Anda di halaman 1dari 7

TUGAS:

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Nama Mahasiswa : Lilik Permana Sari


NIM : B10020323
Dosen : Herlina Manik, S.H., M.Kn.
Mata Kuliah : Hukum Perlindungan Konsumen

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
JAMBI 2022
Tugas: carilah 2 kasus yang berkaitan dengan perlindungan konsumen kemudian
analisis subjek hukum, hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.

1. Kasus perlindungan konsumen terhadap temuan pecahan kaca terbalut coklat di produk
donat J.CO

Kronologi
Human error dalam pekerjaan atau pelayanan jasa tertentu memang kerap terjadi.
Namun tidak jarang kelalaian ini bisa berakibat fatal terhadap konsumen.
Salah satunya seperti yang terlihat pada video unggahan akun
TikTok @ang*****ron_ berikut ini. Ia mengungkap pengalamannya nyaris menggigit
sebuah donat produk dari salah satu merek kenamaan di Indonesia, yakni J.CO, yang
ternyata mengandung pecahan kaca di dalamnya. Pecahan kaca tersebut terlihat jelas
dalam videonya yang kini sudah viral di berbagai platform media sosial, termasuk
diunggah ulang oleh akun Instagram @hariankopas. "Gila sih ini guys. Kaca ini...
Sumpah ini kaca," ujar pemilik konten, seperti dikutip Suara.com pada Sabtu (9/7/2022).
Tampak pecahan kaca itu terbalut bubuk cokelat selayaknya donat yang diberi toping,
terlihat menyatu dengan donat apabila konsumen tidak waspada memperhatikan .
Tentu saja video ini langsung menjadi sorotan publik, apalagi karena merek donat
itu sendiri mempunyai banyak sekali penggemar di Indonesia. Selama ini juga pr oduk
terkait dikenal jarang mendapat komplain dari masyarakat, sehingga kejadian langka ini
begitu disorot.
Video komplain itu diduga sudah sampai ke pihak J.CO dan pemilik kontennya
juga telah mendapat respons. Disampaikan lewat pesan WhatsApp, pihak yang mengaku
sebagai team J.CO meminta maaf atas kelalaian yang terjadi dan berjanji akan melakukan
penelusuran lebih lanjut.
"Mohon maaf atas kelalaian kami, akan perbaiki lagi Kak penanganan product
kami, dan kami akan tindak tegas pada tim, agar selalu hati-hati dan teliti saat
menangani product," tutur perwakilan pihak outlet J.CO tempat pemilik konten membeli
donatnya.
Namun respons itu ternyata malah menjadi bulan-bulanan warganet. Bukan pada
janji mereka untuk menindaklanjuti, balasan itu disorot karena siap memberikan ganti
rugi berupa paket diskon untuk konsumennya yang menemukan pecahan kaca tersebut.
"Selamat siang Kak, jika Kak Angel untuk menebus kelalaian kami, dan jika
permintaan maaf kami mungkin tidak cukup, kalo berkenan kami berikan diskon untuk
Kak Angel. Pembelian Donut 1 atau 2 dozen kami berikan Diskon, dan free 1 minuman
size due bebas milih," ungkap team J.CO itu.
"Atau jika Kakak masih mau beli promo donut 2 dozen, 109 ribu, kakak bisa
langsung saja tanpa harus antri," sambungnya.
Janji ganti rugi inilah yang mendapat sorotan utama. Publik menilai ganti rugi
tersebut kelewat kecil untuk bahaya yang ditimbulkan, meskipun pemilik konten sudah
menegaskan ia hanya menuntut agar penjual lebih berhati-hati dalam menyiapkan
produknya.
"Kirain bakal ganti free 1 kotak lagi," sindir warganet.
"Kirain dikasih gratis JCO selama sebulan full karena itu bahaya banget kaca kalo ke
telen wkwk," ujar warganet.
"Respon nya baik, tapi alangkah lebih baik dikasih 1 dozen aja daripada diskon mah
nanggung," tutur warganet.
"Mending dituntut ke jalur hukum dengan perlindungan konsumen, lalu diberikan denda
berapa M agar mereka semua jera melalui pengadilan. Tidak hanya sebatas 1 box doang,
100k doang dapat mengganti rugi keselamatan customer?" timpal warganet lain.
Hak dan kewajiban konsumen barang maupun jasa di Indonesia telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Lebih spesifik di Bab III Bagian Pertama Pasal 4 mengatur soal Hak Konsumen, termasuk
"Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa."
Dengan demikian, konsumen yang merasa tidak mendapatkan haknya, dalam kasus
di atas adalah dari segi keselamatan, bisa mengadukan keluhannya lewat beberapa jalur,
antara lain Departemen/Kementerian teknis, Rubrik surat pembaca termasuk diviralkan di
media sosial, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), Asosiasi
Industri / Organisasi Profesi, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dan
Pengadilan Negeri.

Analisis
Subjek Hukum:
1. Konsumen yaitu konten kreator yang membeli produk donat dari J.CO
2. Pelaku Usaha yaitu Perusahaan J.CO
Hak dan Kewajiban:
Konsumen
1. Hak:
Dalam kasus diatas, konsumen memiliki hak untuk mendapatkan ganti kerugian
yang dikarenakan kurangnya ketelitian dalam memprduksi barang tersebut yang
dapat membahayakan keselamatan konsumen yang mana telah diatur dalam
Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, dan konsumen juga berhak untuk mendapatkan kompensasi maupun ganti
rugi atas kerugian yang diterimanya dalam sebuah transaksi jual beli yang dilakukan.
Apabila tidak adanya kecocokan dalam gambar maupun kualitas, konsumen berhak
melakukan sebuah tuntutan terhadap produsen.
2. Kewajiban:

 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
 Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
 Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.
Pelaku Usaha
1. Hak:

Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


telah disebutkan bahwa yang menjadi hak pelaku usaha adalah:
 Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
 Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik.
 Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen.
 Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian
konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Kewajiban:

Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, menjamin mutu barang dan/atau jasa
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku, memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji,
dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi
atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai
dengan perjanjian.
2. Ungkit Kembali Kasus Grab, Zico Leonard Uji UU Perlindungan Konsumen

Kronologi

Sidang perdana pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (UU Perlindungan Konsumen) digelar Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin
(14/3/2022). Permohonan yang diregistrasi sebagai Perkara No. 23/PUU-XX/2022 ini diajukan
oleh Zico Leonard Djagardo Simanjuntak. Hadir saat persidangan, kuasa hukum, Ni Komang Tari
Padmawati dan Alya Fakhira.

“Pemohon mendalilkan kerugian konstitusional secara faktual akibat diundangkannya


ketentuan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen,”
jelas Ni Komang kepada Panel Hakim MK yang dipimpin Hakim Konstitusi Manahan MP
Sitompul.

Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
menyebutkan, “Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen
dan/atau perjanjian apabila: a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha; b.
menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli
konsumen; c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang
dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen …”.

Pokok Persoalan
Ni Komang menuturkan, sekitar Agustus 2019 Pemohon mengikuti tantangan yang
diselenggarakan Grab Indonesia. Apabila pelanggan menaiki Grab bike sebanyak 74 kali, maka
akan menerima hadiah Rp 1 juta. Pemohon berhasil menyelesaikan tantangan tersebut dalam
waktu satu minggu. Namun hadiah Rp 1 juta tak kunjung didapat Pemohon.

Kemudian pada 10 Agustus 2019, pihak Grab Indonesia mengubah syarat dan ketentuan
tantangan yang telah dibuat, yang menurut Pemohon, bertentangan dengan UU No. 8 Tahun 1999.
Atas dasar itu, Pemohon menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mempermasalahkan
Grab Indonesia yang secara sepihak mengubah syarat dan ketentuan tantangan. Pemohon
menyampaikan bahwa Grab Indonesia akhirnya memberikan hadiah.

Selanjutnya, Pemohon menyampaikan alasan permohonan. Salah satunya, tidak


dicantumkannya kepastian dalam penyelesaian sengketa dalam Pasal 18 ayat (1) UU No. 8/1999
telah bertentangan dengan Pasal 28 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menjamin perlindungan
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
“Indonesia sebagai negara hukum menjamin hak asasi manusia yang dilindungi oleh
negara. Dalam hukum perjanjian, salah satu asas hukum yang dianut adalah asas kebebasan
berkontrak. Hal ini berarti setiap orang bebas membuat perjanjian yang memuat syarat-syarat
perjanjian apapun. Sepanjang perjanjian itu dibuat secara sah dan beritikad baik serta tidak
melanggar ketertiban umum, kesusilaan,” ujar Ni Komang.

Nasihat Hakim
Hakim Konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh menyoroti penulisan pasal, ayat dan sebagainya
dalam permohonan Pemohon. Pemohon diminta untuk selalu menulis ayat dalam kurung.
Kemudian, Daniel meminta Pemohon untuk menyertakan lembaran negara apabila menuliskan
undang-undang dengan penjelasan. Daniel juga meminta Pemohon menyebutkan profesinya
secara jelas. “Tolong dijelaskan dalam perbaikan permohonan, supaya nanti bisa dilihat kerugian
konstitusionalnya,” kata Daniel.

Selanjutnya, Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih mengomentari bahwa UU


Perlindungan Konsumen dibuat untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen, termasuk
sebagai pelaku usaha yang bertanggung jawab. “Di situlah muruahnya UU Perlindungan
Konsumen,” ujar Enny. Oleh karena itu, Enny meminta para kuasa hukum Pemohon agar
mencermati UU Perlindungan Konsumen secara lebih utuh. Di sisi lain, Enny sempat
menyampaikan bahwa uji materiil UU Perlindungan Konsumen ini mencerminkan semangat para
pemuda berusia 20-an yang memiliki kepedulian yang kuat terhadap hak-hak konstitusional.

Sementara itu, Hakim Konstitusi Manahan MP Sitompul meminta Pemohon


menyempurnakan Kewenangan Mahkamah dalam permohonan. “Karena saat ini sudah ada UU
MK yang baru, UU No. 7 Tahun 2020 agar dicantumkan. Selain itu, meskipun permohonan ini
merupakan kasus konkret, Pemohon agar juga menjelaskan kerugian konstitusional yang dialami,”
tandas Manahan.(*)

Analisis
Subjek Hukum:

1. Konsumen yaitu Zico Leonard Djagardo Simanjuntak atau sebagai Pemohon


2. Pelaku Usaha yaitu Grab Bike Indonesia

Hak dan Kewajiban:

Konsumen
1. Hak:
Mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan Grab Bike Indonesia kepadanya karena telah
menyelesaikan tantangan untuk menaiki Grab Bike sebanyak 74 kali, namun hak ini lalai
karena setelah meyelesaikan tantangan tersebut dalam waktu satu minggu, pemohon tidak
kunjung mendapatkan hadiahnya sebesar 1 Juta Rupiah yang dijanjikan oleh Grab Bike
Indonesia.
2. Kewajiban:
Membayar dengan nilai tukar yang disepakati, mengikuti upaya penyelesaian hukum
sengketa perlindungan konsumen secara patut, sudah terlaksana namun tetap tidak
mendapatkan haknya sebagai konsumen.

Pelaku Usaha
1. Hak:
Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan, dalam kasus ini sudah terpenuhi.
2. Kewajiban:
Membayarkan ganti kerugian terhadap konsumen dikarenakan lalai terhadap janjinya
untuk memberikan hadiah sebesar 1 juta rupiah jika pelanggan berhasil menyelesaikan
tantangan menaiki Grab Bike sebanyak 74 kali.

Anda mungkin juga menyukai