Anda di halaman 1dari 68

KERANGKA ACUAN KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PERLUASAN DAN PERBAIKAN FASILITAS ICCU


RSUP NASIONAL Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

Penjelasan Umum

Kerangka Acuan Kerja dan Spesifikasi Teknis merupakan petunjuk dan persyaratan dalam
pelaksanaan “Pekerjaan Perluasaan dan Perbaikan Fasilitas ICCU” di RSUP Nasional Dr.
CiptoMangunkusumo.

A. Lingkup Dan Sasaran Pekerjaan


1. Lingkup Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan,meliputi beberapa kegiatan :
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Bongkaran
 Pekerjaan Kontruksi Baja
 Pekerjaan Partisi dinding
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Plafond gibsum
 Pekerjaan Konstruksi baja
 Pekerjaan MEP + Tata Udara
 Pekerjaan lantai – keramik/Vinyl
 Pekerjaan Pintu jendela Aluminium otomatis/hermetik

2. SasaranPekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ditujukan agar ruangan tersebut dapat digunakan untuk
pelayanan serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengguna ruangan
tersebut.

B. KetentuanUmum
1. Pada waktu akan memulai pekerjaan Rekanan harus melapor ke Staff Pengendali
Program / Bagian Teknik & user selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
menerima Surat Perintah Kerja (SPK).
2. Dalam pelaksanaan pembongkaran/perbaikan harus sepengatahuan BagianTeknik
atau Pengawas yang ditunjuk.
3. Pelaksana pekerjaan harus membuat progress pekerjaaan setiap harinya sampai
pekerjaan selesai 100%.
4. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan foto dokumentasi pekerjaan sebelum, sedang
dilaksanakan pekerjaan dan sesudah pekerjaan.
5. Dilakukan check list atas seluruh hasil kerja yang telah dilakukan sebagai kelengkapan
dokumen penerimaan pekerjaan.
6. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan tanpa mengganggu kegiatan operasional.
7. Bila ada perubahan atas kegiatan pekerjaan dari perencanaan awal arus mendapat
persetujuan dari perencana dengan memberikan alasan-alasanteknis yang dapat
dipertanggung jawabkan.
8. Kerusakan yang terjadi akibat dari pelaksanaan pekerjaan ini harus diperbaiki kembali
seperti semula dan menjadi tanggung jawab rekanandantidakdibebankanpada RAB
yang sudah ada

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 1


C. KetentuanKhusus

1. Seluruh pekerja harus menggunakan rompi pekerja, Name Tag / kartu identitas atas
nama Perusahaan dan Alat Pelindung Diri(helm, sepatu, masker, sarung tangan, safety
belt, safety google, earplug, safety harness dan jaring pengaman) yang sesuai.
2. Seluruh pekerja dilarang melakukan keributan atau perbuatan yang akan
menimbulkan kegaduhan sehingga dapat mengganggu seluruh kegiatan rumah sakit
3. Seluruh pekerja dilarang untuk merokok di area RSCM
4. Sebelum memulai pekerjaan diharuskan semua peralatan perlengkapan telah tersedia
diarea lokasi kerja
5. Memberikan garis pengaman/tanda sedang ada pekerjaan perbaikan atau
pembongkaran
6. Pergantian material dalam pelaksaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari
bagian teknik/user, bila ada pekerjaan yang membutuhkan pengujian, lampirkan hasil
pengujian tersebut.
7. Setelah proyek selesai dilakukan pembersihan di sekitar lokasi1x24 jam
8. Dilarang mendirikan bedeng di seluruah area RSCM tanpa persetujuan Direksi
9. Sebelum melakukan pekerjaan, kontraktor harusmendapatkan ICRA dan edukasi PPI
dari komite PPIRS
10. Semua material yang dikerjakan sesuai dengan standar Departemen Pekerjaan Umum
11. Membuat barrier atau pelindung area pengecatan agar debu dan bau cat tidak
mengganggu lingkungan sekitar pengecatan

D. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL)

1. Ketentuan Umum
a. RKS ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kontrak dan harus
dikerjakan oleh pihak ke-3 (Kontraktor)
b. Pekerjaan dilakukan oleh pihak ke-3 yang memiliki sertifikat di bidangnya.
c. Perusahaan tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum melengkapi
dan menandatangani Rencana K3LL sesuai Formulir Unit K3RS nomor
0004rev02/K3RS/2016/N.
2. Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilakukan oleh tim FMS RSCM dengan menggunakan
Formulir Pemantauan ICRA dan Keselamatan Renovasi RSCM nomor
0004rev02/K3RS/2016/N.
3. Sanksi Pelanggaran K3LL
Pelanggaran terhadap ketentuan ICRA dan K3LL akan dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan diberikan sanksi teguran s/d Pemutusan Surat
Perintah Kerja (SPK) dan Black List Perusahaan.
Adapun Pemutusan SPK tidak memperhitungkan nilai SPK yang sudah dikerjakan
karena kontraktor melakukan wanprestasi.
4. Penerimaan Pekerjaan
a. Penerimaan pekerjaan dilakukan setelah dilakukan uji fungsi dan uji coba
sistem (dengan periode minimal 7 hari) secara keseluruhan terhadap seluruh
pekerjaan yang dilakukan. Dan melampirkan gambar As buid Drawing
arsitektur, Struktur dan ME
b. Melampirkan Gambar as build Drawing Arsitektur,Struktur dan MEP
5. Media Edukasi K3
Kontraktor diwajibkan membuat media edukasi K3 dalam format sesuai dengan
standar RSCM yang harus dipasang di sekitar pintu masuk proyek dan harus
diketahui oleh seluruh pekerja sebelum memasuki area kerja. Desain dan ukuran

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 2


media edukasi Kontraktor dapat meminta soft copy ke bagian K3RS dan dicetak
secara mandiri oleh Kontraktor

1. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


ARSITEKTUR

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud Lingkup Pekerjaan pada adalah selesainya semua jenis pekerjaan secara
menyeluruh hingga berfungsi sempurna, yang secara umum meliputi:
1. Pengadaan bahan dan perlengkapannya.
2. Pengadaan Tenaga Kerja dan alat kerja
3. Pembuatan/Pemasangan/Penyetelan.
4. Pengetesan bahan.
5. Pembuatan gambar pelaksanaan (shop drawing).
6. Pengetesan instalasi.
7. Pembuatan gambar instalasi terpasang (as build drawing).
8. Memberikan buku petunjuk serta pelatihan maintenance dan operasi dari peralatan
terpasang kepada Personil yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas.
9. Mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan pekerjaan maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
10. Dan lain-lain pekerjaan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan proyek ini.
1.1.1. Jenis Bangunan
Pembangunan dan peremajaan Ruang ICCU , PJT RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO.
1.1.2. Izin-Izin
Seluruh izin-izin yang berkenaan dengan proyek ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
diantaranya meliputi:
1. Izin Penyambungan Daya Listrik dari PLN.
2. Izin Penyambungan Pesawat Telepon.
3. Izin Lingkungan sekitar
4. Dan izin-izin lain yang berkenaan dengan proyek ini.
1.2. PERATURAN TEKNIS UMUM
Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan
peraturan seperti tercantum dibawah ini termasuk segala perubahan-perubahannya hingga
kini ialah:
1. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia.
2. Standar Industri Indonesia (SII).
3. Peraturan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat A.V.41.
4. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1971.
5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.
6. Peraturan Umum tentang Instalasi Listrik PUIL-1987 dan ketetapan PLN.
7. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air Minum.
8. Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/MKTS/1985.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 3


9. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja tentang
penggunaan tenaga, keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI 1969.
11. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
12. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
13. American Society For Testing Materials (ASTM).
14. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
15. Peraturan Cat Indonesia – N4.

1.3. URAIAN/PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan mempelajari dengan


seksama seluruh dokumen teknis yang terdiri dari:
a. Gambar Kerja
b. RKS
2. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Tim Teknis RSPUN Cipto Mangunkusumo
dan Pemberi Tugas setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan
antara Gambar Kerja dan RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama
sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas.
3. Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong.
4. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Kontraktor (selama
pelaksanaan) dan dianggap bahwa Kontraktor telah mengetahui benar-benar seluruh
lingkup pekerjaan.
5. Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu
membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan
bahan-bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan
lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan.
6. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar
dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemberi
Tugas/KP.
7. Atas perintah Tim Teknis RSUPN Cipto Mangunkusumo, kepada Kontraktor dapat
dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus,
semuanya atas beban Pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Pemberi
Tugas secara tertulis, sehingga akhirnya menjadi gambar pelengkap dari gambar-
gambar pelaksanaan. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun
yang sedang dilaksanakan, Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan Tim
Teknis.Untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuannya.
8. Setiap usul perubahan dari Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari Tim
Teknis dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
9. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus dilakukan oleh
tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor yang benar-benar ahli.
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 4
10. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi
syarat teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.4. JADWAL

Paling lambat 1 (satu) minggu setelah mendapatkan SPK, Kontraktor diharuskan mengajukan:
1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan
secara Diagram Panah (Network Planning).
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3. Jadwal Pengadaan Bahan.

Bagan-bagan yang disebutkan diatas (1) s/d (3) harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Perencana sebagai dasar/patokan Kontrak dalam melaksanakan pekerjaan dan
Kontraktor wajib mengikutinya.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA

1. Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa ditapak proyek
atau air PAM, air harus bersih dan bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
2. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 1 m³ dan senantiasa terisi penuh.
3. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan dengan daya sekurang-kurangnya 1.500 watt.
Penggunaan diesel untuk pembangunan sementara atas persetujuan direksi lapangan.
4. Penyediaan sarana MCK untuk pekerja agar tidak menyatu dengan toilet kantor, direksi +
pemborong.

2.2. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT KEBAKARAN

1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam


kebakaran (fire extinguisher), lengkap dengan biaya, dengan jumlah secukupnya dengan
masing-masing kapasitas 15 kg.
2. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut
menjadi milik Pemberi Tugas.

2.3. PEKERJAAN BONGKARAN

Adapun yang dimaksud dengan pekerjaan pembongkaran adalah pekerjaan membongkar


semua bagian yang tidak ada dalam gambar dan juga dalam rangka memperbaiki bahan
bangunan yang rusak.

Pekerjaan bongkaran yang dilaksanakan pada bangunan existing menjadi tanggung jawab
kontraktor. Bongkaran dan puing bekas bongkaran harus dibuang keluar areal lokasi segera,
tanpa menumpuk/menimbun di area proyek.

1. Lingkup Pekerjaan Pembongkaran

a. Pembongkaran bangunan (dinding, langit-langit, lantai)


b. Penumpukan puing bekas bongkaran

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 5


c. Pemindahan dan pembuangan puing bekas bongkaran
2. Ketentuan & persyaratan

a. Dalam pertahapan pelaksanaan bongkaran harus mendapatkan persetujuan dari pihak


konsultan pengawas dan konsultan perencana.
b. Dalam pelaksanaan bongkaran harus memperhatikan dan bertanggung jawab atas:
 Keselamatan kerja
 Resiko dan akibat polusi pembongkaran
 Gangguan pelaksanaan
 Resiko terhadap bangunan, bagian bangunan lain yang tidak dibongkar dan
pasien/orang
 Sirkulasi kendaraan pembuangan puing
3. Kewajiban dan tanggung jawab

 Pihak kontraktor/pelaksanaan pekerjaan pembongkaran bertanggung jawab atas


segala resiko akibat pekerjaannya yang dimaksud berupa :
a. Pelaksanaan perbaikan pekerjaan rusak akibat yang dimaksud sampai diterima
pemilik
b. Penggantian uang asuransi dan biaya perawatan terhadap keselamatan manusia

2.4. TITIK DUGA LEVEL

 Kontraktor harus membuat titik duga tetap. Elevasi yang dipakai pada titik duga ini akan
diambil dari titik reference yang akan ditentukan kemudian.
 Titik duga terbuat dari pipa besi 2,5” ditanam kuat pada pasangan batu kali. Titik ini
harus aman dari segala macam gangguan/kerusakan sampai pekerjaan selesai
seluruhnya. Segala pengukuran ketinggian dan pengecekan titik duga ini harus dipakai
sebagai dasar pengukuran.

2.5. PENGAMAN PROYEK

Pengamanan proyek terdiri dari security yang bertugas untuk mengamankan keluar masuk
barang dan keamanan lingkungan proyek. Serta peralatan K3 berguna untuk persediaan jika
ada yang sakit atau kecelakaan kecil di dalam hari-hari proyek berjalan.

2.6. PAPAN NAMA PROYEK

Fungsi papan nama proyek menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam Perencanaan,
pelaksanaan proyek perijinan pelaksanaan. Dalam papan nama proyek tercantum proyek
nama & logo a.l.:

1. Nama Pihak Pemilik/Pemberi Tugas


2. Pihak Konsultan Perencana
3. Pihak Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi
4. Pihak Kontraktor/pelaksana
5. Pihak Sub Kontraktor khusus
6. Nomor Surat Perijinan Pelaksanaan
7. Alamat Proyek

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 6


Ukuran layout dan peletakan Papan Nama Proyek harus dipasang sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas. Pihak Kontraktor diwajibkan mengajukan usulan rencana pelaksanaan
papan nama untuk persetujuan Pihak Pemberi Tugas dan Pihak Konsultan Perencana.

2.7. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS

1. Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan sementara dengan konstruksi rangka kayu,
dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai beton tumbuk
diplester, diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor
Konsultan Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2. Perlengkapan-perlengkapan Kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan Pemborong :
a. 1 (satu) meja rapat ukuran 1.20 x 2.00m2 dengan kursilipat 14 buah.
b. 4 (empat) meja tulis ½ biro dengan masing-masing 2 (dua) kursi lipat.
c. 2 (dua) AC window unit ukuran @ 1 PK untuk ruang rapat
d. 2 (dua) lemari filing cabinet 4 laci
e. 2 (dua) whiteboard ukuran 1.20 x 2.400 m2
f. 1 (satu) rak untuk contoh-contoh material terbuat dari plywood tebal 16mm
g. 2 (dua) AC window untuk ruang kerja
3. Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas harus ditempatkan ruang WC dengan bak air
bersih secukupnya, dan dirawat kebersihannya.
4. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh Direksi
Lapangan, adalah:
a. 1 (satu) camera otomatis
b. 1 (satu) alat ukur schuifmaat
c. 1 (satu) alt ukur optik (theodolith/waterpass)
d. 1 (satu) set computer PC/AT + Hard Disk lengkap dengan Printer
Bangunan kantor Konsultan Pengawas dengan perlengkapan-perlengkapannya terkecuali alat-alat
yang disebut dalam ad. 1.10.4. adalah bersifat sewa yang dbiayai.

3. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

3.1. PENJELASAN UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus menyediakan segala pekerja, material, peralatan, dan lain-lain alat atau
bahan yang sewaktu-waktu diperlukan untuk mengadakan, membuat, dan melakukan
pemasangan (erection) dari seluruh pekerjaan konstruksi baja sesuai gambar rencana dan hal-
hal yang dijelaskan pada proses tender. Perubahan ukuran/dimensi profil baja dari rencananya
harus disetujui Perencana.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 7


2. Standar

Semua material dan mutu pelaksanaan pekerjaan (workmanship) harus dari kualitas nomor
satu dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam peraturan ataupun standard yang
berlaku di Indonesia; dalam hal ini mengikuti peraturanperaturan tersebut di bawah ini sesuai
edisi yang terakhir :

 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencananaan Struktur Baja untuk Bangunan


Gedung
 PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 AISC Specification for Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for
Buildings
 AWS Structural Welding Code, dan lain-lain

3. Pendetailan

 Kontraktor harus menyerahkan secara lengkap detail working drawing dan shop
drawing kepada Pengawas, serta time-schedule dari semua pekerjaan konstruksi baja
dan lainnya yang tercakup dalam kontrak ini.
 Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pabrik dalam rangkap 3 (tiga) yang
menjelaskan untuk setiap type material mengenai hasil test kimiawi dan fisik yang
ditentukan dalam spesifikasi produsen yang tentunya harus memenuhi spesifikasi
teknis ini.
 Bila ternyata ada hal-hal yang diragukan, maka Pengawas berhak untuk meminta test-
test tambahan. Dalam hal ini Kontraktor harus mengambil contoh benda uji di
lapangan, dan menyelenggarakan test pada laboratorium yang disetujui Pengawas.
Segala biaya yang timbul karena
 hal ini, sepenuhnya menjadi tanggungan pihak Kontraktor. Semua Shop-Drawing harus
dengan jelas menunjukkan semua pekerjaan yang dilakukan di lapangan baik untuk
fabrikasi lapangan maupun untuk keperluan erection. Setiap satuan pekerjaan harus
seizin/sepengetahuan Pengawas.

3.2. MATERIAL

Material-material yang digunakan dalam pekerjaan ini, harus mengikuti ketentuan-ketentuan


di bawah ini, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana:

1. Profil-profil baja ASTM A36, Structural Steel JIS G3101, Rolled Steel for General
Structures Class 2 BJ 37 sesuai SNI 03-1729-2002
2. Baut Mutu Tinggi ASTM A325, High Strength Bolts for Structural Steel Joints JIS B1186,
Sets of High Strength Hexagon Bolts, Hexagon Nut and Plain Washers for Friction Grip
Joints
3. Kawat Las AWS Specification for Arc Welding JIS Z3201, Gas Welding Rods for Mild-
Steel JIS Z3210, Covered Electrodes for Mild Steel Sheet JIS Z3211, Covered Electrodes
for Mild Steel

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 8


3.3. FABRIKASI DAN PEMASANGAN

1. Umum

Kecuali dinyatakan lain, maka semua konstruksi baja harus difabrikasi dan diereksi sesuai
ketentuan-ketentuan dalam AISC Specifications for the Design, Fabrication, and Erection of
Structural Steel for Buildings.

2. Persiapan

a. Semua bahan baja pada saat difabrikasi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
tidak menyentuh tanah secara langsung.
b. Sebelum diberi tanda untuk proses fabrikasi, material yang mengalami deformasi
harus dibetulkan terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak memperlemah material
itu. Perbaikan harus dilakukan dengan cara mekanis/dipress atau dipanaskan dengan
tidak melebihi 650 0C.
c. Semua material baja harus bersih dari sisa-sisa proses produksi, benda-benda asing
lainnya, harus terjaga agar tetap bersih, dan tidak berkarat.

3. Marking dan Pemotongan

a. Penandaan-penandaan yang diperlukan baik untuk lubang bor, garis, tanda potong,
overlapping dan lain-lain, harus dibuat dengan teliti pada bahan baja dengan
menggunakan template dan penggaris. Punching tidak diperkenankan pada bagian-
bagian yang dibengkokkan, atau bagian yang dapat rusak oleh suatu proses fabrikasi.
Tiap bahan baja harus diberi tanda yang jelas sesuai tanda yang ditentukan dalam
shop drawing, dan harus jelas untuk keperluan erection.
b. Perapihan ujung-ujung profil harus dilakukan dengan gas cutter atau alat mekanis lain
yang dapat menghasilkan hasil yang setaraf.
c. Pemotongan
1. Pemotongan baja harus dilakukan dengan salah satu cara berikut, yaitu dengan
sawing, shearing, grinding, atau dengan alat automatic gas cutting.
2. Deformasi-deformasi dan lain-lain hasil pemotongan yang kurang baik harus
dikoreksi sehingga halus dan baik.
4. Pembengkokan
5. Lubang Baut
a. Lubang baut harus dibor atau dipunch. Ketidakrapihan sekitar lubang harus segera
dihaluskan.
b. Posisi lubang harus teliti dan harus tepat bertemu dengan lubang pasangannya
pada batang lain.
c. Toleransi dari lubang baut mengikuti standard AISC.
d. Diameter baut selain baut angkur, maximum adalah 1,6 mm lebih besar dari
nominal diameter baut.
e. Untuk baut angkur, lubang bautnya tidak boleh lebih dari 2 mm lebih besar dari
nominal diameter baut angkur untuk angkur dengan diameter 24 mm atau kurang,
dan ketentuan itu menjadi 3 mm bila nominal diameter baut angkurnya lebih dari
24 mm.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 9


6. Pekerjaan Mesin
a. Semua plat, batang baja, siku, dan lain profil baja harus diratakan dan diluruskan
dengan hati-hati dengan tekanan (tidak dengan palu), sebelum dan sesudah
dilakukan pemboran.
b. Tepi-tepi baik sisi panjang atau pendek dari semua plat dan ujung-ujung profil baja
harus dirapihkan terlebih dahulu sebagaimana di atas, dan semua sisa-sisa
pemboran harus dibersihkan sebelum dilakukan penyatuan dengan bagian-bagian
lainnya.

7. Baut, Mur, dan Ring

a. Bila mana perlu ring baut dapat diberi bentuk khusus untuk mendapatkan hasil
kepala baut dan murnya mempunyai cengkraman yang memuaskan.
b. Bagian draad dari tiap baut paling sedikit harus menonjol dari tepi luar mur
dengan minimal 3 mm, dan maksimal 13 mm pada saat setelah baut
dikencangkan.
c. Dalam segala hal, tebal ring harus cukup untuk mencegah jangan sampai daerah
baut yang mempunyai draad berada pada daerah ketebalan profil yang
dirangkainya.
d. Bila suatu profil yang tubular (tube) harus dibor untuk keperluan baut atau stud,
maka harus dijaga agar bagian dalam profil tidak menjadi lembab.
e. Dalam mengencangkan baut mutu tinggi type geser, harus digunakan alat yang
mempunyai meter pengukur torsi (kunci momen), dan ketentuan pabrik baut
tersebut harus diikuti.
f. Untuk baut angkur harus dipasang dua mur.

8. Toleransi Dalam Fabrikasi

Semua toleransi dalam fabrikasi harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam


peraturan yang diikuti dalam proyek ini.

9. Pembangunan (Erection)

a. Pelaksanaan Erection harus dilakukan oleh crew yang khusus dan ahli untuk
pekerjaan tersebut, dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu yang cepat dan sarana keselamatan
kerja yang memadai.
b. Dalam erection harus dilakukan langkah-langkah yang baik agar tidak terjadi
tegangan-tegangan yang berlebihan pada profil-profil baja.
c. Dalam pelaksanaan erection, bilamana perlu harus dilakukan pembautan, atau
bilamana perlu bracing atau kabel-kabel pengaku harus diadakan untuk menjamin
keselamatan pekerja dan konstruksi, maka keseluruhan hal tersebut harus
menjadi tanggungan kontraktor.
d. Baut atau las permanent tidak boleh dipasang sebelum batang-batang yang
diikatnya sudah benar pada posisi seharusnya.
e. Ring baut harus terpasang dengan benar antara baut dan mur.
f. Keseluruhan material, pekerja, alat-alat, dan lain-lain kebutuhan erection harus
disiapkan dan diadakan dengan teliti.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 10


g. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kestabilan konstruksi pada setiap tahap
erection.
h. Baja tidak diperkenankan dipasang atau diletakkan pada konstruksi beton pondasi
atau lantai bilamana kekuatan beton tersebut belum mencapai 50 % kekuatan
designnya pada 28 hari.
i. Material yang didatangkan ke lapangan harus diletakkan pada tempat yang telah
ditentukan dan disetujui Pengawas dengan tidak lupa diberi label untuk
memudahkan pelaksanaan dan pengawasan.
j. Penyimpanan material baja dan lainnya harus terhindar dari kontak langsung
dengan tanah dan terhindar dari pengaruh cuaca yang tidak diinginkan.
k. Perlindungan yang baik harus diberikan agar tidak terjadi hal-hal yang tak
diinginkan baik pada konstruksi ini sendiri maupun material pihak lain.
l. Dalam hal terjadi kerusakan, perbaikan atau penggantian yang dilakukan harus
disetujui Pengawas dan atas biaya Kontraktor.
m. Semua material konstruksi baja yang akan dierection minimal harus sudah dicat
zincromat.
n. Setiap satuan pekerjaan dilakukan pengecekan dan pendataan baik posisi maupun
kemiringan.

3.4. PENGELASAN

1. Umum

a. Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las dan crewnya yang bersertifikat baik.
b. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuannya oleh Pengawas.
c. Pengelasan tidak diperkenankan bila permukaan bajanya basah, terexpose hujan,
atau angin kencang.
d. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh kurang dari yang dinyatakan dalam
gambar detail; juga penyimpangan yang ada harus dengan persetujuan Pengawas

2. Persiapan Base Metal

a. Permukaan dan ujung-ujung yang harus dilas harus bebas dari kotoran, karat,
lemak, benda asing lainnya; yang harus dibersihkan dengan sikat kawat.
b. Permukaan yang digandengkan harus bebas dari kotoran, retak, dan lainnya.

3. Penggabungan

a. Bagian yang digabungkan dengan las harus diletakkan pada posisi yang serapat
mungkin, dan posisi yang dikehendaki.
b. Bagian yang digabungkan dengan las harus dipegang pada posisi yang benar
dengan bantuan baik baut, clamp, kabel atau alat bantu lainnya.
c. Untuk menjaga kemungkinan warping, distorsi, dan shrinkage, Kontraktor harus
melakukan langkah-langkah pengamanannya.
d. Tack Welds harus dengan kwalitas dan diameter kawat sama dengan las rencana.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 11


4. Lain-Lain

Lain-lain baik mengenai prosedur, interpass, toleransi, dan koreksi; harus selalu
berpegang pada Standard yang dipakai pada spesifikasi ini dan harus dengan
persetujuan Pengawas.

3.5. BAUT MUTU TINGGI

Semua mutu baut sesuai daftar material, sedang prosedur dan lainnya mengikuti ketentuan
pabrik dan tidak boleh menyimpang dari standard yang ditentukan.

3.6. PENGECATAN

1. Semua pekerjaan baja diberi cat dasar type Zinc Chromate dan cat finish type
Synthetic Enamel yang setaraf produk ICI atau Danapaints, warna dan type cat harus
telah disetujui Pengawas sebelumnya.
2. Masing-masing pengecatan dilakukan 2 (dua) kali (Campuran: 1 zincromat; 1 first; 1
finish).
3. Prosedur dan ketentuan lain dari pengecatan mengikuti ketentuan pabrik.

4. PEKERJAAN DINDING

4.1. PEKERJAAN DINDING

1. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dan Kontraktor harus
memasang piket (uitzet), lobang-lobang dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.
2. Semua unit harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya ujung-ujungnya dibasahi jika
dianggap perlu untuk mengatur pengisapan. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan
pengikat sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak
boleh meneruskan disuatu bagian lebih dari satu meter tingginya.
3. Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar finish dinding dapat melekat
dengan baik.
4. Perlindungan
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka selama waktu-waktu hujan lebat, harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai.
5. Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
6. Angkur-angkur dan pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain, harus dipasang angkur besi
yang telah dibersihkan daripada setiap gerak kulit oxidase besi, karat dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding agar
adukan tembok dapat merekat.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 12


4.2. PEKERJAAN DINDING BATU BATA RINGAN (HEBEL)

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ringan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.

2. Persyaratan Bahan

a. Batu bata ringan yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Konsultan MK dan/atau Pemberi Tugas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-10.
b. Batu bata ringan yang digunakan ukuran 5 x 12 x 22 cm dengan mutu terbaik, siku dan sama
ukuran, sama warna serta disetujui Konsultan MK dan Pemberi Tugas.
c. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu memenuhi syarat-syarat
dalam NI-8.
d. Pasir aduk harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
e. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/minyak/asam
basa serta memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata ringan dengan aduk campuran 1 pc : 5 pasir pasang,
kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata ringan yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata ringan dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan pokok 4 diameter
minimal 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain
dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata sama sekali tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan
MK/Pengawas dan atau pemberi Tugas.
i. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah lebih dari dua.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 13


j. Pasangan dinding batu bata ringan tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 12
cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
k. Pasangan batu bata semen tasram bawah permukaan tanah lantai harus diberi pendengan
adukan 1 PC : 3 pasir.
l. Pasangan batu bata ringan dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

4. Syarat-syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat. Perbaikan dilaksanakan


sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
 Kerusakan yang bukan disebabkakn oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.

b. Pengamanan

 Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab pemborong.

5. Syarat Penerimaan

a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi
kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan bidang kerja.
c. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi. Hasil akhir harus
konstruktif yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan pekerjaan finishing lainnya
harus rapi.

4.3. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan bagian
luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui Konsultan
MK serta memenuhi NI-8.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 14


b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10 - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang
benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6
- 2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada
dinding batu bata trasram/rapat air.
b. Pada dinding batu bata trasram/rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC : 3 PS (yang
dilakukan pada sekeliling dinding dan bagian-bagian yang ditentukan/disyaratkan dalam detail
gambar).
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan
disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
e. Semen Portland yang dikirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih. Tempat
penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya seperti yang diisyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/lapangan yang telah
disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
k. Tebal plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat dya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas.Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya,
harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepat.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 15


n. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan pemilik/pemakai.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.


 Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
 Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.

b. Pengamanan

 Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini
menjadi tangung jawab pemborong.

5. Syarat Penerimaan

 Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
 Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta
tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi.
 Hasil akhir tanpa cacat merupakan satu kesatuan konstruktif yang kokoh. Penyelesaian
hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapi.

4.4. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan dinding ceramic tile ini dilakukan pada semua toilet, area wudhu dan atau seluruh
detail/schedule material finishing yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Jenis material : Roman atau Ceramic tile setara buatan dalam negeri yang telah disetujui
Konsultan Perencana Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Pemasangan : toilet, pantry atau sesuai gambar
c. Type, warna, dan ukuran yang akan digunakan ditentukan kemudian dengan setelah melalui
persetujuan Konsultan MK dan Pemberi Tugas
d. Ketebalan : Minimum 5 mm
e. Finishing : Berglazuur
f. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 16
g. M u t u : Tingkat I (satu)
h. Bahan pengisi : Grout semen berwarna
i. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir di tambah bahan perekat
j. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982
pasal 31 dan SII - 0023-81.
k. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
l. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Konsultan
MK dan atau Pemberi Tugas.
m. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola keramik yang
disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
c. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang
telah disyaratkan.
d. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar-benar rata.
e. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut
siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
f. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
i. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-
hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
j. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.
k. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil
pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
l. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak. Perbaikan harus
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 17


 Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka Pemborong Wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK
dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung
jawab pemborong.

b. Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan


terhadap kerusakan-kerusakan.
 Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaanya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukannya.
 Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak
0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah
termasuk dalam penawaran.

5. Standar Penerimaan

a. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh permukaan tidak
bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak bernoda. Tolerasi rata permukaan
yang dapat diterima adalah 1 mm/m2.
c. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang kepada
Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat penyerahan material.

4.5. PEKERJAAN DINDING PARTISI GYPSUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan Konsultan Perencana,
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas untuk disetujui sebelum mulai pelaksanaan.
b. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal pelaksanaan, semua
barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan dijauhkan dari
tempat-tempat yang lembab dan air hujan.
c. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus dijaga,
dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat pelaksana,
maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada pemilik.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 18


3. Material dan Syarat Pelaksanaan

a. Gypsum:

 Ketebalan yang dipakai 9 mm per panel. Tidak retak atau pecah/melengkung mempunyai
lapisan luar Paver Coved dipasang sesuai gambar detail dengan mempergunakan.
 Bahan Gypsum Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof, memenuhi
Standard American Standard Specification untuk Gypsum wall board ASTM C-36. Fire
resistance : 3 jam.
 Gypsum yang digunakan seperti yang tertera pada daftar material.

b. Rangka Partisi:

 Bahan rangka Galvanized Steel type Hollow yang memenuhi persyaratan pabrik.
 Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan berhubungan
dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
 Berkas-berkas pekerjaan harus halus dan rata permukaan.
 Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
 Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan dilas sesuai gambar.
 Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan bajanya.
 Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan
baik.
 Pemasangan dinding partisi harus benar-benar siku, lapisan dinding dilapis dengan wallpaper,
pemasangan harus rata dan tidak bergelombang. Lem yang digunakan lem khusus dari pabrik
itu sendiri.

c. Modul dan tipe partisi tersebut disesuaikan dengan gambar interior dan detail dinding gambar
arsitektur.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan dinding partisi yang rusak/cacat/kena noda.


Perbaikan dilaksanakan sesuai pangarahan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dan tidak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
 Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan
maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
 Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pemborong.

b. Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pemasangan dinding


partisi gypsum board ataupun panel teak plywood yang telah dilaksanakan.
 Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi/pengamanan pekerjaan ini sudah termasuk di alam
penawaran Pemborong.
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 19
5. Syarat Penerimaan

 Hasil pemasangan komponen dinding-dinding partisi harus tepat (presisi) pada posisinya serta
dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan
pelaksanaan.
 Hasil pemasangan dinding-dinding partisi harus merupakan hasil pekerjaan yang selaras
terhadap lantai dinding ataupun plafondnya.
 Hasil pekerjaan dinding-dinding partisi satu sama lainnya harus menjadi satu kesatuan yang
kokoh (tidak menimbulkan goyangan atau bunyi derit karena tekanan beban horizontal) dan
tidak terjadi kebocoran suara antara ruangan satu dan lainnya yang dibentuk oleh pekerjaan
ini.

5. PEKERJAAN LANTAI

5.1. PEKERJAAN SUB LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing, keramik, homogenious tile, parket
dan floor hardener atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
c. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
d. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303 dan
NZS-3121/1974.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan: PBI 1971 (NI-2) PUBI
1982 dan (NI- 8).

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Pemberi tugas dan Konsultan MK.
c. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug di bawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split dengan
perbandingan 1 : 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang ditentu-kan/disyaratkan dalam
detail gambar.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 20


f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-ruangan yang
disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.

5.2. PEKERJAAN LANTAI SCREED

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai screed dilakukan meliputi bawah finishing lantai keramik dan untuk seluruh
detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type dari satu hasil produk yang
disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8 SII 0013-8± dan ASTM
C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-
80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-303 dan NZS
3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam NI-2, NI-8
dan PUBI 1982.

3. Syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Apabila dianggap perlu Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dapat meminta untuk
mengadakan tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung
jawab Kontraktor/Pemborong sepenuhnya.
c. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton telah
dibersihkan dari segala kotoran debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain
d. Setelah dibersihkan alas lapisan dibasahi (semalam dan setelah kering dilapis cairan semen
calbond (air semen maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor).
e. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC (semen) dan pasir yang memenuhi
syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.
f. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC (semen) tanpa campuran bahan lain yang
dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan diratakan tebal acian minimal 2 mm setelah
diratakan dan dilicinkan.
g. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 4 cm atau sesuai yang ditentukan
oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dari adukan 1 pc : 5 pasir. Permukaan lantai screed
harus betul-betul rata kecuali bila disyaratkan lain beban cacat (retak-retak).

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 21


h. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan alas lantai screed harus dibersihkan dengan
sikat kawat dan air supaya agregat muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara
lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui Konsultan
MK dan atau Pemberi Tugas.

5.3. PEKERJAAN BASE LANTAI PLYWOOD

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai plywood dilakukan sebagai dasar untuk finishing lantai vynil dan untuk
seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Rangka panel kayu solid menggunakan jenis kayu NYATOH.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pemasangan rangka panel dari kayu solid yang diijinkan dengan jarak sesuai dengan gambar
teknis.
b. Penutup rangka menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan pemasangan
menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya, kemudian
ditutup dengan dempul.
c. Bahan penutup plywood yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapisi cat sesuai spesifikasi
dan setelah disetujui Konsultan Perencana, Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas
d. Dinding panel rangka kayu, plywood mellamic finish.
e. Bahan plywood harus dipilih motif yang sama dan tidak ada cacat serta mata kayu.

5.4. PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan penyelesaian lantai terdiri dari pekerjaan memasang lantai dengan:

 Penyelesaian lantai dengan Vinyl.


 Penyelesaian lantai dengan batu keramik.

Sebelum Pekerjaan Penyelesaian Lantai


Sebelum pekerjaan penyelesaian lantai dimulai, maka:

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan bahan, tenaga dan peralatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini.
2. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan kembali tentang peil dari pada lantai dan
kemiringannya serta pemeriksaan semua pemasangan pipa-pipa, saluran dan sebagainya,
harus dilaksanakan dengan baik.
3. Pelaksanaan:
a. Dilakukan pembersihan permukaan beton.
b. Pemasangan primer coating.
c. Pemasangan sealant setara bitu-mastik pada tempat tempat kritis.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 22


d. Test uji coba.
4. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan pelapis dinding selesai dikerjakan.
5. Kontraktor harus memberikan contoh material terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf
Konsultan Perencana.
6. Penyelesaian finishing lantai harus mempertimbangkan adanya pekerjaan lain pada lantai
tersebut (misal under floor duct). Pekerjaan harus dikoordinasikan dengan baik.
7. Kontraktor harus membersihkan permukaan yang akan dipasang pelapis lantai dari berbagai
macam kotoran.
8. Pemborong wajib menyerahkan vinyl sejumlah 0,1 % dari jumlah yang terpasang kepada
Pemberi Tugas, dinyatakan dalam Surat Penyerahan Material.

5.4.1. Lantai Vynil

1. Lingkup Pekerjaan

 Dilakukan pada permukaan lantai ruang yang ditunjukkan pada detail gambar atau sesuai out
line spesifikasi. Dalam hal ini termasuk pekerjaan-pekerjaan persiapan, pengadaan bahan, alat-
alat, peralatan pembantu lainnya, contoh-contoh bahan yang akan digunakan,
termaslonSparkling for healt uk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan
pekerjaan terakhir.

2. Persyaratan bahan

a. Bahan : Produk Farbo Sarlon Sparkling for Healthcare dan disetujui Konsultan Perencana,
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Jenis bahan dari tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan sesuai ketentuan atau
yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan sesuai spesifikasi pabrik, warna
harus stabil, tahan terhadap beban, tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencegah
adanya/terjadinya retak-retak pada permukaan lantai, tidak mudah kotor, mudah dalam
perawatan, dapat menahan kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak
licin, tahan kimia dan non slip.
c. Warna akan ditentukan kemudian.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan:

a. Sebelum dipasang dilakukan sreed dengan ketebalan fariatif sesuai dengan kebutuhan sesuai
dengan gambar.
b. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah-
celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen pasir (trasram)
sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
c. Pekerjaan pelapisan penutup lantai Vynil dilakukan setelah ada persetujuan dari Konsultan
Konsultan Perencana/Konsultan MK. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari
pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan
memberikan kepuasan kepada Konsultan Perencana /MK.
d. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh bahan, warna
dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada MK untuk
disetujui dalam pelaksanaan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 23


e. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui Konsultan
Konsultan Perencana/Konsultan MK akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan
penerimaan bahan/hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
f. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan di
Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
g. Pekerjaan Lantai Vynil yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinyakerusakan akibat
dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h. Terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Vynil, kontraktor
diharuskan memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah
dipersyaratkan tanpa adanya biaya tambahan.
i. Kualitas permukaan lantai hasil pekerjaan Vynil :
 Halus dan tidak ada retak-retak, warna homogen.
 Tahan terhadap beban, getaran dan goresan.
 Tidak licin.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan lantai Vinyl yang rusak.


 Bila kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
 Biaya yang timbul untuk pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan


terhadap kemungkinan kerusakan lantai Vinyl.
 Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai Vinyl selesai terpasang, permukaannya tidak boleh
diinjak sama sekali.
 Sesudah pekerjaan lantai Vynil terpasang, permukaan lantai harus dijaga terhadap
kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa
menimbulkan kerusakan/cacat, noda-noda dan sebagainya.

5. Standar Penerimaan

a. Hasil pekerjaan lantai Vinyl; permukaan rata, datar dan tidak bergelombang, toleransi : < 3
mm/m2.
b. Nilai rata-rata keausan yang diperbolehkan adalah 0,37 mm/10 menit

5.4.2. Lantai Keramik

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 24


b. Pekerjaan lantai keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini dilakukan pada toilet dan
tempat wudlu.

2. Persyaratan Bahan

a. Jenis keramik yang digunakan adalah Keramik Tile, Ex. Roman, Mulia atau setara. Keramik
buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar material dan disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Warna dan tipe yang akan digunakan akan ditentukan kemudian, sesuai dengan keputusan
Konsultan atau Pemberi Tugas. Warna yang digunakan harus seragam dan apabila ada keramik
dengan warna tidak seragam, keramik tersebut harus diganti/dibongkar
c. Ketebalan : Minimum 5 mm
d. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2
e. Mutu : Tingkat I (satu)/KW 1
f. Keramik dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukkan/disebutkan
dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Bahan pengisi : Grout/pengisi semen berwarna.
h. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC: 2 pasir
i. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-19,
PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
j. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan di lapangan.

3. Syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola keramik
yang disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 2 pasir. Bidang pemasangan harus merupakan
bidang yang benar-benar rata.
e. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta petunjuk
MK, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
f. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan pengisi sesuai
dengan warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratam dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
i. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 25


4. Syarat Pemeliharaan

Perbaikan

 Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
 Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK
dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung
jawab pemborong.

Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan


terhadap kerusakan-kerusakan.
 Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukaannya.
 Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak 5%
dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah masuk
dalam penawaran

5. Standar Penerimaan

a. Kontraktor memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Pelaksanaan pekerjan lantai keramik harus dipasang rata (water pass) pada permukaan peilnya
datar, tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak bernoda.
c. Toleransi kemiringan untuk permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm/m2; kecuali
kemiringan lantai pada permukaan lantai toilet/ruang wudlu yang harus dibuat miring
permukaan lantainya kearah floor drain (sesuai gambar rancangan).
d. Kontraktor wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1 % dari jumlah yang terpasang kepada
Pemberi Tugas, dinyatakan dalam Surat Penyerahan Material.

6. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA

6.1. KETENTUAN UMUM

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dan pemasangan kusen dilakukan, maka:

1. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di lapangan agar ukuran kusen


aluminium yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing yang disetujui Perencana/Arsitek.
3. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan
membuat contoh-contoh Konstruksi dan mock up yang memperlihatkan hubungan kusen
dengan kaca, jendela, pintu, lengkap dengan engsel, kunci, sealant dan perlengkapan lain
yang diperlukan sesuai spesifikasi dan gambar untuk mendapat persetujuan
Perencana/Arsitek.
4. Bahan yang cacat tidak boleh digunakan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 26


5. Bahan yang dipasang harus sesuai shop drawing dan contoh yang sudah disetujui
Perencana/Arsitek.

6.2. LINGKUP PEKERJAAN

 Meliputi penyediaan bahan-bahan kusen, daun jendela, jalusi aluminium, kaca dan seluruh
bahan yang diperlukan termasuk hardwarenya, persiapan/pembersihan lantai/dinding yang
akan dipasang kusen aluminium, penyetelan, serta pemasangan kusen/pintu/jendela
aluminium, pintu otomatis/hermetic beserta hardwarenya sehingga terpasang rapi dan
memenuhi persyaratan yang diharapkan.
 Bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana, baik yang tergambar maupun
yang tidak tergambar namun merupakan bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan kusen pintu
dan jendela tersebut.

6.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tempat tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

6.4. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/JENDELA ALUMUNIUM/UPVC

1. Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, masuk utama dan ruang SDM
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor yang disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan
 Rangka : Aluminium Alexindo atau setara tebal minimal 1.8 mm/UPVC disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas
 Ukuran : Sesuai gambar
 Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
 Panel : Frame alumunium dengan kaca
 Finish : Anodize system analog, tebal 22 mikron
 Warna : Ditentukan kemudian oleh Direksi
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 27
b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
c. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes, miniumum 100
kg/m2.
e. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15 kg/m2
yang harus disertai hasil tes.
f. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
g. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu dan lain-
lain, profil harus diseleksi lagi warnya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
h. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut.
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm.
 Accessories : sesuai standar pabrik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di


lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk
sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap
dahulu shop drawing dan petunjuk Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pemotongan aluminium dan stainless steel hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempatan debu besi pada permukannya. Disarankan untuk mengerjakan
pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukannya.
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
f. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
g. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium dan stainless steel terbuat dari steel plate dan
plate stainless steel setebal minimal 2 mm dan 1, 2 mm ditempatkan pada internal 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dan
stainless steel harus ditutup oleh sealant.
i. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dan stainless steel dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
j. Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 28


k. Dapat cocok dengan jendela terbuka/swing dan dapat dipasang door closer.
l. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
m. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
n. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
o. Toleransi pemasangan kusen aluminium dan stainless steel di satu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
p. Khusus untuk pekerjaan jendela terbuka/swing alumunium agar diperhatikan sebelum rangka
kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat
pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
q. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
r. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap
air dan udara. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

 Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan kusen yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan


dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
 Bidang kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang ditimbulkan untuk
pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kusen yang sudah


terpasang.
 Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai
hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
 Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan
bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).

5. Syarat Penerimaan

Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Hasil pekerjaan kusen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,
terjamin kerapiannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang
telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
 Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show
drawing dari pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan MK dan Pemberi Tugas.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 29


6.5. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU KACA OTOMATIS STERIL / FULL HERMETIK OTOMATIS

1. Lingkup Pekerjaan

Pintu Otomatis Steril membuat kondisi selalu steril. Paramedis tidak perlu memegang gagang pintu
untuk membukanya. Pintu Otomatis Steril ini memiliki sensor yang bisa dipilih, menggunakan gerakan
tangan atau kaki. Pintu ini dirancang agar udara luar dan dalam tidak mudah bercampur sehingga
mencegah kuman dan bakteri masuk ke dalam ruangan.

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, masuk utama dan ruang SDM
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor yang disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.

2. Spesifikasi

- Smart micropocessor unit


- Tormax/Dorma motor device
- Header profile with rubber shock absorber
- Foot or elbow switch ( inner & outer )
- Safety beam sensor
- Alumunium Anodized cover
- Polyamid double roller.
- Stainless Steel Leaf 1,2 mm
- Sealed for air pressure.
a. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
b. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu dan lain-
lain, profil harus diseleksi lagi warnya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
c. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut.
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm.
d. Accessories : sesuai standar pabrik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di


lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk
sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap
dahulu shop drawing dan petunjuk Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 30


d. Pemotongan aluminium dan stainless steel hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempatan debu besi pada permukannya. Disarankan untuk mengerjakan
pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukannya.
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
f. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
g. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium dan stainless steel terbuat dari steel plate dan
plate stainless steel setebal minimal 2 mm dan 1, 2 mm ditempatkan pada internal 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dan
stainless steel harus ditutup oleh sealant.
i. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
j. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
k. Toleransi pemasangan kusen aluminium dan stainless steel di satu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
l. Agar diperhatikan sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(pelubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
m. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
n. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap
air dan udara.

4. Syarat Pemeliharaan

a. Perbaikan

a. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan kusen yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan


dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
b. Bidang kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang ditimbulkan untuk
pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Pengamanan

 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kusen yang sudah


terpasang.
 Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, sampai hasil
pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 31


 Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada persyaratan
bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).

5. Syarat Penerimaan

Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Hasil pekerjaan kusen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,
terjamin kerapiannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu yang
telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
 Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show
drawing dari pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan MK dan Pemberi Tugas.

7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga
dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang
dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

7.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Semua warna hardware dalam pekerjaaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta bahan-bahan yang telah disetujui Pemberi
Tugas dan Konsultan MK.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminium yang
tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan ’backed enamel finish’ dilengkapi
kaitan-kaitan untuk anak kunci lengakap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini
harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi oleh denah.
5. Perlengkapan daun pintu:
a. Peralatan dari seluruh daun pintu/jendela sesuai dengan daftar hardware pada
butir 8 berikut, dipasang peralatan-peralatan dari merk:
 LOGO/KEND.
 Dekson.
 Dorma.
 Atau ditentukan lain yang disetujui Konsultan MK dan/atau Pemberi Tugas.
b. Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan 2 x 3
buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap
daunnya, atau ditentukan lain dan disetujui konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 32


c. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
denga bahan engsel, finishing satin stainless steel atau satin chromium.
d. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam
gambar, dipasang peralatan-peralatan dari merk seperti daftar hardware berikut
atau disetujui Konsultan MK dan Atau Pemberi Tugas.
e. Door Closer sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, menggunakan type
hydrolic, automatic back check dengan ’adjustable force’. Pengatur kecepatan
closing dan lach, dikehendaki jenis hold-open’ yaitu pintu dapat menutup secara
regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan sudut buka tertentu
seperti yang dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera
pada pelengkap gambar.
f. Lock Set dan handle.
g. Handle untuk kunci-kunci pintu sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, atau
yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas.

7.3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila dianggap perlu, Pemberi Tugas dan Konsultan Mk dapat meminta mengadakan tes-tes
laboratoriun yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
5. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
6. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada
kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
8. Pemasangan door closer pada batang kusen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga
pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
9. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk
dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug.
10. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama.
11. Penarik pintu (handle) dipasang 110 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
12. Posisi ’lock’ dan ’latch’ harus diajukan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Mk untuk
mendapatkan persetujuan.

7.4. SYARAT PEMELIHARAAN

1. Perbaikan

a. Pemasangan hardware yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena noda pada
permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 33


b. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian ruap sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini maka
kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya kontraktor.

2. Pengamanan

 Kontraktor harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

7.5. STANDAR PENERIMAAN

 Hasil pekerjan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak
cacat.

8. PEKERJAAN FINISHING DINDING

8.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi finishing dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan lapisan/coating dasar : Nippon Paint, atau setara yang telah disetujui oleh Pengawas
MK atau Pemberi Tugas
2. Cat Medifresh Nippon Paint 3 in 1 sebagai cat finishing dinding dalam dan Dulux Weather
Shield untuk dinding luar.
3. Warna : Akan ditentukan kemudian.
4. Pengencer : Air bersih , prosentase sesuai spesifikasi pabrik..
5. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
6. Sistem Pengecatan : 3 lapis

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK/Konsultan Perencana.
2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh kepada
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.
3. Bidang pengecatan siap dicat setelah dicat dasar terlebih dahulu. Sebelum nya, plesteran
harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.
4. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
5. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benda dan
pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 34


d. Syarat Pemeliharaan

- Perbaikan
Apabila pada permukaan didning yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka harus segera
dibersihkan.
- Pengamanan
Kontraktor harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran
pada tembok/dinding.

e. Syarat Penerimaan

- Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak belang-
belang).

8.5. PEKERJAAN FINISHING PLYWOOD HIGH GLOSS LAMINATED

a. Jenis Bahan & Penggunaan

- Digunakan sebagai pelapis akhir pada bagian kepala tempat tidur pasien sesuai yang
ditunjukkan pada gambar rancangan.

b. Syarat Kualitas Bahan

- Bahan : Plywood
- Finish : Laminated, High Gloss
- Pemasangan : Rangka aluminium
- Warna : Putih

c. Syarat Pemasangan

1. Contoh bahan

- Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus mengajukan usulan bahan yang akan
digunakan, dan mengajukan contoh hasil finishing untuk mendapat persetujuan.

2. Tenaga

- Prosen pengaplikasian harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dalam pekerjaan
ini dan harus dipimpin oleh seorang mandor yang betul-betul ahli dan berpengalaman.

3. Persiapan

- Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai harus dipastikan bahwa seluruh utilitas yang terletak
di area kepala tempat tidur harus sudah terpasang dan berfungsi normal.

4. Pelaksanaan

- Pemasangan rangka panel dari aluminium yang diijinkan dengan jarak sesuai dengan gambar
teknis.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 35


- Penutup rangka menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan pemasangan
menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya, kemudian
ditutup dengan dempul.
- Bahan penutup plywood yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapisi hpl sesuai spesifikasi
dan setelah disetujui Konsultan Perencana, Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas
- Dinding panel rangka aluminium, plywood hpl finish.
- Bahan plywood harus dipilih motif yang sama dan tidak ada cacat serta mata kayu lalu dilapis
hpl ex, Aica ASW13001KM Glossy Pure Snow white tebal 2 mm.

d. Syarat Pemeliharaan

Perbaikan
- Pekerjaan yang kurang rapi dan baik harus segera diperbaiki, sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.

Pengamanan
- Setelah pekerjaan pemasangan selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan terkena
benda lain atau noda-noda dan sebagainya.

e. Syarat Penerimaan
- Hasil pemasangan harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata, tidak bergelombang serta
tidak cacat.

9. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

9.1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT LINEAR CEILING

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit-langit Liniear Ceiling ini dilakukan meliputi seluruh langit-langit yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar atau sesuai petunjuk Konsultan MK dan atau
Pemberi Tugas.

b. Persyaratan Bahan

1. Liniear Ceiling ; Gibsum Board 9mm dan UPVC


2. Rangka : Semua rangka, material penggantung dan pengikat terbuat dari zincalume, Rangka
menggunakan stringer 85c Zincalume. Penggantung menggunakan Rod Drat M5+Adjuster.
Sedangkan lis pinggir Wall Angle-1919 Finish dan untuk UPVC menggunakan Metal Furing
3. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan gambar Interior/Arsitektur.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38,
memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.

c. Persyaratan Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari MK.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 36


2. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
3. Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak di atas langit-
langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
6. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan perlengkapan
instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum gambar
rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain
(Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan MK.
7. Pola pemasangan langit-langit liniear ceiling sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung maksimum
120 cm.
9. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.

d. Syarat Pemeliharaan

- Perbaikan

1. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan


sesuai dengan pengarahan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan
maka kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan
perbaikan tersebut menjadi tanggungan pemborong.

- Pengamanan

1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan/pengamanan terhadap hasil pekerjaan plafond


yang sudah terpasang. Untuk itu pemborong harus mengadakan koordinasi dengan pihak
pekerjaan finishing lainnya, dengan pengarahan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas agar
pekerjaan plafond yang telah dilaksanakan tidak terganggu atau rusak.
2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab pemborong sampai
hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).

e. Standar Penerimaan

Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan standard toleransi pemasangan permukaan:


penurunan 1 mm untuk luasan 0,6 mm x 1,2 m pada titik tengah.
2. Hasil pekerjaan plafond yang dipasang harus rapi, rata untuk seluruh permukaan tidak
terdapat flek/kotor/gompal.
3. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, shop drawing
dan pengarahan yang diterbitkan oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 37


10. PEKERJAAN WATER PROOFING

10.1.Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan Water Proofing ini dilakukan meliputi daerah toilet, area wudhu, dan seluruh
detail yang ditunjukkan/dinyatakan dalam gambar.

10.2.Persyaratan Bahan

1. Material waterproof menggunakan material Ex Sika atau material setara yang sudah disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
2. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat, elastis dan
tahan ultra violet. Warna sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
3. Standar bahan dan pemasangan sesuai yang ditentukan oleh pabrik dan memenuhi ASTM –
USA, DIN, BS, SF, dan JIS.

10.3.Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum di pasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan
persetujuan.Pengajuan/penyerahan harus disertai dengan brosur/spesifikasi dari masing-
masing pabrik yang bersangkutan.
2. Apabila dipandang perlu, Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas dapat meminta untuk
mengadakan tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan bahan. Jumlah contoh untuk masing-masing jenis tes akan
ditentukan kemudian. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
3. Bahan langsung dikerjakan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah memenuhi
persyaratan .
4. Pelapisan bahan sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Semua
peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
5. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang digunakan
terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
6. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum atau
selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.
7. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus
yang disetujui Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya.
8. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas
biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi
lapisan kedap air.
9. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 38


10. Apabila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

10.4. Syarat Pemeliharaan

a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan/pemasangan yang


telah dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan permukaannya, pergeseran yang
terpasang/cacat
b. Bila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh Pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Kontraktor wajib memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
c. Biaya yang diperlukan untuk perbaikan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

10.5. Standard Penerimaan

- Pengujian

1. Kontraktor harus mengadakan percobaan pengetesan terhadap hasil yang telah dilaksanakan
atas biaya sendiri.
2. Pengetesan dilaksanakan dengan cara mengisikan air ke atas bidang yang akan diuji tersebut
hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 7 x 24 jam.
Pekerjaan percobaan pengetesan ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Konsultan
MK dan atau Pemberi Tugas.

- Penerimaan:

1. Pekerjaan water proofing sudah dapat diterima apabila hasil test water proofing 100% tidak
terjadi kebocoran.
2. Kontraktor harus memberikan sertifikat jaminan atas semua pekerjaan terhadap kemungkinan
bocor dan cacat lainnya akibat kegagalan/tidak berfungsinya bahan; termasuk di dalamnya
jaminan mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi/diakibatkannya.

11. PEKERJAAN SANITAIR

11.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada semua toilet dan ruang lain yang dinyatakan/ditunjuk
pada gambar.

11.2. PERSYARATAN BAHAN

a. Toilet menggunakan produk Toto dan disetujui oleh Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 39


c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini.

11.3. SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas/MK beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak di setujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan MK dan
atau Pemberi Tugas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya.

11.4. SYARAT PEMELIHARAAN

 Perbaikan
a. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang
dianjurkan oleh pabriknya.
b. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
c. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lain maka
kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya pemborong
 Pengamanan
a. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
b. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena cairan-
cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi Pemborong harus memperbaiki cacat tersebut hingga
pulih kembali seperti semula atas biaya Pemborong.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 40


11.5. STANDARD PENERIMAAN

a. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor dan
terjamin hubungan kerapiannya.
b. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya dan dapat berfungsi
dengan sempurna, tanpa cacat.

2. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


MEKANIKAL ELEKTRIKAL

A. SYARAT TEKNIS – SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL


1. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
1.1.PERATURAN DAN ACUAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah
maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun
Internasional yang terkait. Pemborong dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan
nasional maupun internasional dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai,
tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

1.1.1. Listrik Arus Kuat (L.A.K)

• SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.


• SNI-04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
• SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
• SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda
Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
• SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
pada Bangunan.
1.1.2. Listrik Arus Lemah (L.A.L)/Elektronik

• TOA PA system design


• PUIL 2000
1.1.3. Plumbing

• Peraturan Daerah (PERDA) setempat


• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1975
• National Plumbing Code Handbook 1975
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing
1.1.4. Tata Udara Gedung (T.U.G)
• SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
• SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
• Panasonic Software Design, Panasonic Technical Spesification
• ASHRAE Handbook Series

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 41


2. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL

2.1. PEKERJAAN TATA UDARA (AC)

2.1.1. Umum

Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.

2.1.2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata
dara (Air Conditioning) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana
penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama dan siap untuk dipergunakan. Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya
adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara (air
conditioning).
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ductingLengkap
dengan fire damper, volume control damper, spliter damper, backdrap damper ( non
return damper ) supply air airdiffuser/register/grille/slot/integrated, return air grille,
access panel,filter, gauge, Isolasi panas/suara, HEFA Filter, dan Filter lainnya, dll.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan air pembuangan ( drainage ) sampai kesaluran air terdekat lengkapdengan
fitting, isolasi panas dll.
4 Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol sistem
Indoor Unit dan Outdoor Unit dan kontrol komponen seperti katup, damper, sensor,
thermostat ruangan, humidistat dll.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel tata udara.
6. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasiini
seperti tercantum dalam dokumen ini.
7. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan olehpekerjaan
instalasi ini.
8. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara –
caraMenjalankan dan memelihara instalasi ini.
9. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan danmemelihara serta
data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
10 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masapemeliharaan.
11 Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
12 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen iniBeserta
addendumnya.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 42


2.1.3. Spesifikasi Teknis

2.1.3.1 VAC SYSTEM VRF FSV

Jenis AC adalah VRV system, memakai inverter (all part load service), terdiridari satu Paket
outdoor unit dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoorunit mempunyai kemampuan
untuk mendinginkan ruangan secara independent.Outdoor dan indoor harus mempunyai
fleksibilitas design dan sampai ke 64 unitindoor bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan
dikontrol secaraindependent. (ECONAVI VRF & High spec wired remote control).

Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasipada minimum
koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuanuntuk merubah putaran motor
compressor sesuai dengan beban pendinginan.Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan
berbagai model indoor sebagaiberikut :

• Wall Mounted (Single Flow)


• Ceiling Mounted Cassette Type (Multi Flow)
• High static pressure ducted type

System yang ditawarkan harus bisa melakukan automatic test operation system, Untuk melakukan
pengecekan system secara otomatis yangmeliputi pengecekan : control wirings, shutoff valves,
sensors dan refrigerant volume.

2.1.3.2. CONDENSING UNIT

System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter dengan
beda ketinggian 90 m tanpa oil trap.

Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi R410A
dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378: 2999 bagian 1 – 4.

Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan Baked Enamel.

• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisaberoperasi jika 1
compressor rusak.

• Outdoor dengan ukuran 10 HP dan 8 HP

• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10HP.

• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal,terukur 1 meter
secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoorharusnya model modular dan bisa
dipasang secara berderet di setiap sisinyaCompressor.

Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter control
yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling control
yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling load yang
dibutuhkan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 43


Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi compressor . Pada
konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor inverter dengan
jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi, System ini haruslah
dipasang dipabrik.

Heat Exchanger

Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin
alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron

Refrigerant Circuit

Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk keperluan
safetyFan Motor.Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = 78 PsCondensing unit harus mempunyai
kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara
otomatis maupun dengan manual setting.Safety Devices

Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch,control
circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan fan motors,
over current protection for the inverter and anti-recycling timers.Untuk memastikan liquid
refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit harus dilengkapi dengan Sub cooling.Oil
recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya setiap 6
jam operasi.

2.1.3.3 PRESSURE TESTING

Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit, Sebelum


pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRF system dinyalakan, Pekerjaan pemipaan
harus di test tekanan dengan memakai dry nitrogen sesuai table di bawah ini dan dicek ulang
untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi :

Step1 Pressurize to 10.3 Bar (149 Psi) 3 minutes or longer Allows discovery of major leaks
Step2 Pressurize to 21.5 Bar (312 Psi) 5 minutes or longer
Step3 Pressurize to 38 Bar (551 Psi) Approx 24 HOURS minimum Allows discovery of minorleaks

Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque wrench dengan
torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini.

Nut Standard Tightening Torque


Size

Kgf.cm N.cm
¼ 144~176 1420~1720
3/8 333~407 3270~3990
½ 504~616 4950~6030
5/8 630~770 6180~7540
3/4 990~1210 9270~11860

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 44


System pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan pada
kondisi ini selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan
memakai 2 stage Vacuum Pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit
disambungkan pada koneksi listrik.

Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik dan
ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer ke
installation manual dari pabrik.

Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah pengawasan
dari perwakilan pabrik.

Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh Pemborong pemasang dan diawasi oleh
perwakilan dari pabrik. Pressure test harus dilakukan oleh Pemborong pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik. Proses vacuum system pemipaan harus dilakukan oleh kontraktor pemasang
dan diawasi

2.1.3.4 PIPE MATERIAL

Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe sesuai dengan standard
JIS H300 - C1220T. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak terjadi kondensasi Seluruh koneksi shut off valve di
dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk mencegah kebocoran refrigerant

Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry Nitrogen (OFN) harus
dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan brazing sehingga tidak terbentuk karbon
didalam pipa yang nantinya bisa merusak compressor. Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah
type close cell XLPE dengan fire rated Class ―O‖ dengan ketebalan minimal 10 mm untuk Suction
lines dan 10 mm untuk Liquid lines dan mesti dilindungi dengan penutup pada bagian yang
terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai insulation yang 1 merk dengan pipa refrigerant
yang disupply.

Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan dari
pabrik.

2.1.3.5. INDOOR UNITS

Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada didalam BQ sesuai
dengan design conditionTerdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan electronic
proportional expansion valve.
Electronic proportional expansion valve harus bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit
indoor sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan. Fan haruslah direct drive
centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt AC , 1 phase dan 50 Hz.
Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai dengan spesifikasi di
gambar dan di BQ.
Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply oleh kontraktor pemasang. Filter udara untuk
model ductless harus disupply dari pabrik

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 45


Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke alumunium
fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah standard dari pabrik.
Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor unit
menuju ke daerah pembuangan air drain.

2.1.3.6. CONTROL

Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm2 - 1.25mm2 tipe PVC non
screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga harus
dilengkapi dengan ECONAVI yang merupakan standard untuk sensor optimum operasi energy.

Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan speed
selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan

temperature setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa
menampilkan malfunction code untuk keperluan maintenance

Pemborong pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan oleh
perwakilan pabrik.

2.1.3.7 KRITERIA

a. AC VRF FSV SYSTEM, Panasonic/setara


b. Pipa refrigerant : KEMBLA / ARMAFLEX / setara
c. Insulation : Armaflex/setara
d. Refrigerant : Dupont, Honeywell/setara

2.1.4. PEKERJAAN DUCTING AC, HEFA FILTER , FILTER LAINNYA, DIFUSER & GRILL

2.1.4. A Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasukfabrikasi) duct
lengkap dengan isolasi, volume damper, diffuser, grilles, berikut alat-alat bantu yang menunjang
pekerjaan tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

2.1.4. B Umum

a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berartipekerjaan duct,
fitting, filter-filter, damper, support dan lain-lain komponen/accessories yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasaryang
menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib menyesuaikandengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasilainnya, berikut detail
atau potongan-potongan yang diperlukan danmendapatkan persetujuan dari Direksi/
Konsultan sebelum dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih danpenampang
laluan udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran duct tersebut, berarti
penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 46


d. Tipe ducting adalah flexible duct Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible
round duct merupakan thermally insulated duct. Ducting terdiri dari lapisan alumunium+
innerduct, 25mm insulasi fiberglass yang dilindungi/dilapisi dengan jaket pelindung
untuk mengahalangi keluarnya udara dingin.Jaket pelindung ini menggunakan spiral dari
bahan multi layer aluminium/metalized polyester.Tipe ducting yang lain adalah ducting
dari bahan PIR.
e. Diffuser dan Grill terbuat dari bahan aluminium anodized, dengan ukuran sesuai gambar
rencana.

2.1.4. C Spesifikasi Teknis

1. Konstruksi Duct.
• Bahan isolasi = Polyurethane dilapis sandwich dengan alumuniumfoil yang dicoating
lapisan anti bakteri
• Ketebalan panel = 20 mm
• Ketebalan alumunium = 75 mikron, 80 micron setelah coating
• Density dari polyurethane = 52 ± 2 Kg/m3
• Tahanan tekanan = 200 N/mm2
• Konduktivitas panas = 0,021 W/m.°C
• Ketahanan api = B1 (terbakar tapi tidak merambatkan api)
• Koefisien gesek = 0,0135
• Berat = 1,4 Kg/m2
• Suhu optimal penggunaan = -50 – +80 °C
• Kelembaban = 0 – 100 %
• Tekanan max. dalam duct = 2000 Pa
• Air flow max. = 12 m/s
2. Instalasi Ducting
1. Ducting panel tebal 20 mm, density: 52 Kg/ M3
2. Instalasi :
• Sambungan antar ducting menggunakan PVC invisible flange
• Sambungan antar ducting dengan grille menggunakan PVC invisibleflange
• Sambungan antar ducting dengan volume damper menggunakan profil―F‖ section
bar aluminium
• Sambungan antar ducting dengan FCU menggunakan profil chair sectionBar
aluminium dan terpal
1. Noise yang timbul dalam ducting tergantung pada desain serta ukuranDalam kondisi
tertentu yang memerlukan isolasi suara denganPemakaian isolasi dalam.
Alat kerja :
1. Cutting : Pemotongan materian TD lembaran menggunakan 4 buahMacam pisau:
Left jack plane, Right jack plane, Straight jack plane, Vjack plane.
2. Bending : Pembentukan elbow & branch menggunakan alat khususyaitu manual
bending tool
3. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan invisibleflange
menggunakan lem khusus dengan ditambahkan aluminium tapeuntuk Vapour
Barrier dan kerapihan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 47


4. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ductinguntuk
menambahkan kemampuan menahan kebocoran
5. Support / hanger : besi siku 30x30x3 (galvanized) dan As Drat putihØ8mm
(galvanized)Bentangan Bahan hanger / suport Jarak maksimum < 0,6 m besi siku
6. 30x30x3 dan As Drat putih Ø8mm 4 m 0,6 m-1m besi siku 30x30x3 danAs Drat
putih Ø8mm 2 m
7. Reinforcement : Reinforcement (penguat) ducting tambahan akandiberikan sesuai
dengan ukuran ducting dan tekanan udara dalamducting. Penguat menggunakan
profil Sharped disk aluminium danreinforcement bar aluminium.
8. Run Test : akan dilakukan beberapa test, antara lain:
- Leaking test : test kebocoran dengan menggunakan lampu dari dalamducting
kemudian diamati dari luar apakah ada cahaya yangtembus, apabila tidak ada
cahaya maka ducting ok.
- Noise test : test kebisingan suara (DB meter disiapkan pihak owner)- Vibration
test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU (byothers)
- Pemeriksaan kekuatan support
a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct)dengan
static pressure didalam duct sampai 2‖ WG (500 pa) dengankecepatan
maksimum 2.000 Fpm (10 m/s).
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali
kalauditentukan hal-hal yang harus dipenuhi diluar standard tersebut.
c. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapatdiatur
dan dikunci pada kedudukannya.
d. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0.
e. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuatlobang
pengetesan untuk mengukur temperatur, kelembaban sertastatic dan
velocity pressure. Setelah selesai ditutup kembali denganplastik probe
yang diisolasi.
f. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500
mmpermukaannya harus dibuat cross broken ( patah silang ).
g. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian
rupasehingga praktis tidak terjadi lendutan-lendutan getaran-getarandan
deformasi.
h. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semuaelboww
harus dari type full radius elbouw, jari—jari (R t) samadengan lebar duct.
Untuk keadaan dimana harus menggunakan shortradius elbouw ( R t lebih
kecil dari lebar duct ) harus memakaiturning vanes.
i. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chartlogaritma
atas dasar (RT)/(RH). Untuk elbow tegak lurus harusmemakai guide vanes
double thickness, sesuai gambar detail. Untukmengikat konstruksi
penggantung ke beton dipergunakan ramset /dynabolt.
j. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambunganflexible
connection dari bahan double sheet glass cloth tebal 0,65mm atau lebih,
fire resistant ke duct yang masuk keluar dari fanatau.
k. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidakmenimbulkan
kebocoran pada sambungan, cara pemasangan harusdalam satu garis
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 48
lurus sedemikian rupa, sehingga tidakmenyebabkan pengecilan luas
penampang.
l. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type
2 lapis alumunium laminate incapsulating dengan steel spring helix dan
wire spacing 2 mm jenis fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H20.
Flexible duct ke peralatan memakai klemkhusus ( quick klem ) dari bahan
plastic.

3. HEPA Filter

Minimum efficiency 99,99% (H14), ceiling tipe.Prefilter grade G4Medium filter grade F8

2.1.5 PEKERJAAN LAIN-LAIN

2.1.5.1 P o n d a s i

Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin Condensing Unit (Outdoor Unit ) tidak
termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.

Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untukmasing-masing


peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.

Pondasi peralatan- peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman pabrik


pembuat peralatan-peralatan tersebut.

Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibrationeliminators) untuk


melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran yangditimbulkan oleh mesin- mesin.

Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana, atau gambar
kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung (hanger) untuk mesin- mesin,
alat- alat, pipa yang diperlukan.

Untuk menyesuaikan dengan kondisi- kondisi setempat, dudukan-dudukan ataupenggantung-


penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang (rod) atau strip sesuai
dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang cukup dan dibuat pada lantai.

Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harusberkonsultasi
dengan Direksi dan Pemborong Sipil.

Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukandudukan atau
penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup merata sehingga
tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang tidak wajar.

Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruanganruangan yang
dihuni.

Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 49


Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi- modifikasi yang perlu untuk memenuhi
syarat tersebut.

2.1.6 TESTING ADJUSTING DAN BALANCING (TAB)

2.1.6.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh sistem
tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai
seperti yang terlihat dalam gambar-gambar rencana sehingga sistem betul- betul dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan rencana.

2.1.6.2. Umum

Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus mengikuti
standard/ atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti tandard NEBB, ASHRAE dan SMACNA
dengan menggunakan peralatan- peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tsb.

2.1.6.3. Peralatan Ukur.

Minimal peralatan ukur sperti dibawah ini harus dimiliki oleh pemborong antara lain :
1. Pengukuran laju aliran udara
- Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer dan sejenisnya.
- Hood untuk mengukur udara didiffuser.
2. Pengukuran temperatur udara
- Sling psychrometric
- Thermometer
3. Pengukuran putaran (rpm)
- Tachometer atau sejenisnya
4. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter / ampertang
5. Pengukuran tekanan - Barometer / pressure gauge
6. Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/ kedudukan dari peralatan
balancing.

2.1.6.4. Pelaksanaan TAB

Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian- bagiannya,sehingga
didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran besaran yang
ditentukan dalam rencana.
Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-besaran yang
ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran- besaran
yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan
kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data data yang diperlukan bagi pihak
maintenance dan operation.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 50


Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran- pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya
yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang
bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh pengawas.

Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudahberpengalaman dalam
pelaksanaan TAB ini.

Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimanahasil- hasil
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tsb dan dalam
laporannya ikut menanda tangani.

Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu rencana kerja, mengenai prosedure
pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan procedure ini agar dibicarakan
dengan pihak Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk formulir yang
berisi item- item yang akan dilakukan untuk masing-masing system yang akan dilakukan
pengetesan.

2.1.6.5. Balancing System Distribusi Udara.

Prosedure Testing and Adjusting.

1. Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.


2. Test dan catat motor full load amper.
3. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan cfmdan fan
sesuai design.
4. Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
5. Test dan sesuaikan cfm atau l/s untuk sirkulasi udara.
6. Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing- masing FCU/ FAN.
7. Test dan catat temp. d b dan w b dari udara masuk dan keluar dari coil.
8. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama
9. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone
10. Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalambatas % yang
dibolehkan.
11. Indentifikasi ukuran, type, masing-masing diffuser dan lakukan recheckTerhadap
performance dari jenis diffuser.

3. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PLUMBING

3.1. Umum

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi plumbing secara keseluruhan adalahpengadaan,
transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu
serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yanglengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi,
gambar rencana.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 51


3.2. Sistim Perpipaan

3.2.1. SPESIFIKASI PERPIPAAN

3.2.1.1 U m u m

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :


1. Pipa
2. Sambungan /Fitting
3. Penggantung dan penumpu
4. Sleeve
5. Galian / bobokan
6. Pengujian
7. Peralatan Bantu

3.2.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak sertaarah dari
masing- masing sistem pipa.

3.2.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasangTerintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagianlainnya.

3.2.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat danstress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawahtanah diberi lapisan anti
karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.

3.2.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harusjuga
terlindung dari cahaya matahari.

3.2.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrikpembuat.

3.2.2. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAA

3.2.2.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

SISTIM KODE SISTIM TEKANAN TEK.STD. TEKANAN UJI SPESIFIKASI SPESIFIKASI


KERJA BAHAN PIPA ISOLASI
Air dingin dalam AB 10 12,3 15 Carbon steel IA
gedung
Air dingin luar AB 10 12,5 15 Carbon steel IA
gedung
Air limbah ABK 5 10 15 PVC AW IA
gravitasi
Vent VT - - RENDAM PVC AW IA
Catatan : IA = Tidak berisolasi, IB = berisolasi, AB = Air bersih, ABK = Air bekas kotor, PAH = Air hujan, AK = Air
kotor, VT = Vent, IH = Indoor Hydrant, OH = Outdoor Hydrant.
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini tapi juga harus mengacu pada tekanan aktual pompa.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 52


3.2.2.2. Spesifikasi PVC AW.

Penggunaan : Air Limbah pengaliran gravitasi.


Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, SolventCement
joint
type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement

3.3.2.3. Spesifikasi PV AW.

Penggunaan : Pipa Venting


Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, SolventCement
joint
type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement

3.3. PERSYARATAN PEMASANGAN

3.3.1. Umum

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjaminkebersihan,


kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari50 mm di
antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelumdipasang,membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing
sertapenghalang lainnya.
4. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabangpada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
5. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,Kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.

a. Di bagian dalam toiletGaris tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :1 % - 2
%
b. Di bagian dalam bangunanGaris tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunanGaris tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %Garis tengah
200 mm atau lebih besar : 1 %
6. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titikbuangan. Pipa
pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudahpengisian maupun

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 53


pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknyadicari titik terendah dan
dibuat cekung.
7. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai,balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api,celah kosong
diantara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahanrock-wool atau bahan
tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkansealant agar kedap air.Selama
pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalampekerjaan perpipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutupdengan menggunakan caps atau
plugs untuk mencegah masuknya benda-bendalain.
8. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexibleUntuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
9. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembaliSehingga
kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cmuntuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanahtanpa batu-
batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukanbeton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
10. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
11. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
12. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuksudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan cleanout serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.

3.3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa

1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadeldengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaianatau perenggangan pada jarak yang
tidak boleh melebihi jarak yang diberikandalam tabel berikut ini :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----
Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
(mm) Interval Mendatar Inteval
Tegak
(m) (m)
Pipa PVC 50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, makajarak interval yang
dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 54


3.3.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.
1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galiandengan adukan
semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harusdilindungi plat beton
bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupasehingga plat beton tidak bertumpu
pada pipa dan tidak mengganggukonstruksi jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai
padat.

3.3.4. Sambungan lem


1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuaidengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakanalat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alatpemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batangpipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi daripabrik pipa.

3.3.5. Sambungan yang mudah dibuka

Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :


Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve Pada waste fitting dan Siphon.Pada sambungan ini
kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan sealthreat.

3.3.6. Pemasangan Ven Udara Otomatis.

Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dankantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara daridalam.

3.3.7. Pemasangan sambungan expansi.

Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dariluar bangunan dengan
pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat terjadinya
penurunan tanahataupun struktur bangunan.

3.3.8. Pemasangan Ven Udara Otomatis.

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dankantong udara.

3.3.9. Selubung Pipa.

1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebutMenembus
konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggarandiluar pipa
ataupun isolasi.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 55


3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yangMempunyai kedap
air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyailapisan kedap air (
water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealedatau "Caulk"

3.3.10. Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,pemipaan di setiap service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakancara- cara/ metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda- benda asingdisingkirkan.

Desinfeksi :

Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlorselama 1 jam setelah
itu dibilas.Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itudibilas.

3.4. P E N G U J I A N

1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :


a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudahmemenuhi dan
sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulusebelum diurug,
dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanankerja selama 1 jam tanpa ada
penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dandilanjutkan pengujian per sistem.
d. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunantekanan, berlaku
untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh Pengawas.
e. Setelah pipa diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan sisa kadar chloor
0,2 ppm atau lebih.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khususuntuk
pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukanpengujian sistem
aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta tekananair keluar kran dia.0,3 kg/cm2 ) dan
lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkansertifikat oleh
Pemberi Tugas.

3.5. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuransecara


partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasiyang sudah
dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratanyang ditentukan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 56


2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakantanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkanoleh pabrik
hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratanyang ditentukan.

3.A. PEKERJAAN SISTIM AIR BERSIH

3.A.1 Spesifikasi Pemipaan

Lihat ―Spesifikasi Perpipaan

3.B. PEKERJAAN SISTEM AIR BEKAS,& VENT

3.B.1. PERPIPAAN

1. Umum

 Macam perpipaan air limbah adalah, Air Limbah Saniter, LimbahPantry/dapur


 Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".

2. Limbah Saniter

 Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter yaitu Lavatory, menuju ke
septic tank.

3.C. PEKERJAAN SISTEM SANITARI

 Lihat spesifikasi Arsitektur

4. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI ELEKTRIKAL

4.1. PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

4.1.1. PEKERJAAN SISTIM LISTRIK

4.1.1.1. TEKNIK INSTALASI

4.1.1.1.1. Instalasi Kabel/ Wiring

4.1.1.1.1 A. U m u m

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan SNI / PUIL/
LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah
terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali persyaratan lain, konduktor yang
dipakai ialah dari type :

Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontakmenggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan.
Pentanahannya disatukan di dalam panel.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 57


Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam conduit EMT yang disesuaikan
dengan ukurannya.Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
instalasi ke masing-masing fixture lampu.

4.1.1.1.1 B. "Splice"/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada kabel instalasi penerangan dan stop kontak. Sambungan pada kabel
dibuat secara mekanis dan harus teguh secara elektris dengan cara-cara "solderless connector".
Jenis kabel tegangan, jenis "compression atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor
tersambung tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau
bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

4.1.1.1.1 C. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

4.1.1.1.1 D. Saluran Penghantar Dalam Bangunan

Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar
(conduit) dipasang melekat pada plat beton menggunakan klem dan fisser

Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan pipa galvanized 2".

Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit EMT minimum ¾ inch.
Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran ke luar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction
box.

Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan

"Socket/ lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka
setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus dimasukkan
dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 100 cm.

4.1.1.2.2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)

4.1.1.2.2.A. Sakelar-Sakelar

Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 16 A/ 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-
sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai
yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh Perencana/Pemilik - Owner. Sakelar-sakelar
tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar). Sambungan-sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 58


4.1.1.2.2.B. Stop Kontak

Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16 A, 250 V
AC. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai. Stopkontak khusus 3 phase dipasang di area food preparation dengan rating 16 A,
380 V. Stopkontak lantai dipasang rata fishing permukaan lantai.

4.1.1.2.3. Instalasi Fixtures Penerangan & Stopkontak

4.1.1.2.3.A. U m um

Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang
sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, Pemborong harus
menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang untuk disetujui kepada
Perencana/Pengawas/Pemilik-Owner

4.1.1.2.3.B. Kabel-Kabel untuk Fixture

Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan
tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi
dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel
harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali

dimana diperlukan penggantungan rantai atau jika pemasangan/perencanaan fixture menunjuk


lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada armature-armature
lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
Ukuran kabel untuk penerangan 2,5mm@, untuk stopkontak 4mm2.

4.1.1.2.3.C. Lampu-lampu & Pemasangan

Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan
gambar. Jenis lampu adalah LED.

Pemasangan lampu harus menggunakan gantungan kawat yang cukup kuat untuk menahan beban
dari armature itu sendiri.

4.1.1.2.4. Instalasi / Konstruksi Panel

4.1.1.2.4.A. Kabinet

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat dari bahan
lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang
proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada
gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak terlalu penuh/ padat. Frame/ rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta
tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada
saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 59


harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,
dengan sistem master key.

4.1.1.2.4.B. Finishing

Semua kabinet harus dicat dengan warna ANSI G1 atau RAL 7032. Semua kabinet dari pintu-pintu
untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan dengan cara "galvanized cadmium plating"
atau dengan "zinc chromatic primer". Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan
anti karat yaitu sebagai berikut :

- Bagian dalam dari box dan pintu.


- Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau seluruhnya
terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat bakar.

4.1.1.2.4.C. Pemasangan Panel

Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah masih
dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila dibutuhkan alas/ pondasi/
penumpu/ penggantung maka pemborong harus menyediakannya & memasangnya sekalipun
tidak tertera pada gambar.

4.1.1.2.4.D. Panel Distribusi Utama

Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly
termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana
perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type
terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur
yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung
singkat . Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat
penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari
bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan
persyaratan SNI / PUIL-2000 / LMK/ VDE untuk peralatan yang tertutup. Material-material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran
dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang
berengsel yang tersembunyi.

4.1.1.2.4.E. Papan Nama

Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-bagian lainnya
dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan nama untuk
mengindikasi/ mengindentifikasi/ penggunaan nama alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari
back plat stainless steel dengan huruf digravier timbul. Untuk keseluruhan, papan nama harus
berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54
cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm)
tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.

4.1.1.2.4.F. Busbar / Rel

Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak dengan
ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 60
disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL-2000). Semua busbar/rel harus dicat
dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus
dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan
sampai temperatur 75 °C.

Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 Ф, 4 kawat seperti ditunjuk
dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah
bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk
pentanahan panel perlu diketanahkan max 2 Ω, ( masing-masing Busbar R,S,T,N harus diberi warna
sesuai ketentuan PUIL 2000, Tabel 7-2-1 ). Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bus dan susunannya . Ukuran dari bus harus ukuran
sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara untuk penyambungan dikemudian hari.

4.1.1.2.4.G. Terminal dan Mur-baut

Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan menggunakan
mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring
tembaga.

4.1.1.2.4.H. Cadangan/Penyambungan dikemudian hari

Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan busbar, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang
dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan
lain-lain.

4.1.1.2.4.I. Alat-alat ukur

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter adalah dari
type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush,
dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier
dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus
ditandai dengan jelas.

2.4.10. Transformator Arus

Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan kumparan
yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standar-standar VDE. Pemasangan
harus kuat dan dapat menahan gaya-gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat
100 kA. Trafo arus untuk Ampere-meter juga boleh dipergunakan bersamaan dengan kWH meter
asalkan ketelitiannya masih baik. Bila tidak baik maka harus dipergunakan trafo arus khusus.

4.1.1.2.4.J. Kabel-kabel Pengontrol

Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap serta dibundel
dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah 1,5 mm2 tegangan 600 Volt.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 61


4.1.1.2.4.K. Merk Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan sejenis
harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.

4.1.1.2.4.L. Peralatan Pengamanan Pemutus Daya

Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan, thermal dan magnetis trip
dengan breaking capacity yang cukup (sesuai beban).

4.1.1.2.4.M. Pilot lamp

Semua tutup muka panel dilengkapi dengan : Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S
dan T. Penyediaan dari Pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan keharusan, biarpun pada
gambar-gambar tidak tertera. Warna-warna untuk pilot lamp :

- Untuk phasa R : warna merah


- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna Hitam

4.1.1.2.5. KABEL TEGANGAN RENDAH (NYY, NYM,) 380 V

4.1.1.2.5.A. U m u m

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi
persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 °C, temperatur maximum kabel
dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70 °C dan temperatur maksimum kabel untuk arus
hubung singkat tidak boleh lebih 250 °C.

4.1.1.2.5.B. Konstruksi Kabel NYY dan NYM

Kabel harus terdiri atas :

a. Dua, tiga atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi
d. ruangan diantara kawat phasa.
e. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
f. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratanIEC
(NYFGbY).
g. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

4.1.1.2.5.C. Penandaan/ Warna

Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :

Phasa R : Merah Netral : Putih


Phasa S : Kuning Grounding : hijau
Phasa T : Hitam

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 62


4.1.1.2.6. RAK KABEL

4.1.1.2.6.A Digunakan pada kabel distribusi utama

Bahan : Hot Rolled mild steel plate and strip (Galvanized Hot Dip).
Standard : JIS G 3131
Type : Ladder,Tray
Tebal : 2,0 mm
Finishing : Hot dip Galvanized

4.1.1.2.7. Panel Penerangan dan Daya

4.1.1.2.7.A. Panel Penerangan.

Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk sudut plat melalui
proses mekanis.

Peralatan panel penerangan :

a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz


Type : Compact
Pole : 3 Pole

b. Miniature Circuit Breaker

Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz


Breaker Cap : 10,0 kA (380 V) minimum
Type : Yang mempunyai ―instantenous tripping
value” sebesar 12 (dua belas) kali arus

4.1.1.2.7.B Panel Box

 Box Panel terbuat dari Polycarbonate


 Peralatan Panel :

Miniature Circuit Breaker

Rated Voltage : 380 Volt, 50 Hz


Breaker Cap : Minimal 4,5 kA (disesuaikan)
Type Yng mempunyai "Instantenous tripping
value" sebesar 12 (dua belas) kali arus In

4.1.1.3. Material Untuk Instalasi.

4.1.1.3.1. Sakelar Tunggal / Ganda

Rocker mekanisme, modular, rating 16 A, 250 Volt AC.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 63


4.1.1.3.2. Stopkontak Outlet dinding

Type :
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi warna put

4.1.1.3.4. Armatur Recessed

Body Steel plate, putih powder coating, Frame steel plate, putih powder coating, Panel bahan
Acrylic yang tahan panas dan tidak berubah warna.

4.1.1.3.5. Armatur Down Light

Body alumunium die-casting, Frame alumunium die –casting, cool white painting,

reflector alumunium die-casting cool white painting. Lampu : LED 5W

4.1.1.4. STANDARD TIPE

NO. URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS TIPE


01 Saklar Tunggal/ganda
Decorative Wide Series Flush Rocker ECO B
mekanisme,modular,rating
16 A,250V
Plate Segi Empat Warna Puth
02 Armatur
Recessed – LED iD 21,5 W Recessed
XLX430PEN C 3100Lm, 4000K Mounting
LE9
V Shape – XLX430AEN C LED id 21,5 W V Shape
LE9 3200lm, 4000K Mounting

DL – NLP72312 LED 5 W Recessed


1260 lm, 4000K
03. Stopkontak Outlet Dinding

Tipe WESJ1121W Flush Eco B

Terminal 2P + e, 220 V AC 16 A

Stopkontak Outlet lantai DU-5919JT-1+WEJ10919 Eco B


tipe

Bentuk Persegi warna putih-silver

04. PANEL TR KUBIKAL (BOX)

- Plat Tebal min 2 mm, dilapisi anti Wall mounted


karat
- Cat Epoxy resin paint
- Warna Standard pabrik

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 64


CB, MCCB, MCB Dan
KOMPONEN Contactor
Alat ukur, Relay-relay,
Busbar, CT dll
05. KABEL TR 06/1 KV

Type kabel NYY, NYM, NYA


- Tegangan minimum 600 Volt
- Tegangan maximum 1000 Volt
- Jenis konduktor Tembaga
- Tipe Isolasi PVC

06. RAK KABEL ( Leadder & Tray )

Material Hot Rolled Steel Sheet


- Tebal Plate Minimum 2 mm Elelctro
- Finishing Galvanized Mild Steel, Hot
Dip Galvanized, Powder
Coating, Oven baked
Painting

07. Konduit

Tipe PVC High impact 19 mm High impact

4.2. PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH

4.2.1 PEKERJAAN TATA SUARA

Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi speaker dan volume control,termasuk didalamnya
pengujian fungsi.

 Input Capacity : 30W *


 Level Control : 4 step; 0 ( off) , 1, 2, 3
 Material : ABS Resin
 Color : Off - White, Printing : Black
 Dimension ( WxHxD) : 70 x 120 x 58 mm
 Weight : 193 g

4.2.1.1 Peralatan Utama Tata Suara

Peralatan utama

No Item Keterangan
01. Speaker 6,3, 1.5, 0.8 Watt (100 Volt
Rate input selection line)
Frequaency response 55 – 18.000 Hz
SPL (1W/1m) 90 dB
Berat 620g
Merk TOA ZS 1869

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 65


Warna Off White
02. Volume Control 30 Watt
Input capacity 4 step (0- off, 1,2,3)
Level control ABS resin
Material

4.2.1.2 Pemasangan

a. Instalasi ke Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out
bowmenggunakan pipa High Impact dia.20 mm ; dengan kabel NYMHY 2 x 1,5
mm2.Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton,
menggunakan ramset, dynabolt. Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel
listrik.
b. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High Impact dia. 20
mm dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga
kabel, dan klem setiap 100 cm.
c. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungandengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
d. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipahigh
Impact dia. 20 mm dengan menggunakan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2.
e. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat/ dalam box dan
dilindungi dari cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan
sudut pancaran speakernya.
f. Rack Cabinet terpasang free standing diruang conference, sesuai gambar rencana.
g. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari
sistem pentanahan.

4.2.1.3 Pengujian / Testing Commisioning

a. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
b. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
c. Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Pengawas.
d. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan yang bersangkutan.

4.2.2. PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM

4.2.2.1 UMUM

o Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio
(bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut dimulai,
sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
o Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis dari
detector maupun secara manual dari push button box.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 66


4.2.2.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :

• Thermal Detector Conventional

• Smoke Detector Conventional

Thermal Detector Conventional

1. Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector.


2. Sirkit dan sensor mempunyai performa yang tinggi dalam pendeteksiantemperature
ditetapkan.
3. Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan ektromagnetis,perubahansuhu
kelembaban dan karatan.
4. Data-data teknis lainnya :

- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali


- Operating Voltage : 18 – 28 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC)

Smoke Detector Conventional

 Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah responselamp dan
mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat responsetechnology).
 Memiliki kepekaan homogen untuk membedakan jenis asap.
 Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis,perubahan suhu
kelembaban dan karatan.
 Data Teknis lainnya :

- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali


- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10 V/m
- Activation Temperature : 67ºC
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 67


Pipa Konduit

Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik yang diatas
plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit
vertikal harus inbow. Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tutup
sehingga tidak akan masuk benda-benda lain kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus
terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.

Kabel
Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam system menggunakan NYM
dengan ukuran minimal 3 x 2,5 mm². Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass
digunakan kabel NYA dengan diameter minimum 2 x 1,5 mm².Kabel untuk instalasi telepon jack
menggunakan kabel ITC 2 x 0,6 mm².

4.2.2.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1.Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan peralatan-Peralatan lain dari
sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada gambar.
2.Untuk manual push button, dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. AlarmBell dipasang kira-
kira 0,5 m di bawah plafond.
3. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6m dari detector
tanpa ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
4.Semua kabel harus dipasang didalam conduit, baik yang diatas plafond(horizontal) maupun yang
di dinding / tembok / beton (vertical). Ukuranconduit dan kabel harus sesuai gambar rencana.

4.2.2.4. TESTING / COMMISSIONING

 Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing /pengetesan, yang
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
 2.Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untukSmoke
detector menggunakan asap.
 3.Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.

Rencana kerja dan syarat teknis / RKS Page 68

Anda mungkin juga menyukai