Anda di halaman 1dari 3

KETENTUAN UMUM

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata
Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana yang dimaksud dengan Penyelesaian Gugatan Sederhana
adalah tata cara pemeriksaan di persidangan terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan materil
paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) yang diselesaikan dengan tata cara dan
pembuktiannya sederhana. Gugatan sederhana diajukan terhadap perkara cidera janji dan/atau
perbuatan melawan hukum dengan waktu penyelesaian gugatan sederhana paling lama 25 (dua
puluh lima) hari sejak hari sidang pertama. Adapun yang tidak termasuk dalam gugatan sederhana
ini adalah :
Perkara yang penyelesaian sengketanya dilakukan melalui pengadilan khusus sebagaimana diatur di
dalam peraturan perundang-undangan; atau sengketa hak atas tanah.
Berikut adalah ketentuan bagi para pihak gugatan sederhana :
1. Para pihak dalam gugatan sederhana terdiri dari penggugat dan tergugat yang masing-
masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali memiliki kepentingan hukum yang sama.
2. Terhadap tergugat yang tidak diketahui tempat tinggalnya, tidak dapat diajukan gugatan
sederhana.
3. Penggugat dan tergugat dalam gugatan sederhana berdomisili di daerah hukum Pengadilan
yang sama.
4. Penggugat dan tergugat wajib menghadiri secara langsung setiap persidangan dengan atau
tanpa didampingi oleh kuasa hukum.

TATA CARA PENDAFTARAN GUGATAN SEDERHANA


Berikut adalah tata cara pendaftaran gugatan sederhana :
1. Penggugat mendaftarkan gugatannya di kepaniteraan pengadilan.
2. Penggugat dapat mendaftarkan gugatannya dengan mengisi blanko gugatan yang disediakan
di kepaniteraan.
3. Blanko gugatan berisi keterangan mengenai :
a. Identitas penggugat dan tergugat;
b. Penjelasan ringkas duduk perkara; dan
c. Tuntutan penggugat.
4. Penggugat wajib melampirkan bukti surat yang sudah dilegalisasi pada saat mendaftarkan
gugatan sederhana.Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana
Surat Gugatan Sederhana (ContoH)
Kepada :
Yang terhormat Bapak Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
di_
Jakarta
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Asti Sri Purniyati, S.H., Advokat, berkantor di Jalan
Kamboja No.3 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, berdasarkan surat kuasa tanggal 05
September 2007, terlampir, bertindak untuk dan atas nama : Calak bin Apes, bertempat tinggal di
Jalan Arif Rahman Hakim No.38 Sukarame, Bandar Lampung, dalam hal ini memilih tempat
kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya tersebut diatas. Hendak menandatangani dan
memajukan surat gugatan ini, selanjutnya akan disebut PENGGUGAT.
Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap : Datuk Rang Kayo bin Cekak,
bertempat tinggal di Jl. Teuku Umar No.12 Jakarta Pusat, selanjutnya akan disebut TERGUGAT.
Adapun mengenai duduk persoalannya adalah sebagai berikut :
Bahwa pada tanggal 29 Agustus 2007 tergugat telah mengadakan perjanjian jual beli mobil dengan
penggugat, dengan merk Toyota Alphard dengan nomor polisi B 360 LU seharga Rp. 450.000.000,-
(empat ratus lima puluh juta rupiah), seperti terbukti dari perjanjian yang ditandatangani oleh
Penggugat tertanggal 29 Agustus 2007 (vide bukti P-1, foto copy terlampir);
Sebagai pelaksanaan dari perjanjian tersebut diatas, Penggugat juga telah membayar Uang Panjer
(Down Payment) sebagai tanda jadi sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai perjanjian, yaitu
sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) seperti terbukti dalam kwitansi tanda
penerimaan uang tertanggal 29 Agustus 2007 (vide bukti P-2, foto copy terlampir);
Dalam perjanjian tersebut diatas juga disepakati bahwa pelunasan akan dilaksanakan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak ditandatangani perjanjian yaitu jatuh pada tanggal 05
September 2007;
Bahwa pada tanggal 01 September 2007, Penggugat berniat untuk melunasi harga yang telah
disepakati tersebut, namun ketika Penggugat datang ke showroom milik penggugat oleh Customer
Service yang pada saat itu bertugas pada Showroom milik Tergugat (Ibu Nina), mobil yang
dimaksud dinyatakan telah terjual.
Ternyata pada tanggal 31 Agustus 2007 Tergugat telah tidak menepati janjinya dengan melakukan
transaksi penjualan terhadap mobil sebagaimana dimaksud dengan Sdr. Tukul bin Tajir seharga Rp.
650.000.000,- (enam ratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana terbukti dalam kwitansi tanda
penerimaan uang tertanggal 31 Agustus 2007 (vide bukti P-3, foto copy terlampir);
Bahwa penggugat juga telah menyampaikan teguran secara lisan kepada tergugat, dan meminta
pengembalian uang panjer (Down Payment) namun tergugat tidak mengindahkannya dan kemudian
menawarkan untuk mengganti dengan kendaraan lain yang sama sekali tidak diinginkan oleh
Penggugat;
Bahwa atas perbuatan tergugat yang telah cedera janji (WANPRESTASI) tersebut, sudah jelas
sekali tergugat telah menghina, membohongi, tidak memiliki itikad baik dan hal tersebut sangat
merugikan bagi penggugat;
Bahwa untuk kerugian tersebut, wajar penggugat meminta pengembalian uang panjer (down
payment) secara utuh ditambah dengan tambahan kerugian imateriil sebesar 200% (dua ratus
persen) dari uang panjer (Down Payment) yang telah disetorkan sebagai ganti rugi kepada tergugat.
Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, penggugat mohon dengan hormat sudilah kiranya
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan:
PRIMAIR :
1. Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi berupa pengembalian uang panjer (Down
Payment) dan kerugian imateriil sebesar Rp. 135.000.000,- (seratus tiga puluh lima juta rupiah)
kepada penggugat dengan seketika dan sekaligus;
2. Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara ini;
3. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) meskipun
timbul verzet atau banding.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain :

SUBSIDIAIR : Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex acquo et bono).

Hormat kuasa penggugat,

Asti Aja decH..


(Asti Sri Purniyati, S.H.)

Anda mungkin juga menyukai