Anda di halaman 1dari 3

Medan, 23 September 2019

Nomor :
Lampiran :
Hal : Permohonan Pemantauan dan Pengawasan Persidangan pada Perkara
Nomor: 177/ G/ 2019/PTUN-MDN.

Kepada Yth.
Ketua Komisi Yudisial RI
Di
Jakarta.
Dengan hormat,
Yang bertanda tanan dibawah ini,
Nama : Haposan Siahaan
Alamat : Jl. Sempurna Gang Suka Indah No. 7. Medan
Kel. Binjai Kec. Medan Denai Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara
Pekerjaan : Mantan Pegawai Negeri Sipil
No. Telepon : 081285317192

Dengan ini mengajukan permohonan pemantauan dan pengawasan persidangan perkara Nomor 177/ G/
2019/PTUN-MDN, dengan susunan majelis hakim sebagai berukut:
1. Yudi Rinaldi Surachman, SH, M.Si (Hakim Ketua)
2. Agus Effendi, SH, MH (Hakim Anggota)
3. Dwika Hendra. K, SH, MH (Hakim Anggota)
4. Satryana Berutu, SH, MH (Panitera Pengganti)

Adapun yang menjadi dasar permohonan pemantauan dan pengawasan persidangan ini adalah sebagai
berikut:

1. Bahwa penggugat adalah dr. Haposan Siahaan, M. Kes, warga negara Indonesia, tempat tinggal
di Jl. Sempurna Gg. Suka Indah No. 7 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan,
Pekerjaan Mantan Pegawai Negeri Sipil, mengajukan gugatan terhadap kepada Gubernur
Sumatera Utara yang berkedudukan di Jl. Diponegoro No. 30 Kelurahan Madras Kecamatan
Polonia Kota Medan.
2. -Bahwa yang menjadi objek gugatan adalah Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.
800/681/2019 tanggal 12 Pebruari 2019 tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH)
atas nama dr. Haposan Siahaan, M. Kes NIP. 19650512 199703 1 001.

-Bahwa penggugat pada Tahun 2013 pernah mengalami proses penyelidikann dan penyidikan
tindak pidana korupsi dan disidangkan di PN Tipikor Medan dengan nomor perkara
111/Pidsus.K/2013/PN/MDN dari Proyek Pengadaan Alat-alat Kesehatan Tahun 2012 Kabupaten
Toba Samosir dengan Kontrak Kerja No. 1771/SPK/Barang/ Dinkes/XI/2012.

-Bahwa penggugat pada saat sedang menghadapi proses penyidikan oleh Ditkrimsus Poldasu
pada bulan Pebruari 2013, Bupati Toba Samosir memberikan Hukuman Administrasi terhadap
penggugat dengan hukuman administrasi tingkat berat berdasarkan PP 53 Tahun 2010 Pasal 7
ayat 4c yaitu pembebasan/ pencopotan dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba
Samosir dengan surat Keputusan Bupati Toba Samosir No. 025 Tahun 2013 tanggal 13 Pebruari
2013.

-Bahwa penggugat pada tanggal 18 Agustus 2016 telah bebas dari Rumah Tahanan Negara
Tanjung Gusta dan selanjutnya kembali bertugas pada tanggal 24 Agustus 2016 di Badan
Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Kb Kabupaten Toba Samosir.

-Bahwa penggugat pada tanggal 18 Nopember 2016 pindah tugas ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dengan surat Kepala BKD Prov. Sumut No. 824.4/17166/BKD/IV/ 2016.

-Bahwa penggugat pada tanggal 8 Desember 2017 diangkat oleh Gubernur Sumatera Utara
kedalam Jabatan Fungsional menjadi Widyaiswara Ahli Madya pada UPT. Pelatihan Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.
800/3823/2017.

-Bahwa penggugat diberhentikan Tidak dengan hormat (PTDH) sebagai pegawai negeri sipil
berdasarkan Keputusan Tergugat dengan No. 800/681/2019 tentang pemberhentian karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan pada tanggal 12 Pebruari 2019, yang mempunyai makna setelah
3 tahun bebas dan kembali PNS.

-Bahwa penerbitan objek gugatan bertentangan dengan peraturan perundang-undanan yang


berlaku, prosedur dan mekanisme pemberhentian tidak sesuai dengan Pasal 266 Jo. Pasal 276
huruf c dan Pasal 277 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017. Pemberhentian tidak
dengan hormat harus melalui usulan Pejabat yang berwenang, dalam hal ini Sekretaris Daerah.

-Bahwa dalam penetapan dasar hukum objek gugatan bertentangan dengan Azas Retro aktif,
Objek gugatan diterbitkan dengan peristiwa pidana yang sangat berbeda jauh waktunya, pidana
terjadi tahun 2012 sedang objek gugatan 12 Pebruari 2019, sehingga dengan demikian objek
gugatan bertentangan dengan UUD 1945, pasal 28 I. Yurisprudensi Putusan PTUN Banda Aceh
No. 12/G/2018/PTUN-BNA, Putusan PTUN Kupang 35/G/2018/PTUN-KPG, Putusan PTUN
Kupang No. 36/G/2018/PTUN-KPG, 37/G/2018/PTUN-KPG, 38/G/2018/PTUN-KPG.

-Bahwa tergugat juga dalam menerbitkan surat pemberhentian tidak dengan hormat kepada
penggugat melanggar ketentuan pasal 58 ayat 6 Undang-undang No. 30 Tahun 2014 tentang
administrasi negara yang berbunyi: Keputusan Tidak berlaku surut kecuali untuk menghindari
kerugian negara yang lebih besar dan atau terabaikannya hak warga masyarakat.

-Bahwa tergugat tidak mengindahkan dan melanggar Pasal 248 PP Nomor 11 Tahun 2017 bahwa
pemberhentian tidak dengan hormat tidak didasarkan pada alas an tidak tersedia lowongan
jabatan pada hal kenyataannya tergugat memberikan jabatan baru kepada penggugat sebagai
Widyaiswara Ahli Madya, sehingga nyata-nyata tergugat keliru dan tidak cermat dalam
memahami aturan dan perundang-undangan.

-Bahwa tergugat juga melanggar Pasal 30 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dimana PNS tidak dapat dijatuhi hukuman dua kali atau lebih, yang
mana penggugat sudah pernah dijatuhi hukuman disipli tingkat berat yang diberikan Bupati Toba
Samosir yaitu Pencopotan Jabatan dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir
oleh karena penggugat diduga salah dalam proyek pengadaan alat-alat kesehatan tahun 2012.

-Bahwa setelah penggugat bebas dari rumah tahanan dan kembali aktif bertugas, penggugat
juga masih dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang yaitu penundaan kenaikan gaji berkala.
Bahwa setelah penggugat pindah tugas ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada
penggugat juga diberikan hukuman administrasi berupa hukuman disiplin tingkat berat yaitu
pemberhentian tidak dengan hormat. Jadi kepada penggugat telah dihukum 2 sampai 3 kali
Hukuman Administrasi. Yurisprudensi Putusan PTUN Palangkaraya No. 6/G/2019/PTUN-PLK.

3. Bahwa jadwal persidangan berikutnya adalah pada Hari Selasa Tanggal 8 Oktober 2019 di PTUN
Medan Jl. Bunga Raya No. 18 Kel. Asam Kumbang Kec. Medan Selayang, Kota Medan.

4. Bahwa pemohon menduga adanya kejanggalan di beberapa persidangan, dimana majelis tidak
mempertimbangkan fakta persidangan dan dalil- dalil gugatan, sebagai contoh pihak tergugat
maupun kuasa tergugat sejak awal persidangan tidak pernah menghadiri persidangan namun
gugatan pihak penggugat ditolak seluruhnya.

5. Bahwa pemohon memohon kepada pihak Komisi Yudisial untuk dapat melakukan pemantauan
dan pengawasan persidangan yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019 agar
keputusan yang akan disampaikan oleh majelis hakim adalah keputusan yang seadil-adilnya
dengan mempertimbangkan seluruh dalil-dalil gugatan, bukti-bukti dan saksi.

Demikian permohonan ini saya buat, selanjutnya saya mohon kepada Komisi Yudisial Republik
Indonesia untuk dapat melakukan pemantauan dan pengawasan persidangan perkara a quo dalam
rangka menjaga dan menegakkan keluhuran martabat serta perilaku hakim.

Hormat kami,

dr. Haposan Siahaan, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai