Anda di halaman 1dari 17

Saemadipradja&Taher

MEMORI KASASI
Atas Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
No.5871PDT/20101PT.DKI Tanggal 13 Desember 2010

Antara

1. ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC - sebagai Pemohon Kasasi


11Pembanding IlTergugat I

2. MEASAT BROADCAST NETWORK SYSTEMS SDN, BHD -


IllPembanding 111 Tergugat II
sebagai Pemohon Kasasi
3. ALL ASIA MULTIMEDIA NETWORKS FZ-LLC

sebagai Pemohon Kasasi


IIIIPembanding Illl Tergugat
4. RALPH MARSHALL III

sebagai Pemohon Kasasi VI


Pembanding VI Tergugat V

Melawan

PT AYUNDA PRIMA MITRA sebagai Termohon

KasasilTerbandingl
Penggugat

22 Juni 2012

Kepada Yth.
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Ji. Medan Merdeka Utara
Jakarta Pusat

Melalui:
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan J
I. Ampera Raya No.133
Jakarta Selatan

Dengan hormat,

Nira Sari Nazarudin, S.H., LL.M, Romi Emirat, S.H., dan Erie Hotman Tobing, S.H., LL.M, Advokat-
advokat pada Kantor SOEMADIPRADJA & TAHER, yang beralamat di Wisma GKBI Lantai 9, Jalan
Jenderal Sudirman No.28, Jakarta 10210, dalam hal ini bertineak untuk dan atas nama para pihak
di bawah ini:

1. ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC selaku Pembanding IlTergugat I;


Wisma GKBI, Level 9, JI. fenderal Sudirman No.28, Jakarta 10210, Indonesia
Phone (+6221) 574 0088 • Fax (+6221) 574 0068 • E-mail: soe ma thiindosa t.ne t .I d • www_soemath.com

06Vaam25
Soemadipradja&Taber Page 2

2. MEASAT BROADCAST NETWORK SYSTEMS SDN, BHD selaku Pembanding


II/Tergugat II;

3. ALL ASIA MULTIMEDIA NETWORKS FZ-LLC selaku Pembanding 1111 Tergugat


Ill; dan

4. RALPH MARSHALL selaku Pembanding V/Tergugat V.

(selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pemohon Kasasi") berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 18 Januari 2011 dan tangga! 9 Juni 2011 yang sudah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 31 Januari 2011 dan tanggal 23 Juni 2011, dengan
ini mengajukan Memori Kasasi terhadap Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.
5871PDT120101PT.DKI tanggal 13 Desember 2010 ("Putusan Pengadifan Tinggi") jo. Putusan
Sela Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.1100/Pdt.G/20081PN.Jkt Sel tanggal 13 Mei 2009
(Putusan Sela Pengadilan Negeri).

yang amarnya sebagai berikut:

Putusan Penqadilan Tinggi

MENGADiLl
- Menerima permohonan banding dad Pembanding semula Penggugat;
Memperbaiki putusan Pengadilan Waged Jakarta Selatan tertanggal 17 September 2009
No. 1100/Pdt. G/2008/PN. JKT. SEL yang dimohonkan banding sehingga amar selengkapnya
berbunyi sebagai berikut

DALAM EKSEPSI:
- Menerima eksepsi Tergugat IX- Tergugat X dan Tergugat Xll ;
- Men yatakan Penggugat tidak mempunyai legal standing untuk mengajukan gugatan dalam
perkara ini;

DA LAM POKOK PERKARA:


- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet Ontvantkelijke Verklaard);
- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding sebanyak Rp.150.000,- (seratus lima puluh
ribu rupiah).

Putusan Sela Penqadilan Negeri

MENGADILI
DALAM EKSEPS/:
Menyatakan bahwa eksepsi tentang Kompetensi Absolut yang dikemukakan oleh Tergugat I,
11, 111 dan V tidak beralasan menurut hukum ;
Menolak eksepsi tentang Kompetensi Absoulut yang dikemukakan p leb Tergugat 1, I1, 111 dan V
tersebut ;
Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang untuk memeriksa dan
memutus perkara ini;
06Vaam25
Soemadipradja&Taher Page 3

- Menyatakan pemeriksaan perkara ini dilanjutkan sebagaimana mestinya ;


Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir"

Sebeium Para Pemohon Kasasi menguraikan alasan-alasan dalam Memori Kasasi ini, terlebih
dahulu Para Pemohon Kasasi jelaskan bahwa Para Pemohon Kasasi menerima Relaas
Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut yang disampaikan oleh Juru
Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 29 Mei 2012. Atas Putusan Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta tersebut Para Pemohon Kasasi telah mengajukan Pernyataan Kasasi
berdasarkan Relaas Pernyataan Kasasi tanggal 11 Juni 2012 melalui Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan. Oleh karenanya baik Permohonan Kasasi maupun Memori Kasasi
yang Para Pemohon Kasasi ajukan pada tanggal 22 Juni 2012 ini masih dalam tenggang waktu
yang ditentukan oleh Undang-Undang.

Selanjutnya, Para Pemohon Kasasi dengan ini menolak Putusan Pengadilan Tinggi jo. Putusan
Sela Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena putusan-putusan tersebut tidak
mempertimbangkan secara menyeluruh dan rind, terutama atas dasar-dasar hukum yang Para
Pemohon Kasasi ajukan terutama terkait dengan Eksepsi Kompetensi Absolut bahwa
Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini.

ALASAN PERMOHONAN KASASI

1. Permohonan kasasi ini Para Pemohon Kasasi ajukan terhadap Putusan Pengadilan
Tinggi jo. Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan alasan-alasan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30 Ayat (1) huruf a dan huruf b Undang-Undang
Mahkamah Agung yang berbunyi sebagai berikut:

`'Mahkamah Agung dalam tingkat k a s a s i membatalkan putusan atau penetapan


pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:
a) tidak berwenang atau melampaui b a t a s wewenang;
b) s a l a h menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c) !alai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundeng-
undangan yang mengancam kel al ai an itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan."

2. Atas dasar-dasar tersebut maka, Para Pemohon Kasasi dengan ini menyampaikan bahwa
Judex Factie Pengadilan Tinggi telah lafai, keliru dalam menerapkan hukum dan
memutus perlawanan Para Pemohon Kasasi terhadap kewenangan Pengadilan di
Indonesia untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo. Untuk itu Para
Pemohon Kasasi dengan ini menolak dengan tegas pertimbangan Judex Factie
Pengadilan Tinggi yang menyatakan bahwa:

°Menimbang, bahwa pertimbangan Pengadilan Tingkat Peutama telah memuat dan


manguraikan secara tepat dan benar semua keadaan serta alasan- alasan yang
men/ad/ dasar hukum putusan balk pada tingkat putusan seta maupun pada putusan
akhir, oleh karenanya pertimbangan tersebut diambil alih sebagai pertimbangan
Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini ditingkat
banding."

06Vaam25

06Vaam25
Page 4
Soemadipradja&Taher

3. Majelis Hakim pada tingkat banding telah salah dalam mempertimbangkan dan begitu saja
mengambil alih pertimbangan putusan Majelis Hakim pada tingkat pertama karena jelas
berdasarkan hukum bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan pengadilan di Indonesia
tidak mempunyai wewenang untuk mengadili perkara aquo. Oleh karena itu cukup alasan
bagi Pemohon Kasasi untuk mengajukan kasasi ini berdasarkan bahwa:

A. Judex Factie telah melampaui wewenangnya untuk mengadili perkara aquo;

B. Judex Factie Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah salah menerapkan hukum; dan

C. Judex Factic Pengadilan Tinggi telah lalai dalarn menerapkan hukum. Dasar

hukum alasan-alasan tersebut di atas akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

A. JUDEX FACTIE TELAH MELAMPAUI WEWENANGNYA UNTUK MENGADILI PERKARA


AQUO KARENA PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN DI INDONESIA TIDAK
BERWENANG UNTUK MEMERIKSA, MENGADILI DAN MEMUTUS PERKARA AQUO
YANG SEHARUSNYA DISELESAIKAN BERDASARKAN PROSEDUR ARBITRASE OLEH
SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC)

4. Pada persidangan di tingkat pertama maupun pemeriksaan perkara di tingkat banding, Para
Pemohon Kasasi telah mengajukan eksepsi mengenai kompetensilkewenangan mengadili
Pengadilan Negeri dan pengadilan-pengadilan di tingkat selanjutnya. Berdasarkan hukum
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan pengadilan-pengadilan selanjutnya tidaklah
berwenang mengadili perkara a quo.

5. Pokok gugatan aqua yang diajukan oleh Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) adalah
Shareholders Subscription Agreement (SSA) yang ditandatangani pada tanggal 11 Maret
2005.

Sebagaimana dapat dilihat dalam Tambahan Memori Banding angka 7 sampai dengan
angka 13 maka hal utama yang hares pertama kali diperhatikan dan dicermati oleh Judex
Juris yang terhormat adalah bahwa pengajuan gugatan perkara aquo atas dasar perbuatan
melawan hukum oleh Termohon Kasasi (dahulu TerbandinglPenggugat) adalah merupakan
itikad buruk dari upaya Termohon Kasasi untuk menghindari pelaksanaan kewaiiban-
kewalibannya berdasarkan SSA. Dimana dalih-dalih perbuatan melawan hukum yang
diajukan oleh Terbanding dalam gugatannya hanyalah akal-akalan Terbanding untuk tidak
tunduk pada ketentuan SSA.

6. Sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini bahwa__obiek senqketa perkara aquo
adalah sengketa yang timbul dari SSA karena apa yanq meniadi dalih, argumen dan petitum
qugatan adalah apa-apa yanq sudah diatur dalam SSA dan dapat ditemukan dalam bagian
Konsiderans SSA (lihat Tambahan Memori Banding anqka 7 dan 8) dan ,

OBVaam25
Page 5
Soemadipradja&Taber

Pasal-Pasal dalam SSA vide Pasal 3, Pasal 5.5, Pasal 5,6. Pasal 5.10, Pasal 5.11, Pasal
5.12, Pasal 5.13 dan Pasal 5.14 SSA.

Dari uraian konsiderans dan bunyi pasal daiam SSA di atas jelas terlihat bahwa:

a) SSA adalah suatu perjanjian antara Astro Grup (dimana Pemohon Kasasi I termasuk
di dalamnya dan Lippo Grup (dimana Termohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi
termasuk di dalamnya);

b) Tujuan dari SSA adalah untuk membentuk suatu usaha patungan yang bergerak di
bidang penyelenggaraan siaran televisi digital berbayar;

c) Termohon Kasasi adalah perusahaan dalam Lippo Grup yang bergerak di bidang
penyedia jaringan dan pelayanan multi media termasuk usaha-usaha yang terkait
dengan penyelenggaraan siaran televisi digital berbayar;

d) Hubungan antara Astro Grup dan Lippo Grup berkenaan dengan tujuan SSA diatur
dalam SSA ini, termasuk salah satunya kesepakatan bahwa posisi Direktur
Operasional, Direktur Keuangan dan Direktur Pemasaran akan dijabat oleh pihak yang
dinominasikan oleh Grup Astro;

e) Turut Termohon Kasasi yang akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan siaran televisi digital berbayar;

f) Persiapan Rencana Bisnis (Business Plan) mengenai bagaimana Rencana Bisnis


dipersiapkan dan sebaliknya mengenai perkiraan, asumsi, kriteria dan syarat lain
mendasarkan pada Rencana Bisnis.

Bahkan dalam Gugatan Penggugat (Termohon Kasasi) sendiri juga menqakui bahwa sumber
senqketa adalah SSA, dimana terlihat daiam Petitum gugatan angka 11, angka 15 serta
angka 17 dan Permohonan Provisi Penggugat angka 2 dan angka 5.

7. Berdasarkan penjabaran tersebut di atas kami mohon perhatian Judex Juris yang terhormat
bahwa ternyata terlihat jelas bahwa apa yang diuraikan oleh Terbanding dalam Petitum
dan Permohonan. Provisi dalam gugatannya adalah hal-hal yang bersumber dari SSA.

8. Karena jelas terbukti di atas bahwa SSA adalah pokok asal muasal sengketa, maka
berkenaan dengan penyelesaian sengketa secara hukum adalah diatur dalam Pasal 17A
SSA, Pasaf tersebut meneJangkan bahwa segala sesuatu tentang sengketa dalam SSA
haruslah diselesaikan dalam proses arbitrase.

9. Lebih lanjut, Pasal 17.4 telah secara spesifik mengatur bahwa apabila terjadi sengketa yang
berdasarkan atau bersumber dari SSA maka lembaga yang berwenang dalam menyelesaikan
sengketa adalah Singapore International Arbitration Center (SIAC) berdasarkan hukum acara
sebagaimana diatur oleh SIAC dan peraturan perundang-

OBVaam25
sF
Aaanwaor

Soemadipradja&Taber Page 6

undangan lain yang berlaku di Singapura sebagaimana disebutkan di dalam ketentuan


pasai 17.4 SSA.

10. Oleh karena bunyi pasal-pasal dalam SSA tersebut sudah cukup jelas menyatakan
bahwa terhadap SSA ini berlaku hukum Singapura dan setiap sengketa yang timbul
akan diselesaikan melalui Lembaga Arbitrase SIAC, maka Majells Hakim tidak
diperkenankan menafsirkan lain dengan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri
berwenang untuk memeriksa perkara aquo, dengan menggunakan hukum Negara
Indonesia.

Pasal 1342 KUHPerdata dikutip sebagai berikut:

"Jika kata-kata suatu perjanjian jelas, tidaklah diperkenankan untuk menyimpang


daripadanya dengan jalan penafsiran".

Apalagi Pasal 11 ayat (2) UU Arbitrase jelas-jelas telah mengatur bahwa:

"Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu
pen yelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam halhal
tertentu yang diterapkah dalam Undang-undang ini."

11. Jadi, jelas disini bahwa hukum yang berlaku bagi perjanjian SSA adalah hukum
Singapura, dan yang diberikan kewenangan untuk menyelesaikan apabila terjadi
sengketa adalah Lembaga Arbitrase SIAC Singapura, dan oleh karena gugatan
Termohon Kasasi terbukti mempersoalkan hal yang sama dengan apa yang diajukan
dalam proses arbitrase, berdasarkan ketentuan dalam SSA, maka tanpa mengurangi rasa
hormat Para Pemohon Kasasi, Pengadilan Negeri di Indonesia tidak dapat dan tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara ini dengan menggunakan hukum danlatau
hukum acara Indonesia (vide Pasal 11 ayat (2) UU Arbitrase).

12. Oleh karena SSA tersebut sendiri adaiah perjanjian yang tunduk kepada hukum Negara
Singapura maka hukum yang berlaku terhadap SSA adaiah hukum negara Singapura.
Sehingga, tidak diperkenankan penafsiran atau pemeriksaan terhadap pelaksanaan SSA
dilakukar dengan menggunakan selain hukum Singapura.

Berdasarkan Hukum Singapura pihak-pihak dalam perkara aqua adalah pihak di dalarn
objek perkara. Penjelasan mengenai hal ini telah Para Termohon Kasai sampaikan dalarn
uraian Tambahan Memori Banding vide angka 24 sampai dengan angka 31.

13. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, oleh karena:

(i) perkara aqua bersumber dari sengketa berkenaan dengan sebuah perjanjian, yaitu
SSA;

(ii) telah dengan jelas diatur dalam SSA bahwa forum penyelesaian sengketa yang
berlaku adaiah didasarkan pada ketentuan Pasal 17.4 SSA, yaitu penyelesaian
berdasarkan persidangan arbitrase di SIAC dengan hukum acara yang dipakai adalah
aturan-aturan yang dikeluarkan oieh SIAC dan hukum;

06Vaam25
Soemadipradja&Taber Page 10

dengan demikian, maka demi hukum Pasal 3 jo Pasal 11 UU Arbitrase dengan adanya
SSA yang merupakan suatu perjanjian yang memuat klausula arbitrase, Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan dan pengadilan di Indonesia wajib menolak perkara yang berada
dalam ruang lingkup klausula arbitrase tersebut.

Maka berdasarkan Pasal 134 HIR, secara tegas dinyatakan bahwa pengadilan setiap scat
wajib menyatakan dirinya tidak berwenaag untuk memeriksa perkara bilamana terdapat
bukti bahwa perkara itu berada di luar kewenangannya, hal mane jelas-jelas telah
dilanggar oleh judex factie

14. Berdasarkan uraian dan bukti-bukti yang diajukan Para Pemohon Kasasi dalam tingkat
pertama dan tingkat banding, bukti yang menunjukkan bahwa sengketa atau pokok perkara
yang diajukan oleh Para Termohon Kasasi adalah bersumber dad SSA sudah sangatjefas,
oleh karenanya Para Termohon Kasasi mohon kepada Judex Juris Mahkamah Agung yang
terhormat untuk meolak perkara ini dengan berdasarkan fakta bahwa Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan tidak memiliki kompetensi untuk memeriksa dan mengadili perkara aquo.

15. Dengan demikian, karena terbukti Judex Factie telah mefampaui wewenangnya untuk
mengadili perkara aquo make adalah berlandaskan hukum bagi Majelis Hakim tingkat
kasasi untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut.

B. JUDEX FACTIE PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN TINGGI TELAH SALAH


MENERAPKAN HUKUM

16. Terbukti berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta jo Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Judex Factie telah salah dalam menerapkan hukum dalam
mempertimbangkan Putusan dalam perkara a quo, karena:

(i) Sengketa ini merupakan sengketa berkenaan dengan wanprestasi, bukan perbuatan
melawan hukum; dan

{ i) Judex Factie tidak mempertimbangkan ketentuan hukum vide Pasal 3 Jo. Pasal 11 UU
Arbitrase.

(i) Perkara aqua adalah perkara sengketa perjanjian, bukan perbuatan melawan hukum

17. Sebagaimana telah dijelaskan di atas pada angka 5 dan 6, perkara aquo adalah sengketa
yang bersumber pada sebuah perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak, yaitu SSA.
Karenanya adalah salah apabifa Judex Factie telah tidak mempertimbangkan bahwa
gugatan yang diajukan Termohon Kasasi dalam perkara aqua merupakan sengketa
berkenaan dengan wanprestasi dan terus memeriksa dan memutus gugatan perkara aquo
sebagai gugatan perbuatan melawan hukum berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata.

18. Mahon perhatian Judex Juris yang terhormat untuk memperhatikan isi dan dalih-dalih
yang diajukan dalam Surat Gugatan. Jeias dan terang sekali tidak ada satu pun dalih-
dalih

06Vaam25
Soemadipradja&Taber Page 11

Termohon Kasasi dalam gugatannya tersebut yang menunjukkan perbuatan-perbuatan yang


masuk kategori "perbuatan melawan hukum" berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata.
Perbuatan-perbuatan yang didalihkan oleh Termohon Kasasi dalam gugatannya adalah
jelas-jelas perbuatan-perbuatan yang didasarkan pada SSA. Perbuatan-perbuatan tersebut
antara rain:

Perbuatan berkenaan dengan rencana usaha patungan untuk mendirikan suatu usaha
patungan dalam rangka menyelenggarakan jasa penyiaran televisi berlangganan
berbasis satelit di Indonesia sebagaimana tertera dan dapat difihat dalam
Lampiran/Exhibit 9 SSA yaitu Rencana Bisnis.

• Perbuatan mengenai pendanaan yang dipermasalahkan oleh Termohon Kasasi dalam


Surat Gugatan angka 23 sampai dengan angka 32 adalah peristiwa masuknya
pendanaan, peristiwa mana juga telah diatur di dalam SSA; yaitu kesepakatan
mengenai pinjaman dari pemegang saham Astro dan juga pendanaan dari pihak ketiga
yang keseluruhannya berjumlah USD188.000.000 (Base Case) atau diperkirakan dapat
mencapai peningkatan sebesar USD327.000.000 (Down Case).

Perbuatan mengenai pengelolaan dan manajemen, dimana dalam Surat Gugatan


angka 25 Termohon Kasasi mendalihkan masalah pengelolaan dan kontrol penuh dari
PT Direct Vision melalui orang-orang yang juga diketahui dan disetujui oleh Termohon
Kasasi (Penggugat) yaitu Nelia Concap Molato dan juga Sean Dent, padahal hal ini
ternyata juga teiah diatur sebelumnya yaitu pada Pasal 7 SSA yang mengatur mengenai
manajemen/pengelolaan dari perusahaan yang akan dijadikan wadah usaha patungan,
yaitu PT Direct Vision.

19. Adapun dalih-dalih yang dikemukakan oleh Termohon Kasasi (Penggugat) bahwa dasar
gugatan ini adalah perbuatan melawan hukum adalah dalih-dalih yang sama sekali tidak
berdasar. Sebagaimana telah Para Pemohon Kasasi uraikan dalam Tambahan Memori
Banding pada bagian II angka 14 sampai dengan 21 bahwa hal utama yang harus pertama
kali diperhatikan dan dicermati oleh Judex Juris tingkat kasasi yang terhormat adalah bahwa
pengajuan gugatan perkara aquo oleh Termohon Kasasi (Penggugat) merupakan suatu itikad
buruk dari upaya Termohon Kasasi untuk menghiridari kewajibankewajibannya berdasarkan
SSA.

20. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa dalih-dalih yang dikemukakan oleh Termohon Kasasi
dalam gugatannya adalah bersumber dari SSA yang mengenai masalah-masalah yang
disengketakan tersebut sebenarnya telah diperiksa dan diputus oleh Majelis Arbiter SIAC,
forum yang dipilih oleh para pihak berdasarkan SSA.

Karenanya adalah patut dan wajar apabila Judex Juris menyatakan bahwa Judex Factie Majelis
Hakim Pengadilan Negari Jakarta Selatan dan pengadilan di Indonesia tidak

06Vaam25
sr A

Soeinadipradja&Taber Page 9

berwenang untuk memeriksa perkara ini dengan mempertimbangl:an landasan hukum


tersebut di atas, bahwa sengketa perkara aqua adalah sengketa wanprestasi yang
bersumber pada SSA dan karenanya Pasal 17.4 SSA haruslah diterapkan dan
dipertimbangkan oleh Judex Factie dalam tingkat pertama dan tingkat banding.

21. Sikap Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI yang mengambil alih begitu saja
pertimbangan Judex Factie Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagaimana terlihat
dalam pertimbangannya Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada halaman 18
paragraf 6 di bawah ini:

"...pertimbangan Pengadilan Tingkat P e a m a telah memuat dan menguraikan


secara tepat dan benar semua keadaan serta alasan-alasan yang menjadi dasar
hukum putusan balk pada tingkat putusan seta maupun pada putusan akhir, oleh
karenanya pertimbangan tersebut diambil alih sebagai pertimbangan Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini di tingkat banding..."

menunjukkan ketidak telitian dari Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dalam
memeriksa dan memutus perkara aquo. Padahal Putusan Sela Pengadilan Negeri telah
diambil dengan mendasarkan pada fakta yang diuraikan oleh Termohon Kasasi, yang
sebenarnya nyata-nyata salah (sebagaimana terlah diuraikan dalam eksepsi Para
Pemohon Kasasi dan Memori Banding serta Tambahan Memori Banding Para Pemohon
Kasasi) dan hal ini rnengakibatkan kesalahan penerapan hukum manakala Judex Factie
menjatuhkan Putusannya dalam perkara a quo.

22. Para Pemohon Kasasi telah mengajukan sebagai bukti SSA dan Putusan Majelis
Arbitrase SIAC tanggal 7 Mei 2009 yang menunjukkan bahwa:

· sepanjang Termohon Kasasi memiliki klaim atau gugatan berkaitan dengan


permasalahan SSA, maka permasalahan tersebut harus diajukan melalui proses
arbitrase karena SSA adalah satu-satunya perjanjian yang disepakati para pihak
terkait usaha bisnis patungan televisi berbayar di Indonesia;

· pengajuan proses persidangan di Indonesia oleh Termohon Kasasi terhadap Grup


Para Pemohon Kasasi merupakan pelanggaran terhadap Pasal 17.6 SSA yaitu
kesepakatan untuk tidak berlitigasi di pengadilan Indonesia atas sengketa yang timbul
atau bersumber dari SSA;

23. Apalagi ternyata telah diakui sendiri oleh Termohon KasasilPenggugat bahwa
sesungguhnya pembiayaan yang diterima oleh Turut Tergugat serta layanan-layanan
dalam bentuk dukungan program siaran televisi berlangganan, teknologi dan informasi
berangkat dari adanya kesepakatan usaha patungan Uoint venture) yang kemudian
dituangkan dalam SSA.

(ii) Judex Factie tidak mempertimbangkan ketentuan hukum vide Pasal 3 jo. Pasal 11
UU Arbitrase yang menyatakan bahwa segala sengketa yang timbul dari suatu
OaVaam25
Soemadipradja&Taher Page 10

perjanjian dengan klausula arbitrase wajib ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan

24. Dad seluruh bukti-bukti yang disampaikan oleh Para Pemohon Kasasi terutama perihal
pokok sengketa yang dijabarkan oleh Termohon Kasasi (Penggugat) yang jelas-jelas sama
dengan sengketa yang saat itu sedang diperiksa cleh Majelis Arbitrase SIAC dan bukti
keikutsertaan Termohon Kasasi dalam proses arbitrase tersebut, semestinya merupakan
bukti yang cukup bagi Judex Factie untuk menyatakan menolak memeriksa dan memutus
perkara aqua berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 11 UU Arbitrase. Akan tetapi sebagaimana
telah Para Pemohon Kasasi uraikan di dalam Memori Kasasi ini, Judex Factie sama sekali
tidak mempertimbangkan hai tersebut.

25. Berdasaikan uraian tersebut di atas, maka jelas dan terbukti bahwa Judex Factie telah
salah nnenerapkan hukum dalam mempertimbangkan dan mengadili perkara a q u a Judex
Factie seharusnya menyatakan bahwa perkara aqua adalah perkara wanprestasi dimana
telah terjadi sengketa berkenaan dengan SSA dan karenanya Pasal 17.4 SSA harus
diterapkan dan mengikat bagi kedua belah pihak.

26. Dengan demikian, karena Judex Factie Pengadilan Banding telah salah menerapkan aturan
hukum dimana (i) sengketa ini merupakan sengketa berkenaan dengan wanprestasi, bukan
perbuatan meiawan hukum; dan (ii) Judex Factie tidak mempertimbangkan ketentuan
hukum vide Pasal 3 Jo. Pasal 11 UU Arbitrase; make adalah berlandaskan hukum bagi
Majelis Hakim tingkat kasasi untuk membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta
tersebut,

C. JUDEX FACTIE PENGADILAN TINGGI TELAH LALAI MEMENUHI SYARAT-SYARAT


YANG DIWAJIBKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN TIDAK
MEMBERIKAN PERTIMBANGAN HUKUM ATAS DASAR DAN ALASAN HUKUM YANG
DIAJUKAN OLEH PEMOHON KASASI BERKENAAN DENGAN KOMPETENSI
ABSOLUT PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN .

27. Menyimak pertimbangan yang diberikan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta,
ternyata Putusan Judex Factie Pengadilan Tinggi sama sekali tidak mempertimbangkan
dalil dalil berkenaan dengan dasar dan alasan hukum yang diajukan oleh Para Pemohon
Kasasi dalam Memori Banding dan Tambahan Memori Banding tanggal 1 Juni 2010 dan
tanggal 23 Juni 2011 atas Putusan Sala Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang tidak
berwenangnya Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan mengadili perkara aquo.

28. Para Pemohon Kasasi dengan ini menolak tegas pertimbangan Judex Factie Pengadilan
Tinggi dalam Putusannya halaman 19, yang menyatakan bahwa:
"
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh para pernbanding dalam
putusan se/a tertanggal 13 Mei 2009 semula para Tergugat 1, 11, 111 dan V dan
memori banding yang diajukan bleb Pembanding semula Penggugat dalam

06Vaam25
Soemadipradja&Taher Page 11

putusan akhir tanggai 17 September 2009 No.1100/PDT.G/2008/PN.JKT.SE1 tern


yata tidak terdapat ha!-ha! baru yang perlu dipertimbangkan dan memori banding
tersebut hanya bersifat pengulangan saja yang kesemuanya sudah dipertimbangkan
oleh Pengadilan Tingkat Pertama."

Padahal apa yang Para Pemohon Kasasi ungkapkan di dalam Tambahan Memori Banding
(yang disebut oleh Putusan Banding halaman 7 sebelum pertirnbangan hukum) tersebut
merupakan dalil-dalil baru dan sama sekali bukanlah pengulangan dan karenanya belum
pernah dipertimbangkan oleh Pengadilan tingkat pertama.

Adapun hal-hal dan dalil-dalil baru yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi dalam
Tambahan Memori Bandingnyayang Para Pemohon Kasasi ajukan pada tingkat banding
tersebut adalah sebagai berikut:

(I) gugatan dalam perkara aqua timbul dari sengketa yang bersumber dad SSA; dan
karenanya

forum penyelesaian sengketa yang berlaku haruslah didasarkan pada ketentuan Pasal
17.4 SSA, yaitu penyelesaian berdasarkan persidangan arbitrase di SIAC dengan
hukum acara yang dipakai adalah aturan-aturan yang dikeluarkan oleh SIAC (SIAC
Rules) dan hukum yang mengatur adalah hukum Singapura.
29. Karena jelas bahwa dalil-dalil yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi adalah hal-hal yang
baru, maka sudah seharusnyalah Majelis Hakim pada tingkat banding memberikan
pertimbangan yang cukup atas dalil-dalil yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi tersebut.

30. Akan tetapi Judex Factie Pengadilan Tinggi telah tidak mempertimbangkan dalil-dalil
berkenaan dengan alasan dan dasar hukum yang telah disampaikan oleh Para Pemohon
Kasasi terutama dalam Memori Banding Tambahan, karenanya jelas dan nyata bahwa Majelis
Hakim pada Pengadilan Tinggi telah melanggar ketentuan Pasal 50 ayat (1) jo Pasal 53 ayat
(2) Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (UU Kekuasaan
Kehakiman) serta Pasal 178 ayat (2) HIR jo Pasal 50 Rv.
Adapun pasal-pasal terkait ada!ah sebagai berikut:

Pasal 50 ayat (1) UU Kekuasaan Kehakiman:

„(1) Putusan pengadilan se/ain harus memuat alasan dan dasar putusan, juga
memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak terfulis yang dijadikan dasar untuk
mengadili."

Pasal 53 ayat (2) UU Kekuasaan Kehakiman:

"(2) Penetapan dan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) harus memuat
pertimbangan dan dasar hukum yang tepat dan benar."

D6Vaarn25
sf
Soemadipradja&Taher Page 12

Pasal 178 ayat (2) HIR:

"(2) Hakim wajib mengadili atas segala bahagian gugatan."

Pasal 50 Rv:

"Mereka wajib memberi putusan tentang semua hal yang dituntut."

3 t Sudah menjadi suatu kewajiban bagi hakim untuk mempertimbangkan seluruh hal-hal yang
menjadi alasan dan dasar yang diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara dipersidangan,
telah pula menjadi yurisprudensi Mahkamah Agung RI, antara lain:

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 638 KISipI1969 tanggal 22 Juli 1970.

Kaidah hukum:

Mahkamah Aqunq menqanqqap perlu untuk meninjau putusan-putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan__Tinqqi
"

yang menurut pendapat


Mahkamah Aqunq kedua-duanva_______kuranq____cukup_____dipertimbangkan
(onvoldoende gemotiveerd), karena putusan Pengadilan Negeri tersebut yang
dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi."

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 2461 K/Pdt11984

Kaidah hukum:

"Judex factie dianggap salah menerapkan hukum, dan sekaligus putusan yang
dijatuhkan din yatakan tidak cukup pertimbangan, karena tidak seksama dan rinci
.menilai dan mempertimbangkan segala fakta yang ditemukan dalam proses
persidangan."

32. Selain itu, menurut M. Yahya Harahap, dalam bukunya Hukum Acara Perdata, halaman 800-
801 (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), dinyatakan sebagai berikut:

• Sebagaimana digariskan dalam Pasal 178 ayat (2) HIR, Pasal 189 ayat (2) RBg dan Pasal
50 Rv, putusan hares secara total dan menyeluruh memeriksa dan mengadili set?ap
segi gugatan yang diajukan. Tidak boleh hanya memeriksa dan memutus sebagian
saja, dan mengabaikan gugatan selebihnya.
· Begitu juga halnya putusan yang hanya mempertimbangkan dan memutus gugatan
konversi, padahal tergugal mengajukan gugatan rekonvensi. Cara mengadili yang
demikian bertentangan dengan asas yang digariskan Pasal 178 ayat (3) HIR. Putusan
yang tidak memeriksa dan memutus gugatan rekonvensi, berarti pengadilan telah
mengabaikan dan tidak melaksanakan ketentuan Pasal 132 b H1R, oleh karena itu
putusan tersebut harus dibatalkan.
· Namun, terlepas dart kebolehan tingkat banding atau kasasi memperbaiki kelalaian
putusan yang tidak mengadili dan memutus seluruh gugatan, prinsip umum yang hares
ditegakkan, kelalaian itu menjadi dasar untuk membatalkan putusan.
· Sebagai contoh dapat mengacu pada Putusan MA No. 235 K/Sip/1973. Dalam kasus
ini, PN tidak memutus dan mengadili mengenai status keahliwarisan penggugat,
padahal hal itu diminta dalam gugatan. Atas kelalaian itu MA dalam tingkat kasasi
menyatakan judex factie tidak melaksanakan ketentuan yang mengharuskan untuk
memberi putusan mengenai seluruh petitum, sehingga cukup alasan untuk
membatalkan putusan tersebut.

06Vaam25
Page 13
Soemadipradj a&Taher

33. Jadi, jelas terbukti disini bahwa Judex Factie, pada Pengadilan tingkat banding telah lalai
menerapkan hukum dan telah melanggar ketentuan hukum yang berlaku, yaitu melanggar
ketentuan Pasal 50 ayat (1) jo Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman
serta Pasai 178 ayat (2) HIR jo Pasal 50 Rv.

34. Dengan aemikian, karena Judex Factie Pengadilan banding telah Ialai dalam memenuhi
syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangn yang berlaku, maka adalah
herlandaskan hukum bagi Majelis Hakim tingkat kasasi untuk membatalkan Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan yang telah Para Pemohon Kasasi uraikan di atas, Para Pemohon Kasasi
telah dapat membuktikan bahwa:

· Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan pengadilan di Indonesia tidak berwenang untuk
mengadili dan memutus perkara aqua dimana perkara aqua seharusnya diselesaikan dalam
persidangan arbitrase berdasarkan aturan-aturan SIAC;

· Judex Factie telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlakudimana seharusnya
perkara aqua adalah berkenaan dengan sengketa wanprestasi, bukan perbuatan melawan
hukum; dan

Judex Factie Pengadilan Banding telah lalai untuk memenuhi syarat-syarat yang diharuskan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana Judex Factie Pengadilang Banding
telah tidak mempertimbangkan dan menilai dalil-dalil hukum yang diajukan oleh Para Pemohon
Kasasi, terutama dalam Tambahan Memori Kasasi-nya, padahal peraturan perundang-
undangan dan yurisprudensi mengharuskan adanya pertimbangan tersebut.

Dengan telah dapat dibuktikannya secara terang dan tegas hal-hal tersebut di atas, maka cukup
alasan bagi Judex Juris yang terhormat untuk menerima Kasasi dan Memori Kasasi dart Para
Pemohon Kasasi dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKl Jakarta
No.5871PDt12010/PT.DKI tanggal 8 September 2011 Jo Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan No.11001Pdt.G12008/PN.JKT.SEL tanggal 13 Mei 2009.

Untuk itu mohon kiranya kepada Majelis Hakim Agung yang terhormat untuk memberikan putusan
sebagai berikut:

MENGADILI

1. Menerima Permohonan Kasasi dan Memori Kasasi Para Pemohon Kasasi untuk
seluruhnya;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.5871Pdt120101PT.DKI.JKT.,


tanggal 13 Desember 2010 jo Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.11001Pdt.G120091PN.Jkt.Pst tanggal 13 Mei 2009.

06Vaam25
Page 14
Soemadipradja&Taber

MENGADILI SENDIRi

1. Menerima Eksepsi Kompetensi yang diajukan Para Pemohon Kasasi untuk


seluruhnya;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang untuk memeriksa,


mengadili dan memutus perkara ini; dan

3. Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara.

Hormat kami,
Kuasa Para Pemohon Kasasi SOEMADIPRADJA & TAHER

Nira Sari N a z a din, LL.M. •ml Emirat, S.H.

Erie Hotman Tobing, S.H., LL.M

06Vaam12

Anda mungkin juga menyukai