Anda di halaman 1dari 2

Kepada Yth

PT. STARS INTERNASIONAL


Jl. Rungkut Asri Utara VI No. 2
Surabaya

Hal : SOMASI/PERINGATAN/PEMBAYARAN/PESANGON/UPAH/THR

Merujuk pada keputusan perusahaan atas Pemutusan Hubungan Kerja saya terhitung
tanggal 8 januari 2021 lalu yang dilakukan secara SEPIHAK dengan pertimbangan Efisiensi
perusahaan tanpa memberikan uang PESANGON sesuai peraturan perundang - undangan
Ketenagakerjaan No.13/2003 pasal 156 ayat 2 yaitu sebesar :
Rp. 87.975.000
Terbilang : Delapan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah
serta masih tertundanya kewajiban perusahaan kepada saya untuk membayarkan UPAH
TERTUNDA bulan April, Mei, Juni 2020 sebesar :
Rp. 3.000.000
Terbilang : Tiga Juta Rupiah
dan PEMOTONGAN UPAH 50 % SEPIHAK sejak bulan Juli 2020 sampai dengan bulan
januari 2021 sebesar :
Rp. 14.625.000
Terbilang : Empat Belas Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
dan TUNJANGAN HARI KEAGAMAAN 75% sebesar :
Rp. 3.375.000
Terbilang : Tiga Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah.
maka bersama surat ini saya kembali mengingatkan perusahaan untuk membayarkan
kewajiban tersebut sesuai peraturan kementrian ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Saya telah mencoba berunding dengan manager SDM/HR/GA yaitu Saudara Pandu Agung
S. selaku perwakilan perusahaan untuk dapat mempertimbangkan tindakan PHK saya.
Namun pihak perusahaan MENOLAK untuk memperkerjakan saya kembali.
Merujuk pada perundingan tersebut saya megusulkan untuk meminta pihak perusahaan
memberikan SKORSING kepada saya sampai dengan proses putusan dari LPPHI (Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial) terkait PHK (pemutusan hubungan kerja)
saya telah resmi dikeluarkan. Namun permintaan saya tersebut juga DITOLAK oleh
perusahaan dengan alasan yang tidak jelas menurut saya.
Merujuk pada peraturan perundang - undangan kluster ketenagakerjaan mengenai PHK
SEPIHAK adalah BATAL / CACAT DEMI HUKUM. Hal tersebut telah diatur dalam UU
Ketenagakerjaan No.3/2003 Pasal 155 ayat 1,2, dan 3 yang berbunyi :
(1).Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151
ayat (3) batal demi hukum.
(2).Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala
kewajibannya.
(3).Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan SKORSING kepada pekerja/buruh yang
sedang dalam proses pemutusan. hubungan kerja dengan tetap WAJIB membayar
upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh.
Artinya secara hukum proses PHK sepihak yang dilakukan terhadap saya adalah TIDAK
SAH atau BATAL DEMI HUKUM dan dengan demikian pihak pengusaha masih tetap
wajib membayarkan upah beserta hak-hak lainnya seperti yang biasa saya terima selama
menjadi karyawan.
Merujuk pada perundingan dengan saudara Pandu Agung S. Selaku Manager SDM/HR/GA
tersebut saya menyimpulkan bahwa memang tidak ada bentuk ITIKAD baik dari pihak
pengusaha terhadap saya secara personal. Pihak pengusaha lebih memilih jalan yang
MELANGGAR peraturan perundang – undangan ketenagakerjaan Republik Indonesia dan
dapat di artikan siap berhadapan dengan HUKUM yang berlaku.
Sejak surat SOMASI ini dibuat hingga sampai diterimanya, saya masih terus membuka
peluang untuk berunding kembali sampai dengan batas waktu tanggal 1 Februari 2021. Dan
apabila memang tetap tidak ada bentuk kesepakatan hingga batas waktu tersebut, maka
dengan senang hati saya akan menempuh jalur hukum PHI sesuai dengan ketetapan
perundangan – undangan yang berlaku.
Demikian SOMASI ini saya sampaikan untuk mendapat bentuk perhatian dan segera
dilaksanakan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,
Rizal Dwi Firmansa S.KOM

Anda mungkin juga menyukai