Anda di halaman 1dari 3

1. Apa saja anatomi sistem organ yang terkait?

Penis

2. Apa saja pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis pasien?
Inspeksi, Palpasi, CT scan/pencitraan, Pemeriksaan lab.

3. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada kasus tersebut?


Dx: Fimosis
Berdasarkan keluhan px: sakit saat kencing, sulit dan perlu waktu lama, setiap kencing harus
mengendan dan perlu waktu lama dan aliran kencing terasa serat dan bercabang. Terlihat
adanya gelembung pada ujung penis setiap kali kencing. Warna kencing normal dan tidak
terlihat adanya pasir atau Kristal
DD: Urolithiasis (batu saluran kemih)

phimosis pada anak laki-laki dan orang dewasa dapat bervariasi tingkat keparahannya. Meuli
dkk. telah menilai tingkat keparahan phimosis menjadi 4 tingkatan berikut, yaitu,
 Tingkat I — kulup yang dapat ditarik sepenuhnya dengan cincin stenotik di
batangnya,
 Tingkat II — dapat ditarik kembali sebagian dengan eksposur parsial dari kelenjar,
 Tingkat III - dapat ditarik kembali sebagian dengan eksposur dari meatus saja, dan
 Tingkat IV — tidak dapat ditarik kembali. 
Ada klasifikasi lain dari keparahan phimosis yang ditemukan oleh Kikiros et al., Yaitu sebagai
berikut:
 Grade 0 adalah retractability penuh,
 Grade 1 adalah retraksi penuh tetapi ketat di belakang glans
 Grade 2 adalah eksposur parsial dari glans
 Grade 3 adalah retraksi parsial dengan meatus hanya terlihat,
 Grade 4 adalah sedikit retraksi tetapi tidak ada meatus atau kelenjar yang terlihat
 Grade 5 sama sekali tidak ada retraksi. 
Berdasarkan keadaan kulup, phimosis dikategorikan dalam urutan peningkatan keparahan seperti
biasa, "retak," bekas luka, dan balanitis xerotica obliterans

4. Apa etiologi dan faktor resiko dari kasus tersebut?


- Hygine
- Smegma yang tidak dibersihkan setiap saat, terjadi pengendapan
- Phostitis
- Diabetes mellitus
- Balanitisxerosisbliterans (BXO)
- Bentuk dari genitalial
-

5. Bagaimana hubungan sering merasa sakit saat kencing dengan lama pengeluaran
kencing?
Rasa sakit saat kencing bisa saja terjadi karena saluran keluarnya kencing tersumbat, dimana
jika terjadi hal tersebut makan ini juga dapat sekaligus menyebabkan pengeluaran kencing
yang terhambat (lama).

6. Apa penyebab pasien harus mengejan saat kencing? 


Pasien harus mengenjan mungkin saja dikarenakan jalan saluran keluar dari urine terhambat

7. Apa penyebab aliran kencing seret dan bercabang?


Aliran kencing seret dan bercabang karena saluran dari keluarnya urine terhambat atau
tertutpi sehingga kencing yang keluar agak susah dan kearah lan tidak satu arah saja

8. Apa yang menyebabkan terdapat gelembung pada ujung penis pasien?


Gelembung terjadi ketika saluran urin tertutp dan urine terkumpul di ujung penis sehingga
menimbulkan tempat pengumpulan urin baru = menggelembung

9. Bagaimana tatalaksana pada kasus tersebut?


SUNAT

10. Bagaimana prognosis dan komplikasi dari kasus tersebut?


Pasien mengalami Fimosis, adanya smegma terkumpul di ujung preputium dan urin yang
mengendap dapat menyebabkan komplikasi, yaitu:
1. Infeksi pada preputium (postitis), Infeksi pada glans penis (balanitis), serta Infeksi pada
glans dan preputium penis (balanopostitis)
Ketiganya dapat terjadi karena adanya smegma yang terkumpul di preputium dan
mengitari glans penis akibat kondisi fimosis ataupun hygiene yang tidak baik. Dimana
smegma merupakan debris yang dihasilkan oleh epitel sel-sel mukosa dan glans penis
yang mengalami deskuamasi oleh bakteri. Jika smegma tidak dibersihkan, bakteri
semakin banyak berkembang dan dapat menyebabkan infeksi di daerah preputium, glans
penis maupun keduanya.
2. Infeksi saluran kemih
Preputium yang tidak dapat diretraksi dan kumpulan smegma menyebabkan jalan keluar
urine terhambat atau tidak dapat keluar seluruhnya pada saat berkemih. Kondisi ini
menimbulkan terjadinya penumpukan urine, dimana urine merupakan cara tubuh untuk
mengeluarkan kotoran dan bakteri, sehingga saat urine tidak dapat dikeluarkan ini dapat
menyebabkan terjadi perkembangan bakteri dan menyebabkan infeksi pada saluran
kemih. Jika terus berlangsung, dapat terjadi infeksi ke atas (ascending) dan terjadi
kerusakan ginjal.
3. Retensi urine
Terjadi karena jalan keluar urine terhambat akibat adanya smegma dan preputium yang
tidak dapat ditraksi, dapat menyebabkan tertutupnya glans penis dan OUE, sehingga
urine tidak bisa keluar dan terkumpul di buli-buli hingga kapasitas buli-buli terlampau
maksimal.
4. Parafimosis
Preputium yang dipaksa untuk retraksi dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan
pada glans penis, sehingga kondisi fimosis menjadi parafimosis (preputium yang tidak
dapat dikembalikan ke posisi semula).
5. Kanker penis
Fimosis menjadi faktor resiko berkembangnya kanker penis. Karena kondisi fimosis
dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada penis dan sekitarnya, yang dapat
menimimbulkan adanya luka pada jaringan tersebut, sehingga bakteri, virus dan lainnya
mudah untuk menginvasi dan mempengaruhi perkembangan sel penis.
Prognosis:
Lebih sering dubia ada bonam jika sudah dilakukan sirkumsisi. Dapat dubia, dubia ad bonam dan
dubia ad malam, tergantung dari penatalaksanaan dan usia pasien. Jika saat ditemukan kondisi
fimosis usia anak masih 3 tahun, dapat dilakukan pembersihan dan retraksi serta pengembalian
preputium secara berkala, sehingga kejadian terjadinya fimosis menurun, prognosis dubia ad
bonam. Jika usia anak sudah lebih besar dan tatalaksana yang diberikan tidak tepat atau
terlambat diberikan dan menimbulkan komplikasi, prognosis dapat dubia atau dubia ad malam.

11. Bagaimana pencegahan yg dapat dilakukan?


12. Apa KIE yang dapat diberikan pada pasien?

Anda mungkin juga menyukai