Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizal Akbar Ales

NIM : 050241035
Mata Kuliah : Hukum Perlindungan Konsumen
Tugas :5

Sengketa antara Mustolih dan PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) berlanjut di
Pengadilan Negeri Tangerang, pada dasarnya adalah sengketa yang terkait dengan
perlindungan konsumen. Mustolih adalah seorang konsumen yang berbelanja di Alfamart,
sebuah toko yang dikelola PT SAT. Sedangkan PT SAT adalah pelaku usaha di bidang ritel.
Baik Mustolih maupun PT SAT, keduanya tunduk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pertanyaan:
1. Menurut pendapat anda, apakah kasus tersebut dapat diselesaikan diluar pengadilan?
Jelaskan berdasarkan hukumya!
Jawab : Kasus tersebut Tidak dapat disesesaikan diluar pengadilan Alasannya karena PT
Sumber Alfaria Trijaya, pengelola Alfamart, menolak melakukan keterbukaan informasi
terkait donasi yang dikelola Alfamart. Konsumen atau donatur mempunyai hak
mengetahul ke mana dan untuk apa sumbangan yang selama ini dihimpun Alfamart.
Dalam perkara No. 16/PDT.G/2017/PN.Tng, PN Tangerang menyatakan tidak menerima
gugatan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, yang minta pembatalan putusan Komisi
Informasi Nomor 011/111/KIp. PS-A/2016 tertanggal 19 Desember 2016. Sebagaimana
yang telah diatur dalam pasal 4 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh
informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang- Undang ini. Oleh karena itu hak atas
informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk
diawasi publik, penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan.
Perkara yang terjadi antara PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan Mustolih Siradj selaku
konsumen serta donator dalam penyelenggaraan sumbangan yang dilakukan oleh PT
Sumber Trijaya Tbk selama ini menjadi salah satu contoh dalam penerapan dissenting
opinion. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai peyelenggara pengumpulan sumbangan
tidak memenuhi tanggungjawab dengan baik kepada para konsumen/donaturnya.
Dissenting opinion merupakan opini atau pendapat yang dibuat oleh satu atau lebih
anggota Majlis Hakim yang setuju dengan keputusan yang diambil oleh mayoritas
anggota majlis. Dengan diaturnya dissenting opinion oleh Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, maka Majlis Komisioner sekarang in
diperbolehkan untuk menerapkan dissenting opinion dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Apa yang anda ketahui mengenai bentuk penyelesaian sengketa konsumen diluar
pengadilan?
Jawab : Penyelesaian Sengketa di luar pengadilan, yaitu dengan proses membuat
pengaduan ataun gugatan atas kerugian yang dilakukan pelaku usaha ke Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen atau LPKSM. Dari pengaduan tersebut BPSK wajib
mengeluarkan putusan paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah
gugatan diterima. Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa ("UU 30/1999") berbunyi: Sengketa atau
beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian
sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara
litigasi di Pengadilan Negeri. Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata
di luar peradilan mum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara
tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Frans Winarta dalam bukunya (hal. 7-8)
menguraikan pengertian masing-masing lembaga penyelesaian sengketa di atas sebagai
berikut:
a) Konsultasi: suatu tindakan yang bersifat "personal" antara suatu pihak tertentu (klien)
dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana pihak konsultan
memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan
kliennya.
b) Negosiasi: suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tapa melalui proses
pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama yang
lebih harmonis dan kreatif.
c) Mediasi: cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
d) Konsiliasi: penengah aka bertindak menjadi konsiliator dengan kesepakatan para
pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima.
e) Penilaian Ali: pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis dan sesuai
dengan bidang keahliannya
3. Apakah putusan BPS dari penyelesaian sengketa konsumen memiliki kekuatan hukum
tetap? Berikan analisis hukum anda!
jawab : Pasal 23 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ("UUPK")
mengatur bahwa konsumen dapat mengajukan gugatan pada pelaku usaha melalui badan
penyelesaian sengketa konsumen atau ke badan peradilan. Kemudian, menurut pasal 52
UUPK, salah satu kewenangan dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ("BPSK")
adalah menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis dari konsumen tentang
terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen. Pasal 52 huruf g UUPK
memang memberikan kewenangan pada BPSK untuk memanggil pelaku usaha yang
diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen. Akan tetapi,
BPSK tidak diberikan kewenangan untuk melakukan pemanggilan paksa terhadap pelaku
usaha tersebut. Meski demikian. BPSK bisa meminta bantuan Denvidik untuk
menghadirkan pelaku usaha yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian
sengketa konsumen (lihat pasal 52 huruf i UUPK). Jadi, BPSK tidak memiliki
kewenangan untuk melakukan pemanggilan paksa, tetapi BPSK bisa meminta bantuan
pada penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha. Penyidik di sini mengacu pada Pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai Neger Sipil tertentu di lingkungan
instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang perlindungan
konsumen. Dalam hal pelaku usaha tetap tidak memenuhi panggilan BPSK, maka BPSK
dapat mengadili sengketa konsumen tanpa kehadiran pelaku usaha. Hal ini mengacu pada
pasal 36 Kepmen Perindag 350/2001, yaitu dalam hal pelaku usaha tidak hadir pada hari
persidangan I (pertama), majelis hakim BPSK akan memberikan kesempatan terakhir
kepada pelaku usaha untuk hair pada persidangan II
Sumber :
https://www.kompasiana.com/ayunp/kasus-kembalian-uang-alfamart-dalam-perspektif-uu-
perlindungan-konsumen_58f82f312a7a61ff06621a00
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58f9c501cc62a/putusan-alfamart–langkah-maju-
penyelesaian-sengketa-informasi

Anda mungkin juga menyukai