Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK KASUS KONSUMEN DAN FAKTOR PENGHAMBAT

PENDIRIAN BPSK (BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN)


DI WILAYAH MADURA

Murni, Erma Rusdiana, Rina Yulianti. Fakultas


Hukum Universitas Trunojoyo Madura Email:
abundarina@gmail.com, ermarusdiana@
ymail.com, murni_msy@yahoo.co.id

Abstract

This empirical legal research aims to describe reality factors that caused not established BPSK (Consumer
Disputes Resolution Board) in Madura area. Characteristics of Consumer Disputes in Madura used as
early Informed to mapping the factors inhibited BPSK in Madura. In-depth interviews and Focus Group
Discussion (FGD) was conducted to mapping of consumer cases characteristic that happened in Madura,
furthermore, this research classified factors that caused not established BPSK in Madura. Results of
this study mapping the structural and cultural problems is a major cause for the establishment of BPSK.

Key Words : Characteristic, Barriers, Consumer, BPSK

Abstrak

Penelitian hukum empiris ini bertujuan untuk menggambarkan realitas faktor-faktor yang menyebabkan
tidak berdirinya BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) di wilayah Madura. Karakteristik
sengketa konsumen di wilayah Madura dijadikan informasi awal untuk melakukan pemetaan terhadap
faktor-faktor yang menghambat adanya BPSK di Madura. Interview mendalam dan Focus Group
Discussion (FGD) digunakan untuk memetakan karakteristik kasus konsumen yang terjadi di Madura,
selanjutnya akan di klasifikasikan faktor-faktor apa saja yang menghambat berdirinya BPSK di Madura.
Hasil penelitian ini memetakan problem struktural dan budaya menjadi penyebab utama bagi pendirian
BPSK.

Kata Kunci : Karakteristik, Faktor Penghambat, Konsumen, BPSK

A. Pendahuluan Kebijakan terkait perlindungan konsumen pasca


Kebijakan pemerintah di wilayah Madura di undangkannya UUPK nomor 8 Tahun 1999 di
dalam kaitanya dengan persoalan konsumen wilayah Madura masih terbatas pada usaha yang
masih bersifat preventif dan lintas sektoral oleh bersifat preventif yaitu berupa pengawasan melalui
sebab itu dengan dibentuknya BPSK di Madura di operasi pasar oleh dinas terkait dan sosialisasi
harapkan masyarakat akan mendapatkan hak-hak perlindungan konsumen berbentuk penyuluhan
nya akibat kerugian yang dilakukan oleh Pelaku dan brosur menjadi konsumen cerdas. Model
usaha. pengaturan hukum yang dapat menjadi dasar
Terhadap kasus-kasus konsumen yang ada, bagi pendirian BPSK di Madura adalah dengan
sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah “Peraturan Daerah” hal ini untuk memberikan
di wilayah Madura untuk mengidentifikasinya kepastian hukum bagi keberadaan BPSK terutama
sehingga dapat menjadi dasar dalam menentukan berkaitan dengan masalah pendanaan.( Hasil
kebijakan. penelitian hibah bersaing TA 2013-2014, dengan
Konsumen di wilayah Madura juga merupakan judul “PBSK (Badan Penyelesaian Sengketa
bagian dari warga negara di Indonesia yang Konsumen) Sebagai Alternatif Pemenuhan Hak-
berhak atas perlakuan yang sama sebagai Hak Konsumen di Madura, laporan hasil pada
perwujudan perlindungan terhadap hak asasi LPPM Universitas Trunojoyo Madura)
manusia berdasarkan Pasal Pasal 28 D butir
Perlindungan terhadap konsumen merupakan
(1) dan pasal 28 I butir (4) UUD RI Tahun 1945.
salah satu tujuan negara dalam menegakkan

14 Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen...


hak asasi manusia sesuai dengan amanah UUD Sependapat dengan tulisan Fendi
1945, akan tetapi secara represif menegakkan Setyawan, secara teoritis sengketa-sengketa
hak konsumen melalui mekanisme di luar konsumen dapat diselesaikan. Namun, dalam
pengadilan yaitu dengan mendirikan BPSK (Badan praktek dan kenyataannya tidak mudah
Penyelesaian Sengketa Konsumen) di wilayah dilakukan karena berbagai sebab. (Fendi
Madura sampai saat ini belum bisa diwujudkan. Setyawan, 2001, : 33-47)
BPSK sudah seharusnya menjadi rujukan bagi Undang-undang mengatur dengan
konsumen yang dirugikan, karena mekanisme tegas mengenai hak dan kewajiban baik bagi
ini lebih cepat dan sederhana berbeda dengan konsumen maupun produsen, tetapi sulit
mekanisme formal (pengadilan) yang dikenal lama mengaplikasikannya.
dengan biaya mahal. Up a ya mewu jud k an pe rl indu ngan
Permasalahan yang dapat di kemukakan konsumen sangat tergantung pada peran
dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah dan sikap kritis konsumen sebagai pembeli
karakteristik kasus konsumen dan faktor apakah barang atau jasa. Namun, faktor lain yang
yang menghambat berdirinya BPSK di wilayah juga tidak kalah penting adalah sikap
Madura?”. produsen sebagai pihak pemroduksi barang
atau jasa yang seharusnya berorientasi
B. Metode Penelitian pada kepuasan konsumen dan barang yang
diproduksi memenuhi standar mutu yang
Penelitian hukum empiris merupakan jenis telah ditetapkan. Pemerintah dalam hal
penelitian yang digunakan untuk mencapai ini berkaitan dengan pembuatan Undang-
tujuan dalam penelitian ini, Interview mendalam Undang Perlindungan Konsumen, dan
dan Focus Group Discussion (FGD) dengan Departemen Perdagangan harus mengawasi
pihak pemerintah daerah. masyarakat, dan produk atau jasa yang beredar di dalam
lembaga swadaya masyarakat di wilayah Maura perdagangan dalam negeri, yang diekspor
digunakan untuk memetakan karakteristik kasus maupun yang diimpor, serta peran dari
konsumen yang terjadi di Madura, selanjutnya aktivitas organisasi konsumen itu sendiri.(
di klasifikasikan faktor-faktor apa saja yang Euis Soliha, 1999 : 93-105)
menghambat berdirinya BPSK di Madura. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, mengatur
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan hak konsumen seperti yang terdapat dalam
1. Karakteristik Kasus Konsumen di Wilayah Pasal 4 UUPK, yaitu meliputi:
Madura a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan
Menur ut AZ . Na sut ion , se ngk et a keselamatan dalam mengkonsumsi
konsumen dapat diartikan sebagai setiap barang dan /atau jasa,
barang dan/atau jasa pelaku usaha dalam b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa
hubungan hukum antara satu sama lain serta mendapatkan barang dan/atau jasa
mengenai produk tersebut.( AZ Nasution, tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
2000 : 178) kondisi serta jaminan
Sedangkan Shidarta mengemukakan c. hak atas informasi yang benar, jelas
bahwa sengketa konsumen pada dasarnya dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
merupakan sengketa berkenaan dengan barang dan /atau jasa,
pelanggaran hak-hak konsumen, yang d. hak untuk didengar pendapat dan
lin gk upn ya men cak up seg i huk um keluhannya atas barang dan /atau jasa
keperdataan, pidana maupun tata negara.( yang digunakan,
Shidarta, 2000 : 135) e. hak untuk mendapatkan advokasi,
Menjadi konsumen cerdas harusnya perlindungan dan upaya penyelesaian
dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, sengketa perlindungan konsumen secara
menunggu operatifnya undang-undang patut,
mengenai perlindungan konsumen (UUPK) f. hak untuk mendapat pembinaan dan
bak menunggu jatuhnya bintang. Miskinnya pendidikan konsumen,
penegakan hukum dan perhatian pemerintah g. hak untuk diperlakukan atau dilayani
terhadap kedudukan konsumen menyebabkan secara benar dan jujur serta tidak
masyarakat lebih permisif terhadap kasus- diskriminatif,
kasus konsumen. i. hak untuk mendapatkan kompensasi,

Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen... 15


ganti rugi dan/atau penggantian, apabila perlindungan konsumen;
barang dan/atau jasa yang diterima tidak h. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi
sesuai dengan perjanjian atau tidak ahli dan/atau setiap orang yang dianggap
sebagaimana mestinya, mengetahui pelanggaran terhadap undang-
j. hak-hak yang diatur dalam ketentuan undang ini;
peraturan perundang-undangan lainnya. i. M e m i n t a b a n t u a n p e n y i d i k u n t u k
Akan tetapi Konsumen tidak hanya dilindungi menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
dengan haknya saja tetapi konsumen juga harus ahli atau setiap orang bagaimana dimaksud
mematuhi kewajibannya sesuai dengan Pasal 5 pada huruf g dan huruf h, yang tidak bersedia
UUPK yang meliputi: memenuhi panggilan badan penyelesaian
a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi sengketa konsumen;
dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan j. Mendapatkan, meneliti dan/atau menilai
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan surat, dokumen atau alat bukti lain guna
keselamatan, penyelidikan dan/atau pemeriksaan;
b. beritikad baik dalam melakukan transaksi k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak
pembelian barang dan/atau jasa, adanya kerugian di pihak konsumen;
d. membayar sesuai dengan nilai tukar l. Memberitahukan putusan kepada pelaku
e. mengikuti upaya penyelesaian hukum usaha yang melakukan pelanggaran terhadap
sengketa konsumen secara patut. perlindungan konsumen;
Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa m. Menjatuhkan sanksi administratif kepada
Konsumen dalam menyelesaikan sengketa pelaku usaha yang melanggar ketentuan
konsumen menurut Pasal 52 Undang-undang undang-undang ini.
Perlindungan Konsumen jo Kepmenperindag Berdasarkan tugas dan wewenang tersebut,
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang maka dengan demikian terdapat 2 fungsi strategis
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan dari BPSK yaitu :
Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu : a. BPSK berfungsi sebagai instrument hukum
a. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian penyelesaian sengketa di luar pengadilan
sengketa konsumen, dengan cara mediasi yaitu melalui konsiliasi, mediasi, arbitrase;
atau arbitrase atau koalisi; b. M e l a k u k a n p e n g a w a s a n t e r h a d a p
b. Member ik an k onsultasi perlindunga n pencantuman klausula baku oleh pelaku
konsumen; usaha. Termasuk disini klausula baku di
c. M e l a k u k a n p e n g a w a s a n t e r h a d a p bidang kelistrikan, telekomunikasi, bank,
pencantuman klausula baku; perusahaan pembia yaan. Salah satu
d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila fungsi strategis ini adalah menciptakan
terjadi pelanggaran ketentuan dalam undang- keseimbangan kepentingan kepentingan
undang lain; pelaku usaha dan konsumen.
e. Menerima pengaduan baik tertulis maupun
tidak tertulis, dari konsumen tentang Meskipun demikian urusan perlindungan
terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen tidaklah semudah yang tertulis dalam
undang-undang, berbagai kasus seringkali tidak
konsumen;
mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah.
f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan
Untuk itu tim peneliti mencoba menginventarisir
sengketa perlindungan konsumen;
karakter kasus konsumen di wilayah Madura
g. Memanggil pelaku usaha yang diduga seperti tersebut di bawah ini :
telah melakukan pelanggaran terhadap

16 Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen...


Tabel 1. Karakteristik Kasus Konsumen di Wilayah Madura
JENIS KASUS MODUS PELAKU USAHA
− Korban Produk Properti − Rumah tidak sesuai spesi- Swasta
fikasi dan tidak mempunyai
fasilitas umum
− Korban Produk Mamin − Makanan minuman kadaluar-
(Makanan dan Minuman) sa, harga display label tidak
sesuai struk pembayaran,
hasil laut mengandung zat
kimia
− Korban Produk Jasa Haji − Fasilitas akomodasi tidak
sesuai promosi/janji
− Korban pasar modern − Harga display rak tidak ses-
uai harga struk pembayaran
yang menjadi lebih mahal

− Korban Pelayanan Kese- − Tindakan medis yang men- Milik Pemerintah


hatan gakibatkan kerugian bagi
pasien antara lain salah di- (BUMD/BUMN)
agnose ataupun malpraktek
− Korban Pelayanan PLN − Aliran terputus akibat oknum
pegawai PLN yang memberi-
kan sambungan ilegal dan
pembayaran yang tiba-tiba
membengkak
− Korban Pelayanan PDAM − Aliran air PDAM seringkali
mati sampai lebih dari satu
hari tanpa sebab yang jelas
juga pembayaran yang tiba-
tiba membengkak
− Kor ban Pe la yana n G as − Kelangkaan Gas
(LPG)
− Kesulitan Pupuk − Menghilangnya pupuk dari
pasar

Sumber : Hasil wawancara dengan Bapak Jimhur Saros pimpinan YLKI wilayah Madura dan
berbagai sumber dari penelusuran lapangan.

Berdasarkan penelusuran tim peneliti terkait Hadirnya pasar modern terbesar di kota
kasus konsumen, di empat kabupaten di wilayah Kabupaten Bangkalan yang selama ini hanya
Madura mempunyai karakter yang sama. Kasus- ada di Surabaya pelayanannya tidak sebaik yang
kasus yang bersumber dari pelaku usaha swasta di bayangkan. Sumber kami menyebutkan dengan
atau produsen swasta yaitu korban konsumen gamblang, sudah dua kali berbelanja di pasar
perumahan/property dengan modus rumah tidak modern terbesar tersebut mengalami kejadian
sesuai spesifikasi dan tidak adanya fasilitas umum, yang merugikan. Pertama pembayaran untuk
produk makanan minuman kadaluarsa, pelayanan pembelian sejumlah satu barang tercatat dalam
wisata religi atau umroh tidak sesuai promo dan struk pembayaran lebih dari satu, kedua, display
di timbunnya gas/LPG oleh distributor. harga pada rak barang yang di jual harganya

Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen... 17


menjadi lebih mahal pada struk pembayaran. 20 April 1999, ternyata implementasinya
Kejadian ini tentunya sangat merugikan konsumen, masih jalan di tempat. UU yang diharapkan
akan tetapi kembali lagi masyarakat sebagai mampu menjadi senjata bagi konsumen ini
konsumen tidak mempunyai wadah/saluran. belum mendapat ruang yang cukup untuk
Menurut Bapak Jimhur Saros Ketua YLKI segera diberlakukan. Berbagai kendala masih
Madura, kasus lainnya terjadi di kecamatan Socah, menghadang dalam upaya implementasinya.
Kabupaten Bangkalan, masyarakat mengalami K en d a la u ta m a n ya b u k anl a h t ek n i s,
kerugian akibat ulah oknum PLN yang tidak tetapi lebih pada kendala politis. Saat ini
bertanggung jawab. Awalnya warga yang belum tampaknya pemerintah memiliki prioritas
mempunyai sambungan PLN mengusulkan untuk politik tersendiri dan tidak cukup energi untuk
pasang baru, ternyata setelah berjalan beberapa serius menegakkan hak konsumen dengan
bulan, aliran listrik mereka diputus oleh PLN, usut mengimplementasikan UU PK ini. Secara
punya usut ternyata listrik yang dijanjikan pasang lebih rinci dapat disebutkan bahwa kendala
baru oleh oknum tersebut hanya dilakukan loss yang dihadapi paling tidak ada tiga, yaitu
stroum atau biasanya kita kenal sebagai aliran (Harmono, di akses pada 15 Juli 2013):
tanpa melalui meter, selama ini warga membayar Pertama, belum segera berdirinya Badan
pada oknum petugas. Akhirnya setelah ketahuan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
pihak PLN aliran listrik warga secara sepihak dibererapa kota atau Kabupaten seperti
diputus. Warga yang selama ini tidak mengetahui di Karisidenan Banyumas. Badan inilah
bahwa aliran mereka illegal akhirnya harus sebenarnya yang menjadi ujung tombak secara
menanggung kerugian.(Wawancara tertutup institusional bagi pelaksanaan perlindungan
dengan Bapak Jimhur Saros, pimpinan YLKI konsumen sekaligus penyelesaian setiap
wilayah Madura pada 8 Juni 2014) sengketa yang terjadi antara konsumen
dengan pelaku usaha. Pemerintah adalah
2. Faktor Penghambat Berdirinya BPSK di penanggung jawab atas terbentuknya badan
Madura ini. BPSK dibentuk dan berkedudukan di
Tujuan pembangunan nasional Indonesia Daerah Tingkat II seperti di Purbalingga
adalah mewujudkan masyarakat adil dan yang sudah menjamur beberapa LPKSM pun
makmur yang merata dalam era demokrasi belum ada lembaga penyelesaian sengketa
ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang- tersebut padahal sudah banyak aduan, di
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Intansi Dinas perdagangan dan perindustrian
Tahun 1945. Pembangunan perekonomian Kabupaten hanya ada Kepala Seksi Bidang
nasional pada era globalisasi harus dapat Perlindungan Konsumen. Kedua, masih
menduk un g tu mbuh n ya dun ia u sa ha rendahnya kesadaran konsumen dalam
sehingga mampu menghasilkan bermacam- memperhatikan dan menegakkan hak-haknya.
macam barang dan/atau jasa yang dapat Konsumen sering kali tidak memperhatikan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perjanjian dan tidak peduli atas informasi
banyak, sekaligus mendapatkan kepastian sejelas-jelasnya tentang isi perjanjian,
atas barang dan atau jasa yang diperoleh dari mereka seringkali cuma membubuhkan
perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian tanda tangan pada perjanjian kredit ataupun
kepada konsumen. perjanjian lainnya yang sudah di konsep
Indonesia disebut sebagai negara pelaku usaha sehingga sepihak. Hal ini secara
hukum, sebagaimana yang tercantum dalam langsung maupun tidak akan mempengaruhi
UUD 1945 pasal 1 ayat (3), yang berdiri di keseriusan pemerintah dan semua kalangan
atas hukum, berkewajiban untuk melindungi terkait dalam menjalankan UU PK. Sudah
hak-hak warga negaranya, dan setiap warga menjadi rahasia umum bahwa tekanan dan
negara berhak mendapatkan perlindungan dorongan dari masyarakat bawah merupakan
hukum, dalam rangka meningkatkan harkat pemicu ampuh bagi pemerintah untuk segera
dan martabatnya. Konsumen yang merupakan merespon sebuah kebijakan. Dari kedua
asset dan pelaku pembangunan nasional dan faktor yang menghambat terimplementasinya
turut serta dalam kegiatan ekonomi, sehingga UU Perlindungan Konsumen tersebut, terlihat
wajib dilindungi oleh hukum. Negara Hukum bahwa sebab utamanya adalah masalah
merupakan institusi untuk mewujudkan politik yaitu ketidak seriusan pemerintah untuk
keadilan dalam masyarakat. menjalankannya. Ketiga, adalah masalah
Sejak Undang-Undang Perlindungan kultur.
Konsume yang telah di undangkan sejak

18 Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen...


Aristoteles menyatakan bahwa “keadilan masyarakat untuk saat ini terbanyak dari
adalah suatu kebijakan politik yang aturan- maraknya nelayan tradisional atau tengkulak
aturannya menjadi dasar dari peraturan negara yang menggunakan bahan kimia untuk
dan aturan-aturan, ini merupakan ukuran mengawetkan hasil tangkapannya. Harapan
tentang hak”. Orang harus mengendalikan beliau pemerintah bisa andil secara serius
diri dalam mencari keuntungan bagi diri melindungi hak-hak konsumen. (Wawancara
sendiri dengan merebut apa yang merupakan tertutup pada YLKI wilayah Madura diwakili
kepunyaan orang lain, atau menolak apa yang oleh Bapak Jimhur Saros pada 27 Juni 2014)
seharusnya diberikan kepada orang lain.( Hal ini seharusnya menjadi perhatian
Muhammad.S.T, Armia, 2008 : 63) serius pihak-pihak yang mempunyai otoritas
Melindung i atau memberdayak an terutama penegak hukum, karena menyangkut
k onsumen menurut Abdul R Saliman kesehatan masyarakat kebanyakan.
diperlukan seperangkat aturan hukum, oleh Wilayah Madura juga belum didukung
karena itu diperlukan campur tangan Negara adanya perangkat layanan yang menunjang
melalui penetapan sistem perlindungan bekerjanya BPSK, seperti BPOM, balai
hukum terhadap konsumen.( Abdul R, pengujian, UTTP (Ukur Takar Timbang dan
Saliman dkk, 2006 : 219) Perlengkapannya), serta layanan konsumen
Berdirinya YLKI (Yayasan Lembaga lainnya ditingkat kabupaten.(Hasil FGD
Konsumen Indonesia) perwakilan Madura dengan perwakilan dinas terkait sewilayah
hanya memberi setitik harapan bagi konsumen, Madura, Mei-Juli 2014)
menurut Bapak Jimhur Saros pimpinan YLKI Memperhatikan peluang dan hambatan
Madura di Bangkalan, terbatasnya dana yang ada terhadap pendirian BPSK di wilayah
untuk operasional serta sosialisasi dan Madura dapat di gambarkan dalam tabel
minimnya perhatian Pemerintah di daerah berikut ini :
menjadikan YLKI menjadi tidak optimal.
Akan tetapi lembaga ini menurut Bapak
Jimhur secara swadaya tetap ingin dan
eksis dalam mengawal hak-hak konsumen.
Apalagi menurut beliau pengaduan dari

Tabel 2. Hambatan dan Peluang Pengaturan Hukum BPSK di Madura


NO HAMBATAN PELUANG
1 Problem Struktural : Memasukkan pembentukan BPSK sebagai
Baik Pemerintah maupun masyara- program legislasi daerah di wilayah Madura.
kat menyatakan bahwa Peraturan
Daerah y ang m engatur tent ang
pembentukan BPSK belum ada,
persoalan pendanaan juga menjadi
pertimbangan pemerintah.
2 Problem Budaya: Mengubah pola pikir masyarakat bahwa ke-
Alasan permisif oleh masyarakat dan beradaan BPSK menjadi penting di era global-
penegak hukum terhadap pelangga- isasi ini melalui berbagai saluran media dan
ran yang dilakukan oleh pelaku usaha menetapkan sebagai program dalam prioritas
menjadi hambatan bagi penegakan legislasi daerah.
hukumnya. Hal ini menjadikan BPSK
tidak lagi sebagai wadah/lembaga
yang bisa menjadi penting bagi per-
lindungan konsumen.

Sumber : di olah dan dikaji peneliti berdasarkan hasil temuan di lapangan

Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen... 19


Tabel di atas menyebutkan bahwa manusia berdasarkan Pasal Pasal 28 D butir
problem struktural menjadi hambatan (1) dan pasal 28 I butir (4) UUD RI Tahun 1945.
utama tidak terwujudnya pendirian BPSK di Peraturan Daerah diperlukan untuk memberikan
Madura. Perwakilan pemerintah terkait hal ini jaminan kepastian hukum bagi pendirian BPSK
menjelaskan bahwa tanpa adanya peraturan di wilayah Madura, tidak adanya payung hukum
daerah yang menjadi payung, mustahil bagi ini menjadi problem bagi semua instansi teknis
mereka untuk melangkah lebih jauh, terlebih terkait untuk mengusulkan berdirinya BPSK. Sikap
lagi bila berkaitan dengan hal penggunaan permisif terhadap pelaku usaha oleh masyarakat
anggaran. juga menjadi problem budaya yang menghambat
adanya BPSK di Madura.
D. Simpulan
Karakteristik kasus konsumen di wilayah E. Saran
Madura lebih bersifat kasus individual meskipun Konstruksi yuridis peraturan daerah tentang
sebenarnya dari segi korban bisa bersifat perlindungan konsumen serta penyediaan
kelompok bila dialami secara bersamaan, akan lembaga-lembaga layanan yang mendukung
tetapi keluhan-keluhan dari korban yang ada lebih berdirinya BPSK harusnya bisa secepatnya
bersifat pribadi. Kasus yang terjadi antara lain di respon oleh pemerintah di wilayah Madura
korban sebagai konsumen makanan dan minuman mengingat masyarakat sebagai konsumen di
kadaluarsa, konsumen property, konsumen jasa Madura juga berhak mendapat perlakuan dan
wisata religi, konsumen PDAM, konsumen PLN, perlindungan yang sama di hadapan hukum.
konsumen hasil laut mengandung zat kimia yang
membahayakan kesehatan, konsumen pupuk,
konsumen jasa medis, konsumen pasar modern. F. Persantunan
Sedangkan dari segi Pelaku Usaha, kerugian Ucapan terimakasih pada Kementerian
dilakukan baik oleh Pelaku Usaha yang notabene Ristek dan Dikti melalui Dit.Litabmas Dirjen
adalah milik pemerintah dan juga pihak swasta. DIKTI yang telah mendanai penelitian ini melalui
Konsumen di wilayah Madura juga merupakan program Penelitian Hibah Bersaing BOPTN pada
bagian dari warga negara di Indonesia yang Universitas Trunojoyo Madura Tahun Anggaran
berhak atas perlakuan yang sama sebagai 2013-2014.
perwujudan perlindungan terhadap hak asasi

Daftar Pustaka
Abdul R, Saliman dkk. 2006. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Kencana.
Nasution, AZ. 2000. Konsumen dan Hukum Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Shidarta, 2000. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta : Grasindo.
Muhammad.S.T, Armia. 2008. Perkembangan Pemikiran Teori Ilmu Hukum. Jakarta: Pradnya Paramita.
Harmono. Perlindungan Konsumen Jalan Di Tempat. Banjarnegara: LPKSM.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 301/MPP/Kep/10/2001 tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Anggota dan Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor. 350/MPP/Kep/12/2001 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Keputusan Menteri Perindustraian dan Perdagangan Nomor 419/MPP/Kep/4/2001 tentang Pembentukan
Tim Penyeleksi Penetapan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Jurnal:
Ari Purwadi,. 2001. “Model penyelesaian sengketa konsumen di Indonesia”, Jurnal Yustika, Media Hukum
dan Keadilan, Fakultas Hukum Universitas Surabaya., Vol: 4 No : 2

20 Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen...


Fendi Setyawan, 2001, “Upaya Hukum dalam Penyelesaian Sengketa Konsumen: Suatu Tinjauan terhadap
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan”. Konsumen, Jurnal Hukum dan masyarakat Fakultas
: Hukum,Universitas Jember. Vol : 2, No :1
Euis Soliha, 1999, “Peranan konsumen, produsen dan pemerintah dalam mewujudkan perlindungan
konsumen”, Jurnal Gema Stikubank,Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiStikubank Semarang, Vol : 31,
No : 5
Bernadetta T. Wulandari, 2006, “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Sebagai Alternatif
Upaya Penegakan Hak Konsumen di Indonesia”, Jurnal Hukum Gloria Juris, Fakultas Hukum
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta., Volume 6, No. 2.
Internet:
http://binakonsumenmerdeka.blogspot.com/, di akses pada 15 Juli 2013

Yustisia. Vol.5 No.1 Januari - April 2016 Karakteristik Kasus Konsumen... 21

Anda mungkin juga menyukai