Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

Hukum Perlindungan Konsumen D


Disusun oleh :

1. Muhammad Furqan 3019210216


2. Naufal Tri Ananda 3019210242
3. Wilda Ayu Kinanti 3019210255
4. Tazkya Azzahra N 3019210263
BAB I
PENDAHULUAN

Penggugat Badia Azhari Pane selaku pimpinan PT.ACC Finance yang beralamat di
Jalan Raya Jambu Air Nomor 112, Kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam Provinsi Sumbar
mengajukan gugatan tentang keberatannya atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK). Ia memberikan kuasanya kepada Azwar Siri, S.H. dan Fan Hamel
Sianturi, S.H. berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 705/CSLD- LLSD/SK-PN/VII/2020
pada tanggal 03 Agustus 2020, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Bukittinggi Nomor: 19/Pdt.SK/2020/PN.Bkt pada tanggal 05 Agustus 2020 dan kuasa hukumnya
tercatat sebagai kuasa hukum Pemohon Keberatan. Pengadilan Negeri Bukittinggi yang
memeriksa dan memutus perkara perdata, pada tingkat pertama, yang telah menjatuhkan putusan.
Penggugat mengajukan keberatannya kepada Yosrizal, jenis kelamin Laki-laki, Tempat /
Tanggal Lahir Padang 01 Juni 1966, pekerjaan Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia, Agama
Islam, alamat di Perumahan Bukittinggi Indah B.6 RT 001/RW 007 Kelurahan Pakan Labuh,
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota Bukittinggi Sumatera Barat. Dan disebut sebagai
Termohon Keberatan.
Adapun amar Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota
Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat Nomor 09/P/2020/BPSK-BKT Tanggal 9 juli 2020. Yang
diajukan keberatan berbunyi sebagai berikut:
MEMUTUSKAN
1. Mengabulkan semua gugatan penggugat
2. Menyatakan tindakan tergugat menarik kendaraan sigra BA 1524 LA warna hitam yang
dilakukan oleh debt colector pihak leasing adalah tindakan yang bertentangan dengan
hukum.
3. Menghukum tergugat untuk menyerahkan unit mobil berjenis sigra BA 1524 LA kepada
penggugat.
4. Menghukum tergugat untuk dapat melakukan reschdule terhadap pinjaman penggugat.

Bahwa atas putusan a quo pemohon tidak menerima dan mengajukan keberatan karena
putusan a quo di putus tanpa kehadiran pemohon dan telah diputus pada tanggal 9 Juli 2020 yang
secara verstek atau tanpa kehadiran tergugagt (pemohon). Pada hari itu juga pemohon meminta
salinan putusan perkara a quo dan pemohon baca dan pelajari putusan a quo ternyata tidak sesuai
dengan hukum maka tergugat mengajukan keberatan atas putusan a quo.
Adapun alasan permohonan keberatan, yaitu bahwa putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) kota Bukittinggi propinsi Sumatera Barat nomor 09/P/2020/BPSK-BKT
tanggal 9 Juli 2020 dalam perkara a quo terdapat kekilafan dan kekeliruan yang nyata dari
majelis BPSK kota Bukittinggi propinsi sumatera barat telah mengadili perkara a quo di luar
ketentuan Undang-Undang.

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen disebutkan penyelesaian sengketa konsumen dapat di tempuh melalui pengadilan atau
di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa ,bahwa dalam
perkara a quo belum ada pilihan penyelesaian dari pemohon, namun BPSK tetap meneruskan dan
memutuskan perkara a quo .
Menurut hukum seharusnya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kota
Bukittinggi apabila para pihak atau salah satu pihak tidak sepakat dan tidak memilih dan atau
tidak hadir menghadiri sidang di BPSK, maka BPSK harus menghentikan pemeriksaan perkara a
quo karena berdasarkan Pasal 45 ayat 2 Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen disebutkan bahwa penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui
pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa
kalau para pihak tidak sepakat dan tidak memilih maka seharunya BPSK kota bukittinggi tidak
dapat melanjutkan pemeriksaan dan memutus perkara a quo, maka oleh karena itu sudah
sepatutnyalah putusan a quo dinyatakan cacat hukum dan demi hukum pengadilan negeri
bukittingi sudah sepatutnya menyatakan batal demi hukum.
BPSK kota Bukittinggi telah keliru memutus perkara a quo dengan putusan verstek
dengan berpedoman pada pasal 125 ayat (1) /149 RBg pertimbangan hukum ini sangat keliru
karena HIR dan Rbg bukanlah hukum acara yang berlaku untuk menyelesaikan sengketa
konsumen tapi adalah hukum acara yang dipakai untuk perkara perdata biasa sedangkan untuk
hukum acara penyelesaian sengketa konsumen yaitu Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan RI No. 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen, dan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
dan peraturan pearaturan mentri sepanjang mengenai perlindungan konsumen dan tidak ada
hubungan dengan HIR maupun RBG.
Bahwa Majelis BPSK Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat telah membuat
keputusan yang melampaui kewenangannya (ultra vires) dengan mengambil alih kewenangan
Badan Peradilan Umum karena sesuai ketentuan dalam Pasal 45 Jo. Pasal 47 Jo. Pasal 52 huruf
K Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dihubungkan dengan
Pasal 1 angka 8 Jo. Pasal 3 huruf k Jo. Pasal 4 ayat (1) Jo. Pasal 12 Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan RI No. 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, jelas dan terang kewenangan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) adalah terbatas pada penyelesaian sengketa
konsumen melalui mediasi, konsiliasi atau arbitrase berdasarkan kesepakatan konsumen dan
pelaku usaha, sengketa Konsumen yang dapat diperiksa dan diputus oleh BPSK adalah sengketa
konsumen yang menyangkut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian akibat
mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa.
Bahwa BPSK Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat telah salah dalam menerapkan
hukum sebagaimana disebutkan dalam Putusan Mahkamah Agung RI No. 93 K/Pdt.Sus/2012
tanggal 2 Mei 2012 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 121 K/PDT.SUS/2012 tanggal 10 Juli
2012 yang pada pada pokoknya menyatakan “BPSK telah salah dalam menerapkan hukum
karena memeriksa dan memutus perkara ingkar janji (wanprestasi) antara debitur dan kreditur
berdasarkan perjanjian pembiayaan yang pada hakekatnya adalah sengketa kontrak (contractual
case) bukan sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 8 sampai pasal 18
Undang-Undang no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, sehingga seharusnya BPSK
menyatakan tidak berwenang memeriksa dan memutus gugatan a quo”.maka oleh karena itu
putusan a quo harus dinyatakan batal demi hukum.
Bahwa hubungan hukum antara pemohon dengan termohon adalah hubungan perjanjian
hutang pembiayaan Multiguna dengan jaminan fidusia, untuk menjamin pelunasan hutang
pembiayaan termohon pada pemohon telah dibuatkan akta fidusia dan telah diterbitkan sertifikat
jaminan fidusia nomor W3.000.81031AH 05.01 tahun 2018 tanggal 20 juli 2018 yang
dikeluarkan oleh kementerian hukum dan hak asasi manusia repubulik Indonesia kantor wilayah
sumatera barat kantor pendaftaran jaminan fidusia.
Bahwa termohon baru membayar angsuran 19 ( sembilan belas ) kali angsuran
pembayaran dari 60 kali angsuran pembayaran sebagaimana dalam perjanjian tersebut dan
angsuran pertama dibayar jatuh tempo tanggal 17 agustus 2018 dan angsuran ke 19 jatuh tempo
tanggal 17 februari 2020 telah dibayar oleh termohon namun pada angsuran ke 20 sampai
seterusnya tidak lagi dibayar oleh termohon.
Yurisprudensi-yurisprudensi tersebut pada intinya, menegaskan bahwa “Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) tidak berwenang memeriksa dan memutus masalah
Perjanjian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia, Perjanjian hutang piutang, perjanjian kredit
macet, masalah wanprestasi, karena merupakan kewenangan Pengadilan Negeri”.
Dan mangadili :
1. Menerima permohonan keberatan dari pemohon keberatan untukkeseluruhannya;
2. Menyatakan Badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK) kota Bukittinggi propinsi
sumbar tidak berwenang memeriksa dan mengadili Pekara a quo;
3. Membatalkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bukiti
Nomor 09/P/2020/BPSK-BKT Tanggal 9 juli 2020
4. Menyatakan perjanjian pembiayaan multiguna secara fidusia nomor
01.500.572.00.181426.5 tanggal 17 juli 2018 antra pemohon dengan termohon adalah
Sah dan mengikat bagi Pemohon dan Termohon dengan segala akibat hukumnya.
5. Menyatakan termohon telah melakukan wanprestasi
6. Menyatakan Sah sertifikat jaminan fidusia nomor jaminan fidusia W3.000.81031AH
05.01 tahun 2018 tanggal 20 juli 2018, yang dikeluarkan oleh kementerian hukum dan
hak asasi manusia repubulik Indonesia kantor wilayah sumatera barat kantor pendaftaran
jaminan fidusia.
7. Menyatakan sah eksekusi objek jaminan fidusia berupa satu unit mobil Daihatsu unit
mobil daihatsu sigra 1.2 R. M/T nomor Polisi BA 1524 LA nomor Mesin 3NRH 28594
dan Nomor Rangka MHKS6GJ6JJJ049974;
8. Menghukum termohon untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini
Mengadili :
1. Mengabulkan gugatan keberatan Pemohon Keberatan untuk sebagian;
2. Menyatakan Badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK) kota Bukittinggi propinsi
Sumatera Barat tidak berwenang memeriksa dan mengadili Pekara a quo;
3. Membatalkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota
Bukittinggi Nomor 09/P/2020/BPSK-BKT Tanggal 9 Juli 2020;
4. Menyatakan perjanjian pembiayaan multiguna secara fidusia nomor
01.500.572.00.181426.5 tanggal 17 juli 2018 antara Pemohon dengan Termohon adalah
Sah dan mengikat bagi Pemohon dan Termohon dengan segala akibat hukumnya;
5. Menyatakan Sah sertifikat jaminan fidusia nomor W3.000.81031AH 05.01 tahun 2018
tanggal 20 juli 2018, yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Repubulik Indonesia Kantor Wilayah Sumatera Barat kantor pendaftaran
jaminan fidusia;
6. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Termohon Keberatan,
sejumlah Rp. 366.000,- (tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah);
7. Menolak gugatan keberatan Pemohon Keberatan untuk selebihnya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penggugat Badia Azhari Pane selaku pimpinan PT.ACC Finance mengajukan gugatan
tentang keberatannya atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang di
sebut Pemohon Keberatan. Pengadilan Negeri Bukittinggi yang memeriksa dan memutus perkara
perdata, pada tingkat pertama, yang telah menjatuhkan putusan. Penggugat mengajukan
keberatannya kepada Yosrizal. Dan disebut sebagai Termohon Keberatan.
Alasan permohonan keberatan, yaitu bahwa putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) kota Bukittinggi propinsi Sumatera Barat nomor 09/P/2020/BPSK-BKT
tanggal 9 Juli 2020 dalam perkara a quo terdapat kekilafan dan kekeliruan yang nyata dari
majelis BPSK kota Bukittinggi propinsi sumatera barat telah mengadili perkara a quo di luar
ketentuan Undang-Undang.
Dalam Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen disebutkan penyelesaian sengketa konsumen dapat di tempuh melalui pengadilan atau
di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa ,bahwa dalam
perkara a quo belum ada pilihan penyelesaian dari pemohon, namun BPSK tetap meneruskan dan
memutuskan perkara a quo.

Saran
Menurut hukum seharusnya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) kota Bukittinggi
apabila para pihak atau salah satu pihak tidak sepakat dan tidak memilih dan atau tidak hadir
menghadiri sidang di BPSK, maka BPSK harus menghentikan pemeriksaan perkara a quo karena
berdasarkan Pasal 45 ayat 2 Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
disebutkan bahwa penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di
luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa kalau para pihak tidak
sepakat dan tidak memilih maka seharunya BPSK kota bukittinggi tidak dapat melanjutkan
pemeriksaan dan memutus perkara a quo, maka oleh karena itu sudah sepatutnyalah putusan a
quo dinyatakan cacat hukum dan demi hukum pengadilan negeri bukittingi sudah sepatutnya
menyatakan batal demi hukum.

Anda mungkin juga menyukai