Dalam Perkara
Antara :
Melawan
Kepada Yth;
Melalui :
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Jl. Sentra Primer - Pulo Gebang
Jakarta Timur
Dengan hormat;
Page 1 of 14
dan HOTBIN M. MANURUNG, S.H., Para Advokat dan Konsultan Hukum PERISAI
LAW FIRM Alamat Jl. Industri Raya No. 9-11 Kemayoran Jakarta Pusat, bertindak
untuk dan atas nama PT. LINTASAN SUKSES, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal …………… (Terlampir), selaku PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
(“Pemohon PK”) dahulu Penggugat/Pembanding II/Pemohon Kasasi.
- Bahwa amar Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (judex juris) Nomor:
311K/TUN/2017, tertanggal 01 Agustus 2017, berbunyi sebagai berikut:
Page 2 of 14
MENGADILI :
- Menolak Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi PT. LINTASAN SUKSES
tersebut.
- Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
kasasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu).
-A-
OBJEK SENGKETA In Casu SURAT TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI
(TERGUGAT) NOMOR : 1541/-1.711.1 TANGGAL 13 APRIL 2016 HAL :
PENOLAKAN PERMOHONAN PT LINTASAN SUKSES.MERUPAKAN OBJEK
GUGATAN TATA USAHA NEGARA
Page 3 of 14
berpegang pada putusan Judex Factie Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
No: 345/B/2016/PT.TUN-JKT tertanggal 21 Maret 2017 yang tidak memberikan
Pertimbangan hukum perihal Objek Sengketa merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara;
4. Bahwa terdapat kekeliruan pada putusan judex Juris yang menguatkan Putusan
Judex Factie Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Nomor:
345/B/2016/PT.TUN-JKT, tertanggal 21 Maret 2017, yang pada pokoknya
menyatakan Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016 perihal
penolakan Permohonan Pemohon Peninjauan Kembali yang diterbitkan oleh
Termohon Peninjauan Kembali bukanlah Keputusan Tata Usaha Negara ;
5. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka
9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dinyatakan
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
Page 4 of 14
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundangundangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.
Dan objek sengketa in casu Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016,
yang diterbitkan oleh Termohon Peninjauan kembali telah menimbulkan akibat
hukum bagi Pemohon Peninjauan Kembali.
Page 5 of 14
tanah di Jl. Wijaya Kusuma No. 58 dan 60 tidak disetujui/ditolak, TIDAK
MEMERLUKAN persetujuan terlebih dahulu dari Instansi yang berwenang, atau
atasan Termohon Peninjauan Kembali sehingga Tidak termasuk dalam Objek
Tata Usaha Negara yang dikecualikan berdasarkan Pasal 2 butir C Undang-
Undang Peradilan Tata Usaha Negara No. 5 tahun 1986 beserta perubahannya;
10. Berdasarkan uraian tersebut di atas secara jelas bahwa Objek Sengketa
merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang kewenangan memeriksan
dan mengadilinya merupakan Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara
dan terbukti Putusan Judex Juris telah salah menerapkan undang-undang
tentang objek sengketa.
-B-
TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI NYATA-NYATA TERLAMBAT
MEMBERI KEPUTUSAN ATAS PERMOHONAN PEMOHON PENINJAUAN
KEMBALI (MELEBIHI TENGGANG WAKTU 3 BULAN)
Page 6 of 14
Bambu Utara luas 324 M2 dan SHGB No. 621/Kota Bambu Utara seluas 325 M2
total luas kedua SHGB tersebut seluas 649 M2;
Page 7 of 14
Nomor: 2025/-1.711.2 tertanggal 15 September 2017 atas Permohonan Zona K1
telah melebihi 3 (tiga) bulan;
5. Dan setelah itu Termohon Peninjauan Kembali melalui surat Nomor: 1541/-
1.711.1 tertanggal 13 April 2016, ternyata baru menjawab surat permohonan
Pemohon PK yang diajukan pada tanggal 10 September 2017, sehingga dari
korespondesi tersebut di atas dapat dipastikan bahwa Termohon PK dalam
mengirimkan surat jawaban/surat tanggapan kepada Pemohon PK dilakukan
tidak sesuai prosedur dan tidak sah (tanggal surat dan waktu pengirimannya
berbeda) sehingga telah menyalahi ketentuan yang ditetapkan oleh Peraturan
terkait, dan surat resmi Tergugat (sekarang Termohon Peninjauan Kembali)
perihal Penolakan Permohonan PT Lintasan Sukses melalui surat Nomor :
1541/-1.711.1 tanggal 13 April 2016 telah melewati 3 (tiga) bulan berdasarkan
Perda No. 1 tahun 2014 ;
6. Berdasarkan pasal 653 ayat (3) dan (4) Peraturan Daerah (Perda) No. 1 Tahun
2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi dinyatakan:
Ayat (1) : Setiap orang dapat mengajukan keberatan terhadap Pelaksanaan
RDTR dan PZ kepada Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata
ruang.
Ayat (2) : Bahwa keberatan terhadap RDTR dan PZ sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
disertai dengan alasan yang jelas.
Ayat (3) : “Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata ruang dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keberatan terhadap
pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus memberi keputusan atas
Page 8 of 14
keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus
memberi keputusan atas keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan
PZ yang diajukan dapat berupa menerima atau menolak setelah
mendapatkan pertimbangan dari BKPRD”
Ayat (4) : “Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
lewat waktu dan Gubernur atau kepala SKPD bidang tata ruang
tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan dianggap
dikabulkan”.
7. Bahwa oleh karena surat jawaban Termohon PK terbukti telah melebihi waktu
yang ditentukan sebagaimana Point-6 diatas (Paling lambat 3 bulan), maka
secara hukum Permohonan Izin yang diajukan oleh Pemohon PK diterima dan
atas dasar tersebut Pemohon PK mengajukan surat Nomor: 11/LS-Leg/IV/2016,
tertanggal 22 April 2016 kepada Gubernur DKI Jakarta perihal untuk diterbitkan
Izin Pembangunan Rumah susun murah. Akan tetapi hingga sampai saat ini
surat permohonan Pemohon PK tidak di respon;
Page 9 of 14
-C-
TERDAPAT BUKTI BARU TERNYATA SEJAK TAHUN 1990 ZONASI TIDAK
BERUBAH DAN PADA TAHUN 1990 TELAH DITETAPKAN OLEH DINAS TATA
KOTA
11. Bahwa Perlu Pemohon PK sampaikan terkait dengan zonasi, tanah Pemohon
Peninjauan Kembali berada dalam satu lokasi perpetakan/satu bidang dengan
bangunan tinggi berbatasan yang ada saat ini (Gedung Gapuramas) yang pada
tahun 1990 lokasi tanah Pemohon Peninjauan Kembali berada dalam zona
KKT/KPD yang merupakan satu kesatuan luas tanah dan telah memiliki GSB
No. 412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90. GSB ini sudah termasuk
bangunan tinggi yang saat ini ada disamping tanah Pemohon PK yang
dimohonkan;
Page 10 of 14
rencana tata letak bangunan di Jalan Letjend S Parman Kav. 91 Jakarta
Barat atas nama PT Perdana Pranata (Gambar Terlampir).
13. Bahwa oleh karena itu Judex Juris harus memperhatikan GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 Zonasi KKT /KPD yang dibuat
dan dikeluarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini adalah Dinas Tata
Kota, yang secara nyata dan jelas Dinas Tata Kota menyetuji GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 pada tahun 1995 untuk dapat
didirikan bangunan berlantai melibihi apa yang ditentukan oleh Termohon;
Maka dengan demikian dari uraian Pemohon PK diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan fakta hukum, terbukti:
1. Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016 perihal penolakan
Permohonan Pemohon Peninjauan Kembali yang diterbitkan oleh Termohon
adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Termohon PK yang
berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final,
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”
Dan objek sengketa in casu Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016,
yang diterbitkan oleh Termohon Peninjauan kembali telah menimbulkan akibat
hukum bagi Pemohon Peninjauan Kembali.
Pertimbangan hukum Judex Juris tentang objek sengketa telah salah
menerapkan undang-undang, yang mana Judex Juris
mempertimbangankan menggunakan Undang-Undang Nomor 52 Tahun
Page 11 of 14
2009 tentang “PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN
KELUARGA”
2. Bahwa Surat Termohon PK pada tanggal 3 maret 2016 Perihal jawaban atas
Surat Permohonon Izin Bangunan Oleh Pemohon PK Nomor:
09/LS-LEG/VIII/2015 tanggal 10 agustus 2015, telah lewat batas waktu 3
(tiga) bulan yang ditentukan dalam pasal 653 ayat (3) dan (4) Peraturan
Daerah (Perda) No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi, yang berbunyi:
“Ayat (3) : “Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata ruang dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keberatan
terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus memberi
keputusan atas keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ
diterima, harus memberi keputusan atas keberatan terhadap
pelaksanaan RDTR dan PZ yang diajukan dapat berupa
menerima atau menolak setelah mendapatkan pertimbangan dari
BKPRD”
Ayat (4) : “Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
lewat dan Gubernur atau kepala SKPD bidang tata ruang tidak
memberi keputusan, keberatan yang diajukan dianggap
dikabulkan”.
Maka pelimpahan KLB dari PT. Perdana Pranata kepada Pemohon PK
secara hukum telah diterima.
Page 12 of 14
diperbaiki oleh Termohon Peninjauan Kembali melalui surat tertanggal 13 April
2016
4. Bahwa rencana Pembangunan Unit Apartemen telah sesuai dengan GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 sebagai KKT/KPD telah dibahas
dalam sidang ke-II No. 14/BP/SP/JB/III/90 dan diketahui/tandatangani oleh
Dinas Tata Kota pada tanggal 12 Maret 1990 dan Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota oleh Bapak IR. Daulat M. Sinaga selaku Kepala Seksi
Bangunan IMB, sehingga Alasan Termohon Peninjauan Kembali menolak
permohonan Pemohon PK merupakan suatu alasan yang tidak benar;
“MENGADILI SENDIRI”
Page 13 of 14
lantai ditambah 5 (lima) lantai basement parkir dengan Pengesahan KLB total
luas 11.288 M2 sebagaimana yang dimohonkan Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.
Atau
Apabila Mahkamah Agung atau Majelis Hakim Agung berpendapat lain, maka
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Harmat Kami
Pemohon Peninjauan Kembali
PERISAI LAW FIRM
Page 14 of 14