Anda di halaman 1dari 14

PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI

TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI


No. 311K/TUN/2017
Tertanggal : 01 Agustus 2017

Dalam Perkara

Antara :

PT. LINTASAN SUKSES, Selaku PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI


(PENGGUGAT/TERBANDING/PEMOHON KASASI)

Melawan

KEPALA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI DAERAH


KHUSUS DKI JAKARTA, Selaku SELAKU TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI
(TERGUGAT/PEMBANDING/PEMOHON KASASI)

No. : .../Perisai-LF/SW/PTUN-SMD/V/2017 Jakarta, [.......] 2018

Kepada Yth;

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia.


Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13
di Jakarta.

Melalui :
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Jl. Sentra Primer - Pulo Gebang
Jakarta Timur

Dengan hormat;

Yang bertandatangan di bawah ini, HUSEN BAFFADAL, S.H., M.H., LEO B.


SIHOMBING, S.H., RIZKI TRI PUTRA, S.H., PERDAMAIAN TELAUMBANUA, S.H.,

Page 1 of 14
dan HOTBIN M. MANURUNG, S.H., Para Advokat dan Konsultan Hukum PERISAI
LAW FIRM Alamat Jl. Industri Raya No. 9-11 Kemayoran Jakarta Pusat, bertindak
untuk dan atas nama PT. LINTASAN SUKSES, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal …………… (Terlampir), selaku PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
(“Pemohon PK”) dahulu Penggugat/Pembanding II/Pemohon Kasasi.

PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI dengan ini hendak mengajukan permohonan


peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah Agung No. 311K/TUN/2017,
tertanggal 01 Agustus 2017, yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya
melawan KEPALA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Selaku SELAKU TERMOHON
PENINJAUAN KEMBALI (“Termohon PK”) dahulu TERGUGAT/PEMBANDING
I/TERMOHON KASASI.

Permohonan peninjauan kembali a quo diajukan berdasarkan alasan-alasan sebagai


berikut:
- Bahwa pemberitahuan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (Kasasi)
Nomor. 311K/TUN/2017, tanggal 01 Agustus 2017 diterima oleh Pemohon
Peninjauan Kembali pada tanggal 02 Januari 2018 dan oleh karena itu,
Permohonan Peninjauan Kembali sesuai dengan tata cara dan tenggang waktu
yang ditentukan oleh Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 Juncto Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

- Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali mempelajari kembali dengan teliti


dan cermat, terdapat kekhilafan/ kekeliruan Hakim yang nyata dalam
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (Kasasi) Nomor:
311K/TUN/2017, tertanggal 01 Agustus 2017, demikian sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 67 huruf f Undang-undang Nomor 14 Tahun
1985 Juncto Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;

- Bahwa amar Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (judex juris) Nomor:
311K/TUN/2017, tertanggal 01 Agustus 2017, berbunyi sebagai berikut:
Page 2 of 14
MENGADILI :
- Menolak Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi PT. LINTASAN SUKSES
tersebut.
- Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
kasasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu).

- Bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali atas putusan Kasasi


Mahkamah Agung Republik Indonesia (judex juris) diajukan dalam tenggang
waktu dan sesuai dengan tata cara yang diatur dalam undang-undang, secara
formal permohonan peninjauan kembali a quo dapatlah diterima;

- Bahwa PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI sangat berkeberatan terhadap


putusan judex juris yang menolak permohonan kasasi dan menguatkan putusan
banding, oleh karena setelah Pemohon PK mempelajari kembali dengan
cermat, terdapat kekhilafan dan kekeliruan Hakim yang nyata, Mahkamah
Agung Republik Indonesia ( judex juris) seharusnya menguatkan putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara, dengan mengadili sendiri serta seharusnya
Mahkamah Agung dalam Tingkat Kasasi menolak seluruh dalil eksepsi
maupun bantahan Termohon PK atau setidak-tidaknya menyatakan eksepsi
Termohon Kasasi tidak dapat diterima;

Adapun alasan-alasan keberatan PEMOHON PK terhadap Putusan Kasasi


Mahkamah Agung R.I Nomor 311K/TUN/2017, tanggal 01 Agustus 2017, sebagai
berikut ;

-A-
OBJEK SENGKETA In Casu SURAT TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI
(TERGUGAT) NOMOR : 1541/-1.711.1 TANGGAL 13 APRIL 2016 HAL :
PENOLAKAN PERMOHONAN PT LINTASAN SUKSES.MERUPAKAN OBJEK
GUGATAN TATA USAHA NEGARA

1. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali keberatan dengan Putusan Kasasi Judex


Juris Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memutuskan perkara a quo

Page 3 of 14
berpegang pada putusan Judex Factie Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
No: 345/B/2016/PT.TUN-JKT tertanggal 21 Maret 2017 yang tidak memberikan
Pertimbangan hukum perihal Objek Sengketa merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara;

2. Bahwa dalam kaidah hukum Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No 67


K/Sip/1972 Juncto No. 492 K/Sip/1970, yang menyatakan Putusan Pengadilan
Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup pertimbangannya
(onvoldoende gemotiveerd), yaitu karena dalam putusannya itu hanya
mempertimbangkan soal mengesampingkan keberatan-keberatan yang
diajukan dalam memori banding dan tanpa memeriksa perkara itu kembali
baik mengenai fakta-faktanya maupan mengenai soal pengetrapannya
hukumnya terus menguatkan putusan Pengadilan Negeri begitu saja.

3. Bahwa semestinya Judex Juris berpegang pada Yurisprudensi dan harusnya


membatalkan Putusan judex Factie Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Nomor: 345/B/2016/PT.TUN-JKT, tertanggal 21 Maret 2017 dan memperkuat
pertimbangan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah memutuskan
secara benar dan adil, khususnya perihal Objek Sengketa merupakan keputusan
Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986.

4. Bahwa terdapat kekeliruan pada putusan judex Juris yang menguatkan Putusan
Judex Factie Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Nomor:
345/B/2016/PT.TUN-JKT, tertanggal 21 Maret 2017, yang pada pokoknya
menyatakan Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016 perihal
penolakan Permohonan Pemohon Peninjauan Kembali yang diterbitkan oleh
Termohon Peninjauan Kembali bukanlah Keputusan Tata Usaha Negara ;

5. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka
9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dinyatakan
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
Page 4 of 14
dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan
hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundangundangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

6. Bahwa objek sengketa merupakan Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh


Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, bersifat
konkrit, individual dan final, dan menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata
- Konkrit, karena keputusan Termohon Peninjauan Kembali nyata-nyata
diterbitkan (tidak abstrak) dan berwujud sebuah Keputusan Tertulis.
- Individual, karena Keputusan Termohon Peninjauan Kembali diterbitkan dan
ditujukan kepada individu tertetentu, in casu PT Lintasan Sukses tidak
ditujukan untuk kepentingan khalayak umum.
- Final, dimaksudkan bahwa Keputusan Termohon Peninjauan Kembali tidak
memerlukan persetujuan instansi lainnya dengan demikian sudah memenuhi
sifat definitif serta sudah menimbulkan akibat hukum.

Dan objek sengketa in casu Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016,
yang diterbitkan oleh Termohon Peninjauan kembali telah menimbulkan akibat
hukum bagi Pemohon Peninjauan Kembali.

7. Bahwa berdasarkan Bab XIII Ketentuan Peralihan Undang-Undang No. 30


Tahun 2014 khususnya pasal 87 butir e dan f dinyatakan, Keputusan yang
berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau Keputusan yang berlaku
bagi warga masyarakat sudah termasuk sebagai Keputusan Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang No. 9 tahun 2004 dan Undang Undang No. 51 Tahun 2009.

8. Bahwa Pemberitahuan Termohon Peninjauan Kembali yang ditujukan kepada


Pemohon Peninjauan Kembali melalui faxmile No. 1541/-1.711.1 tertanggal 13
April 2016 (objek sengketa), yang menyatakan Peninjauan Kembali Peruntukan

Page 5 of 14
tanah di Jl. Wijaya Kusuma No. 58 dan 60 tidak disetujui/ditolak, TIDAK
MEMERLUKAN persetujuan terlebih dahulu dari Instansi yang berwenang, atau
atasan Termohon Peninjauan Kembali sehingga Tidak termasuk dalam Objek
Tata Usaha Negara yang dikecualikan berdasarkan Pasal 2 butir C Undang-
Undang Peradilan Tata Usaha Negara No. 5 tahun 1986 beserta perubahannya;

9. Bahkan disamping itu Judex Juris salah menerapkan undang-undang tentang


Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana dalam putusan judex juris halaman
15 “Alasan Kasasi” Point-1, yang mana judex juris dalam pertimbangannya
menerapkan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009. Hal
mana diketahui Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 adalah aturan tentang
“PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA”
(bukan undang-undang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara). Oleh karenanya Judex Juris salah
menerapkan hukum dalam putusan perkara a quo;

10. Berdasarkan uraian tersebut di atas secara jelas bahwa Objek Sengketa
merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang kewenangan memeriksan
dan mengadilinya merupakan Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara
dan terbukti Putusan Judex Juris telah salah menerapkan undang-undang
tentang objek sengketa.

-B-
TERMOHON PENINJAUAN KEMBALI NYATA-NYATA TERLAMBAT
MEMBERI KEPUTUSAN ATAS PERMOHONAN PEMOHON PENINJAUAN
KEMBALI (MELEBIHI TENGGANG WAKTU 3 BULAN)

1. Bahwa awalnya Pemohon Peninjauan Kembali bermaksud untuk membangun


Apartemen Rumah Susun murah sebanyak 540 (lima ratus empat puluh) unit
diatas tanah milik Pemohon Peninjauan Kembali yang terletak di Jl, Wijaya
Kusuma No. 58 dan 60, Kelurahan kota Bambu Utara luas, Kecamatan
Palmerah, Jakarta Barat, Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 61/Kota

Page 6 of 14
Bambu Utara luas 324 M2 dan SHGB No. 621/Kota Bambu Utara seluas 325 M2
total luas kedua SHGB tersebut seluas 649 M2;

2. Bahwa untuk mewujudkan rencana Pembangunan Apartemmen tersebut,


Pemohon Peninjauan Kembali menyampaikan surat Nomor:
09/LS-LEG/VIII/2015 tanggal 10 agustus 2015 kepada Termohon Peninjauan
Kembali untuk meninjau peruntukan Tanah Jl, Wijaya Kusuma No. 58 dan 60,
Kelurahan kota Bambu Utara luas, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, agar
penggugat dapat melaksanakan pembangunan Apartemen/Rumah Susun murah
yang didasarkan atas KLB (koefisien luas bangunan) seluas 11.288 M2 dengan
dasar sebagai berikut:

a. 2 (dua) bidang tanah Pemohon Peninjauan Kembali terletak bersampingan


dengan lokasi perkantoran, Rumah Sakit dan Hotel dan letak tanah Pemohon
Peninjauan Kembali secara dominan berbatasan dengan perkantoran yang
akan terjepit diantara bangunan tinggi (11 lantai);
b. Pemohon Peninjauan Kembali telah mendapatkan pelimpahan KLB dari PT.
Perdana Pranata dengan total luas tanah 3.608 M2 sebagaimana akta
Pengikatan Jual Beli tertanggal 21 September 2005 sehingga total KLB
Pemohon Peninjauan Kembali seluruhnya 11.288 M2. Pelimpahan KLB
tersebut didasarkan atas alasan yang sah karena tanah Pemohon Peninjauan
Kembali masuk dalam dan menjadi satu kesatuan dengan Gambar Rencana
Tata Kota yang diterbitkan Pemda DKI Jakarta Tahun 1990;
c. Bahwa penggugat telah membuat Gambar Rencana Bangunan 38 lantai dan
ditambah 5 lantai basement parkir;

3. Bahwa Termohon PK secara fakta hukum terlambat menjawab surat Pemohon


PK Nomor: 09/LS-Leg/VIII/2015, tertanggal 10 Agustus 2015 dan baru dijawab
oleh Termohon PK pada tanggal 3 Maret 2016 (lebih dari 3 bulan), akan tetapi
dalam surat jawaban Termohon PK tersebut tertulis surat dibuat/dikeluarkan
tanggal 15 September 2016 dan dikirimkan ke fax Pemohon PK tanpa
menyebutkan alamat pengirim. maka pada tanggal 03 Maret 2016 Pemohon PK
mengirim surat balasan kepada Termohon PK Perihal Surat Termohon PK

Page 7 of 14
Nomor: 2025/-1.711.2 tertanggal 15 September 2017 atas Permohonan Zona K1
telah melebihi 3 (tiga) bulan;

4. Bahwa kemudian pada tanggal 28 maret 2016 Pemohon PK mengirim surat


Nomor: 22/Perisai-LF/LS/III/2016, kepada Gubernur DKI Jakarta yang
ditebuskan juga kepada Termohon PK untuk memastikan surat Termohon PK
Nomor: 2025/-1.711.2 tertanggal 15 September 2017 untuk meminta kuasa agar
Pemohon PK dapat melakukan print out data/mengecek kebenaran pengiriman
fax dari Termohon PK di kantor Telkom akan tetapi Termohon PK tanpa alasan
yang jelas tidak bersedia merespons pemberian kuasa dimaksud;

5. Dan setelah itu Termohon Peninjauan Kembali melalui surat Nomor: 1541/-
1.711.1 tertanggal 13 April 2016, ternyata baru menjawab surat permohonan
Pemohon PK yang diajukan pada tanggal 10 September 2017, sehingga dari
korespondesi tersebut di atas dapat dipastikan bahwa Termohon PK dalam
mengirimkan surat jawaban/surat tanggapan kepada Pemohon PK dilakukan
tidak sesuai prosedur dan tidak sah (tanggal surat dan waktu pengirimannya
berbeda) sehingga telah menyalahi ketentuan yang ditetapkan oleh Peraturan
terkait, dan surat resmi Tergugat (sekarang Termohon Peninjauan Kembali)
perihal Penolakan Permohonan PT Lintasan Sukses melalui surat Nomor :
1541/-1.711.1 tanggal 13 April 2016 telah melewati 3 (tiga) bulan berdasarkan
Perda No. 1 tahun 2014 ;

6. Berdasarkan pasal 653 ayat (3) dan (4) Peraturan Daerah (Perda) No. 1 Tahun
2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi dinyatakan:
Ayat (1) : Setiap orang dapat mengajukan keberatan terhadap Pelaksanaan
RDTR dan PZ kepada Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata
ruang.
Ayat (2) : Bahwa keberatan terhadap RDTR dan PZ sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
disertai dengan alasan yang jelas.
Ayat (3) : “Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata ruang dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keberatan terhadap
pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus memberi keputusan atas
Page 8 of 14
keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus
memberi keputusan atas keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan
PZ yang diajukan dapat berupa menerima atau menolak setelah
mendapatkan pertimbangan dari BKPRD”
Ayat (4) : “Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
lewat waktu dan Gubernur atau kepala SKPD bidang tata ruang
tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan dianggap
dikabulkan”.

7. Bahwa oleh karena surat jawaban Termohon PK terbukti telah melebihi waktu
yang ditentukan sebagaimana Point-6 diatas (Paling lambat 3 bulan), maka
secara hukum Permohonan Izin yang diajukan oleh Pemohon PK diterima dan
atas dasar tersebut Pemohon PK mengajukan surat Nomor: 11/LS-Leg/IV/2016,
tertanggal 22 April 2016 kepada Gubernur DKI Jakarta perihal untuk diterbitkan
Izin Pembangunan Rumah susun murah. Akan tetapi hingga sampai saat ini
surat permohonan Pemohon PK tidak di respon;

8. Bahwa sejalan dengan maksud diselenggarakannya BPTSP, maka berdasarkan


kewenangan yang diberikan Perundang-Undangan kepada BPTSP/Termohon
Peninjauan Kembali melekat kewajiban hukum Termohon Peninjauan
Kembali memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi masyarakat
(Pemohon) untuk memperoleh pelayanan perizinan dan non perizinan sesuai
ketentuan Perda Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan BPTSP.

9. Bahwa berdasarkan kewenangan tersebut dalam Peraturan Daerah No. 12


Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2014, Tergugat/BPTSP
selaku SKPD Pemerintah Propinsi DKI Jakarta berwenang pula untuk
menerbitkan Izin Permohonan yang dimohonkan Pemoohon Peninjauan
Kembali, yang berdasarkan Pasal 653 ayat (3) dan (4) jawaban atas
keberatan yang telah lewat 3 (tiga) bulan diajukan dianggap dikabulkan.

Page 9 of 14
-C-
TERDAPAT BUKTI BARU TERNYATA SEJAK TAHUN 1990 ZONASI TIDAK
BERUBAH DAN PADA TAHUN 1990 TELAH DITETAPKAN OLEH DINAS TATA
KOTA

10. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali yang telah menolak Pembangunan


Apartemen Rumah Susun murah sebanyak 540 (lima ratus empat puluh) unit
diatas tanah milik Pemohon Peninjauan Kembali yang terletak di Jl, Wijaya
Kusuma No. 58 dan 60, Kelurahan kota Bambu Utara luas, Kecamatan
Palmerah, Jakarta Barat, Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 61/Kota
Bambu Utara luas 324 M2 dan SHGB No. 621/Kota Bambu Utara seluas 325 M2
total luas kedua SHGB tersebut seluas 649 M2, dengan alasan Zonasi dan
hanya bisa membangun maksimal 4 (empat) lantai, padahal GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 sebagai KKT/KPD telah dibahas
dalam sidang ke-II No. 14/BP/SP/JB/III/90 pada tanggal 12 Maret 1990 dan
diketahui/ditandatangani oleh Dinas Tata Kota dan Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota oleh Bapak IR. Daulat M. Sinaga selaku Kepala Seksi
Bangunan IMB sehingga Alasan Termohon Peninjauan Kembali menolak
permohonan Pemohon PK merupakan suatu alasan yang tidak benar;

11. Bahwa Perlu Pemohon PK sampaikan terkait dengan zonasi, tanah Pemohon
Peninjauan Kembali berada dalam satu lokasi perpetakan/satu bidang dengan
bangunan tinggi berbatasan yang ada saat ini (Gedung Gapuramas) yang pada
tahun 1990 lokasi tanah Pemohon Peninjauan Kembali berada dalam zona
KKT/KPD yang merupakan satu kesatuan luas tanah dan telah memiliki GSB
No. 412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90. GSB ini sudah termasuk
bangunan tinggi yang saat ini ada disamping tanah Pemohon PK yang
dimohonkan;

12. Bahwa kemudian GSB No. 412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90


sebagai KKT/KPD telah dibahas dalam sidang ke-II No. 14/BP/SP/JB/III/90
dan diketahui/tandatangani oleh Dinas Tata Kota dan Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota oleh Bapak IR. Daulat M. Sinaga selaku Kepala Seksi
Bangunan IMB pada tanggal 12 Maret 1990. Hal tersebut sesuai dengan

Page 10 of 14
rencana tata letak bangunan di Jalan Letjend S Parman Kav. 91 Jakarta
Barat atas nama PT Perdana Pranata (Gambar Terlampir).

13. Bahwa oleh karena itu Judex Juris harus memperhatikan GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 Zonasi KKT /KPD yang dibuat
dan dikeluarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini adalah Dinas Tata
Kota, yang secara nyata dan jelas Dinas Tata Kota menyetuji GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 pada tahun 1995 untuk dapat
didirikan bangunan berlantai melibihi apa yang ditentukan oleh Termohon;

Maka dengan demikian dari uraian Pemohon PK diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan fakta hukum, terbukti:
1. Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016 perihal penolakan
Permohonan Pemohon Peninjauan Kembali yang diterbitkan oleh Termohon
adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Termohon PK yang
berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final,
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”

- Konkrit, karena keputusan Termohon Peninjauan Kembali nyata-nyata


diterbitkan (tidak abstrak) dan berwujud sebuah Keputusan Tertulis.
- Individual, karena Keputusan Termohon Peninjauan Kembali diterbitkan dan
ditujukan kepada individu tertetentu, in casu PT Lintasan Sukses tidak
ditujukan untuk kepentingan khalayak umum.
- Final, dimaksudkan bahwa Keputusan Termohon Peninjauan Kembali tidak
memerlukan persetujuan instansi lainnya dengan demikian sudah memenuhi
sifat definitif serta sudah menimbulkan akibat hukum.

Dan objek sengketa in casu Surat Nomor: 154/-1.711.11.1 tanggal 13 April 2016,
yang diterbitkan oleh Termohon Peninjauan kembali telah menimbulkan akibat
hukum bagi Pemohon Peninjauan Kembali.
Pertimbangan hukum Judex Juris tentang objek sengketa telah salah
menerapkan undang-undang, yang mana Judex Juris
mempertimbangankan menggunakan Undang-Undang Nomor 52 Tahun

Page 11 of 14
2009 tentang “PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN
KELUARGA”
2. Bahwa Surat Termohon PK pada tanggal 3 maret 2016 Perihal jawaban atas
Surat Permohonon Izin Bangunan Oleh Pemohon PK Nomor:
09/LS-LEG/VIII/2015 tanggal 10 agustus 2015, telah lewat batas waktu 3
(tiga) bulan yang ditentukan dalam pasal 653 ayat (3) dan (4) Peraturan
Daerah (Perda) No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi, yang berbunyi:
“Ayat (3) : “Gubernur melalui kepala SKPD bidang tata ruang dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keberatan
terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ diterima, harus memberi
keputusan atas keberatan terhadap pelaksanaan RDTR dan PZ
diterima, harus memberi keputusan atas keberatan terhadap
pelaksanaan RDTR dan PZ yang diajukan dapat berupa
menerima atau menolak setelah mendapatkan pertimbangan dari
BKPRD”
Ayat (4) : “Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah
lewat dan Gubernur atau kepala SKPD bidang tata ruang tidak
memberi keputusan, keberatan yang diajukan dianggap
dikabulkan”.
Maka pelimpahan KLB dari PT. Perdana Pranata kepada Pemohon PK
secara hukum telah diterima.

3. Anehnya surat jawaban Termohon PK yang diterima Pemohon PK tanggal 03


Maret 2016 tertulis dibuat/dikeluarkan tanggal 15 September 2016, hal ini
sebagai bukti upaya “akal-akalan” Termohon PK untuk menghindar dari sangsi
hukum dan surat tersebut dikirimkan ke fax Pemohon PK tanpa menyebutkan
alamat pengirim. Kemudian pada tanggal 14 Maret 2016 Pemohon PK mengirim
surat kepada Termhon PK (BPTSP) dengan tembusan Gubernur DKI Jakarta
untuk meminta kuasa agar Pemohon PK dapat melakukan print out
data/mengecek kebenaran pengiriman fax dari Termohon PK di kantor Telkom
akan tetapi Termohon PK tanpa alasan yang jelas tidak bersedia merespons
pemberian kuasa dimaksud. Baru setelah itu Surat Jawaban Tanggal 03 2016

Page 12 of 14
diperbaiki oleh Termohon Peninjauan Kembali melalui surat tertanggal 13 April
2016

4. Bahwa rencana Pembangunan Unit Apartemen telah sesuai dengan GSB No.
412/GSB/JB/III/90 dan No. 615/GSB/JB/IV/90 sebagai KKT/KPD telah dibahas
dalam sidang ke-II No. 14/BP/SP/JB/III/90 dan diketahui/tandatangani oleh
Dinas Tata Kota pada tanggal 12 Maret 1990 dan Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota oleh Bapak IR. Daulat M. Sinaga selaku Kepala Seksi
Bangunan IMB, sehingga Alasan Termohon Peninjauan Kembali menolak
permohonan Pemohon PK merupakan suatu alasan yang tidak benar;

Berdasarkan alasan-alasan sebagaimana yang telah diuraikan tersebut diatas


kiranya Yang Terhomat Bapak Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Cq.
Majelis Hakim Agung yang memeriksa dan mengadili berkenan memutuskan
sebagai berikut :
“ MENGADILI”
1. Menerima Permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Pembanding II/Penggugat ;
2. Membatalkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung R.I No. 311K/TUN/2017,
tertanggal 01 Agustus 2017, dan :

“MENGADILI SENDIRI”

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat (sekarang Pemohon Peninjauan Kembali)


untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Tergugat (sekarang Termohon
Peninjauan Kembali) Nomor : 1541/-1.711.1 tanggal 13 April 2016 Hal :
Penolakan Permohonan PT Lintasan Sukses ;
3. Menghukum Tergugat untuk mencabut Surat Tergugat Nomor : 1541/-1.711.1
tanggal 13 April 2016 Hal : Penolakan Permohonan PT Lintasan Sukses ;
4. Mewajibkan Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Perubahan Peruntukan
Tanah di Jalan Wijaya Kusuma No. 58 dan 60 Kelurahan Kota Bambu Utara ;
Kecamatan Palmerah Jakarta Barat untuk Pembangunan Apartemen/Rumah
Susun Murah sebanyak + 540 unit bangunan setinggi + 38 (tiga puluh delapan)

Page 13 of 14
lantai ditambah 5 (lima) lantai basement parkir dengan Pengesahan KLB total
luas 11.288 M2 sebagaimana yang dimohonkan Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

Atau
Apabila Mahkamah Agung atau Majelis Hakim Agung berpendapat lain, maka
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Harmat Kami
Pemohon Peninjauan Kembali
PERISAI LAW FIRM

HUSEN BAFFADAL, S.H., M.H. LEO B. SIHOMBING, S.H.

RIZKI TRI PUTRA, S.H. PERDAMAIAN TELAUMBANUA, S.H.

HOTBIN M. MANURUNG, S.H

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai