Nomor : 003/Contract/BKR/INF2-DK.IV/X/2018
Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas bulan Oktober tahun Dua Ribu Delapan Belas (11-10-2018), kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para Pihak, Para Pihak terlebih
dahulu menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa, PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk telah mendapatkankan Kontrak dari NKJ Nomor :
05/SPP/NKJ/IX/2015 tanggal 09 September 2015 (selanjutnya disebut Kontrak Induk) untuk Proyek
Pembangunan Jalan Tol Solo – Ngawi – Kertosono, Ruas Ngawi – Kertosono Paket-2 , STA 110+250 –
STA 118+700 (Interchange) di Nganjuk – Jawa Timur (selanjutnya disebut Owner).
2. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Solo –
Ngawi – Kertosono, Ruas Ngawi – Kertosono Paket-2, STA 110+250 – STA 118+700 (Interchange) di
Nganjuk – Jawa Timur dan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada PIHAK KEDUA.
3. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan kepada Pihak Pertama penawaran harga Nomor :
30SCP/A/VIII/2018, tanggal 30 Agustus 2018, untuk pelaksanaan pekerjaan Pemancangan Spun Pile
Dia 50 Cm dan 60 Cm di Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Ngawi – Kertosono, Ruas Ngawi –
Kertosono Paket-2 , STA 110+250 – STA 118+700 (Interchange) di Nganjuk – Jawa Timur .
4. Bahwa PIHAK PERTAMA telah melakukan negosiasi dan klarifikasi (Final) dengan PIHAK KEDUA pada
tanggal 05 September 2018.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Para Pihak menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengadakan
perjanjian pelaksanaan pekerjaan dan telah mengikat para pihak dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :
PASAL 1
RUANG LINGKUP & SPESIFIKASI PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA menunjuk dan memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
penunjukan tersebut dan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan pekerjaan
Pemancangan Spun Pile dia 50 Cm & dia 60 Cm pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Ngawi –
Kertosono, Ruas Ngawi – Kertosono Paket-2, STA 110+250 – STA 118+700 (Interchange) di Nganjuk –
Jawa Timur sesuai gambar – gambar, spesifikasi teknik, dan material yang disetujui sehingga pekerjaan
dapat diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA maupun Pemilik Proyek / Konsultan dan Pengawas
Pekerjaan.
Adapun pekerjaan – pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal ini adalah pekerjaan – pekerjaan antara lain
meliputi :
1. Sesuai bill of quantity, gambar-gambar, spesifikasi teknis dan dokumen pendukung dari Pemilik
Proyek yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA terikat kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana PIHAK PERTAMA terikat dengan
pihak PEMBERI TUGAS baik kaitannya dengan bill of quantity, gambar-gambar,dan spesifikasi
teknis.
3. Bentuk Kontrak / perjanjian pemborongan ini adalah berbentuk “Unit fixed price “ artinya adalah
kontrak pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan
harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu
, yang volume pekerjaan didasarkan opnam perhitungan volume bersama dan fixed.
4. Lingkup pekerjaan ayat (1) Pasal ini sudah termasuk kelengkapan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA wajib menyediakan assuransi kecelakaan kerja bagi seluruh tenaga kerja PIHAK
KEDUA yang ada di proyek.
b. PIHAK KEDUA menyediakan bahan, tenaga kerja, alat kerja, safety tools, tenaga keamanan dan
tenaga kebersihan dalam jumlah yang memadai untuk pekerjaan Pemancangan Spun Pile dia
50 Cm dan dia 60 Cm.
c. PIHAK KEDUA menyediakan barak kerja dan kantor untuk seluruh tenaga kerja PIHAK KEDUA
yang ada di proyek.
p. Spesifikasi teknis :
PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan tersebut dalam Pasal 3 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentua dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian
Pemborongan ini, dan tersurat dalam :
a . Perjanjian ini dan segala perubahan dan Addendum (jika ada).
b . Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan dan keselamatan
kerja yang tercantum dalam Kontrak Induk dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c . Penjelasan, notulen rapat / minute of meeting yang diadakan Pemberi Tugas (Owner), petunjuk dan
peringatan baik lisan yang selanjutnya menjadi instruksi tertulis, maupun tidak tertulis yang diberikan
PASAL 3
HARGA BOROGAN
1. Harga / biaya dalam Surat Perjanjian ini sudah termasuk alat pancang & alat bantu, travo las, mobiisasi
– demobilisai alat dan tenaga , alat transportasi di lapangan di lokasi Proyek Pembangunan Jalan Tol
Solo – Ngawi – Kertosono, Ruas Ngawi – Kertosono Paket-2, STA 110+250 – STA 118+700
(Interchange) di Nganjuk – Jawa Timur dilaksanakan sesuai spesifikasi yang sudah diajukan, serta
dapat diterima oleh Pemilik Proyek.
2. Harga / biaya Pekerjaan dalam Surat Perjanjian ini adalah sebagai berikut :
(Breackdown per pekerjaan, dirinci untuk design, material, angkutan, pemancangan, handling)
● Harga tersebut sudah termasuk PPN 10%, PPH 3% serta pajak – pajak lain yang berlaku dan wajib
dibayarkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
● Pekerjaan tersebut bersifat Fixed Unit Price.
● Harga mengikat sampai dengan Selesai Proyek.
● Harga di atas tidak termasuk resiko dampak lingkungan dan pekerjaan penentuan titik.
3. Segala biaya material bantu & alat bantu sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib membayar pajak – pajak yang timbul dari Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan
/ Peraturan perpajakan yang berlaku.
PASAL 4
CARA PEMBAYARAN
1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak memperoleh pembayaran uang muka dari
PIHAK PERTAMA sehingga PIHAK KEDUA tidak diwajibkan menyerahkan jaminan uang muka.
2. PIHAK KEDUA dapat mengajukan tagihan termyn berdasarkan prestasi fisik dilapangan yang telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, dibuktikan dengan
Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Prestasi yang ditandatangani kedua belah pihak dan hasil
pekerjaan diterima oleh PEMBERI TUGAS (Owner).
3. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran tagihan termyn / tagihan Prestasi Fisik kepada
PIHAK KEDUA sesuai ayat 1 tersebut di atas dalam jangka waktu 45 (tiga puluh) hari kerja dengan pola
PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN
Proc/SPPPP/INFRA2/Teno/2018/Pancang/Soker2 (Interchange) Page 7 of 19
Sub. Kont Divisi / Proyek Dept. Inf2/BKR
1. a. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan pemborongan, maka selambat – lambatnya pada saat Surat
Perjanjian ini ditandatangani, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan dari
Garansi Bank dengan penerbit dan redaksi jaminannya mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
PIHAK PERTAMA sebesar 5 % ( lima persen) dari harga borongan , dengan masa berlaku dari awal
kontrak sampai dengan berakhirnya kontrak + 1 (satu) bulan setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan
dilakukan.
b. Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan , maka PIHAK KEDUA scara otomatis wajib
memperpanjang masa jaminan.
2. Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut pada ayat 1 dari pasal ini akan diserahkan kembali oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah selesai Serah Terima Prtama dilakukan.
3. Dalam Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dalam ayat (1) huruf (a) di atas harus ada ketentuan bahwa
Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan milik PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk, dan dapat dicairkan oleh
PIHAK PERTAMA bilamana terjadi :
a. PIHAK KEDUA mengundurkan diri dan tidak melanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
kontrak kerja.
b. Dilakukan pemutusan perjanjian sebagaimana dalam pasal 22.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN & MASA PEMELIHARAAN
4. Masa Pemeliharaan atas mutu / kualitas pekerjaan ditetapkan dalam jangka waktu selama 180
( seratus delapan puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal Penyerahan Pertama dilakukan antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta hasil pekerjaan diterima dan disetujui oleh PIHAK
PASAL 7
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
PASAL 8
BAHAN, TENAGA KERJA dan PERALATAN KERJA
1. Segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak perjanjian pemborongan
ini baik berupa bahan bantu / alat bantu dan alat penunjang lainnya seperti kelengkapan K3, APD, Listrik
Kerja disediakan oleh PIHAK KEDUA.
2. Peralatan tersebut pada ayat 1 maupun yang sesuai pada pasal 1 ayat 4 poin q harus selalu berada
dalam lokasi pekerjaan , tidak boleh dikurangi atau dikeluarkan dari site tanpa seijin PIHAK PERTAMA,
apalagi dipergunakan untuk kepeningan PIHAK KETIGA.
3. Sewaktu – waktu bila dikehendaki maka PIHAK KEDUA wajib menambah peralatan dan tenaga kerja
demi kelancaran PEKERJAAN.
4. Bila ketentuan pada ayat 3 dari pasal ini tidak diindahkan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA
akan menyampaikan teguran secara tertulis pada PIHAK KEDUA.
Bila dalam jangka waktu 1 (satu) minggu dari tanggal yang tercantum dalam surat teguran PIHAK
KEDUA belum menjalankan perintah dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak
mendatangkan bahan, alat dan tnaga kerja yang diperlukan dengan biaya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kerja bagi barang, alat dan semua
tatacara hasil pekerjaan harus sesuai jenis dan standar yang ditentukan dalam Dokumen Perjanjian dan
dengan persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Pekerjaan.
6. PIHAK KEDUA menjamin dan bertanggung jawab asal usul peralatan dan tenaga kerja yang dipakai
untuk melaksanakan PEKERJAAN. Dalam hal ini PIHAK KEDUA terpaksa menggunakan peralatan /
materila / bahan yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA, maka biaya tersebut akan dipotongkan
PASAL 9
CARA PELAPORAN
1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan harian yang berisi
kegiatan harian, terdiri dari :
a. Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum dipakai).
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan.
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
d. Jenis dan urutan pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Mendokumentasikan pelaksanaan termite control.
f. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan, supervisor PIHAK KEDUA akan membawa Nota Bukti Kerja
(Report of Work) dan Gambar Kerja (Shop Drawing), dan setiap pekerjaan selesai supervisor PIHAK
KEDUA akan memberikan kepada PIHAK PERTAMA atau Konsultan Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.
g. Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan design dan lain – lain.
2. Buku Laporan tersebut di atas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan diserahkan minimum setiap 2
(dua) mingguan yaitu periode tanggal 10 dan 25 setiap bulannya untuk diperiksa dan ditandatangani
oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Bulanan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA yang terdiri dari :
a. Perhitungan Volume Pekerjaan / Calculation Sheet.
b. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK
PERTAMA.
c. Breack Down / perincian Kemajuan Prestasi Fisik yang disetujui PIHAK PERTAMA.
Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 10
PENGAWAS PEKERJAAN
1. Untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan, PIHAK PERTAMA akan menugaskan satu
orang sebagai Pengawas Pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA, yang
selanjutnya akan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib mematuhi segala petunjuk teknis dan atau perintah baik lisan atau perintah tertulis
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dalam Surat Perjanjian Pemborongan ini.
PASAL 11
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA Wajib Menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan ditugaskan di lapangan
kepada PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari PIHAK KEDUA yang
ditunjuk sebagai pemimpin pelaksana / tenaga ahli yang mempunyai wewenang atau kuasa penuh untuk
mewakili PIHAK KEDUA serta dapat menerima, memberikan dan memutuskan segala petunjuk dari
PIHAK PERTAMA .
2. Penunjukan pemimpin pelaksana atau segenap tenaga ahli ini harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA.
3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA pemimpin pelaksana atau tenaga ahli yang di tunjuk
atau digunakan PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat yang diperlukan, maka PIHAK PERTAMA akan
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk mengganti pemimpin pelaksana atau
tenaga ahli yang memenuhi syarat yang di maksud PIHAK PERTAMA.
4. Berkaitan dengan Administrasi Teknik PIHAK KEDUA wajib menyiapkan, mengajukan maupun
memperbaiki segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN seperti Ijin Kerja,
Shop Drawing, Perhitungan Volume, Dokumentasi, Laporan Inspeksi & Tes Material, Laporan Harian,
Mingguan dan Bulanan yang mana format maupun redaksinya mengacu pada kesepakatan para pihak
5. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan
memperoleh segala lisensi dan ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan PEKERJAAN serta membayar
segala biayanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan
PEKERJAAN.
7. PIHAK KEDUA diwajibkan memenuhi semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) yang
ditetapkan oleh pihak pihak yang berwenang dan atau PIHAK PERTAMA, selanjutnya harus segera
melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi atas pekerjaannya di lokasi PEKERJAAN.
8. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi pekerjaan dari kotoran / puing-puing yang timbul dari
pelaksanaan PEKERJAAN yang menjadi kewajibannya.
9. PIHAK KEDUA harus bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dan Kontraktor lain yang pekerjaannya
saling berkaitan dalam PEKERJAAN.
11. Jumlah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus mencukupi sesuai jumlah
dan kualitasnya.
12. Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada spesifikasi teknis dari PEMBERI TUGAS (OWNER) dan PIHAK
KEDUA harus sudah mempelajari spesifikasi tersebut.
PASAL 12
PERUBAHAN METODE KERJA
PIHAK KEDUA dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada metode kerja yang telah
disepakati bersama dan tidak diperkenankan merubah metode kerja secara sepihak tanpa sepengetahuan
dan perseujuan PIHAK PERTAMA maupun PEMILIK PROYEK (Owner).
PASAL 13
PERINGATAN DINI
1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin kepada PIHAK PERTAMA atas
peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai
Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.
PASAL 14
PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
PEKERJAAN dinyatakan selesai serta dapat dilakukan serah terima secara umum dan menyeluruh apabila
hasil pekerjaan PIHAK KEDUA telah diterima PIHAK PERTAMA , KONSULTAN dan diakui oleh PEMBERI
TUGAS (Owner) yang dinyatakan dalam :
1. Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO) untuk serah terima pertama pekerjaan selesai 100%.
2. Berita Acara serah Terima Kedua (FHO) untuk serah terima kedua pekerjaan selesai 100% dan
sudah melalui masa pemeliharaan.
PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA harus menunda kenajuan pekerjaan
atau bagian pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan dalam cara sedemikian rupa yang dianggap
perlu oleh PIHAK PERTAMA danselama jangka waktu penundaan itu PIHAK KEDUA berkewajiban untuk
melindungi dan mengamankan pekerjaan secara layak, sepanjang dirasa perlu oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 16
PENYESUAIAN HARGA
PIHAK KEDUA selama dalam pelaksanaan pekerjaan tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim penyesuaian
harga bahan baku, bahan penunjang, alat dan upah serta volume akibat dari kenaikan TDL, BBM dan lain –
lain kepada PIHAK PERTAMA terkecuali adanya penambahan item baru yang tidak tertuang dalam kontrak
dan atas perintah Pemilik Proyek (Owner).
PASAL 17
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )
1. Keadaan Memaksa (Force Majeure) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau peristiwa yang diluar
dugaan, kemampuan dan kekuasaan Para Pihak, yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan
kewajiban salah satu atau Para Pihak yang disebabkan oleh :
a. Peperangan, Embargo
b. Kontaminasi radioaktif
c. Kebakaran
d. Pemberontakan
e. Epidemi
f. Bencana alam seperti : banjir, badai, angin topan, gempa bumi dll
g. Peraturan yang dikeluarkan pemerintah atau kebijakan pemerintah
2. Keadaan Memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dalam kurun waktu 2 x 24 jam sejak terjadi keadaan / peristiwa tersebut.Dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah menerima pemberitahuan tersebut, PIHAK PERTAMA harus memberi jawaban apakah keadaan
memaksa tersebut dapat diakui atau tidak. Apabila PIHAK PERTAMA tidak memberi jawaban kepada
PIHAK KEDUA , maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui atau mengakui keadaan memaksa
seperti yang disampaikan PIHAK KEDUA.
3. Dalam waktu 3 (tiga) hari setelah berakhirnya suatu keadaan memaksa, PIHAK KEDUA harus
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA laporan mengenai keadaan memaksa tersebut serta akibatnya
pada PEKERJAAN dengan menyerahkan bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang.
4. Tanpa mengurangi pasal 17 ayat 1 Perjanjian ini, dalam hal keadaan memaksa yang diakui oleh PIHAK
PERTAMA, terjadi kerusakan pada PEKERJAAN atau bahan yang ada dilokasi PEKERJAAN dan belum
terpasang maka :
a. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan pada PIHAK KEDUA untuk membersihkan dan
membuang reruntuhan, membangun kembali atau memperbaiki pekerjaan yang rusak,
PASAL 18
DENDA DAN SANKSI
1. Bila terjadi keterlambatan dalam hal ini penyelesaian PEKERJAAN yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA
kecuali yang disebutkan oleh sebab-sebab pada Pasal 17 dan akibat keterkaitan urutan kerja dengan
keterlambatan PIHAK PERTAMA, maka akibat keterlambatan tersebut PIHAK PERTAMA berhak
menuntut denda PIHAK KEDUA yaitu sebesar 1 ‰ (satu perseribu) dari Harga Kontrak perhari
keterlambatan dan maksimum denda adalah 5% dari nilai kontrak.
2. Segala cacat atau kerusakan pekerjaan PIHAK KEDUA yang timbul selama masa pemeliharaan
tersebut (bila ada) dan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
perjanjian ini, atas pemberitahuan tertulis PIHAK PERTAMA , harus segera diperbaiki oleh PIHAK
KEDUA atas biayanya sendiri.
3. PIHAK PERTAMA dapat mengambil alih PEKERJAAN dan atau memperkerjakan PIHAK KETIGA
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA dianggap tidak dapat
menyelesaikan PEKERJAAN sesuai waktu yang ditentukan yang dibuktikan dalam rapat pembuktian
atas Show Caused Meeting.
4. PIHAK KEDUA harus menyerahkan PEKERJAAN sesuai mutu dan kualitas yang disyaratkan dan telah
disepakati. Bila mutu dan kualitas tersebut tidak sesuai, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak
PEKERJAAN tersebut dan PIHAK KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti pada waktu yang
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
5. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun (selain karena keadaan memaksa)
sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya
atas segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK KEDUA.
6. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan kedua belah
pihak (akibat keadaan memaksa tersebut dalam Pasal 17 perjanjian ini) sebelum pekerjaan diserahkan
pada PIHAK PERTAMA pada waktu yang ditentukan berdasarkan perjanjian ini, maka berlaku
ketentuan Pasal 15 perjanjian ini.
7. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi
PIHAK KETIGA (orang-orang yang secara langsung tidak ada sangkut pautnya dengan perjanjian ini),
maka segala kerugian yang timbul menjadi tanggung jawab sepenuhnya pada PIHAK KEDUA.
8. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagaian atau seluruhnya musnah disebabkan kelalaian PIHAK
PERTAMA, maka segala kerugian yang timbul ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
9. Bilamana PIHAK KEDUA memutuskan secara sepihak atau wanprestasi tidak dapat melanjutkan
pekerjaan tanpa alasan yang jelas kecuali sesuai pasal 23 ayat 2 perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA
dapat dikenakan sanksi denda 10% dari nilai kontrak dan tanpa konfirmasi Jaminan – Jaminan yang
ada baik Jaminan Uang Muka maupun Jaminan Pelaksanaan PIHAK KEDUA (bila ada) akan dicairkan
oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Setiap perselisihan yang terjadi antara Para Pihak sehubungan dengan perjanjian ini pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
dimulainya acara musyawarah, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut pada
Lembaga dan Prosedur Badan Arbritase Nasional Indonesia (BANI) yang dibentuk berdasarkan
kesepakatan para pihak.
3. Putusan Badan Arbritase Nasional Indonesia (BANI) merupakan putusan terakhir dan mengikat kedua
belah pihak, dan kedua belah pihak sepakat untuk mematuhi dan melaksanakan putusan tersebut.
4. Semua biaya-biaya yang timbul dari penyelesaian perselisihan tersebut ditanggung oleh ke dua belah
pihak secara adil (merata).
5. Selama proses penyelesaian perselisihan dengan cara-cara sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
dan 2 pasal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
jadual waktu yang telah ditentukan dalam surat perjanjian ini.
PASAL 21
JAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA diwajibkan menjalankan program system manajemen mutu (jaminan mutu dan
pengendalian mutu) sesuai dengan lingkup pekerjaannya, termasuk penyediaan sumber daya untuk
pelaksanaannya.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan petunjuk danacuan untuk melaksanakan jaminan mutu
dan pengendalian mutu kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA menjamin semua material yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam
kondisi baru dengan mutu sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan di dalam RKS dan material Appoval.
PIHA KEDUA , jika diperlukan / disyaratkan , wajib menyerahkan sertifikat material dan / atau
melaksanakan pengujian pada lembaga independen yang ditunjuk dengan disaksikan oleh wakil PIHAK
PERTAMA dan OWNER atas biaya PIHAK KEDUA, kecuali ditentukan lain sesuai dengan hasil
PASAL 22
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN ASPEK LINGKUNGAN
1. PIHAK KEDUA diwajibkan menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Aspek (K3L)
sesuai dengan lingkup pekerjaannya berdasarkan semua ketentuan dan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan peralatan dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan program K3L.
PASAL 23
PEMUTUSAN PERJANJIAN
23..1 PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri perjanjian ini secara sepihak dengan memberitahukan
secara tertulis hal tersebut pada PIHAK KEDUA, dengan didahului peringatan tertulis sebanyak 2 (dua)
kali berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari dalam hal PIHAK KEDUA :
23.2 Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir dalam hal PIHAK KEDUA jatuh pailit, atau sebagai badan
usaha melakukan likuidasi (kecuali likuidasi suka rela dimaksud penggabungan / reorganisasi)
23.3 Apabila terjadi pengakhiran perjanjian dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini, maka:
a. PIHAK PERTAMA sendiri atau menunjuk pihak lain berhak mengadakan material, peralatan
dan tenaga kerja serta melanjutkan pelaksanaan PEKERJAAN.
b. PIHAK KEDUA harus menyerahkan pada PIHAK PERTAMA semua arsip gambar, data
perhitungan dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan perjanjian ini.
c. PIHAK KEDUA hanya berhak menerima pembayaran atas pekerjaan yang telah
diselesaikannya.
PASAL 24
PERLINDUNGAN ATAS HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan
untuk menanggung persoalan yang menyangkut pelanggaran terhadap hak – hak paten, hak cipta dan atau
hak – hak lain yang dilindungi yang berkenaan dengan peralatan konstruksi, mesin – mesin atau bahan –
bahan yang digunakan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perjanjian ini.
PASAL 25
PAJAK DAN BEA METERAI
Semua Pajak dan Bea Meterai serta segala pungutan yang timbul berkaitan akibat adanya perjanjian ini
menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PASAL 26
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang
perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan (Amandemen) dan
merupakan perjanjian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian Pemborongan Pelaksanaan Pekerjaan ini.
Sedangkan untuk melaksanakan Pelaksanaan Eksekusi sesuai yang diamanatkan dalam pasal 20 ayat 3
Perjanjian ini para pihak sepakat pada Panitera Pengadilan Negeri di Wilayah Hukum Pelaksanaan
Pekerjaan berada.
PASAL 28
HUKUM DAN BAHASA
1. Perjanjian ini akan berlaku dan tunduk pada Hukum Republik Indonesia.
2. Pelaksanaan Perjanjian ini termasuk pada korespondensinya menggunakan Bahasa Indonesia.
3. Dlam hal ada keraguan terhadap dokumen – dokumen yang menjadi bagian dari dokumen kontrak,
maka urutan kekuatan dokumen sesuai dengan hirarki dokumen dengan urutan sbb :
a. Kontrak beserta Amandemennya.
b. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi.
c. Pesifikasi.
d. Gambar.
e. Bill of Quantity.
f. Schedule.
g. Dokumen Pendukung lainnya.
PASAL 29
PEMBERITAHUAN
Semua pemberitahuan dan administrasi penagihan berdasarkan kontrak ini harus dikirimkan kepada PIHAK
PERTAMA dan / atau PIHAK KEDUA , ke alamat yang ditetapkan di bawah ini :
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat pada tanggal bulan dan tahun yang telah disebutkan di depan dan telah
disetujui oleh kedua belah pihak. Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 3 (tiga) asli dan 2 (dua) diantaranya
bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat kedua belah pihak serta
masing-masing menandatanganinya.