Anda di halaman 1dari 9

Jump 1

 Anyang-anyangan : buang air kecil yang jumlahnya sedikit karena


peradangan pada saluran kemih dengan frekuensi yang serin / rasa
ingin berkemih lebih dari 2-3 kali dalam suatu waktu
 Pmx urin midstream : pemeriksaan urin dengan menggunakan sampel urin
pancaran tengah guna menghindari sel-sel atau mikroba yang dapat
mencemari specimen urin.
 Sirkumsisi : Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah
tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup
depan penis atau preputium

Jump 2

1. Mengapa anak tsb nyeri BAK dan ujung penis mengembung ketika BAK?
2. Mengapa terjadi anyang2an?
3. Mengapa frekuensi BAK meningkat?
4. Mengapa BAK berwarna merah?
5. Mengapa terjadi demam berulang 3-4 kali?
6. Apa hubungannya dengan keluhan batuk dan pilek?
7. Pemeriksaan urin midstream
8. Apa obat yg diberikan
9. Mengapa dokter menyarankan sirkumsisi?
Definsi

Fimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium tidak bisa ditarik ke belakang, bisa
dikarenakan keadaan sejak lahir atau karena patologi. Pada usia bayi glan penis dan
prepusium terjadi adesi sehingga lengket jika terdapat luka pada bagian ini maka
akan terjadi perlengketan dan terjadi Phimosis. Bila fimosis menghambat kelancaran
berkemih seperti pada ballooning maka sisa-sisa urin mudah terjebak pada bagian
dalam preputium dan lembah tersebut kandungan glukosa pada urine menjadi lading
subur bagi pertumbuhan bakteri, maka berakibat terjadi infeksi saluran kemih.

a. Fimosis kongenital (kelainan bawaan, true phimosis)

Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke
belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya
hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan
deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya
kulit preputium terpisah dari glans penis. Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90%
pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih
mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan
hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

b. Fimosis didapat (fimosis patologik)

Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan
kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan
berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan
menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium
yang membuka.

Gejala fimosis

Fimosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni kulit


preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni tidak
diimbangi besarnya lubang di ujung preputium. Fenomena ini akan hilang dengan
sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak selalu menunjukkan adanya
hambatan (obstruksi) air seni. Selama tidak terdapat hambatan aliran air seni, buang
air kecil berdarah (hematuria), atau nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus
gawat darurat.

jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi
(membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah plastik
lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa
memotongnya). Indikasi medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-
anak adalah fimosis patologik.

Etiologi

Fimosis dapat disebabkan oleh balanopostis. Balanopostis merupakan peradangan


menyeluruh pada glans penis dan kulitnya biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau
bakteri dibawah kulit penis yang tidak disunat. Sehingga penis menjadi nyeri, gatal-
gatal, kemerahan, membengkak serta bias menyebabkan penyempitan uretra yang
akan menyebabkan anyang-anyangan.

Patifisiologi

Debris yang dihasilkan oleh epitel preputium (smegma) mengumpul didalam


preputium dan perlahan-lahan memisahkan preputium dengan glans penis. Smegma
terjadi dari sel-sel mukosa preputium dan glans penis yang mengalami deskuamasi
oleh bakteri yang ada di dalamnya. Ereksi penis yang terjadi secara berkala
membuat preputium terdilatasi perlahan-lahan sehingga preputium menjadi retraktil
dan dapat ditarik ke arah proksimal. Pada usia 3 tahun, 90% preputium sudah dapat
diretraksi. Pada sebagian anak, preputium tetap lengket pada glans penis, sehingga
ujung preputium mengalami penyimpangan dan akhirnya dapat mengganggu fungsi
miksi. Biasanya anak menangis dan pada ujung penis tampak menggelembung. Air
kemih yang tidak lancar, kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang
tidak dapat diduga. Kalau sampai terjadi infeksi, anak akan menangis setiap buang
air kecil dan dapat pula disertai demam. Ujung penis yang tampak menggelembung
disebabkan oleh adanya penyempitan pada ujung preputium karena terjadi
perlengketan dengan glans penis yang tidak dapat ditarik ke arah proksimal. Adanya
penyempitan tersebut menyebabkan terjadi gangguan aliran urin pada saat miksi.
Urine terkumpul di ruang antara preputium dan glans penis, sehingga ujung penis
tampak menggelembung.

Komplikasi Fimosis

Komplikasi yang dapat terjadi pada anak /bayi yang mengalami fimosis, antara lain
terjadinya infeksi pada uretra kanan dan kiri akibat terkumpulnya cairan smegma
dan urine yang tidak dapat keluar seluruhnya pada saat berkemih. Infeksi tersebut
akan naik mengikuti saluran urinaria hingga mengenai ginjal dan dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
preputium pada saat miksi, atau infeksi prostitis merupakan indikasi untuk dilakukan
sirkumsisi. Fimosis yang disertai balantis atau prostitis harus diberikan antibiotika
lebih dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi. Jika fimosis menyebabkan hambatan
aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh
bagian kulit preputium) atau teknik bedah lainnya seperti preputioplasty
(memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya). Indikasi medis utama
dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis patologik
(Muslihatun,2010:162)

Menurut (Putra,2012:395) penatalaksanaan fimosis yang dapat dilakukan terbagi


menjadi dua, yakni secara medis dan secara konservatif. Berikut penjelasan masing-
masing.

1. Penatalaksanaan secara medis


 Dilakukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian
kulit preputium).
 Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty (memperlebar bukaan kulit
preputium tanpa memotongnya).
2. Penatalaksanaan secara Konservatif
Cara menjaga kebersihan pada fimosis adalah dengan menjaga kebersihan
bokong dan penis.

Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong
atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis atau
preputium. Dilakukan untuk membersihkan dari berbagai kotoran penyebab
penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada
preputiumnya.Secara medis dikatakan bahwa sunat sangat menguntungkan bagi
kesehatan. Banyak penelitian kemudian membuktikan (evidence based medicine)
bahwa sunat dapat mengurangi risiko kanker penis, infeksi saluran kemih, dan
mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS dan
juga mencegah penularan human papilloma virus. Selain itu sirkumsisi di
inidikasikan atau dapat mencegah penyakit seperti phimosis, paraphimosis,
candidiasis, tumor ganas dan praganas pada daerah kelamin pria

Tujuan utama dari bersunat adalah membersihkan diri dari berbagai kotoran serta
penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada kulit
preputiumnya. Ketika bersunat, sebagian preputium yang menutupi jalan ke luar urin
dibuang sehingga kemungkinan kotoran untuk menempel atau berkumpul di ujung
penis jadi lebih kecil. Ini karena penis lebih mudah dibersihkan, Terbukti penis laki-
laki yang disunat lebih higienis. Apa bila ada kejadian fimosis para dokter
menyarankan akan tindakan sunat atau khitan atau sirkumsisi untuk menghilangkan
masalah fimosis secara permanen. Rekomendasi ini diberikan terutama bila fimosis
menimbulkan kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis (balanitis).

BALANITIS

Balanitis adalah infeksi pada kulup atau prepusium yang dapat menjalar ke glans
penis. Balanitis terjadi pada anak usia sekolah biasanya karena kurangnya personal
hygiene genitalia sehingga sisa amonia masih menempel dibagian kulup yang
menjadi tempat berkembangnya bakteri. Jaringan parut yang muncul setelah
terjadinya proses inflamasi dapat mengakibatkan phimosis.
Gejala penyakit balanitis

Ada banyak yang menjadi gejala munculnya penyakit balanitis pada pria. Gejala
yang muncul bisa satu atau beberapa sekaligus. Gejala umum balanitis yang dapat
dirasakan penderita balanitis, antara lain:

 Kemerahan serta bengkak pada ujung atau kulit penis.


 Sulit menarik kulup (terjadi fimosis) sehingga sulit membersihkan penis akibat
penumpukan bakteri dan jamur.
 Nyeri serta sulit ketika buang air kecil.
 Keluar kotoran berbau busuk. Terdapat bintil merah di kulit kepala penis

Tanda dan gejala yang ditimbulkan akibat berkembangnya bakteri yang menginfeksi
saluran kemih antara lain seperti gatal, iritasi, bau, nyeri dan sering berkemih.
Bakteri dapat masuk ke uretra dan menyebabkan infeksi pada organ
urogenital.Infeksi tersebut antara lain adalah infeksi saluran kemih (ISK), balanitis
dan phimosis atau paraphimosis.

Balanitis biasa terjadi pada seseorang yang tidak melakukan sirkumsisi. Terjadi
peradangan pada glans penis karena tidak menarik kulup untuk membersihkan
kepala penis sehingga menyebabakan akumulasi smegma yang menjadi penyebab
inflamasi dan selanjutnya dapat menyebabkan phimosis

Gambaran urinalisis yang mengarah kecurigaan terhadap ISK adalah leukosituria, uji
leukosit esterase positif, uji nitrit positif, dan silinder leukosit. Lekosituria biasanya
tedapat pada ISK bermakna yang mengindikasikan inflamasi uroepitel, tetapi ISK
dapat juga tidak disertai leukosituria. Infeksi saluran kemih tidak dapat didiagnosis
hanya berdasarkan leukosituria karena leukosituria dapat juga ditemukan pada
keadaan demam atau kontaminasi vagina pada perempuan. Diartikan sebagai
leukosituria jika ditemukan leukosit >5 sel/LPB urin yang disentrifugasi atau >10
sel/mm3 urin yang uncentrifuge

Pemeriksaan urin midstream

Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana
aliran pertama urine dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah
yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran
pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar
tidak mencemari spesimen urine.

Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman
dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita
wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai
persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan
setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan
untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus
membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan
deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang
steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang
dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak.

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

 Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu


mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
 Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine
yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril
yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.
 Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

Jenis sampel urine :

 Urine sewaktu/urine acak (random)

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan
secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin
mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai
kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa
pendapat khusus.

 Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum
makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan
periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang
terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen
dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human
chorionic gonadothropin) dalam urine.

 Urine tampung 24 jam


Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya
digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum,
kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume
1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Anda mungkin juga menyukai