Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Empat bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua PuluhTiga
(24 -10-2023) kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
1. N a m a : RUDI IRAWAN
Jabatan : DIREKTUR UTAMA PT. PRABU GIRI INVESTMENT
Alamat : Jln. Nyi Ageng Serang Rt 008/03 Duku Puntang Kab. Cirebon
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. PRABU GIRI INVESTMENT
yang selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.
2. N a m a : AHMAD RIFAI
Jabatan : DIREKTUR UTAMA PT. BUANA LOBA KARYA
Alamat : Jln Gading Golf Boulevard Gedung Cristal Blok Crl 08 Gading Serpong Kel.
| Pakulonan Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang – Banten.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. BUANA LOBA KARYA
yang selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.
Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian
Pekerjaan Proyek Paket Pekerjaan Timbunan Tanah Limestone Pada Kawasan Pelabuhan
Internasional Patimban Subang yang sifat kontrak ini adalah UNIT PRICE, ikatan antara
Pihak Pertama dengan Pihak Kedua disebut PARA PIHAK, yang mana mengikuti ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal-pasal tersebut
dibawah ini :
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan bahasa serta arti berikut
ini harus mempunyai arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :
1. KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara Pihak Pertama dan
Pihak Kedua, yang menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak
termasuk tidak terbatas pada administrasi kontrak, pelaksanaan dan jaminan
pekerjaan, penyediaan gambar, tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan dasar
pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas
secara bertahap dan simultan dengan rincian Proyek Paket Pekerjaan Timbunan
Tanah Limestone Pada Kawasan Pelabuhan Internasional Patimban Subang
2. PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan phisik tersebut diatas sesuai dengan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang telah disepakati dengan PIHAK PERTAMA.
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Alokasi Tenaga Kerja sesuai Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
4. Membuat shop drawing, laporan kegiatan proyek dan membuat Laporan Harian,
Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan.
PASAL 3
DASAR PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 diatas harus dilaksanakan PIHAK KEDUA atas dasar
referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Kontrak ini,
yaitu :
1. Kerangaka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Semua Ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan teknis yang telah ditetapkan.
3. Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas juga terikat kepada peraturan-peraturan
tentang Pekerjaan timbunan tanah limestone lainnya yang berlaku, yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kontrak ini yaitu :
a. Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada).
b. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan
pekerjaan dan keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan
yang berlaku.
c. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya
menjadi instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan tujuan yang berlaku.
PASAL 4
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
1. Pekerjaan Timbunan Tanah Limestone yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini.
PASAL 5
HASIL PEKERJAAN PELAKSANAAN
Laporan hasil pekerjaan pelaksanaan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal-2 Surat
Perjanjian ini yang harus disampaikan kepada PIHAK PERTAMA dan dibuat dalam rangkap
3 (tiga), yaitu terdiri dari:
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
2. Laporan-laporan pekerjaan pada masa pelaksanaan sebagai pedoman evaluasi pekerjaan
sesuai prestasi di lapangan.
3. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi sampai dengan penyerahan pekerjaan
tersebut
PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan sampai dengan penyerahan pekerjaan pertama sebagai hasil
pekerjaan PIHAK KEDUA sebagai
2. mana yang disebut dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 550 Hari
kalender terhitung sejak Surat Perintah Kerja dan SPMK ditandatangani.
PASAL 7
BIAYA PEKERJAAN PELAKSANAAN
1. Jumlah Anggaran Biaya Untuk Proyek Paket Pekerjaan Timbunan Tanah Limestone
Pada Kawasan Pelabuhan Internasional Patimban Subang dengan Volume =
2.000.000 m3 dan harga satuan Rp. 400.000/m3
sesuai dalam Pasal 1 suratperjanjian ini adalah
➢ Nilai Phisik Pekerjaan = Rp. 800.000.000.000,00
➢ Pajak PPN 11% = Rp. 88.000.000.000,00
➢ Grand Total Pekerjaan = Rp. 888.000.000.000,00
(delapan ratus delapan puluh delapan milyar rupiah)
2. Sistim Pembayaran akan dituangkan sesuai kesepakatan PARA PIHAK pada pasal 8
perjanjian ini termasuk segala pengeluaran beserta pajak-pajak, bea materai dan biaya-
biaya lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 8
CARA PEMBAYARAN
1. PARA PIHAK sepakat bahwa PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran berupa uang
muka sebesar = 20% x Rp. 888.000.000.000,00 = Rp. 177.600.000.000,-
(seratus tujuh puluh tujuh milyar enam ratus juta rupiah) termasuk PPN 11% dapat
dicairkan paling lambat 3 hari setelah Invoice tagihan uang muka diterima PIHAK
PERTAMA dan sisanya 80% = Rp. 710.400.000.000,00 (tujuh ratus sepuluh milyar
empat ratus juta rupiah) termasuk PPN 11%, dibayarkan secara bertahap
berdasarkan prestasi pekerjaan dengan mengajukan perhitungan prestasi yang tercapai
di lapangan dan dinyatakan dalam Berita Acara Prestasi Pekerjaan kepada PIHAK
KEDUA SECARA 6 TAHAPAN sebagai berikut :
➢ TAHAP PERTAMA yang merupakan pembayaran Progress pekerjaan
sebesar 10% = Rp.710.400.000.000,00 x 10% = Rp. 71.040.000.000,-
(tujuh puluh satu milyar empat puluh juta rupiah) termasuk PPN 11%
sehingga PIHAK KEDUA dapat mengajukan tagihan perincian Progress
Pekerjaan kumulatif sebesar 15% yang telah ditanda tangani KEDUA
BELAH PIHAK dan dapat dibayarkan paling lambat 3 hari setelah Invoice
tagihan termin diterima PIHAK PERTAMA.
PASAL 9
TENAGA KERJA DAN UPAH
PASAL 10
PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan (SMK3L) yang berlaku di lingkungan proyek dan sekitarnya, yang berupa :
1. Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerja
dan lingkungan sesuai dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk mencapai nihil
kecelakaan kerja.
2. Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan pekerjaan
dan selalu terus berupaya mewujudkan tidak ada kecelakaan kerja, dengan memakai dan
menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan.
3. Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: helmet, sepatu kerja, sarung tangan (jika
diperlukan), sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung telinga (jika diperlukan) ,
flagman dan sebagainya.
4. Menjamin kebersihan lokasi kerja dari sampah-sampah sisa pekerjaan dan sampah yang
berasal dari luar (pekerja, bungkusan makanan, plastik makanan, bungkus rokok,
puntung rokok dan lain sebagainya), serta membuang sampah tersebut keluar area
proyek atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud Keadaan Force Majeure dalam Surat Perjanjian ini adalah peristiwa
sebagai berikut : Keadaan Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah
keadaan atau peristiwa yang terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan PARA
PIHAK, yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau PARA
PIHAK yang disebabkan oleh karena:
a. Kebakaran
b. Bencana Alam ( gempa bumi, tanah longsor dan banjir )
c. Perang, huru hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemic, yang secara masing-
masing berakibat langsung dengan tertundanya jangka waktu penyelesaian pekerjaan
perencanaan.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa tersebut maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari setelah terjadi keadaan memaksa disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada
waktu keadaan memaksa berakhir.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak
secara tertulis keadaan memaksa itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak terjadinya
surat pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA diterima
PIHAK PERTAMA tentang keadaan memaksa tersebut, PIHAK PERTAMA tidak
memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui akibat adanya
keadaan memaksa tersebut.
PASAL 13
PERUBAHAN/TAMBAH KURANG PEKERJAAN
Pasal 14
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga peralatan, material, BBM dan upah kerja selama masa pelaksanaan
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK PERTAMA, dengan pengajuan eskalasi
harga yang diajukan oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA dapat mengajukan tuntutan (klaim) atas kenaikan harga sebagaimana
disebutkan pada ayat 1 (satu) pasal ini kecuali adanya kebijakan dari Pemerintah
Republik Indonesia dalam Bidang moneter yang secara resmi menyatakan
dari tentang adanya kenaikan harga-harga yang di akibatkan adanya perubahan kurs
valuta asing terhadap mata uang Rupiah (Devaluasi terhadap nilai tukar Rupiah) yang
secara resmi diatur dalam peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Republik
Indonesia.
1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan ini sesuai jangka waktu
pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 6 ayat 1 perjanjian ini maka setiap hari
keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1 o/oo
(satu permil) perhari keterlambatan dari jumlah biaya pelaksanaan.
2. Jika PIHAK KEDUA melalaikan ketentuan dan Kerangka Acuan (KAK) Pekerjaan
Pelaksanaan dan setelah tujuh (tujuh) hari dari tanggal diterimanya Surat Peringatan
tertulis dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak juga memperbaiki kelalaian
tersebut, maka untuk setiap melakukan kelalaian dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
permil) dari jumlah biaya tsb.
3. Dengan tetap berkewajiban melaksanakan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
dan kelalaian yang diperingatkan tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dalam pembayaran
yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak, dan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
• Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
• Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
• Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak
3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan
Negeri yang akan ditunjuk dan disetujui oleh kedua belah pihak.
PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN
PASAL 18
BEBAN BIAYA DAN PAJAK
1. Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini termasuk
biaya meterai sesuai dengan peraturan yang berlaku dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
2. Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan phisik ditanggung oleh PIHAK KEDUA, dan
dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 19
LAIN-LAIN
1 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh kedua belak pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari
Surat Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.
1. Surat Perjanjian Pekerjaan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada
hari dan tanggal tersebut diatas.
2. Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini
dan seluruh ketentuan-ketentuan di dalam dokumen yang merupakan kesatuan serta
bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini termasuk segala sanksinya mengikat
dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak berdasarkan ketentuan Pasal
1338 ayat 1 KUHP Perdata.