Anda di halaman 1dari 5

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A

H AGUNG

memeriksa perkara perdata pada pemeriksaan peninjauan kembali telah memutus sebagai
berikut dalam perkara: GUBERNUR KEPALA DAERAH IBUKOTA JAKARTA,
berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi kuasa
kepada Nur Fadjar, S.H., M.Si, dan kawan-kawan, Para Pegawai pada Biro Hukum Setda
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, beralamat di Biro Hukum Gedung Balikota Blok G,
Lantai IX, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9, Kota Administrasi Jakarta Pusat,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Oktober 2017; Pemohon Peninjauan Kembali; L a
w a n PT ADITARINA ARISPRATAMA, yang diwakili oleh Direktur Ir. Poedi Bintoro,
berkedudukan di Jakarta, Jalan Kemang Raya, Nomor 8A, Jakarta Selatan, dalam hal ini
memberi kuasa kepada Andi Asmawarni, S.H., Legal PT Aditarina Arispratama, beralamat di
Jalan Kemang Raya Nomor 8a, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Januari 2018; Termohon Peninjauan Kembali; D a n: 1.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna
Said Kuningan Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi kuasa kepada Barlian, S.H., MKes.,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi, dan kawankawan, beralamat di Jalan HR. Rasuna Said,
Blok X5

Kavling 4-9, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 Februari 2015; 2. BADAN
PERTANAHAN NASIONAL JAKARTA PUSAT, berkedudukan di Jalan Selaparang Blok B 15, Kaveling 8,
Kemayoran, Jakarta Pusat; Para Turut Termohon Peninjauan Kembali; Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan
ini; Menimbang, bahwa berdasarkan surat-surat yang bersangkutan, Penggugat dalam gugatannya
memohon kepada Pengadilan untuk memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan
Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik yang sah dan berhak atas
bidang tanah dan bangunan terperkara yakni sebidang tanah dan bangunan yang terletak dan dikenal
umum di Jalan Sumatera Nomor 50, Menteng Jakarta Pusat, yang diatasnya berdiri bangunan
Puskesmas; 3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum
yang sangat merugikan Penggugat; 4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat sebesar Rp3.450.000.000,00 (tiga miliar empat ratus lima puluh juta rupiah)
ditambah bunga 5% (lima persen) setiap bulan dari jumlah tersebut terhitung sejak didaftarkannya
gugatan a quo di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hingga putusan perkara ini
dilaksanakan secara tunai seketika dan sekaligus; 5. Menghukum dan memerintahkan agar Tergugat
dan/atau siapa saja yang mendapatkan hak darinya, segera keluar dari bidang tanah dan bangunan
terperkara serta menyerahkannya kembali bidang tanah dan bangunan rumah terperkara tersebut
kepada Penggugat dalam keadaan baik tanpa dibebani hak-hak apapun juga; 6. Menyatakan putusan
ini sebagai putusan serta-merta yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum
bandingataupun kasasi dari Tergugat dan/atau siapa saja yang mendapatkan hak darinya (uitvoerbaar
bij voorraad); 7. Menghukum Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara; Dalam hal
Majelis Hakim berpendapat lain, mohon agar dijatuhkan putusan yang seadil-adilnya sesuai hukum
dan nilai-nilai kepatutan dalam masyarakat (ex aequo et bono);
Menimbang bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II mengajukan eksepsi yang pada pokoknya:
Eksepsi Tergugat I:

1. Gugatan kabur dan tidak jelas (obscuur libel);

2. Gugatan kurang pihak (plurium litis consortium);

Eksepsi Tergugat II:

1. Gugatan Penggugat kurang pihak;

2. Gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas (obscuur libel);

3. Penggugat tidak memiliki kepentingan hukum untuk menggugat (point d’interest point d’action);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan Putusan Nomor
589/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Pst., tanggal 13 Juli 2015 dengan amar sebagai berikut:

I. Dalam Eksepsi: Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II seluruhnya; II.

Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik yang sah dan berhak atas bidang tanah dan bangunan
dengan bukti Pemilikan Hak Guna Bangunan nomor 154/Gondangdia, yang terletak di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, Wilayah Jakarta Pusat, Kecamatan Menteng, Kelurahan Gondangdia, seluas 1.220 m2
(seribu duaratus duapuluh meter persegi), berdasarkan Sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Agraria
tertanggal 16 Pebruari 1971 tertulis atas nama pemegang Hak PT Perusahaan Dagang Djawa-Maluku
dengan batas-batas

sebagai berikut: - Sebelah Utara Hotel Akmani; - Sebelah Selatan Jalan Sumatra; - Sebelah Timur Bio
Test Jalan Sumarta Nomor 48; - Sebelah Barat PT Jatiluhur;

3. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum yang sangat
merugikan Penggugat;

4. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat sebesar
Rp3.450.000.000,00 (tiga miliar empat ratus lima puluh juta rupiah) ditambah bunga 6% (enam
persen) setiap tahun dari jumlah tersebut terhitung sejak didaftarkannya gugatan a quo di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hingga putusan perkara ini dilaksanakan secara tunai
seketika dan sekaligus;

5. Menghukum dan memerintahkan kepada Para Tergugat dan/atau siapa saja yang mendapatkan hak
darinya, segera keluar dari bidang tanah dan bangunan terperkara serta menyerahkannya kembali
bidang tanah dan bangunan rumah terperkara tersebut kepada Penggugat dalam keadaan baik tanpa
dibebani hak-hak apapun juga;

6. Menghukum Turut Tergugat untuk patuh dan tunduk serta taat pada putusan ini;
7. Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini secara tanggung renteng sebesar Rp2.036.000,00 (dua juta tiga puluh ribu rupiah);

8. Menolak gugatan yang lain dan selebihnya;

Kemudian putusan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Putusan Nomor
20/PDT/2016/PT DKI., tanggal 29 Februari 2016, kemudian putusan tersebut diajukan kasasi, yang atas
permohonan tersebut ditolak oleh Mahkamah Agung dengan putusan Nomor 2586 K/Pdt/2016
tanggal 14 Desember 2016;

Menimbang, bahwa putusan Mahkamah Agung Nomor 2586 K/ Pdt/2016 tanggal 14 Desember 2016
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan
Kembali pada tanggal 20 Juni 2017 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Oktober 2017 diajukan
permohonan peninjauan kembali pada tanggal 13 Desember 2017 sebagaimana ternyata dari Akta
Pernyataan Permohonan Peninjauan Kembali Nomor 62/Srt.Pdt.PK/2017/PN.Jkt.Pst juncto Nomor
589/Pdt.G/2014/ PN.Jkt.Pst yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan
tersebut disertai dengan memori peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 13 Desember 2017;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah


diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara
yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut
secara formal dapat diterima;

Menimbang bahwa berdasarkan memori peninjauan kembali yang diterima tanggal 13 Desember 2017
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Putusan ini, Pemohon Peninjauan Kembali pada pokoknya
mendalilkan bahwa dalam putusan ini terdapat kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata
kemudian memohon putusan sebagai berikut:

1. Menerima permohonan peninjauan kembali Pemohon PK;

2. Mengabulkan permohonan peninjauan kembali untuk seluruhnya;

3. Membatalkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2586 K/Pdt/2016 tertanggal 14
Desember 2016 juncto Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 20/PDT/2016/PT DKI tertanggal
29 Februari 2016 juncto Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 589/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Pst.
tertanggal 13 Juli 2015; Mengadili Sendiri:

Dalam Eksepsi

- Menerima eksepsi Pemohon Peninjauan Kembali semula Pemohon Kasasi/Pemohon Banding


II/Tergugat II untuk seluruhnya;

- Menyatakan gugatan Termohon Peninjauan Kembali semula Termohon Kasasi/Termohon


Banding/Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

Dalam Pokok Perkara


- Menolak gugatan Termohon Peninjauan Kembali semula Termohon Kasasi/Termohon
Banding/Penggugat untuk seluruhnya; - Menghukum Termohon Peninjauan Kembali semula
Termohon Kasasi/Termohon Banding/Penggugat untuk membayar biaya perkara; Atau apabila Majelis
Hakim berpendapat lain, maka mohon agar Majelis Hakim memutuskan berdasarkan keadilan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap memori peninjauan kembali tersebut, Termohon Peninjauan Kembali
telah mengajukan kontra memori peninjauan kembali tanggal 31 Januari 2018 yang pada pokoknya
menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali; Menimbang, bahwa
terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa alasan-alasan tersebut dapat
dibenarkan, oleh karena setelah membaca dan meneliti memori peninjauan kembali tanggal 13
Desember 2017 dan kontra memori peninjauan kembali tanggal 31 Januari 2018 dihubungkan dengan
pertimbangan Judex Juris, dalam hal ini telah ditemukan suatu kekhilafan hakim dan/atau kekeliruan
yang nyata dalam putusan Mahkamah Agung tersebut, dengan pertimbangan sebagai berikut: Bahwa
pada saat obyek sengketa dibeli oleh Penggugat berdasarkan Akta Perjanjian Pelepasan Hak Nomor 44
dan 45 masingmasing tanggal 23 Mei 1991 dan Akta Pelunasan Nomor 87 dan 88 masingmasing
tanggal 30 Juli 1991 dari pemilik lama PT PDDM (Perusahaan Dagang Djawa-Maluku), status tanah
obyek jual tersebut bukan lagi tanah milik pihak penjual melainkan merupakan tanah negara bebas;
Bahwa hal dikarenakan dasar kepemilikan PT PDDM (Perusahaan Dagang Djawa-Maluku) adalah SHGB
Nomor 154/Gondangdia tanggal 16 Februari 1971 yang telah berakhir berlakunya pada tanggal 23
September 1980 dan tidak diperpanjang, sehingga jual beli obyek sengketa antara

Halaman 6 dari 8 hal. Put. Nomor 413 PK/Pdt/201

Penggugat dengan PT PDDM (Perusahaan Dagang Djawa-Maluku) menjadi tidak sah dan batal demi
hukum dan oleh karena itu Penggugat tidak dapat dinilai sebagai Pembeli beritikat baik; Bahwa lagi
pula telah ternyata pihak Tergugat I i.c. Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah menguasai obyek
sengketa sejak tahun 1950 dengan mendirikan Puskesmas Gondangdia; Menimbang, bahwa
berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah Agung berpendapat bahwa terdapat cukup alasan
untuk mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali GUBERNUR
KEPALA DAERAH IBUKOTA JAKARTA, dan membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2586
K/Pdt/2016 tanggal 14 Desember 2016, serta Mahkamah Agung akan mengadili kembali perkara ini
dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh
karena Termohon Peninjauan Kembali, berada di pihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar
biaya perkara dalam tingkat Peninjauan Kembali ini; Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundangan lain
yang bersangkutan; M E N G A D I L I: - Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon
Peninjauan Kembali GUBERNUR KEPALA DAERAH IBUKOTA JAKARTA tersebut; - Membatalkan Putusan
Mahkamah Agung Nomor 2586 K/Pdt/2016 tanggal 14 Desember 2016 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 20/PDT/2016/PT DKI., tanggal 29 Februari 2016 yang menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 589/Pdt.G/2014/PN. Jkt.Pst., tanggal 13 Juli 2015;
MENGADILI KEMBALI: Dalam Eksepsi - Menolak eksepsi Tergugat I dan II seluruhnya; Dalam Pokok
Perkara 1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya; 2. Menghukum Termohon Peninjauan Kembali
untuk membayar biaya perkara dalam tingkat peninjauan kembali sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta
lima ratus ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada hari
Kamis tanggal 28 Juni 2018 oleh Soltoni Mohdally, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh
Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H., dan H. Hamdi, S.H.,
M.Hum., HakimHakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Para Hakim Anggota tersebut dan Syaifullah, S.H.,
Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh para pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis, ttd./Dr. Nurul Elmiyah, S.H., M.H.


ttd./ ttd./H. Hamdi, S.H., M.Hum. Soltoni Mohdally, S.H., M.H.

Panitera Pengganti, ttd./ Syaifullah, S.H.

Biaya Peninjauan Kembali: 1. M e t e r a i ……....Rp 6.000,00 2. R e d a k s i ……...Rp 5.000,00 3.


Administrasi PK …Rp2.489.000,00 J u m l a h …......Rp2.500.000,00

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I. a.n. Panitera


Panitera Muda Perdata

Halaman 8 dari 8 hal. Put. Nomor 413 PK/Pdt/2018

Anda mungkin juga menyukai