Anda di halaman 1dari 16

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

KAJIAN HUKUM PEMBATALAN PUTUSAN BPSK NOMOR 11/PTS-


BPSK/BKT/X/2015 ATAS UPAYA HUKUM KEBERATAN OLEH PIHAK
PELAKU USAHA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
BUKITTINGGI NOMOR 24/PDT.SUS-BPSK/2015/PN.BKT)

Muhamad Gakhairi Purnado*, Suradi, Marjo


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : gakhapurnado@gmail.com

Abstrak

Sengketa konsumen terjadi karena adanya hak-hak konsumen yang dilanggar.


Penyelesaian sengketa konsumen diatur dalam Pasal 45 sampai Pasal 48 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana penyelesaian dapat dilakukan melalui
pengadilan, dan di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa konsumen yang dilakukan di luar
pengadilan dapat melalui badan penyelesaian sengketa, atau dilakukan sendiri oleh para pihak.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa pendapat hakim dalam menjatuhkan
putusan yang menyatakan bahwa putusan BPSK dibatalkan, dan untuk mengetahui akibat hukum
yang akan timbul karena pembatalan putusan BPSK oleh Pengadilan Negeri. Putusan BPSK yang
sudah dibatalkan mempunyai akibat hukum putusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, karena ada
putusan baru yang menggantikannya.
Kata kunci : Pembatalan Putusan, Upaya Hukum, BPSK, Kota Bukittinggi

Abstract

Consumer disputes happened due to the existence of consumer rights is being violated.
Consumer Dispute Settlement based on Article 45 to Article 48 of Law No. 8 of 1999 on Consumer
Protection, in which the settlement can be done through the courts, and outside the court.
Consumer Dispute Settlement outside the court can be done through a dispute resolution
institutions, or conducted by the parties. The purpose of this research is to find out what the
judgement consideration who stated that the decision of BPSK is canceled, and to determine the
legal consequences that would arise as a result of the cancellation of BPSK decision by the
District Court. Legal consequences of cancellation BPSK decisions is it can not be executed due to
it has a replacement.
Keywords : Cancellation Decisions, Legal Effort, BPSK, Bukittinggi City

I. PENDAHULUAN menciptakan rakyat yang sejahtera


Perlindungan konsumen pada dan makmur.
saat ini tidak dapat dipisahkan dari Produk barang dan jasa yang
kegiatan perdagangan. Dalam digunakan untuk memenuhi
kegiatan perdagangan ini diharapkan kebutuhan hidup manusia semakin
menimbulkan keseimbangan hak dan lama semakin canggih, sehingga
kewajiban antara pelaku usaha dan timbul kesenjangan terhadap
konsumen. Di Indonesia saat ini kebenaran informasi dan daya
perlindungan konsumen mendapat tanggap konsumen1. Dengan posisi
perhatian yang cukup baik karena konsumen yang lemah ini, produsen
menyangkut aturan untuk atau pelaku usaha akan dengan
menciptakan kesejahteraan. Dengan
adanya keseimbangan antara pelaku 1
Celina Tri Kristiyanti, Hukum
usaha dan konsumen dapat Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2011) halaman 4

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mudah memasarkan setiap barang Badan Penyelesaian Sengketa


dan atau jasa tanpa memperhatikan Konsumen.
hak-hak konsumen. Konsumen Penelitian ini didasarkan pada
banyak yang menderita kerugian, Putusan Pengadilan Negeri
karena barang yang dibutuhkan tidak Bukittinggi Nomor 24/Pdt.Sus-
sesuai harapan, kerusakan akibat BPSK/2015/PN.Bkt yang
pemasangan barang, pemberian jasa membatalkan putusan Badan
yang tidak berdasar prosedur, dan Penyelesaian Sengketa Konsumen
sebagainya. Sehingga hal ini bisa (BPSK) Bukittinggi atas upaya
menimbulkan sengketa konsumen. hukum keberatan oleh pemohon yang
Sengketa konsumen adalah merupakan pelaku usaha.
sengketa berkenaan dengan Kasus ini berawal pada 24 Juni
pelanggaran hak-hak konsumen2. 2015, Relan Valeriandsyah
Dalam hal terjadi kerugian oleh mendatangi tempat usaha Mira
konsumen yang diakibatkan oleh Ariwahyuni Rizal untuk mengganti
barang atau jasa yang kaca film mobilnya. Kondisi mobil
diperdagangkan pelaku usaha, maka pada saat itu sedang dicuci dan kaca
ini merupakan kewajiban dari pelaku film pada mobil sudah dilepas. Mira
usaha untuk memberi kompensasi, kemudian memasang kaca film dan
ganti rugi dan/atau penggantian. menerima bayaran atas barang dan
Penyelesaian sengketa jasa yang diberikannya.
konsumen diatur dalam Pasal 45 Relan kemudian pergi dan mobil
sampai Pasal 48 Undang-Undang tidak ada masalah. Beberapa jam
Nomor 8 Tahun 1999 tentang kemudian Relan kembali ke tempat
Perlindungan Konsumen. Mira dan mengatakan bahwa
Penyelesaian sengketa konsumen multiplex, bagian komputer kecil
dapat ditempuh melalui pengadilan mobil yang memberi perintah pada
atau diluar pengadilan berdasarkan sistem mesin mobilnya rusak. Relan
pilihan sukarela para pihak yang yang merasa dirugikan kemudian
bersengketa. Dalam hal ini apabila menggugat Mira ke Badan
telah dipilih upaya penyelesaian Penyelesaian Sengketa Konsumen
sengketa konsumen di luar (BPSK) karena kelalaian Mira yang
pengadilan, gugatan melalui membuat mobilnya rusak.
pengadilan hanya dapat ditempuh BPSK Kota Bukittinggi
apabila upaya tersebut dinyatakan langsung melakukan pemeriksaan
tidak berhasil oleh salah satu pihak dengan memanggil kedua pihak
atau oleh para pihak yang Penggugat dan Tergugat yaitu Relan
bersengketa. Adapun tata cara dan Mira, serta para saksi dari kedua
penyelesaiannya diatur dalam Surat pihak. Setelah dianggap cukup,
Keputusan Menteri Perindustrian dan BPSK melaksanakan sidang
Perdagangan Nomor pemeriksaan dan memutus dalam
350/MPP/Kep/12/2001 tentang Putusan Nomor 11/PTS-
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK/BKT/X/2015, yang
menyatakan bahwa Mira telah
2
Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen melanggar Undang-Undang
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Perlindungan Konsumen, dan harus
Widiasarana Indonesia, 2004), halaman 165

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

membayar ganti rugi sejumlah Rp K/Pdt.Sus-BPSK/2016 memutus


9.731.245,00 dan Sanksi untuk menolak permohonan kasasi
Administratif sebesar Rp dengan perbaikan, dimana jumlah
97.312.450,00. ganti rugi dikurangi setengah, dan
Mira kemudian mengajukan sanksi administratif dihilangkan.
permohonan keberatan ke Pengadilan
Negeri Bukittiinggi karena II. METODE
menganggap putusan BPSK Untuk penelitian ini, metode
Bukittinggi telah merugikannya, pendekatan yang digunakan adalah
yang dalam keberatannya Mira Pendekatan Kasus (case approach),
menyebut bahwa BPSK Bukittinggi yaitu melakukan kajian terhadap
dianggap telah melanggar Pasal 4 kasus yang telah menjadi putusan
ayat (2) Surat Keputusan pengadilan dan telah mempunyai
Menperindag Nomor kekuatan hukum tetap, dengan objek
350/MPP/Kep/12/2001 yaitu kajian pokok ratio decidendi atau
penyelesaian sengketa konsumen reasoning, yaitu pertimbangan
bukan proses penyelesaian sengketa pengadilan untuk sampai kepada
secara berjenjang, dan juga putusan suatu putusan. Dalah hal ini kasus
hasil sidang Majelis BPSK dilakukan yang digunakan adalah Putusan
dalam sidang tertutup. Relan Pengadilan Negeri Bukittinggi
memberikan jawaban bahwa Mira Nomor 24/Pdt.Sus-BPSK/2015/PN
dianggap tidak memahami proses BKT.
penyelesaian sengketa di luar Penelitian yang digunakan
pengadilan, yang secara umum lebih dalam penulisan ini adalah penelitian
mudah daripada penyelesaian hukum normatif atau sering disebut
melalui pengadilan. penelitian hukum kepustakaan.
Setelah menerima alasan Menurut Soerjono Soekanto dan Sri
Pemohon, jawaban Termohon, Mamuji, penelitian hukum normatif
keterangan saksi sudah diminta, dan adalah penelitian hukum yang
juga dimunculkannya alat bukti, dilakukan dengan cara meneliti
dengan pertimbangannya Pengadilan bahan pustaka atau data sekunder
Negeri Bukittinggi dalam Putusan belaka3. Pengertian ini difokuskan
Nomor 24/Pdt.Sus- pada bahan yang digunakan di dalam
BPSK/2015/PN.Bkt kemudian penelitiannya. Bahan yang diteliti di
memutus bahwa Putusan BPSK dalam penelitian hukum normatif
Bukittinggi batal demi hukum, adalah bahan pustaka atau data
membayar ganti rugi sebesar Rp sekunder.
10.036.700,00 serta sanksi
administratif sejumlah Rp III. HASIL DAN PEMBAHASAN
35.000.000,00. A. HASIL PENELITIAN
Atas putusan Majelis Hakim 1. Kasus Posisi
Pengadilan Negeri Bukittinggi di
atas, Mira mengajukan permohonan
kasasi ke Mahkamah Agung, dan 3
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji,
Majelis Hakim Mahkamah Agung Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
dalam Putusan Nomor 353 Singkat, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2010), halaman 13-14

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kasus ini bermula pada tanggal Bukittinggi langsung melakukan


24 Juni 2015, Relan Valeriandsyah, pemeriksaan dengan memanggil
S.T. (Penggugat/Termohon) datang kedua pihak Penggugat dan Tergugat
ke tempat usaha milik Mira yaitu Relan dan Mira, serta para
Ariwahyuni (Tergugat/Pemohon) saksi dari kedua pihak. Setelah
untuk mengganti kaca film mobil dianggap cukup, BPSK
merk Honda Freed miliknya sekitar menyelesaikan sengketa dengan
pukul 10.30 WIB. Relan mengatakan proses arbitrase, dan memutus dalam
kepada Mira bahwa kaca film yang putusan nomor 11/PTS-
terpasang sekarang sudah dilepas, BPSK/BKT/X/2015, dengan bunyi
dan sedang dicuci di tempat amar putusan sebagai berikut:
pencucian. Kemudian Relan pergi 1. Mengabulkan gugatan
dan kembali ke tempat Mira sekitar penggugat sebahagiannya;
pukul 13.30 WIB. 2. Menyatakan bahwa sebahagian
Mira kemudian memasang kaca alat bukti yang diajukan
film mobil Relan sesuai dengan penggugat adalah alat bukti yang
standar prosedur pemasangan kaca sah dalam perkara ini;
film dengan meletakkan handuk dan 3. Menyatakan tindakan tergugat
tisu pada sekeliling dasbord mobil melanggar UU Perlindungan
sebagai penyerap rembesan air. Konsumen yaitu Undang-
Setelah pemasangan selesai, Relan Undang Nomor 8 Tahun 1999;
melakukan pembayaran untuk 4. Menghukum tergugat untuk
pemasangan kaca film dan kemudian membayar kerugian diderita
pergi membawa mobilnya. penggugat sejumlah Rp
Namun setelah beberapa jam 9.731.245,00 (Sembilan juta
kemudian Relan datang kembali dan tujuh ratus tiga puluh satu ribu
mengatakan lampu cek engine hidup. dua ratus empat puluh lima
Setelah dilakukan pemeriksaan, rupiah);
ternyata ditemukan kerusakan pada 5. Menghukum tergugat untuk
multiplex atau box assy fuse mobil membayar sanksi administratif
karena terjadi korsleting. Adapun kepada penggugat sebesar Rp
ciri-ciri kerusakan multiplex yaitu 97.312.450,00 (Sembilan puluh
klakson yang berbunyi terus, lampu juta tiga ratus dua belas ribu
tanda engine dan lampu temperatur empat ratus lima puluh rupiah);
dingin menyala terus serta lampu 6. Menolak gugatan penggugat
pertanda D (drive) berkedip selebihnya.
walaupun mobil sudah dalam posisi Mira kemudian mengajukan
P (parking). permohonan keberatan ke Pengadilan
Karena merasa dirugikan, Relan Negeri Bukittinggi karena
menggugat Mira ke Badan menganggap putusan BPSK
Penyelesaian Sengketa Konsumen Bukittinggi telah merugikannya dan
(BPSK) Bukittinggi karena kelalaian juga BPSK dianggap telah melanggar
Mira dalam pemasangan kaca film Pasal 4 ayat (2) Surat Keputusan
sehingga mengakibatkan kerusakan Menteri Perindustrian dan
pada mobilnya. Setelah menerima Perdagangan Nomor
gugatan dari konsumen, BPSK 350/MPP/Kep/12/2001 dalam

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penjatuhan putusannya, yaitu bersengketa lebih terjaga dan


penyelesaian sengketa konsumen mengurangi potensi terpublikasinya
bukan proses penyelesaian sengketa sengketa yang mengakibatkan
secara berjenjang, dan juga putusan berkurangnya kredibilitas/rusaknya
hasil sidang Majelis BPSK dilakukan nama baik para pihak. Namun
dalam sidang tertutup. Relan Majelis BPSK telah keliru
kemudian memberikan jawaban atas memahami pemeriksaan secara
permohonan keberatan Mira, bahwa tertutup tersebut, karena pemeriksaan
Mira dianggap tidak memahami secara tertutup bukan berarti
proses penyelesaian sengketa di luar pembacaan putusannya harus
pengadilan, yang secara umum lebih tertutup pula. Pembacaan putusan
mudah daripada penyelesaian dalam sidang terbuka untuk umum,
melalui pengadilan. maka suatu putusan tersebut menjadi
Pengadilan Negeri Bukittinggi sah dan mempunyai kekuatan
kemudian melakukan pemeriksaan hukum, hal ini menunjukkan sikap
dengan mendengarkan alasan objektif suatu pemeriksaan
keberatan Pemohon, jawaban penyelesaian sengketa konsumen dan
Termohon, keterangan Saksi, dan mengikatnya suatu putusan. Oleh
juga memeriksa alat bukti dari karena Putusan Nomor: 11/PTS-
masing-masing pihak, lalu memutus BPSK/BKT/X/2015 tanggal 22
dalam Putusan Nomor 24/Pdt.Sus- Oktober 2015 dibacakan dalam
BPSK/2015/PN.Bkt bahwa putusan sidang tertutup umum, maka akibat
BPSK batal demi hukum. hukumnya putusan tersebut batal
Atas putusan Majelis Hakim demi hukum, karena tidak sah dan
Pengadilan Negeri Bukittinggi di tidak mempunyai kekuatan hukum,
atas, Mira mengajukan permohonan dengan demikian keberatan Pemohon
kasasi ke Mahkamah Agung, dan beralasan hukum sehingga dapat
Majelis Hakim Mahkamah Agung dikabulkan.
dalam Putusan Nomor 353 Menimbang, bahwa oleh karena
K/Pdt.Sus-BPSK/2016 memutus Putusan BPSK Nomor: 11/PTS-
untuk menolak permohonan kasasi BPSK/BKT/X/2015 tanggal 22
dengan perbaikan. Oktober 2015 batal demi hukum,
2. Pandangan Majelis Hakim maka Majelis Hakim akan mengadili
a. Pandangan Majelis Hakim sendiri sengketa konsumen tersebut
Pengadilan Negeri Bukittinggi sebagaimana berdasarkan Pasal 5
Menimbang, bahwa dalam Ayat (5) Peraturan Mahkamah
Putusan Nomor 11/PTS- Agung Nomor 01 Tahun 2006
BPSK/BKT/X/2015 tanggal 22 tentang Tata Cara Pengajuan
Oktober 2015, Majelis BPSK Keberatan terhadap Putusan Badan
menyatakan putusan diucapkan Penyelesaian Sengketa Konsumen.
dalam persidangan yang tertutup Dengan pertimbangan diatas,
umum, maka Majelis Hakim maka Majelis Hakim Pengadilan
berpendapat bahwa pemeriksaan Negeri Bukittinggi mengadili
penyelesaian sengketa secara Pemohon dengan bunyi amar putusan
arbitrase dilakukan secara tertutup sebagai berikut:
supaya kerahasiaan para pihak yang

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

1) Mengabulkan permohonan Agung melalui Pengadilan Negeri


keberatan sebagian; Bukittinggi disertai dengan memori
2) Menyatakan BPSK Kota kasasi.
Bukittinggi telah melampui Menimbang permohonan kasasi
batas kewenangannya dalam tersebut, Mahkamah Agung
memerika dan mengadili perkara berpendapat bahwa permohonan
a quo; tersebut tidak dapat dibenarkan,
3) Menyatakan Putusan Badan karena berisi mengenai hal-hal yang
Penyelesaian Sengketa telah dipertimbangkan oleh Judex
Konsumen Nomor 11/PTS- Facti sehingga berdasar untuk
BPSK/BKT/X/2015, tanggal 22 ditolak. Bahwa namun demikian
Oktober 2015 batal demi hukum; putusan Judex Facti perlu diperbaiki
4) Menetapkan Pemohon sepanjang mengenai jumlah ganti
melakukan pelanggaran atas rugi dan sanksi administratif yang
kerusakan mobil Honda Freed harus dibayar Pemohon
warna abu-abu metalik Nopol D Keberatan/Pemohon Kasasi kepada
1058 ABJ milik Termohon Termohon Keberatan/Termohon
akibat barang dan jasa yang Kasasi, sebab telah benar bahwa
diperdagangkan tidak memenuhi Pemohon Keberatan mengalami
atau tidak sesuai dengan standar kerugian akibat dari kelalaian yang
yang dipersyaratkan atau dilakukan oleh Termohon
ditentukan perundangundangan; Keberatan/Termohon Kasasi namun
5) Menghukum Pemohon untuk dalam persidangan Pemohon
membayar ganti rugi kepada Keberatan tidak memiliki bukti sah
Termohon sejumlah Rp dan kuat menunjukkan bahwa
10.036.700,00 (sepuluh juta tiga kerugian yang dialaminya adalah
puluh enam ribu tujuh ratus sejumlah yang ditetapkan oleh Judex
rupiah); Facti dalam perkara a quo, karena itu
6) Menghukum Pemohon untuk jumlah ganti rugi yang harus dibayar
membayar sanksi administratif oleh Pemohon Kasasi harus
kepada Termohon sejumlah Rp didasarkan pertimbangan kepatutan
35.000.000,00 (tiga puluh lima yaitu sekitar setengah dari jumlah
juta rupiah); ganti rugi yang ditetapkan oleh Judex
7) Menghukum Pemohon untuk Facti. Bahwa mengenai sanksi
membayar biaya perkara administratif berupa pembayaran
sejumlah Rp 311.000,00 (tiga sejumlah uang yang harus dibayar
ratus sebelas ribu rupiah); oleh Pemohon Kasasi maka hal
8) Menolak permohonan keberatan tersebut adalah diluar kewenangan
selain dan selebihnya. Judex Facti sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Pasal 60 Undang-
b. Pandangan Majelis Hakim Undang Perlindungan Konsumen
Mahkamah Agung sehingga harus dibatalkan.
Atas putusan Majelis Hakim Mahkamah Agung berpendapat
Pengadilan Negeri Bukittinggi di amar putusan Pengadilan Negeri
atas, Mira kemudian mengajukan Bukittinggi harus diperbaiki
permohonan kasasi ke Mahkamah sepanjang mengenai sanksi ganti rugi

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menjadi sejumlah Rp 5.000.000,00 d) Menghukum Pemohon


(lima juta rupiah), dan untuk membayar ganti rugi
menghilangkan amar sanksi kepada Termohon sejumlah
administratif. Dalam hal ini maka Rp5.000.000,00 (lima juta
permohonan kasasi yang diajukan rupiah);
oleh Mira Ariwahyuni harus ditolak e) Menolak permohonan
dengan perbaikan amar Putusan keberatan selain dan
Pengadilan Negeri Bukittinggi selebihnya;
Nomor 24/Pdt.Sus-BPSK/2015/PN f) Menghukum Pemohon
Bkt tanggal 15 Desember 2015. Kasasi/Pemohon Keberatan
Pemohon juga dihukum untuk untuk membayar biaya
membayar biaya perkara tingkat perkara pada tingkat kasasi
kasasi. Isi putusan dari Mahkamah yang ditetapkan sebesar
Agung adalah sebagai berikut: Rp500.000,00 (lima ratus
1) Menolak permohonan kasasi ribu rupiah).
dari Pemohon Kasasi: MIRA Putusan dibacakan dalam sidang
ARIWAHYUNI RIZAL terbuka tanggal 31 Agustus 2016 dan
tersebut; ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
2) Memperbaiki amar Putusan Agung selaku Hakim Agung beserta
Pengadilan Negeri Bukittinggi anggota Hakim Agung tanpa dihadiri
Nomor 24/Pdt.Sus- para pihak.
BPSK/2015/PN Bkt., tanggal 15
Desember 2015 sehingga amar B. Pembahasan
selengkapnya sebagai berikut: 1. Pandangan Majelis Hakim
a) Mengabulkan permohonan a. Pandangan Majelis Hakim
keberatan sebagian; Pengadilan Negeri Bukittinggi
b) Menyatakan Putusan Badan Dalam sengketa antara Mira dan
Penyelesaian Sengketa Relan, Mira awalnya meminta upaya
Konsumen Nomor 11/PTS- penyelesaian secara Mediasi, namun
BPSK/BKT/X/2015, tanggal tidak berhasil. Hal ini menjadi salah
22 Oktober 2015 batal demi satu keberatan yang dimohonkan
hukum; oleh Pemohon, yaitu Mira
c) Menetapkan Pemohon Ariwahyuni. Dalam salah satu
melakukan pelanggaran atas permohonannya, Mira menyebut
kerusakan mobil Honda bahwa dia memilih cara penyelesaian
Freed warna abu-abu secara Mediasi, namun upaya
metalik Nopol D 1058 ABJ tersebut gagal, akan tetapi pihak
milik Termohon akibat BPSK melanjutkan penyelesaian
barang dan jasa yang masalah ini dengan cara arbitrase,
diperdagangkan tidak padahal penyelesaian sengketa di
memenuhi atau tidak sesuai BPSK bukanlah berjenjang.
dengan standar yang Namun, Relan selaku
dipersyaratkan atau Termohon memberikan jawaban
ditentukan perundang- bahwa Mira/Pemohon tidak
undangan; memahami tata cara pelaksanaan
persidangan di BPSK, karena

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penyelesaian sengketa konsumen di Pemohon dan Termohon


BPSK merupakan penyelesaian tersebut tidak dapat diselesaikan
sengketa di luar Pengadilan dan secara damai dan bersepakat
proses persidangan Arbitrase di untuk menyelesaikan sengketa
BPSK berdasarkan kesepakatan tersebut secara arbitrase
kedua belah pihak dan telah berdasarkan Surat Kesepakatan
memenuhi hukum acara. Nomor
Dari keberatan Pemohon dan 10/BPSK/KSPP/IX/2015,
jawaban Termohon, kemudian tanggal 29 September 2015,
Majelis Hakim melakukan yang ditandatangani oleh
pemeriksaan terhadap berkas Pemohon (saat itu Tergugat) dan
perkara. Kemudian Majelis Hakim Termohon (saat itu Penggugat)
menganggap alasan keberatan yang sebagaimana tercantum dalam
diajukan oleh Mira/Pemohon tidak Putusan Nomor 11/PTS-
berlasan hukum, sehingga haruslah BPSK/BKT/X/2015 tanggal 22
ditolak. Pertimbangannya adalah Oktober 2015 (bukti surat P.1),
sebagai berikut: maka Majelis Hakim
1) Menimbang, bahwa setelah berpendapat bahwa penyelesaian
memeriksa berkas perkara dan secara arbitrase terhadap
putusan Badan Penyelesaian sengketa konsumen tersebut
Sengketa Konsumen Nomor sudah benar dan tidak
11/PTS-BPSK/BKT/X/2015 bertentangan dengan ketentuan
tanggal 22 Oktober 2015, Undang-Undang Nomor 8
Majelis Hakim menyatakan Tahun 1999 tentang
bahwa penyelesaian sengketa Perlindungan Konsumen jo.
konsumen di BPSK (non litigasi) Keputusan Menteri Perindustrian
dapat melalui cara konsiliasi dan Perdagangan Republik
atau mediasi atau arbitrase Indonesia Nomor
berdasarkan pilihan dan 350/MPP/Kep/12/2001, karena
persetujuan para pihak yang pada prinsipnya tata cara
bersengketa dan penyelesaian ini penyelesaian sengketa di luar
tidak bersifat berjenjang, namun pengadilan lebih simple dan
apabila penyelesaian sengketa fleksibel daripada tata cara
dillakukan secara arbitrase, penyelesaian di Pengadilan
maka tetap terlebih dahulu (litigasi), oleh karena itu alasan
diupayakan perdamaian antara keberatan Pemohon tersebut
pihak bersengketa, jika tidak tidak beralasan hukum sehingga
tercapai perdamaian maka haruslah ditolak;
persidangan secara arbitrase Dari pertimbangan diatas,
dilanjutkan sebagaimana seharusnya Majelis Hakim bisa
berdasarkan Pasal 4 Jo. Pasal 34 memberikan penjelasan kepada
Keputusan Menteri Perindustrian Pemohon bahwa yang telah gagal
dan Perdagangan RI Nomor dilakukan itu adalah upaya
350/MPP/Kep/12/2001; perdamaian yang dilakukan sebelum
2) Menimbang, bahwa dalam dilaksanakannya sidang arbitrase di
sengketa konsumen antara BPSK, karena sejak awal sudah

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dipilih cara penyelesaian secara karena itu pemeriksaan yang


Arbitrase berdasarkan berdasarkan dilakukan oleh Majelis BPSK a
Surat Kesepakatan No. quo sudah tepat dan benar
10/BPSK/KSPP/IX/2015 tanggal 29 menurut ketentuan yang berlaku,
September 2015 yang sedangkan keterangan Saksi
ditandatangani oleh kedua pihak Ihsan dan Saksi Ahmad Rafles
Alasan keberatan Pemohon tersebut sangat subyektif tanpa
selanjutnya adalah pemeriksaan didukung alat bukti lainnya
Saksi dari Pemohon (saat itu berupa Berita Acara Persidangan
Tergugat) dilakukan secara tertutup di BPSK maupun alat bukti
karena Pemohon disuruh keluar dari pendukung lainnya sehingga
ruang sidang, dan pembacaan terang dan jelas apa yang
putusan oleh Majelis BPSK menjadi alasan Majelis BPSK
dilakukan dalam sidang tertutup memeriksa Para Saksi dengan
untuk umum. Berikut pertimbangan cara tersebut, mengingat Para
hakim terkait alasan tersebut: Saksi adalah anggota/karyawan
1) Menimbang, bahwa berdasarkan Pemohon yang memasang kaca
bukti surat P.1 dan keterangan film pada mobil Termohon,
Saksi Ihsan dan Saksi Ahmad disisi lain Para Saksi tersebut
Rafles Pgl. Pili yang harus memberikan keterangan
menerangkan sewaktu diperiksa objektif, jujur/tidak berbohong
sebagai Saksi oleh Majelis dan tidak berada dibawah
BPSK dilakukan secara tertutup, tekanan Pemohon selaku bos
pihak Pemohon maupun Para Saksi, dengan demikian
Termohon tidak berada didalam alasan keberatan Pemohon
ruang sidang dan pertanyaan tersebut tidak beralasan hukum
Majelis BPSK menyudutkan sehingga haruslah ditolak;
Para Saksi dan Para Saksi tidak 2) Menimbang, bahwa dalam
bebas memberi keterangan, Putusan Nomor 11/PTS-
maka Majelis Hakim menilai BPSK/BKT/X/2015 tanggal 22
dan berpendapat bahwa Oktober 2015, Majelis BPSK
penyelesaian sengketa konsumen menyatakan putusan diucapkan
antara Pemohon (saat itu dalam persidangan yang tertutup
Tergugat) dan Termohon (saat umum, maka Majelis Hakim
itu Penggugat) secara arbitrase berpendapat bahwa pemeriksaan
di BPSK Kota Bukittinggi, maka penyelesaian sengketa secara
pemeriksaan perkara tersebut arbitrase dilakukan secara
harus dilakukan secara tertutup tertutup supaya kerahasiaan para
dan cara pemeriksaan Saksi pihak yang bersengketa lebih
dilaksanakan menurut ketentuan terjaga dan mengurangi potensi
Hukum Acara Perdata terpublikasinya sengketa yang
sebagaimana berdasarkan Pasal mengakibatkan berkurangnya
27 jo. Pasal 37 Ayat (3) Undang- kredibilitas/rusaknya nama baik
Undang Nomor 30 Tahun 1999 para pihak. Namun Majelis
tentang Arbitrase dan Alternatif BPSK telah keliru memahami
Penyelesaian Sengketa. Oleh pemeriksaan secara tertutup

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tersebut, karena pemeriksaan Pengadilan Negeri Bukittinggi tidak


secara tertutup bukan berarti menyebutkan dasar hukum yang
pembacaan putusannya harus menjadi dasar pertimbangan
tertutup pula. Pembacaan tersebut, sehingga bisa saja hal ini
putusan dalam sidang terbuka dijadikan alasan Kasasi oleh Mira
untuk umum, maka suatu ataupun Pemohon Keberatan lainnya
putusan tersebut menjadi sah dan mengajukan keberatan terhadap
mempunyai kekuatan hukum, pertimbangan Majelis Hakim.
hal ini menunjukkan sikap Walaupun menyatakan putusan
objektif suatu pemeriksaan tersebut batal demi hukum, alangkah
penyelesaian sengketa konsumen baiknya ditambahkan Pasal 20
dan mengikatnya suatu putusan. Undang-Undang Nomor 4 Tahun
Pertimbangan yang pertama di 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
atas kurang tepat. Benar bahwa sebagai dasar hukumnya. Karena
pemeriksaan Saksi dilakukan secara mengumumkan putusan Hakim
tertutup tapi semestinya Majelis dalam sidang yang dinyatakan
Hakim juga menambahkan Pasal 37 terbuka untuk umum (openbaar)
ayat (2) dalam pertimbangannya, adalah syarat mutlak4.
bahwa Arbiter atau Majelis
Arbitrase dapat mendengar b. Pandangan Majelis Hakim
keterangan saksi atau mengadakan Mahkamah Agung
pertemuan yang dianggap perlu pada Mahkamah Agung berwenang
tempat tertentu diluar tempat mengadili pada tingkat kasasi
arbitrase diadakan. Pada masalah ini terhadap putusan yang diberikan
pemeriksaan Saksi dilakukan di pada tingkat terakhir oleh
tempat dilaksanakannya sidang pengadilan disemua lingkungan
Arbitrase, padahal sudah jelas peradilan yang berada di bawah
disebutkan pada ayat (2) kalau Mahkamah Agung, menguji
pemeriksaan saksi dapat dilakukan peraturan perundang-undangan di
pada tempat tertentu di luar tempat bawah undang-undang terhadap
arbitrase diadakan. Maka Majelis undang-undang, dan kewenangan
Hakim seharusnya tidak menolak lainnya yang diberikan undang-
keberatan Pemohon karena adanya undang.
kekeliruan dari BPSK, yaitu Pada permasalahan ini, Mira
memeriksa saksi di ruang sidang selaku Pemohon mengajukan
Arbitrase, walaupun Pemohon tidak permohonan upaya hukum Kasasi
mempermasalahkannya, tapi akan melalui Pengadilan Negeri
lebih baik jika Majelis memperbaiki Bukittinggi disertai dengan Memori
cara pemeriksaan saksi bila ada Kasasi. Ada 15 poin alasan Mira
masalah penyelesaian sengketa mengajukan upaya Kasasi, yang
secara Arbitrase lainnya. intinya berisi:
Dalam memberikan
pertimbangan untuk alasan
keberatan pembacaan putusan 4
Mochammad Dj’ais dan RMJ.
dilakukan dalam sidang tertutup Koosmargono, Membaca dan Mengerti HIR
untuk umum, Majelis Hakim Edisi Revisi, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011) halaman 186

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

1) Pemohon Kasasi telah dapat ditemukan 3 alasan yang diatur pada


membuktikan alasan Pasal 30 Undang-Undang
permohonan kasasi bahwa Judex Mahkamah Agung dalam
Facti Pengadilan Negeri permohonan kasasi Mira. Selain itu
Bukittinggi tidak berwenang pertimbangan dari Majelis Hakim
atau telah melampaui batas Mahkamah Agung terhadap
wewenang dan salah keberatan itu adalah tidak dapat
menerapkan atau melanggar membenarkan alasan Pemohon,
hukum yang berlaku serta telah karena keberatan tersebut berisi
lalai memenuhi syarat-syarat Judex Facti yang telah
yang diwajibkan oleh peraturan dipertimbangkan sebelumnya
perundangan dan tidak sehingga berdasar untuk ditolak.
menerapkan hukum Namun demikian Majelis Hakim
sebagaimana mestinya dalam Mahkamah Agung berpandangan
memeriksa dan mengadili bahwa putusan Judex Facti perlu
perkara a quo dan Pengadilan diperbaiki mengenai jumlah ganti
Negeri Bukittinggi tidak rugi dan sanksi administratif yang
mempunyai pertimbangan serta harus dibayar Pemohon Kasasi
alasan hukum yang benar dan kepada Termohon Kasasi.
cukup serta tidak adil dan berat Alasannya, karena pihak Termohon
sebelah menetapkan Pemohon Kasasi tidak dapat memberikan
melakukan pelanggaran atas bukti yang sah dan kuat tentang
kerusakan mobil Honda Freed jumlah kerugian yang dialami,
warna abu-abu metalik Nopol D walaupun benar kerusakan terjadi
1058 ABJ milik Termohon karena kelalaian Pemohon Kasasi,
Kasasi; sehingga lebih baik dihapuskan.
Menurut Pasal 30 Undang- Sehingga Majelis Hakim
Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo. berdasarkan pertimbangan kepatutan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun mengurang jumlah ganti rugi yang
2004 tentang Mahkamah Agung, harus dibayar oleh Pemohon Kasasi
alasan untuk membatalkan putusan sekitar setengah dari jumlah ganti
atau penetapan-penetapan rugi yang ditetapkan.
pengadilan dari semua lingkungan Selain mengubah jumlah
peradilan adalah: ganti rugi yang harus dibayar,
1) Tidak berwenang atau Majelis Hakim Mahkamah Agung
melampaui batas wewenang; juga menghapuskan sanksi
2) Salah menerapkan atau administratif, karena penjatuhan
melanggar hukum yang berlaku; sanksi administratif berada diluar
3) Memenuhi syarat-syarat yang kewenangan Judex Facti. Hal ini
diwajibkan oleh peraturan diatur dalam Pasal 60 Undang-
perundang-undangan yang Undang Nomor 8 Tahun 1999
mengancam kelalaian itu dengan tentang Perlindungan Konsumen,
batalnya putusan yang bahwa penjatuhan sanksi
bersangkutan. administratif merupakan
Berdasarkan keberatan tersebut, kewenangan dari Badan
bisa kita ketahui bahwa tidak

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Penyelesaian Sengketa Konsumen, hal-hal yang bersifat luar biasa. Pasal


bukan Pengadilan Negeri. 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
2. Akibat Hukum Pembatalan Penyelesaian Sengketa menentukan
Putusan BPSK bahwa putusan arbitrase dapat
Putusan BPSK merupakan dibatalkan apabila putusan tersebut
putusan yang final dan telah diduga mengandung unsur sebagai
mempunyai kekuatan hukum tetap berikut6:
sehingga mestinya langsung bisa 1. Surat atau dokumen yang
dilaksanakan. Namun dalam Pasal 42 diajukan dalam pemeriksaan
ayat (2) Keputusan Menteri setelah putusan dijatuhkan,
Perindustrian dan Perdagangan diakui palsu atau dinyatakan
Nomor 350/KPP/Kep/12/2001 diatur palsu;
bahwa putusan BPSK dimintakan 2. Setelah putusan diambil,
penetapan eksekusi kepada ditemukan dokumen yang
Pengadilan Negeri ditempat bersifat menentukan, yang
konsumen yang dirugikan. Demikian disembunyikan oleh pihak
pula terhadap putusan BPSK masih lawan; atau
dimungkinkan ditolak oleh para 3. Putusan diambil dari hasil tipu
pihak dengan cara mengajukan upaya muslihat yang dilakukan oleh
hukum keberatan ke Pengadilan salah satu pihak dalam
Negeri. pemeriksaan sengketa
Putusan BPSK Nomor 11/PTS- Jika melihat alasan tersebut,
BPSK/BKT/X/2015 tersebut sebenarnya upaya pembatalan
merupakan putusan hasil sidang tersebut bukanlah upaya hukum yang
arbitrase. Putusan arbitrase bersifat biasa, melainkan merupakan upaya
final yakni sebagai putusan yang hukum yang luar biasa. Berbeda
pertama dan terakhir, dan dengan upaya banding dalam sistem
mempunyai kekuatan hukum tetap peradilan biasa. Karena itu pula,
secara langsung mengikat (binding) walaupun tidak dengan secara tegas
bagi para pihak. Sebagai suatu disebutkan dalam undang-undang,
putusan yang bersifat final, maka tetapi jika kita lihat pada alasan-
dengan demikian terhadap putusan alasan pembatalan putusan arbitrase,
arbitrase tersebut tidak dapat maka upaya hukum pembatalan itu
diajukan upaya hukum seperti merupakan hukum memaksa yang
perlawanan, banding, kasasi ataupun tidak dapat dikesampingkan oleh
peninjauan kembali. Namun, karena Majelis Hakim7.
beberapa hal dimungkinkan Putusan BPSK tersebut lalu
pembatalan putusan arbitrase diputus batal demi hukum dengan
tersebut5. salah satu pertimbangan yaitu bahwa
Pembatalan putusan arbitrase ini Majelis BPSK membacakan
hanya dapat dilakukan jika terdapat putusannya dalam sidang tertutup,
seharusnya dibacakan dalam sidang
5
Bambang Sutiyoso, Hukum Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa,
6
(Yogyakarta: Gama Media, 2008), halaman Ibid., halaman 160
7
160 Ibid., halaman 161

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

terbuka untuk umum (openbaar) bahwa Putusan BPSK Kota


yang merupakan syarat mutlak agar Bukittinggi batal demi hukum,
menjadi sah dengan dasar hukumnya dengan pertimbangan bahwa
yaitu Pasal 20 Undang-undang Majelis BPSK telah keliru
nomor 4 tahun 2004 tentang memahami pemeriksaan secara
Kekuasaan Kehakiman. Maka tertutup tersebut, karena
dengan ini akibatnya putusan pemeriksaan secara tertutup
a3rbitrase dari Majelis BPSK tidak bukan berarti pembacaan
dapat dilaksanakan. putusannya harus tertutup pula.
Kemudian dibuat putusan Pembacaan putusan dalam
baru oleh Majelis Hakim Pengadilan sidang terbuka untuk umum,
Negeri dengan nomor 24/Pdt.Sus- maka suatu putusan tersebut
BPSK/2015/PN Bkt yang mengadili menjadi sah dan mempunyai
Pemohon Keberatan melakukan kekuatan hukum, hal ini
pelanggaran atas kerusakan mobil menunjukkan sikap objektif
milik Termohon, dihukum membayar suatu pemeriksaan penyelesaian
ganti rugi, sanksi administratif, dan sengketa konsumen dan
biaya perkara. Namun kemudian mengikatnya suatu putusan.
putusan tersebut diperbaiki oleh Selain itu Majelis Hakim PN
Mahkamah Agung karena adanya Bukittinggi juga mengadili
upaya kasasi dari Pemohon Pemohon untuk membayar ganti
Keberatan yang merasa diberatkan rugi kepada termohon karena
oleh Pengadilan Negeri Bukittinggi, terbukti melakukan pelanggaran
dimana permohonan kasasi ditolak terhadap UU Perlindungan
tapi dengan perbaikan terhadap Konsumen, dan membayar
Putusan Pengadilan Negeri sanksi administratif dengan
Bukittingi yang diputus dalam pertimbangan agar menjadi
Putusan Nomor 353/K.Pdt.Sus- pembelejaran bagi Pemohon
BPSK/2016. dalam menjalankan usaha
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan lebih baik.
dengan diputusnya Kasasi oleh 2. Majelis Hakim Mahkamah
Majelis Hakim Mahkamah Agung Agung menolak permohonan
dapat disimpulkan bahwa akibat Kasasi Pemohon karena
hukum dari pembatalan Putusan keberatan tersebut berisi Judex
BPSK adalah putusan tidak bisa Facti yang telah
dilaksanakan eksekusi, sehingga bisa dipertimbangkan sebelumnya
dianggap putusan tersebut tidak sehingga berdasar untuk ditolak.
pernah ada. Namun demikian Majelis Hakim
Mahkamah Agung
IV. KESIMPULAN berpandangan bahwa putusan
Berdasarkan pembahasan di atas, Judex Facti perlu diperbaiki
maka dapat disimpulkan beberapa mengenai jumlah ganti rugi dan
hal sebagai berikut: sanksi administratif yang haru
A. Pandangan Majelis Hakim dibayar Pemohon Kasasi kepada
1. Majelis Hakim Pengadilan Termohon Kasasi. Alasannya,
Negeri Bukittinggi memutus karena pihak Termohon Kasasi

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tidak dapat memberikan bukti lawan; atau Putusan diambil dari


yang sah dan kuat tentang hasil tipu muslihat yang dilakukan
jumlah kerugian yang dialami, oleh salah satu pihak dalam
walaupun benar kerusakan pemeriksaan sengketa. Jadi, apabila
terjadi karena kelalaian ada unsur tersebut putusan dapat
Pemohon Kasasi, sehingga lebih dibatalkan. Dan akibat hukumnya
baik dihapuskan. Sehingga adalah putusan tersebut tidak dapat
Majelis Hakim berdasarkan dilaksanakan.
pertimbangan kepatutan Oleh karena itu Pemerintah,
mengurang jumlah ganti rugi hendaknya dapat memperbaiki
yang harus dibayar oleh ketentuan hukum yang saling
Pemohon Kasasi sekitar bertentangan, antara lain Keputusan
setengah dari jumlah ganti rugi Menteri Perindustrian Dan
yang ditetapkan. Selain Perdagangan Republik Indonesia
mengubah jumlah ganti rugi Nomor 350/MPP/Kep/12/2001
yang harus dibayar, Majelis Tentang Pelaksanaan Tugas Dan
Hakim Mahkamah Agung juga Wewenang Badan Penyelesaian
menghapuskan sanksi Sengketa Konsumen Pasal 42 ayat 1
administratif, karena penjatuhan mengenai sifat putusan BPSK dan
sanksi administratif berada Pasal 41 ayat 3 mengenai upaya
diluar kewenangan Judex Facti. hukum keberatan terhadap putusan
BPSK, agar tidak timbul masalah
B. Akibat Hukum Pembatalan dikemudian hari.
Putusan BPSK Lembaga Swadaya Masyarakat
Putusan BPSK merupakan Perlindungan Konsumen bersama
putusan yang final dan mengikat Badan Penyelesaian Sengketa
yang mestinya langsung bisa Konsumen hendaknya juga dapat
dilaksanakan. Untuk pelaksanaan bekerja sama melakukan sosialisasi
putusan BPSK harus dimintakan ataupun pengenalan mengenai
penetapannya ke Pengadilan Negeri. perlindungan konsumen dan juga tata
Hal ini diatur dalam Pasal 42 ayat cara bersengketa di Badan
(2) Keputusan Menteri Perindustrian Penyelesaian Sengketa Konsumen
dan Perdagangan nomor sesuai dengan aturan yang berlaku.
350/KPP/Kep/12/2001. Disamping Masyarakat sebagai konsumen
itu putusan BPSK juga masih hendaknya mengetahui hak-hak dan
dimungkinkan untuk diajukan upaya juga kewajibannya sebagai
keberatan, baik putusan melalui konsumen apabila suatu saat
Konsiliasi, Mediasi, maupun menderita kerugian karena barang
Arbitrase. Putusan Arbitrase dapat dan/atau jasa dari produsen/pelaku
dibatalkan apabila: Surat atau usaha sehingga bisa menuntut ganti
dokumen yang diajukan dalam rugi atau hal lainnya kepada pelaku
pemeriksaan setelah putusan usaha, dan jangan gengsi untuk
dijatuhkan, diakui palsu atau menggugat pelaku usaha apabila
dinyatakan palsu; dan, ditemukan telah dirugikan.
dokumen yang bersifat menentukan, Pelaku usaha atau produsen
yang disembunyikan oleh pihak hendaknya dapat memproduksi

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

barang dan/atau memberikan jasa Saleh, Mohammad dan Lilik


seperti yang diatur dalam Undang- Mulyadi, 2012, Bunga Rampai
Undang Perlindungan Konsumen Hukum Acara Perdata
sebagai kewajibannya, sehingga Indonesia, (Bandung: Alumni)
kepercayaan dari konsumen akan Sarwono, 2011, Hukum Acara
bertambah. Perdata Teori dan Praktik,
(Jakarta: Sinar Grafika)
V. DAFTAR PUSTAKA Shidarta, 2004, Hukum Perlindungan
A. Buku Konsumen Indonesia, (Jakarta:
Dja’is, Mochammad dan RMJ. PT. Gramedia Widiasarana
Koosmargono, 2011, Membaca Indonesia)
dan Mengerti HIR Edisi Revisi, Shofie, Yusuf, 2008, Kapita Selekta
(Semarang: Badan Penerbit Hukum Perlindungan Konsumen
Universitas Diponegoro) di Indonesia, (Bandung: Citra
Hassan, Burhanuddin dan Harinanto Aditya Bakti)
Sugiono, 2015, Hukum Acara Sidabalok, Janus, 2014, Hukum
dan Praktik Peradilan Perdata, Perlindungan Konsumen di
(Bogor: Ghalia Indonesia) Indonesia, (Bandung: PT. Citra
HS, Salim dan Erlies Septiana Aditya Bakti)
Nurbaini, 2013, Penerapan Soemitro, Ronny Hanitijo, 1990,
Teori Hukum pada Penelitian Metodologi Penelitian Hukum
Tesis dan Disertasi, (Jakarta: dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
RajaGrafindo Persada) Indonesia)
Kristiyanti, Celina Tri, 2011, Hukum Sukanto, Soerjono, 2003, Pengantar
Perlindungan Konsumen, Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
(Jakarta: Sinar Grafika) Press)
Mertokusumo, Sudikno, 2013, Sutiyoso, Bambang, 2008, Hukum
Hukum Acara Perdata Indonesia Arbitrase dan Alternatif
Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penyelesaian Sengketa,
Cahaya Atma Pustaka) (Yogyakarta: Gama Media)
Miru, Ahmadi, 2011, Prinsip-Prinsip
Perlindungan Hukum bagi B. Peraturan Perundangan
Konsumen di Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun
(Jakarta: PT. Raja Grafindo 1985 Tentang Mahkamah Agung
Persada) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Muktamar, Ning, dkk, 2005, 1999 Tentang Larangan Praktik
Berpekara Secara Mudah, Monopoli dan Persaingan Usaha
Murah dan Cepat, (Depok: Tidak Sehat
Piramedia) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Nasution, Az., 2002, Hukum 1999 Tentang Perlindungan
Perlindungan Konsumen Suatu Konsumen
Pengantar, (Jakarta: Diadit Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Media) 1999 Tentang Arbitrase dan
Nazir M., 2011, Metode Penelitian, Alternatif Penyelesaian Sengketa
(Jakarta: Ghalia Indonesia) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 Tentang Mahkamah
Agung
Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2004 Tentang Kekuasaan
Kehakiman
Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman
Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001
Tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen
Putusan Pengadilan Negeri
Bukittinggi Nomor 24/Pdt.Sus-
BPSK/2015/PN.Bkt
Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 353
K/Pdt.Sus-BPSK/2016

C. Sumber Lain
Atom, Pricilla Natalia, 2014,
Perlindungan terhadap
Konsumen Bahan Makanan dan
Minuman Kadaluwarsa Di
Kabupaten Manggarai Provinsi
Nusa Tenggara Timur, (Jurnal
Ilmiah, Fakultas Hukum
Universitas Atmajaya
Yogyakarta)
Suradi, 2014, Upaya Hukum
Keberatan Terhadap Putusan
Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen Yang Bersifat Final
Dan Mengikat, (Proposal
Penelitian, Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
Semarang)
Arti kata konsumen,
http://kbbi.web.id/konsumen,
diakses pada tanggal 12 Maret
2017, pukul 03.59 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai