Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Di Jalan Sentra Primer, RT.9/RW.8, Baru Timur, Pulo Gebang, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13950
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Samuel Boi Humala, S.H., LL.M
2. Andi Fauzan, S.H., M.H.
3. Muhammad Sholeh, S.H, M.H
Baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, seluruhnya kewarganegaraan Indonesia, para
Advokat dari Kantor Advokat dan Pengacara Samuel Siahaan & Partners, beralamat di Jalan
Kalibata No. 26 RT.003/RW.001, Kuningan, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor 67/ SS-SSEK/08/2022 (vide Bukti P-1) tanggal 14 NAgustus 2022 dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama:
Fesya Mantini, A.Md.Kep, beralamat di Jalan Cilandak Tengah Raya No. 15 RT. 3/RW.
9, Cilandak Barat, Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Pegawai Negeri Sipil Perawat
Terampil Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu sesuai dengan Keputusan Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta Nomor K.254-263/V.9-7/15
tanggal 9 Juni 2015 (vide Bukti P-2).
Untuk selanjutnya disebut sebagai—------------------------------------------------- PENGGUGAT.
MELAWAN
Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap Gubernur DKI Jakarta, berkedudukan di Jl.
Medan Merdeka Sel. No.8-9, RT.11/RW.2, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, atas dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta
nomor 1659/K/V/2022 Tanggal 24 Mei 2022 tentang Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri terhadap Fesya Mantini, A.MD.Kep.
III. Bahwa Tenggat Waktu Objek Sengketa Masih memperbolehkan adanya Gugatan
1. Bahwa Objek Sengketa diterbitkan oleh TERGUGAT pada tanggal 24 Mei 2022;
2. Bahwa Objek Sengketa tersebut diterima atau diketahui PENGGUGAT pada tanggal 25
Mei 2022;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 129 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (“UU ASN”) yang berbunyi:
4. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Pemberlakukan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2019
Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan, ketentuan mengenai upaya
administratif didasarkan pada ketentuan Pasal 75 sampai dengan Pasal 78
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU AP”)
dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif
(“PerMA 6/2018”) apabila tidak ada peraturan dasar yang secara khusus mengatur
upaya administratif;
5. Bahwa Pasal 75 ayat (1) UU AP berbunyi:
(1) Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat
mengajukan Upaya Administratif kepada Pejabat Pemerintahan atau Atasan
Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan.
6. Bahwa Pasal 10, 11, 12, dan 13 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2021 tentang
Upaya Administratif dan Badan Pertimbangan Aparatur Sipil Negara berbunyi (“ PP
Upaya Administratif dan BPASN”):
Pasal 10
Pegawai ASN dapat mengajukan Banding Administratif atas Keputusan PPK yang
berupa:
a. pemberhentian sebagai PNS; dan
b. pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK
Pasal 11
Pasal 12
(1) Dalam hal Banding Administratif yang diajukan melebihi jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), BPASN menetapkan surat
penetapan tidak dapat diterima.
(2) Dalam hal Banding Administratif yang diajukan bukan merupakan Keputusan PPK
yang dapat diajukan Banding Administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, BPASN menetapkan surat penetapan tidak dapat diterima.
(3) Surat penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 ditandatangani
oleh Kepala Sekretariat BPASN.
(4) Dalam hal Banding Administratif yang diajukan tidak melebihi jangka waktu dan
merupakan kewenangan BPASN, BPASN wajib melakukan pemeriksaan terhadap
Banding Administratif yang diajukan.
Pasal 13
7. Bahwa sebagaimana dalam hukum dikenal asas lex specialis derogat legi generalis
yang terdapat dalam yang memiliki makna bahwa aturan hukum yang khusus
mengesampingkan aturan hukum yang umum maka dalam hal ini berlaku aturan yang
lebih khusus berdasarkan PP Upaya Administratif dan BPASN.
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkan Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara.”
14. Bahwa tenggat waktu 90 (sembilan puluh) hari yang dimaksud pada poin sebelumnya
terhitung sejak tanggal 9 Juni 2022 adalah tanggal 7 September 2022;
15. Bahwa gugatan a quo diajukan dalam kurun waktu yang sesuai dengan aturan
mengenai tenggang waktu gugatan yaitu pada tanggal 14 Agustus 2022.
PETITUM
Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).