Anda di halaman 1dari 12

PT. JEPARA Jl. Jepara Kudus KM 14 No.

16
INTEGRATED Ds. Pecangaan Kulon RT/RW 01/02
INDUSTRIAL PORT Kecamatan Pecangaan
Jepara - Jawa Tengah
ESTATE

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN MULTI PURPOSE,
KAWASAN INDUSTRI DAN INTEGRASI KETAHANAN PANGAN NASIONAL
LOKASI : JEPARA JAWA TENGAH

Nomor : 002/Kontrak/JIIPEs- ..... / .... /2021

Antara

PT. Jepara Industrial Integrated Port Estate (JIIPEs)

DENGAN

PT. .............................................

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Pelabuhan Multi Purpose,


kawasan Industri dan Integrasi Ketahanan Pangan
Nasional.

Jenis Pekerjaan : Pembangunan Akses Jalan Main Road,

Harga Pekerjaan : Rp. 725.000.000.000,-


(Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Miliar Rupiah)

Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh Hari) Kalender


SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
Nomor : 002/Kontrak/JIIPEs- ..... / .... /2021
TANGGAL : 08- JULI- 2021

ANTARA
PT. Jepara Industrial Integrated Port Estate (JIIPEs)

DENGAN

PT. .............................................

PEMBANGUNAN PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN MULTI PURPOSE,


KAWASAN INDUSTRI DAN INTEGRASI KETAHANAN PANGAN NASIONAL
LOKASI : JEPARA JAWA TENGAH

Pada hari ini ........ Tanggal ......... ( ..... – ... – 2021) kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
1. Nama : Mochamad Wahyudin, SE
Jabatan : Direktur Operasional dan Investasi
Perusahaan : PT. Jepara Industrial Integrated Port Estate (JIIPEs)
Alamat `` : Jl. Jepara Kudus KM 14 No. 16 Pecangaan Kulon RT/RW 01/02
`` Kecamatan Pecangaan Jepara - Jawa Tengah.
Yang dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan dengan demikian sah
bertindak selaku sebagai team Direksi/Manajemen perusahaan selaku Pemilik Proyek,
yang berkedudukan di Jepara - Jawa Tengah, yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

2. Nama : ………………..
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : ………………..
Alamat `` : ………………..
No KTP `` : ………………..
NPWP : ………………..
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan, selaku Vendor/
kontraktor dan calon penerima Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) Proyek Pembangunan
Pelabuhan Multi Purpose, kawasan Industri dan Integrasi Ketahanan Pangan Nasional,
yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “PIHAK KEDUA”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Para
Pihak atau Kedua Belah Pihak.
Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. PIHAK PERTAMA adalah pihak pengembang dan Pemilik Proyek Pembangunan
Pelabuhan Multi Purpose, kawasan Industri dan Integrasi Ketahanan Pangan
Nasional yang terletak di Jepara - Jawa Tengah.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Vendor/Kontraktor yang bermaksud untuk
bekerjasama dengan Pihak Pertama dalam pelaksanaan Pekerjaan pada Proyek milik
PIHAK PERTAMA yang terletak di Jepara - Jawa Tengah.
3. Berdasarkan hasil negosiasi Para Pihak maka dengan ini Para Pihak telah setuju dan
Sepakat menandatangani SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI ini.

Dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian Kerjasama untuk pelaksanaan Pekerjaan ini, dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :

PASAL 1
DASAR PERJANJIAN ATAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sepanjang tidak ditetapkan lain dalam perjanjian ini, maka istilah/kata-kata dalam
Perjanjian ini harus diartikan sebagai berikut :
1. Perjanjian :
Surat Perjanjian ini beserta dengan semua lampiran, kelengkapan serta syarat-syarat
dan ketentuan didalamnya termasuk dengan addendum/Amandemen bila ada dalam
perjanjian ini.
2. Dokumen Kontrak :
a. Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan, serta mengikuti
dan tunduk pada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Semua dokumen atau surat-surat yang merupakan bagian yang tidak terpisah
dengan proyek dan/atau Perjanjian ini harus intepretasikan dalam aturan hukum
yang sebagai berikut :
- Addendum Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak), jika ada
- Surat Perjanjian (Kontrak) ini
- Syarat-syarat administrasi kontrak :
a. Syarat-syarat administrasi khusus kontrak
b. Syarat-syarat administrasi umum kontrak
- Surat Perintah Mulai Kerja/SPMK
- Berita Acara Negosiasi
- Berita Acara Klarifikasi
- Berita Acara Rapat Penjelasan Tender (Aanwijzing)
- Dokumen Tender
- Gambar Kontrak (dengan urutan gambar detail atau skala besar lebih dahulu,
menyusul kemudian gambar skala kecil) dan Spesifikasi/Syarat-syarat Teknis
Pelaksanaan
- Lampiran-lampiran lain yang disepakati untuk dilampirkan sebagai Dokumen
Kontrak
- Daftar Uraian Pekerjaan, Volume dan Harga Satuan (Bill of Quantities/BoQ)
3. Harga Pekerjaan :
Harga yang harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
pelaksanaan penyerahan dan pemeliharaan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan
dalam Perjanjian ini.
4. Lingkup Pekerjaan :
Jenis dan item pekerjaan sebagaimana dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya
Proyek Pembangunan Pelabuhan Multi Purpose, kawasan Industri dan Integrasi
Ketahanan Pangan Nasional yang terletak di Jepara - Jawa Tengah yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.
5. Jaminan Pembayaran :
a. PIHAK PERTAMA menjamin PIHAK KEDUA atas pekerjaan yang di laksanakan
dengan nilai kontrak atau Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) yang disepakati.
b. Kesanggupan Besar Nilai Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
berdasarkan Hitungan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) yang telah disetujui oleh
Kedua Belah Pihak.
6. Jangka Waktu :
Jangka Waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari kerja.
PIHAK KEDUA harus menyelesaikan Pekerjaan dalam jangka waktu tersebut,
sedangkan Penambahan Waktu Kerja karena Permasalahan di lapangan harus
mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA.
7. Serah Terima Pertama (BAST I)
Serah terima pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA sesuai lingkup pekerjaan yang disepakati kedua belah pihak apabila
pekerjaan tersebut mencapai 100% yang mana penyerahan akan di tuangkan dalam
Berita Acara Penyerahan Pertama (BAST I) yang ditanda tangani oleh kedua belah
pihak.
8. Serah Terima Kedua (BAST II) :
Serah Terima Kedua terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA, Pada Saat PIHAK KEDUA telah menyelesaikan Tanggung Jawab
selama Masa Pemeliharaan selama 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari Kerja,
penyerahan tersebut akan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Kedua
(BAST II) pekerjaan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
9. Surat Perintah Kerja (SPK) :
Tanggal mulai kerja PIHAK KEDUA yang dinyatakan dalam Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.
10. Vendor/Kontraktor :
Vendor/Kontraktor adalah Perusahaan yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan sebagian pekerjaan. Penunjukan Vendor/Kontraktor harus ada
persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan berkordinasi, Hak Sepenuhnya PIHAK KEDUA
untuk mencapai kualitas dan Waktu Kerja yang ditentukan atas persetujuan Pihak
Pertama.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA, memberi tugas kepada PIHAK KEDUA sebagaimana PIHAK


KEDUA menerima penugasan tersebut untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
terdapat dalam surat perjanjian ini dan yang sudah disepakati.
2. Pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini meliputi pekerjaan-pekerjaan
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini (RAB Terlampir).
3. Kesalahan Design antara lain namun tidak terbatas pada gambar, perhitungan, struktur,
perencanaan arsitektur, dll, bukan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, melainkan
tanggung jawab sepenuhnya Pihak Konsultan Perencana. Oleh karenanya PIHAK
KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab terhadap kerusakan pada pekerjaan yang
dilaksanakan, dan pekerjaan tersebut dianggap telah selesai dikerjakan.

PASAL 3
JENIS KONTRAK DAN HARGA PEKERJAAN

1) Jenis kontrak ini bersifat kontrak gabungan yaitu lumpsum dan harga satuan (Ls dan
unit price), Yang di tuangkan dalam Rencana Anggaran Biaya yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini. Penambahan Volume Pekerjaan dan atau Item
Pekerjaan Baru yang tidak tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya akan dihitung
sebagai Pekerjaan Tambah yang akan dituangkan dalam Addendum Kontrak Kerja.
2) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa harga yang disepakati dalam
perjanjian ini adalah sebesar Rp. 725.000.000.000,- (Tujuh Ratus Dua Puluh Lima
Miliar Rupiah) yang akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
3) Harga Kontrak tersebut mengacu pada Volume serta Item pekerjaan yang tertera dalam
gambar perencanaan (For Bidding) dan gambar pelaksanaan (Shop Drawing)
sebagaimana tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN

1) PIHAK PERTAMA setuju dan sepakat membayar kepada PIHAK KEDUA dengan cara
uang muka sebesar 20% dengan menyerahkan jaminan uang muka sebesar nilai yang
diterima dari Bank,
2) PIHAK KEDUA akan menyerahkan jaminan pelaksanaan dari Bank kepada PIHAK
PERTAMA.
3) PIHAK PERTAMA setuju dan sepakat membayar kepada PIHAK KEDUA dengan cara
akan dibayarkan berdasarkan prestasi kerja/Progres Period setiap peningkatan progress
sebesar 25 %, untuk pembayaran termin tersebut maka PIHAK KEDUA diwajibkan
mempunyai jumlah progress akumulatif lebih besar 5% dari pengajuan termin.
4) Setiap pengajuan termin yang diajukan PIHAK KEDUA, maka akan dilakukan
pemotongan uang muka sebesar yang telah diterima sampai dengan lunas.
5) Pada saat BAST Tahap ke I (FHO) maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan jaminan
pemeliharaan dari pihak Bank senilai yang dijaminkan.
6) Jaminan pemeliharaan akan di kembalikan pada PIHAK KEDUA bila telah dilakukan
BAST II (PHO).

PASAL 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1) Waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kerja, akan disesuaikan seperti tersebut di bawah ini :
a. Tanggal Serah Terima Lapangan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA (Dalam Kondisi Lahan Siap Bangun).
b. Tanggal terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
c. Tanggal Penandatanganan Surat Perjanjian ini.
2) Pekerjaan harus selesai dan diserahkan ke PIHAK PERTAMA dan waktu pelaksanaan
tersebut sudah termasuk hari-hari libur, pengaruh faktor hujan dan cuaca yang tidak
baik, mobilisasi dan demobilisasi, transportasi, fabrikasi, testing & commissioning dan
izin-izin yang berkenaan dengan pekerjaan tersebut.
3) PIHAK KEDUA hanya diperkenankan melakukan pekerjaan pada lokasi-lokasi yang
sudah termasuk dalam Berita Acara Serah Terima Lahan.
4) PIHAK KEDUA harus sudah memulai kegiatan pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan.
5) Perpanjangan jangka waktu pekerjaan dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA, dalam hal :
a. PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan pembayaran sesuai jangka waktu yang
telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA.
b. Adanya perubahan pekerjaan, faktor gangguan alam, lingkungan sosial, budaya
masyarakat setempat yang menghambat pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA.
c. Adanya kesepakatan perpanjangan waktu antara Para Pihak.

PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan dan atau pengurangan pekerjaan


hanya dianggap sah setelah mendapat instruksi secara tertulis oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
2. Berkenaan dengan Pekerjaan Tambah Kurang ini, satu dan lain hal sesuai dengan
Syarat-syarat Administrasi Umum sedangkan cara pembayaran pekerjaan tambah
kurang sebagaimana diatur dalam Syarat-syarat Administrasi Khusus yang diatur lain
dari Perjanjian Kontrak Ini.

PASAL 7
WAKIL PARA PIHAK

Dalam melaksanakan perjanjian ini, PIHAK PERTAMA akan menunjukkan wakilnya yang
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dalam rangka memutuskan dan / atau
menandatangani hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA dan
penunjukkan tersebut akan disampaikan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 8
VENDOR/KONTRAKTOR

1. Untuk setiap bagian pekerjaan yang pelaksanaannya diserahkan kepada pihak lain (Sub
Kontraktor) maka PIHAK KEDUA harus terlebih dahulu memberitahukan dan
ditentukan atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
2. Penyerahan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak
melepaskan tanggung jawab PIHAK KEDUA terhadap tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
PASAL 9
KLAIM

1. Penyampaian klaim atau tuntutan harus dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)


hari dari sejak tanggal kejadian untuk mengklaim tersebut yang dimaksudkan, dan
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Klaim harus disampaikan tertulis dan dilengkapi data-data yang diperlukan yang
memungkinkan PIHAK PERTAMA dapat melakukan evaluasi dan penilaian sebagai
dasar untuk melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
3. Tidak dipenuhinya cara penyampaian klaim sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal
ini, menyebabkan klaim tersebut harus dievaluasi untuk kemudian diajukan kembali
kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 10
SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA berhak mengajukan pemeriksaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA


atau kepada pihak yang mewakili untuk dilakukan Serah Terima Pertama (BAST I), pada
saat progress pelaksanaan telah mencapai 100% (seratus persen).
2. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengajuan
pemeriksaan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA atau yang mewakili
melakukan kegiatan pemeriksaan dan selanjutnya dibuat Berita Acara Serah Terima
(BAST I) yang ditanda tangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan atau
wakil dari masing-masing PARA PIHAK.
3. Berita Acara serah terima kedua (BAST II) yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA atau yang mewakili dari masing-masing PARA PIHAK, pada
saat berakhirnya masa pemeliharaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan
dalam Perjanjian ini.

PASAL 11
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa Pemeliharaan untuk Pekerjaan ini adalah selama 365 (Tiga Ratus Enam Puluh
Lima) hari kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dan
diterima oleh Pihak Pertama dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara
Serah Terima Pertama pekerjaan.
2. Segala kekurangan, kerusakan atau kesalahan lain yang timbul dalam masa
pemeliharaan yang disebabkan oleh bahan-bahan/peralatan dan cara pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan ketentuan kontrak, akan diperinci oleh Manajemen Konstruksi (MK)
yang sudah ditunjuk oleh Pihak Pertama dalam sebuah daftar kerusakan (defect list).
3. Pihak Kedua dalam waktu 3 (tiga) hari setelah menerima defect list tersebut harus
membuat schedule perbaikan dan kemudian memperbaiki segala kekurangan dan
kerusakan atas biaya Pihak Pertama tersebut, dalam jangka waktu 30 hari kalender.
4. Dalam hal Pihak Kedua tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
11.3, maka Pihak Pertama dapat menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan perbaikan
tersebut dengan biaya dibebankan kepada Pihak Kedua.
5. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh
Pihak Kedua
PASAL 12
PENYERTAAN PARA PIHAK

1. PIHAK PERTAMA, menyatakan bahwa :


Membebaskan PIHAK KEDUA dari segala tuntutan hukum dari PIHAK KETIGA yang
disebabkan kelalaian PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan dan atau memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA menyatakan bahwa :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai kewajiban-kewajiban sebagaimana terdapat dalam
perjanjian ini.
b. Membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan PIHAK KETIGA yang
disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA dalam melaksanakan dan atau memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian ini.
3. Disamping ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pasal ini, PARA PIHAK menyatakan bahwa:
a. PARA PIHAK adalah lembaga perusahaan yang berbadan hukum yang didirikan
berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia dari PIHAK yang mewakili
mempunyai hak penuh untuk menandatangani dan melaksanakan perjanjian ini
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Para Pihak.
b. Perjanjian ini tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PARA PIHAK serta tidak
melanggar peraturan Pemerintah yang wajib ditaati oleh PARA PIHAK.

PASAL 13
DENDA KETERLAMBATAN

1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat mencapai target penyelesaian seluruh pekerjaan yang
disebabkan karena kelalaian PIHAK KEDUA, maka akan dikenakan denda
keterlambatan sebesar 0.1% (satu permil) dari Harga Kontrak untuk setiap hari
keterlambatan dengan batasan maksimum 5% (lima persen) dari Harga Kontrak.
2. Denda-denda tersebut dalam pasal ini, dibebankan kepada Pihak Kedua dan akan
diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
3. Denda keterlambatan tidak dapat dikenakan terhadap perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana disebutkan dalam
perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran sebesar 0.1%
(satu permil) per hari dari nilai pembayaran atau nilai kewajiban lainnya, apabila
PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan kewajiban pembayaran kepada PIHAK
KEDUA ataupun lalai melaksanakan kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud dalam
perjanjian ini, sehingga PIHAK KEDUA harus melaksanakan ketentuan ayat 4 pasal ini.
5. Pelaksanaan pengenaan denda dari satu pihak kepada pihak lainnya dalam perjanjian
ini dilakukan dengan mengajukan peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali dengan
tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja, kepada pihak yang lalai tersebut.

PASAL 14
ASURANSI

1) Asuransi Pekerjaan ( Contractor's All Risk / CAR ) Pihak Kedua akan mengasuransikan
pekerjaan dengan nilai pertanggungan total sebanding dengan nilai kontrak.
2) Jaminan Terhadap Pihak Ketiga (Third Party Liability / TPL) Pihak Kedua
mengasuransikan terhadap kerusakan maupun kerugian terhadap Pihak Ketiga
termasuk bangunan-bangunan sekelilingnya dikarenakan pelaksanaan pekerjaan
menurut kontrak.
3) Asuransi Kecelakaan (Personal Accident). Pihak Kedua, atas nama Pihak Pertama
mengasuransikan kecelakaan orang-orang yang ditugaskan untuk pelaksanaan
pekerjaan yaitu personil Pihak Pertama berikutnya wakilnya dan wakil - wakil konsultan
yang bekerja dilapangan.
4) Asuransi Tenaga Kerja/ Kecelakaan atau kerugian yang menimpa para pekerja/workman
compensation. Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) oleh Pihak Kedua harus dilakukan
berdasarkan peraturan Pemerintah dan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja. Pihak
Pertama tidak bertanggung jawab berkenaan dengan setiap kerugian atau ganti rugi
yang sah dan harus dibayar untuk kompensasi pekerja atau jaminan lain untuk
memenuhi pembayaran hak-hak pekerja minimal sesuai dengan syarat-syarat resmi
yang berlaku dengan dasar tempat penerimaan dan tempat bekerja yang meliputi
semua tanggungan pemborong termasuk Main Kontraktor dalam hal terjadinya suatu
kecelakaan, cidera atau kematian pekerja selama hubungan kerja mereka menurut
kontrak.
Asuransi Peralatan Milik Pihak Kedua, Pihak Kedua akan mengasuransikan terhadap segala
kerusakan dan kerugian peralatan milik Pihak Kedua yang digunakan di dalam proyek ini.

PASAL 15
FORCE MAJEURE

1) Yang dimaksud dengan “Force Majeure" adalah semua hal yang terjadi di luar
kemampuan semua pihak untuk mengatasinya, yaitu berupa perang, invasi dari negara
asing, pemberontakan, revolusi, huru-hara, kerusuhan-kerusuhan sosial, pemogokan,
dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi dan lain-lain yang
langsung menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
2) Apabila terjadi keadaan "Force Majeure", maka Pihak Kedua wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Pihak Pertama, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari
kerja sejak tanggal terjadinya "Force Majeure", untuk mendapatkan persetujuan Pihak
Pertama. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama laporan yang sah
mengenai keadaan memaksa tersebut serta akibatnya pada pekerjaan.
3) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah Pihak Pertama menerima
pemberitahuan tentang terjadinya "Force Majeure" dari Pihak Kedua belum menyatakan
persetujuannya, maka Pihak Pertama dianggap telah menyetujui keadaan tersebut.
4) Apabila Pihak Kedua harus melaksanakan kembali bagian Pekerjaan yang rusak/hancur
karena "Force Majeure" maka Pihak Kedua harus melaksanakan dan membiayai
pekerjaan tersebut dengan deductible yang sudah diperhitungkan dan biaya ganti rugi
asuransi yang diterima dari asuransi.

PASAL 16
RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada Pihak Pertama, maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk menerima hasil
pekerjaan tersebut.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan
kedua belah pihak (akibat keadaan "Force Majeure") sebelum pekerjaan diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA, dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk
menerima/menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang timbul
akibat itu akan ditanggung oleh Perusahaan Asuransi.
3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh
suatu cacat-cacat tersembunyi, maka segala kerugian yang timbul ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
4. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah dan dapat
dibuktikan disebabkan bukan karena kesalahan PIHAK KEDUA, misalnya karena
kesalahan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, maka segala kerugian yang
timbul ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
5. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak
masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata
kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut
pada dasarnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Main Kontraktor menjadi beban
dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa Pihak Kedua
membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan-tuntutan para tenaga kerja dan
Main Kontraktor berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam maupun
diluar Pengadilan.
7. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan kerjasama ini menimbulkan
kerugian PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian
ini) akibat kelalaian Pihak Kedua, maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

PASAL 17
PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK PERTAMA

Pihak Pertama dapat melakukan pengakhiran perjanjian ini secara sepihak, setelah
sebelumnya memberikan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
selang waktu 7 (tujuh) hari kepada Pihak Kedua, apabila :

1) PIHAK KEDUA menyerahkan pekerjaannya sebagian atau seluruhnya kepada pihak


lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, atau
2) PIHAK KEDUA dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya Surat
Perintah Kerja dari PIHAK PERTAMA, tidak atau belum melaksanakan pekerjaan
yang telah dimulai di LOKASI PROYEK, atau
3) Secara langsung atau tidak langsung terbukti dengan sengaja
memperlambat/menunda penyelesaian pekerjaan dan PIHAK PERTAMA telah
memberikan peringatan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA 3 (tiga) kali berturut-
turut dan tidak diindahkan oleh PIHAK KEDUA, atau
4) PIHAK KEDUA dinyatakan jatuh pailit oleh Badan yang berwenang atau surat izin
usahanya dicabut atau surat izin usaha tersebut dinyatakan oleh Pengadilan sudah
tidak berlaku lagi.
5) PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi Dokumen Kontrak.
6) PIHAK PERTAMA akan menetapkan, menentukan jumlah dan membayar uang
yang menjadi hak PIHAK KEDUA berkaitan dengan pekerjaan yang telah
dilaksanakan setelah terjadinya pengakhiran perjanjian oleh PIHAK PERTAMA,
dengan memperhitungkan pembayaran terdahulu dan potongan-potongan sesuai
kontrak, serta sisa pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA.

PASAL 18
PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA dapat melakukan pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan


sebelumnya memberikan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
selang waktu 7 hari kepada Pihak Pertama, apabila :
1. PIHAK PERTAMA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan kewajibannya yang telah
ditentukan dalam perjanjian,atau
2. Penyitaan tanah LOKASI PROYEK oleh pihak yang berwenang, atau
3. PIHAK PERTAMA melakukan penundaan sebagian dari pekerjaan yang
mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan pekerjaan melebihi 90 (sembilan puluh)
hari sejak tanggal penundaan pekerjaan tersebut, atau
4. Pembangunan PROYEK dihentikan oleh pihak yang berwenang untuk jangka waktu
lebih dari 90 ( sembilan puluh) hari, atau
5. PIHAK PERTAMAmemberitahukan kepada Pihak Kedua bahwa PIHAK PERTAMA
tidak dapat melanjutkan kewajibannya sesuai perjanjian, atau
6. PIHAK PERTAMAdinyatakan jatuh pailit oleh Badan yang berwenang atau surat
izin usahanya dicabut atau surat izin usaha tersebut dinyatakan oleh Pengadilan
sudah tidak berlaku lagi.
7. Pengakhiran Perjanjian sebagaimana tersebut pada ayat 17.1 dan 17.5 diatas cukup
disampaikan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan
demikian pula sebaliknya.

PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Apabila terjadi perselisihan antar PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA maka para
pihak akan menyelesaikan secara musyawarah.

2) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak dimulainya musyawarah
tersebut tidak tercapai kesepakatan, maka semua perselisihan yang timbul dari kontrak
ini akan diselesaikan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
3) Selama proses penyelesaian perselisihan berlangsung PIHAK KEDUA tidak dapat
menjadikannya sebagai alasan untuk menunda pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
4) Putusan Pengadilan bersifat final dan mengikat para pihak secara mutlak untuk tingkat
pertama dan terakhir, serta tidak dapat dilakukan banding atau kasasi.
5) Waktu penyelesaian perselisihan dan segala biaya yang timbul dalam rangka
penyelesaian perselisihan tersebut akan ditentukan sesuai dengan vonis yang
ditetapkan oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
PASAL 20
PENUTUP
1) Para Pihak sepakat dan mengakui perjanjian kerjasama ini berikut dokumen lain dan
lampirannya, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan mengikat antar
kedua belah pihak.
2) Segala sesuatu yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Surat Perjanjian
kerjasama ini, akan diatur kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) yang akan
dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dimana addendum tersebut merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
3) Apabila sebagian dari ketentuan dalam perjanjian ini bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena ketentuan
hukum, Selanjutnya PARA PIHAK sepakat untuk melakukan perubahan atas ketentuan
yang tidak berlaku tersebut agar memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan
tahun tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup, yang masing-masing
dan bunyinya sama dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama pula
setelah ditandatangani dan dibubuhi stempel perusahaan oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.
Surat perjanjian ini ditanda tangani oleh Kedua Belah Pihak di Jepara pada hari dan tanggal
tersebut diatas.

Jepara, ......- …………… - 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. Jepara Industrial Integrated PT. …………………………….
Port Estate (JIIPEs)

Mochamad Wahyudin, SE .............................................


Direktur Operasional dan Investasi Direktur Utama

Mengetahui
Notaris Jepara

Miftah Arifin, SH,M.H.M.Kn

Anda mungkin juga menyukai