Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN

Nomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1A /DIV.KONST III/II/2017


Tanggal : 9 Februari 2017

PEKERJAAN MAIN ROAD

PROYEK KONSTRUKSI SISI DARAT TAHAP 1 BANDAR UDARA INTERNATIONAL


JAWA BARAT KERTAJATI MAJALENGKA PAKET I A (INFRASTRUKTUR)

Antara

PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk


DIVISI KONSTRUKSI III

Dengan

PT. TAMTOTA MULIA


SURAT PERJANJIANPELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN
Nomor :20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1A/DIV.KONST III/II/2017

antara
PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk Divisi Konstruksi III
dengan
PT.TAMTOTA MULIA

PEKERJAANMAIN ROAD

Pada hari ini Kamistanggal Sembilanbulan Februaritahun Dua Ribu Tujuh belas yang bertanda tangan di bawah ini :

JOHAN ARIFIN : Selaku Kepala Divisi Konstruksi III PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang berkedudukan
di “East Building” Jl. Raya Pasar Minggu Km.18 Jakarta 12510 telp : 021-7974527 fax
: 021-7974528, dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya sebagaimana tersebut
di atas dan karenanya berdasarkan Akte Notaris No.: 06 tanggal 10 Januari 2017 ,
yang dibuat dihadapan NotarisS. Holilah Jayadi, SH, M.Kn untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

SAMSUDIN : Selaku DirekturOperasional PT.TAMTOTA MULIA, yang berkedudukan di Trias Estate


Blok B.12 No.6 Wanasari Cibitung Bekasi Jawa Barattelp : 021-88370783, fax : 021-
88370783email : tamtotamulia1@gmail.com, dalam hal ini dalam kedudukannya
sebagaimana tersebut di atas dan karenanya berdasarkan Akta Notaris No23
tanggal24 Januari 2012yang dibuat dihadapan Notaris Musa Muamarta, SH untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemborongan PekerjaanMain Roaduntuk Proyek
Konstruksi Sisi Darat Tahap 1 Bandar udara Internasional Jawa Barat Kertajati, Majalengka Paket 1A (
Infrastruktur),yang mengikat berdasarkan pada:
1. Penawaran PIHAK KEDUA No.: 00129/PEN-TMM/II/2017tanggal 01 Februari 2017.
2. Berita Acara klarifikasi &negosiasi tanggal 4 Februari 2017.
3. Analisa komparasi yang telah disetujui pada tanggal 8 Februari 2017.
4. Syarat-syarat (RKS)/gambar-gambar, berita acara aanwijzing/klarifikasi atau dokumen pendukung yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA atau dari Pemilik Proyek/Pemberi Tugas yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dengan Surat Perjanjian ini.
5. “Kebijakan Mutu” PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk yang tertuang didalam Rencana Proyek (meliputi mutu, waktu, biaya
dan SMK3 & L) yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
Maka berhubung dengan itu Kedua belah Pihak menyatakan setuju dan mufakat untuk mengadakan Perjanjian
Pemborongan, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
RUANG LINGKUP & SPESIFIKASI PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan diterima dengan baik oleh PIHAK KEDUA, untuk
melaksanakan PekerjaanMain RoaduntukProyek Konstruksi Sisi Darat Tahap I Bandar udara Internasional Jawa Barat
Kertajati, Majalengka Paket 1A ( Infrastruktur ) ,sesuai dengan gambar-gambar, spesifikasi teknik, dan material yang
disetujui sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA maupun Pemilik Proyek/Konsultan dan
Pengawas.
Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal ini, adalah pekerjaan-pekerjaan antara lain meliputi:
1. Sesuai dengan bill of quantity, gambar-gambar, spesifikasi teknis dan dokumen pendukung yang tidak dapat dipisahkan
dari perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA terikat kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana PIHAK PERTAMA terikat dengan pihak PEMBERI TUGAS baik
kaitannya dengan bill of quantity, gambar-gambar dan spesifikasi teknis.
3. Bentuk kontrak/perjanjian pemborongan ini adalah berbentuk “fixed unit price” artinya adalah kontrak pemborongan
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk

SubKont PM Proc Keu

Hal. 1 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaan didasarkan opname perhitungan
volume bersama.
4. Lingkup pekerjaan ayat (1) Pasal ini sudah termasuk kelengkapan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA melakukan mobilisasi dan demobilisasi peralatan Main Road beserta kelengkapannya dan site
management di proyek.
Operator harus memiliki SIA dan SIO yang masih berlaku.
No Uraian Peralatan Jumlah (Unit) Ket
1. Excavator 1
2. Bulldozer 1 D 65
3. Vibro Roller 1 Kap 12 ton
4. Motor Grader 1
5. Dumptruck 15

b. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan Main Roadkepada PIHAK PERTAMA, beserta material dan
peralatan pendukung lainnya:
i. Supply material Lime Stone (Bongkah) ukuran ± 15 – 30 cm dari Quarry Ciwaringin / Bobos.
ii. Supply material Sirtu dari Quarry Cimalaka.
iii. Supply material Base A dan Base B dari Quarry Lagadar / Purwakarta.
iv. Penghamparan dan pemadatan lime stone dengan menggunakan vibro roller dengan CBR 10%.
v. Penghamparan dan pemadatan Base A dengan CBR 90%.
vi. Kapasitas produksi 500 m3/hari untuk lime stone, base A dan base B.
vii. Opname pekerjaan berdasarkan volume pengukuran di lapangan dengan ketebalan sesuai gambar /
design.
viii. Volume yang diakui terpasang di lapangan tidak melebihi ketebalan padat, apabila ketebalan padat
melebihi ukuran gambar, maka biaya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
c. PIHAK KEDUA wajib menyediakan asuransi kecelakaan kerja bagi seluruh tenaga kerja PIHAK KEDUA yang ada di
proyek.
d. PIHAK KEDUA menyediakan bahan, tenaga kerja, alat kerja, safety tools, tenaga keamanan dan tenaga kebersihan
dalam jumlah yang memadai untuk pekerjaan Main Road.
e. PIHAK KEDUA melengkapi sarana K3 untuk personil seperti Safety helmet, Safety shoes, rompi K3 serta K3 untuk
peralatan seperti APAR, spion, alarm mundur dan lain-lain
f. PIHAK KEDUA menyediakan bedeng dan kantor untuk seluruh tenaga kerja PIHAK KEDUA yang ada di proyek.
g. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan yang belum mendapatkan persetujuan dalam bentuk
tertulis dari PIHAK PERTAMA dan PEMBERI TUGAS. Apabila PIHAK KEDUA tetap mengerjakan tanpa persetujuan
tersebut dengan alasan apapun, maka segala risiko atas pekerjaan tersebut termasuk tidak dibayar menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
h. Semua risiko baik mengenai salah hitung terhadap harga maupun jumlah satuan yang diajukan dan biaya-biaya lain
yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
i. Dalam memberikan harga pekerjaan ini PIHAK KEDUA harus sudah mempertimbangkan untuk memasukan semua
biaya pengeluaran pekerjaan dan tidak ada tuntutan dikemudian hari terhadap PIHAK PERTAMA bila daftar uraian
pekerjaan/BQ ini dipandang tidak lengkap oleh PIHAK KEDUA dan semua hal-hal yang tidak tercantum disini
dianggap sudah dimasukan dalam penawaran pekerjaan yang ditawarkan.
j. Pekerjaan persiapan, termasuk pembuatan schedule pelaksanaan dalam bentuk microsoft project, struktur
organisasi lapangan kontak person penanggung jawab di lapangan.
k. Pengadaan gudang (jika diperlukan PIHAK KEDUA) di lapangan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA termasukair
kerja dan listrik kerja.
l. PIHAK KEDUA membuat struktur organisasi lapangan termasuk di dalamnya supervisor K3 dan pengawas mutu.
m. PIHAK KEDUA wajib membuang sampah ke tempat yang di tetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan menjamin
keamanan terhadap barang – barangnya sendiri, menjamin kebersihan area lokasi kerja dan sekitarnya.
n. Semua resiko baik mengenai salah hitung terhadap harga maupun jumlah satuan yang diajukan dan biaya-biaya
lain yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA .
o. PIHAK PERTAMA menempatkan wakilnya yang dapat memberikan keputusan dalam rapat koordinasi lapangan
setiap saat diperlukan.
p. PIHAK KEDUA wajib menanggung semua biaya yang berhubungan dengan perijinan, segala macam pungutan,
portal, kebersihan dan perbaikan jalan umum yang dilalui akibat alat PIHAK KEDUA, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan tuntutan PIHAK KETIGA menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
q. Mengadakan segala sesuatu yang bersifat administratif seperti :
- Persetujuan dari Pemberi Tugas yang dilengkapi data-data teknis, gambar, brosur, mockup, contoh material.
- Laporan prestasi pekerjaan bulanan.
SubKont PM Proc Keu

Hal. 2 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


- Melakukan cek volume bersama dengan PIHAK PERTAMA dilampiri dengan berita acara perhitungan bersama
yang akan dipakai sebagai acuan untuk volume kontrak.
- Membuat shop drawing dan as built drawing.
5. Hal – hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara Klarifikasi, gambar & spesifikasi teknis.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Sub Kontrak ini, dan tersurat dalam:
a) Perjanjian ini dengan segala perubahannya dan Addendumnya (jika ada).
b) Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan keselamatan kerja
yang tercantum dalam peraturan / perundangan yang berlaku.
c) Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi instruksi tertulis yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan tujuan yang
berlaku.
d) Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan gambar/lampiran kontrak,
hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA / WAKIL
LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan untuk dijadikan bahan perhitungan pekerjaan tambah kurang sesuai ketentuan
yang diatur dalam pasal pekerjaan tambah kurang.
2. PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan dan
spesifikasi teknis yang sama seperti PIHAK PERTAMA terikat kepada PEMBERI TUGAS untuk pelaksanaan pekerjaan
tersebut dalam Sub Kontrak.
3. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan tersebut akan diajukan kepada
PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK
PERTAMA merupakan keputusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK.

PASAL 3
HARGA BORONGAN

1. Harga/biaya dalam Surat Perjanjian ini sudah termasuk mobilisasi dan demobilisasi dilokasi Proyek Konstruksi Sisi
Darat Tahap 1 A (Infrastruktur) Bandar udara Internasional Jawa Barat Kertajati, Majalengka dilaksanakan sesuai
spesifikasi yang sudah diajukan, serta dapat diterima oleh Pemilik Proyek.
2. Harga / Biaya Pekerjaan dalam Surat Perjanjian ini adalah sebagai berikut :

HARGA SATUAN JUMLAH


NO URAIAN SATUAN VOLUME
Rp Rp
Pekerjaan Main Road
Supply material, penghamparan dan
pemadatan dengan Vibro Roller :
1 Lime Stone m3 2,448.00 138,500.00 339,048,000.00
2 Base A m3 1,296.00 252,000.00 326,592,000.00
3 Base B m3 540.00 247,000.00 133,380,000.00
4 Land Clearing m3 6,120.00 3,000.00 18,360,000.00

Sub Total 817,380,000.00


PPn 10% 81,738,000.00
TOTAL 899,118,000.00

Terbilang :#Delapan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Seratus Delapan Belas RibuRupiah#
Harga tersebut sudah termasuk PPN 10%, sudah termasuk PPh 2% dan pajak-pajak lain yang berlaku dan wajib
dibayarkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
3. Segala biaya materai sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib membayar pajak-pajak yang timbul dari Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan /Peraturan
perpajakan yang berlaku.

SubKont PM Proc Keu

Hal. 3 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


PASAL 4
TATA CARA PEMBAYARAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak memperoleh pembayaran uang muka dari PIHAK PERTAMA.
2. Pembayaran dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan menggunakan Supply Chain Financing (SCF)
dengan tempo 180 hari diproses setelah tagihan diterima dengan lengkap dan benar oleh bagian keuangan PIHAK
PERTAMA.
3. Selama proses SCF berlangsung, pekerjaan Main Roadtetap berlangsung sesuai dengan schedule pekerjaan yang telah
ditetapkan oleh Project Manager.
4. Pembayaran termin mengikuti progress pekerjaan Main Road yang telah terpasang dilapangan yang telah disetujui
oleh Project Manager dan dibayarkan dengan menggunakan SCF dengan tempo 180 hari. Bunga disconto SCF akibat
pencairan di depan menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
5. Proses penagihan termin dilakukan maksimal 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender sejak tanggal waktu
pelaksanaan di kontrak berakhir, jika melebihi 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender tidak dapat dilakukan
proses penagihan.
6. Setiap tagihan pembayaran akan dikurangi retensi 5% (Lima persen) secara proporsional akan dibayarkan pada saat
masa pemeliharaaan selesai dan BAST II ditanda tangani kedua belah pihak. Retensi TIDAK dapat diganti dengan
Jaminan Pemeliharaan.
7. Pada setiap tahap pembayaran PIHAK KEDUA wajib menyerahkan berkas tagihan kepada PIHAK PERTAMA.Berkas
tagihan dimaksud adalah;
a. Kwitansi, rangkap 4 (empat),
b. Faktur pajak 1 (satu) set.
c. Berita acara pembayaran yang ditandangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA(penandatangan perjanjian),
rangkap 4 (empat).
d. Berita acara prestasi pekerjaan dan lampiran pendukungnya, yang ditanda tangani oleh Project Manager masing-
masing Pihak.
e. Fotocopy surat perjanjian (lengkap) 1 (satu) set.
f. Copy Jaminan pelaksanaan berupa asuransi / surety bond yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah seperti
ASKRINDO, JASINDO atau BUMN lainnya.
8. Jumlah pembayaran yang diterima PIHAK KEDUAakan diperhitungkan terhadap denda yang harus dibayar PIHAK
KEDUA sesuai pasal 14.
9. PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA melalui SCF dimana pembayaran dilakukan PIHAK
PERTAMA berdasarkan realisasi fisik yang telah disetujui dan atau dibayar oleh PEMBERI TUGAS.
10. Pembayaran atas biaya borongan / termin tersebut akan dilakukan melalui
Bank :BNI Cabang Bekasi
No. Rekening : 459868816
Atas nama : PT.TAMTOTA MULIA
11. Bukti SSP PPN harus diberikan PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA maksimal 30 (Tiga Puluh) hari setelah faktur pajak
diterbitkan dengan catatan berkas tagihan masuk ke bagian keuangan PIHAK PERTAMA paling lambat pertanggal 25
tiap bulannya. Jika berkas tagihan diserahkan melewati batas waktu tersebut denda yang timbul akan dibebankan ke
PIHAK KEDUA.

PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN

1. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan pemborongan, maka selambat-lambatnyapada saat Surat Perjanjian ini
ditandatangani, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan berupa asuransi / surety bond yang
dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah seperti ASKRINDO, JASINDO atau BUMN lainnya dan redaksi jaminannya harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA sebesar 5% (lima persen) dari harga borongan atau senilai
Rp. 44.955.900,-(Terbilang : Empat Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Rupiah)
dengan masa berlaku sejak tanggal Surat Perjanjian ini sampai dengan 1 (satu) bulan setelah Serah Terima Pertama
Pekerjaan dilakukan.
2. Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa Jaminan.
3. Surat jaminan pelaksanaan tersebut pada ayat 1 dari pasal ini akan diserahkan kembali oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA setelah selesai Serah Terima Pertama dilakukan.
4. Dalam Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dalam ayat (1) huruf (a) di atas harus ada ketentuan bahwa Jaminan
Pelaksanaan Pekerjaan menjadi milik PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk dan dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA bilamana
terjadi :
SubKont PM Proc Keu

Hal. 4 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


 PIHAK KEDUA mengundurkan diri dan tidak melanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak kerja.
 Dilakukan pemutusan perjanjian sebagaimana dalam Pasal 16.

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN & MASA PEMELIHARAAN

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil
pekerjaan tersebut dimulai sejak Surat Perjanjian ini dikeluarkan atau dimulai pada tanggal 9 Februari 2017 dan
pekerjaan harus selesai 100% sampai dengan tanggal 08 Mei 2017(dilampiri schedule pekerjaan berupa microsoft
project yang telah disetujui oleh Project Manager).
Jika PIHAK KEDUA tidak bisa menepati schedule pekerjaan sesuai dengan kebutuhan proyek yang dibuat oleh Project
Manager, maka PIHAK PERTAMA berhak menambah alat, tenaga kerja, material dan atau PIHAK LAIN dengan biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali;
a. Apabila ada persetujuan tertulis dari Project Manager sebagai wakil dari PIHAK PERTAMA
b. Adanya “keadaan memaksa” seperti diatur dalam pasal 11 dari Surat Perjanjian ini.
3. Penyerahan hasil Pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dilakukan dengan dibuatkan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Pertama dan diketahui oleh Project Manager masing-masing Pihak dan ditandatangani oleh Kedua Belah
Pihak yang namanya tercantum dalam Surat Perjanjian ini, yang sebelumnya telah disetujui oleh Pemilik Proyek dan
Konsultan Pengawas.

PASAL 7
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau men-subkontrak-kan sebagian atau seluruh pekerjaan tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi di lapangan dan menempatkan seorang Kuasa Pelaksana yang
mempunyai wewenang penuh untuk memutuskan dan mewakili PIHAK KEDUA. Struktur Organisasi ini harus disetujui
Project Manager selaku wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
3. Jika pekerjaan tidak dapat dilaksanakan disebabkan oleh Pihak Ketiga atau hal lainnya, maka PIHAK KEDUA wajib
melaporkannya secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kelender sebelum pekerjaan
seharusnya dilaksanakan.
4. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan progress prestasi pekerjaan pada tanggal 20 (dua puluh) setiap bulan yang
telah disetujui oleh Project Manager selaku wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
5. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA atau sub
kontraktor lain. Apabila terjadi kerusakan pada pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA, maka PIHAK
KEDUA wajib mengganti biaya yang ditimbulkan.
6. Jika terindikasi penyimpangan dan/atau kecurangan, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan penundaan transaksi ini
sesuai dengan Per-Men BUMN No. PER-19/MBU/2012 tanggal 27 Desember 2012.
7. Semua tahapan yang ada di dalam prosedur di atas tidak boleh / tidak memberi peluang adanya unsur gratifikasi.
8. Tidak ada biaya yang dikeluarkan PIHAK KEDUA untuk mengikuti semua proses pengadaan di lingkungan PIHAK
PERTAMA.

PASAL 8
CARA PELAPORAN

1. Pihak Kedua berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan harian yang berisi kegiatan harian,
terdiri dari:
a) Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum dipakai).
b) Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan.
c) Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
d) Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan desain dan lain-lain.
2. Buku Laporan tersebut di atas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan diserahkan minimum setiap 2 (dua) mingguan
yaitu periode tanggal 10 dan 25 setiap bulannya untuk diperiksa dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Bulanan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK
PERTAMA yang terdiri dari:
SubKont PM Proc Keu

Hal. 5 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


a) Perhitungan Volume Pekerjaan / Calculation Sheet
b) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA
c) Prestasi Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA
d) Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA

PASAL 9
PERINGATAN DINI

1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin kepada PIHAK PERTAMA atas peristiwa atau
kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan
dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan
ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA untuk mencegah atau mengurangi dampak
peristiwa atau kondisi tersebut.

PASAL 10
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib dan bersedia menjalankan Program SMK3 & L (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja & Lingkungan) yang dilaksanakan PIHAK PERTAMA di lingkungan Proyek, antara lain
dan tidak terbatas pada:
 Para pekerja dari PIHAK KEDUA harus menyerahkan identitas diri dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri/
Helm, Sepatu ) pada saat memasuki lokasi proyek
 Dan lain-lain sesuai dengan persyaratan K3 yang ditetapkan Petugas K3 di Proyek.
2. Dalam hal menggunakan peralatan berat, maka alat berat tersebut harus memiliki Sertifikasi Alat dari Depnaker, yang
menyatakan bahwa alat tersebut masih laik pakai, sedangkan Operator yang mengoperasikan alat-alat di lapangan
harus memiliki SIO dan masih berlaku.
3. PIHAK KEDUA diwajibkan menjalankan program system mutu dan K3L (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) sesuai dengan lingkup pekerjaannya, termasuk penyediaan peralatan dan sumber daya untuk
pelaksanaannya.
4. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan sistem mutu dan K3L (HIRARC) yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA. Apabila PIHAK
KEDUA sudah mempunyai program sistem mutu dan K3L sendiri untuk dipergunakan, maka harus diajukan ke PIHAK
PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan implementasinya di lapangan.
5. PIHAK KEDUA harus peduli atas keselamatan setiap orang yang berada di lingkungan kerja dan bertanggung jawab
atas keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan kerja para tenaga kerja PIHAK KEDUA, termasuk
tanggung jawab secara hukum dan biaya apabila terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian PIHAK
KEDUAdalam pelaksanaan dan pengawasan K3L di lingkungan kerjanya.

PASAL 11
ASURANSI

Asuransi yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:


1. Asuransi Tenaga Kerja meliputi Asuransi Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (BPJS Ketenagakerjaan)
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA melalui asuransi tenaga kerja yang telah diproses oleh PIHAK PERTAMA.
2. Pekerja dalam kontrak kerja dengan PIHAK KEDUA wajib didaftarkan Program Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS
Kesehatan) dan menjadi beban biaya PIHAK KEDUA.
3. Asuransi Peralatan terhadap peralatan PIHAK KEDUA yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAH DAN PEKERJAAN KURANG

1. Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang hanya dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Surat Perintah
perubahan dari PIHAK PERTAMA.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang tercantum dalam Pasal 3.
SubKont PM Proc Keu

Hal. 6 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


3. Untuk pekerjaan tambah kurang tersebut diatas, dituangkan dalam perjanjian tambahan (Addendum).

PASAL 13
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Serah terima pekerjaan dapat dilakukan secara umum dan menyeluruh


2. Pekerjaan dinyatakan telah selesai apabila telah diterima PIHAK PERTAMA, KONSULTAN, dan PEMBERI TUGAS, dan
dinyatakan dalam :
a) Berita Acara Serah Terima Pertama untuk serah terima pertama pekerjaan selesai 100 %,
b) Berita Acara Serah Terima Terakhir untuk serah terima kedua pekerjaan selesai 100% dan sudah melalui masa
pemeliharaan.

PASAL 14
DENDA DAN SANKSI

1. Apabila karena kelalaian PIHAK KEDUA , penyelesaian pelaksanaan pekerjaan mengalami keterlambatan dari progres
yang telah ditetapkan sesuai jadwal pelaksanaandan atau milestone yang telah ditetapkan (sesuai dengan schedule
menggunakan microsoft project) sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan,
PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1% (satu permil) dari harga borongan, dengan denda maksimum sebsar
5% (lima persen) dari nilai borongan.
2. Khusus untuk kondisi dimana dari sisa waktu pelaksanaan yang tersedia, PIHAK KEDUA tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan dan untuk kepentingan penyelesaian proyek secara keseluruhan, setelah PIHAK KEDUA tidak memenuhi
peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak
mengambil keputusan secara sepihak tanpa menunggu keputusan/persetujuan PIHAK KEDUA untuk mengambil alih
sebagian atau seluruh sisa pekerjaan dengan seluruh biaya yang timbul akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA , atau
dipotongkan pada pembayaran kepada PIHAK KEDUA .
3. Denda keterlambatan dalam pasal ini, akan diperhitungkan pada pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
.

PASAL 15
PENUNDAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA harus menunda kemajuan pekerjaan atau bagian
pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan dalam cara sedemikian rupa yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA
dan selama jangka waktu penundaan itu PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi dan mengamankan pekerjaan
secara layak, sepanjang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 16
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, setelah PIHAK PERTAMA memberi teguran/peringatan, 3 (tiga) kali
berturut-turut, tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal sebagai berikut:
a. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini, tidak atau belum
melaksanakan pekerjaan yang dimaksud dalam Perjanjian ini yang dibuktikan dengan surat pernyataan memulai
pekerjaan yang diketahui oleh Wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah
dimulainya yang dibuktikan dengan surat teguran PIHAK PERTAMA.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja melambatkan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan
pemborongan yang dibuktikan dengan pengenaan denda keterlambatan pasal 9 14ayat (1).
d. Jika jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 6Perjanjian ini tidak ditepati yang dibuktikan dengan
pengenaan sanksi pada pasal 9 14.
e. Progres keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 14, setelah ditinjau sebanyak 2 (dua) kali periode
telah mencapai 5% dari harga borongan pekerjaan PIHAK KEDUA .
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka :

SubKont PM Proc Keu

Hal. 7 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


a. Jaminan Uang Muka dan Jaminan pelaksanaan PIHAK KEDUA akan dicairkan dan menjadi milik PIHAK PERTAMA
(Jika ada).
b. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan tersebut.
c. PIHAK KEDUA hanya dapat menerima pembayaran yang besarnya tidak melebihi prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan.
d. PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan dan kewajiban-kewajiban lainnya, yang diperhitungkan
langsung dari Prestasi PIHAK KEDUA yang belum dibayar oleh PIHAK PERTAMA. Jika belum atau tidak ada
prestasi, denda tetap wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA .
e. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA semua arsip, gambar-gambar,
perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan perjanjian ini.

PASAL 17
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (Force Majeure) dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam
Surat Perjanjian ini menjadi tidak dapat dipenuhi, meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut;
a. Bencana alam (gempa bumi, tsunami, badai, banjir)
b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali dilakukan oleh karyawan
PIHAK KEDUA )
c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK KEDUA )
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh Pemerintah.
2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa tidak dapat dikenai
sanksi.
3. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan memaksa diserahkan pada kesepakatan kedua belah
pihak.
4. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan memaksa diserahkan kepada kesepakatan dari kedua belah
pihak.
5. Apabila terjadi keadaan memaksa maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat
dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak hari terjadinya keadaan memaksa dengan menyertakan bukti tertulis dan foto
keadaan memaksa yang dikuatkan oleh Instansi yang berwenang.

PASAL 18
RISIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya diragukan di luar kesalahan kedua belah pihak (akibat
“Keadaan Memaksa” tersebut dalam pasal 17) sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, sedangkan
PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima atau menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang
timbul akibat keadaan itu akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat.
3. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan oleh tidak masuknya atau tidak
tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, maka segala risiko akibat kemacetan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
4. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi Pihak Ketiga
(orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh PIHAK KEDUA.
5. Segala persoalan dan tuntutan para pekerja (yang berkaitan dengan pekerjaan PIHAK KEDUA) menjadi beban dan
tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa PIHAK KEDUAmembebaskan PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga kerja PIHAK KEDUAyang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan baik
dalam maupun di luar Pengadilan.
6. Jika ada hambatan ekspedisi dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak mengambil alih sebagian / seluruhnya
dengan segala biaya yang timbul ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 19
PENYESUAIAN HARGA

SubKont PM Proc Keu

Hal. 8 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim penyesuaian harga akibat kenaikan TDL,BBM dan lain-lain untuk
pekerjaan Main Road selama masa pelaksanaan Proyek Konstruksi Sisi Darat Tahap I Bandar udara Internasional Jawa
Barat Kertajati, Majalengka Paket 1A ( Infrastruktur ).

PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian
ini, maka Kedua Belah Pihak sepakat untuk menyelesaikan lebih dahulu secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Dalam hal ini tidak tercapainya permufakatan dalam musyawarah tersebut, maka kedua belah pihak sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian tersebut melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
3. Segala pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari ayat (1) dan ayat (2) pasal ini menjadi tanggung jawab kedua belah
Pihak.

PASAL 21
PERLINDUNGAN ATAS HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan untuk
menanggung persoalan yang menyangkut pelanggaran terhadap hak-hak paten, hak cipta dan atau hak-hak lain yang
dilindungi yang berkenaan dengan peralatan konstruksi, mesin-mesin atau bahan-bahan yang digunakan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perjanjian ini.

PASAL 22
LAIN-LAIN

1. Masalah pergudangan material/kantor di Site, Barak Pekerja, Listrik Kerja, Air Kerja, dll seperti yang tercantum dalam
Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi, dimana untuk kepentingan PIHAK KEDUA, menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
2. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dan perubahan-perubahan dalam perjanjian ini, akan diatur kemudian atas
dasar permufakatan Kedua Belah Pihak yang akan dituangkan ke dalam bentuk surat perjanjian tambahan (Addendum)
yang merupakan kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
3. Semua pemberitahuan dan atau Surat menyurat antara Kedua Belah Pihak sehubungan dengan perjanjian ini dilakukan
secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan bilamana ada tanda terima tertulis. Surat-
menyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau Wakil Pihak Pertama kepada PIHAK KEDUAatau Wakil PIHAK
KEDUAdi Site Proyek dengan nilai bobot kekuatan hukum yang sama.

PASAL 23
HUKUM DAN BAHASA

1. Perjanjian ini akan berlaku dan tunduk pada hukum Republik Indonesia.
2. Pelaksanaan Perjanjian ini termasuk pada korespondensinya menggunakan bahasa Indonesia.
3. Dalam hal ada keraguan terhadap dokumen-dokumen yang menjadi bagian dari dokumen kontrak, maka urutan
kekuatan dokumen sesuai dengan hirarki dokumen dengan urutan :
a. Kontrak beserta Amandemennya
b. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi
c. Spesifikasi
d. Gambar
e. Bill Of Quantity
f. Schedule
g. Dokumen Pendukung lainnya

PASAL 24
PEMBERITAHUAN

SubKont PM Proc Keu

Hal. 9 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017


Semua pemberitahuan dan administrasi penagihan berdasarkan kontrak ini harus dikirimkan kepada PIHAK PERTAMA dan /
atau PIHAK KEDUA, ke alamat yang ditetapkan di bawah ini:
Kepada Pihak Pertama:
PT Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi III
Proyek Konstruksi Sisi Darat Tahap I Bandar udara Internasional Jawa Barat , Kertajati ,
Majalengka, Paket 1A ( Infrastruktur).
Desa Kertajati Blok Senen RT.02 RW.02 Kab. Majalengka, Jawa Barat.
Untuk Perhatian:
Agus Hilman

Kepada Pihak Kedua:


PT.TAMTOTA MULIA
Trias Estate Blok B.12 No.6 Wanasari Cibitung Bekasi Jawa Barat
telp : 021-88370783, fax : 021-88370783 email : tamtotamulia1@gmail.com
Untuk Perhatian:
Samsudin

PASAL 25
PENUTUP

1. Surat Perjanjian ini berlaku sejak Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak pada hari dan tanggal
tersebut diatas, dan berakhir setelah Kedua Belah Pihak menyelesaikan kewajiban masing-masing.
2. Surat Perjanjian ini ditanda tangani di Jakarta, pada hari, tanggal sebagaimana tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 3
(tiga) yang masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, didistribusikan;
a. 1 (satu) lengkap bermaterai, tanda tangan dan stempel untuk PIHAK PERTAMA,
b. 1 (satu) lengkap bermaterai, tanda tangan dan stempel untuk PIHAK KEDUA , dan
c. 1 (satu) lengkap, tanda tangan dan stempel, tanpa materai untuk Proyek.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. TAMTOTA MULIA PT. ADHI KARYA (Persero),Tbk
DIVISI KONSTRUKSI III

SAMSUDIN JOHAN ARIFIN


DirekturOperasional Kepala

SubKont PM Proc Keu

Hal. 10 dari 10 hal, SPPPPNomor : 20/SPPPP/BANDARA KERTAJATI THP 1 A/DIV.KONST III/II/2017

Anda mungkin juga menyukai