Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aqlia Zakiah

Kelas : PI-5A
Jurusan : Hukum Keluarga
Mata Kuliah : Hukum Alternatif Penyelesaian Sengketa
Resume pertemuan ke-9

Penyelesaian Sengketa Alternative Dalam Bidang Konsumen

A. Dasar Hukum Penyelesaian Sengketa Bidang Konsumen


Sebelum membahas mengenai dasar hukum dalam bidang konsumen, alangkah baiknya
sedikit menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari konsumen itu sendiri. Konsumen adalah
setiap orang yang memakai barang atau jasa. Perlindungan konsumen dalam Peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia telah mengalami kemajuan, khususnya setelah lahirnya
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang dimana
mengenai Perlindungan Konsumen di Indonesia dalam hal ini konstitusional yang tertuang
dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Bukan hanya Undang-Undang Dasar
1945 dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen saja melainkan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang juga mengatur tentang
Perlindungan Konsumen. Jadi Indonesia dalam Peraturan Perundang-Undangan telah secara
jelas dan tegas mengatur tentang Perlindungan Konsumen. 1 Tidak hanya itu terdapat peraturan
pula dalam Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No. 350/MPP/Kep/12/2001
Tentang Pelaksanaan dan Tugas BPSK.
B. Jenis-Jenis Sengketa Dalam Bidang Konsumen
Konsumen terbagi menjadi dua jenis yaitu konsumen yang menggunakan barang atau
jasa untuk keperluan komersil (konsumen perantara) dan konsumen untuk digunakan sendiri
(konsumen akhir)
Terdapat dua kategori jenis sengketa dalam bidang konsumen yang biasanya diselesaikan
oleh BPSK, yaitu sengketa barang dan sengketa jasa. Dalam sengketa barang terdapat
beberapa kasus yang termasuk dalam sengketa barang antara lain makanan dan minuman,
berlangganan surat kabar, elektronik, serta perhiasan. Adapun sengketa jasa meliputi
pemanfaatan jasa, antara lain asuransi, telekomunikasi, listrik, air, PDAM, pembelian rumah,
perbankan, kredir kendaraan, pelayanan kartu kredit, transportasi umum, serta parkir yang
bisa dikategorikan dalam perselisihan jasa.2
Contoh sengketa dalam bidang konsumen:
Seseorang sedang mencari hp Samsung kemudian terdapat toko yang menjual Hp
tersebut, saat ia mendatangi toko ia pun bertanya-tanya mengenai hp Samsung, dan penjual

1
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2011, Hukum Perlindunga Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta.
2
https://smartlegal.id/galeri-hukum/perlindungan-konsumen/2019/01/02/apa-peranan-badan-penyelesaian-sengketa-
konsumen-indonesia/

1
berkata “jikalau anda membeli hp ini batreinya akan lebih tahan lama”, mendengar penjelasan
dari penjual tersebut akhirnya dibelilah oleh pembeli. Dan ternyata pada saat sudah dibeli
batrei hp tersebut tidak tahan lama.
C. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Alternative Dalam Bidang Konsumen
Penyelesaian sengketa dalam bidang konsumen dapat melalui dua jalur yaitu litigasi dan
non litigasi. Melalui tahap litigasi sudah sama-sama kita ketahui yaitu melalui jalur
pengadilan dan non litigasi melalui jalur diluar pengadilan atau dapat disebut penyelesaian
sengketa alternatif. Dalam penjelasan kali ini akan lebih condong kepada jalur non litigasi.
Dalam alternatif penyelesaian sengketa bidang konsumen terdapat lembaga yang mambantu
meyelesaikan sengketa konsumen yaitu BPSK. BPSK merupakan suatu lembaga yang dapat
dijadikan alternatif pencari keadilan bagi para konsumen yang merasa hak hukumnya
dirugikan karena pemakaian produk barang dan jasa. Sebagaimana dalam Pasal 1 angka 11
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, BPSK adalah badan
yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
Fungsi BPSK yaitu sebagai alternatif penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, dan
lembaga ini dibentuk di kabupaten/kota.3
Mekanisme dalam BPSK
 Konsiliasi. Konsiliasi hanya mempertemukan para pihak. Yang mempertemukan
adalah majlis hakim
 Mediasi, diartikan sebagai proses penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan
dengan BPSK sebagai penasihat dan peyelesaiannya diserahkan kepada para pihak.
Mediator dalam mediasi di luar pengadian ini lebih aktif dan berbentuk majlis berbeda
dengan mediasi yang terdapat dalam PERMA No. 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi.
 Arbitrase. arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan
yang dalam hal ini para pihak yang bersengketa menyerahkan sepenuhnya
penyelesaian sengketa kepada BPSK.
Prosedurnya cukup sederhana, konsumen yang bersengketa dengan pelaku usaha bisa
langsung datang ke BPSK Provinsi/kota/kabupaten dimana mereka berada dengan membawa
permohonan penyelesaian sengketa, mengisi form pengaduan dan juga
berkas-berkas/dokumen yang mendukung pengaduannya. Pihak-pihak yang berpekara di
BPSK pun cukup mudah, yaitu hanya membawa barang bukti atau bukti
pembelian/pembayaran, dan kartu identitas (KTP). Formulir pengaduan disediakan di
sekretariat BPSK. Pihak BPSK lalu akan melakukan pemanggilan pada pihak-pihak yang
bersengketa guna dipertemukan dalam prasidang. Dari prasidang itu bisa ditentukan langkah
selanjutnya apakah konsumen dan pelaku usaha masih bisa didamaikan atau harus menempuh
langkah-langkah penyelesaian yang telah ditetapkan antara lain dengan konsiliasi, mediasi,
atau arbitrase. Penyelesaian sengketa konsumen dilakukan dalam bentuk kesepakatan yang
dibuat dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihak yang bersengketa, yang
dikuatkan dalam bentuk keputusan BPSK (SK No. 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen Pasal 6). Putusan yang dikeluarkan BPSK dapat berupa
perdamaian, gugatan ditolak, atau gugatan dikabulkan. Meski memiliki kewenangan dalam
memutuskan sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha, tetapi tidak banyak konsumen
yang mau mempercayakan penyelesaian sengketanya kepada BPSK. Hal ini disebabkan
substansi pengaturan, prosedur dan mekanisme penyelesaian sengketa banyak mengandung
3
Aries Kurniawan, Peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Dalam Penyelesaian Sengketa Konsumen,
Kompas 6 Agustus 2008, hlm.3

2
kelemahan dan saling bertentangan sehingga BPSK tidak dapat berperan banyak dalam
penyelesaian sengketa konsumen.ak dikenai biaya perkara alias gratis. Sementara biaya
operasional BPSK ditanggung APBD. Selain bebas biaya, prosedur pengaduan konsumen.
Prosedur dalam BPSK:
 Lapor, dapat dilakukan secara tertulis. Dapat diwakilkan oleh ahli waris yang nantinya
diterima oleh petugas BPSK.
 Petugas menguatkan Nama dan lain-lain
 Petugas menguatkan atau mengecek identitas Alamat pengusaha dan lain-lain
 Mengecek barang yang diajukan
 Mengecek kwitansi atau bukti
 Memastikan tempat pelaksanaannya
 Memastikan adanya saksi
 Memastikan adanya foto barang pada saat pelaksanaan.
Dalam setiap yang diajukan ke BPSK harus jelas mengenai alamat penjual, kwitansi dan
lain sebagainya agar mempermudah dalam laporannya. Untuk yang diajukan ke BPSK tidak
ada maksimal atau minimal uangnya. Konsumen ini perdata dan pidana, penyelesaian
sengketa diluar pengadilan tidak mengsampingkan pidana.

Anda mungkin juga menyukai