Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN

Proyek Paket Pekerjaan Pembangunan


Hotel Grand Serayu (HGS) Jogjakarta – Jawa Tengah
Nomor: 0011/SPP/PT. FBM – ASGP/XI/2023
Tanggal : ..... Nopember 2023

Pada hari ini tanggal bulan Nopember tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga ( 11-2023)
kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
1. N a m a : Gusman Budiarto SE
Jabatan : General manager PT. FARIZ BERSAMA MANDIRI
Alamat Kantor : Jl. Kenari Raya, Delta Silicon, Industrial Park, Lippo, Cicau,, Cikarang Pusat,
Bekasi, Jawa Barat
Jawa Barat Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktur Utama PT Faris Bersama
Mandiri yang selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

2. N a m a : Ir. Teguh Budi Santoso


Jabatan : Direktur Utama PT. Asabe Global Persada
Ala m a t : Pondok Pekayon Indah Blok.CC23 No.2 Rt.004/017 Pekayon Jaya, Kec. Bekasi
Selatan Kota Bekasi
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Asabe Global Persada yang selanjutnya dalam
surat perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian
Pekerjaan Proyek Paket Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Hotel Grand Sekayu (HGS) –
Jl.Kusumanegaran no.168 Jogjakarta DIY Jawa Tengah yang sifat kontrak ini adalah LUMSUM ( Tentatif
)-UNIT PRICE dalam SPK, ikatan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua disebut PARA PIHAK, yang
mana mengikuti ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal-pasal
tersebut dibawah ini :

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan bahasa serta arti berikut ini harus
mempunyai arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :
1. KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, yang
menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak termasuk tidak terbatas pada
administrasi kontrak, pelaksanaan dan jaminan pekerjaan, penyediaan gambar, tenaga kerja,
bahan dan peralatan, dan dasar pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.
2. DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat Para Pihak, terdiri atas
pernyataan perjanjian, Pekerjaan Konsultan Perencana, harga-harga, kuantitas dan pembayaran,
gambar-gambar (merupakan uraian secara visual) dan spesifikasi-spesifikasi (merupakan uraian
dalam bentuk kata-kata) dari pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material dan hal lain yang
harus dilengkapi dan kualitas, standar, persyaratan-persyaratan, batas-batas dan syarat-syarat
sesuai terhadap penampilan termasuk setiap perjanjian tambahan atau lembaran tambahan
yang dianggap perlu.
3. SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA,
yang berisi Hak dan Kewajiban PARA PIHAK

1|Page
4. PROJECT MANAGER berarti wakil resmi PIHAK KEDUA di lapangan yang berkewenangan penuh
memanajemen pelaksanaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis, mutu dan
melaksanakan Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan sesuai Perundangan yang berlaku.
5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu yang ditetapkan didalam
Dokumen Kontrak untuk penyelesaian pada setiap jenis pekerjaan, dan pekerjaan secara
keseluruhan terhitung setelah diterbitkannya Surat Perintah Perintah Pelaksanaan Pekerjaan (
SPK )oleh PIHAK PERTAMA.
6. PPN berarti Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peraturan Perpajakan sebesar 10% dari harga
fisik.
7. HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari minggu, hari besar dan hari
libur, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00 atau 00.00.
8. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang telah diisi lengkap
dengan volume, harga satuan dan jumlah harga yang merupakan bagian dari Kontrak.
9. PRESTASI PEKERJAAN adalah pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di lapangan dan telah
disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN PENGAWAS.
10. BERITA ACARA SERAH TERIAMA PERTAMA adalah Berita Acara yang telah disetujui dan sepakat
untuk ditandatangani bersama PARA PIHAK yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan
dilapangan telah selesai 100% dan dengan demikian pekerjaan dapat diserahterimakan untuk
yang pertama.
11. BERITA ACARA KEDUA adalah Berita Acara yang disetujui dan sepakat untuk ditandatangani
bersama PARA PIHAK yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100%
dan telah melalui masa pemeliharaan dengan demikian pekerjaan dapat diserah terimakan untuk
yang kedua.
12 PEKERJAAN TAMBAH KURANG adalah suatu pekerjaan karena kondisi lapangan dan pelaksanaan
pekerjaan yang tidak diperhitungkan (tak terduga) akan terjadi, dan tidak dapat dielakkan dalam
rangka penyelesaian pekerjaan dapat disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA s
secara bertahap dan simultan dengan rincian sebagai berikut : menerima tugas
tersebut, yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Imterior dan Furnishing Room dan Lobby
2. PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan phisik tersebut diatas sesuai dengan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang telah disepakati dengan PIHAK PERTAMA.
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Alokasi Tenaga Kerja sesuai Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
4. Membuat shop drawing dan laporan kegiatan proyek secara bertahap dan simultan seperti :
Gambar detail arsitektur, Detail struktur, Detail utilitas, Detail Mekanikal, detail Elektrikal, detail
Lanscape, Infra Struktur, dll yang diperlukan dan membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan.

PASAL 3

2|Page
DASAR PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 diatas harus dilaksanakan PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Kontrak ini, yaitu :
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Semua Ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan teknis yang telah ditetapkan.
3. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2012 tanggal 21
Agustus 2012 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4. SNI-02255-1987 D, tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
5. SNI-1728-1989 F, tentang Tata Cara Perencanaan Biaya untuk Gedung
6. Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas juga terikat kepada peraturan-peraturan tentang
bangunan lainnya yang berlaku, yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
7. Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
kontrak ini yaitu :
a. Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada).
b. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan
dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku.
c. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi
instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA
untuk mencapai maksud dan tujuan yang berlaku.
d. Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
gambar/lampiran kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan untuk
dijadikan bahan perhitungan pekerjaan tambah kurang sesuai ketentuan yang diatur dalam
pasal pekerjaan tambah kurang.
8. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan tersebut
akan diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA
dan keputusan dari PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA merupakan keputusan
terakhir dan mengikat PARA PIHAK.
9. PIHAK KEDUA sebelum melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan wajib
membuat shop drawing dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

PASAL 4
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan Pembangunan lanjutan (HGS) Hotel Grand Jogjakarta – Jawa Tengah yang akan
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Surat
Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja ( KAK ) dan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini.
3. Wajib menyiapkan dan menyerahkan jaminan Uang Muka dalam bentuk BG ( Bank Garansi atau
asuransi )sebesar 20% ( Dua Puluh Persen) dari nilai kontrak kepada PIHAK PERTAMA melalui
Bank Umum Nasional yang telah di tunjuk.

3|Page
4. Memberikan talngan dana konsultan MK sebesar 0.05 % dari nilai kontrak berupa deposito ke
rekening pihak Pertama sesuai bank yang telah di tunjuk.Dana tersebut dan lainnya akan
dikompensasi dalam ADDWORK dengan Adendum terpisah
5. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini dan ketepatan waktu
Pelaksanaan Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh PIHAK KEDUA.
6. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK PERTAMA
kepada pihak lain.
7. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung maupun tidak langsung turut
serta baik sebagai Sub-Kontraktror maupun pemasok bahan dari pekerjaan ini.
8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA, akibat perbuatan
orang-orang yang dipekerjakan PIHAK KEDUA sehubungan dengan pekerjaan ini.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh untuk memperbaiki atas kesalahan yang baru diketahui
pada masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta bertanggung jawab atas kerugian PIHAK
PERTAMA akibat kesalahan pelaksanaan tersebut.
10. Kelancaran pelaksanaan yang berhubungan dengan Pembangunan ini sepenuhnya
tanggungjawab PIHAK KEDUA.
11. PIHAK PERTAMA wajib memastikan bahwa lahan/tanah sudah bebas 100%, Perizinan yang
menyangkut konstruksi sudah selesai izinnya dan pihak Pemda bersama jajarannya telah
mendukung pembangunan tersebut.

PASAL 5
HASIL PEKERJAAN PELAKSANAAN

Laporan hasil pekerjaan pelaksanaan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal-2 Surat
Perjanjian ini yang harus disampaikan kepada PIHAK PERTAMA dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yaitu
terdiri dari:
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
2. Laporan-laporan pekerjaan pada masa pelaksanaan sebagai pedoman evaluasi pekerjaan
sesuai prestasi di lapangan.
3. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi sampai dengan penyerahan pertama kalinya
pekerjaan tersebut (BAST 1).
4. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi sampai dengan penyerahan pertama kalinya
pekerjaan tersebut dan selesainya masa pemeliharaan (BAST 2).

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan sampai dengan penyerahan pekerjaan pertama adalah 180 (hari) sebagai
hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagai
2. mana yang disebut dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 6 (enam) Bulan terhitung
sejak Surat Perintah Kerja ditandatangani.
3. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sampai dengan 100 % (seratus persen) sebagaimana tersebut
dalam pasal 2 Surat Perjanjian ini, ditetapkan paling lambat 14(empat belas) hari kalender dengan
diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).
4. Masa Pemeliharaan Pekerjaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender setelah pekerjaan konstruksi
diserah-terimakan.
5. Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA serta diterima dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA, maka akan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua (FHO) Final
Hand Over. Dalam hal ini adanya perbaikan-perbaikan melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam

4|Page
pasal ini maka masa pemeliharaan dihitung sampai dengan selesainya perbaikan dan semua biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 7
HARGA PEKERJAAN PELAKSANAAN

1. Jumlah Anggaran Biaya Untuk Pekerjaan Phisik sesuai dalam Pasal 1 surat perjanjian ini adalah
lumsum
2. Pekerjaan : Finishing Struktur, Landscape, MEP
 Nilai Phisik Pekerjaan = Rp. 31.531.920.000,-
 Pajak PPN 11% = ADA/TIDAK ADA
(Tiga puluh satu milyar lima ratus tiga puluh satu juta Sembilan ratus dua puluh ribu rupiah)

3. Sistim Pembayaran akan dituangkan sesuai kesepakatan PARA PIHAK pada pasal 8 perjanjian ini
termasuk segala pengeluaran beserta pajak-pajak, bea materai dan biayabiaya lainnya yang harus
dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 8
CARA PEMBAYARAN

1. PARA PIHAK sepakat bahwa PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran Uang Muka sebesar 20% dari
Nilai kontrak =
 Rp. 31.531.920.000 x 20% = Rp. 6,306.384.000-
(Enam milyar tiga ratus enam juta tiga ratus delapan puluh empat ribu rupiah) ,
jaminan atas uang muka adalah Surety Bond Asuransi senilai 20%
 Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA berupa Tunai ditujukam ke Rekening PIHAK
KEDUA yaitu :
Bank : Bank Rakyat Indonesia
Atas Nama : PT Asabe Global Persada
No. Rekening : 1140-01-000291-30-3
 UntuK selanjutnya dibayarkan dengan Peneribitan Bank Garansi SKBDN MT752 ( Block
fund) atas prestasi pekerjaan atas acuan dari nilai uang muka 20% ( Pencapaian Bobot
min 25%) dengan mengajukan perhitungan prestasi yang tercapai di Pada setiap Berita
Acara Kemajuan Prestasi Pekerjaan ( di verifikasi oleh MK ) dan Berita Acara Pembayaran
sudah harus memperhitungkan:
 Pembayaran pemotongan pengeluaran safety (jika ada).

2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan melalui mekanisme perbankan
yang ada di Indonesia, dan ditransfer ke rekening PIHAK KEDUA sesuai Pasal 8 ayat 1

5|Page
PASAL 9
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA diwajibkan menyediakan tenaga
kerja yang cukup jumlah, keahlian serta keterampilannya.
2. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan
orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan dengan pekerjaan ini.

PASAL 10
PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan PIHAK KEDUA menyediakan tenaga-tenaga ahli untuk menyelesaikan


pekerjaan sesuai dengan tugas-tugas yang tercantum dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini.
2. Untuk Pekerjaan Pelaksana Lapangan (Site Manager) harus ada wakil PIHAK KEDUA yang
mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dan dapat
menerima/memberikan/ memutuskan segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.
3. Penunjukan personil untuk pekerjaan pelaksana ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA dan Management Konstruksi.
4. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan ditugaskan di lapangan
kepada PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari PIHAK KEDUA yang
ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang atau kuasa
penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA serta dapat menerima, memberikan dan memutuskan
segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jadwal Rencana Kerja /Time schedule sesuai dengan Jangka
Waktu yang telah disepakati oleh PARA PIHAK, dengan Metode Network Planning.
6. Pemimpin Pelaksana haruslah seorang ahli teknik yang cakap sesuai dengan bidang serta
pengalaman dan berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK
PERTAMA.
7. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, personil yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak
memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan personil lain yang
memenuhi persyaratan yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.
8. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, alat yang digunakan PIHAK KEDUA tidak layak
dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan / rusak, maka PIHAK PERTAMA
memberitahukan teguran kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 3 x 24 jam setelah menerima
penolakan tersebut PIHAK KEDUA harus segera mengganti alat tersebut dengan yang lain dan
memenuhi persyaratan.
9. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan
memperoleh segala lisensi dan ijin yang diperlukan seperti SILO ,SIO.
10. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA
berkaitan dengan pengeluaran alat dari lapangan.
11. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau mensubkontrakkan sebagian atau
seluruh Pekerjaan Subkontraktor kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari
PIHAK PERTAMA.

6|Page
12. Komunikasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA digunakan melalui surat
menyurat/WhatsApp (WA)/Short Message (SMS) dan jika dalam 7 (tujuh) hari kalender sejak
surat disampaikan tidak ada jawaban Surat tersebut dianggap disetujui.
13. PIHAK KEDUA wajib memberikan jadual waktu terinci dan rencana kerja yang sudah termasuk
urutan / tahapan pekerjaan, termasuk di dalamnya jadual kebutuhan alat, material dan tenaga.
14. PIHAK KEDUA wajib menyediakan fasilitas lapangan sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan yang meliputi barak kerja, gudang / tempat menyimpan persediaan BBM,
olie, spare part dan lain-lainnya.
15. Kemajuan pekerjaan akan dievaluasi oleh PIHAK PERTAMA minimum setiap 2 (dua) minggu, dan
PIHAK KEDUA harus, jika diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memobilisasi
tambahan peralatan dan personil yang diperlukan untuk menjamin kemajuan pekerjaan telah
sesuai dengan keinginan PIHAK PERTAMA. Dalam hal ini tidak ada biaya tambahan yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berkenaan dengan mobilisasi tersebut
atau hal lainnya.
16. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan.
17. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan System management ISO 9001 : 2015 (management mutu),
ISO 14001 : 2015 (management Lingkungan), OHSAS 18001 : 2007 (Management Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) dan Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
(SMK3L), sesuai Undang-undang yang berlaku di Indonesia.
18. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang telah diselesaikan.
Apabila terjadi kerusakan pada pekerjaan tersebut yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA,
PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kerusakan tersebut atas biaya sendiri hingga diterima baik oleh
PIHAK PERTAMA.
19. PIHAK KEDUA harus memberikan ganti rugi dan tetap melindungi PIHAK PERTAMA dan
Pekerjanya terhadap tanggung jawab hukum atas setiap kerusakan, kehilangan atau kecelakaan
yang timbul termasuk terhadap setiap klaim, tuntutan, gugatan hukum, kerusakan, biaya,
ongkos-ongkos dan setiap macam pengeluaran lain yang disebabkan atau berkaitan dengan
timbulnya persoalan tersebut.
20. Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan data rill di lapangan yang didasarkan gambar dan
Bobot Progress yang dilakukan opname bersama (PARA PIHAK) pada saat sebelum dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 11
SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (SMK3L)

1. PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan (SMK3L) yang berlaku di lingkungan proyek dan sekitarnya, yang berupa :
2. Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerja dan
lingkungan sesuai dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk mencapai nihil kecelakaan
kerja.
3. Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan pekerjaan dan
selalu terus berupaya mewujudkan tidak ada kecelakaan kerja, dengan memakai dan
menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan.
4. Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: helmet, sepatu kerja, sarung tangan (jika
diperlukan),kaca mata las, sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung telinga (jika diperlukan)
, flagman dan sebagainya.

7|Page
5. Menjamin kebersihan lokasi kerja dari sampah-sampah sisa pekerjaan dan sampah yang berasal
dari luar (pekerja, bungkusan makanan, plastik makanan, bungkus rokok, puntung rokok dan lain
sebagainya), serta membuang sampah tersebut keluar area proyek atau Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).

PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud Keadaan Force Majeure dalam Surat Perjanjian ini adalah peristiwa sebagai
berikut : Keadaan Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau
peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK, yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau PARA PIHAK yang
disebabkan oleh karena:
a. Kebakaran
b. Bencana Alam ( gempa bumi, tanah longsor dan banjir )
c. Perang, huru hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemic, yang secara masingmasing
berakibat langsung dengan tertundanya jangka waktu penyelesaian pekerjaan perencanaan.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa tersebut maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada
PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah terjadi
keadaan memaksa disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa
berakhir.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara
tertulis keadaan memaksa itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak terjadinya surat
pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA diterima PIHAK
PERTAMA tentang keadaan memaksa tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban,
maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui akibat adanya keadaan memaksa tersebut.
5. Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini terlampaui, maka
keadaan memaksa (force majeure) yang terjadi dianggap tidak pernah ada.
6. Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa (force majeure), perjanjian ini diputuskan
berdasarkan persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul sebagai adanya keadaan
memaksa (force majeure) tersebut ditanggung oleh masing-masing pihak dan masing-masing
pihak tidak dapat menuntu ganti rugi apapun terhadap pihak lainnya.
7. Setelah terjadinya keadaan Force Majeure sebagai dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal ini, PIHAK KEDUA
hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan tahap pekerjaan yang telah
dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 13
PERUBAHAN/TAMBAH KURANG PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan Pelaksanaan menurut
Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian
terhadap bagian pekerjaan yang telah dilakukan perubahan oleh PIHAK KEDUA.
2. Biaya perubahan bagian-bagian pekerjaan yang telah diserahkan dan diterima dengan baik oleh
PIHAK PERTAMA akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.

8|Page
3. Perubahan yang merupakan penambahan pengurangan pekerjaan dinyatakan sah jika Sesudah
mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan jenis, volume dan
rincian pekerjaan secara jelas.
4. Untuk pekerjaan tersebut diatas dimuat perjanjian tambahan (Addendum) yang isi dan kekuatan
hukumnya tidak dapat dipisahkan dengan kontrak induk ini.
5. Item yang Baru
6. Perubah pekerjaan diterima dari Pihak Pertama.
7. Gambar dan BOQ tidak sama.
8. Gambar dan BOQ tidak sesuai dengan Spesifikasi.

Pasal 14
KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga peralatan, material, BBM dan upah kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK PERTAMA, dengan pengajuan eskalasi harga yang diajukan
oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA setelah Final RAB di revisi Oleh
MK{ Konsultan Mitra)
2. PIHAK KEDUA dapat mengajukan tuntutan (klaim) atas kenaikan harga sebagaimana disebutkan
pada ayat 1 (satu) pasal ini kecuali adanya kebijakan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam
Bidang moneter yang secara resmi menyatakan dari tentang adanya kenaikan harga-harga yang
di akibatkan adanya perubahan kurs valuta asing terhadap mata uang Rupiah (Devaluasi
terhadap nilai tukar Rupiah) yang secara resmi diatur dalam peraturan Perundang-undangan
yang berlaku di Republik Indonesia.

PASAL 15
SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan ini sesuai jangka waktu pelaksanaan yang
tercantum dalam Pasal 6 ayat 1 perjanjian ini maka setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib
membayar denda keterlambatan sebesar 1 o/oo (satu permil) perhari keterlambatan dari jumlah
biaya pelaksanaan sampai sebanyakbanyaknya 1% ( satu persen).
2. Jika denda telah mencapai sebesar 1% ( satu persen ) ternyata PIHAK KEDUA tetap melakukan
keterlambatan, maka akan diberlakukan Pasal 17 Surat Perjanjian ini.
3. Jika PIHAK KEDUA melalaikan ketentuan dan Kerangka Acuan (KAK) Pekerjaan Pelaksanaan dan
setelah tujuh (tujuh) hari dari tanggal diterimanya Surat Peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA tidak juga memperbaiki kelalaian tersebut, maka untuk setiap melakukan kelalaian
dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari jumlah biaya tsb.
4. Dengan tetap berkewajiban melaksanakan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
kelalaian yang diperingatkan tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dalam pembayaran yang
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
6. Apaabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran selama 14 hari kalender terhitung
Invoice tagihan diterima oleh PIHAK PERTAMA maka PiIHAK PERTAMA dikenakan denda sebesar 3%
dari Nilai Invoice Tagihan

9|Page
PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan diselesaikan oleh
suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang dibentuk dan diangkat oleh kedua
belah pihak, dan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
• Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
• Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
• Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak
2. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian perselisihan
yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.
3. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau
kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri yang akan ditunjuk
dan disetujui oleh kedua belah pihak.

PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini setelah PIHAK PERTAMA
memberikan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak
mengindahkannya dalam hal :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas pekerjaan sebagaimana mestinya yang dimaksud dalam
Pasal 2 Surat Perjanjian ini.
b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 6 Surat Perjanjian ini tidak ditepati, karena
kelalaian PIHAK KEDUA, sedangkan PIHAK PERTAMA telah memberikan peringatan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA sebanyak 3 (tiga) kali berturutturut dan tidak diindahkan oleh PIHAK
KEDUA.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA dapat menunujuk Kontraktor Lain (Pihak
Ketiga) untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut pasal 2 diatas.
3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK
PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
4. Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat dibatalkan dengan
persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

PASAL 18
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini termasuk biaya
meterai sesuai dengan peraturan yang berlaku dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
2. Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan phisik ditanggung oleh PIHAK KEDUA, dan dilunasi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

10 | P a g e
PASAL 19
TEMPAT KEDUDUKAN
Untuk pelaksanaan Surat Perjanjian ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua belah pihak telah memilih
tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Pengadilan Negeri yang akan ditunjuk
kemudian.

PASAL 20
LAIN-LAIN

1 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang
dipandang perlu oleh kedua belak pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian tambahan
(Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta kepada pihak-pihak lain
yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini.

PASAL 21
PENUTUP

1. Surat Perjanjian Pekerjaan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di .............. pada hari dan
tanggal tersebut diatas.
2. Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka
seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini dan seluruh ketentuan-
ketentuan di dalam dokumen yang merupakan kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dengan
perjanjian ini termasuk segala sanksinya mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua
belah pihak berdasarkan ketentuan Pasal 1338 ayat 1 KUHP Perdata.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT.Faris Bersama Mandiri PT. Asabe Global Persada

Gusman Budiarto Ir. Teguh Budi Santoso


General Manager Direktur Utama

MENYETUJUI/MENGETAHUI :
PEMILIK HOTEL

Novika susilowati SE/Direktur

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai