Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 3

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Contoh Kasus:

Sengketa antara Mustolih dan PT Sumber Alfaria Trijaya (PT SAT) berlanjut di
Pengadilan Negeri Tangerang, pada dasarnya adalah sengketa yang terkait dengan
perlindungan konsumen. Mustolih adalah seorang konsumen yang berbelanja di
Alfamart, sebuah toko yang dikelola PT SAT. Sedangkan PT SAT adalah pelaku usaha
di bidang ritel. Baik Mustolih maupun PT SAT, keduanya tunduk pada Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Pertanyaan:

1. Menurut pendapat anda, apakah kasus tersebut dapat diselesaikan diluar


pengadilan? Jelaskan berdasarkan hukumya!

2. Apa yang anda ketahui mengenai bentuk penyelesaian sengketa konsumen diluar
pengadilan?

3. Apakah putusan BPSK dari penyelesaian sengketa konsumen memiliki kekuatan


hukum tetap? Berikan analisis hukum anda!

JAWAB :

Dalam kasus sengketa yang terkait dengan perlindungan konsumen terdapat duacara penyelesaian yang
dapat ditempuh yaitu melalui pengadilan dan dilakukandiluar pengadilan

1.➢Penyelesaian sengketa di luar pengadilan yaitu dengan proses membuatpengaduan atau


gugatan atas kerugian yang dilakukan pelaku usaha ke BPSKatau LPKSM. Berdasarkan pasal 45 ayat
(2) Undang-Undang No 8 Tahun 1999 bahwapenyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh
melalui pengadilan dandilakukan diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarelapara pihak
yangbersengketa. Berdasarkan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 penyelesaian sengketa diluar
pengadilan diberikan kewenangannya kepada BPSK(Badan PenyelesaianSengketa Konsumen )
penyelesaian ini biasa melalui Mediasi, ArbitraseAtau Konsiliasi.

2➢Penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan pada dasarnya dilaksanakanuntuk mencapai


kesepakatan mengenai bentuk daan besarnya ganti rugi atautindakan tertentu untuk menjamin tidak
akan terjadi kembali lagi kerugian yangdiderita oleh konsumen .DALAM UU No 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen telahmenentukan sebuah bentuk penyelesaian sengketa di
Luar Pengadilan yangdiberikan kewenangannya kepada BPSK(Badan PenyelesaianSengketa
Konsumen ) penyelesaian ini biasa melalui Mediasi,Arbitrase Atau Konsiliasi. Namun pada
dasarnya, penyelesaian juga dapat dilakukan melalui cara damai dengan musyawarah mufakat kedua
belahpihak tanpa melalui pengadilan atau lembaga yang menanganinya dan tidakbertentangan
dengan Undang-Undang.

➢Penyelesaian sengketa di luar pengadilan yaitu dengan proses membuatpengaduan atau gugatan
atas kerugian yang dilakukan pelaku usaha ke BPSKatau LPKSM , tahapan penyelesaian sengketa oleh
BPSK diatur oleh keputusanMenperindag no.350/MPP/Kep/12/2001 Tentang pelaksanaan tugas
danwewenang BPSK.➢Dalam proses penyelesaian diluar pengadilan melalui BPSK maka
akanmenghasilkan sebuah putusan akhir yang mana Putusan BPSK bersifat Finaldan mengikat.

3. ➢Berdasarkan pasal 54 ayat (3) UUPK menentukan bahwa putusan majelisBPSK bersifat final
dan mengikat.Dalam Penjelasan Pasal 54 Ayat (3) UUPK bahwa yang dimaksud denganputusan
majelis BPSK bersifat final dan mengikat adalah bahwa dalam BPSKtidak ada upaya bandin dan
kasasi. didalam ilmu hukum yang dimaksudputusan yang bersifat final dan mengikat pada dasarnya
putusan tersebut tidakdimungkinkan lagi adanya upaya hukum dan dapat dieksekusi.Namun
berdasarkan ketentuan Pasal 56 Ayat (2) UUPK bahwa putusan BPSKyang final dan mengikat tersebut
dapat dimintakan upaya hukum keberatankepengadilan negeri . hal ini menjadikan putusan
BPSK tersebut tidak dapatdisebut putusan yang bersifat final dan mengikat. Adanya peluang untuk
mengajukan upaya hukum keberatan dan kasasi atasputusan BPSK memberikan kesan bahwa
putusan BPSK tidaklah bersifat finaldan mengikat.oelh sebab itu dari penjelasan-penjelasan pasal –pasal
yang adadapat disimpulkan bahwa putusan BPSK belum memiliki kekuatan hukumtetap

Anda mungkin juga menyukai