Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kasus Putusan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :

713/Pdt.Sus-BPSK/2017/PN.Mdn

A. Kronologi Kasus

Setelah membaca dan mempelajari putusan Pengadilan Negeri Medan

Nomor : 713/Pdt.Sus-BPSK/2017/PN.Mdn, dapat diketahui bahwa telah terjadi

permohonan keberatan atas putusan dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

pada tingkat pertama oleh PT. U Finance Indonesia sebagai

PENGGUGAT/PEMOHON KEBERATAN melawan Silvia Rahmi selaku

TERGUGAT/TERMOHON KEBERATAN. Adapun faktor yang menyebabkan

Penggugat/ Pemohon Kebaratan mengajukan keberatan atas putusan Badan

Penyelsaian Sengketa adalah dikarenakan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen tidak memiiki kewenangan untuk mengeluarkan putusan terkait

sengketa yang pada pokok perkaranya merupakan perbuatan wanprestasi antara

PT. U Finance selaku Penggugat/Pemohon Keberatan dengan Silvia Rahmi selaku

Tergugat/ Termohon Keberatan. Hal ini berdasarkan pada perjanjian pembiayaan

kedua belah pihak dengan nomor C1- MDN 16-000037 tertanggal 21 Maret 2016,

dimana PT U Finance selaku Penggugat/ Pemohon Keberatan setuju untuk

memberikan fasilitas pembiayaan kepada Tergugat/Termohon Keberatan dengan

uang sejumlah Rp. 219.365.918,00 ( Dua ratus sembilan belas juta tiga ratus enam

puluh lima ribu sembilan ratus delapan belas rupiah ) dan atas fasilitas tersebut

diberikan bunga sejumlah Rp.85.552.708,02 ( Delapan puluh lima juta lima ratus

lima puluh dua ribu tujuh ratus delapan rupiah koma dua sen ) selama jangka

waktu perjanjian selama 48 bulan terhitung sejak tanggal 21 April 2018 sampai

dengan tanggal 21 Maret 2020. Dalam hal ini pihak tergugat/termohon keberatan

1
mengakui bahwa fasilitas pembiayaan tersebut merupakan hutang, dan pihak

tergugat sepakat untuk memberikan angsuran setiap bulannya kepada pihak

Penggugat/Pemohon Keberatan sejumlah 6.353.000,00 ( Enam Juta Tiga Ratus

Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah selambat-lambatnya tanggal 21 setiap bulannya

yang dimulai sejak tanggal 21/04/2016 sampai dengan 21/03/2020 dengan

ketentuan apabila terjadi keterlambatan maka terhadap tergugat/termohon

keberatan dikenakan denda sebesar 0,2% per hari keterlambatan. Dengan adanya

perjanjian ini maka timbul hubungan hukum hutang piutang antara pihak

penggugat/pemohon keberatan dengan pihak tergugat/termohon keberatan dengan

hak dan kewajiban yang timbul di dalamnya. Dimana yang menjadi hak dari

Pengguat/Pemohon Keberatan adalah pembayaran fasilitas kredit dengan tepat

waktu oleh tergugat/termohon keberatan dan kewajiban Pengguat/Pemohon

Keberatan adalah memberikan fasilitas pembiayaan kepada tergugat/termohon

keberatan. Adapun sebaliknya yang menjadi hak dari Tergugat/Termohon

Keberatan adalah menerima fasilitas pembiayaan dari Pengguat/Pemohon

Keberatan dan kewajibannya adalah membayar angsuran secara tepat waktu

kepada pihak Pengguat/Pemohon Keberatan setiap bulannya dengan jumlah yang

telah ditetapkan. Dan untuk menjamin pembayaran angsuran tersebut maka pihak

Pengguat/Pemohon Keberatan telah menerima pengalihan hak atas kendaraan

sebagai objek jaminan fidusia dari Tergugat/Termohon Keberatan yang kemudian

didaftarkan pada Kantor Fidusia Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan

Sertifikat Jaminan Fidusia.

Kemudian seiring berjalannya waktu, sejak angsuran ke-15 sejak jatuh

tempo pada tanggal 21 Juni 2017 pihak tergugat/termohon keberatan tidak lagi

2
melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya dalam perjanjian. Berdasarkan

kondisi tersebut, pihak Penggugat/Pemohon Keberatan telah melaksanakan

berbagai cara agar pihak tergugat/termohon keberatan memenuhi kewajibannya

mulai dari menelpon, surat, dan kunjungan langsung ke tergugat/termohon

keberatan. Akan tetapi, walau pihak penggugat/pemohon keberatan sudah

mealakukan cara-cara yang diatas, tergugat/termohon keberatan tidak ada itikad

baik untuk melaksanakan kewajiban pembayarannya tersebut, dengan demikian

pihak penggugat.pemohon keberatan menggangap telah terjadi cidera janji atau

wanprestasi atas perjanjian yang telah disepakati sebelumnya yang ditindaklnajuti

dengan dilakukannya ekesusi terhadap jaminan fidusia yang dimaksud dalam

perjanjian yakni berupa kendaraan milik tergugat/termohon keberatan yang dapat

saja dijual melalui pelelangan umum oleh pihak Penggugat/Pemohon Keberatan,

namun dikarenakan itikad baik dari pihak Penggugat/Pemohon Keberatan,

kendaraan tersebut tidak langsung dijual melalui pelelangan umum, dengan tujuan

memberi kesempatan kepada pihak tergugat/termohon keberatan untuk

melaksanakan kewajibannya. Melihat kondisi tersebut, dalam perkara ini pihak

tergugat/termohon menanggapi tindakan eksekusi tersebut dengan melakukan

pengaduan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ( BPSK) Medan. Dan

BPSK memeriksa pengaduan tersebut dan memprosesnya hingga timbul putusan

sebagai berikut :

1. Menerima pengaduan konsumen dan mengabulkan permohonan

konsumen untuk sebahagian

3
2. Mewajibkan pelaku usaha untuk mengembalikan 1 (satu) unit mobil

Honda Mobilio RS CVT BK 511 V sebagai objek jaminan fidusia

kepada konsumen
3. Mewajibkan konsumen untuk membayar angsuran yang tertunggak
4. Menolak permohonan konsumen untuk selebihnya
5. Membebankan biaya perkara kepada negara.

B. Alasan keberatan pihak penggugat/pemohon keberatan

Dengan adanya putusan sebagaimana yang tertera diatas, maka pihak

penggugat/pemohon keberatan mengajukan alasan keberatan sebagai berikut :

1. BPSK Kota Medan Tidak Mempunyai Wewenang Berdasarkan

Kompetensi Absolut
Hal ini dikarenakan dalam perjanjian yang telah disepakati oleh para

pihak sebelumnya terdapat suatu pilihan hukum yakni apabila terjadi

sengketa terkait pelaksanakan perjanjian hutang piutang sebagaimana

yang dimaksud, maka penyelesaian hukumnya dilakukan di Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 118

ayat (4) HIR yang menyatakan “ Bila dengan surat syah dipilih dan

ditentukan suatu tempat berkedudukan, maka penggugat jika ia suka

dapat memasukkan surat gugat itu kepada ketua pengadilan negeri

dalam daerah hukum siapa terletak tempat kedudukan yang diih itu

Juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Perdagangan

Konsumen yang menyatakan “ Penyelesaian Sengketa Konsumen

dapat ditempuh melalui Pengadilan atau diluar Pengadilan berdasarkan

pilihan sukarela para pihak yang bersangkutan.” Sehingga dengan

demikian yang berhak untuk memeriksa, serta mengadili perkara para

pihak dalam perjanjian sebagaimana yang dimaksud adalah Pengadilan

4
Negeri dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Oleh karena itu

BPSK Medan tidak memiliki kewenangan absolut dalam memutus

perkara antara pihak penggugat/pemohon keberatan dengan

tergugat/termohon keberatan.
2. Sengketa yang terjadi antata pihak Penggugat/Pemohon

Keberatan dengan pihak Tergugat/Termohon Keberatan bukanlah

sengketa konsumen melainkan Perbuatan Wanprestasi yang

dilakukan oleh Tergugat/Termohon Keberatan atas Perjanjian.


Dalam putusan ini, pihak Penggugat/Pemohon Keberatan

mendefiniskan sengketa konsumen berdasarkan Ketentuan Umum

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 yang menyatakan sengekta konsumen

adalah sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut

ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau jasa yang menderita

kerugian akibat mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa.


Sehingga apabila merujuk pada fakta-fakta hukum yang terjadi,

sengketa antara pihak Penggugat/Pemohon Keberatan dengan pihak

Tergugat/Termohon Keberatan adalah Perbuatan Wanprestasi bukan

sengketa konsumen.
3 Tindakan BPSK Kota Medan yang memeriksa dan mengadili

Sengketa Antara Penggugat/Pemohon Keberatan dan Tergugat.

Termohon Keberatan telah melampaui kewenangannya.


Alasan ini didasari oleh salah satu amar putusan yang dikeluarkan oleh

BPSK yakni :
- Mewajibkan Pelaku Usaha untuk mengembalikan 1 (satu) unit

mobil Honda Mobilio RS CVT BK 551 V sebagai objek

jaminan fiducia kepada konsumen.

5
Bahwa terkait dengan bunyi amar putusan diatas, pihak Penggugat/

Pemohon Keberatan menyatakan jika BPSK telah bertindak

melampaui kewenangannya sebab amar putusan terebut mengandung

makna pembatalan eksekusi jaminan fidusia yang telah dilaksanakan,

padahal jika merujuk pada Undang-undang Jaminan Fidusia No. 42

Tahun 1999, dinyatakan bahwa jaminan fidusia mempunyai kekuatan

eksekusi yang sama dengan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap, sehingga dengan demikian BPSK seolah-

olah mempunyai hak untuk membatalkan eksekusi putusan

pengadilan.

Berdasarkan alasan keberatan tersebut, pihak Penggugat/Pemohon Keberatan

mengajukan permohonan agar Majelis Hakim memutus :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat/Pemohon Keberatan untuk seluruhnya


2. Menyatakan BPSK Kota Medan tidak berwenang untuk memeriksa dan

mengadili sengketa antara Penggugat/Pemohon Keberatan dengan

Tergugat/Termohon Keberatan
3. Menyatakan Putusan BPSK Kota Medan Nomor

78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN tanggal 12 Oktober 2017, batal demi

hukum.
4. Menghukum Tergugat//Termohon Keberatan membayar seluruh biaya

perkara yang timbul dalam perkara ini.

ATAU

6
Apabila Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri cq Yang Mulia Majelis

Hakim pada Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara

aquo berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ( ex aquo et bono)

C. Jawaban Tergugat Tergugat//Termohon


Dengan adanya permohonan putusan oleh Penggugat/Pemohon Keberatan

tersebut, maka pihak Tergugat//Termohon menyampaikan jawaban atas

permohonan tersebut bahwa alasan yang dikemukakan oleh Penggugat/Pemohon

Keberatan adalah alasan yang dibuat-buat, maka dengan demikian pihak

Tergugat//Termohon memohon kepada Majelis Hakim agar menjatuhkan amar

putusan sebagai berikut :


1. Menolak Permohonan Keberatan dari Pemohon Kebaratan untuk

seluruhnya
2. Menguatkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

be(BPSK) kota Medan No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN tanggal 12

Oktober 2017 tersebut;


3. Menghukum Pemohon Keberatan untuk membayar biaya-biaya yang

timbul dalam perkara ini .


D. Amar Putusan Hakim Pengadilan Negeri Medan dengan Nomor

Register 713/Pdt.Sus-BPSK/2017/PN.Mdn
Bahwa dalam putusan dengan nomor register 713/Pdt.Sus-

BPSK/2017/PN.Mdn, Hakim pada Pengadilan Negeri Medan berpendapat

bahwasanya Pihak Penggugat/Pemohon Keberatan sudah menerima isi

amar putusan dari BPSK Kota Medan No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN

tanggal 12 Oktober 2017, dengan pertimbangan bahwa permohonan

keberatan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon Keberatan ternyata

telah melewati tenggat waktu 14 (empat belas hari) sejak putusan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN

7
tanggal 12 Oktober 2017, hal ini apabila merujuk pada pasal 56 ayat (2)

dan (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen disebutkan “ Para pihak dapat mengajukan keberatan dalam

jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan

putusan tersebut dan pelaku usaha yang tidak mengajukan keberatan dalam

jangka waktu 14 (empat belas) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

dianggap telah menerima putusan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen”, Vide pasal (5) Peraturan Mahkamah Agung RI No. 01 Tahun

2006, tanggal 13 Maret 2006. Dengan demikian majelis Hakim pada

pengadilan Negeri Medan dalam pertimbangannya menyatakan putusan

BPSK No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN telah mempunyai kekuatan

hukum tetap.
Maka berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Medan dalam perkara dengan nomor register 713/Pdt.Sus-

BPSK/2017/PN.Mdn menjatuhkan amar putusan sebagai berikut :


1. Menolak Permohonan keberatan Pemohon untuk Seluruhnya
2. Menyatakan Putusan Majelis BPSK No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-

MDN tanggal 12 Oktober 2017 telah mempunyai kekuatan hukum

yang tetap;
3. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang sampai

hari ini ditetapkan sejumlah Rp.411.000,- ( empat ratus sebelas ribu

rupiah).
E. Analisis Putusan

Berdasarka atas alur perkara yang terjadi dalam Putusan Pengadilan

Negeri Medan Nomor :713/Pdt.Sus-BPSK/2017/PN.Mdn dapat dicermati

bahwa sebenarnya, sengketa yang terjadi antara Pihak

8
Penggugat/Pemohon Keberatan dengan Tergugat/ Termohon Keberatan

adalah Perbuatan Wanprestasi bukanlah sengketa Konsumen sebagaimana

yang dimaksud dalam putusan ini. Hal ini dikarenakan, isi perjanjian

antara kedua belah pihak yang berperkara sudah sangat jelas bahwa

perjanjian tersebut adalah perjanjian hutang piutang terkait pemberian

fasilitas pembiayaan oleh pihak penggugat kepada tergugat yang kemudian

diingkari oleh pihak tergugat/termohon dengan tidak melaksanakan

kewajiban pembayarannya sebagaimana dalam perjanjian. Selain itu

pilihan hukum dalam perjanjian juag sudah sangat jelas memilih

Pengadilan Negeri Jakara Pusat jika terjadi sengekta dalam perjanjian,

seharusnya jika dilihat berdasarkan nalar hukum, penggugat disini

mempunyai posisi tawar yang tinggi dibandingkan oleh tergugat, sebab

nyatanya sengketa konsumen dapat terjadi apabila konsumen meraasa

dirugikan dengan adanya pemakaian atas suatu barang/jasa. Dalam Fakta

hukum yang ada Tergugat/Termohon sama sekali tidak ada dirugikan

kepentingan atau posisinya, dikarenakan pihak Penggugat/Pemohon hanya

melaksanakan ketentuan dalam perjanjian yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak. Jika saja Penggugat/Pemohon mengajukan keberatan atas

Putusan BPSK No. 78/PEN/VIII/2017/BPSK-MDN tanggal 12 Oktober

2017 sesuai dengan ketentuan 56 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan “ Para pihak

dapat mengajukan keberatan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari

kerja setelah menerima pemberitahuan putusan tersebut”, maka besar

kemungkinan jika permohonan dari Penggugat/ Pemohon Keberatan akan

9
diterima. Namun sayangnya permohonan dari Penggugat/ Pemohon

Keberatan diajukan melewati tenggat waktu tersebut yakni diajukan pada

tanggal 22 November 2018 yang melewati jangka waktu empat belas hari

setelah Putusan BPSK diputus pada tanggal 12 Oktober 2017. Dengan

demikian apa yang telah ditetapkan oleh Majelis Hakim pada Pengadilan

Negeri Medan sudah tepat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

10

Anda mungkin juga menyukai