NOMOR : 125/G/2020/PTUN.SMD
Melawan :
II.TENGGANG WAKTU
a. Bahwa obyek sengketa diberikan melalui Kepala BKD Kota Samarinda dan
diterima oleh Penggugat pada tanggal 18 Juni 2020;
b. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka gugatan yang diajukan oleh
Penggugat masih dalam tenggang waktu 90 hari sesuai dengan ketentuan Pasal
55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
III. HAK DAN KEPENTINGAN PARA PENGGUGAT
Bahwa dengan diterbitkannya obyek sengketa nyata-nyata telah merugikan
Penggugat, karena kepentingan hukum dan hak-hak Penggugat sebagai Pegawai
Negeri Sipil telah diberhentikan sehingga mengakibatkan kehidupan ekonomi dan
sosial keluarga Penggugat menjadi terganggu dan tidak menentu, maka
Penggugat mempunyai kepentingan hukum untuk mempertahankan hak-hak
hukumnya melalui pengajuan gugatan ini sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan pertama atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
berbunyi sebagai berikut:
“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”.
A. DALAM EKSEPSI
Penggugat menyampaikan eksepsi terkait dengan Gugatan Penggugat
sebagai berikut :
Gugatan Kabur (Obscuur Libel)
Bahwa dalil-dalil dalam gugatan Penggugat tidak jelas (kabur), karena tidak
mencantumkan secara jelas dan tepat terhadap peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik
yang didalilkan oleh Penggugat telah dilanggar oleh Tergugat dan
pencantuman ketentuan peraturan perundangundangan yang dilanggar oleh
Tergugat dan Penggugat tidak menyebutkan secara jelas Peraturan
Perundang-Undangan mana yang telah dilanggar
Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, dinyatakan bahwa alasan-alasan yang dapat
digunakan dalam gugatan adalah :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
1. Penggugat tidak menguraikan peraturan perundang-undangan mana yang
telah dilanggar oleh Tergugat, sehingga gugatan Penggugat kabur
Dalam uraian penggugat pada posita gugatan pada angka 1 s/d 17 sama sekali
tidak menguraikan secara tegas dan jelas bentuk pelanggaran yang dilakukan
Tergugat dan ketentuan peraturan perundang-undangan mana yang
dipandang dilanggar oleh Tergugat, namun dalam posita gugatan angka 18
dikatakan bahwa Tergugat terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundangundangan yang berlaku sebagaimana ditulis pada posita
gugatan angka 18 huruf a yaitu , “pasal 87 ayat (4) huruf b dan d Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara maupun ketentuan
pasal 9 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, hal ini melanggar Peraturan Perudang-
Undangan sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat (2) huruf a Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 perubahan pertama Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara”
Dalam dalil Penggugat ini tidak diurai secara jelas pelanggaran yang telah
dilakukan Tergugat terhadap peraturan perundang-undangan tersebut,
sehingga sangat kabur maksud dari ungkapan Penggugat.
2. Penggugat tidak menyebutkan secara jelas peraturan perudangundangan
mana yang memuat asas-asas umum pemerintahan yang baik yang dilanggar
oleh Tergugat, sehingga gugatan Penggugat kabur
Dalam posita gugatan angka 18 huruf b, Penggugat mendalilkan bahwa
Tergugat melanggar asas kepastian hukum, asas kesewenangwenangan dan
asas kecermatan, hal ini melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik
sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
Berdasarkan Penjelasan Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004 tersebut, yang dimaksud dengan “asas-asas umum pemerintahan
yang baik meliputi asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas sebagaimana
dimaksud dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan
Nepotisme.
Ketentuan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan
Nepotisme disebutkan beberapa asas-asas umum pemerintahan yang baik
yaitu :
a. Asas Kepastian Hukum
b. Asas Tertib Penyelenggara Negara
c. Asas Kepentingan Umum
d. Asas Keterbukaan
e. Asas Profosionalitas
f. Asas Profesionalitas, dan
g. Asas Akuntabilitas
Bahwa dalam ketentuan sebagaimana diuraikan dari 2 peraturan perundang-
undangan yang disebutkan oleh Penggugat tidak ada
Menimbang, bahwa Pihak Tergugat juga telah mengajukan 1 (satu) orang saksi
dan 1 (satu) orang ahli yang telah disumpah menurut agamanya dan memberikan
keterangan pada pokoknya sebagai berikut:
Saksi 1. ORION S.H, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: - -
- Bahwa saksi bekerja di BKD sejak 1 Januari 2015 sampai sekarang menjabat
- Bahwa sebelum saksi di BKD yaitu tahun 2013 sampai 2016 saksi sebagai
- Bahwa saksi tahu yang menjadi objek sengketa yaitu SK Walikota Tentang
Pemberhentian.
dengan hukuman 1 tahun 3 bulan dan denda sebesar 50 juta apabila denda
- Bahwa sebelum pemberhentian tidak dengan hormat oleh Ghina Tsuraya Noor
Kaltim.
1974, ada UU No. 9 Tahun 43 dan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN setiap
PNS yang melakukan tindak pidana yaitu pidana umum, subversi dan khusus
dan PP 32 Tahun 1979 dinyatakan PNS melakukan tindak pidana jabatan dan
kurungan) pemberhentian sementara oleh PPK apabila ada bukti kuat digaji
- Bahwa setiap PNS (ASN) selalu diatur oleh PP 53 Tahun 2010 kaitannya
dengan sanksi yaitu berat, ringan, sedang;
- Bahwa PNS melakukan tindak pidana setelah inkrach akhir bulan
berikutnya harus diberhentikan dan hukum kepegawaian berlaku surut maka
pemberhentian dan penetapan bulan Juni 2020 tetap berlaku;
- Bahwa apabila seorang melakukan tindak pidana dan walikota tidak
memberhentikan maka tetap kena sanksi dan proses pemberhentiannya tanpa
pemeriksaan.
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa eksepsi dari Tergugat pada pokoknya mendalilkan bahwa dalil-
dalil gugatan Penggugat tidak jelas/kabur (Obscuur Libel), karena tidak mencantumkan
secara jelas dan tepat tentang asas- asas umum pemerintahan yang baik dan ketentuan
perundang-undangan mana yang dilanggar.;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat tersebut, Penggugat telah
membantah di dalam repliknya tertanggal 3 Agustus 2020 yang pada pokoknya
menyatakan bahwa Penggugat menolak seluruh dalil yang disampaikan oleh Tergugat,
kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat.;
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi tersebut Majelis Hakim Mayoritas
berpendapat bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 77 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, bahwa eksepsi ini dikategorikan
dalam eksepsi lain-lain yang tidak mengenai kewenangan pengadilan dengan demikian
hanya dapat diputus bersama pokok sengketanya.;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan obscuur libels adalah jika tidak ada
kesesuaian antara objek gugatan, subjek, posita,dan petitum dalam suatu gugatan, dalam
hal ini Majelis Hakim Mayoritas berpedoman pada ketentuan pasal 56 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 , ada suatu syarat yang wajib atau harus dipenuhi dalam gugatan
yaitu :
a. syarat formal, gugatan harus memuat:
- Nama, Kewarganegaraan, tempat tinggal dan Pekerjaan Penggugat atau Kuasanya.
- Nama Jabatan, Tempat kedudukan Tergugat.
b. Syarat materiil, secara materiil suatu gugatan harus menyebutkan atau
menguraikan tentang :
a. Dasar gugatan yang biasanya diistilahkan dengan Posita atau Fundamentum
Petendi.
b. Tuntutan atau petitum.
bersifat ekseptif yang merupakan syarat formal dalam mengajukan gugatan antara
lain :
3. apakah pengajuan gugatan masih dalam tenggang waktu yang disyaratkan Pasal
Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan diubah kembali dengan Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sehingga merupakan obyek gugatan dalam sengketa Tata Usaha
Negara dan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda memiliki wewenang untuk
Sengketa a quo masih dalam tenggang waktu untuk dapat diajukan ke Pengadilan
Tahun 1986 yang berbunyi sebagai berikut : “ Gugatan dapat diajukan hanya dalam
tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau
diterbitkan oleh Tergugat pada tanggal 15 Juni 2020, kemudian gugatan Penggugat
pada tanggal 27 Agustus 2020 sehingga gugatan diajukan masih dalam tenggang
waktu 90 (sembilan puluh) hari sesuai yang disyaratkan dalam Pasal 55 Undang-
direhabilitasi”;
ABDULLAH terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah ‘Tindak Pidana KORUPSI
Subsidair .”
“ Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
a. Melakukan suatu pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 disebutkan bahwa “ Pegawai Negeri Sipil yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan sesuatu tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, harus diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan ini tidak berlaku bagi Pegawai Negeri
Sipil yang hanya dijatuhi pidana percobaan.Huruf a. Pegawai Negeri Sipil adalah
baiknya. Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil dipidana penjara atau kurungan
berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau pekerjaannya,
maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus diberhentikan tidak dengan
kepadanya.;------
Sebagai Pegawai Negeri Sipil Atas Nama Ghina Tsuraya Noor,S.Adm NIP. 301256734291
Menimbang, bahwa terhadap uraian fakta hukum diatas dan bila dikaitkan dengan
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, khususnya pasal 87 ayat (4) huruf b serta
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 khususnya pasal 9 huruf a, maka Majelis
Hakim Mayoritas berpendapat bahwa Tergugat dalam menerbitkan surat keputusan TUN
telah menerbitkan surat keputusan TUN objek sengketa telah bertentangan dengan
ditolak.;-------------------
sengketa terjadi kontradiktif antara Pemberhentian tidak dengan hormat tertanggal 2 Juni
2020 dan Penetapannya tertanggal 15 Juni 2020, seharusnya tanggal pemberhentian dan
penjara yang secara mutatis mutandis Penggugat menyatakan tidak ada upaya hukum
banding (inkracht), berlanjut rangkaian fakta hukum lainnya yaitu pada bukti T.2, T.5, T.6,
T.7, T.8 yaitu dimana pada tanggal 12 April 2020 Badan Kepegawaian Daerah Kota
Samarinda melakukan konsultasi kepada Kepala BKD Provinsi Kalimantan Timur terkait
dengan penyelesaian PNS yang berkasus a.n. Ghina Tsuraya Noor,S.Adm yang telah
dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara
bersama-sama dan dipidana penjara selama 1 (satu) tahun 3 (tiga) bulan dan denda
sebesar Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) berdasarkan PUTUSAN Pengadilan Tindak
- Bahwa pada bagian Menimbang huruf a. bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda tersebut, Sdri. GHINA TSURAYA NOOR,
S.ADM. Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “Tindak Pidana Korupsi
yang dilakukan secara bersama-sama”, dan dijatuhi pidana penjara selama 1 (satu)
tahun 3 (tiga) bulan dan Pidana Denda sebesar Rp. 50.000.000, - (lima puluh juta rupiah)
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan
selama 1 (satu) bulan;---------------------------------
Menimbang, bahwa meneliti dan mencermati bukti P-5 berupa Putusan Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda Nomor :
22/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Smd tanggal 29 Juni 2020 yang identik dengan bukti P-3=T.5
berupa Petikan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Samarinda Nomor : 22/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Smd tanggal 29 Juni 2020, pada bagian
amar Putusan berbunyi:
MENGADILI
1. 1 (satu) bendel dokumen kontrak lengkap atau Surat Perjanjian Paket Pekerjaan
Konstruksi Implementasi Fisik Kota Hijau Kota Samarinda Nomor : 08 / SP /
Rc.9 / SMD / IX / 2020 tanggal 2 Mei 2020.
2. 1 (satu) bendel Addendum Nomor : 09 / AD / Rc.9 / SMD / IX / 2020 tanggal 2
Mei 2020 Atas Surat Perjanjian Nomor : 08 / SP / Rc.9 / PURWO / IX / 2020
tanggal 2 Mei 2020.-------------
3. 1 (satu) bendel Shop Drawing Kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota
Hijau (P2RKH) Pekerjaan Implementasi Fisik Kota Hijau Kota Samarinda Lokasi
Kegiatan Kelurahan Juanda V Tahun Anggaran 2020.------------------------
4. 3 (tiga) bendel Laporan Bulanan dan 2 (dua) bendel Laporan Mingguan pekerjaan
Implementasi Fisik Kota Hijau Kota Samarinda. ---------------------
5. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Nomor : 09 / BAPP / Rc.9 /
SMD/ XII / 2020, tanggal 12 Mei 2020.---------------------
6. Surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Samarinda Nomor : 660.1 / 521.B /
2020, tanggal 12 Mei 2020 perihal pemeliharaan Taman Kota .---------------------
7. Copy Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Petikan Tahun
Anggaran 2020 Nomor : DIPA-033.03 1.498599/2020 Kementrian Keuangan
Republik Indonesia tanggal 05 Desember 2012 dan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian Lembaga (RKAKL) Kode rekening 2401.12 Pemenuhan SPM dan
Peningkatan Kualitas Penataan Ruang Kota jumlah Rp.1.520.000.000. -
8. Surat Permintaan Pembayaran tanggal 27 April 2020.
8. Membebankan biaya perkara ini pada terdakwa, untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah).----------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Majelis Hakim
Minoritas berkesimpulan bahwa objek sengketa merupakan pelaksanaan isi putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda Nomor :
22/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Smd tanggal 29 Juni 2020, sebab di dalam amar Putusan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda Nomor :
22/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Smd tanggal 29 Juni 2020 angka 3 (tiga) dan 4 (empat)
secara tekstual tertulis :---
Angka 3. “Menyatakan Terdakwa GHINA TSURAYA NOOR, S.ADM binti ABDULLAH
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah “Tindak Pidana Korupsi yang
dilakukan secara bersama-sama” sebagaimana didakwakan dalam dakwaan
subsider”.----------------------
MENGADILI
DALAM EKSEPSI:
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 278.000,- (Dua
Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Rupiah).----------------
Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan
Tata Usaha Negara Samarinda pada hari : SELASA tanggal 8 Desember 2020 oleh kami
Enggal Triya , S.H.,M.H., selaku Hakim Ketua Majelis, AYU RACHMAWATI, S.H. dan
LANGGENG DWI, S.H.,M.H masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, Putusan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari KAMIS tanggal 18 Desember 2020
oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh ELVINA NURHAFIFAH, S.H.
sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda, dengan dihadiri
oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat;
ttd ttd
ttd
2. LANGGENG DWI,S.H.,M.H
PANITERA PENGGANTI,
ttd
ELVINA NURHAFIFAH,S.H
Perincian biaya :