Anda di halaman 1dari 77

PUTUSAN

NOMOR : 119/G/2022/PTUN.MDN

"DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa
Tata Usaha Negara pada tingkat pertama, dengan persidangan acara biasa, yang dilaksanakan
Secara Elektronik melalui Sistem Informasi Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, telah
menjatuhkan Putusan sebagai berikut dibawah ini, dalam sengketa antara:
PERKUMPULAN SUMUT WATCH disingkat SUMUT WATCH, Badan Hukum Perdata
yang berkedudukan di Jalan Sang Nawaluh No. 38 A, Lt. II. Kelurahan
Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematang Siantar, Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Akta Pendirian No. 239, tertanggal 14 Juli
2017, yang dibuat dihadapan Notaris Cut Dian Sartiani, S.H., M. Kn di
Kabupaten Deli Serdang, dan disahkan dengan Keputusan Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010792.AH.01.07. Tahun 2017 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Perkumpulan Sumut Watch, tertanggal 20 Juli 2017 dan Lampiran
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-0010792. AH.01.07. Tahun 2017, tentang pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Sumut Watch, tertanggal 20 Juli
2017;----------------------------------------------------------------------------------
Dalam hal diwakili oleh : DAULAT SIHOMBING, S.H., M.H,
Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat, Tempat tinggal Jalan
Sentul No. 29, Kel. Suka Makmur, Kec. Siantar Marihat, Kota
Pematangsiantar, Propinsi Sumatera Utara, selaku Ketua Perkumpulan
Sumut Watch, Domisili Elektronik
sihombing.daulat@gmail.com;--------
Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya:
DODI SIAGIAN, S.H, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat
pada Perkumpulan Sumut Watch, berkantor di Jalan Sangnawaluh No. 38
A, Lt. II, Kel. Siopatsuhu, Kec. Siantar Timur, Kota Pematangsiantar,
Prov. Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 16 Juli
2022, Domisili Elektronik
sumutwatch@gmail.com;--------------------------------
selanjutnya disebut sebagai………………..……………..
PENGGUGAT;

LAWAN

1. WALIKOTA PEMATANG SIANTAR, berkedudukan di Jalan Merdeka No. 6, Kel.


Proklamasi, Kec., Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Prov. Sumatera
Utara; Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya:
1) HERRI OKSTARIZAL,S.H., Jabatan Kepala Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Kota Pematang Siantar,
2) JIVA INDRA, S.H, Jabatan Analis Kebijakan Ahli Muda pada
Bagian Hukum Sekretaris Daerah Kota Pematang Siantar;
3) NOVA NELLY, S.H, Jabatan Analis Kebijakan Ahli Muda pada
Bagian Hukum Sekretaris Daerah Kota Pematang Siantar;
4) EKA FRIDAYANI SIHALOHO, S.H., M.M, Jabatan Analis
Advokasi Hukum, pada Bagian Hukum Sekretaris Daerah Kota
Pematang Siantar;

Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri


Sipil pada Kantor Bupati Walikota Pematang Kiantar, Berkantor di Jalan
Merdeka No. 6, Kel. Proklamasi, Kec. Siantar Barat, Kota
Pematangsiantar, Prov. Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor: 180/5857/X/2022, tertanggal 20 September 2022;
Domisili Elektronik ekafridayanisihaloho@gmail.com, selanjutnya
disebut
sebagai ......................................................................TERGUGAT;

2. Ir. ZULKIFLI LUBIS, MT, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Direktur Utama


selanjutnya disebut sebagai Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar,
beralamat di Jalan Porsea No. 2 Pematang Siantar, Domisili Elektronik:
lubis zulkifli@yahoo.co.id: Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya
1) Dr. RIDWAN MANIK, S.H., M.Hum;
2) Dr. SARLES GULTOM, S.H., M.H;
3) EKA FRIDAYANI SIHALOHO, S.H., M.M
Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan 1 dan 2 Advokasi
Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar serta 3 Pegawai Negeri Sipil
pada Kantor Bupati Walikota Pematang Siantar, Berkantor di Pematang
Siantar Provinsi Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor: 180/0631/X/Pam/2022, tertanggal 14 Oktober 2022;
Domisili Elektronik perumdatirtauli@gmail.com; selanjutnya disebut
sebagai...................................................................Tergugat II Intervensi;

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut:

1. Telah membaca Gugatan Penggugat tanggal 09 September 2022, yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan TUN Medan, pada tanggal 12 September 2022, dengan Register
Perkara Nomor: 119/G//2022/PTUN MON, diperbaiki terakhir secara formal pada tanggal
12 Oktober 2022;
2. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 119/PEN-
DIS/2022/PTUN MDN tanggal 12 September 2022, tentang Lolos Dismissal;
3. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan TUN Medan Nomor: 119
/PEN-MH/2022/PTUN MDN tanggal 12 September 2022, tentang Penunjukan Majelis
Hakim;
4. Telah membaca Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No. 119/PEN-
PPJS/2022/PTUN-MDN tanggal 12 September 2022 tentang Penunjukan Panitera
Pengganti dan Juru Sita Pengganti;
5. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
Nomor 119/PEN-PP/2022/PTUN MDN., tanggal 13 September 2022, tentang Pemeriksaan
Persiapan;
6. Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
Nomor: 119/PEN-HS/2021/PTUN.MDN, tanggal 12 Oktober 2022 Tentang Hari
Persidangan secara Elektronik:
7. Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor: 119/PEN-
MH/2022/PTUN MDN tanggal 09 Desember 2022, dan tanggal 13 Desember 2022,
Tentang penunjukan Pergantian Majelis Hakim;
8. Telah membaca Putusan Sela perkara Nomor 119/G/2022/PTUN-MDN, tanggal 26
Oktober 2022, Tentang masuknya pihak Ketiga;
9. Telah membaca surat-surat bukti dan mendengarkan keterangan saksi dan Ahli dari Para
Pihak yang telah diajukan di Persidangan, serta telah mendengarkan keterangan Para Pihak
di Persidangan;
10. Telah membaca Berkas Perkara Nomor: 119/G/2022/PTUN.MDN, beserta seluruh
lampiran yang terdapat di dalamnya;

TENTANG DUDUKNYA SENGKETA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 09 September 2022, yang
di daftarkan secara elektronik melalui Aplikasi e-Court di Kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan pada tanggal 12 September 2022, dibawah Register Perkara Nomor:
119/G/2022/PTUN-MDN dan telah diperbaiki secara formal pada tanggal 12 Oktober 2022,
yang pada pokoknya mengemukakan dalil-dalil, sebagai berikut:

I. OBJEK SENGKETA
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022.

II. KEWENANGAN MENGADILI


1. Kompetensi Relatif
a. Bahwa Pasal 6 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 menyatakan: (1)
Pengadilan Tata Usaha Negara berkedudukan ibukota di Kabupaten/Kota, dan
daerah hukumnya meliputi wilayah Kabupaten/Kota (2) Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara berkedudukan di ibukota Provinsi dan daerah hukumnya meliputi
wilayah Provinsi.
b. Bahwa hingga sekarang ini wilayah hukum PTUN Medan meliputi wilayah
Provinsi Sumatera Utara.
c. Bahwa Pasal 54 UU No. 5 Tahun 1986, jo. UU No. 9 Tahun 2004 mengatur
"Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang
berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Tergugat.
d. Bahwa Tergugat dalam gugatan aquo ialah Wali Kota Pematang Siantar yang
berkedudukan di Jalan Merdeka No. 6, Pematang Siantar, Provinsi Sumatera
Utara, dimana wilayah hukumnya termasuk dalam Wilayah Hukum Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan.
e. Bahwa oleh karena alamat Tergugat termasuk dalam lingkup wilayah hukum
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, maka Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan memiliki kompetensi relatif untuk mengadili perkara ini.
2. Kompetensi Absolut
a. Bahwa objek dari gugatan Penggugat pada pokoknya ialah "Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, yang dibuat
oleh dr. Susanti Dewayani, SpA, selaku Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang
Siantar.
b. Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 1 angka 8 UU No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, Tergugat adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara
khusus UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
c. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang dibuat oleh Tergugat berupa
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022
Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli
2022, pada prinsipnya telah memenuhi syarat sebagai Keputusan Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, yang memuat syarat-syarat agar sengketa dapat diajukan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara.
d. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang dibuat oleh Tergugat berupa
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022
Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli
2022, adalah berupa suatu penetapan tertulis (beschikking) yang dikeluarkan oleh
Tergugat dalam kedudukannya sebagai Badan Tata Usaha Negara yaitu Badan
atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah, sebagaimana
diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga
dengan demikian Tergugat merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
dalam Pasal 1 angka 8 UU No. 51 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua Atas
UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
e. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang dibuat oleh Tergugat berupa
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022
Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli
2022, pada pokoknya telah bersifat KONKRIT karena nyata-nyata dan berwujud
berupa Surat Keputusan yang tertulis secara konkrit. Bersifat INDIVIDUAL,
karena Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor : 800/645/VII/WK-Thn
2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15
Juli 2022 ditujukan secara perseorangan atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT. Juga
telah bersifat FINAL, karena "Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor:
800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, tidak memerlukan lagi persetujuan dari
instansi lainnya sehingga sudah defenitif dan menimbulkan akibat hukum.
f. Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
secara kompetensi absolut berwenang mengadili perkara ini.

III. KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN


Bahwa pada dasarnya konstitusi yang berlaku di Indonesia, memberikan jaminan hak
kepada setiap orang maupun badan hukum untuk turut berpartisipasi didalam
pemerintahan Pasal 354 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah secara
eksplisit mengatur bahwa:
1) Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah mendorong
partisipasi masyarakat.
2) Dalam mendorong partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pemerintah Daerah:
(a) Menyampaikan informasi tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
masyarakat;
(b) Mendorong kelompok dan organisasi masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui dukungan pengembangan
kapasitas masyarakat;
(c) Mengembangkan pelembagaan dan mekanisme pengambilan keputusan yang
memungkinkan kelompok dan organisasi kemasyarakatan dapat terlibat secara
efektif;
(d) Kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
(a) Penyusunan Perda dan kebijakan Daerah yang mengatur dan membebani
masyarakat,
(b) Perencanaan, penganggaran. pelaksanaan, pemonitoran dan pengevaluasian
pembangunan Daerah;
(c) Pengelolaan aset dan/atau sumber daya alam Daerah; dan
(d) Penyelenggaraan pelayanan publik.
4) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dalam bentuk
(a). Konsultasi publik, (b). Musyawarah (c) Kemitraan, (d). Penyampaian aspirasi,
(e). Pengawasan; dan (f). Keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.

Bahwa lebih lanjut Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi
Masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengatur:
(a) Masyarakat berhak berpartisipasi dalam penyusunan Peraturan Daerah dan
kebijakan daerah yang mengatur dan membebani masyarakat.
(b) Peraturan daerah dan kebijakan daerah yang mengatur dan membebani masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi a Rencana tata ruang, b. Pajak daerah,
c. Retribusi dan penganggaran pembangunan daerah. d. Perencanaan, e. Perizinan, f.
Pengaturan yang memberikan sanksi kepada masyarakat dan Pengaturan lainnya
yang berdampak sosial.

Bahwa Pasal 3 ayat (1) PP No 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mengatur Partisipasi masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 dapat dilakukan melalui: a.Konsultasi publik, b. Penyampaian
aspirasi, c. Rapat dengar pendapat umum, d. kunjungan kerja, e. sosialisasi, f. seminar, g.
lokakarya dan atau h. diskusi.

Bahwa berdasarkan uraian tersebut, maka Penggugat, ic. Perkumpulan Sumut Watch,
berhak untuk ikut berpartisipasi di dalam pemerintahan daerah, secara khusus dalam
proses pemilihan atau pengangkatan anggota Direksi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirtauli Kota Pematang Siantar sebagaimana ketentuan PP No. 54 Tahun 2017 tentang
BUMD, Pasal 58, yang mengamanatkan bahwa pemilihan anggota Direksi BUMD adalah
bersifat publik, yang dilakukan melalui seleksi sekurang-kurangnya meliputi tahapan uji
kelayakan dan kepatutan.

Bahwa patut diketahui Perkumpulan Sumut Watch adalah lembaga sosial dibidang
Advokasi Kebijakan Publik di Wilayah Prov. Sumatera Utara secara khusus di Kota
Pematang Siantar, yang didirikan berdasarkan pada Akta Pendirian Nomor: 239, tanggal
14 Juli 2017, yang dibuat oleh Cut Dian Satriani, SH, MKn, Notaris di Kabupaten Deli
Serdang, Prov. Sumatera Utara.
1. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 Anggaran Dasar organisasi ini, bahwa:
(1) Lembaga ini adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau organisasi non
pemerintah (Ornop) atau non government organization (NGO) yang berbentuk
perkumpulan.
(2) Lembaga ini merupakan lembaga sosial yang bersifat nonprovit atau nirlaba,
(3) Lembaga ini berfungsi sebagai wadah organisasi aktivis dan/atau wadah kelompok
kritis untuk memantau dan mengawasi setiap kebijakan pemerintahan daerah yang
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
2. Bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar, Visi Perkumpulan Sumut Watch
ialah Terwujudnya sistem dan tata kelola pemerintahan secara “good government dan
good governance".
3. Bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar, Misi Perkumpulan Sumut Watch
ialah "Memantau dan mengawasi kebijakan publik guna mengelimir potensi
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power)"
4. Bahwa kemudian berdasarkan Pasal 5 Anggaran Dasar, Maksud dan Tujuan
pembentukan Perkumpulan Sumut Watch, adalah:
(1) Melakukan pemantauan terhadap segala bentuk kebijakan publik baik dibidang
hukum atau peraturan perundang-undangan, pemerintahan, parlemen, partai
politik, pertanahan, lingkungan hidup, perburuhan, organisasi publik, korporasi,
dan lain-lain yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hajat hidup
orang banyak
(2) Melakukan advokasi hukum secara litigasi maupun nonlitigasi baik secara pidana,
perdata, administrasi atau tata usaha negara, dan lain-lain, terhadap setiap
kebijakan publik yang langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan
orang banyak
(3) Melakukan gugatan hukum bersifat class action, legal standing atau citizen lawsuit
untuk membela hak dan kepentingan public.
(4) Melakukan studi penelitian, kajian sosial dan survey atau jajak pendapat.
(5) Mengelola dan/atau memfasilitasi pendidikan dan pelatihan tentang kebijakan
publik kepada mahasiswa, paralegal, kelompok-kelompok masyarakat, organisasi
sosial, organisasi politik, dan lain-lain.
5. Bahwa dalam konteks demikian Penggugat mencermati dan mengetahui Direksi
Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2018-2022 akan
segera berakhir pada tanggal 18 Juli 2022.
6. Bahwa tentang anggota Direksi yang masa jabatannya akan berakhir, pada pokoknya
telah diatur dalam Pasal 64 Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, sebagai berikut:
(1) Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena masa jabatannya berakhir,
anggota Direksi wajib menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa
jabatan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya
(2) Anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan sisa
pelaksanaan tugas pengurusan yang belum dilaporkan paling lambat 1 (satu) bulan
setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Dewan Pengawas atau Komisaris wajib menyampaikan penilaian
dan rekomendasi atas kinerja Direksi kepada pemegang saham.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KPM atau
RUPS untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi.
Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Direksi yang berakhir masa
jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau audit tahunan
dan kantor akuntan publik dan disampaikan kepada KPM atau RUPS tahunan
7. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 64 tersebut maka dalam tenggang waktu 1 s/d 3
(tiga) bulan sebelum anggota Direksi mengakhiri masa jabatannya semestinya KPM
atau RUPS telah membuat keputusan untuk memperpanjang atau memberhentikan
anggota Direksi.
8. Bahwa akan tetapi meski masa jabatan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Uli Periode 2018-2022, tinggal beberapa hari lagi namun Tergugat sebagai Pelaksana
Tugas Wali Kota Pematang Siantar sama sekali tidak melakukan sesuatu kebijakan
apapun terkait dengan berakhirnya masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud.
9. Bahwa Penggugat menganggap sikap Tergugat yang tidak membuat keputusan untuk
memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2018-2022 didasarkan pada ketaatan
terhadap hukum bahwa Pelaksana Tugas Wali Kota tidak berwenang untuk membuat
keputusan strategis sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1), (2) dan (7) UU No. 30
Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan.
10. Bahwa akan tetapi pada tanggal 19 Juli 2022 atau sehari setelah berakhirnya
periodesasi Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar
Masa Jabatan 2018-2022, tiba-tiba Penggugat mendapatkan kiriman link berita media
online Kabarnas.com, edisi : Selasa, 19 Jul 2022 berjudul "Tanpa Seleksi, Zulkifli
Diangkat Jadi Dirut Perumda Tirta Uli", bahwa Tergugat berdasarkan Keputusan Wali
Kota Pematang Siantar Nomor 800/645/V/WK-Tahun 2022 Tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Jul 2022, telah mengangkat
kembali di Sdr. Ir. Zulkifli Lubis, MT. sebagai Direktur Utama Perusahaan Daerah
Tirta Uli Masa Jabatan 2022-2027.
11. Bahwa yang menarik, Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor
800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, dilakukan secara tertutup/tidak transparan,
manipulatif dan kolusif, sehingga menimbulkan kerugian kepada Penggugat sebagai
organisasi yang concern dengan isu-isu anti KKN dan penguatan terhadap prinsip-
prinsip dasar good govemment dan good governance. Seperti diketahui Keputusan
Tergugat tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli
2022 atas nama Ir Zulkfili Lubis, MT, ditetapkan tanggal 15 Juli 2022 namun baru
diumumkan ke publik tertanggal 18 Juli 2022.
12. Bahwa adapun keputusan Tergugat tentang Pengangkatan Kembali Sdr. Ir. Zulkifli
Lubis, MT sebagai Direktur Utama Perusahaan daerah Air Minum Tirtauli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, telah menimbulkan
kerugian terhadap Penggugat diantaranya berupa:
a. Hilangnya hak Penggugat sebagai bagian dari publik untuk ikut berpatisipasi,
mengkritisi atau menyampaikan aspirasi tentang proses pengangkatan Direksi
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2022-2027.
b. Hilangnya hak Penggugat sebagai bagian dari publik untuk turut berpartisipasi,
mengkritisi atau menyampaikan aspirasi tentang pengajuan dukungan terhadap
calon alternatif Direksi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, yang memiliki komitmen terhadap
anti kolusi, korupsi dan nepotisme.
c. Penggugat sebagai bagian dari kelompok kritis yang concern dalam gerakan anti
KKN serta penguatan prinsip-prinsip good government dan good governance,
merasa dibohongi, dipermainkan, dilecehkan dan diremehkan oleh Tergugat,
karena Tergugat membuat keputusan pengangkatan Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-
2027, dengan cara-cara tertutup, manipulatif, kesempatan dalam kesempitan, dan
tidak mengabaikan hak-hak publik untuk berhak tau dan berhak berpartisipasi.

IV. TENGGANG WAKTU DAN UPAYA ADMINISTRATIF


Bahwa terkait dengan terbitnya Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor:
800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027
tanggal 15 Juli 2022, Penggugat berdasarkan ketentuan Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986,
Jo. UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyatakan, "Gugatan dapat diajukan dalam tenggang waktu
sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan
Badan atau pejabat Tata Usaha Negara", telah melakukan upaya administrasi dalam
tenggang waktu sebelum 90 (sembilan) puluh hari sejak Penggugat mengetahui terbitnya
objek sengketa. Bahwa adapun upaya administrasi yang telah
dilakukan oleh Penggugat, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat mengetahui adanya Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor
800/645/VII/WWWK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT, tertanggal 19 Juli
2022, melalui pemberitaan media online Kabarnas.com, edisi: Selasa, 19 Juli 2022,
berjudul "Tanpa Seleksi, Zulkifli Diangkat Jadi Dirut Perumda Tirta Uli".
2. Bahwa Penggugat kemudian mengajukan gugatan pada Pengadilan Tata Usaha Negara
tertanggal 09 September 2022 dan dengan demikian pengajuan gugatan ini masih
dalam tenggang waktu dibawah 90 (sembilan puluh hari) sebagaimana dimaksud Pasal
55 UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
3. Bahwa Pasal 75 UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
mengatur: (1) Warga masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau
tindakan dapat mengajukan upaya administratif kepada Pejabat Pemerintahan atau
Atasan Pejabat yang menetapkan dan/ atau melakukan Keputusan dan/ atau Tindakan"
(2) "Upaya administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a.
keberatan, dan b. banding".
4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 75 ayat (1) dan (2) UU No. 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan tersebut. Penggugat melalui Surat Sumut Watch
No. 54/SW/VII/2022, tanggal 25 Juli 2022, telah mengajukan keberatan kepada
Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar, namun hingga dalam tenggang waktu
melampaui 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 77 ayat (4) UU
No. 30 tahun 2014 ternyata Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar tidak
memberikan tanggapan apapun.
5. Bahwa oleh karena berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat (5) UU No. 30 Tahun 2014
yang menyatakan "Dalam hal Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan tidak
menyelesaikan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
keberatan dianggap dikabulkan", maka Penggugat kembali mengajukan upaya
administrasi melalui Surat Sumut Watch No. 63/SW/VIII/2022, tanggal 18 Agustus
2022, yang meminta agar membatalkan Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT", yang dibuat dan
ditandatangani oleh dr. Susanti Dewayani, Sp A, selaku Pelaksana Tugas Wali Kota
Pematang Siantar namun hingga dalam tenggang waktu melampaui 5 (lima) hari kerja
sebagaimana diatur dalam Pasal 77 ayat (6) dan Pasal 77 ayat (7) ternyata juga
Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar tidak memberikan tanggapan apapun.
6. Bahwa oleh karena Penggugat telah mengajukan upaya administratif kepada
Penggugat, maka sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) PERMA No. 6 Tahun 2018,
Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan, maka gugatan
Penggugat telah memenuhi syarat hukum untuk diajukan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara.

V. DASAR DAN ALASAN GUGATAN


Bahwa adapun yang menjadi dasar dan alasan dalam mengajukan gugatan ini ke PTUN
Medan, pada pokoknya meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa sebagaimana telah diuraikan diatas, Perkumpulan Sumut Watch adalah Badan
Hukum Perdata, berdasarkan Akta Pendirian No. 239, tertanggal 14 Juli 2017, yang
dibuat dihadapan Notaris Cut Dian Satriani, SH, M.Kn di Kabupaten Deli Serdang, dan
disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesai Nomor AHU - 0010792 AH.01.07 Tahun 2017 Tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Sumut Watch, tertanggal 20 Juli 2017 dan
Lampiran Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU 0010792 AH.01.07 Tahun 2017 Tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Perkumpulan Sumut Watch, tertanggal 20 Juli 2017.
2. Bahwa Penggugat mengetahui terbitnya Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor 800/696/VII/WK-THN 2018, tanggal 18 Juli 2018, tentang Pengangkatan
Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar (sekarang
menjadi Direksi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar) Masa Jabatan 2018-2022, atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur
Utama, Berliana Napitu, SE, MM, sebagai Direktur Umum dan Paruhum Nauli
Siregar, SE, MM sebagai Direktur Umum dan Paruhum Nauli Siregar, SE, MM
sebagai Direktur Teknik.
3. Bahwa sebagaimana diketahui proses pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Periode 2018-2022 dilakukan melalui proses
seleksi yang terbuka untuk umum sebagaimana diatur dalam PP No. 54 Tahun 2017
tentang BUMD, Pasal 58, sekurang-kurangnya meliputi tahapan uji kelayakan dan
kepatutan yang dilakukan oleh tim atau lembaga profesional.
4. Bahwa jumlah anggota Direksi untuk perusahaan umum Daerah dan untuk perusahaan
perseroan Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 PP No. 54 Tahun 2017
tentang BUMD, paling sedikit 1 (satu) orang dan paling banyak 5 (lima) orang. Dalam
hal Direksi lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur Utama diangkat dari salah satu
anggota Direksi.
5. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 61 PP No. 54 Tahun 2017, anggota Direksi
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
6. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka Direksi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar, Masa Jabatan 2018-2022, secara kolektif semestinya
akan berakhir pada tanggal 18 Juli 2022.
7. Bahwa berdasarkan Pasal 58 Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, bahwa dalam hal anggota Direksi mengakhiri jabatan karena
berakhirnya masa jabatan, maka anggota Direksi yang baru akan dipilih melalui proses
seleksi sekurang-kurangnya meliputi tahapan uji kelayakan dan kepatutan yang
dilakukan oleh tim atau lembaga profesional Namun berdasarkan Pasal 59 ayat (2),
ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 tidak berlaku bagi
pengangkatan kembali anggota Direksi yang dinilai mampu melaksanakan tugas
dengan baik selama masa jabatannya.
8. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 64 PP No. 54 Tahun 2017, proses membuat
keputusan untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi oleh KPM
atau RUPS, berlangsung dalam tenggang waktu 1 s/d 3 (tiga) bulan sebelum anggota
Direksi mengakhiri masa jabatannya.
9. Bahwa yang menarik, meski Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Periode
2018-2022, tinggal beberapa hari lagi akan mengakhiri masa jabatannya, namun
Tergugat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar tidak melakukan
sesuatu kebijakan apapun terkait dengan proses pemilihan atau pengangkatan kembali
anggota Direksi.
10. Bahwa akan tetapi tepatnya hari "H" berakhirnya masa jabatan Direksi Perusahaan
Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2018-2022, tanggal
18 Juli 2022, Tergugat mengumumkan Keputusan Walikota Pematang Siantar Nomor
800/645/VII/WWK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027 tanggal 15 Jull 2022, yang ditetapkan tertanggal 15 Juli 2022 namun
diumumkan ke publik tertanggal 18 Juli 2022.
11. Bahwa dalam konsideran "menimbang huruf (a) Keputusan Wali Kota Pematang
Siantar Nomor 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur
Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022 ini, disebutkan bahwa berdasarkan Pasal 59
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 dan Pasal 50 ayat (1) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 menyatakan ketentuan mengenai seleksi
tidak berlaku bagi pengangkatan Kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya".
12. Bahwa dalam konsideran "menimbang" huruf (b) Keputusan ini disebutkan lagi,
"bahwa berdasarkan Surat Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Nomor: 029 Hal: Penilaian dan Rekomendasi Dewan
Pengawas, telah dilakukan penilaian dan rekomendasi atas Laporan Pengurusan tugas
akhir masa jabatan Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli masa jabatan 2018-2022,
yang telah memberikan kesimpulan bahwa Perumda Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar mengalami peningkatan dan semua aspek (keuangan, pelayanan,
operasional dan SDM) dan telah merekomendasikan kepada KPM bahwa Direktur
Utama dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan".
13. Bahwa kemudian dalam konsideran "menimbang" huruf c Keputusan ini, dinyatakan,
"bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022".
14. Bahwa dalam konsideran "memperhatikan" Keputusan Wali Kota Tentang
Pengangkatan Kembali Ir. Zulkifli Lubis MT menjadi Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027,
disebutkan juga dasar-dasar keputusan, sebagai berikut:
(1) Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor: 132/2046 tanggal 22 Februari 2022
Perihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota
Pematang Siantar.
(2) Surat Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Nomor: 029/DP-Perumda/11/2022, tanggal 3 Februari 2022 Hal
Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas.
(3) Surat Wali Kota Pematang Siantar Nomor 539/0781/11/2022 tanggal 7 Februari
2022 Hal Pengangkatan Kembali Menjadi Direksi Perumda Air Minum Perumda
Air Minum Tirta Uli Masa Periode 2022-2027.
15. Bahwa seterusnya dalam konsideran "memutuskan Keputusan Wali Kota ini
ditetapkan:
a. Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, adalah atas nama Ir.
Zulkifli Lubis, MT, Jabatan: Direktur Utama
b. Direktur Utama sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu Keputusan ini
melakukan pengurusan terhadap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
yang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan
menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
c. Masa Jabatan Direktur Utama sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu
Keputusan ini adalah selama 5 (lima) tahun terhitung sejak diberlakukannya
Keputusan ini.
d. Keputusan Wali Kota ini mulai berlaku sejak tanggal 18 Juli 2022. Ditetapkan di
Pematang Siantar pada tanggal 15 Juli 2022, Plt. Wali Kota Pematang Siantar, ttd
Susanti Dewayani.
16. Bahwa mencermati keputusan Tergugat tersebut, maka Penggugat berpendapat bahwa
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor 800/645/VII/WWK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022- 2027 tanggal 15 Juli 2022, adalah
cacat hukum karena melanggar atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, sebagai berikut:
A. Bersifat Prosedur
(1) Bahwa Pasal 64 ayat (1) PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, menyatakan,
"Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena masa jabatannya berakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf b, maka anggota Direksi wajib
menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan paling lama 3
(tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya”.
(2) Bahwa anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan
sisa pelaksanaan tugas pengurusan yang belum dilaporkan paling lambat 1
(satu) bulan setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Dewan Pengawas atau Komisaris wajib
menyampaikan penilaian dan rekomendasi atas kinerja Direksi kepada
pemegang saham.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KPM atau
RUPS untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi.
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Direksi yang berakhir
masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau
audit tahunan dari kantor akuntan publik dan disampaikan kepada KPM atau
RUPS tahun.
(6) Bahwa faktanya masa jabatan anggota Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli
Kota Pematang Siantar Periode 2018-2022, masih menyisakan waktu +/- 6
(enam) bulan lamanya sebelum berakhir tertanggal 18 Juli 2022, namun Dewan
Pengawas Perumda Tirta Uli melalui Surat Nomor: 029/DP-Perumda/11/2022,
tertanggal 3 Februari 2022, dan Wali Kota Pematang Siantar melalui Surat
Nomor 539/0781/II/2022, tertanggal 7 Februari 2022, telah melakukan
penilaian dan rekomendasi kepada KPM bahwa Direktur Utama dapat diangkat
kembali untuk 1 kali masa jabatan", sehingga atas dasar itu rekomendasi
Dewan Pengawas patut dianggap prematur.
(7) Bahwa hal ini menunjukkan bahwa proses pengangkatan kembali Sdr. Ir.
Zulkifli Lubis MT, menjadi Direktur Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematang
Siantar masa jabatan 2022-2027, dari tahapan penilaian, rekomendasi hingga
penerbitan keputusan, tidak dilaksanakan berdasarkan prosedur pengangkatan
Direksi, sehingga melanggar atau bertentangan dengan dalam Pasal 64 ayat (1)
PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD.

B. Bersifat Substansi
(1) Bahwa Pasal 14 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, menyatakan bahwa Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan
memperoleh Mandat apabila:
(a) Ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya;
(b) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
Selanjutnya Pasal 14 ayat (2) UU ini mengatur, bahwa Pejabat yang
melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
(a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif yang
berhalangan sementara.
(b) Pelasana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif yang
berhalangan tetap.
Kemudian Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, menegaskan bahwa "Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
memperoleh wewenang melalui mandat tidak berwenang mengambil
Keputusan dan/ atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada
perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian dan alokasi
anggaran". Dalam penjelasannya, yang dimaksud dengan keputusan dan/ atau
tindakan yang bersifat strategis" adalah "keputusan dan atau tindakan yang
memiliki dampak besar seperti penetapan perubahan rencana strategis dan
rencana kerja pemerintah". Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan status
hukum kepegawaian" adalah "melakukan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai".

Faktanya berdasarkan Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor: 132/2046


tanggal 22 Februari 2022 Perihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai
Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar, sebagaimana dikutip dari
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali Ir.
Zulkifli Lubis MT sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli masa jabatan 2022-2027, Tergugat adalah Pelaksana Tugas
Wali Kota Pematang Siantar dan bukan Wali Kota Pematang Siantar defenitif.
Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka tindakan Tergugat selaku Pelaksana
Tugas Wali Kota Pematang Siantar yang menerbitkan Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar tentang Pengangkatan kembali Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027, melanggar Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan.
(2) Bahwa pada dasarnya peraturan perundang-undangan sepanjang mengenai
pengangkatan Direksi/anggota Direksi, benar tidak mengatur secara tegas
tentang sistem pengangkatan Direksi/anggota Direksi. Namun jika dicermati
dari beberapa ketentuan tentang pengangkatan Direksi/anggota Direksi tersebut
maka pada pokoknya sistem pengangkatan Direksi/anggota Direksi BUMD
adalah bersifat paket dan kolektif dan tidak bersifat perseorangan.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 335 ayat (1), yang
menyatakan, "Organ Perusahaan Umum Daerah terdiri atas kepala daerah
selaku wakil Daerah sebagai pemilik modal, direksi dan dewan pengawas".
Demikian halnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2014 tentang
Badan Usaha Milik Daerah, Pasal 58 ayat (1) yang menyatakan: "Proses
pemilihan anggota Direksi, dilakukan melalui seleksi", Pasal 33 ayat (1)
Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi
BUMD, yang menyatakan bahwa: "Proses pemilihan anggota Direksi dilakukan
melalui seleksi". Pada prinsipnya ketentuan ini mengamanatkan bahwa direksi
bersifat kolektif dan pengangkatannya juga secara kolektif. Istilah direksi
dalam ketentuan ini tentu saja bersifat "jamak" atau "plural", yang maknanya
adalah kolektif dan tidak bersifat individual.

Namun selain ketentuan secara implisit, terdapat juga ketentuan yang secara
eksplisit mengatur lebih jelas tentang sistem pengangkatan direksi/anggota
direksi. Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli, Pasal 45 ayat (2) mengatur
secara tegas bahwa: "Jumlah anggota Direksi paling sedikit 1 (satu) orang dan
paling banyak 5 (lima) orang" dan Pasal 45 ayat (5) menegaskan bahwa
"Direktur Utama diangkat dari salah satu anggota Direksi, ....". Hal ini
sekaligus hendak menegaskan bahwa sistem pengangkatan direksi/anggota
direksi BUMD didasarkan pada sistem paket atau kolektif dan bukan
perseorangan.

Berdasarkan hal tersebut, maka tindakan Tergugat yang menerbitkan Keputusan


Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027,
secara perseorangan atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT, melanggar UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 335 ayat (1), Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milik Daerah, Pasal
58 ayat (1), Pasal 33 ayat (1) Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi BUMD, dan Peraturan Daerah Kota Pematang
Siantar Nomor: 3 Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli, Pasal 45 ayat (2).
(3) Bahwa Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022 dilakukan
dengan cara-cara kolusi, tertutup, manipulatif, kepentingan perseorangan,
melampaui kewenangan, keberpihakan kepada seseorang dan secara sewenang-
wenang.
(a) Kolusi. Disebut kolusi, karena Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang
Siantar melalui Kabag Hukum Pemerintah Kota Pematang Siantar, Heri
Oktarizal SH, diduga (berdasarkan rekaman audio yang diperoleh oleh
Penggugat) telah melibatkan Sdr. Ir. Zulkifli Lubis MT selaku Dirut
Perumda Tirta Uli incumbent, untuk konsultasi by phone alih-alih
kepentingan "legal opinion" dengan pejabat tertentu yang disebut Biro
Hukum Kejaksaan Agung RI untuk memuluskan pengangkatan kembali
Sdr. Ir. Zulkifli Lubis, MT, menjadi Direktur Utama Perumda Air Minum
Tirta Uli Periode 2022-2027, sehingga tindakan Tergugat yang menerbitkan
Keputusan Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli masa jabatan 2022-2027, melanggar
asas "ketidakberpihakan" dalam Pasal 10 AUPB UU No. 30 tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan dan melanggar prinsip
"ketidakberpihakan" dalam Pasal 92 ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017 tentang
Badan Usaha Milik Negara.

Lagi pula masa jabatan anggota Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Periode 2018-2022, masih menyisakan waktu +/- 6
(enam) bulan lamanya menjelang berakhir tertanggal 18 Juli 2022, namun
Dewan Pengawas Perumda Tirta Uli dengan Surat Nomor 029/DP-
Perumda/II/2022, tertanggal 3 Februari 2022, dan Wali Kota Pematang
Siantar dengan Surat Nomor 539/0781/11/2022, tertanggal 7 Februari 2022,
secara diam-diam atau tertutup telah melakukan penilaian dan rekomendasi
bahwa Direktur Utama Ir. Zulkifli Lubis MT dapat diangkat kembali
sebagai Direktur Utama untuk masa jabatan 1 (satu) kali periode, sehingga
penerbitan Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
masa jabatan 2022-2027, melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No. 30
tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan AUPB secara khusus asas
"kepastian hukum", "keterbukaan" dan "kepentingan umum" dan melanggar
Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2) PP No.
54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah, secara khusus prinsip
"transparansi", "akuntabilitas", dan "kecermatan".
(b) Tidak Transparan/Tertutup. Disebut tidak transparan/tertutup, karena
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perumda Tirta Uli Periode 2022-2027, dilakukan secara
tertutup, sembunyi-sembunyi, tanpa pengumuman, tanpa keterlibatan atau
partisipasi publik, tanpa diketahui publik dan tanpa pelantikan, sehingga
penerbitan Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
masa jabatan 2022-2027, melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas
"keterbukaan", dan melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik
dalam Pasal 92 ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik
Daerah secara khusus prinsip "transparansi".
(c) Manipulatif. Disebut manipulatif, karena Keputusan Wali Kota Pematang
Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum
Daerah Air Minum Tirta Uli Periode 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022,
namun diumumkan tertanggal 15 Juli 2022, sehingga melanggar AUPB
dalam Pasal 10 UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,
secara khusus asas "tidak menyalahgunakan kewenangan", serta melanggar
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2) PP No.
54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah secara khusus prinsip
"akuntabilitas".
(d) Kepentingan perseorangan. Disebut kepentingan perseorangan, karena
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Periode
2022-2027tanggal 15 Juli 2022, hanya ditujukan kepada Sdr. Ir Zulkifli
Lubis, MT secara perseorangan, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10
UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus
asas "ketidakberpihakan" dan asas "kepentingan umum" serta melanggar
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2) PP No.
54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah secara khusus prinsip
"akuntabilitas" dan "pertanggungjawaban".
(e) Melampaui Kewenangan. Disebut melampaui kewenangan, karena
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Periode
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, yang diterbitkan oleh dr. Susanti
Dewayani, Sp.A dalam kedudukannya selaku Pelaksana Tugas Wali Kota
Pematang Siantar, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas "tidak
menyalahgunakan kewenangan" serta melanggar Prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017
tentang Badan Usaha Milik Daerah secara khusus prinsip "akuntabilitas".
(f) Keberpihakan kepada seseorang. Disebut keberpihakan kepada
seseorang, karena faktanya Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Periode 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, diputuskan hanya
untuk kepentingan perseorangan Ir. Zulkifli Lubis dan tidak mencakup
anggota Direksi yang lain, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU
No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas
"ketidakberpihakan" serta melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
Baik dalam Pasal 92 ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah secara khusus prinsip "akuntabilitas".
(g) Secara sewenang-wenang. Disebut secara sewenang-wenang, karena
faktanya Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
Periode 2022-2027tanggal 15 Juli 2022, dilakukan tanpa didasarkan pada
ketentuan hukum yang berlaku, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10
UU No. 30. Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus
asas kepastian hukum dan asas "tidak menyalahgunakan kewenangan",
serta melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92
ayat (2) PP No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah secara
khusus prinsip "akuntabilitas".
17. Bahwa merujuk pada Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor
800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027tanggal 15 Juli 2022, dasar-dasar keputusan Wali Kota pada pokoknya
meliputi 3 (tiga) point, sebagai berikut:
a. Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor: 132/2046 tanggal 22 Februari 2022
Perihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota
Pematang Siantar.
b. Surat Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Nomor: 029/DP-Perumda/11/2022, tanggal 3 Februari 2022 Hal
Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas.
c. Surat Wali Kota Pematang Siantar Nomor 539/0781/11/2022 tanggal 7 Februari
2022 Hal Pengangkatan Kembali Menjadi Direksi Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027tanggal 15 Juli
2022.
18. Bahwa faktanya, Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor: 132/2046 tanggal 22
Februari 2022 Perihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai Pelaksana Tugas
Wali Kota Pematang Siantar, adalah penegasan bahwa dr. Susanti Dewayani, SpA,
selaku Wakil Wali Kota Pematang Siantar adalah Pelaksana Wali Kota Pematang
Siantar, sehingga Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar, Masa Jabatan 2022-2027, melanggar Pasal 14 ayat (1), (2) dan (7) UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
19. 19. Bahwa demikian halnya dengan Surat Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Nomor 029/DP- Perumda/11/2022,
tanggal 3 Februari 2022 Hal Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas bahwa
Direktur Utama atas nama Ir. Zulkifli Lubis, MT dapat diangkat kembali sebagai
Direktur Utama 1 (satu) kali periode, dibuat tanggal 3 Februari 2022 atau +/- 6 bulan
sebelum masa berakhirnya masa jabatan Direksi Perumda Tirta Uli Periode 2018-2022,
tertanggal 18 Juli 2022, dan ditujukan hanya untuk Ir. Zulkifi Lubis secara
perseorangan, sehingga melanggar Pasal 335 ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor:
54 Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milik Daerah, Pasal 58 ayat (1), Pasal 33 ayat (1)
Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota
Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi BUMD, dan Peraturan
Daerah Kota Pematang Siantar Nomor: 3 Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum
Daerah Air Minum Tirta Uli, Pasal 45 ayat (2).
20. 20. Bahwa Surat Wali Kota Pematang Siantar Nomor 539/0781/II/2022 tanggal 7
Februari 2022 Hal Pengangkatan Kembali Menjadi Direksi Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, juga menimbulkan
keganjilan, sebab dalam prosedur dan mekanisme pengangkatan Direksi anggota
Direksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2014
tentang Badan Usaha Milik Daerah, Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
dan Anggota Direksi BUMD, dan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor 3
Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli, sama sekali tidak
mensyaratkan adanya Rekomendasi Wali Kota.
Berdasarkan uraian dan alasan tersebut diatas, maka Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN) yang dibuat oleh Tergugat berupa Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan
2022-2027tanggal 15 Juli 2022, beralasan untuk dinyatakan BATAL atau TIDAK
SAH.
Bahwa oleh karena Keputusan Tergugat Tentang Pengangkatan Kembali Direktur
Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Masa Jabatan 2022- 2027
tanggal 15 Juli 2022, dinyatakan BATAL ATAU TIDAK SAH, maka beralasan
menurut hukum agar Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor 800/645/VII/WK-
Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, DICABUT.

VI. PERMOHONAN PENUNDAAN


1. Bahwa meskipun Walikota Pematang Siantar berdasarkan Keputusan Nomor
800/645/VII/WK-Thn 2022, telah mengangkat kembali Sdr. Ir Zulkifli Lubis, MT.
menjadi Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar, Masa Jabatan 2022-2027, namun hingga kini Sdr. Ir. Zulkifli Lubis
tidak/belum dilantik atau diambil sumpahnya sebagai Direktur Utama melainkan
setelah diumumkan ke publik tertanggal 18 Juli 2022 yang bersangkutan langsung
menjalankan tugas dan jabatannya sebagai Direktur Utama Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar.
2. Bahwa oleh karena Sdr. Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur Utama Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027
tidak/belum dilantik atau diambil sumpahnya sebagai Direktur Utama, maka situasi
tersebut telah menimbulkan keragu-raguan dan ketidakpastian hukum serta
mendegradasi kepercayaan publik terhadap menejemen dan operasional Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar.
3. Bahwa jika objek sengketa tetap dilaksanakan maka Penggugat juga akan sangat
dirugikan setidaknya terdapat keadaan yang sulit untuk dikembalikan atau dipulihkan
kepada keadaan semula.
4. Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka Penggugat memohon agar pelaksanaan
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Uli Kota Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027tanggal 15 Juli 2022, ditunda
selama pemeriksaaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai adanya
putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

VII. PETITUM
Berdasarkan keseluruhannya uraian-uraian dari Penggugat, maka mohon agar Yang
Terhormat Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, cq. Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Medan yang mengadili perkara berkenan kiranya untuk memeriksa,
mengadili dan memutus sengketa ini dengan amar putusan sebagai berikut:
DALAM PENUNDAAN
 Mengabulkan Permohonan Penundaan yang diajukan Penggugat.

DALAM POKOK PERKARA


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara berupa Keputusan
Wali Kota Pematang Siantar Nomor 800/845/VII/WK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Uli Kota Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022.
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor 800/645/VII/WK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, Masa
Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Bahwa atas Gugatan Penggugat, pihak Tergugat telah menyampaikan dokumen


elektronik berupa Jawaban dalam persidangan secara elektronik pada Tanggal 30 November
2022 di aplikasi Ecourt dan telah diteruskan kepada Penggugat melalui Sistem Informasi
Pengadilan yang isinya sebagai berikut:
I. EKSEPSI
A. Eksepsi tentang Legal Standing Penggugat
1. Bahwa berdasarkan pasal 53 UU PTUN menyebutkan: seseorang atau badan
hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata
Usaha Negara dapat mengajukan gugatan. Terkait subjek hukum Penggugat di
dalam gugatan a-quo, diketahui yang mengajukan gugatan adalah badan hukum
Perkumpulan Sumut Watch, maka kami pertanyakan kedudukan Perkumpulan
Sumut watch selaku badan hukum perdata. Apakah Perkumpulan Sumut Watch
sebagai badan hukum perdata, berkualitas dan mempunyai kapasitas sebagai subjek
hukum yang dapat mengajukan gugatan TUN, masih mengandung pertanyaan.
2. Jika dirujuk kepada ketentuan KUHPerdata yang dimaksud dengan Badan Hukum
Perdata dalam rumusan itu adalah murni badan yang menurut pengertian hukum
perdata berstatus sebagai badan hukum seperti CV, PT, Firma,Yayasan
Perkumpulan Persekutuan Perdata (maatschap) dan lain-lain sepanjang berstatus
badan hukum perdata.
3. Apakah Perkumpulan Sumut Watch dianggap mempunyai kualitas dan kapasitas
sebagai Penggugat Keputusan Tata Usaha Negara ditinjau daripasal 53 UUPTUN?
Sebab selain harus punya badan hukum berdasarkan akta pendiriannya, masih perlu
dipertanyakan apakah Perkumpulan Sumut Watch sudah memenuhi syarat-syarat
agar dapat disebut sebagai badan hukum yang dimaksudkan pasal 53 UU PTUN ?
Untuk itu masih perlu dicermati akta pendiriannya, antara lain:
1) Adanya harta kekayaan yang terpisah.
2) Mempunyai tujuan tertentu, apa tujuan pendirian Perkumpulan Sumut Watch,
apakah cukup beralasan hukum dikaitkan dengan objek sengketa?
3) Benarkah ada kepentingannya dirugikan?
4) Perkumpulan Sumut Watch mempunyai kepentingan sendiri didalam hal apa ?
Atau apa kepentingan Penggugat terkait objek sengketa.
5) Adanya organisasi yang teratur.
4. Menurut hemat kami bahwa Penggugat sebagai badan hukum perdata tidak
mempunyai legal standing jika mengacu kepada unsur-unsur pasal 53 ayat (1)
UUPTUN. Unsur mempunyai kepentingannya dirugikan tidak diuraikan di
dalam posita gugatan, sebab yang punya kapasitasmenggugat itu hanyalah
subjek hukum yang kepentingannya dirugikan. Unsur kepentingannya
dirugikan harus melekat atau dirasakan si subjek hukum Penggugat. Bahwa tidak
semua subjek hukum baik itu subjek hukum orang (natuurlijk Persoon) maupun
badan hukum perdata mempunyai kapasitas untuk menggugat suatu Keputusan
TUN. Kami cermati tidak ada kepentingan Penggugat dirugikan di dalam
gugatan a-quo. Oleh karenanya sudah sepatutnya sangat beralasan hukum bagi
yang Mulia Majelis Hakim untuk menjatuhkan amar yang menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvangkelijk).
5. Adapun yang menjadi argumentasi hukum kami adalah setelah membaca pada
halaman 3 (tiga) gugatan a-quo disebutkan bahwa ….patut diketahui Perkumpulan
Sumut Watch adalah Lembaga Social di bidang advokasikebijakan publik di
wilayah Prop.Sumatera Utara secara khusus di Kota Pematang Siantar, yang
didirikan berdasarkan Akta PendirianNomor....dst...
Bahwa Penggugat yang hanya mengemukakan dengan penjelasan yang mana
Perkumpulan Sumut Watch sebagai lembaga sosial di bidang advokasi kebijakan
publik, lalu dengan serta merta menggugat objek sengketa tentu tidak cukup
memberi alasan hukum bahwa Penggugat dirugikan kepentingannya alias
terdampak akibat yang ditimbulkan oleh terbitnya objek sengketa.
6. Selaku lembaga sosial yang bergerak di bidang advokasi kebijakan publik,memang
kami akui mempunyai relevansi untuk dapat menampung keluhan ataupun
pengaduan orang perorangan atau kelompok masyarakat maupun badan hukum
yang terdampak kebijakan publik. Bahwa sah-sah saja Perkumpulan Sumut Watch
menjadi pemerhati dan peduli dan bersikap skeptis atas pengangkatan kembali
Direktur Utama PDAM. Namun perlu kami tegaskan yang dapat menjadi
penggugat untuk menggugat suatu Badan Tata Usaha Negara atau Pejabat Tata
Usaha Negara dalam hal terbitnya suatu Keputusan Tata Usaha Negara ada
batasannya yaitu hanyalah seseorang atau badan hukum perdata yang merasa atau
mengalami kepentingannya dirugikan.
7. Selanjutnya pada halaman 4 (empat) gugatan a-quo poin 1 ayat (3)
disebutkan ....lembaga ini berfungsi sebagai wadah organisasi aktifisdan/atau
wadah kelompok kritis untuk memantau dan mengawasi setiapkebijakan dengan
hajat hidup orang banyak. Penggugat memberitahu bahwa fungsi Lembaga
Perkumpulan Sumut Watch adalah memantau dan mengawasi setiap kebijakan
publik. Dapat kami sampaikan bahwa pemantauan dan pengawasan tersebut
dibenarkan sesuai akta pendirian dan anggaran dasar Penggugat namun tidak
dibenarkan sebagai akses menjadi Penggugat untuk menggugat Badan atau Pejabat
TUN atas suatu Keputusan TUN. Karena Perkumpulan Sumut Watch bukan
subjekhukum yang terdampak akibat yang ditimbulkan penerbitan
objeksengketa.Bahwa Penggugat tidak mengalami adanya kepentingan
yangdirugikan.
8. Bahwa unsur Kepentingannya dirugikan adalah unsur yang melekat
dirasakan/dialami Penggugat dan harus dapat dibuktian Penggugat, setidaknya
didalilkan Penggugat di dalam posita gugatannya. Mengingat bahwa dalil tentang
kepentingannya dirugikan tidak ada diuraikan Penggugat, pun kepentingan
seseorang atau kelompok masyarakat sudah dirugikan juga tidak ada didalilkan
Penggugat. Bahkan juga tidak ada yang menyampaikan keluhannya atau
pengaduannya kepada Perkumpulan Sumut Watch. OLeh karena kepentingan yang
dirugikan tidak didapati di dalam gugatan a-quo Penggugat, maka kami tegaskan
sesuai ketentuan pasal 53 ayat (1) UU PTUN, Penggugat tidak mempunyai
kapasitas untuk menggugat karena Penggugat bukan merupakan subjek
hukum yang merasa/mengalami kepentingannya dirugikan akibat terdampak
objek sengketa.
9. Penggugat hanya boleh memberi jasa bantuan hukum kepada orang atau badan
hukum yang merasa kepentingannya dirugikan akibat terdampak penerbitan suatu
KTUN. Menurut hemat kami sepanjang sebagai pemegang kuasa hukum saja dari
subjek hukum yang merasa kepentingannya dirugikan, Perkumpulan Sumut Watch
dapat dibenarkan. Atau bisa juga sebagai Penggugat di dalam gugatan perwakian
kelompok/class action. Gugatan a-quo bukanlah merupakan gugatan perwakilan
kelompok/class action. Karena tidak terdapat atau tidak adanya persamaan
kepentingan yang dirugikan dari suatu kelompok masyarakat yang terdampak
sekaitan dengan akibat yang ditimbulkan dari terbitnya objek sengketa. Oleh sebab
itu sudah nyata dan jelas Penggugat tidak mempunyai akses sebagai Penggugat
dalam hal gugatan perwakilan kelompok.
10. Jika ditelisik tujuan Perkumpulan Sumut Watch di dalam akta pendiriannya,
lembaga ini adalah lembaga advokasi yang biasa kita kenal sebagai lembaga
konsultasi dan bantuan hukum yang memiliki orientasi non profit atau nirlaba yang
memiliki fungsi kemanusiaan, memberikan advis hukum (bantuan hukum) baik di
dalam maupun diluar pengadilan. Sebagai lembaga advokasi yang dibentuk oleh
organisasi badan hukum yang membidangi masalah-masalah kemasyarakatan yang
erat kaitannya dengan hukum, sah-sah saja memberi bantuan hukum baik melalui
upaya administratif secara non litigasi atau mediasi ataupun secara litigasi. Akan
tetapi terkait objek gugatan, diperlukan satu unsur, yaitu unsur adanya kepentingan
seseorang atau badan hukum yang dirugikan titik unsur ini yang tidak terpenuhi di
dalam gugatan a-quo karena unsur ini tidak dialami/dirasakan Perkumpulan Sumut
Watch. Tegasnya Penggugat sebenarnya hanya bisa memberi bantuan hukum
sebagai pemegang kuasa khusus dari seseorang atau badan hukum yang
kepentingannya dirugikan. Seandainya gugatan a-quo adalah gugatan perwakilan
kelompok/class action, surat gugatan harus mengacu kepada persyaratan-
persyaratan yang diatur di dalam hukum acara perdata yang berlaku antara lain
identitas kelompok lengkap dan rinci dan jelas wakil kelompok tanpa menyebutkan
nama anggota kelompok satu persatu dan perwakilan kelompok.
11. Gugatan class action juga mempersyaratkan adanya posita dari seluruh kelompok
baik dari wakil kelompok ataupun wakil kelompok yang teridentifikasi maupun
yang tidak teridentifikasi yang dikemukakan secara rinci dan jelas, terdapat
kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan jenis tuntutan dan dasar hukum yang
digunakan yang bersifat substansial terkait kelompok yang merasa kepentigannya
dirugikan.
12. Pada gugatan a-quo, posita gugatan tidak mengandung narasi yang kami sebutkan
di atas dan tidak terdapat di dalam dalil-dalil gugatan a-quo. Oleh karena itu
maka sepatutnya gugatan a-quo dinyatakan tidakdapat diterima (niet
ontvangkelik verklaard).
13. Kenapa unsur merasa kepentingannya dirugikan kami uraikan pada eksepsi?
Bukankah sejatinya kami masukkan di dalam jawaban pokok perkara karena
menyangkut soal pembuktian? Alasannya adalah karena pada prinsipnya Penggugat
tidak memasukkan unsur kepentingan dirugikan di dalam dalil-dalil posita gugatan
a-quo, maka dengan tidak diuraikannnya unsur ini di dalam gugatan a-quo,
membuat Penggugat tidak dibebani untuk membuktikan tentang merasa
kepentingannya dirugikan di dalam persidangan perkara a-quo.
14. Pada gugatan a-quo terkait unsur kepentingan dirugikan, Penggugat gagal paham,
atau berpura-pura gagal paham, karena kita cermati justru yang diuraikan
Penggugat hanyalah dugaan pelanggaran terhadap regulasi yang berlaku apakah itu
berupa dugaan pelanggaran dilakukan Tergugat dengan cara tindakan sewenang-
wenang atau di luar kewenangan Tergugat dan dugaan pelanggaran asas-asas
pemerintahan yang baik (good governance). Jadi pada gugatan a-quo dituliskan
judulnya saja kepentingan yang dirugikan, akan tetapi uraian dalil-dalilnya sama
sekali tidak mencerminkan mengalami kepentingan yang dirugikan.
15. Setelah melalui proses pemeriksaan persiapan, gugatan a-quo dinyatakan layak
dilanjutkan/disidangkan di dalam pemeriksaan selanjutnya di Peradilan Tata Usaha
Negara, dan mengenai legal standing, akan diuji dan dilakukan pemeriksaan di
dalam pemeriksaan biasa. Maka berdasarkan penjelasan hukum yang kami uraikan
di atas, bahwa gugatan a-quo mengandung cacat formil didalam posita gugatan
tentang unsur kepentingan yang dirugikan. Maka sepatutnya gugatan a-quo
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvangkijlk) oleh Yang Mulia Majelis
Hakim melalui amar putusan yang dijatuhkan di dalam acara pemeriksaan biasa.

II. JAWABAN POKOK PERKARA


1. Bahwa apa yang kami uraikan di dalam eksepsi tersebut di atas secara mutatis
mutandis menjadi bagian tidak terpisahkan dari uraian jawaban pokok perkara di
bawah ini tanpa kami ulangi lagi penulisannya kecuali yang kami akui secara tegas di
dalam jawaban kami.
2. Bahwa pada dasarnya hanya orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan dapat mengajukan gugatan. Selanjutnya pasal 21 ayat (2)
Undang-undang nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
memperluas subjek yang dapat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk
menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang di dalam keputusan
dan atautindakan. Pasal 87 huruf f Undang-undang Administrasi Pemerintahan
memperluas access to justice, yaitu terbuka untuk keputusan yang berlaku bagi
warga masyarakat (Permana, 2016 : 45). Namun demikian, untuk dapat diterima
legal standingnya oleh Pengadilan, Penggugat haruslah merupakan bagian dari
masyarakat yang dituju oleh surat keputusan tersebut meskipun tidak disebutkan
individu-individunya atau pihak ketiga yang tidak dituju oleh keputusan namun
kepentingannya dirugikan oleh keputusan atau tindakan administrasi pemerintahan
(Permana. 2016:46-47).
3. Oleh karena kualifikasi Penggugat dalam perkara a-quo tidak memenuhi kondisi
pertama, yaitu orang atau badan hukum yang merasa kepentingannya dirugikan yang
dapat mengajukan gugatan; dan kedua, yaitu badan dan/atau pejabat pemerintahan
yang dapat mengajukan untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan
wewenang dalam suatu keputusan dan/atau tindakan, maka Penggugat haruslah
memenuhi syarat yang ketiga untuk diterima legal standingnya oleh Pengadilan.
Sebagai pihak ketiga yang tidak dituju oleh Keputusan Penggugat, maka Penggugat
haruslah mampu membuktikan bahwa dirinya dirugikan oleh terbitnya objek sengketa.
Pasal 53 ayat (2) UU PTUN mengatur mengenai alasan yang dapat digunakan
untuk menggugat diterbitkannya suatu Keputusan TUN adalah ketika :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas pemerintahan yang baik.
4. Pada halaman 3 gugatan Penggugat poin III tentang KEPENTNGAN PENGGUGAT
YANG DIRUGIKAN faktanya sama sekali tidak mengemukakan merasa
kepentingannya dirugikan justru memuat dalil-dalil tentang payung hukum keterlibatan
dan partisipasi Perkumpulan Sumut Watch di dalam pemerintahan. Regulasi yang
ditunjuk Penggugat sebagai dasar hukum untuk mengindikasikan kepentingannya
dirugikan sangat tidak berdasar dan merupakan suatu kekeliruan hukum. Persepsi
Penggugat yang memaknai bunyi pasal 354 UU Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD, pasal 58
sebagaimana tercantum pada halaman 3 gugatan a-quo untuk menggambarkan
adanya Kepentingan Perkumpulan Sumut Watch dirugikan, jelas mengada-ada.
5. Selanjutnya pada halaman 4 gugatan a-quo poin 1 Penggugat mencantumkan:
Bahwa sesuai ketentuan pasal 2 Anggaran dasar organisasi ini, bahwa:
(1) Lembaga ini adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau organisasi non
pemerintah (ornop) atau non government organization yang berbentuk
perkumpulan.
(2) Lembaga ini merupakan lembaga social yang bersifat non profit atau nirlaba.
(3) Lembaga ini berfungsi sebagai wadah organisasi aktifis dan/atau wadah
kelompok kritis untuk memantau dan mengawasi setiap kebijakan pemerintahan
daerah yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak.
6. Selanjutnya pada poin 4 tercantum;
Bahwa kemudian berdasarkan pasal 5 Anggaran Dasar, Maksud Dan Tujuan
Pembentukan Perkumpulan Sumut Watch, adalah:
(1) Melakukan pemantauan terhadap segala bentuk kebijakan public baik di bidang
hukum atau peraturan perundang-undangan, pemerintahan, parlemen, partai
politik, pertanahan, lingkungan hidup, perburuhan,organisasi publik, korporasi,
dan lain-lain yang langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan hajat
hidup orang banyak.
(2) Melakukan advokasi hukum secara litigasi maupun non litigasi baik secara
pidana, perdata, administrasi atau tata usaha negara, dan lain-lain terhadap
setiap kebijakan publik yang langsung maupun tidak-tidak langsung merugikan
kepentingan orang banyak.
(3) Melakukan gugatan hukum bersifat class action, legal standing atau citizen
lawsuit untuk membela hak dan kepentingan public.
(4) Melakukan studi penelitian,kajian sosial dan survey atau jajak pendapat.
(5) Mengelola dan/atau memfasilitasi pendidikan dan pelatihan tentang kebijakan
publik kepada mahasiswa, paralegal kelompok-kelompok masyarakat, organisasi
sosial, organisasi politik dan lain-lain.
Dapat kami sampaikan setelah mencermati Maksud dan Tujuan Pembentukannya di
dalam Anggaran Dasar Perkumpulan Sumut Watch sebagai badan hukum perdata yang
bersifat nirlaba, pada prinsipnya adalah pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma
terhadap kepentingan orang banyak yang dirugikan oleh kebijakan publik. Bahwa
terkait penerbitan objek sengketa kami tegaskan tidak terdapat kepentingan
Perkumpulan Sumut Watch yang dirugikan, pun tidak terdapat kepentingan seseorang
atau kelompok tertentu atau masyarakat banyak yang dirugikan. Dengan tidak
terpenuhinya unsur tersebut, tidak ada legal standing bagi Penggugat untuk menggugat.
7. Sementara pada halaman 3 gugatan a-quo pada poin III. KEPENTINGAN
PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN, yang diuraikan Penggugat jauh dari yang
dinamakan kepentingan yang dirugikan melainkan hanya menguraikan dasar hukum
bagi Perkumpulan Sumut Watch ikut berpartisipasi didalam pemerintahan daerah, dan
perlu disadari oleh Penggugat bahwa berdasarkan maksud dan tujuan Perkumpulan
Sumut Watch, partisipasinya hanyalah di dalam batasan sebagai Lembaga sosial yang
memberi bantuan advokasi. Sebagai lembaga advokasi, Penggugat harus taat dan tidak
boleh menyimpang dari ketentuan anggaran dasarnya, tentunya Penggugat juga harus
tunduk kepada Undang-Undang materil dan Undang-undang formil Peradilan Tata
Usaha Negara.
8. Selanjutnya Penggugat menguraikan sikap skeptisnya atas mekanisme dan standard
operational prosedur yang ditempuh menjelang penerbitan objek sengketa. Dan kami
cermati sesungguhnya Penggugat tidak memahami ketentuan terkait yang menjadi
payung hukum ataupun patron hukum/dasar hukum untuk dipedomani. Untuk lebih
detail penjelasan hukum kami akan kami sajikan dalam kronologi penerbitan objek
sengketa.
9. Pada halaman 4 gugatan a-quo poin 6 disebutkan;
Bahwa tentang anggota direksi yang masa jabatannya akan berakhir, pada pokoknya
telah diatur di dalam pasal 64 Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, sebagai berikut:
(1) Dalam hal jabatan anggota direksi berakhir karena masa jabatannya berakhir,
anggota direksi wajib menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan
paling lambat 3(tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya.
(2) Anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan sisa
pelaksanaan tugas pengurusan yang belum dilaporkan paling lambat 1(satu ) bulan
setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud
Pada ayat (2), Dewan Pengawas Atau Komisaris wajib menyampaikan penilaian
dan rekomendasi atas kenerja direksi kepada pemegang saham.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KPM atau RUPS
untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota direksi.
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota direksi yang berakhir masa
jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau audit
tahunan dari kantor akuntan public dan disampaikan kepada KPM atau RUPS
tahunan.
10. Dapat kami sampaikan bahwa ketentuan di atas sudah terpenuhi pada masa pra-
pengangkatan kembali Dirut Perumda Tirtauli Pematangsiantar, dimana bahwa
pada tanggal 1 Desember 2021 Dewan Pengawas Perumda Tirtauli Kota
Pematang Siantar Menyurati Sekretaris Daerah Kota Pematang Siantar cq
Kabag Perekonomian &SDA Setdako Pematang Siantar tentang pemberitahuan
berakhirnya masa jabatan Dewan Pengawas dan Direksi yang mana salah
satunya adalah masa jabatan Dirut Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar
akan berakhir pada tanggal 18 Juli 2022.
11. Kemudian surat tersebut dibalas oleh Plh. Sekretaris Daerah pada tanggal 10
Januari 2022 yang intinya menyatakan akan terjadi kekosongan jabatan Dewan
Pengawas dan Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematangsiantar dan perlu
dilakukan pengisian kekosongan tersebut sesuai Permendagri Nomor 37 tahun
2018 tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Pengawas atau
anggota Komisaris dan anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah. Kami cermati
bahwa sejak tanggal 1 Desember 2021 s/d 18 Juli 2022 menjalani tempo kurang lebih
6,5 bulan maka alur yang kami tempuh sudah sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor. 54 Tahun 2017 tersebut di atas.
12. Selanjutnya Wali Kota Pematang Siantar selaku Kuasa Pemilik Modal Sudah
menyurati Direktur Utama Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar Dengan nomor
surat 800/0306/I/2022 pada tanggal 19 Januari 2022 tentang pemberitahuan bahwa
Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar masa jabatannya akan berakhir maka
diminta agar segera menyelesaikan penyusunan laporan keuangan Tahun Anggaran
2021 baik yang non audit maupun yang audit. Alur ini sesuai ketentuan pasal 6 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2017 tersebut di atas.
13. Adapun Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas Perumda Tirtauli Kota
Pematang Siantar atas Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi
Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2018-2022 dengan susunan
sebagai berikut : 1. Ir. Zulkifli Lubis, MT jabatan Direktur Utama dan Berliana
Napitu SE,MM sebagai Direktur Umum dinilai berprestasi dan berdasarkan hasil
analisa bahwa setiap tahunnya mengalami adanya peningkatan dari segi aspek
keuangan, pelayanan dan operasional walaupun masih ditemukan kekurangan untuk
diperbaiki dalam rangka peningkatan laba perusahaan dan dapat menambah
pendapatan asli daerah Kota Pematang Siantar.
14. Maka apabila berakhir masa jabatan direksi disarankan Direktur Utama dan
Direktur Umum dapat diangkat kembali masa jabatannya untuk menjabat
sebagai direksi Perumda Tirtauli dengan masa jabatan 2022-2027. Alur ini sesuai
ketentuan pasal 6 ayat (4) PERATURAN PEMERINTAH Nomor 54 tahun 2017.
15. Kemudian Dewan Pengawas melakukan penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas
atas Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Perumda Tirtauli masa
jabatan 2018-2022, sesuai amanat Permendagri nomor 37 tahun 2018 pasal 53 ayat (3).
Dewan Pengawas melaporkan kepada Wali Kota Pematang Siantar selaku KPM
melalui Surat Nomor 029/DP-Perumdam/II/2022 tanggal 3 Februari 2022. Alur ini
sesuai ketentuan pasal 64 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017.
16. Bahwa pada tanggal 12 Januari 2022 Dewan Pengawas menyurati Direksi Perihal
Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Periode 2018-2022
Nomor;007/DP-Perumda/2022 selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2022 Direksi
menyampaikan Laporan Pengurusan Tugas Akhir Direksi Masa Jabatan 2018-2022
nomor 900/0042/PAM/2022 Kepada Dewan Pengawas Perumda Tirtauli. Alur ini
sudah sesuai ketentuan pasal 64 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2017.
17. Pada poin 7 halaman 4 gugatan Penggugat disebutkan bahwa berdasarkan ketentuan
pasal 64 tersebut maka dalam tenggang waktu 1 s/d 3 bulan sebelum anggota direksi
mengakhiri masa jabatannya semestinya KPM atau RUPS telah membuat keputusan
untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota direksi.

Dapat kami sampaikan bahwa pada tanggal 7 Februari 2022 Wali Kota
Pematang Siantar merekomendasikan untuk pengangkatan kembali menjadi
Direksi Perumda Tirtauli Masa Periode 2022-2027 dilanjutkan pada tanggal 20
Mei 2022 melakukan konsultasi dan koordinasi pengangkatan kembali Direksi
Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar ke Kementerian Dalam Negeri tentang
mekanisme paket (Dewan Direksi), sehingga masing-masing anggota direksi
dinilai kemampuannya, langkah yang ditempuh pada tahapan ini menunjukkan
bahwa Tergugat menerapkan prinsip kehati-hatian didalam mengambil
keputusan untuk mengangkat kembali Dirut Perumda Tirtauli Kota Pematang
Siantar masa jabatan 2022-2027 sekalipun Tergugat sudah
merekomendasikannya.
18. Bahwa sudah ada wacana untuk mengangkat kembali Dirut Perumda Tirtauli
2022 oleh Wali Kota Pematang Siantar periode sebelumnya. Oleh sebab itu tidak
ditempuh langkah membuka seleksi untuk Dirut Perumda Tirtauli Kota
Pematang Siantar. Itulah sebabnya mengapa tidak dilakukan seleksi yang sekurang-
kurangnya meliputi tahapan uji kelayakan dan kepatutan. Dengan demikian dalil
Penggugat pada halaman 3 alinea 4 sudah terbantahkan. Dasar hukumnya adalah
pasal 50 Permendagri Nomor 37 Tahun 2018.
19. Pasal 50 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas Atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah,disebutkan:
(1) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
(2) Dalam hal anggota direksi diangkat kembali,anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
(3) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
20. Kami tegaskan, adapun hubungan hukum antara Perumda Tirtauli Kota
Pematang Siantar dengan Wali Kota Pematang Siantar adalah dalam konteks
hubungan hukum antara Perusahaan Umum Daerah (BUMD)dengan Pemerintah
Kota Pematang Siantar selaku pemegang saham karena saham yang disetorkan
ke Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar berasal dari kekayaan daerah yang
dipisahkan dari aset/milik Pemerintah Kota Pematang Siantar selaku badan
hukum publik.
21. Maka terkait tindakan dan keputusan Wali Kota Pematang Siantar Mengangkat
kembali Dirut Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar, kami tegaskan keputusan
tersebut diperbuat Wali Kota dalam kapasitasnya selaku kepala daerah yang bertindak
mewakili untuk dan atas kepentingan Pemerintah Kota Pematang Siantar selaku
pemegang saham atau pemilik modal, maka Plt. Wali Kota Pematang Siantar dalam
membuat keputusan (objek sengketa), statusnya adalah selaku kepala daerah yang
bertindak untuk dan kepentingan Pemko Pematang Siantar yang memegang saham
terbesar di Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar maka Plt Wali Kota adalah Kuasa
Pemilik Modal (KPM). Karena Pemilik modal tersebut adalah badan hukum publik
yaitu Pemko Pematang Siantar.
22. Pemko Pematang Siantar tentunya merupakan Badan Tata Usaha Negara. Maka
sebenarnya objek sengketa adalah Keputusan Badan Tata Usaha Negara yaitu Pemko
Pematang Siantar selaku Pemilik Modal bukan keputusan seorang Pejabat Tata Negara.
Mengingat bahwa selaku Badan Tata Usaha Negara tentunya tidak dapat melakukan
tindakan yang harus dilakukan manusia, maka diperlukan si kuasa pemilik modal yaitu
kepala daerah untuk membuat keputusan tata usaha negara tersebut.
23. Intinya objek sengketa adalah keputusan badan tata usaha negara/Pemko Pematang
Siantar selaku pemilik modal yang mana dikeluarkan oleh Plt. Wali Kota Pematang
Siantar selaku si kuasa pemilik modal. Oleh karena yang membuat keputusan adalah
Badan Tata Usaha Negara/badan hukum publik/pemilik modal maka
keputusan/tindakan itu diwakili oleh kepala daerah (Wali Kota dan Wakil Wali Kota)
selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM).
24. Pada poin 8 halaman 5 gugatan Penggugat disebutkan bahwa ...akan tetapi meski masa
jabatan direksi perumda Titauli Periode 2018-2022,tinggal beberapa hari lagi namun
Tergugat sebagai pelaksana tugas Wali Kota Pematangsiantar sama sekali tidak
melakukan suatu kebijakan apapun terkait dengan berakhirnya masa jabatan direksi
sebagaimanadimaksud. Dalil Penggugat tersebut kami bantah. Setelah melakukan
koordinasi konsultasi ke Kemendagri, Plt. Wali Kota Pematang Siantar
Mengajukan permohonan pendapat hukum (Legal Opinion) nomor
119/0398/II/PAM/2022 pada tanggal 4 Juli 2022 kepada KAJARI Pematang
Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direksi Perumda Tirtauli.
25. Kemudian pada tanggal 6 Juli 2022 Tergugat melakukan konsultasi dengan
Kementerian Dalam Negeri Ditjen Keuangan Daerah Direktorat BUMD, BLUD dan
Barang Milik Daerah dengan Pak Riris dan Pak Oto tentang bolehnya Plt.Wali Kota
Melakukan Pengangkatan Kembali Direksi Perumda Tirtauli, yang dikatakan boleh,
dan disarankan untuk menanyakan langsung kepada Biro Hukum Kemendagri.
26. Selanjutnya dilakukan pembahasan pendapat hukum (LO) Tentang Pengangkatan
Kembali Direksi Perumda Tirtrauli Kota Pematang Siantar Dengan melakukan
konsultasi melalui telepon kepada Bapak R. Gani Mohammad, SH, MAP, Kepala Biro
Hukum Sekjen Kemendagri yang menyatakan bahwa Plt. Wali Kota sebagai KPM
dapat mengangkat kembali direksi selama prosesnya telah dijalankan dengan benar.
27. Pada poin 9 halaman 5 gugatan a-quo disebutkan bahwa Penggugat Menganggap sikap
Tergugat yang tidak membuat keputusan untuk memperpanjang atau memberhentikan
anggota direksi Perumda Tirtauli Kota Pematangsiantar masa jabatan 2018-2022,
didasarkan pada ketaatan terhadap hukum bahwa plt. Wali Kota tidak berwenang
untuk membuat keputusan strategis sebagaimana diatur dalam pasal 14 ayat (1),(2),
dan (7) UU Nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Kami tegaskan
anggapan Penggugat tersebut adalah keliru. Bahwa Berdasarkan pasal 14 UU
Nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, ayat (1) disebutkan:
(a) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh
mandatapabila:Ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di
atasnya,dan
(b) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
(2) Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas:
(a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif
yang berhalangan sementara,dan
(b) Pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif
yang berhalangan tetap.
(7) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh wewenang melalui
mandat tidak berwenang mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek
organisasi,kepegawaian, dan alokasi anggaran.
28. Kami katakan keliru karena Penggugat gagal paham memaknai apa maksud yang
dikandung regulasi tersebut di atas. Kami tegaskan, bahwa objek sengketa benar
ditandatangani oleh Plt. Wali Kota PematangSiantar. Status pelaksana tugas
tersebut tidak melanggar regulasi yang berlaku. Sudah kami jelaskan sebelumnya,
objek sengketa diterbitkan oleh Pemegang Saham/Pemko Pematang Siantar/Badan
Hukum Publik/Badan Tata Usaha Negara/subjek hukum yang mengeluarkan objek
sengketa.
29. Mengingat bahwa yang membuat keputusan adalah pemilik modal/Pemko
Pematang Siantar maka diperlukan si kuasa pemilik modal menandatangani
keputusan tersebut yaitu Kepala Daerahnya (WaliKota dan Wakil Wali Kota).
Wali Kota dan Wakil Wali Kota adalah sepaket di dalam Pengertian Kepala Daerah.
30. Dapat kami sampaikan Kepala Daerah adalah jabatan politik yaitu jabatan yang
dihasilkan oleh proses politik (dari hasil pemilu atau pemilukada) yang masa
jabatannya bersifat transisional yaitu hanya boleh 2 (dua) periode.
31. Di dalam Pasal 122 huruf (m) Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa Kepala Daerah Termasuk Pejabat
Negara yaitu Bupati/Wali Kota dan Wakil Bupati/Wakil Wali Kota. Pada pasal
122 huruf (m) tersebut di atas jelas dapat kita cermati bahwa Wali Kota dan
wakil Wali Kota adalah sepaket dalam konteks jabatan politik (jabatan dari hasil
proses pemilukada).
32. Bahwa pada tanggal 15 Juli 2022, Wali Kota Pematang Siantar terjadi kekosongan oleh
karena Wali Kota terpilih hasil pemilukada meninggal dunia sebelum dilantik. Yang
dilantik menjadi pelaksana tugas Wali Kota Adalah wakil Wali Kota defenitif. Maka
untuk menjalankan roda pemerintahan, wakil Wali Kota diberi mandate selaku
pelaksana tugas, dasar hukumnya adalah berdasarkan pasal 14 UU Nomor 30 Tahun
2014 tentang Adminstrasi Pemerintahan, ayat (1) disebutkan :
(c) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh
mandatapabila:Ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di
atasnya, dan;
(d) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
(1) Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (b) terdiri atas:
a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif
yang berhalangan sementara, dan
b) Pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif
yang berhalangan tetap.
33. Bahwa mandat pelaksana tugas Wali Kota yang diberikan kepada Wakil Wali Kota
adalah jabatan pelaksana tugas kepala daerah. Jabatan defenitifnya adalah wakil Wali
Kota Pematang Siantar. Dasar hukum yaitu pasal 65 dan 66 UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu Pelaksana Tugas (Plt) kepala daerah
dijabat oleh wakil kepala daerah ketika kepala daerah sedang berhalangan
sementara.
34. Dengan atau tanpa diberi mandat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota, cukup dengan
jabatan politik yang melekat pada diri beliau, yaitu Wakil Wali Kota yang sudah
dilantik defenitif, tindakan wakil Wali Kota Mengeluarkan keputusan mengangkat
kembali Dirut Perumda Tirtauli Pematang Siantar adalah sah dan berkekuatan hukum.
Karena Wakil Wali Kota adalah juga Kepala Daerah. Artinya sekalipun belum terisi
jabatan politik Wali Kota secara defenitif tidak menjadikan Wakil Wali Kota terdinding
mengeluarkan keputusan mengangkat kembali Dirut Perumda Tirtauli Kota Pematang
Siantar, sebab kapasitas Wakil Wali Kota Membuat keputusan atau tindakan adalah
sebagai kepala daerah. Jabatan pelaksana tugas Wali Kota yang dimandatkan kepada
wakil Wali Kota defenitif juga tidak menyebabkan wakil Wali Kota defenitif menjadi
terdinding mengeluarkan objek sengketa. Karena yang menjadi poin untuk
merepresentasikan si kuasa pemilik modal mengeluarkan objek sengketa tersebut,
harus dilakukan oleh seorang kepala daerah. Jabatan pelaksana tugas Wali Kota
mengangkat kembali Dirut Perumda Tirtauli dalam perkara a-quo adalah dalam
konteks Kepala Daerah.
35. Mengingat bahwa yang dimaksud dengan Kepala Daerah adalah WaliKota/Bupati dan
Wakil Wali Kota/Wakil Bupati, maka sudah sepatutnya begitu Wakil Wali Kota
defenitif dilantik, diberikan juga mandat Sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota.
36. Pada halaman 9 poin 16 gugatan a-quo disebutkan; Bahwa mencermati keputusan
Tergugat tersebut, maka Penggugat berpendapat Bahwa Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor:800/645/VIV/WK-Thn2022 Tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahan Umum Daerah Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, adalah cacat hukum karena melanggar atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,sebagai berikut :
A. Bersifat Prosedur
(1) Bahwa Pasal 64 ayat (1) PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, menyatakan,
"Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena masa jabatannya berakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf b, maka anggota Direksi wajib
menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan paling lama 3
(tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya”.
(2) Bahwa anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melaporkan sisa pelaksanaan tugas pengurusan yang belum dilaporkan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Dewan Pengawas atau Komisaris wajib
menyampaikan penilaian dan rekomendasi atas kinerja Direksi kepada
pemegang saham.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KPM atau
RUPS untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota Direksi.
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Direksi yang berakhir
masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau
audit tahunan dari kantor akuntan publik dan disampaikan kepada KPM atau
RUPS tahun.
(6) Bahwa faktanya masa jabatan anggota Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli
Kota Pematang Siantar Periode 2018-2022, masih menyisakan waktu +/- 6
(enam) bulan lamanya sebelum berakhir tertanggal 18 Juli 2022, namun
Dewan Pengawas Perumda Tirta Uli melalui Surat Nomor:
029/DP-Perumda/11/2022, tertanggal 3 Februari 2022, dan Wali Kota
Pematang Siantar melalui Surat Nomor 539/0781/II/2022, tertanggal 7
Februari 2022, telah melakukan penilaian dan rekomendasi kepada KPM
bahwa Direktur Utama dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan",
sehingga atas dasar itu rekomendasi Dewan Pengawas patut dianggap
prematur.
(7) Bahwa hal ini menunjukkan bahwa proses pengangkatan kembali Sdr. Ir.
Zulkifli Lubis MT, menjadi Direktur Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematang
Siantar masa jabatan 2022-2027, dari tahapan penilaian, rekomendasi hingga
penerbitan keputusan, tidak dilaksanakan berdasarkan prosedur pengangkatan
Direksi, sehingga melanggar atau bertentangan dengan dalam Pasal 64 ayat (1)
PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD.
37. Dalil Penggugat tersebut kami bantah, bahwa tidak benar rekomendasi Dewan
Pengawas patut dianggap prematur. Dasar hukumnya yaitu mengingat bahwa
masa jabatan Dewan Pengawas Perumda Tirtauli berakhir pada tanggal 11 Juni
2022, dan masa jabatan direksi berakhir tanggal 18 Juli 2022. Berkaitan dengan
itu akan terjadi kekosongan jabatan Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang
Siantar. Mengingat perlunya dilakukan pengisian kekosongan itu, sesuai dengan
PMDN Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Dewan Pengawas Atau Dewan Komisaris, dan Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Daerah pasal 34 ayat (2) bahwa melakukan penyusunan kekosongan
jabatan anggota Dewan Pengawas dan Direksi yang masa jabatannya berakhir,
dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan anggota Direksi
dan Dewan Pengawas berakhir.
38. Ketentuan tersebut diatas bersesuaian dengan fakta angka 6 yang dikemukakan
Penggugat. Anggota Dewan Pengawas melakukan penyusunan kekosongan jabatan
Direksi 6 bulan sebelum masa jabatan anggota Direksi berakhir dengan cara telah
melakukan penilaian dan rekomendasi kepada KPM bahwa Direktur Utama dapat
diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan".
39. Selanjutnya Penggugat pada halaman 9 poin:
B. tentang Bersifat Substansi
Penggugat mendalilkan:
(1) Bahwa Pasal 14 ayat (1)UU No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan,menyatakan bahwa Badan dan /atau Pejabat Pemerintahan
memperoleh Mandat apabila:
a) Ditugaskan oleh Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan diatasnya;
b) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
Selanjutnya Pasal 14 ayat (2) UU ini mengatur, bahwa Pejabat yang
melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
(a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif yang
berhalangan sementara.
(b) Pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif yang
berhalangan tetap.
Kemudian Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, menegaskan bahwa: "Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
memperoleh wewenang melalui mandat tidak berwenang mengambil Keputusan
dan/ atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status
hukum pada aspek organisasi, kepegawaian dan alokasi anggaran". Dalam
penjelasannya, yang dimaksud dengan keputusan dan/atau tindakan yang bersifat
strategis adalah "keputusan dan atau tindakan yang memiliki dampak besar seperti
penetapan perubahan rencana strategis dan rencana kerja pemerintah".
Sedangkan yang dimaksud dengan "perubahan status hukum kepegawaian" adalah
melakukan pengangkatan, pemindalan dan pemberhentian pegawai".
Faktanya berdasarkan Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor:132/2046
tanggal 22 Februari 2022 Perihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai
Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar,sebagaimana dikutip dari Keputusan
Wali Kota Pematang Siantar Tentang Pengangkatan Kembali Ir. Zulkifli Lubis MT
sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli masa
Jabatan 2022-2027,Tergugat adalah Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar
dan Bukan Wali Kota Pematang Siantar defenitif.
Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka tindakan Tergugat Selaku Pelaksana Tugas
Wali Kota Pernatang Siantar yang Menerbitkan Keputusan Wali Kota Pematang
Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum
Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027,
melanggar Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.
40. Dalil Penggugat tersebut di atas kami bantah keras, Argumentasi Hukumnya
adalah sebagai berikut: Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah secara normatif pada Bab VII Bagian Ketiga Paragraf 3
disebutkan tugas, wewenang, kewajiban, dan hak Kepala Daerah dan wakil
kepala daerah. Wewenang tersebut dapat dijalankan pelaksana tugas kepala
daerah (Plt. Wali Kota) tetapi tidak semua, ada beberapa yang dilarang untuk
dijalankan sebagaimana diatur dalam Pasal 132 A ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 49 Tahun 2008 yaitu: Penjabat kepala daerah atau pelaksana tugas kepala
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 ayat (1) dan ayat (3), serta Pasal
131 ayat (4), atau yang diangkat untuk mengisi kekosongan jabatan kepala
daerah karena mengundurkan diri untuk mencalonkan/dicalonkan menjadi calon
kepala daerah/wakil kepala daerah, serta kepala daerah yang diangkat dari wakil
kepala daerah yang menggantikan kepala daerah yang mengundurkan diri untuk
mencalonkan/dicalonkan sebagai calon kepala daerah/wakil kepala daerah
dilarang:
a. melakukan mutasi pegawai;
b. membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya dan/atau
mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang dikeluarkan pejabat
sebelumnya;
c. membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan dengan
kebijakan pejabat sebelumnya; dan
d. membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan dan program pembangunan pejabat sebelumnya.
41. Larangan yang dimaksud pada Pasal 132 A ayat (1) huruf (a) Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 ditujukan kepada Aparatur Sipil Negara.
Direksi BUMD tidak termasuk Aparatur Sipil Negara, maka larangan tersebut
tidak dapat diterapkan terhadap Direksi BUMD. Untuk mengangkat kembali
Direksi BUMD tidak perlu terlebih dahulu meminta persetujuan Kemendagri.
42. Terkait objek sengketa yang ditandatangani Tergugat Selaku Pelaksana Tugas
Kepala Daerah, tidak ada regulasi yang dilanggar, adapun pasal 14 UU Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, ditujukan untuk pengemban
pelaksana tugas dalam konteks jabatan pemerintahan bukan konteks pelaksana
tugas kepala daerah. Dalam konteks jabatan pemerintahan, pelaksana tugas
tidak berwenang menandatangani;
a. sasaran kinerja pegawai (SKP);
b. keputusan penjatuhan hukuman displin; dan
c. penetapan keputusan di bidang kepegawaian. Hal ini tidak dapat diterapkan
terhadap pelaksana tugas Kepala Daerah selaku KPM,karena Hak,Tugas dan
Fungsi dan Wewenang Pengemban jabatan politik berbeda dengan
pengemban jabatan Pemerintahan.
43. Sekali lagi kami tegaskan bahwa objek sengketa Ditandatangani Pelaksana Tugas
Wali Kota/Tergugat dalam kapasitas selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) pada
BUMD.
44. Dapat kami sampaikan bahwa dalam konteks pelaksana tugas kepala daerah,
Tergugat meneruskan kebijakan kepala daerah masa periode sebelumnya,
dibuktikan dengan bahwa pada tanggal 7 Februari 2022 sudah ada rekomendasi
Wali Kota Pematang Siantar (Hefriansyah) untuk pengangkatan kembali
menjadi Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar masa periode 2022-
2027. Bahwa Tergugat dilantik menjadi Wakil Wali Kota defenitif sebagai Wakil
Wali Kota terpilih hasil pemilukada merangkap Plt. Wali Kota pada tanggal 22
Februari2022 dikarenakan Wali Kota terpilih meninggal dunia sebelum
pelantikan. Kita cermati bahwa kebijakan Plt. Wali Kota tidak bertentangan
dengan kebijakan kepala daerah periode sebelumnya.
45. Selanjutnya pada halaman 10 gugatan a-quo Penggugat mendalikan ;
(2) Bahwa pada dasarnya peraturan perundang-undangan sepanjang mengenal
pengangkatan Direksi/ anggota Direksi, benar tidak mengatur secara tegas
tentang sistem pengangkatan Direksi/ Anggota Direksi. Namun jika dicermati dari
beberapa ketentuan tentang pengangkatan Direksi/ anggota Direksi/tersebut maka
pada pokoknya sistem pengangkatan Direksi/ anggota Direksi BUMD adalah
bersifat paket dan kolektif dan tidak bersifat perseorangan.

UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 335 ayat (1), yang
menyatakan, "Organ Perusahaan Umum Daerah terdiri atas kepala daerah selaku
wakil Daerah sebagai perilik modal,direksi dan dewan pengawas". Demikian halnya
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milk
Daerah, Pasal 58 ayat (1) yang menyatakan *Proses pemilihan anggota Direksi,
dilakukan melalui seleksi, Pasal 33 ayat (1) Permendagri No.37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
Dan Anggota Direksi BUMD, yang menyatakan bahwa: "Proses pemilihan anggota
Direksi/dilakukan melalui seleksi". Pada prinsipnya ketentuan ini mengamanatkan
bahwa direksi bersifat kolektif dan pengangkatannya juga secara kolektif. Istilah
direksi dalam ketentuan ini tentu saja bersifat "jamak" atau "plural", yang maknanya
adalah kolektif dan tidak bersifat individual.

Namun selain ketentuan secara implisit, terdapat juga ketentuan yang secara eksplisit
mengatur lebih jelas tentang sistem pengangkatan direksi/anggota direksi. Peraturan
Daerah Kota Pematang Siantar Nomor 3 Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum
Daerah Air Minum Tirta Uli, Pasal 45 ayat (2) mengatur secara tegas bahwa: "Jumlah
anggota Direksi paling sedikit 1 (satu) orang dan paling banyak 5 (lima) orang", dan
Pasal 45 ayat (5) menegaskan bahwa: "Direktur Utama diangkat dari salah satu
Anggota Direksi,...."

Hal ini sekaligus hendak menegaskan bahwa sistem pengangkatan direksi/anggota


direksi BUMD didasarkan pada sistem paket atau kolektif dan bukan perseorangan.

Berdasarkan hal tersebut, maka tindakan Tergugat yang menerbitkan keputusan Wali
Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Direktur Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, secara
perseorantan atas nama Ir. Zulkifi tubis, MT, melanggar UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 335 ayat (1), Peraturan Pemerintahan Nomor 54
Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milik Daerah, Pasal 58 ayat (1), Pasal 33 ayat (1)
Permendagri No.37 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota
Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi BUMD, Dan
Peraturan Daerah, Kota Pematang Siantar Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli, Pasal 45 ayat (2).

46. Dalil Penggugat tersebut kami bantah, kami tegaskan bahwa prosedur
pengangkatan kembali Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar Tetap
merujuk pada ketentuan Permendagri Nomor 37 tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi BUMD.
47. Bahwa ketentuan pasal 50 Permendagri Nomor 37 Tahun 2018 mengamanatkan
bahwa proses pengangkatan kembali anggota direksi dapat dilaksanakan apabila
anggota direksi tersebut dianggap mampu melaksanakan tugas dengan baik
selama masa jabatannya.
48. Bahwa mekanisme pengangkatan kembali anggota Direksi adalah masing-masing
anggota direksi bukan dengan mekanisme paket (Dewan Direksi), sehingga
masing-masing anggota direksi dinilai kemampuannya. Dalam melakukan
penilaian kemampuan tugas, Kuasa Pemilik Modal (Kepala Daerah) dapat
menugaskan perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi terkait
monitoring, evaluasi dan pembinaan BUMD (Bagian Perekonomian dan SDA
Setdako Pematang Siantar).
49. Selanjutnya pada halaman 11 poin 3 gugatan a quo, Penggugat Mendalilkan;
(3) Bahwa Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan
Kembali/Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, dilakukan
dengan cara-cara kolusi, tertutup, manipulatif, kepentingan perseorangan,
melampaui kewenangan, keberpihakan kepada seseorang dan secara sewenang-
wenang.
(a) Kolusi. Disebut kolusi, karena Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar
melalui Kabag Hukum Pemerintah Kota Pematang Siantar, Heri Oktarizal SH,
diduga (berdasarkan rekaman audio yang diperoleh oleh Penggugat) telah
melibatkan Sdr. Ir. Zulkifli Lubis, MT, selaku Dirut Perumda Tirta Uli
incumbent, untuk konsultasi by phone alih-alih kepentingan "legal opinion"
dengan pejabat tertentu yang disebut Biro Hukum Kejaksaan Agung RI untuk
memuluskan pengangkatan kembali Sdr. Ir.Zulkifli Lubis, MT, menjadi Direktur
Utama Perumda Air Minum Tirta Uli Periode 2022-2027, sehingga tindakan
Tergugat yang menerbitkan Keputusan Tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli masa jabatan
2022-2027, melanggar asas "ketidakberpihakan" dalam Pasal 10 AUPB UU
No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan dan melanggar prinsip
"ketidakberpihakan" dalam Pasal 92 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 54
Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Negara.
50. Dalil Penggugat tersebut kami bantah karena Penggugat mendramatisir fakta
yang sesungguhnya. Adapun keterlibatan Kabag Hukum Setdako Pematang
Siantar adalah sejauh koordinasi Dengan Kejaksaan Negeri Pematang Siantar
terkait Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Perumda Tirtauli Pematang
Siantar yaitu melakukan koordinasi antara Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha
Negara Kejaksaan Negeri Pematang Siantar, Kabag Hukum Setdako Pematang
Siantar dengan Biro Hukum Kemendagri dengan hasil sebagai berikut:
1) Plt. Wali Kota melaksanakan tugas dan kewenangan Sebagai Kepala Daerah,
hak-hak yang sifatnya strategis berlaku Untuk Aparatur Sipil Negara harus
ada izin Kemendagri, sedangkan untuk Direksi BUMD tidak diatur, oleh
karenanya sepanjang yang bersangkutan (Direksi) telah melalui proses yang
benar maka Kepala Daerah tinggal melantik (penandatangan kontrak
kinerja) untuk mengisi kekosongan Direksi, karena tidak diketahui sampai
kapan pelaksana tugas akan defenitif, untuk menghindari stagnasi
penyelenggaraan pemerintahan sepanjang semuanya sesuai dengan prosedur,
maka Plt. Wali Kota dapat melantik Direksi termasuk Dewan Pengawas,
karena Kepala Daerah mewakili Pemko Pematang Siantar sebagai pemegang
saham (KPM). Dia harus menempatkan/mengisi orangnya (Direksi) agar
perusahaan tidak rugi.
2) Wali Kota selaku KPM dalam penetapan surat keputusan pengangkatan
direksi tidak perlu mencantumkan selaku KPM tetapi sebagai Plt. Wali Kota.
51. Selanjutnya pada halaman 11 gugatan a quo, Penggugat mendalilkan:
Lagi pula masa jabatan anggota Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar Periode 2018-2022, masih menyisakan waktu +/-6 (enam) bulan lamanya
menjelang berakhir tertanggal 18 Juli 2022. Namun Dewan Pengawas Perumda Tirta
Uli dengan Surat Nomor:029/DP-Perumda/Il/2022, tertanggal 3 Februari 2022, dan
Wali Kota PematangSiantar dengan Surat Nomor 539/0781/U/2022, tertanggal 7
Februari 2022, secara diam-diam atau tertutup telah melakukan penilaian dan
rekomendasi bahwa Direktur Utama Ir. Zulkifli Lubis MT dapat diangkat kembali
sebagai Direktur Utama untuk masa Jabatan 1 (satu) kali periode, sehingga
penerbitan Keputusan Wali Kota Pernatang Siantar Tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli masa jabatan 2022-
2027, melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan AUPB secara khusus asas "kepastian hukum", "keterbukaan" dan
"kepentingan umum", dan melanggar Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
dalam Pasal 92 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, secara khusus prinsip "transparansi", "akuntabilitas",dan
"kecermatan".
52. Dalil Penggugat tersebut di atas kami bantah dengan argumentasi hukum sebagai
berikut bahwa pengangkatan kembali berbeda dengan seleksi Direksi BUMD,
pengangkatan kembali dilakukan tanpa seleksi. Berdasarkan ketentuan Pasal 50
Permendagri Nomor 37 Tahun 2018 diamanatkan bahwa proses pengangkatan
kembali anggota dapat dilaksanakan apabila anggota direksi tersebut dianggap
mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya (berprestasi).
Oleh karena itu, tidak dilakukan seleksi sebagaimana seleksi pada Direksi BUMD
yang terbuka untuk umum. Pengangkatan kembali sifatnya tidak terbuka untuk
umum karena tanpa seleksi, hanya berdasarkan penilaian dan rekomendasi di
lingkungan internal kemudian tanpa adanya pelantikan, hanya melakukan
penandatanganan kontrak kinerja. Tidak terbuka untuk umum yang kami
maksud adalah bahwa tidak membuka peluang bagi calon yang bermohon dari
umum, namun mekanisme pengangkatan kembali tetap dilakukan dengan
menerapkan asas transparansi di dalam pemberitaan.
53. Tentang asumsi Penggugat bahwa----(b) Tidak Transparan/Tertutup. Disebut tidak
transparan/tertutup, karena Keputusan Wali Kota PematangSiantar tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perumda Tirta Uli Periode 2022-2027,
dilakukan secara tertutup, sembunyi-sembunyi, tanpa pengumuman, tanpa keterlibatan
atau partisipasi publik, tanpa diketahui publik dan tanpa pelantikan, sehingga
penerbitan Keputusan Wali Kota Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli masa jabatan 2022-
2027, melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan, secara khusus asas "keterbukaan", dan melanggar Prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dalam khusus prinsip"transparansi".
54. Dalil Penggugat tersebut sangat keliru dan mengada-ada, sudah kami jelaskan
sebelumnya bahwa terhadap Pengangkatan Kembali Dewan Direksi tidak
dilakukan seleksi dan tidak dilakukan pelantikan. Yang dilakukan hanyalah
evaluasi dan penilaian selama masa jabatannya. Jika dinilai berprestasi
dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak kinerja. Dasar hukumnya yaitu
Pasal 50 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas Atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah, disebutkan;
1) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
2) Dalam hal anggota direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
3) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
Pada pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2017 Tentang Badan Usaha
Milik Daerah, disebutkan;
1) Calon anggota direksi yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 58 wajib menandatangani kontrak kinerja sebelum diangkat
sebagai anggota direksi.
2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
3) Dalam hal anggota Direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
4) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
55. Penandatangan Kontrak Kinerja Antara KPM Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Dengan Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota PematangSiantar dengan Masa
Jabatan 2022-2027, dilakukan pada tanggal 14 Juli 2022. Dapat kami sampaikan
bahwa dalil Penggugat tersebut hanya bersifat rekayasa pribadi tanpa didukung
fakta hukum.
56. Tentang dalil Penggugat pada halaman 12 yang mengklaim ---Manipulatif. Disebut
manipulatif, karena Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Periode
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, namun diumumkan tertanggal 15 Juli 2022, sehingga
melanggar AUPB Dalam Pasal 10 UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, secara khusus asas "tidak menyalahgunakan kewenangan", serta
Melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2)
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik
Daerah secara khusus prinsip "akuntabilitas".
57. Dalil tersebut kami bantah dengan tegas, karena sangat mengada-ada, hanya
bersifat opini pribadi yang tidak disertai fakta-fakta dilapangan.
58. Tentang dalil Penggugat yang mengklaim ----(d) Kepentingan perseorangan. Disebut
kepentingan perseorangan, karena Keputusan Wali Kota Pematang siantar tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Uli Periode 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, hanya ditujukan kepada Sdr. Ir.Zulkifi
Lubis, MT, secara perseorangan, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No.
30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas
"ketidakberpihakan" dan asas "kepentingan umum", serta melanggar Prinsip Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah secara khusus prinsip
"akuntabilitas" dan "pertanggung jawaban."
59. Dalil tersebut kami bantah, karena pengangkatan kembali dilakukan
berdasarkan penilaian kinerja yang bersangkutan secara per masing-masing
bukan mekanisme penilaian secara paket Dewan Direksi. Penilaian tidak secara
kolektif kolegial dewan direksi dan sudah kami berikan penjelasan hukumnya.
60. Tentang dalil Penggugat yang ----(e) Melampaui Kewenangan. Disebut melampaui
kewenangan, karena Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Periode
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, yang diterbitkan oleh dr, Susanti Dewayani, Sp.A
dalam kedudukannya Selaku Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar, sehingga
melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, secara khusus asas "tidak menyalahgunakan kewenangan", serta
melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam Pasal 92 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
secara khusus prinsip "akuntabilitas".
61. Kami membantah dalil Penggugat tersebut, sudah kami jelaskan sebelumnya
bahwa kapasitas pelaksana tugas Wali Kota mengangkat kembali adalah selaku
pemilik modal. Dasar hukumnya pasal 335 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah:
1) Organ Perusahaan Umum Daerah terdiri atas Kepala Daerah selaku wakil
daerah sebagai pemilik modal, direksi dan dewan pengawas. Maka sangat
jelaslah bahwa hubungan hukum Antara Dewan Direksi, Dewan Pengawas
dan Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar yang menandatangani
keputusan mengangkat kembali Dirut Perumda Tirtauli Kota Pematang
Siantar, adalah dimana Plt. Wali Kota selaku kuasa pemilik modal (Kepala
Daerah). Oleh karena tindakan menandatangani Objek Sengketa Dilakukan
dalam kapasitas selaku Kuasa Pemilik Modal, Maka Pelaksana Tugas Wali
Kota bertindak tidak melampaui kewenangannya dan tidak
menyalahgunakan kewenangannya.
62. Dalil Penggugat pada halaman 2 yang mengklaim ----Keberpihakan kepada seseorang.
Disebut keberpihakan kepada seseorang, karena Faktanya Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum
Daerah Air Minur Tirta Uli Periode 2022- 2027 tanggal 15 Juli 2022, diputuskan
hanya untuk kepentingan perseorangan Ir. Zulkifli Lubis dan tidak mencakup anggota
Direksi yang lain, sehingga melanggar AUPB dalam Pasal 10 UU No: 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas "ketidakberpihakan", serta
melanggar Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Balk dalam Pasal 92 ayat (2)
PERATURAN PEMERINTAH No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
secara khusus prinsip "akuntabilitas."
63. Kami membantah dalil tersebut, sudah kami jelaskan sebelumnya bahwa
penilaian kemampuan tugas anggota direksi adalah per masing- masing anggota
direksi tidak secara kolektif kolegial mekanisme paket ( dewan direksi), sehingga
masing-masinganggota direksi dinilai kemampuannya, penilaian yang dilakukan
tidak bersifat subjektif, KPM (kepala daerah) dapat menugaskan perangkat
daerah yang memiliki tugas dan fungsi terkait monitoring, evaluasi dan
pembinaan BUMD (bagian Perekonomian dan SDA Setdako Pematang Siantar).
Maka bahwa apabila terhadap jabatan Dirut Perumda Tirta Uli Kota Pematang
Siantar yang diemban Ir. Zulkifli Lubis, MT, dinilai berprestasi menjalankan
tugas selama masa jabatannya, mekanisme penilaian tersebut adalah sesuai
amanah Undang-undang.
64. Berdasarkan pasal 50 ayat(2) Permendagri Nomor37 tahun 2018, bahwa
Penilaian kemampuan tugas anggota direksi paling sedkit memenuhi kriteria:
a. melampaui target realisasi terhadap rencana bisnis serta rencana kerja
dan anggaran BUMD
b. meningkatnya opini audit ataslaporan keuangan perusahaan atau mampu
mempertahankan opini audit wajar tanpa pengecualian.
c. Seluruh hasil pengawasan sudah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-Undangan
d. Terpenuhinya target dalam kontrakkinerja.
65. Kriteria tersebut di atas terpenuhi, berdasarkan hasil penilaian Badan
Pengawasan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sumatera Utara diperoleh
bahwa :
a. Laporan hasil Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Uli Kota Pematang Siantar Tahun Buku 2018 Nomor LEV-125/PW02/4.2/2019
tanggal 15 April 2019
Laporan Keuangan PDAM Tirta Uli Kota Pematang Siantar tahun buku 2018
telah diaudit oleh auditor independen Akuntan Publik Syamsul Bahari TRB &
Rekan dan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Tingkat kesehatan PDAM
Tirtauli dinilai berdasarkan BPERATURAN PEMERINTAHSPAM
mendapatkan nilai 3, 18 dan tergolong "sehat"
b. Laporan hasil evaluasi kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Uli Kota Pematang Siantar tahun buku 2019 nomor LEV-342/PW02/4.2/2020
tanggal9 Juli 2020
Laporan Keuangan PDAM Tirta Uli Kota Pematang Siantar tahun buku 2019
telah diaudit oleh auditor independen dinilai berdasarkan Tingkat Kesehatan
PDAM Tirta Uli PERATURAN PEMERINTAHSPAM mendapatkan nilai 3,48
dengan status "sehat". Dibandingkan tahun lalu terdapat kenaikan nilai tingkat
kinerja dari 3, 18 menjadi 3,48 atau naik sebesar 0,30
c. Laporan evaluasi kinerja Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar tahun buku
2020 nomor LEV-317/PW02/4.2/2021 tanggal 27 Juli 2021
Laporan Keuangan PDAM Tirta Uli Kota Pematang Siantar tahun buku 2019
telah diaudit oleh auditor independen PDAM Tirta Uli dinilai berdasarkan
Tingkat PERATURAN PEMERINTAHSPAM sebesar 3,60 dengan status
'sehat". Dibandingkan tahun lalu terdapat kenaikan nilai tingkat kinerja dari
3,48 menjadi 3,60 atau naik sebesar 0,12
Berdasarkan data dan fakta ter sebut di atas, maka sangat relevan menujukkan
bahwa Ir. Zulkifli Lubis, MT dianggap mampu melaksanakan tugas dengan
baik dan berprestasi selama masa jabatannya.
66. Tentang dalil Penggugat pada halaman 12 yang mengklaim --(e) Secara sewenang-
wenang. Disebut secara sewenang wenang, karena faktanya Keputusan Wali Kota
Pernatang Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umumn
Daerah Air Minum Tirta Ui Periode 2022- 2027 tanggal 15 Juli 2022, dilakukan tanpa
didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku, sehingga melanggar AUPB dalam
Pasal 10 UU No. 30 Tahun 2014 tenang Administrasi Pemerintahan, secara khusus asas
"kepastian hukum" dan asas "tidak menyalahgunakan kewenangan", serta melanggar
Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Balk dalam Pasal 92 ayat (2) PERATURAN
PEMERINTAH No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha MilikDaerah secara khusus
prinsip "akuntabilitas".
67. Kami membantah dalil tersebut, karena dalilnya tidak dibangun diataskonstru ksi
hukum yang tepat. Dapat kamiargumentasikan bahwa objek sengketa diterbitkan
Tergugat di dalam lingkup kewenangnnya bukan di luar kewenangannya, juga tidak
diperbuat secara sewenang-wenang. Kami katakan di dalam lingkup kewenangannya
karena Tergugat sudah dilantik menjadi Wakil Wali Kota Defenitif pada tanggal 22
Pebruari 2022 dan sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Pematang Siantar (Dasar
hukumnya adalah Radiogram Gubernur Sumatera Utara Nomor :132/2046 tanggal 22
Februari 2022 ). Berdasarkan radiogram gubernur tersebut, kewenangan kepala daerah
selaku kuasa pemilik modal dapat dilaksanakan Tergugat, dan kami pastikan dilakukan
dengan tidak sewenang-wenang karena objek sengketa diterbitkan melalui mekanisme
dan bersifat individual, konkret dan final kronologinya sesuai ketentuan regulasi.
Semua dasar hukum yang disebutkan Penggugat untuk mendukung dalil gugatannya
jelas sekali tidak ada relevansinya untuk mengklaim tindakan Tergugat
terkaitobjeksengketa bertentangan dengan hukum atau sewenang- wenang.
68. Pada halaman 13 gugatan a-quo penggugat mendalilkan ---18.Bahwa faktanya,
Radiogram Gubemur Sumatera Utara Nomor: 192/2046 tanggal 22 Februari 2022
Penihal Wakil Wali Kota Pematang Siantar sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota
Pematang Siantar, adalah penegasan bahwa dr. Susanti Dewayani, Sp.A, selaku Wakil
Wali Kota Pematang Siantar adalah Pelaksana Wali Kota Pematang Siantar sehingga
keputusan Wali Kota Kota Pematang Stantar tentang Pengangkatan Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minur Tirta UIl Kota Pematang Slantar, Masa Jabatan
2022-2027, melanggar Pasal 14 ayat (3),. (2) dan (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Permerintahan.
69. Dapat kami sampaikan bahwa tidak ada regulasi yang dilanggar di sini. Justru
Penggugat yang gagal paham memaknai batasan tentang apa yang dimaksud dengan
jabatan defenitif, jabatan pelaksana tugas, jabatan politik, jabatan pemerintahan,dan
pengertian kuasa pemilik modal. Tergugat menjalan kan wewenang nya terkait objek
sengketa adalah dalam kapasitas selaku kuasa pemilik modal.
70. Pada halaman 13 Penggugat mendalilkan --19. Bahwa demikian halnya dengan Surat
Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta UIi Kota Pematang
Siantar Nomor : 029/DP- Perumda/1/2022, tanggal 3 Februari 2022 Hal Penilaian dan
Rekomendasi Dewan Pengawas bahwa Direktur Utama atas nama Ir. Zulkifi Lubis,
MT dapat diangkat kembali sebagai Direktur Utama 1 (satu) kali periode, dibuat
tanggal 3 Februari 2022. atau +- 6 bulan sebelum masa berakhirmnya masa jabatan
Direksi Perumda Tirta Uii Periode 2018-2022, tertanggal 18 Juli 2022, dan ditujukan
hanya untuk Ir. Zulkifli Lubis secara perseorangan, sehingga melanggar Pasal 335 ayat
(1),Peraturan Pemerintah Nomor : 54 Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milik Daerah,
Pasal 58 ayat (1), Pasal 33 ayat (1) Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan Perberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
dan Anggota Direksi BUMD, dan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor:3
Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta UIi, Pasal 45 ayat (2).
71. Kami membantah secara tegas dalil Penggugat tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2014 tidak mengatur tentang BUMD melainkan tentang Pencabutan
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2013 Tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia Pada International Rubber Consortium Limited
72. Tentang keberatan Penggugat atas rekomendas Wali Kota pada halaman 13 poin 20.
Bahwa Surat Wali Kota Pematang Siantar Nomor 539/078 1/1 1/2022 tanggal 7
Februari 2022 Hal Pengangkatan Kembali Menjadi Direksi Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, juga menimbulkan
keganjilan, sebab dalam prosedur dan mekanisme pengangkatan Direksi/ anggota
Direksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 54 Tahun 2014
tentang Badan Usana MiIk Daerah, Permendagri No. 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan dan remberthentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
dan Anggota Direksi BUMD. dan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor
lahun 2022 tentang Perusahaan Umnum Daerah Air Minum Tirta Uli,Sama sekali tidak
mensyaratkan adanva Rekomendasi Wali Kota. Berdasarkan relan dan alasarn tersebut
diatas, maka Keputusan Tata Usaha Negara (ATUN) yang dibuat oleh Terqugat berupa
Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor : 800/645/NIIWK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, beralasan
untuk dinyatakan BATAL atau TIDAK SAH.Bahwa oleh karena Keputusan Tergugat
Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022 dinyatakan BATAL
ATAU TIDAK SAH, maka beralasan menurut hukum agar Keputusan Wali Kota
Pematang Slantar Nomor: 800/645/VIIWK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kemball
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar Masa Jabatan 2022-2027, DICABUT.
73. Dapat kami kemukakan bahwa kehadiran rekomendasi Wali Kota in casu tidak dapat
dijadikan alasan yang membatalkan objek sengketa. Rekomendasi Wali Kota
dikeluarkan adalah dari hasil proses penilaian yang didukung oleh data dan fakta
tentunya diperbuat secara objektif tanpa adanya unsur subjektiftas, rekomendasi ini,
berfungsi untuk menindaklanjuti mekanisme pengangkatan kembali Dirut Perumda
Tirtauli untuk masa jabatan berikutnya
74. Bahwa pada halaman 13 gugatan a-quo Penggugat memohonkan Permohonan
penundaan pelaksanaan objek sengketa---bahwa oleh karena Sdr. Zulkifli Lubis, MT
sebagai Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar, Masa Jabatan 2022-2027, tidak/belum dilantik atau diambil sumpahnya
sebagai Direktur Utama, maka situasi tersebut telah menimbulkan keragu-raguandan
ketidakpastian hukum serta mendegradasi kepercayaan public terhadap manajemen dan
operasional Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar.
75. Dapat kami sampaikan bahwa objek sengketa telah dilaksanakan tanpa adanya
pelantikan yang dilakanakan adalah penandatanganan kontrak kerja. Dasar hukumnya
yaitu:
a. Pasal 50 Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Pengangkatan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah, disebutkan :
1) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33
tidak berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai
mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.dan
2) Dalam hal anggota direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
3) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
b. Pada pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, disebutkan
1) Calon anggota direksi yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 58 wajib menandatangani kontrak kinerja
sebelum diangkat sebagai anggota direksi.
2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58
tidak berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai
mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
3) Dalam hal anggota Direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
4) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
76. Penandatangan Kontrak Kinerja Antara KPM Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Dengan Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar dengan Masa Jabatan 2022-202, dilakukan
pada tanggal 14 Juli 2022. Setelah penandatanganan Kontrak Kinerja tersebut, Ir.
Zulkifli Lubis, MT melaksanakan tugas, fungsi dan Wewenangnya sebagai Dirut
Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027.

Oleh karenanya kami mohonkan kepada yang Mulia Majelis Hakim untuk menyatakan
menolak permohonan penundaan Penggugat dan menyatakan objek sengketa tetap
dilaksanakan selama pemeriksaan sengketa TUN yang sedang berjalan dengan pertimbangan
bahwa Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar adalah BUMD yang memberikan Jasa
Pelayanan Publik untuk kepentingan masyarakat umum. Jangan sampai kepentingan umum
terabaikan oleh kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok. Bahwa berdasarkan
uraian dan argumentas hukum tersebut, maka Tergugat memohon agar Yang Terhormat Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, cq. Majelis HakimPengadilan Tata Usaha Negara
Medanyang mengadili perkara a-quoberkenaan kiranya untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus sengketa ini dengan amar putusan sebagal berikut :

DALAM PENUNDAAN

- Menolak Permohonan Penundaan yang iajukan Penggugat.

DALAM EKSEPSI

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvangkelik verklaard)

DALAM POKOK PERKARA

- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


- Menyatakan sah dan berkekuatan hukum penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara
berupa Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor 800/645NIVK-Thn 2022 Tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli
Kota Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Jull 2022. 800/645/VIIWK-
Thn 2022
- Menyatakan Keputusan Wali Kota Nomor tentang pengangkatan kembali Direktur
Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022 tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya.
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Bahwa atas Gugatan Penggugat, pihak Tergugat II Intervensi telah menyanmpaikan


dokumen elektronik berupa Jawaban dalam persidangan secara elektronik pada Tanggal 30
November 2022 di aplikasi Ecourt dan telah diteruskan kepada Penggugat dan Tergugat
melalui Sistem Informasi Pengadilan yang isinya sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

A. Tentang Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)


1. Bahwa yang menjadi salah satu obiek sengketa dalam Peradilan Tata Usaha Negara
adalah Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1
angka 3 Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Jo. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha.
Keputusan Tata Usaha Negara.Menurut pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang- Undang Republik
Indonesian Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha ialah suatu penetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan berlaku yang bersifat konkret, individual, final,
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Maka dari rumusan keputusan tersebut diatas, dengan demikian dapat ditarik unsur-
unsur keputusan tata usaha negara menurut hukum positif, sebagai berikut:
a. Suatu penetapan tertulis;
b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara;
c. Berisi tindakan hukum tata usaha negara;
d. Bersifat konkret, individual, dan final;
e. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
Bahwa dengan demikian sudah seharusnya dan sepatutnya serta untuk mewujudkan
kepastian hukum, Penggugat harus dapat menguraikan secara jelas tentang kerugian
ataupun akibat hukum yang diderita Penggugat atas terbitnya objek perkara;
2. Bahwa yang menjadi objek gugatan penggugat adalah Keputusan Walikota Nomor:
800/645/VIIWK-Thn 2022 tentang pengangkatan kembali Direktur Utama
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa jabatan 2022-
2027 tanggal 15 Juli 2022. Maka jika mengkaji dan menelaah dalil-dalil Penggugat
dalam gugatannya kemudian dihubungkan dengan unsur-unsur objek gugatan dalam
suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dalam perkara quo merupakanKeputusan
Walikota Nomor 800/645NIWK-Thn 2022 tentang pengangkatan kembali Direktur
Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022, secara jelas dan tegas gugatan Penggugat tidak
memenuhi seluruh unsur-unsur yang melekat dalam suatu Keputusan Tata Usaha
Negara jika dihubungkan dengan Penggugat yang dalam hal ini merupakan badan
hukum perdata karena Penggugat tidak menerima dampak atau akibat hukum atas
Keputusan Walikota Nomor : 800/645NIIWK-Thn 2022 tentang pengangkatan
kembali Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar, masa jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022. Dengan demikian sudah sangat
patut dan layak gugatan Penggugat kabur (Obscuur Libel) sehingga Dasar gugatan
yang tidak sempurna harus ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijke Verklaard);
B. Tentang Kedudukan Hukum/Legal Standing Penggugat
1. Bahwa berdasarkan pasal 53 ayat (1)Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 Undang-
Undang Republik tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Indonesian Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Jo. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha yang berbunyi:
1) Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan/atau rehabilitasi"
Maka berdasarkan pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara Jo.Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara Jo. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 dalam Perkara
Tata Usaha Negarayang dapat menjadi Penggugat dalam perkara tata usaha negara
adalah perseorangan atau badan hukum yang kepentingan dirugikan oleh suatu
keputusan tata usaha negara.
2. Bahwa merujuk kepada uraian diatas dan dihubungkan dengan dalil Penggugat dalam
gugatannya, Penggugat adalah sebuah badan hukum berbentuk perkumpulan yaitu
berdasarkan poin lll butir 1 halaman 4 yang menyatakan pada pokoknya:
"Bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 Anggaran Dasar organisasi ini, bahwa:
1. Lembaga ini adalah Lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau organisasi non
pemerintah (Ornop) atau non government organization (NGO) yang berbentuk
perkumpulan.
2.
3. “

Dan iuga dijelaskan juga pada halaman 3 yang pada pokoknya menyatakan:.patut
diketahui Perkumpulan Sumut Watch adalah Lembaga Social di bidang advokasi
kebijakan publik di wilayah Prop. Sumatera Utara secara khusus di Kota Pematang
Siantar, yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor: 239, tanggal 14 Juli 2017,
yang dibuat oleh Cut Dian Satriani. SH,MKn, Notaris di Kabupaten Deli Serdang,
Prop. Sumatera Utara:

3. Bahwa berdasarkan uraian diatas adalah benar Penggugat merupakan badan hukum
perdata, namun jika menghubungkan dalil-dalil gugatan Penggugat dengan syarat
seseorang ataupun badan hukum perdata dapat menjadi Penggugat yaitu berdasarkan
pasal 53 ayat (1) Undang- undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara Jo Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara Jo. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha, adalah sangat jelas Penggugat Dan dapat mendalilkan secara ielas dan tegas
dalam gugatannya tentang kepentingan Penggugat yang dirugikan oleh Keputusan
Walikota Nomor : 800/645/VII/WK-Thn 2022 tentang pengangkatan Kembali Direktur
Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa jabatan
2022-2027 tanggal 15 Juli 2022. Penggugat juga tidak menerima dampak ataupun
akibat hukum atas terbitnya Surat Keputusan tersebut. Sehingga dengan demikian
Penggugat tidak memiliki kapasitas untuk mengajukan gugatan sebagai Penggugat
karena Penggugat tidak memenuhi syarat-syarat untuk menjadi Penggugat dalam
perkara a quo dan mengenai hal-hal terkait proses pengangkatan Tirta Minum Uli Kota
Direktur Utama Daerah Air Perusahaan Pematangsiantar tidak akan kami jelaskan
dalam bagian eksepsi ini karena sudah masuk kedalam meteri pokok perkara. Dengan
demikian sudah sangat patut dan layak jika gugatan Penggugat tidak memiliki Legal
Standing sebagai Penggugat yang gugatan tersebut harus ditolak atau dinyatakan
tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard);
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa apa yang kami uraikan di dalam eksepsi tersebut di atas secara mutatis
mutandis menjadi bagian tidak terpisahkan dari uraian jawaban dalam pokok
perkara di bawah ini tanpa kami ulangi lagi penulisannya kecuali yang kami akui
secara tegas di dalam jawaban kami;
2. Bahwa Tergugat Il Intervensi menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat,
kecuali yang secara tegas diakui oleh Tergugat Il Intervensi;
3. BahwaTergugat l| Intervensi memiliki hubungan hukum dengan Tergugat dalam
Perkara Tata Usaha Negara Nomor 119/G/2022 /PTUN-Mdn karena yang objek
gugatan Penggugat dalam Perkara Tata Usaha Negara Nomor 119/G/2022 /PTUN-
Mdn adalah Keputusan Tata Usaha Negara berupa Surat Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor 800/645NIIWK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minumn
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 yang merupakan Surat
Keputusan pengangkatan Tergugat Il Intervensi sebagai Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar;
4. Bahwa juga guna mempertahankan hak dan kepentingan hukum Tergugat Il
intervensi, sesuai dengan objek gugatan Perkara Tata Usaha Negara Nomor
119/G/2022 IPTUN-Mdn dan juga ketentuan dalam 83 Undang- undang Nomor 5
tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang Republik
Indonesian Nomor 9 Tahun 2004Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka sangatlah
beralasanlegal standingTergugat ll intervensi dalam perkara Ini untuk melindungi
hak dan kepentingan hukum serta terciptanya kepastian hukum bagi Tergugat II
Intevensi;
5. Bahwa Tergugat Il Intervensi menolak secara tegas seluruh dalil Penggugat yang
terdapat pada angka romawi ll halaman 3 s/d 5 tentang Kepentingan Penggugat
Yang Dirugikan, seluruh dalil Penggugat merupakan dalil yang keliru, tidak
berdasar dan harus dikesampingkan karena dalam hal penerbitan Keputusan
Walikota Nomor : 800/645/VIIWK-Thn 2022 tentang pengangkatan kembali
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar,
masa jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022hanya orang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan dapat mengajukan gugatan.
Selanjutnya pasal 21 ayat (2) Undang -undang nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan memperluas subjek yang dapat mengajukan
permohonan ke pengadilan untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan
wewenang di dalam keputusan dan atau tindakan. Kemudian, Pasal 87 huruf f
Undang-undang Administrasi Pemerintahan memperluas access to justice, yaitu
terbuka untuk keputusan yang berlaku bagi warga masyarakat ( Permana, 2016: 45
). Namun demikian, untuk dapat diterima legal standingnya oleh Pengadilan,
Penggugat haruslah merupakan bagian dari masyarakat yang dituju oleh surat
keputusan tersebut meskipun tidak disebutkan individu-individunya atau pihak
ketiga yang tidak dituju oleh keputusan namun kepentingannya dirugikan oleh
keputusan atau tindakan administrasi pemerintahan (Permana. 2016: 46-47).
6. Bahwa Oleh karena kualifikasi Penggugat dalam perkara aquo tidak memenuhi
kondisi pertama, yaitu orang atau badan hukum yang merasa kepentingannya
dirugikan yang dapat mengajukan gugatan; dan kedua, yaitu badan danlatau
pejabat pemerintahan yang dapat mengajukan untuk menilai ada atau tidak ada
unsur penyalahgunaan wewenang dalam suatu keputusan danlatau tindakan, maka
Penggugat haruslah memenuhi syarat yang ketiga untuk diterima legal standingnya
oleh Pengadilan. Sebagai pihak ketiga yang tidak dituju oleh keputusan Penggugat,
maka Penggugat haruslah mampu membuktikan bahwa dirinya dirugikan oleh
terbitnya objek sengketa. Kemudian, Pasal 53 ayat (2) UU PTUN mengatur
mengenai alasan yang dapat digunakan untuk menggugat diterbitkannya suatu
Keputusan TUN adalah ketika :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas pemerintahan yang baik.
Pada halaman 3 gugatan Penggugat poin ll tentang Kepentingan Penggugat Yang
Dirugikan faktanya sama sekali tidak mengemukakan merasa kepentingannya
dirugikan justru melainkan memuat dalil-dalil tentang payung hukum keterlibatan
dan partisipasi Perkumpulan Sumut Watch di dalam pemerintahan.

Regulasi yang ditunjuk Peggugat sebagai dasar hukum untuk mengindikasikan


kepentingannya dirugikan sangat tidak berdasar dan merupakan suatu kekeliruan
hukum. Persepsi Penggugat yang memaknai bunyi pasal 354 UU Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah, Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun
2017 tentang Partisiasi Masyarakatdalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
dikaitkan dengan PP nomor 54 tahun 2017 tentang BUMD, pasal 58 sebagaimana
tercantum pada halaman 3 gugatan aquo untuk menggambarkan adanya
kepentingan Perkumpulan Sumut Watch dirugikan, jelas mengada-ada dan sangat
tidak berdasar.
7. Bahwa Tergugat Il Intervensi menolak secara tegas seluruh dam Penggugat yang
terdapat pada angka romawi IV halaman 6 tentang Tenggang Waktu Dan Upaya
Administratif, seluruh dalil Penggugat merupakan dalil yang keliru, tidak berdasar
dan harus dikesampingkan Karena jika merujuk kepada Perma Nomor 6 Tahun
2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan yaitu
yang terdapat pada Pasal 1 angka 7, yang berbunyi: "7. Upaya Adminstratif adalah
proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam lingkungan administrasi
pemerintahan sebagai akibat dikeluarkan keputusan dan/atau tindakan yang
merugikan". Bahwa kembali merujuk kepada qugatan Penggugat dalam perkara a
quo, Penggugat sama sekali tidak menjelaskan secara tegas tentang fakta kerugian
yang dideritanya akibat terbitnya Surat Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor 800/645/VIIWK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, maka dengan demikian seluruh dalil
Penggugat tersebut harus dikesampingkan;
8. Bahwa Tergugat II Intervensi menolak secara tegas seluruh dalil Penggugat yang
terdapat pada angka romawi V halaman 7 s/d 13 tentang Dasar Dan Alasan
Gugatan Penggugat yang pada pokoknya tentang Surat Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor 800/645/VIWK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 yang dinilai Penggugat
dilakukan dengan cara kolusi, tertutup, manipukatif, kepentingan perseorangan,
melampaui kewenangan, keberpihakan seseorang dan secara sewenang-wenang
karena proses pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 adalah telah
memenuhi syarat ataupun ketentuan hukum yang berlaku yang selanjutnya akan
Tergugat II Intervensi uraikan detail penjelasan hukum serta kronologi penerbitan
objek sengketa;
9. Bahwa perihal pengangkatan kembali anggota direksi Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantar yang menjadi kewenangan daripada KPM yang juga sekaligus
Kepala Daerah, yaitu berdasarkan ketentuan:
a. Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha
Milik Daerah:
Pasal 56
Direksi pada perusahaan umum daerah diangkat oleh KPM dan Direksi pada
perusahaan perseroan daerah diangkat oleh RUPS;
b. Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan
Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah;
Pasal 32
Direksi pada Perumda diangkat oleh KPM dan Direksi pada Perseroda diangkat
oleh RUPS
c. Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang
Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum
Pasal 3
(1) Direksi diangkat oleh Kepala Daerah atas usul Dewan Pengawas
d. Pasal 41 Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 3 Tahun 2020
Pasal 41
Direksi pada Perumda Tirtauli diangkat oleh KPM.
10. Bahwa berdasarkan uraian diatas telah sangat jelas bahwa setiap pengangkatan
ataupun pengangkatan kembali Direksi pada perusahaan daerah dilakukan oleh
KPM yang dalam hal ini adalah Kepala Daerah sebagai pemilik modal. Namun
perlu juga dipahami bahwa adapun hubungan hukum antara Perumda Tirtauli Kota
Pematang Siantar dengan Walikota Pematang Siantar adalah dalam konteks
hubungan hukum antara perseroan daerah (BUMD) dengan Pemerintah Kota
Pematang Siantar selaku pemegang saham karena saham yang disetorkan ke
Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar berasal dari kekayaan daerah yang
dipisahkan dari assetmilik Pemerintah Kota Pematang Siantar selaku badan hukum
publik. Maka jika mencermati lebih dalam Direktur Utama Perumda Tirta Uli
diangkat oleh KPM selaku pemilik modal atau pemegang saham dan kemudian
kepala daerah menerbitkan surat keputusan terhadap pengangkatan Direktur
Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar.
11. Bahwa terkait masa jabatan yang akan segera berakhir seperti yang di dalilkan
Penggugat pada huruf A halaman 9 pada pokoknya telah diatur d dalam pasal 64
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Usaha Milik Daerah, sebagai
berikut :
(1) Dalam hal jabatan anggota direksi berakhir karena jabatannya berakhir,
anggota direksi wajib menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa
jabatan paling lambat 3 ( tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatannya.
(2) Anggota Direksi sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) melaporkan sisa
pelaksanaan tugas pengurusan yang belum dilaporkan paling lambat 1
( satu ) bulan setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana
dimaksud Pada ayat (2), Dewan Pengawas atau Komisaris wajib
menyampaikan penilaian dan rekomendasi atas kenerja direksi kepada
pemegang saham.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan
rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar
pertimbangan KPM atau RUPS untuk memperpanjang atau
memberhentikan anggota direksi.
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota direksi yang
berakhir masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan
tertentu atau audit tahunan dari kantor akuntan public dan disampaikan
kepada KPM atau RUPS tahunan.
Maka dengan demikian dapat ketentuan di atas sudah terpenuhi pada masa pra-
pengangkatan kembali Dirut Perumda Tirtauli Pematangsiantar, dimana bahwa
pada tanggal 1 Desember 2021 Dewan Pengawas Perumda Tirtauli Kota Pematang
Siantar menyurati Sekretaris Daerah Kota Pematang Siantar cq Kabag
Perekonomian & SDA Setdako Pematang Siantar tentang pemberitahuan
berakhirnya masa jabatan Dewan Pengawas dan Direksi yang mana salah satunya
adalah masa jabatan Dirut Perumda Tirtauli Kota. Pematang Siantar akan berakhir
pada tanggal 18 Juli 2022. Kemudian surat tersebut dibalas oleh Pih. Sekretaris
Daerah pada tanggal 10 Januari 2022 yang intinya menyatakan akan terjadi
kekosongan jabatan Dewan Pengawas dan Direksi Perumda Tirtauli Kota
Pematangsiantar dan perlu dilakukan pengisian kekosongan tersebut sesuai
Permendagri Nomor 37 tahun 2018 tentang pengangkatan dan pemberhentian
anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris dan anggota Direksi Badan
Usaha Milik Daerah.
Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2021 s/d 18 Juli 2022 menjalani tempo kurang
lebih 6,5 bulan maka alur yang Tergugat tempuh sudah sesuai ketentuan pasal 6
ayat (1) PP Nomor.54 tahun 2017 tersebut di atas.
12. Bahwa untuk menyikapi tentang hampir berakhirnya masa jabatan Direksi pada
tanggal 12 Januari 2022 Dewan Pengawas menyurati Direksi perihal Laporan
Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Periode 2018 -2022 Nomor
;007/DP-Perumda/2022 selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2022 Direksi
menyampaikan Laporan Pengurusan Tugas Akhir Direksi Masa Jabatan 2018-2022
nomor 900/0042/PAM/2022 kepada Dewan Pengawas Perumda Tirtauli. Alur ini
sudah sesuai ketentuan pasal 64 ayat (2) PP Nomor 54 tahun 2017.
13. Bahwa juga dalam hal ini Tergugat in casu Walikota Pematangsiantar selaku Kuasa
Pemilik Modal (KPM) sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 7 PP Nomor 54
Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah, yang berbunyi: "Kepala Daerah
Yang Mewakili Pemerintah Daerah Dalam Kepemilikan Kekayaan Daerah Yang
Di Pisahkan Pada Perusahaan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat KPM
adalah perusahaan umum Daerah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perusahaan umum Daerah dan memegang segala kewnangan yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas.".
Bahwa dengan demikian Tergugat selaku KPM juga sudah menyuratin Direktur
Utama Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar dengan nomor surat
800/0306/\/2022 pada tanggal 19 Januari 2022 tentang pemberitahuan bahwa
Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar masa jabatannya akan berakhir
maka diminta agar segera menyelesaikan penyusunan laporan keuangan Tahun
Anggaran 2021 baik yang non audit maupun yang audit. Alur ini sesuai ketentuan
pasal 65 PP Nomor 54 tahun 2017.
14. Bahwa untuk terhadap Surat No. 800/0306//2022 pada tanggal 19 Januarí
2022kepada Tergugat Il Intervensi. Adapun Penilaian dan Rekomendasi Dewan
Pengawas Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar atas Laporan Pengurusan
Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Perumda Tirtauli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2018-2022 dengan susunan sebagal berikut : 1. Ir.Zulkifli Lubis, MT
jabatan Direktur Utama dan Berliana Napitu SE,MM sebagai direktur Umum
dinilai berprestasi dan berdasarkan hasil analisa bahwa setiap tahunnya mengalami
adanya peningkatan dari segi aspek keuangan, pelayanan dan operasional
walaupun masih ditermukan kekurangan untuk diperbaiki dalam rangka
peningkatan laba perusahaan dan dapat menambah pendapatan asli daerah Kota
Pematang Siantar;
15. Bahwa kemudian Dewan Pengawas melakukan penilaian dan rekomendasi Dewan
Pengawas atas Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Perumda
Tirtauli masa jabatan 2018-2022, sesuai amanat Permendagri nomor 37 tahun 2018
pasal 53 ayat (3). Dewan Pengawas melaporkan kepada Walikota Pematang
Siantar selaku KPM melalui Surat Nomor 029/DP-Perumdam / Il/2022 tanggal 3
Februari 2022 yang rekomendasinya adalah "Sesuai dengan hasil evaluasi dan
pertimbangan, maka Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Uli Kota
Pematangsiantar merekomendasikan kepada KPM:Direktur Utama dan Direktur
Umum dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan". Alur ini sesuai
ketentuan pasal 64 ayat (3) PP Nomor 54 tahun 2017.
16. Bahwa dalam hal pemilihan Direksi baik Direktur Utama ataupun Direktur Umum
jika merujuk pada Pasal 58 ayat (1) PP No.54 Tahun 2017, yang berbunyi:
1. Proses pemilihan anggota Direksi dilakukan melalui seleksi. Jo. Pasal 33 ayat
(1) PP No.33 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota
Dewan Pengawas Atau Anggota Komisaris Dan Anggota Direksi Badan Usaha
Milik Daerah, yang berbunyi:
1. Proses pemilihan anggota Direksi dilakukan melalui seleksi.
Jo. Pasal 43 ayat (1) Peraturan Nalikota Pematangsiantar Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli,
yang berbunyi:
1. Proses pemilihan anggota Direksi dilakukan melalui seleksi.
17. Bahwa pengangkatan kembali Ir.Zulkifli Lubis, MTselaku Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa
Jabatan 2022-202 7tidak memerlukan proses seleksi lagi sesuai dengan ketentuan
Pasal 59 ayat (2) PP No.54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah, yang
berbunyi:
(2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota Direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
Jo. 50 Pasal ayat (1) Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota
Komisaris dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah, berbunyi:
(1) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya. Jo. Pasal 44ayat (2)
Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Perusahaan Umum Daerah Air Minum, berbunyi
(2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya. Bahwa ketentuan
diatas didukung oleh melalui Surat Rekomendasi Dewan Pengawas Nomor
029/DP-Perumdam / Il/2022 tanggal 3 Februari 2022 yang rekomendasinya
adalah "Sesuai dengan hasil evaluasi dan pertimbangan, maka Dewan
Pengawas Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar
merekomendasikan kepada KPM:Direktur Utama dan Direktur Umum dapat
diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan'";
18. Bahwa terhadap Pengangkatan Kembali Dewan Direksi tidak dilakukan seleksi
dan tidak dilakukan pelantikan. Yang dilakukan hanyalah evaluasi dan penilaian
selama masa jabatannya. Jika dinillai berprestasi dilanjutkan dengan
penadatanganan kontrak kinerja. Dasar hukumnya yaitu :
Pasal 50 Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 37 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Tahun 2018 Anggota Komisaris
dan Anggota Direksi Badan Usaha disebutkan ;
1) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
2) Dalam hal anggota direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
3) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
4) dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
Pada pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah, disebutkan;
1) Calon anggota direksi yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 58 wajib menandatangani kontrak kinerja sebelum diangkat
sebagai anggota direksi.
2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 tidak
berlaku bagi pengangkatan kembali anggota direksi yang dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya.
3) Dalam hal anggota Direksi diangkat kembali, anggota direksi wajib
menandatangani kontrak kinerja.
4) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan sebelum pengangkatan kembali sebagai anggota direksi.
Penandatangan Kontrak Kinerja Antara KPM Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Dengan Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar dengan Masa Jabatan
2022-202, dilakukan pada tanggal 14 Juli 2022.
19. Bahvwa adapun dalil Penggugat yang mendalilkan pada pokoknya tetapi meski
masa jabatan direksi perumnda Tirtauli Periode 2018- 2022, tinggal beberapa hari
lagi namun Tergugat sebagai pelaksana tugas Walikota Pematangsiantar sama
sekali tidak melakukan suatu kebijakan apapun terkait dengan berakhimnya masa
jabatan direksi sebagaimana dimaksud. Dalil Penggugat tersebut adalah sangat
keliru karena Tergugat telah melakukan Konsultasi ke Kemendagri dengan
mengajukan permohonan pendapat hukum (Legal Opinion) nomor
119/0398/1/PAMI2022 pada tanggal 4 Juli 2022 kepada KAJARI Pematang
Siantar tentang Pengangkatan Kembali Direksi Perumda Tirtauli. Kemudian pada
tanggal 6 Juli 2022 Tergugat melakukan konsultasi dengan Kementerian Dalamn
Negeri Dityen Keuangan Daerah Direktorat BUMD.BLUD dan Barang Milik
Daerah dengan Pak Riris dan Pak Oto tentang bolehnya Plt.Wali Kota Melakukan
Pengangkatan Kembali Direksi Perumda Tirtauli, yang dikatakan boleh, dan
disarankan untuk menanyakan langsung kepada Biro Hukum Kemendagri.
Selanjutnya dilakukan pembahasan pendapat hukum (LO) tentang Pengangkatan
Kembali Direksi Perumda Tirtrauli Kota Pematang Siantar dengan melakukan
konsultasi melalui telepon kepada Bapak R. Gani Mohammad, SH,MAP, Kepala
Biro Hukum Sekjen Kemendagri yang menyatakan bahwa PIt. Walikota sebagai
KPM dapat mengangkat kembali direksi selama prosesnya telah dijalankan dengan
benar. Bahwatelah kami uraikan proses alur pengangkatan lr.Zulkifli Lubis, MTin
casu Tergugat II Intervensi sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 berdasarkan
data-data yang sah, pendapat hukum, dan juga fakta-fakta hukum, maka dengan
demikian Tergugat Il Intervensi secara tegas menyatakan alur proses
PENGANGKATAN IR.ZULKIFLI LUBIS, MT IN CASU TERGUGAT II
INTERVENSI SEBAGAI DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN UMUM
DAERAH AIR MINUM TIRTA ULI KOTA PEMATANG SIANTAR MASA
JABATAN 2022-2027 TELAH BENAR DAN SESUAI DENGAN PROSEDUR
YANG BERLAKU;
20. Bahwa terkait dalil Penggugat pada huruf B halaman 9 s/d 10 yang pada pokoknya
menyatakan berdasarkan pasal 14 UU nomor 30 tahun 2014 tentang adminstrasi
pemerintahan , ayat (1) disebutkan :
(a) Badan danlatau Pejabat Pemerintahan memperoleh mandat apabila:
Ditugaskan oleh Badan danlatau Pejabat pemerintahan di atasnya, dan
(b) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.

(2) Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b terdiri atas:

(a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat


defenitif yang berhalangan sementara, dan
(b) Pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif
yang berhalangan tetap.
(7) Badan dan atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh wewenang
melalui mandat tidak berwenang mengambil keputusan danlatau tindakan
yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum
pada aspek organisasi , kepegawaian, dan alokasi anggaran.

Berdasarkan dalil Penggugat tersebut, Tergugat Il Intervensi menduga Penggugat


tidak dapat memahami apa maksud, arah dan tujuan dari ketentuan tersebut diatas
karena. Bahwa benar Surat Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor
800/645/NII/WK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang
Siantar Masa Jabatan 2022-2027 ditandatangani oleh PIt.Walikota
Pematangsiantar sebagai Pelaksana Tugas, namun jika Penggugat dapat
memahami dalil-dalil Tergugat II Intervensi yang telah diuraikan sebelumnya
tentang pengangkatan direktur utama Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar
adalah dilakukan oleh KPM sesuai dengan kewenangannya;
21. Bahwa Plt.Walikota Pematangsiantar menerbitkan Surat Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor 800/645/NIINVK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang
Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum
Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027 adalah langkah lanjutan
untukmendukung keputusan daripada KPM dalam hal pengkatan kembali Direktur
Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar, yang juga hal tersebut telah
sesuai dengan ketentuan didalam undang-undang, yaitu:
a. Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah, yang berbunyi
(2) Kepala Daerah selaku pemilik modal pada perusahaan umum
Daerah atau pemegang saham pada perseroan Daerah atau pemegang
saham perseroan Daerah pada perusahaan mempunyai kewenangan
mengambil keputusan.
b. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2018 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota
Dewan Pengawas Atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi
Badan Usaha Milik Daerah:
(1) Berdasarkan keputusan KPM, KPM menyerahkan kewenangan
kepada Kepala Daerah selaku penyelenggara Pemerintahan Daerah.
c. Pasal 12 ayat (2) Peraturan DaerahKota Pematangsiantar Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli,
yang berbunyi:
(2) Kepala Daerah selaku pemilik modal pada Perumda Tirta Uli
mempunyai kewernangan mengambil keputusan.
22. Bahwa Kepala Daerah adalah jabatan politik yaitu jabatan yang dihasilkan oleh
proses politik (dari hasil pemilu atau pemilukada) yang masa jabatannya bersifat
transisional yaitu hanya boleh 2 (dua) periode. Di dalam Undang-Undang Nomor
43 Tahun 1999;Perubahan atas Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa jabatan politik adalah sebagai berikut:
(1) Pejabat Negara
1) Presiden dan Wakil Presiden;
2) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat:
3) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
4) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada
Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada
semua Badan Peradilan;
5) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung.

(6) Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan,


7) Menteri, dan jabatan yang setingkat Menteri,
8) Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penun,
9) h dan Wakil Gubenur;
10) Bupati/Walikota dan WNakil Bupati/Wakil VWalikota; dan
11) Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.

Pada berdasarkan uraian diatas dan terkhusus pada angka 10 jelas dapat Atau
cemati bahwa Walikota dan wakil walikota adalah satu kesatuan dalam konteks
jabatan politik;

23. Bahwa pada tanggal 15 Juli 2022. Walikota Pematang Siantar terjadi kekosongan
oleh karena Walikota terpilih hasil pemilukada meninggal dunia sebelum dilantik.
Yang dilantik menjadi pelaksana tugas walikota roda adalah wakil walikota
defenitif. untuk menjalankan Maka mandate selaku pelaksana tugas, pemerintahan,
wakil walikota diberi dasar hukumnya adalah berdasarkan pasal 14 UU nomor 30
tahun 2014 tentang adminstrasi pemerintahan, ayat (1 ) disebutkan:
(c) Badan danlatau Pejabat Pemerintahan memperoleh mandat apabila :
Ditugaskan oleh Badan danlatau Pejabat pemerintahan di atasnya, dan;
(d) Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
(1) Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b terdiri atas:
a) Pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat
defenitif yang berhalangan sementara, dan
b) Pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat
defenitif yang berhalangan tetap.

Bahwa mandat pelaksana tugas Walikota yang diberikan kepada Wakil Walikota
adalah jabatan pelaksana tugas kepala daerah.Jabatan defenitifnya adalah wakil
walikota Pematang Siantar. Dasar hukumnya yaitu pasal 65 dan 66 UU nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu Pelaksana Tugas (Plt) kepala
daerah dijabat oleh wakil kepala daerah ketika kepala daerah sedang berhalangan
tetap
24. Bahwa juga terdapat keterlibatan Kabag Hukum Setdako Pematang Siantar adalah
sejauh koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Pematang Siantar terkait
Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Perumda Tirtauli Pematang Siantar
yaitu melakukan koordinasi antara Kepala Seksi Perdata atau tata Usaha Negara
Kejaksaan Negeri Pematang Siantar, Kabag Hukum Setdako Pematang Siantar
dengan Biro Hukum Kemendagri dengan hasil sebagai berikut :
1. Plt. Walikota melaksanakan tugas dan kewenangan sebagai Kepala Daerah, hak-
hak yang sifatnya strategis berlaku untuk Aparatur Sipil Negara harus ada izin
Kemendagri, sedangkan untuk Direksi BUMD tidak datur, oleh karenanya
sepanjang yang bersangkutan (Direksi) telah melalui proses yang benar maka
Kepala Daerah tinggal melantik (penandatangan kontrak kinerja) untuk mengisi
kekosongan Direksi, karena tidak diketahui sampai kapan pelaksana tugas akan
defenitive, untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan sepanjang
semuanya sesuai dengan prosedur, maka Plt. Wali Kota dapat melantik Direksi
termasuk Dewan Pengawas,karena Kepala Daerah mewakili Pemko Pematang
Siantar sebagai pemegang saham (KPM). Dia harus menempatkan/mengisi
orangnya (Direksi) agar perusahaan tidak rugi.
2. Walikota selaku KPM dalam penetapan Surat keputusan pengangkatan direksi
tidak perlu mencantumkan selaku KPM tetapi sebagai Plt. Wali Kota.
25. Bahwa kami juga membantah dalil Penggugat tentang Radiogram Gubernur
Sumatera Utara Nomor: 132/2046 tanggal 22 Februari 2022, karena dalilnya tidak
dibangun di atas konstruksi hukum yang tepat. Dapat kami argumentasikan bahwa
objek sengketa diterbitkan Tergugat di dalam lingkup kewenangnnya bukan di luar
kewenangannya, juga tidak diperbuat secara sewenang- wenang. Kami katakan di
dalam lingkup kewenangannya karena Tergugat sudah dilantik menjadi Wakil Wali
Kota Defenitif pada tanggal 22 Februari 2022 dan sebagai Pelaksana Tugas Wali
Kota Pematang Siantar (Dasar hukumnya adalah Radiogram Gubernur Sumatera
Utara Nomor :132/2046 tanggal 22 Februari 2022). Berdasarkan radiogram
gubenur tersebut, kewenangan kepala daerah selaku kuasa. pemilik modal dapat
dilaksanakan Tergugat, dan kami pastikan dilakukan dengan tidak sewenang-
wenang karena objek sengketa diterbitkan bersitat individual, konkret dan final
melalui mekanisme dan kronologinya sesuai ketentuan regulasi. Semua dasar
hukum yang disebutkan Penggugat untuk mendukung dalil gugatannya jelas sekali
tidak ada relevansinya untuk mengklaim tindakan Tergugat terkait objek sengketa
bertentangan dengan hukum atau sewenang-wenang;
26. Bahwa juga perlu Tergugat ll Intervensi jelaskan mengenai Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang dimiliki daerah. BUMD merupakan
"organisasi yang memiliki status korporat yang indepen dent, dipimpin oleh
Direksi yang ditunjuk oleh KPM". Banyak BUMD yang beroperasi dengan
retribusi yang membuatnya berbeda dengan pajak dari Lembaga pemerintahan.
BUMD berbeda dengan birokrasi pemerintahan daerah terkait pendanaan, biaya
transaksi, hak-hak pekerja, pengawasan keuangan,dll. Badan Usaha Milik Daerah
yang berbentuk Perusahaan Daerah dibentuk melalui Peraturan Daerah yang
didasarkan pada Undang- undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah. Kepala Daerah sebagai personifikasi Pemerintah Daerah merupakan
pemilik modal dalam Badan Usaha Milik Daerah. Segala kewenangan yang
dimiliki kepala daerah terbatas dalam ruang lingkup sebagai pemilik modal;
27. Bahwa dengan demikian sangatlah penting Penggugat memiliki pemahaman yang
lebih dalam lagi tentang penerbitan Surat Keputusan Wali Kota Pematang Siantar
Nomor 800/645NIIWK-Thn 2022 tanggal 15 Juli 2022 tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-2027, Penggugat harus dapat membedakan
antara Kepala Daerah selaku KPM dalam Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantardan juga Kepala Daerah yang dalam hal ini Plt. Walikota
Pematangsiantar yang menerbitkan surat keputusan yang merupakan objek perkara
a quo. Kemudian, menanggapi lebih lanjut tentang dalil Penggugat yang pada
pokoknya menyatakan Tergugat melanggar Pasal 14 ayat (7) UU No.30 Tahun
2014 Tentang Administrasi Pemerintahan adalah sangat keliru karena Badan Usaha
Milik Daerah tidaklah termasuk dalam Instansi.
Pemerintahan, berdasarkan Pasal 1 angka 15, 16, 17 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentana Aparatur Sipil Negara, berbunyi:
Pasal 1
15. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi daeran.
16. Instansi Pusat adalah kementerian,pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretarnatan lembaga
nonstruktural.
17. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan perangkat daerah
kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan
rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah
28. Bahwa juga berdasarkan Pasal 1 angka 20 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang berbunyi:
"Instansi pemeintah adalah unsur penyelenggara pemerintahan pusat atau unsur
penyelenggara pemerintahan daerah."
Maka dengan demikianmelihat daripada definisi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) yang dalam perkara a quo adalah Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantaryang sangat jelas dan tidak terbantahkan bahwa PDAM
merupakan Badan Usaha Milik Daerah di bidang pelayanan air minum, yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah. Itu artinya, PDAM
tidak menyelenggarakan pemerintahan.Oleh karena itu, PDAM in casu Perumda
Tirta Uli Kota Pematangsiantarbukan termasuk instansi pemerintah.
29. Bahwa berdasarkan uraian diatas sangat jelas dan tidak terbantahkan tentang Pasal
14 ayat (7) UU No.30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan tidak
mengikat kepada organ ataupun kepegawaian dalam Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang dalam perkara a quo adalah Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantar. Maka dengan demikian sangat jelas dan tidak terbantahkan
penerbitan surat keputusan wali kota pematang siantar nomor 800/645/vii/wk-thn
2022 tanggal 15 juli 2022 tentang pengangkatan kembali direktur utama
perusahaan umum daerah air minum tirta uli kota pematang siantar masa jabatan
2022- 2027adalah sah menurut hukum dan telah sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku dan tidak melampaui wewenang- Dengan demikian
berdasarkan fakta hukum yang telah Tergugat II Intervensi uraiakan dalam eksepsi
dan jawaban ini sangat jelas seluruh dasar dan alasan Penggugat dalam gugatannya
yang menyatakan adanya Kolusi, Tidak Transparan/Tertutup, Manipulatif,
Kepentingan perseorangan, Melampaui Kewenangan, Keberpihakan kepada
seseorang. sewenang-wenang adalah keliru dan terbantahkankarena Tergugat I
Intervensi telah membantah seluruh dalil-dalil Penggugat dalam gugatannya dan
juga Tergugat Il Intervensi menduga Penggugat sama sekali tidak memahami
fakta-fakta hukum yang ada dibalik penerbitan surat keputusan dalam perkara a
quo, dasar dan alasan gugatan Penggugat hanya berdasarkan asumsi-asumsi dan
terkesan mengada-ada, maka dengan demikian sudah seharusnya dan sepatutnya
Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk mengesampingkan seluruh
dalil Penggugat dalam gugatan dan selanjutnya,
30. Bahwa Tergugat II Intervensi menolak secara tegas seluruh dalil Penggugat yang
terdapat pada angka romawi VI halaman 13 s/d 14 tentang Permohonan
Penundaan. seluruh dalil Penggugat merupakan dalil yang keliru, tidak berdasar
dan harus dikesampingkan karena untuk dilakukan sangatlah tidak beralasan
Penggugat memohon penundaan terhadap pelantikan Ir. Zulkifli Lubis, MT
menjadi Direktur Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar sesuai dengan
Surat Keputusan Wali Kota Pematang Siantar Nomor 800/645NIIWK-Thn 2022
tanggal 15 Juli 2022 tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama Perusahaan
Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022-
2027 yang dalam hal ini Penggugat sama sekali tidak dapat membuktikan kerugian
ataupun akibat hukum yang dialami oleh Penggugat serta Penggugat juga tidak
memiliki dasar hukum ataupun legal standingyang jelas untuk menjadikan dirinya
Penggugat dalam perkara ini. Untuk itu sudah seharusnya dan sepatutnya Majelis
Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk mengesampingkan dalil Penggugat
tersebut.
Berdasarkan uraian dan alasan-alasan hukum tersebut diatas. Maka Terguggat II
Intervensi mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara yang dan
mengadili perkara memeriksa a quo agar berkenan untuk memberikan putusan.
sebagai berikut:
1. DALAM PENUNDAAN
1. Menolak permohonan penundaanPenggugat untuk seluruhnya,
I1. DALAM EKSEPSI
1. Eksepsi Tergugat Il Intervensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Wiet Ontvankelijk
Verklaar):
III. DALAM POKOK PERKARA.
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, atau
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard);
3. Menyatakansebagai hukum seluruh proses pengangkatan Ir. Zulkifli
Lubis,MT menjadi Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minumn
Tirta Uli Pematang siantar masa jabatan 2022-2027 adalah sah dan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku:
4. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Keputusan Nali Kota Pematang
Siantar Nomor : 800/645/NIIWK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan Kembali
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang Siantar, Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022;
800/645VIIWK-Thn 2022 tentang pengangkatan kembali Direktur Utama
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa
jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022 tetap dilaksanakan sebagaimana
mestinya;
5. Menyatakan Keputusan Walikota Nomor: 800/645/VII/WK-Thn 2022
tentang pengangkatan kembali Direktur Utama Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, masa jabatan 2022-2027 tanggal
15 Juli 2022 tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya;
6. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul
dalam perkara ini.
Bahwa atas Jawaban Tergugat dan Tergugat Il Intervensi pihak Penggugat telah
menyampaikan dokumen elektronik berupa Replik dalam persidangan secara
alektronik pada Tanggal 9 November 2022 di aplikasi Ecourt dan telah diteruskan
kepada Tergugat dan Tergugat ll Intervensi melalui Sistem Informasi Pengadilan
yang isi selengkapnya sebagaimana tersimpan pada aplikasi Ecourt;

Bahwa atas Replik Penggugat, pihak Tergugat dan Tergugat Il Intervensi telah
menyampaikan dokumen elektronik berupa Duplik dalam persidangan secara
elektronik pada Tanggal 16 November 2022 di aplikasi Ecourt dan telah diteruskan
kepada Penggugat melalui Sistem Informasi Pengadilan yang isi selengkapnya
sebagaimana tersimpan pada aplikasi Ecourt:

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Gugatannya, pihak Penggugat telah


mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi surat yang telah diberi meterai
secukupnya dan telah dicocokkan dengan aslinya maupun fotokopinya sehingga
sah sebagai alat bukti dipersidangan serta diberi tanda P-1 sampai dengan P-19
masing-masing
sebagai berikut :
1. BuktiP-1 Fotokopi dari print out berita media online (htp//www.kabarnas.com).
edisi tanggal 19 Juli 2022, berjudul Tanpa Seleksi, Zulkifli diangkat jadi Dirut
Perumda Tirtauli :
2. BuktiP-2 Fotokopi dari Fotokopi Keputusan Walikota Pematangsiantar Nomor
800/645/VIIWK-Thn 2022, Tentang Pengangkatan Kembali Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, Masa
Jabatan 2022-2027 :
3. BuktiP-3 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Sumut Watch, No :
54/SWVIW2022, Perihal: Keberatan, tanggal 25 Juli 2022;
4. Bukti P- 4 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Sumut Watch No.
54/SWVI/2022, Perihal : Keberatan, tanggal 25 Juli 2022 :
5. BuktiP-5 Fotokopi sesuai dengan aslinya Sumut Watch, No : 63/SWNII/2022.,
Perihal: Pembatalan Keputusan Plt Walikota Pematang Siantar, Tentang
Pengangkatan Sdr.Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur Utama
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar, Masa
Jabatan 2022-2027, tanggal 18 Agustus 2022;
6. BuktiP-6 Fotokopi sesuai dengan aslinya tanda terima Surat Sumut Watch
Keputusan Wali Kota No. 63/SWNIII2022, Perihal : Pembatalan Pematang Siantar
Nomor: 800/645NIIWK-Thn 2022, Tentang Pengangkatan Kembali Direktur
Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar,
Masa Jabatan 2022-2027
7. BuktiP-7 Fotokopi sesuai dengan aslinya Akta Pendirian Perkumpulan Sumut
Watch, No. 239, tanggal 14 Juli 2017, yang dibuat dan ditandatangani oleh
Notaris/PPAT Cut Dian Satriani. S.H., M.Kn, yang berkantor al Jalan VWillem
lskandar No. 13/28, Kabupaten Deli Serdang ;
8. Bukti P-8 Fotokopi sesuai dengan aslinya Print Out Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, Nomor AHU -
0010792.AH.01.07.TAHUN 2017. Tentana Pengesahan Pendiran Badan Hukum
Perkumpulan Sumut VWatch, tanggal 20 Juli 2017;
9. Bukti P-9 Fotokopi sesuai dengan aslinya Print Out Lampiran Keputusarn
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indoresia, Nomor AHU-
0010792.AH.01.07.TAHUN 2017. Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum
Perkumpulan Sumut Watch Susunan Organ Perkumpulan Sumut Watch, atas nama
Daulat Sihombing, S.H., M.H sebagai Ketua, Maya Manurung, S.H., M.Kn
sebagai Sekretaris, Juniaty D. Aritonang , S. Sos sebagai Bendahara dan
Nadapdap, S.H., M.H sebagai Ketua Pengawas, tanggal 20 Juli 2017 ;
10. Bukti P-1OFotokopi dari Print Out Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 54 Tahun 2017, tentang Badan Usaha Milik Daerah Gindo
11. Bukti P-11 Fotokopi dari Print Out Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar
Nomor:3 Tahun 2020, Tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli;
12. Bukti P-12 Fotokopi dari Print Out Undang Undang Republik lndonesia
Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah : 57/SWNVII/2022,
13. Bukti P-13 Fotokopi sesuai dengan aslinya surat Sumut Watch yang dikirim
kepada Ketua DPRD Kota Pematagsiantar, No : Rapat dengar tanggal 03 Agustus
2022, Perihal: Permintaan Pendapat
14. Bukti P- 14 Fotokopi sesuai dengan aslinya surat Sumut Watch yang dikirim
kepada Ketua DPRD Kota Pematag Siantar, No : 63/SWNIIW/2022, tanggal 27
Agustus 2022, Perihal: Permintaan Rapat; Dengar Pendapat (susulan)
15. Bukti P - 15 Fotokopi dari Print Out Surat Pimpinan DPRD Kota Pematang
Siantar nomor 005/2246/DPRD/IX/2022, tanggal 15 September 2022, hal :
Undangan Rapat Dengar Pendapat ;
16. Bukti P- 16 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Sumut Watch Watch yang
Ketua DPRD Kota Pematang siantar,70/SW/
Bukti P - 17 Fotokopi Print Out Asli Berita Media Online Restorasidaily .com,
70/SWI\X/2022, tanggal 26 September 2022, Perihal: Beredar Rekaman Suara
Konsultasi Kabag Hukum tentang Perpanjangan Jabatan dirut perumda tirta
uli,zulkifli Lubis Diikutsertakan;
18. Bukti P–18 Rekaman Audio Percakapan by Phone antara Wali Kota Pematang
Siantar, melalui Kabag Hukum Pemerintah Kota Pematang Siantar, Heri Oktarizal,
SH, didampingi Terqugat Intervensi, Ir. Zulkifli Lubis, MT, dengan Pejabat
tertentu yang disebut Kepala Biro Hukum Kejaksaan Aqung RI Untuk meluruskan
Mengangkat kembali Tergugat Intervensi, Ir. Zulkifli Lubis, MT, Sebagai Direktur
Utama Perumda Air Minum Tirta Uli periode 2022-2027 ;
19. Bukti P-19 Fotokopi dari fotokopi Keputusan Walikota Pematangsiantar
Nomor 800/696/VIWK-THN 2018, Tentang Pengangkatan Direksi Perusahaan
Daerah Air Minum Tita Uli Kota Pematangsiantar Periode 2018-2022, atas nama
Ir. Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur Utama, Berliana Napitu, S.E, M.M sebagai
Direktur Umum dan Paruhum Nali Siregar S.E, M.M sebagai Direktur Teknik,
tertanggal Jabatan Dirut Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Jawabannya, pihak
Tergugat telah 18 Juli 2018 ;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya,pihak tergugat mengajukan alat


bukti surat berupa fotokopi surat yang telah dimeterai secukupnya dan telah
dicocokkan dengan aslinya maupun fotokopinya sehingga sah sebagai alat bukti
dipersidangan serta diberi tanda l-1 sampal dengan T-31, masing-masing sebagai
berikut;

1. Bukti T-1 Fotokopi dari Print Out Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
2. Bukti T-2 Fotokopi dari Print Out Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Nomor 37 tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Indonesia Pemberhentian
Anggota Dewan Pengawas atau anggota komisaris dan Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Daerah, tanggal 7 Mei 2018
3. Bukti T-3 Fotokopi dari Print Out Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2
tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum
tanggal 18 Januari 2007;
4 Bukti T-4 Fotokopi sesuai asli Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor
3 tahun 2020 Perusahaan Umum Daerah Air Ninum Tirta Uli, tanggal 17
Desember 2000.
5. Bukti T-5 Fotokopi sesuai asli Keputusan Wali Kota Pematangsiantar Nomor:
800/696VIIWK-Thn2018 tentang Pengangkatan Direksi Perusahaan
Daerah Air Minum Tirtauli Pematang siantar Periode 2018-2022
tanggal 15 Juli 2018;
6. Bukti T-6 Fotokopi sesuai asli Keputusan Wali Kota Pematangsiantar Nomor:
800/696VIIWK-Thn2018 tentang Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Air
Minum Tirtauli Pematang siantar Periode 2018-2022 tanggal 15 Juli 2018;
7. Bukti T-7 Fotokopi dari fotokopi Surat Dewan Pengawas kepada Direksi Perihal
Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Nomor : 007/DP-
PERUMDAM/W2022, tanggal 12 Januari 2022;
8. Bukti T-8 Fotokopi dari fotokopi Laporan Pengurusan tugas akhir masa jabatan
Direksi masa 2018-2021 Nomor 900/0042/PAM/2022 tanggal 18
Januari 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas Perumda Tirtauli ;
9. Bukti T-9 Fotokopi dari fotokopi Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas
Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar Nomor : 029/DP-
PERUMDAMII/2022 Kepada Walikota Pematang Siantar selaku KPM
Perumda Tirta Uli, tanggal 3 Pebruari 2022.:
10. Bukti T-10 Fotokopi dari fotokopi Wali Kota Pematangsiantar Nomor
539/0781/||/2022, Hal. Pengangkatan Kembali menjadi direksi Perumda Tirtauli
Masa Periode 2022 - 2027 tanggal 7 Februari 2022.:
11. Bukti T-11 Fotokopi dari fotokopi Laporan Daftar Hadir Rapat Pemerintah
Kota Pematangsiantar, Direksi Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar dengan
Staf Kementerian Dalam Negeri tanggal 20 Mei 2022, Acara Rapat Pembahasan
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 37 Tahun 2018, Tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan
Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara :
12. Bukti T-12 Fotokopi dari fotokopi Surat dari Direksi Perumda Tirta Ulin
Kota Pematangsiantar Kepada Bapak Kajari Pematang Siantar Nomor
419/0398NIWPAM/2022 tertanggal 04 Juli 2022 Perihal pemohonan Pendapat
Hukum (LO) ;
13. Bukti T-13 Fotokopi dari fotokopi Daftar Hadir tanggal 08 Juli 2022 di Kantor
Kejaksaan Negeri Pematangsiantar, dalam acara pembahasan pendapat hukum
(LO) tentang Pengangkatan Kembali Direksi Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantar ;
14.Bukti T-14 Fotokopi dari fotokopi Surat dari Kepala Biro Hukum Kemendagri
kepada Sekda Prov Kepulauan Riau Nomor 180/9141/S.J tanggal 6 September
2019, hal Pendapat Hukum pengangkatan direksi BUMD Oleh Pelaksana Tugas
Gubernur;
15. Bukti T-15 Fotokopi dari fotokopi Keputusan Bupati Malang Nomor
188.45/109/KEPI35.07.01 3/2019 Tentang Pengangkatan saudara Syamsul Hadi
S.Sos., M.M sebagai direktur utama perusahaan umum daerah tirta kanjuruhan
kabupaten malang Smasa jabatan tahun 2019-, tanggal 17 Februari 2019
16. Bukti T-16 Fotokopi dari fotokopi Surat Dewan Pengawas kepada Sekda c/a
Kabag perekonomian & SDA Sekretariat Daerah Perekonomian Pematangsiantar
Nomor 156/DP-PERUMDAM/XII/2021 berakhirnya masa jabatan Dewan
Pengawas dan Direksi, tanggal 1 Januari 2022;
17. Bukti T-17 Fotokopi dari fotokopi Suratdari dari Plh. Sekda kepada KPM
BUMD Kota Pematangsiantar Nomor : 539/0106/\/2022, hal Penyampaian Masa
Berakhir Jabatan Direksi dan Dewan Pengawas Perumda Tirta Uli, tanggal 10
Januari 2022;
18.Bukti T-18 Fotokopi dari fotokopi Surat dari Kepala Kantor BKN Kantor
Regional Perihal Kota Pematang siantar Nomor 224.1/KRVI/BKN/IVI2022
tanggal 7 April 2022 hal Penjelasan Kewenangan Pelaksana Tugas Wali Kota
dalam hal Manajemen Kepegawaian;

19. Bukti T-19 Fotokopi dari fotokopi Undang-undang Republik Indonesia Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan:
20. Bukti T-20 Fotokopi sesuai dengan asli Rekaman pembahasan pendapat hukum
(LO) dalam bentuk CD tentang pengangkatan kembali Direktur dengan melakukan
konsultasi melalui Telepon kepada Bapak R. Gani Muhamad, SH,
MAP, Kepala Biro Hukum Sekretaris Jenderal Kemendagri;
21.Bukti T-21 Fotokopi dari Fotokopi Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:
131.12-354 Tahun 2021 Tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Derah Hasik
Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020 di Kabupaten dan Kota Pada
Provinsi Sumatera Utara, ;
22. Bukti T-22 Fotokopi dari Fotokopi Lampiran Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 132.12-354 Tahun 2021, Tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak, Tahun
2020 di Kabupaten dan Kota pada Provinsi Sumatera Utara;
23. Bukti T-23 Fotokopi dari Fotokopi Naskah Pelantikan tertanggal 22 Februari
2022
24. Bukti T-24 Fotokopi dari Fotokopi Radiogram dari Gubernur Sumatera Utara
Nomor : 132/2046, tanggal 22 Februari 2022:
25. Bukti T-25 Fotokopi dari Fotokopi Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
131.12-1338 Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pe Walikota Medan Pemberhentian
Wakil Walikota Pengesahan Provinsi Sumatra Utara, tanggal8 Juni 2022 :
26. Bukti T-26 Fotokopi dari Fotokopi Petikan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.12-1338 Tahun 2022, tentang Pengesahan Pengangkatan VWali Kota
dan Pengesahan Pemberitahuan Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Provinsi
Sumatera Utara, tanggal 8 Juni 2022:
27. Bukti T-27 Fotokopi dari Fotokopi Naskah Pelantikan dari Gubernur Sumatera
Utara, tanggal 22 Agustus 2022;
Pematangsiantar
28. Bukti T-28 Fotokopi dari Fotokopi Naskah Pelantikan Nomor Otdal2022,
tanggal 22 Agustus 2022;
29. Bukti T-29 Fotokopi sesuai dengan aslinya Telaah Staf dari Kepala Bagian
Perekonomian dan SDA Setdako Pematang Siantar, Nomor 229/Ekon/lIl/Ps/2022,
tanggal 8 Maret 2022, kepada Pit. Walikota Pematangsiantar, Perihal Kondisi
Perkembangan Perumda Minum Tirta Uli
30. Bukti T-30 Fotokopi sesuai dengan aslinya Telaah Staf dari Plh. Kepala Bagian
Perekonomian dan SDA Setdako kepada Plt. Wali Kota Pematang Siantar, Nomor :
574/Ekon//Ps/2022, tanggal 13 Juni 2022, Perihal Laporan akan berakhirnya masa
jabatan Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematang Siantar periode
2018-2022 :
31. Bukti T-31 Fotokopi sesuai dengan aslinya Telaah Staf dari Plh. Kepala Bagian
Perekonomian dan SDA Setdako kepada PIt. Wali Kota Pematang Siantar, Nomor :
672/Ekon/VIl/2022, tanggal 11 Juli 2022, Perihal pengangkatan Dewan Pengawas
masa jabatan 2022-2026 dan pengangkatan kembali Direktur Utama Perumda Tirta
Uli Kota Pematang Siantar masa jabatan 2022-2027:

Bahwa untuk menguatkan dalil.dalil sanggahannya, Tergugat Il Intervensi


telah mengajukan bukti Surat berupa fotokopi surat yang telah dimeterai secukup
dan telah dicocokkan dengan aslinya maupun fotokopinya sehingga sah sebagai
alat bukti dipersidangan serta diberi tanda T. Il.Int-1 sampai dengan T.Il. Int-
22,masing-masing sebagai berikut :
1. Bukti TI, Int -1 Fotokopi sesuai dengan aslinya SURAT KEPUTUSAN NALI
KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR:800/645/VII/WK-THN 2022 TENTANG
PENGANGKATAN KEMBALI DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN UMUM
DAERAH AIR MINUM TIRTA ULI KOTA PEMATANGSIANTAR MASA
JABATAN 2022-2027 TANGGAL 15 JUNI 2022.
2. BuktiTIL.Int -2 Fotokopi sesuai dengan aslinyai SURAT KEPUTUSAN WALI
KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR:800/689/VIIWK-THN 2018 TENTANG
PENGANGKATAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA
ULI KOTA PEMATANGSIANTAR PERIODE 2018-2022 TANGGAL 18 JUNI
2018.
3. Bukti T.IL.Int -3 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Dewan Pengawas
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar
Nomor : 156/DP-PERUMDAN/XI/2021, tanggal 1 Desembar 2021, Perihal
Berakhirnya Masa Jabatan Dewan Pengawas & Direksi ;
4. Bukti T.Il, Int 4 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Sekretariat Daerah
Pemerintahan Kota Pematangsiantar Nomor: 539/0106/2022 tanggal 10 Januari
2022, hal: Penyampaian Masa berakhir Jabatan Direksi dan Dewan Pengawas
Perumda Tirta Uli ;
Bukti T.Il, Int -5 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Dewan Pengawas
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Uli Pematangsiantar Nomor: 007/DP-
PERUMDAM/W2022 tanggal 12 Januari 2022, Perihal: Laporan Pengurusan
Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi ;
6. Bukti Tl, Int -6 Fotokopi seuai dengan aslinya Laporan PengurusanTugas Akhir
Masa Jabatan Direksi 2018-2021 Nomor: 900/0042/PAMI2022 tanggal 18 Januari
2022.
7. Bukti Tll, Int-7 Fotokopi sesuai dengan aslinya Penilaian Dan Rekomendasi
Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta UIi Kota Pematangsiantar Atas
Laporan Pengurusan Tugas Akhir Masa Jabatan Direksi Perumda Air Minum Tirta
Uli Kota Pematangsiantar Masa Jabatan 2018-2022 Nomor:029/DP-
PERUMDAM/I/2022 tanggal 3 Februari 2022.
8. Bukti TI, Int -8 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Wali Kota
Pematangsiantar Nomor: 539/0781/|/2022 tanggal 7 Februari 2022, Hal:
Pengangkatan kembali menjadi Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli Masa
Periode 2022 - 2027;.
9. BuktiTII, Int -9 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Badan Kepegawaian
Negara Kantor Regional IV Nomor: 224.1/KRVIVBKN/IVI2022 tanggal 7 April
2022, hal: Penjelasan Kewenangan Pelaksana Tugas Wali Kota dalam hal
Manajemen Kepegawaian ;
10. Bukti TIl, Int-10 Fotokopi sesuai dengan aslinya Daftar Hadir Rapat
Pemerintah Kota Pematangsiantar, Direksi Perumda Tirta Uli Kota
Pematangsiantar dengan Staf Kementerian Dalam Negeri tanggal 20 Mei 2022,
Agenda Konsultasi dan Koordinasi Terkait Pengangkatan Kembali Direksi
Perumda Tirta UIi Kota Pematangsiantar ke Kementerian Dalam Negeri di Jakarta;
11. Bukti T.Il, Int-11 Fotokopi sesuai dengan aslinya Surat Direktur Utama
Perumda Tirta Uli Kota Pematangsiantar Nomor: 119/0398/VIIPAMI2022 kepada
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Pematangsiantar perihal: Permohonan Pendapat
Hukum (LO) tanggal 04 juli 2022;
12 Bukti TII,Int-12 Fotokopi dari Fotokopi Surat Sekretariat Jenderal Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 18O/9141/SJ tanggal 6 September
2019, Hal: Pendapat Hukum Pengangkatan Direksi BUMD Oleh Pelaksana Tugas
Gubernur ;
13. BuktiTl, Int-13 Rekaman Percakapan Via Telepon Kabag Hukum Pemerintah
Kota Pematangsiantar dengan Kepala Biro Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia.
14. Bukti T.l,Int-14 Fotokopi sesuai dengan aslinya KONTRAK KINERJA
ANTARA KPM PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA ULI
KOTA PEMATANGSIANTAR DENGAN DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN
UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA ULI KOTA PEMATANGSIANTAR
DENGAN MASA JABATAN 2022-2027, tanggal 14 Juli 2022 :
15. Bukti T.ll, Int-15 Fotokopi dari Fotokopi SURAT KEPUTUSAN BUPATI
MALANG NOMOR: 118.45/09/KEP/36.07.013/2019 TENTANG
PENGANGKATAN SAUDARA SYAMSUL HADI, S.SOS.,MM SEBAGAI
DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN UMUM DAERAH TIRTA
KANJURUHAN KABUPATEN MALANG MASA JABATAN TAHUN 2019-
2024 TANGGAL 14 FEBRUARI 2019:
16. Bukti T.II, Int-16 Fotokopi Print Out Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Daerah, Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik tanggal 27 Desember
2017 :
17 Bukti T.Il,Int-17 Fotokopi Print Out Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar
Nomor :3 Tahun 2020 Tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli,
tanggal 17 Desember 2020 :
18 Bukti Tll, Int-18 Fotokopi Print Out Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2
Tahun 2007 Tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum,
tanggal 18 Januari 2007
19 Bukti TJLInt-19 Fotokopi Print Out Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Dewan Pengawas Atau Agggota Komisaris dan Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Daerah tanggal 7 Mei 2018:
20.BuktiT-Il. Int-20 Fotokopi KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR
THN2022 TENTANG PENGHUNJUKAN KUASA HUKUM PEMERINTAH
KOTA sesuai dengan aslinya SURAT KEPUTUSANWALI ANGGARAN 2022
21. Bukti T-L Int-21 Fotokopi seesuai dengan aslinya HUKUM; DAERAH
800/0628/X/PAM/2022 TANGGAL 13 OKTOBER 2022 PERIHAL:
PERMOHONAN PENDAMPINGAN MENJADI KUASA
PEMATANGSIANTAR TAHUN ANGGARAN 2022;
22. Bukti T-ll.Int-22 Fotokopi sesuai dengan aslinya SURAT SEKRETARIAT
BAGIAN HUKUM PEMERINTAH KOTA NOMOR: 1029.1/HUKIXI/2022
TANGGAL 13 OKTOBER 2022 PERIHAL: PENDAMPINGAN MENJADI
KUASA HUKUM;

Bahwa dalam pemeriksaan perkara a quo Penggugat tidak mengajukan saksi ahli
untuk menguatkan dalil gugaannya, meskipun telah diberikan kesempatan oleh
Majelis Hakim ;

Bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Tergugat telah mengajukan 1 (satu)


orang saksi atas nama HENDRA TUMPAL PANDAPOTAN SIMAMORA yang
telah memberikan keterangan dibawah janji menurut agama Kristen yang pada
pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Saksi atas nama HENDRA TUMPAL PANDAPOTAN SIMAMORA:
- bahwa saksi bekerja sebagai PNS dl Pemko Pematangsiantar dengan
jabatan Kepala Perekonomian dan SDM sejak tahun 2021:
- Bahwa saksi mengetahui objek yang digugat dalam perkara ini adalah
masalah perpanjangan Direktur Utama PDAM Tirta Uli.
- bahwa setahu Saksi usul pengangkatan kembali.Direktur PDAM Tirta Uli
adalah Rekomendasi dari Dewan Pengawas
- bahwa pada waktu Walikota Pematangsiantar menyerahkan SK kepada Ir.
Zulkifli Lubis tentang pengangkatan kembali dirinya sebagai Direktur
Utama Perumda Tirta
Uli periode tahun 2022 s/d 2027 saksi ada disitu dan yang hadipada waktu
itu Plt. Walikota
- bahwa setahu Saksi pada waktu penyerahan SK, diserahkan langsung oleh
Ir Zulkifli Lubis dan tidak ada pelantikan:
- bahwa saksi tidak tahu masalah percakapan antara Kabag Hukum
Tahun 2017 Pasal 59
Untuk Keterangan Saksi selengkapnya termuat dalam berita persidangan
pemeriksaan Saksi:
Menimbang, bahwa di Persidangan telah didengar keterangan 1 (satu) Orang Ahli
dari Tergugat Il Intervensi, yaitu;
1. Dr. MIRZA NASUTION, S.H., M.H. (Ahli) Yang memberikan
keterangan dibawah Sumpah sebagai berikut:
Bahwa ahli menjelaskan ada 3 (tiga) hal yang terdapat didalam SK
Walikota pematang Siantar yaitu :
1. Pengangkatan Dirut diangkat tidak berdasarkan seleksi, dalam hal ini
tentang pengangkatan Dirut PDAM TIRTA ULI Pematang Siantar sesai
norma hukum, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2017, Pasal 59 Ayat (2) ketentuan mengenai seleksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 tidak berlaku bagi pengangkatan kembali
anggota Direksi yang dinilai mampu melaksanakan tugas dengan baik
selama masa jabatannya, berdasarkan hasil penilaian Dewan Pengawas
mengena, dalam hal inii capaian kerja:
2 Diangkat secara sendiri tidak secara kolektit, dalam hal ini ketentuan
mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam dalam pasal 58 tidak
berlaku baik melaksanakan pengangkatan kembali anggota Direksi yang
dinilai Mampu tugas dengan baik selama masa jabatannya. Atas dasar
penilaian Dewan dalam capaian kerja yang dilakukan oleh Direktur
Utama yang Pengawas mengahiri jabatannya dapat diangKat kembali
sesuai pasal 58 Avat (2) PP Nomor 54 Tahun 2017, Karena laporan
pertanggungjawaban di akhir masa jabatan dismpaikan bukan secara
kolektif akan tetapi secara Individu atau
perorangan ;
3. Diangkat oleh Pit Walikota, pelaksana tugas Walikota itu dapat
bertindak mengangkat Dirut BUMD disebabkan oleh berhalangan
sementaranva Walikota Devenitif yang disebut sebagai Pemerintah
Daerah yang dipilih oleh Rakyat dalam satu pasangan calon, maksud dan
tujuannya adalah agar tidak terjadi kekosongan pemerintahan sehingga
PIt Walikota berwenang untuk mengangkat Dirut PDAM Tirta Uli
Pematang Siantar secara normatif diatur didalam UU. No. 32 Tahun 2004
sebagaimana yang dirubah dengan UU No. 23 Tahun 2014, h 65 Tentang
Pemerintahan Daerah:
- Bahwa ahli menjelaskan yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan adalah Kewenangan Kepala Daerah selaku Pemilik
Modal PP 54 Tahun 2017:
- Bahwa ahli menjelaskan tentang proses seremonial pelantikan seorang
Pejabat BUMD tidak ada yang mengatur bahkan sampai hari ini;
- Bahwa ahli menjelaskan di Permen 37 Tahun 2018 tidak ada yang
mengatur tentang pengangkatan, pemberhentian Pengawas, Komisaris
atau Direksi BUMD ;
- Bahwa ahli menjelaskan ketika seorang Pejabat mengawali tugas
tugasnya tte tidak dilantik Konsekwensinya pelantikan sifatnya lebih
kepada seremonial artinya itu formal saja ;

Untuk Keterangan Ahli selengkapnya termuat dalamn berita acara persidangan


pemeriksaan Ahli ;

Bahwa Penggugat, Tergugat dan Tergugat II Intervensi masing-masing


telah menyampaikan dokumen elektronik berupa Kesimpulan dalam
persidangan secara elektronik pada Tanggal 20 Januari 2023 di aplikasi
Ecourt yang isi selengkapnya sebagaimana tersimpan di aplikasi Ecourt;
Bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam pemeriksaan perkara ini
selengkapnya termuat dan tercatat dalam Berita Acara Pemeriksaan
Persiapan, Berita Acara Sidang Flektronik dan Berita Acara Sidang yang
menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Putusan ini;
Bahwa pihak Penggugat dan Tergugat dalam pemeriksaan perkara ini
tidak mengajukan sesuatu lagi dan mohon Putusan dari Pengadilan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana
diuraikan secara lengkap dalam duduknya perkara tersebut diatas;

Menimbang, bahwa objek sengketa dalam perkara ini adalah Keputusan Wali Kota
Pematang Siantar Nomor : 800/645NIIWK-Thn 2022 Tentang Pengangkatan
Kembali Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Uli Kota
Pematang antar Masa Jabatan 2022-2027 tanggal 15 Juli 2022. (Vide bukti P.-2,T-
6,TII Int-1):
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim memeriksa pokok perkaranya,
terlebih dahulu akan dipertimbangkan eksepsi yang diajukan Tergugat dan
Tergugat Il Intervensi sebagai berikut;

DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat, pihak Tergugat telah mengajukan
jawaban di dalam persidangan secara elektronik pada tanggal 30 November 2022,
dimana didalam jawaban tersebut terdapat eksepsi, yang mana eksepsi tersebut
pada pokoknya sebagai berikut :
1. Eksepsi Tentang Legal Standing Penggugat.
Bahwa Tergugat didalam jawabannya menyatakan Penggugat tidak mempuny
ai kapasitas untuk menggugat karena Penggugat bukan merupakan subjek
hukum yang merasalmengalami kepentingannya dirugikan akibat terdampak
objek sengketa., sehingga todak memenuhi ketentuan Pasal 53 avat (1) UU No
5 Tahun 1900 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, oleh karenanya sepatutnya
gugatan aquo dinyatakan tidak dapat diterima.

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat, pihak Tergugat Il Intervensi juga


telah mengajukan jawaban di dalam persidangan secara elektronik tertanggal 30
November 2022, dimana didalam jawaban tersebut terdapat eksepsi, Adapun
jawaban yang memuat eksepsi-eksepsi tersebut pada pokoknya sebagai berikut:
1. Eksepsi Tentang Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
Bahwa Tergugat Il Intervensi didalam Jawabannya menyatakan Penggugat
tidak dapat menjelaskan secara jelas didalam gugatan nya tentang kerugian
ataupun akibat hukum yang diderita penggugat atas terbitnya objek sengketa,
dengan demikian sudah sangat patut dan layak dengan dasar gugatan yang tidak
sempurna harus ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima.
2. Eksepsi Tentang Kedudukan Hukum Legal Standing Penggugat. Bahwa
berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
peradilan Tata Usaha Negara menyatakan yang dapat menjadi Penggugat
adalah perseorangan atau badan hukum yang merasa kepentingannya dirugikan
oleh suatu keputusan tata usaha negara sementara Penggugat tidak dapat
mendalilkan secara jelas dan tegas dalam gugatannya tentang kepentingan
Penggugat yang dirugikan oleh keputusan objek sengketa, sehingga demikian
patut dan layak jika gugatan Penggugat tidak memiliki legal standing sebagai
Penggugat dan gugatan harus dinyatakan ditolak atau dinyatakan tidak dapat
diterima.

Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 77 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan :
(1) Eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat diajukan setiap
waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada eksepsi tentang
kewenangan absolut Pengadilan apabila Hakim mengetahui hal itu, ia karena
jabatannya wajib menyatakan bahwa Pangadilan tidak berwenang mengadili
sengketa yang bersangkutan ;
(2) Eksepsi tentang kewenangan relatif Pengadilan diajukan sebelum
disampaikan jawaban atas pokok sengketa, dan eksepsi tersebut harus diputus
sebelum pokok sengketa diperiksa ;
(3) Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan Pengadilan hanya dapat
diputus bersama dengan pokok sengketa;
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 77 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara tersebut diatas, mengatur ada
tiga eksepsi yang dapat diajukan, pertama eksepsi tentang kewenangan absolut
Pengadilan yang dapat diputus sewaktu-waktu, kedua eksepsi tentang
kewenangan relatif Pengadilan yang harus diputus sebelum pemeriksaan pokok
sengketa dan ketiga eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan Pengadilan
yang hanya dapat diputus bersama dengan pokok sengketa;

Menimbang bahwa dari eksepsi-eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dan


Tergugat II Intervensi tersebut diatas kesemuanya menurut Majelis Hakim
eksepsi adalah eksepsi lain yang hanya dapat diputus bersama pokok sengketa:
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi tersebut Majelis Hakim akan
mempertimbangkannya sebagai berikut:
Menimbang bahwa Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan
eksepsi Tergugat sebagaimana juga eksepsi yang sama dari Tergugat I|
Intervensi yang kedua tentang apakah Penggugat mempunyai kedudukan Legal
Standing dalam mengajukan gugatan aquo, sebelum nanti lebih lanjut
mempertimbangkan eksepsi lainnya ;
Menimbang. bahwa mengenai kepentingan telah diatur dalam ketentuan Pasal
3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
menyebutkan bahwa, "Orang atau badan hukum perdata yang merasa
pentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dinyatakan
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi danlatau
direhabilitasi", atau yang dalam teori hukum acara dikenal dengan adagium
"Point d'interest, point d'action" (ada kepentingan, maka ada gugatan), yang
berarti hanya seseorang/badan hukum perdata yang memiliki kepentinganlah
yang dapat bertindak sebagai Penggugat dalam mengajukan gugatan,

Menimbang, bahwa kepentingan secara substantif adalah suatu nilai yang


dilindungi (baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan) oleh
hukum, yang dapat diukur dengan ada tidaknya hubungan antara orang yang
bersangkutan dengan Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek
sengketa,

Menimbang, bahwa secara yuridis tidak terdapat pengertian tentang


"kepentingan yang dirugikan" dengan demikian maka Majelis Hakim
menggunakan pendekatan doktrin untuk mengetahui arti dari kepentingan
tersebut, "kepentingan mengandung dua arti yaitu:
1. Menunjuk kepada nilai yang harus dilindungi oleh hukum, kepentingan
disini adalah suatu nilai baik yang bersifat menguntungkan maupun yang
merugikan yang ditimbulkan atau apa yang menurut nalar dapat diharapkan
akan timbul oleh keluarnya suatu Keputusan TUN atau suatu penolakan.
Kepentingan semacam itu dapat bersitat material atau immaterial, individual
atau umum (kolektif). Konkretnya adanya suatu kepentingan atau nilai yang
harus dilindungi oleh hukum itu di satu pihak ditentukan oleh faktor-faktor
yang ada kaitannya dengan orangnya sendiri, dan dilain pihak oleh faktor-
faktor yang ada kaitannya dengan keputusan TUN yang bersangkutan; dan
2. Kepentingan proses, artinya apa yang hendak dicapai dengan melakukan
suatu proses gugatan yang bersangkutan;

Menimbang bahwa lebih lanjut, pengertian kepentingan yang dirugikan tersebu


merupakan kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum yang eksistensinya
ditentukan oleh:
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan Penggugat itu sendiri yang harus:
- Merupakan kepentingan penggugat itu sendiri;
- Merupakan kepentingan pribadi penggugat,
- Merupakan kepentingan langsung dari penggugat sendiri, dan
- Merupakan kepentingan yang dapat ditentukan;
b. Faktor-faktor yang ada kaitannya dengan keputusan TUN yang digugat itu
sendiri, artinya hanya keputusan yang menimbulkan akibat-akibat hukum yang
dimaksudkan saja yang relevan untuk digugat

Menimbang, bahwa dengan mengacu pada uraian pengertian kepentingan


tersebut diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah terdapat hubungan
hukum antara Penggugat dengan keputusan objek sengketa a quo ?;

Menimbang, bahwa dalam sengketa aquo, setelah mencermati posita atau


Tundamentum petendi gugatan Penggugat, Majelis Hakim berpendapat bahwa
Penggugat adalah merupakan perkumpulan Sumut Watch yang dalam hal ini
diwakili Oleh Daulat Sihombing. SH., MH., selaku ketua perkumpulan Sumut
Watch yang menurut dalil gugatan Penggugat didalam gugatannya,
kepentingannya selaku organisasi yang Concern dengan isu-isu anti korupsi,
kolusi dan nepotisme dan penguatan terhadap prinsip-prinsip good government
dan good governance dirugikan akibat diterbitkannva Objek Sengketa,

Menimbang. bahwa berdasarkan bukti P-7 sebagaimana telah diurai dalam


gugatannya Penggugat juga menyatakan sebagai berikut :
1. Bahwa sesuaketentuan Pasal 2 Anggaran Dasar organisasi ini, bahwa
1) Lembaga ini adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau organisasi
non pemerintah (Omop) atau non government orgarnization (NGO) yang
berbentuk perkumpulan.
2) Lembaga ini merupakan lembaga sosial yang bersifat nonprovit
atau nirlaba.
3) Lembaga ini berfungsi sebagai wadah organisasi aktivis danlatau wadah
kelompok kritis untuk memantau dan mengawasi setiap kebijakan
pemerintahan daerah yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
hajat hidup orang banyak.
2. Bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar, Visi Perkumpulan
Sumut Watch ialah :"Terwujudnya sistem dan tata kelola pemerintahan
secara good government dan good govermance"
a Bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar, Misi Perkumpulan
Sumut Watchialah "Memantau dan mengawasi kebijakan publik guna
mengelimir potensi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power)"
4. Bahwa kemudian berdasarkan Pasal 5 Anggaran Dasar, Maksud dan
Tujuan pembentukan Perkumpulan Sumut Watch, adalah : 1) Melakukan
pemantauan terhadap segala bentuk kebijakan publik baik dibidang hukum atau
peraturan perundang-undangan, pemerintahan,
parlemen, partai politik, pertanahan, lingkungan hidup, perburuhan, organisasi
publik, korporasi, dan lain-lain yang langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
2) Melakukan advokasi hukum secara litigasi maupun nonlitigasi baik secara
pidana, perdata, administrasi atau tata usaha negara, dan lain-lain, terhadap
setiap kebijakan publik yang langsung maupu tidak langsung merugikan
kepentingan orang banyak
3) Melakukan gugatan hukum bersifat class action, legal standing atau citizen
lawsuit untuk membela hak dan keperntingan publik.
4) Melakukan studi penelitian, kajian sosial dan survey atau jajak pendapat.
5) Mengelola dan/atau memfasilitasi pendidikan dan pelatihan tentang
kebijakan publik kepada mahasiswa, paralegal, kelompok-kelompok
masyarakat, organisasi sosial, organisasi politik, dan lain-lain.

Menimbang bahwa apabila gugatan Penggugat dihubungkan dengan anggaran


dasar sebagaimana disebutkan diatas terutama di ketentuan Pasal 5 ayat 3 yang
menyatakan melakukan gugatan hukum bersifat class action, legal standing
atau citizen law suit yang mempunyai tata cara dan karakter khusus untuk
beracara di Pengadilan, Gugatan tata usaha negara yang diajukan Penggugat ini
merupakan gugatan biasa yang tidak berkarakter khusus sehingga menurut
Majelis Hakim sudah bertentangan dengan anggaran dasar yang dibuat sendiri.

Menimbang, bahwa selain daripada itu, berdasarkan fakta yang terungkap


selama persidangan berlangsung Penggugat dalam hal ini Daulat Sihombing,
SH., MH dalam
tentang Penggugat tidak mempunyai kedudukan Legal Standing dalam
mengajukan
gugatan aquo dinyatakan diterima, maka mengenai eksepsi yang lain serta
pokok
perkaranya tidak perlu dipertimbangkan lagi, sehingga sudah sepatutnya
terhadap
gugatan Penggugat dalam sengketa ini haruslah dinyatakan tidak diterima;
Menimbang, bahwa dikarenakan pihak Penggugat merupakan pihak yang kalah
dalam sengketa ini, maka berdasarkan ketentuan Pasal 110 Undang-Undang
Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Para Penggugat
dihukum
untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam sengketa ini sebesar yang
ditentukan dalam amar Putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 100 jo. Pasal 107 jis. Pasal
109 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara,
Majelis Hakim dalam memutus sengketa a quo hanya mempertimbangkan
bukti-bukti yang relevan dengan pokok sengketa in litis, sedangkan untuk
bukti-bukti selebihnya dipertimbang kan kurang relevan untuk dijadikan dasar
dalam memutus sengketa a quo, namun tetap menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam Putusan ini:

Mengingat, Pasal-Pasal dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara jis. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Serta peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan
perkara ini;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam
pemeriksaan persidangan tanpa tergantung pada fakta dan hal-hal yang
diajukan oleh para pihak, maka sesuai ketentuan pasal 107 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim
bebas menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta
penilaian pembuktian. Atas dasar itu terhadap alat bukti yang diajukan oleh
para pihak menjadi bahan pertimbangan, namun untuk mengadili dan memutus
sengketanya hanya dipakai alat bukti yang relevan dan terhadap alat bukti
selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dengan berkas
perkaranya;
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan tercantum alam
Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 Peraturan Mahkamah


Aqung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi Perkara
dan Persidangan di Peradilan Secara Elektronik, dengan diucapkannya Putusan
secara elektronik maka secara hukum telah dilaksanakan penyampaian Salinan
Putusan Elektronik kepada para pihak melalui Sistem Informasi Pengadilan,
dan secara hukum dianggap telah dihadiri oleh Para Pihak dan dilakukan pada
persidangan yang terbuka untuk umum;

Mengingat, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua


atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara jis. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Pertama
atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara jis. Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
Undang Nomor5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku dan berkaitan dengan
perkara ini:
MENGADILI
I. DALAM EKSEPSI:
- Menerima eksepsi dari Tergugat dan Tergugat |I Intervensi tentang Penggugat
tidak mempunyai kedudukan Legal Standing dalam mengajukan qugatan:
II. DALAM POKOK PERKARA:
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima:
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini
sebesar Rp. 606.000,- (Enam Ratus Enam Ribu Rupiah):
Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Medan, pada hari SELASA, tanggal 31 Januari 2023, oleh kami, VAEAAT,
S.H., M.H., M.M., selaku Hakim Ketua Majelis, FIRDAUS MUSLIM SH M.H.,
dan ALPONTERI SAGALA, S.H., masing-masing selaku Hakim Anggota,
Puatusan mana diucapkan dalam persidangan yang dibuka dan terbuka untuk
umum dan disampaikan kepada Para Pihak yang sekaligus pula dipublikasikan
untuk umum melalui Aplikasi E-Court Pengadilan Tata Usaha Negara Medan
dalam persidangan.
Elektronik pada hari JUMAT, tanggal 3 Februari 2023, oleh Majelis Hakim
tersebut dengan dibantu oleh IBNU HASYIM, S.H., selaku Panitera Pengganti
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, dengan dihadiri secara elektronik oleh
Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat serta Kuasa Hukum
Tergugat Il Intervensi.

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,

FIRDAUS MUSLIM, S.H., M.H. SYAFAAT, S.H., M.H., M.M.


ALPONTERI SAGALA, S.H.

Panitera Pengganti,

IBNU HASYIM, S.H.

Rincian Biaya Perkara.


1. Biaya ATK Perkara Rp.425.000,-
2. Surat Panggilan Rp. 30.000,-
3. Hak-Hak Kepaniteraan Rp. 61.000,-
4. Meterai Rp. 20.000,-
5. Redaksi Rp. 10.000,-
6. PNBP Surat Panggilan Pertama Para Pihak Rp. 30.000.-
7. PNBP Pembertahuan Putusan Sela Rp.30.000.-
Jumlah Rp.606.000
(Enam Ratus Enam Ribu Rupiah)

Anda mungkin juga menyukai