa Pura Kargo sebagai pemberi
pekerjaan dan PT. Angkasa Pura II (Persero) khususnya Bandara
Soekarno-Hatta tentang keamanan dan ketertiban.
1.8 Peraturan daerah yang ditentukan Pemda setempat, yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.
1.9 Peraturan Pemerintah / Undang-Undang tentang Keselamatan Tenaga
Kerja.
1.10 Bestek dan gambar rencana.
1.11 Petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan.
1.12 Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dan lazim dalam pekerjaan
sejenis.
1.13 Untuk bahan/material yang belum ada peraturannya di Indonesia maka
digunakan persyaratan yang di tentukan oleh pabrik pembuatnya.
1.14 Sebelum bahan/material dimaksud dipergunakan terlebih dahulu harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari Direksi/pengawas
pekerjaan

2
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN
Pekerjan ini mencakup penyediaan material, tenaga kerja dan
pelaksanaan pekerjaan untuk:
1.15 Pekerjaan Persiapan
1. Administrasi Proyek dan Pelaporan
2. Mobilisasi dan Demobilisasi
3. Pembuatan pas bandara
4. Biaya K3
1.16 Warehouse Equipment
1. Genset 10 KVA
2. Signage Acrilyc
3. Kotak Pasir
4. Biaya pekerjaan Instalasi dan jasa pemasangan genset
1.17 Test Comisioning
1. Test Comisioning

Semua bahan atau material yang dipergunakan harus bermutu baik dan
kontraktor harus memberikan contoh atau brosur terlebih dahulu
bahan/material yang akan dipergunakan kepada Direksi Pekerjaan. Bahan
yang ditolak oleh Direksi Pekerjaan harus segera dikeluarkan dari area
proyek selambat-lambatnya dalam tempo 1 x 24 jam.

Pasal 5
PERALATAN DAN KELENGKAPAN KERJA
5.1 Peralatan
5.1.1 Kontraktor harus menyiapkan peralatan yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang
memenuhi persyaratan teknis/sesuai dengan peruntukannya
serta mendapat persetujuan dari pengawas / direksi pekerjaan.
5.1.2 Kontraktor terlebih dahulu harus melengkapi para pekerja
dengan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja (K3).

3
5.2 Kelengkapan Kerja.
Kontraktor harus menyiapkan kelengkapan kerja yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang memenuhi
persyaratan teknis / sesuai dengan peruntukannya serta mendapat
persetujuan dari pengawas / direksi pekerjaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan kelengkapan sebagai
berikut:
1) Seragam Kerja
2) Helm Proyek
3) Sepatu
4) Sarung Tangan
5) Rompi
6) Kelengkapan (K3) dan lainnya

Pasal 6
PEMAKAIAN TENAGA KERJA
6.1 Kontraktor pelaksana harus menguraikan tugas, tanggung jawab dan
kewajiban tenaga ahli yang di usulkan. Adapun kebutuhan tenaga untuk
layanan keahlian dan pengalaman profesi dalam bidang masing-
masing.
6.2 Kualitas tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan ini harus
mempunyai keahlian dalam bidang electical/kelistrikan serta
berpengalaman dalam bidangnya, setiap saat harus berada dilokasi
dan mudah dihubungi selama pekerjaan berlangsung.
6.3 Tersedia tenaga ahli yang berdedikasi terhadap pekerjaan dan dapat
dipertanggungjawabkan hasil kerjanya.
6.4 Tenaga lain adalah yang mempunyai kualitas tenaga ahli, supervisor,
teknisi, pembantu teknisi dan tenaga kasar jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.

4
Pasal 7
WAKTU PELAKSANAAN
7.1 Pelaksanaan pekerjaan dimulai setelah diterbitkannya Surat Perintah
Kerja/setelah terbitnya kontrak.
7.2 Waktu pelaksanaan dilakukan atas persetujuan Direksi Pekerjaan atau
dapat menyesuaikan dengan kondisi operasional Gudang tanpa
menganggu aktivitas Gudang dan selalu berkoordinasi dengan pihak
pengelola Gudang.
7.3 Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus melapor jumlah personil
dan peralatannya ke pengawas.
7.4 Waktu pelaksanaan selama 14 (Empat belas) hari kalender
dilaksanakan setiap hari atas persetujuan pengawas pekerjaan
mengingat situasi dan kondisi.

Pasal 8
PEKERJAAN PERSIAPAN
7.5 Sebelum memulai pekerjaan kontraktor wajib memberitahukan dan
berkoordinasi dengan Direksi / pengawas pekerjaan.
7.6 Dengan didampingi / dengan membawa surat ijin / surat pemberitahuan
dari Direksi / pengawas pekerjaan kontraktor melakukan koordinasi
dengan Security Bandara.
7.7 Kontraktor terlebih dahulu harus melengkapi para pekerja dan
kendaraan operasional yang akan dipergunakan dengan pas kerja.
7.8 Pengurusan Pas Kerja dilakukan di kantor Adbandara Soekarno-Hatta
dengan surat pengantar dari Landside and service facility. Untuk itu
kontraktor harus membuat surat permohonan Pas Kerja yang ditujukan
ke landside and service facility dengan melampirkan nama dan jumlah
dari personil serta kendaraan operasional maupun peralatan serta
identitasnya.

5
Pasal 9
PELAKSANAAN PEKERJAAN
7.9 Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan, ada tahap pekerjaan persiapan yang
harus dilakukan. Selain menyiapkan alat-alat pendukung pekerjaan,
kontraktor pelaksana diwajibkan survey lokasi dan melakukan pengukuran
kembali area kerja yang akan dikerjakan.
7.9.1 Administrasi Proyek dan Pelaporan
Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
proyek. Salah satu diantaranya adalah pembuatan laporan berkala.
Laporan berkala merupakan alat komunikasi resmi untuk
menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelengaraan proyek. Tujuan dari pembuatan laporan berkala adalah
membantu semua pihak dalam upaya memantau dan mengendalikan
secara terus menerus dan berkesinambungan atas berbagai aspek
penyelenggaraan proyek dari awal sampai selesai. Laporan berkala
dibuat oleh kontraktor,disetujui oleh konsultan pengawas dan di ketahui
oleh Direksi Teknis. Laporan berkala dipakai pihak kontraktor sebagai
bahan utama dalam rapat intern kontraktor maupun rapat koordinasi
dengan semua pihak yang terlibat dalam proyek.
a. Scanan data Administrasi dan laporan
b. Softcopy file asli data administrasi dan laporan-laporan.

7.9.2 Mobilisasi dan Demobilisasi


Cakupan mobilsasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana yang disyaratkan di bagian-bagian lain dari dokumen,
dengan memenuhi:
1) Apabila diperlukan basecamp penyewaan dilaksanakan oleh
pelaksana sendiri.

6
2) Mobilisasi Kepala pelaksana, staff dan para pekerja diperlukan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal
ke tempat pekerjaan diamana peralatan tersebut akan digunakan
menurut pelaksanaan ini.
4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, Gudang dan
sebagainya.

7.9.3 Pembuatan pas bandara


1) Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor wajib memberitahu dan
berkoordinasi dengan pengawas/Direksi /Pengawas Pekerjaan.
2) Dengan didampingi atau dengan membawa surat ijin/
pemberitahuan dari direksi/ pengawas pekerjaan, kontraktor
melakukan koordinasi dengan Security Bandara dan OIC.
3) Kontraktor terlebih dahulu melengkapi para pekerja dan kendaraan
operasional yang akan dipergunakan Pas Bandara yang sesuai
dengan peruntukannya dan dikeluarkan resmi oleh PT. APK.

7.9.4 Biaya K3
Merupakan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para
pekerja dan tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan Tindakan
pengamanan seperti ini disyaratkan memenuhi ketentuan peraturan
yang berlaku saat ini. Di lokasi kerja kita wajib mengadakan
perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah
dicapai. Sebagai tambahan hendaknya disetiap site ditempatkan paling
sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai
pertolongan pertama.

7
7.10 Warehouse Equipment
7.10.1 Genset 10 KVA
Termasuk alat, upah dan instalasi.
 Daya Output Rata-Rata 10000 Watt
 Daya Output Maksimum 11000 Watt
 Voltase Rata-Rata 380 Volt
 Kapasitas Tangki 18 L
 Lama Operasi 6 Jam
 Tingkat Kebisingan 80 dB

7.10.2 Signage Acrilyc

Gambar 2 Signage Acrilyc


Ket : Uk.40x120 cm Lengkap degan asesoris seperti pengigat akrilik ke
dinding/pagar. Sebelum dilakukan pememasan sebaiknya melakukan
koordinasi dan konfirmasi terlebih dahulu untuk tulisan yang ada.

7.10.3 Kotak Pasir

8
Gambar 3. Kotak Pasir

Ket : Box Keranjang Container Plastik Rapat 74X51X32 cm lengkap dengan


isian pasir.

7.10.4 Biaya pekerjaan Instalasi dan jasa pemasangan genset

7.11 Test Comisioning


7.11.1 Test Comisioning
Test commissioning dilakukan untuk memverifikasi berfungsinya
generator ; sistem setelah instalasi; untuk memverifikasi bahwa kinerja
peralatan sistem yang dipasang memenuhi dengan maksud desain
yang ditentukan melalui serangkaian pengujian dan penyesuaian dan
untuk mengambil dan merekam data kinerja seluruh instalasi sebagai
dasar untuk operasi dan pemeliharaan di masa depan.

Pasal 10
PENGAWAS PEKERJAAN
7.12 Yang bertugas melaksanakan pengawasan sehari-hari atas pekerjaan
ini adalah perwakilan dari cabang dan dapat berkooridnasi dengan unti
Teknik di PT APK namun dapat juga dibantu dari Teknisi dari Teknik AP
II.
7.13 Tugas pengawas pekerjaan adalah memberikan pengarahan,
pengawasan/pemantauan terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan
agar kegiatan berjalan sesuai dengan jadwal rencana. Petugas
pengawas diharuskan setiap hari melakukan atas hasil pelaksanaan
pekerjaan agar diperoleh hasil yang maksimal.

9
7.14 Hasil pengawasan/pemantauan tersebut dituangkan kedalam bentuk
laporan tertulis. Bentuk laporan tersebut adalah laporan harian dan
laporan mingguan yang harus ditandatangani oleh Kontraktor dan
pengawas pekerjaan sebagai wakil dari PT Angkasa Pura Kargo.
7.15 Bila terjadi perbedaan antara gambar rencana dengan kondisi
dilapangan sehingga sulit diputuskan sendiri oleh Kontraktor, maka
pengawas pekerjaan dapat memutuskan sendiri atau
mengkonsultasikannya dengan pimpinan unit Engineering untuk
mengklarifikasikan permasalahan tersebut dan sekaligus mencari solusi
penyelesaiannya dengan segera

Pasal 11
KERUSAKAN & PEMELIHARAAN
7.16 Apabila pada waktu pelaksanaan pekerjaan, pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan, maka kontraktor harus mengganti bagian,
bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan pengujian
dilakukan lagi sampai berhasil dengan baik.
7.17 Kontraktor harus segera memperbaiki kerusakan-kerusakan lainnya
seperti semula yang diakibatkan dari pekerjaan ini.
7.18 Kontraktor wajib menanggung semua biaya kerusakan, penggantian-
penggantian yang diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.
7.19 Masa pemeliharaan pekerjaa ini ditetapkan selama 12 (dua belas)
bulan sejak prestasi fisik mencapai 100% (seratus persen).

Pasal 12
KELALAIAN, DENDA DAN SANKSI
7.20 Apabila dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor lalai atau tidak
mampu melaksanakan pekerjaan seperti tertuang dalam kontrak, maka
pengawas pekerjaan akan memberikan teguran secara lisan maupun
tertulis.
7.21 Apabila Kontraktor sudah mendapat teguran tertulis maka dapat
diberikan denda sesuai ketentuan yang berlaku, denda tersebut akan

10
diberlakukan pada saat Kontraktor mengajukan permohonan
pembayaran atau termin.
7.22 Jika Kontraktor sudah mendapatkan teguran tertulis sebanyak 3 (tiga)
kali secara berturut-turut PT Angkasa Pura Kargo berhak untuk
memutus kontrak secara sepihak karena menilai bahwa Kontraktor
sudah tidak bisa/mampu lagi melaksanakan pekerjaan sesuai rencana
dan Kontraktor tidak dapat menuntut balik secara pidana maupun
perdata.
7.23 Kontraktor yang sudah diputus kontraknya oleh PT Angkasa Pura
Kargo akibat ketidak mampuannya dalam melaksanakan pekerjaan ini
akan dikenakan pula sanksi yaitu tidak diperbolehkan untuk mengikuti
tender pada pekerjaan sejenis sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 13
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
7.24 Apabila terjadi kerusakan pada fasilitas Bandara yang diakibatkan
kelalaian atau kecerobohan dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka
kepada kontraktor diharuskan untuk mengganti atau memperbaikinya,
sehingga fasilitas tadi dapat berfungsi dengan baik seperti keadaan
semula.
7.25 Kontraktor berkewajiban mengendalikan para pekerjanya untuk tetap
menjaga ketertibahan dilokasi pekerjaan selama bekerja, tidak
diperbolehkan keluar dari area pekerjaannya yang mana dapat
mengganggu kegiatan operasional Bandara.
7.26 Hal-hal yang belum tercakup dalam pasal dan uraian diatas dapat
ditambahkan atau disempurnakan pada saat penjelasan pekerjaan atau
Aanwijzing yang dituangkan dalam risalah rapat penjelasan yang mana
menjadi satu kesatuan dengan spesifikasi teknis ini.

Tangerang, November 2021


Menyetujui, Dibuat,

11
ADE YOLANDO SUDIRMAN DHIRHAMSYAH
Ph. VP of Business Development VP of Logistic Infrastructure
12

Anda mungkin juga menyukai