Anda di halaman 1dari 19

Spesifikasi Teknis dan Gambar

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan.


Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada peta lokasi, sedangkan uraian singkat pekerjaan
diberikan pada Spesifikasi Teknis Khusus.
2. Gambar Rencana Kerja.
Gambar Rencana Kerja yang dipakai pada pelaksanaan tercantum dalam Spesifikasi Teknis
Khusus.

3. Spesifikasi Dasar.
 UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
 Peraturan Menteri PUPR No. 28 Tahun 2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
 Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
 SNI DT 91-0008-2007
4. Rencana Mutu Kontrak (RMPK).
Draft Rencana Mutu P e l a k s a n a a n Kontrak (RMPK) harus sudah dibahas pada saat
Pre Cost Meeting (PCM) dan Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak (RMPK) beserta
lampirannya harus sudah diserahkan selambat - lambatnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk mendapat persetujuan dari
pejabat berwenang. Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak (RMPK) tersebut harus memuat
secara mendetail tahapan waktu dan cara pelaksanaan pekerjaan.
5. Peralatan dan Personil.
Segera setelah penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa harus sudah memobilisasi
peralatan dan personil yang akan digunakan di lokasi pekerjaan diketahui dan disetujui
oleh Pengawas Utama, sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
sebagaimana tertulis dalam daftar peralatan yang telah disampaikan sebelumnya.
6. Perubahan Gambar Rencana Kerja / Redesain.
Bilamana selama pekerjaan ditemukan masalah teknis yang mengharuskan terjadinya
perubahan dari gambar rencana kerja, maka Penyedia Jasa harus membuat gambar yang
diubah lengkap dengan perhitungannya sesuai dengan usulan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang bersangkutan, dikonsultasikan dan disetujui Kasi OP BWS
Kalimantan I Pontianak.

XI- 1
Spesifikasi Teknis dan Gambar

7. Pengukuran Ulang ( Uitzet )


7.1. Penyedia Jasa harus melaksanakan pengukuran ulang (uitzety) sebelum pekerjaan
fisik dimulai. Segala biaya yang terkait dengan pengukuran ulang (uitzet) tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Hasil pengukuran ulang (uitzet) diserahkan
dalam rangkap 2 (dua).
7.2. Titik tetap sebagai referensi yang dipergunakan pada saat pengukuran ulang
(uitzet), adalah Bench Mark (BM) atau Control Point (CP) yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Utama.
(Sesuai dengan Spesifikasi Teknis Khusus).
7.3. Apabila menurut Pengawas Utama keadaan lapangan telah banyak
berubah sejak dilakukan pengukuran tersebut, atau hasil pengukuran tersebut
meragukan, maka Pengawas Utama dapat memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk mengukur ulang sebagian atau seluruhnya.
7.4. Gambar hasil pengukuran ulang (uitzet) agar diasistensikan kepada Pelaksana
Teknis dan Pengawas Utama disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

8. Pembayaran Kompensasi
Semua pembayaran Kompensasi kepada Pihak Ketiga yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia Jasa dan harus sudah diselesaikan sebelum serah
terima pekerjaan.

9. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan Kerja.


Penyedia Jasa harus menyediakan perangkat keselamatan kerja yang mengacu kepada
Permen PU nomor : 05/PRT/M/2014 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) konstruksi bidang Pekerjaan Umum, antara lain berupa tanda
pemberitahuan adanya kegiatan pekerjaan, peralatan keselamatan kerja yang dibutuhkan
serta mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan keselamatan
umum antara lain :

Alat Pelindung Diri (APD)


APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai
dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja
sekaligus orang di sekelilingnya. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 dan tentang Alat Pelindung
Diri dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum. Sehingga penyedia barang wajib untuk menyediakan APD sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

XI- 2
Spesifikasi Teknis dan Gambar

1) Sepatu Boot
Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa
benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan
safety shoes umumnya adalah perlindungan yang lebih maksimal karena
modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering. Bentuk
oval pada bagian cuff protector Sol karet yang kuat.

2) Sarung Tangan

Sarung Tangan yaitu peralatan yang digunkan membuat perlindungan tangan


dari kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan
dengan benda runcing dan tajam. Sarung Tangan umumnya digunakan pada
sistem persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang agak tajam,
sistem pemanasan dan lain sebagainya. Jenis sarung tangan yang digunakan
adalah Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), dipakai membuat perlindungan
tangan dari tergores, tersayat dan luka ringan.

3) Bendera K3
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
Lambang sebagaimana Dimaksud diatas berbentuk palang warna hijau
dilingkari dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau. Secara umum, para
Ahli K3 harus mengetahui mengenai bentuk, warna dan ukuran dari bendera
K3 ini.

XI- 3
Spesifikasi Teknis dan Gambar

i. Bentuk : Segi empat


ii. Warna : Putih
iii. Ukuran : 900 x 1350 mm
iv. Lambang dan logo terletak bolak-balik pada kedua muka bendera
dengan ketentuan sebagai berikut.

4) Kotak P3K
P3K sendiri berarti Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yang artinya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.
Dalam peraturan perundang-undangan dituliskan syarat untuk kotak P3K,
yaitu sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, dengan dasar warna
putih.
2. Kotak P3K hanya boleh diisi oleh bahan atau alat untuk kebutuhan
pelaksanaan P3K.
3. Kotak P3K harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat, dijangkau,
cukup cahaya dan mudah diangkat apabila digunakan. Namun harus
dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Kotak P3K harus berada ditempat
yang sejuk dan kering.

XI- 4
Spesifikasi Teknis dan Gambar

5) Rambu Peringatan
Rambu K3 peringatan merupakan rambu K3 yang berfungsi untuk
memberikan informasi bahaya atau tindakan yang harus dilakukan di sebuah
tempat tertentu. Rambu K3 peringatan sangat penting dalam hal komunikasi K3
agar pekerja selalu tahu risiko di tempat kerja dan bisa memperkirakan apa
yang harus dilakukan.

6) Spanduk
Salah satu kewajiban perusahaan adalah wajib memasang
poster/gambar/slogan tentang K3 seperti yang telah diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 14 ayat b yang menyatakan wajib: Memasang dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Contoh :

XI- 5
Spesifikasi Teknis dan Gambar

10. Pemberitahuan Pelaksanaan.


Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) sebelum pekerjaan dimulai. Tidak boleh ada pekerjaan yang dapat dimulai sebelum
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

11. Bangunan Fasilitas Umum.


Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan kelangsungan fungsi dari
bangunan fasilitas/kepentingan umum seperti jalan, tiang listrik/telepon dan lain-lain yang
terkena atau terpengaruh dengan adanya pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum
memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari yang berwenang.

12. Pekerjaan Persiapan.


12.1. Jalan Masuk.
Penyedia jasa harus membangun dan memelihara jalan masuk guna keperluan
pengukuran, pengangkutan dalam masa pelaksanaan sedemikian rupa sehingga
dapat dilalui secara tetap oleh kendaraan proyek dan kendaraan Penyedia Jasa
maupun pejalan kaki.
Dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa harus memperbaiki jalan
masuk yang rusak akibat operasional pekerjaan, dibentuk sesuai keadaan semula.

12.2. Kantor Sementara di Lapangan.


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara kantor sementara di
lapangan, lengkap dengan alat-alat untuk Pengawas Utama beserta stafnya sesuai
yang ditetapkan pada spesifikasi khusus.
Setiap kantor harus merupakan bangunan kayu yang kuat dan layak huni. Kantor
harus dipersiapkan dengan pintu dan dilengkapi dengan kunci, termasuk dengan
penerangan, pembersihan yang teratur dan penyediaan air bersih serta mandi,
cuci, kakus (MCK).
Penyedia Jasa boleh menyewa rumah penduduk sebagai kantor Pengawas Utama
yang sesuai dan atas persetujuan Pengawas Utama. Kantor dan perlengkapannya
harus disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dari tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Jika Penyedia Jasa belum menyiapkan kantor Pengawas Utama dalam waktu di
atas, maka Pengawas Utama akan menyewa rumah penduduk sebagai kantor
Pengawas Utama, sewa tersebut dibebankan kepada Penyedia Jasa dan berlaku
selama waktu pelaksanaan.

XI- 6
Spesifikasi Teknis dan Gambar

12.3. Bantuan Tenaga Kerja untuk Pengawas Utama.


Penyedia Jasa harus memberi bantuan kepada Pengawas Utama dan menyediakan
tenaga kerja yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan apabila
dibutuhkan dari waktu ke waktu oleh Pengawas Utama.

12.4. Peralatan Pengukuran.


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran beserta
tenaga ukur yang baik dan handal untuk dipakai sendiri oleh Pengawas Utama seperti
terdaftar dalam Spesifikasi Khusus.
Alat dan perlengkapan beserta tenaga yang digunakan di lapangan pengukuran
terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas Utama, semua alat dan
perlengkapan tetap menjadi milik Penyedia Jasa.

12.5. Transportasi.
Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan untuk dipakai oleh Pengawas Utama
pada setiap waktu yang dikehendaki, seperti yang terdaftar dalam Spesifikasi
Khusus untuk tugas dinas yang berhubungan dengan pekerjaan dalam kontrak ini.
Apabila menurut Pengawas Utama kendaraan tersebut tidak bisa dipakai, Penyedia
Jasa harus menggantinya dengan tanpa penundaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan pengemudi yang baik serta semua keperluan
lainnya seperti bahan bakar, oli dan sebagainya dan harus menanggung biaya
yang berhubungan dengan jalannya, pemeliharaan, perijinan dan asuransi.
Setelah selesai pekerjaan kendaraan tersebut dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
Kendaraan tersebut tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kecuali dengan
ijin dari Pengawas Utama.

12.6. Foto Dokumentasi.


Penyedia Jasa harus melakukan pemotretan pada lokasi yang ditentukan oleh
Pengawas Utama. Minimum tiga gambar harus diambil pada setiap lokasi yang
memperlihatkan kondisi sebelum, sedang dan selesai dilaksanakan . Foto pada tiap
lokasi diambil dengan arah yang tertentu dan dalam posisi dan latar belakang yang
tetap (dalam satu titik fokus) dan mudah dikenali sebagai tanda.
Ketiga gambar dalam tahapan tersebut harus disusun dalam album dan direkam ke
dalam Flashdisk.
Foto dicetak dalam 2 (dua) set album dan harus diserahkan kepada Pengawas
Utama pada penyelesaian pekerjaan.

12.7. Pembuatan As Built Drawing


As Built Drawing menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. As Build Drawing (ABD)
agar diasistensikan kepada Pelaksana Teknis dan Pengawas Utama disetujui oleh

XI- 7
Spesifikasi Teknis dan Gambar

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Hasil As Built Drawing (ABD) dalam ukuran A3
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).

12.8. Pelaporan.
12.8.1. Laporan Harian.
Penyedia Jasa berkewajiban membuat laporan harian untuk setiap bagian
pekerjaan yang ditetapkan oleh Pengawas Utama , laporan ini memuat
antara lain :
a. Kondisi cuaca.
b. Peralatan, material dan tenaga kerja.
c. Hambatan-hambatan pelaksanaan pekerjaan.
d. Kemajuan pekerjaan.
e. Kecelakaan dalam pekerjaan.
f. Semua informasi mengenai kemajuan pekerjaan.
g. Persiapan - persiapan pekerjaan berikutnya.
h. Hal - hal lain yang dianggap perlu.

12.8.2. Laporan Kemajuan Mingguan dan Bulanan.


Penyedia Jasa harus membuat laporan kemajuan pekerjaan mingguan
untuk diserahkan pada Pengawas Utama sebanyak 4 (empat) rangkap,
memuat :
a. Peta Situasi/Lokasi.
b. Jadwal pelaksanaan (time schedule).
c. Kemajuan fisik pekerjaan.
d. Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Utama. Laporan ini
akan diperiksa oleh Pengawas Utama sewaktu-waktu atau secara
periodik.
Isi Laporan Bulanan, berupa rangkuman dari Laporan Harian dan
mingguan.

12.8.3. Seluruh laporan tersebut di atas, pembiayaannya menjadi tanggung


jawab Penyedia Jasa.

13. Papan Nama Kegiatan Pekerjaan.


Penyedia Jasa harus membuat papan nama kegiatan pekerjaan di lokasi yang strategis dan
mudah dibaca .
Papan nama kegiatan pekerjaan tersebut harus lengkap, minimal meliputi : Nama Kegiatan
Pekerjaan, Jenis Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Biaya dan Pemberi Pekerjaan serta Nama
Pelaksana. Bentuk dan ukuran dari papan nama proyek akan diberikan apabila Kontrak
Kerja sudah ditandatangani.

XI- 8
Spesifikasi Teknis dan Gambar

14. Kuantitas Analisa Harga Satuan


Kuantitas Analisa Harga Satuan yang terlampir pada Dokumen Lelang bersifat mengikat,
terutama kuantitas untuk analisa harga satuan pekerjaan beton, pasangan batu dan
pembuatan dan penyusunan kubus beton, karena akan berpengaruh pada kualitas
pekerjaan dimaksud.

II. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

1. Lokasi Pekerjaan dan Uraian Kegiatan


Lokasi pekerjaan terletak di Pantai Desa Jawai Laut Kabupaten Sambas dengan
Panjang Output 150 (Seratus Lima Puluh) Meter.
Pekerjaan ini adalah Pembangunan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai dengan uraian
kegiatan sebagai berikut :
Mobilisasi dan Demobilisasi.
Pekerjaan Pengukuran Uitzet
Pekerjaan Pembuatan Perancah / Jembatan Layanan Angkut Bahan
Pekerjaan Penggalian Pondasi
Pekerjaan Pemancangan Kayu Cerucuk
Pekerjaan Pembuatan Anyaman bambu
Pekerjaan Pengadaan Kubus Beton Ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm
Pekerjaan Penyusunan Kubus Beton Ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm
Pekerjaan Pengujian Mutu Bahan
Pekerjaan As Bulit Drawing

2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


2.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang digunakan sebagai pedoman adalah jadwal
yang telah disesuaikan dengan tanggal dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
2.2. Pelaksanaan pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender,
terhitung dari tanggal mulai kerja sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3. Peralatan yang Digunakan


3.1. Peralatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan harus
disediakan Penyedia Jasa, adalah :
a. Gerobak Roda Dua kapasitas 2 buah blok beton.
b. Peralatan Penggalian
d. Concrete Vibrator
e. Tripod tinggi 5 m
f. Alat pancang+Hammer 0,5 ton
g. Peralatan Bantu Lainnya

3.2. Peralatan Pengukuran yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan siap
dilapangan, antara lain :
a. Waterpass
b. Theodolit
c. Rambu

XI- 9
Spesifikasi Teknis dan Gambar
d. Statip
e. Meteran panjang 50 m

3.3. Peralatan Dokumentasi yang harus disiapkan oleh Penyedia Jasa dan siap di
lapangan adalah Kamera Digital.
Foto-foto kegiatan lapangan diserahkan rangkap 2 (dua) berupa album dan
flashdisk.
4. Transportasi
Alat Transportasi yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan siap di lapangan, antara
lain Kendaraan bermotor roda dua.
Alat transportasi tersebut harus dalam keadaan baik (layak pakai).

5. Kantor Sementara dan Kelengkapannya di Lapangan


Kantor dan kelengkapannya harus disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat belas)
hari dari tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Yang harus disiapkan minimal
antara lain :
Buku Tamu
Buku Pengawas Utama
Balpoint
Kalkulator
Spidol 12 warna
Gambar Rencana Kerja (ditempel di dinding)
Time Schedulle (ditempel di dinding)
Gambar Kondisi cuaca tiap hari (diploting setiap hari)
Rencana Mutu Kontrak (RMK)

6. Lokasi Kerja
Apabila lokasi kerja di pinggir jalan raya, perhatikan keselamatan pengguna jalan dengan
memasang rambu-rambu peringatan.

A. PEKERJAAN PENGKUKURAN UITZET

1. Tujuan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memproyeksikan di lapangan, baik posisi maupun elevasi
titik-titik yang ada pada desain.
2. Peralatan.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran uitzet adalah 1 (satu) set Theodolit dengan
ketelitian menit (TO), 1 (satu) set Automatic Level (Water Pass), Rambu, Statip dan meteran
panjang 50 m dalam kondisi baik.

3. Metoda Pengukuran dan Pematokan.


3.1. Titik tetap sebagai referensi yang dipergunakan pada saat pengukuran uitzet adalah
BM yang ada disekitar lokasi pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas
Utama.

XI- 10
Spesifikasi Teknis dan Gambar

3.2. Jarak setiap patok kearah memanjang dibuat setiap 10 m' harus dicat merah atau
sesuai petunjuk Pengawas Utama.
3.3. Pengambilan titik ukur/elevasi pada setiap cross/potongan melintang kearah laut
diambil dengan jarak setiap 1 (satu) atau 2 (dua) meter.
3.4. Pengukuran uitzet harus dilaksanakan dan sudah selesai sebelum pekerjaan fisik
dimulai, hasil pengukuran berupa gambar/desain sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi untuk menentukan elevasi permukaan tanah serta posisi elevasi
puncak konstruksi.
3.5. Mencatat titik koordinat, rencana awal bangunan dan akhir bangunan.
3.6. Apabila menurut Pengawas Utama, keadaan lapangan telah banyak
berubah sejak dilakukan pengukuran tersebut, ataupun hasil pengukuran tersebut
meragukan, maka Pengawas Utama dapat memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk mengukur ulang sebagian atau seluruhnya.
3.7. Pelaksanaan pengukuran uitzet diawasi bersama oleh Pengawas Utama dan Pengawas
Lapangan/Pembantu Pengawas Lapangan.
3.8. Hasil Pengukuran (gambar) agar diasistensikan.
3.9. Potongan melintang harus diambil sesuai jarak patok memanjang/ setiap posisi patok,
kecuali ditentukan lain.

4. Penggambaran
Semua hasil pengukuran situasi, memanjang dan buku ukur agar diasistensikan terlebih dahulu
kepada Pengawas Utama dan Pelaksana Teknis untuk kemudian digambarkan pada kertas A3.
Skala yang digunakan.
Peta Situasi, skala 1 : 1.000
Penampang memanjang, skala horizontal 1 : 1.000 dan vertical 1 : 100.
Penampang melintiang, skala horizontal dan vertical 1 : 100
Gambar situasi dan memanjang dibuat dalam rangkap 3 (tiga)
Dituangkan dalam flashdisk sebanyak 3 (tiga) set.

5. Perhitungan Volume
Semua hasil pengukuran dihitung dan direkapitulasi dalam Laporan Volume Pekerjaan

B. PEKERJAAN PERANCAH/JEMBATAN ANGKUT BAHAN

1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa mengerjakan perancah/jembatan angkut bahan sepanjang jalur rencana
bangunan (jembatan utama) dan perancah/jembatan angkut bahan yang menghubungkan
bibir pantai dengan jalur rencana bangunan (jembatan Bantu) dengan ketentuan disesuaikan
dengan gambar rencana dan petunjuk Pengawas Utama.
1.1. Bahan.
Cerucuk yang digunakan adalah cerucuk kayu bulat yang lurus mempunyai Ø 8–10
cm dan panjang 4 m dan kayu kelas III sebagai papan
1.2. Pelaksanaan

XI- 11
Spesifikasi Teknis dan Gambar

1.2.1. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk harus dikerjakan sesuai


dengan ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Pengawas Utama.
Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Utama
sebelum dipasang pada tempatnya.
1.2.2. Pemasangan dilakukan dengan melihat gambar kerja.
1.3. Perhitungan Volume.
1.3.1. Perhitungan volume pekerjaan perancah/jembatan angkut bahan
berdasarkan hasil prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
gambar atau yang telah diterima oleh Pengawas Utama sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak.
1.3.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang dikerjakan di
lapangan dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
1.3.3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-
foto pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan foto sesuai dengan
tahapan yang telah ditentukan.

C. PEKERJAAN PENGGALIAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa mengerjakan penggalian pondasi disesuaikan dengan gambar rencana dan
petunjuk Pengawas Utama.
1.1. Pelaksanaan
1.1.1. Pelaksanaan pekerjaan penggalian pondasi harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Pengawas Utama.
1.2. Perhitungan Volume.
1.2.1. Perhitungan volume pekerjaan ppenggalian pondasi berdasarkan hasil prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambar atau yang telah
diterima oleh Pengawas Utama sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
1.2.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang dikerjakan di
lapangan dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
1.2.3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-
foto pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan foto sesuai dengan
tahapan yang telah ditentukan.

D. PEKERJAAN PEMANCANGAN KAYU CERUCUK

1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa mengerjakan pemacangan kayu cerucuk dengan ketentuan disesuaikan
dengan gambar rencana dan petunjuk Pengawas Utama.
1.1. Bahan.
Cerucuk yang digunakan adalah cerucuk kayu bulat yang lurus mempunyai Ø 8–10
cm dan panjang 3,8 meter.

XI- 12
Spesifikasi Teknis dan Gambar

1.2. Pelaksanaan
1.2.1. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk harus dikerjakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Pengawas Utama.
Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Utama
sebelum dipasang pada tempatnya.
1.2.2. Pemasangan dilakukan dengan melihat gambar kerja.
1.3. Perhitungan Volume.
1.3.1. Perhitungan volume pekerjaan perancah/jembatan angkut bahan
berdasarkan hasil prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
gambar atau yang telah diterima oleh Pengawas Utama sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak.
1.3.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang dikerjakan di
lapangan dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
1.3.3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-
foto pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan foto sesuai dengan
tahapan yang telah ditentukan.

E. PEKERJAAN ANYAMAN BAMBU

1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa mengerjakan anyaman bambu disesuaikan dengan gambar rencana dan
petunjuk Pengawas Utama.
1.1. Bahan.
Bambu yang digunakan adalah bambu bulat yang lurus dan panjang 10 m.
1.2. Pelaksanaan
1.2.1. Pelaksanaan pekerjaan pembuatan anyaman bambu harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Pengawas
Utama. Bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Utama sebelum dipasang pada tempatnya.
1.2.2. Pemasangan dilakukan dengan melihat gambar kerja.
1.3. Perhitungan Volume.
1.3.1. Perhitungan volume pekerjaan ppenggalian pondasi berdasarkan hasil prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambar atau yang telah
diterima oleh Pengawas Utama sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
1.3.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang dikerjakan di
lapangan dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
1.3.3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-
foto pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan foto sesuai dengan
tahapan yang telah ditentukan.

XI- 13
Spesifikasi Teknis dan Gambar

F. PEKERJAAN PAPAN MAL KUBUS BETON


1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengerjakan papan mal untuk cetakan beton sesuai dengan gambar
dan petunjuk Pengawas Utama.
1.1. Bahan.
Papan dan balok yang digunakan harus dari kayu klas II dan pada bagian dalam harus
diketam, papan harus dibentuk sedemikan rupa sehingga membentuk kubus dengan
ukuran 50 x 50 x 50 cm (seperti gambar rencana)
1.2. Pelaksanaan
Pada saat akan mencetak kubus beton papan tersebut harus diletakan pada
permukaan yang rata dan tidak boleh diletakan pada tempat yang bergelombang,
mring atau tidak rata.

2. Perhitungan Volume
2.1. Perhitungan volume pekerjaan papan mal berdasarkan hasil prestasi pekerjaan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan gambar atau yang telah diterima oleh Pengawas
Utama sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
2.2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price, sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang terpasang di lapangan dikalikan
dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
2.3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-foto
pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan foto sesuai dengan tahapan yang telah
ditentukan.

G. PENGADAAN DAN PENYUSUNAN KUBUS BETON

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pengadaan Kubus Beton ukuran 50 x 50 x 50 cm dengan Beton Ready Mix
K.225.
1.2. Hasil uji coba campuran harus menunjukan kekuatan beton yang diinginkan/
diisyaratkan yaitu K225.

2. Pelaksanaan/Penyusunan Kubus Beton


2.1. Membongkar kubus beton yang rusak kemudian meletakan atau memasang batu
kosong belah sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan.
2.1. Kubus Beton ukuran 50 x 50 x 50 cm di cetak dan diantar ke lokasi pekerjaan.
2.2. Kubus Beton harus berbentuk kubus dan permukaannya harus datar.
2.3 Setelah pencetakan dilakukan proses perendaman kubus agar menyatu dengan
sempurna dengan menggunakan karung goni yang disiram air secara berkala
selama satu minggu.
2.4. Kubus beton yang sudah turun kemudian disusun sedemikian rupa sehingga
memberikan penampilan yang teratur sesuai yang diinginkan berdasarkan gambar
kerja.

XI- 14
Spesifikasi Teknis dan Gambar
3. Perhitungan Volume
3.1. Perhitungan volume untuk pembayaran pengadaan kubus beton berdasarkan
pekerjaan yang telah dilaksanakan yaitu berupa penyusunan kubus beton di
lapangan di hitung 100% dan sesuai dengan gambar atau yang telah diterima oleh
Pengawas Utama sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
3.2. Hasil pelaksanaan akan diterima dan dibayar sesuai pasal 1.3.1. di atas dan
dilengkapi foto-foto pelaksanaan pekerjaan, dengan pengambilan foto sesuai
dengan tahapan yang telah ditentukan.
3.3. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/Unit Price sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan
yang tercantum dalam Kontrak.

F. PEKERJAAN TEST LABORATORIUM


1. Job Mix Formula (JMF)
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengadaan kubus beton, Penyedia Jasa harus menyerahkan
laporan JMF dari pabrikasi kubus beton K225 sebanyak 2 (dua) rangkap.
2. Test Uji Kuat Tekan Beton K225
Pada saat pelaksanaan pekerjaan pengadaan kubus beton, Penyedia Jasa harus
menyerahkan laporan test/uji kuat tekan kubus beton K225 di laboratorium sebanyak 2 (dua)
rangkap.
3. Hammer Test Beton K225
Pada setelah pelaksanaan pekerjaan pengadaan kubus beton, Penyedia Jasa harus
menyerahkan laporan hasil Hammer Test Beton K225 di lokasi sebanyak 2 (dua) rangkap.

Pontianak, November 2021


Ditetapkan Oleh : Pejabat
Pembuat Komitmen O & P
Sumber Daya Air II,

ISWANDI, SE,ST
NIP. 19760322 200911 1 001

XI- 15
Spesifikasi Teknis dan Gambar

XI- 15
Spesifikasi Teknis dan Gambar

XI- 16
Spesifikasi Teknis dan Gambar
Spesifikasi Teknis dan Gambar

LOKASI PAKET PEKERJAAN

PEMELIHARAAN BERKALA PANTAI DESA JAWAI LAUT KAB. SAMBAS

Anda mungkin juga menyukai