Siapa saja orang yang sdr laporkan sehubungan laporan polisi yang sdr laporkan
tersebut ?
Mitra Bisnis
3. Apa objek surat palsu sebagaimana yang sdr laporkan tersebut, siapa yang
membuat dan siapa yang menggunakan objek surat palsu tersebut ?
Obyek Surat Palsu adalah Akta Pengoperan Hak tertanggal 02 Januari 2013, yang
dibuat di hadapan Drs. Rahmat Maulana, Pelaksana Tugas, Camat Kertapati, Kota
Palembang dengan luasan 21.580 m2 atas nama H. MEDI BASRI, S.Sos.
Yang dipalsukan menjadi akta Pengoperan dan Penyerahan Hak tertanggal 07
Juni 2016 yang dibuat dihadapan Notaris Siti Hikmah Nuraeni, S.H Notaris di
Palembang.
4. Didalam akta autentik apa terdapat keterangan palsu sebagaimana yang sdr
laporkan tersebut, keterangan palsu apa ?
Seluruhnya karena Akta Pengoperan Hak tertanggal 02 Januari 2013 yang asli ada
pada kami, diduga mereka membuat keterangan hilang sehingga dapat melakukan
Jual Beli dengan membuat Akte Pengoperan Hak lain. Sehingga Akte Jual Beli yang
dibuat oleh Notaris Siti Hikmah Nuraeni, S.H adalah cacat hukum.
Pada tanggal 26 Agustus 2013 terjadi hubungan hukum antara PT Blasosem Putra
yang diwakili Slamet, SH (Pelapor) selaku Direktur Utama dan PT Bara Lengi
Mandiri yang diwakili Sudarmansyah (Terlapor I) sebagai kuasa direksi dari Tn Andi
Okto Wijaya (Terlapor III) yaitu perjanjian bisnis yang dituangkan dalam joint
venture Investment Agreement, Perjanjian Kerjasama dalam Pembiayaan Proyek
Pengangkutan Batubara dengan nomor kontrak 0101/BP-BLM/PP/VIII/2013 dan
perjanjian ini ditanda tangani dihadapan notaris H. Rizul Sudarmadi,. SH.M.Kn,
Notaris di Jakarta.
Atas laporan tersebut pada tanggal 18 Desember 2014 terjadi perdamaian dengan
perjanjian perdamaian yang isinya antara lain PT Bara Lengi Mandiri yang diwakili
oleh SUDARMANSYAH telah setuju dan bersedia membayar kewajiban hukumnya
kepada PT Blasosem Putra dengan total nominal sebesar Rp2.360.912.874,- (dua
milyar tiga ratus enam puluh juta sembilan ratus dua belas ribu delapan ratus tujuh
puluh empat rupiah). Pembayaran Pertama sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) yang akan ditransfer langsung oleh saudara SUDARMANSYAH kepada PT
Blasosem Putra melalui Bank BNI dengan nomor rekening 0012971388 atas nama
PT Blasosem Putra paling lambat hari Jum’at tanggal 19 Desember 2014.
Sedangkan sisa pelunasannya sebesar Rp1.860.912.874,- (satu milyar delapan
ratus enam puluh juta sernbilan ratus dua belas ribu delapan ratus tujuh puluh
empat rupiah) yang akan dibayarkan dalam jangka waktu 12 (dua bel as) bulan
dengan berbentuk “Cek Tunai” sebanyak 12 (dua belas) lembar yang masing-
masing nilainya sebesar Rp155.076.072,- (seratus lima puluh lima juta tujuh puluh
enam ribu tujuh puluh dua rupiah), jatuh tempo cek tunai tersebut pada setiap
tanggal 17 bulan berjalan.
Pada kenyataannya hanya cek pertama tanggal 17 Januari 2015 yang dapat
dicairkan, sedangkan cek yang lain sampai saat ini tidak bisa diuangkan (kosong)
adalah sebanyak 11 (sebelas) lembar cek dengan total 11 x Rp155.076.072,- =
Rp1.705.836.792,- (satu milyar tujuh ratus lima juta delapan ratus tiga puluh enam
ribu tujuh ratus sembiIan puluh dua rupiah), dengan demikian PT. Bara Lengi
Mandiri sudah melakukan perbuatan wanprestasi sejak tanggal 17 Februari 2015
dengan nilai awal Rp1,705.836.792,- (satu milyar tujuh ratus lima juta delapan ratus
tiga puluh enam ribu tujuh ratus sembilan puluh dua rupiah).
Mengingat hasil Putusan tersebut tidak mendapatkan respon apapun oleh PT Bara
Lengi Mandiri, pada tanggal 6 Agustus 2019 Pengadilan Negeri Jakarta Timur
membuat Penetapan Aanmaning/Teguran dengan Nomor Penetapan 07/2019. Eks
Jo. No. 57/PDT.G/2017/PN.JKT.TIM.
Bahwa dari hasil Sita Eksekusi tersebut dalam point 21, Pengadilan Negeri
Palembang membuat Berita Acara Sita Eksekusi Nomor : 1/Del/Eks/2020/PN Plg jo.
No. 07/2019. Eks Jo. No. 57/Pdt.G/2017/PN Jkt. Tim, dimana dalam Berita Acara
tersebut menyebutkan bahwa Sita Eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut
didasarkan pada Penetapan Pengukuran Badan Pertanahan Nasional Kota
Palembang Nomor 625/16.71-IP.02/III/2022 tertanggal 16 Maret 2022, yang
menyebutkan bahwa hasil pengukuran adalah seluas 35.219 M2 sementara obyek
sita eksekusi adalah seluas 21.580 M2 dan dalam blok sebidang tanah yang
dilakukan pengukuran di dalamnya terdapat Sertifikat Hak Guna Bangun No. 519 dan
No. 788 atas nama PT Ardaya Cipta Karsa.
Setelah dilakukan penelusuran didapat bahwa obyek sita tersebut pada tanggal 07
Juni 2016 telah dialihkan oleh Yoga Andi Baga (Terlapor II) kepada PT ARDAYA
CIPTA KARSA dengan akta Pengoperan dan Penyerahan Hak tertanggal 07 Juni
2016 yang dibuat dihadapan Notaris Siti Hikmah Nuraeni, S.H Notaris di Palembang.
Sementara Surat Pengoperan Pengoperan Hak Nomor 002/APH/KTI/2013 tertanggal
02 Januari 2013 seluas 21.580 M2 atas nama M. Medi Basri, S.Sos (Alm) asli
menjadi penjaminan di PT Blasosem Putra dan telah dilakukan validasi keabsahan
kepemilikan pada tanggal 25 Januari 2021 di Pemerintah Kota Palembang,
Kecamatan Kertapati sesuai surat Camat Kertapati No. 800/037/KT/2021, dinyatakan
bahwa Pengoperan Pengoperan Hak Nomor 002/APH/KTI/2013 tertanggal 02
Januari 2013 seluas 21.580 M2 atas nama M. Medi Basri, S.Sos masih sah belum
dilakukan Pemindah atau Pengoperan Hak.
Mengingat hasil Putusan tersebut tidak mendapatkan respon apapun oleh PT Bara
Lengi Mandiri, pada tanggal 6 Agustus 2019 Pengadilan Negeri Jakarta Timur
membuat Penetapan Aanmaning/Teguran dengan Nomor Penetapan 07/2019. Eks
Jo. No. 57/PDT.G/2017/PN.JKT.TIM.
Bahwa dari hasil Sita Eksekusi tersebut dalam point 21, Pengadilan Negeri
Palembang membuat Berita Acara Sita Eksekusi Nomor : 1/Del/Eks/2020/PN Plg jo.
No. 07/2019. Eks Jo. No. 57/Pdt.G/2017/PN Jkt. Tim, dimana dalam Berita Acara
tersebut menyebutkan bahwa Sita Eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut
didasarkan pada Penetapan Pengukuran Badan Pertanahan Nasional Kota
Palembang Nomor 625/16.71-IP.02/III/2022 tertanggal 16 Maret 2022, yang
menyebutkan bahwa hasil pengukuran adalah seluas 35.219 M2 sementara obyek
sita eksekusi adalah seluas 21.580 M2 dan dalam blok sebidang tanah yang
dilakukan pengukuran di dalamnya terdapat Sertifikat Hak Guna Bangun No. 519 dan
No. 788 atas nama PT Ardaya Cipta Karsa.
7. Apa objek eksekusi sehubungan penetapan nomor : 07/2019 Eks Jo No. 57 / Pdt.G /
2017 / PN.Jkt.tim ?
8. Apakah benar objek eksekusi tersebut telah dijual belikan oleh sdr
SUDARMANSYAH DKK ?
Benar.
Bahwa dari hasil Sita Eksekusi, Pengadilan Negeri Palembang membuat Berita
Acara Sita Eksekusi Nomor : 1/Del/Eks/2020/PN Plg jo. No. 07/2019. Eks Jo. No.
57/Pdt.G/2017/PN Jkt. Tim, dimana dalam Berita Acara tersebut menyebutkan
bahwa Sita Eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut didasarkan pada
Penetapan Pengukuran Badan Pertanahan Nasional Kota Palembang Nomor
625/16.71-IP.02/III/2022 tertanggal 16 Maret 2022, yang menyebutkan bahwa hasil
pengukuran adalah seluas 35.219 M2 sementara obyek sita eksekusi adalah seluas
21.580 M2 dan dalam blok sebidang tanah yang dilakukan pengukuran di dalamnya
terdapat Sertifikat Hak Guna Bangun No. 519 dan No. 788 atas nama PT Ardaya
Cipta Karsa.
9. Kapan dan dimana sdr SUDARMANSYAH DKK menjual objek eksekusi tersebut ?
Tanggal 07 Juni 2016 di Palembang melalui kantor Notaris Siti Hikmah Nuraeni, S.H
10. Siapa yang membeli objek eksekusi tersebut, berapa harga jual beli tersebut ?
11. Apakah ada pemberitahuan dari sdr SUDARMANSYAH DKK menjual objek
eksekusi tersebut ?
Tidak Ada
12. Apa kerugian yang sdr alami akibat perbuatan sdr SUDARMANSYAH DKK
Kerugian Material dan Kerugian Moril yaitu menunggu terlalu lama sejak tahun
2013 sampai sekarang.
Hormat Kami,
Slamet, SH