Anda di halaman 1dari 8

SURAT LAPORAN KEPOLISIAN

Nomor: LPK/V/89/2021

Hal : Laporan Dugaan Perbuatan Pidana Pencemaran Nama Baik, Penistaan dan
Fitnah

Kepada.
Yth. Kepala Kepolisian Resort Tarakan (Kapolres Tarakan)
C.q. Kasat Reskrim Polres Tarakan
Di-
Tarakan

Dengan Hormat
Kami yang bertandatangan di bawah ini:

1. MARIHOT GT SIHOMBING, S.H,.S.Th


2. ROBINSAR H ARITONANG, S.H
3. EGA SURYA PERDANA. S.H
4. GOKLAS TAMBUN, S.H
5. MUH.CHAIDIR ALFATH, S.H
6. DEO PANGIHUTAN SITOHANG.
7. SAUT SAHALA ARITONANG.
8. EMANUELA CRISTINE SIMANJUNTAK.

Adalah Advokat / Konsultan Hukum pada Kantor “LEMBAGA BANTUAN HUKUM LENTERA
PENCARI KEADILAN” berkedudukan di Tarakan, beralamat di jalan Ladang Dalam No
21, RT 026 Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan,
Kalimantan Utara.Cp:082226430880/082251453700

Dalam hal ini bertindak sebagai Penasehat Hukum dari :

N a m a : Yohanis Du’a
Tempat/ Tanggal Lahir : Aimere Ruto, 17 Agustus 1962
Pekerjaan : Karyawan Honorer

1
Alamat : Jl. Aki Balik, RT. 001, Kel. Juata Kerikil,
Kec.Tarakan Utara, Kota Tarakan, Kalimantan Utara
No. KTP : 6473011708620012

------- Selanjutnya disebut sebagai Pelapor -------


Dengan Ini melaporkan telah terjadinya dugaan perbuatan tindak pidana
Pencemaran Nama Baik, Penistaan dan atau Fitnah Sebagaimana disebut dan
diatur dalam Pasal 310 ayat (1), Pasal 315 KUHP, dan Pasal 318 KUHP yang
diduga dilakukan oleh saudara Fidelis dan Saudari Titi Herawati yang saat ini
diketahui beralamat di Jl. Yos Sudarso Rt. 111A/81. Tarakan. Kalimantan
Utara-7713 (J&Y Transhipment. PT. PIPIT MUTIARA JAYA.
-------Selanjutnya disebut sebagai Terlapor --------

I. Latar Belakang Masalah


Bahwa laporan ini didasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa Yohanis Du’a (Pelapor) dan Saudara Fidelis dengan Titi Herawati
(Terlapor) saling mengenal;
2. Bahwa Pelapor sebenarnya sudah menganggap Terlapor sebagai saudara
sendiri;
3. Bahwa Terlapor yakni Fidelis dahulu sudah pernah menikah, Namun istri
pertamanya meninggal dunia;
4. Bahwa kemudian Terlapor Fidelis menikah lagi, yaitu dengan Terlapor
Titi Herawati (Terlapor);
5. Bahwa pada waktu pertengahan bulan Februari 2020. Terlapor Titi
Herawati mengaku telah kesurupan dirumahnya. Pada saat itu banyak
orang pergi melihat termasuk pelapor;
6. Bahwa diketahui sebelum Terlapor Titi Herawati kesurupan sebelumnya
telah mengundng beberapa warga kerumahnya;
7. Bahwa pada saat kejadian tersebut Titi Herawati istri ke 2 dari Fidelis
yakni Terlapor tiba-tiba langsung menyebut saudara Yohanis Du’a sebagai
SUWANGGI (Penganut Ilmu Hitam dalam istilah masyarakat dari Indonesia
Bagian Timur) didepan banyak orang;

2
8. Bahwa Pelapor sontak terkejut karena tiba-tiba Terlapor langsung
menuduh Pelapor sebagai Orang Yang telah menyantet atau mengguna-guna
Istri Pertama saudara Fidelis sehingga meninggal dunia, dan juga
mengatakan istri dari Saudara Fidelis memiliki Indera Keenam;
9. Bahwa atas kejadian tersebut Pelapor pulang kerumahnya dan mencurigai
terdapat rekayasa atas kejadian itu, dimana Terlapor ingin menjatuhkan
martabat keluarga Pelapor;
10. Bahwa Pelapor mendapati informasi bahwa sebelum Terlapor Titi Herawati
mengaku mengalami kesurupan, Terlapor fidelis telah menyebar fitnah
pada masyarakat sekitar dengan mengatakan bahwa Pelapor adalah SWANGGI;
11. Bahwa kemudian perkara ini mencuat kembali, saat saudara Jhony Ruba
(Ipar dari Terlapor) datang kerumah saudari Magdalena (Istri Pelapor)
dengan membawa uang arisan adik saudari Magdalena, pada saat itu ada
juga anak dari saudari Magdalena yaitu saudara Andris dan adik ibu
Magdalena yakni saudari Herlina;
12. Bahwa ketika saudara Jhony Ruba masuk kerumah saudari magdalena,
saudara Jony Ruba bercerita bahwa dirinya malu, karena mendengar cerita
orang bahwa saudari Magdalena adalah Suwanggi (memilki ilmu guna-guna
yang menyebabkan istri Pertama Fidelis meninggal dunia);
13. Bahwa ketika saudara Jhony Ruba selesai bercerita dirinya pun langsung
pulang;
14. Bahwa pada tanggal 31 Desember 2020 pada kumpulan keluarga Bajo.
Pelapor ingin menjelaskan kepada orang-orang yang berada dikumpulan
tersebut mengenai permasalahan yang menimpa keluarganya. yang dianggap
Pelapor sudah menyerang kehormatan dirinya dengan tuduhan yang tidak
benar;
15. Bahwa atas upaya mediasi itu tetap tidak menimbulkan penyelesaian;
16. Bahwa kemudian keluarga Pelapor mencoba membuka komunikasi lagi untuk
menyelesaikan permasalahan itu sebab nama baik keluarganya sudah rusak
dan perlu untuk segera diluruskan. Namun ternyata tidak ada respon sama
sekalidari Terlapor;
17. Bahwa meski tidak direspon, keluarga Pelapor tetap ingin membuka pintu
mediasi agar masalah itu cepat selesai;

3
18. Bahwa kejadian berlanjut ketika hari Paskah, keluarga Pelapor mengutus
saudari Martina Poga untuk membuka komunikasi kembali kepada keluarga
Terlapor Fidelis untuk segera mengadakan pertemuaan (Mediasi) namun
tidak terjadi penyelesaian;
19. Bahwa pada tanggal 21 April 2021 keluarga Pelapor meminta orang tua
sekitar kampung tersebut yaitu saudara Dominikus Kadu untuk
mempertemukan dengan keluarga Terlapor Fidelis Namun Fidelis tetap
bersikukuh tidak mau bertemu dengan alasan bahwa dia tidak bersalah dan
mengatakan dirinya bersedia dilaporkan ke polisi;
20. Bahwa akibat ucapan yang dilontarkan oleh saudari Titi Herawati dan
saudara Fidelis (Terlapor) tersebut nama baik keluarga saudara Yohanis
Du’a dipandang buruk oleh masyarakat sekitar dan tentu ini menjadi
beban bagi keluarga Yohanis Du’a diaman sampai saat ini telah menjadi
buah bibir (bahan pembicaraan) bagi masyarakat sekitar.

II. ANALISIS YURIDIS.

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas perbuatan yang dilakukan oleh


saudari Titi Herawati dan saudara Fidelis tersebut telah memenuhi Perbuatan
Pidana Pencemaran Nama Baik dan tindak pidana lain yang memungkinkan
sebagaimana yang tercantum dalam Wetboek Van Strafrecht (WVS) atau KUHP
APA YANG DIMAKSUD PENCEMARAN NAMA BAIK?
Pencemaran nama baik merupakan suatu tindakan menyerang kehormatan seseorang
atau mencemarkan nama baik melalui lisan atau tulisan. Pencemaran nama baik
ini digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu, pencemaran terhadap
perorangan, kelompok, agama, orang yang telah meninggal, dan para pejabat.
Lalu sebenarnya perbuatan apa saja yang termasuk pencemaran nama baik? Simak
penjelasan lengkapnya berikut ini :

A. Wetboek Van Strafrecht (WVS) Atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


Pasal 310.

1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang


dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara

4
paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah;

Penjelasan Menurut Ahli :

 Bahwa R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi
Pasal (hal. 225) dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa,
“menghina” adalah “menyerang kehormatan dan nama
baik seseorang”. Yang diserang ini biasanya merasa
“malu” “Kehormatan” yang diserang di sini hanya mengenai kehormatan
tentang “nama baik”, bukan “kehormatan” dalam lapangan seksuil,
kehormatan yang dapat dicemarkan karena tersinggung anggota
kemaluannya dalam lingkungan nafsu birahi kelamin.
 Bahwa Menurut R. Soesilo, supaya dapat dihukum menurut pasal ini,
maka penghinaan itu harus dilakukan dengan cara “menuduh seseorang
telah melakukan perbuatan tertentu” dengan maksud agar tuduhan itu
tersiar (diketahui oleh orang banyak). Perbuatan yang dituduhkan itu
tidak perlu suatu perbuatan yang boleh dihukum seperti mencuri,
menggelapkan, berzina dan sebagainya, cukup dengan perbuatan biasa,
sudah tentu suatu perbuatan yang memalukan.
 Pencemaran nama baik dapat ditafsirkan sebagai delik materiil. Delik
materiil merupakan delik yang  dapat dipidana jika akibat yang
dilarang telah muncul.
 Pencemaran sendiri berasal dari kata “cemar” yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ternoda, kotor atau
tercela. Pencemaran diartikan sebagai perbuatan mencemari atau
mengotori. Sementara itu, kehormatan diartikan sebagai nama baik
atau harga diri. Dari pemaknaan yang diberikan oleh KBBI jelas bahwa
perbuatan pencemaran nama baik, berarti rangkaiaan perbuatan yang
menimbulkan rusaknya harga diri, kotornya harga diri atau nama baik
seseorang, dan perbuatan itu dilakukan dengan melawan hukum atau
bertentangan dengan etika.

Rumusan Pasal :

5
 Subjek (normadressaat): barang siapa;
 Bagian Inti delik (delicts bestanddelen);
 Sengaja, “dengan sengaja” adalah unsur kesalahan yang pertama dan
unsur kesalahan kedua ada pada kata-kata “dengan maksud”. Sikap
batin “sengaja” ditujukan pada perbuatan  menyerang kehormatan
atau nama baik orang (perbuatan dan objek perbuatan)
 Menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, Perbuatan
menyerang (aanranden), tidaklah bersifat fisik, karena terhadap
apa yang diserang (objeknya) memang bukan fisik tapi perasaan
mengenai kehormatan dan perasaan mengenai nama baik orang. Objek
yang diserang adalah rasa/perasaan harga diri mengenai kehormatan
(eer), dan rasa/perasaan harga diri mengenai nama baik
(goedennaam) orang.
 Dengan menuduhkan sesuatu hal, Dengan menggunakan kata/kalimat
melalui ucapan, dengan menuduhkan suatu perbuatan tertentu. Jadi
yang dituduhkan si pembuat haruslah merupakan perbuatan
tertentu, dan bukan hal lain misalnya menyebut seseorang dengan
kata-kata yang tidak sopan, seperti bodoh, malas, anjing kurapan
dan lain sebagainya.
 Yang maksudnya supaya diketahui umum, sikap batin “maksud”
ditujukan pada unsur “diketahui oleh umum” mengenai perbuatan apa
yang dituduhkan pada orang itu.
 Ancaman pidana: pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

B. Wetboek Van Strafrecht (WVS) Atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


Pasal 315.

Penghinaan ringan merupakan penghinaan berupa kata-kata menyakitkan


yang dilakukan di depan umum. Kata-kata menyakitkan ini seperti anjing,
brengsek, sundel, dan kata-kata menyakitkan lainnya. Penghinaan ringan
ini juga dapat dilakukan dengan sebuah perbuatan seperti meludahi

6
wajah, pengang kepala dan mendorong topi hingga lepas untuk orang
Indonesia.
 

C. Wetboek Van Strafrecht (WVS) Atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


Pasal 318.
1) Barang siapa dengan sesuatu perbuatan sengaja menimbulkan secara
palsu persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan suatu
perbuatan pidana, diancam karena menimbulkan persangkaan palsu,
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Rumusan Pasal:

 Subjek (Normadressaat); barang siapa.


 Bagian inti delik (delicts bestanddelen):
 Dengan suatu perbuatan.
 Sengaja
 Menimbulkan secara palsu persangkaan terhadapnya terhadap
seseorang bahwa dia melakukan delik.

Dalam hal ini disyaratkan kesengajaan dalam delik. Ditegaskan di


sini bahwa yang disangkakan ialah delik.

 Ancaman pidana: Pidana penjara paling lama empat tahun.

III. PENUTUP

Bahwa akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh ke duan Terlapor yaitu
Fidelis dan Titi Herawati mengakibatkan nama baik Keluarga besar Pelapor
menjadi tercemar dan Ironisnya lagi Keluarga Pelapor tidak mendapat respon
baik dari masyarakat sekitar. Bahwa sebagai upaya untuk pemulihan nama baik
Keluarga Pelapor dan mendapatkan keadilan hukum maka karena itu Pelapor
berharap kepada Kepala Kepolisian Resort Tarakan C.q Kasat Reskrim Polres
Tarakan dapat menindaklanjuti laporan Pelapor untuk selanjutnya dapat
melakukan peran penyelidikan dan Penyidikan atau segala tindakan hukum yang
sebagaimana mestinya.

7
Demikianlah laporan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,
atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Dibuat di :Tarakan
Tanggal :23 Mei 2021

Hormat Kami
Mewakili Team Penasehat Hukum

Ega Surya Perdana, S.H


KETUA LBH LAPAN

Anda mungkin juga menyukai