Anda di halaman 1dari 2

MENGENAL PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU) DAN

PERBEDAANNYA DENGAN KEPAILITAN


Dalam bukunya Prof Dr. Sutan Remy Syahdeini, yang berjudul “Sejarah, Asas,
dan Teori Hukum Kepailitan ”. Menurutnya, ada dua cara yang disediakan oleh UUK-
PKPU agar Debitur dapat terhindar dari ancaman harta kekayaannya dilikuidasi ketika
Debitur telah atau akan berada dalam keadaan insolvensi. Cara yang pertama, ialah
dengan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Tujuan
pengajuan PKPU, menurut Pasal 222 ayat (2) UUK-PKPU adalah untuk mengajukan
rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang
kepada Kreditur.
Pengajuan PKPU dapat dilakukan sebelum atau pada waktu permohonan pernyataan
pailit sedang diperiksa oleh Pengadilan Niaga. Apabila PKPU diajukan sebelum
pengajuan permohonan pernyataan pailit, maka terhadap Debitur tidak dapat diajukan
permohonan pernyataan pailit. Sementara itu, apabila PKPU diajukan ditengah-tengah
berlangsungnya pemeriksaan Pengadilan Niaga terhadap permohonan pernyataan pailit,
maka pemeriksaan itu harus dihentikan.
Cara yang kedua yang dapat ditempuh oleh Debitur agar harta kekayaannya terhindar
dari likuidasi adalah mengadakan perdamaian antara Debitur dengan para Krediturnya
setelah Debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan. Perdamaian tersebut tidak dapat
menghindarkan kepailitan, karena kepailitan itu sudah terjadi. Tetapi apabila
perdamaian itu tercapai, maka kepailitan Debitur yang telah diputuskan oleh Pengadilan
itu menjadi berakhir. Dengan kata lain dengan cara ini pula Debitur dapat
menghindarkan diri dari pelaksanaan likuidasi terhadap harta kekayaannya sekalipun
kepailitan sudah diputuskan oleh Pengadilan. Perdamaian tersebut dapat mengakhiri
kepailitan Debitur hanya apabila dibicarakan bersama dan melibatkan semua Kreditur.
Apabila perdamaian diajukan dan dirundingkan hanya dengan satu atau beberapa
Kreditur, tidak dapat mengakhiri kepailitan Debitur.
“Perbedaannya dengan Kepailitan”
Pada hakikatnya PKPU berbeda dengan Kepailitan, penundaan dimaksud tidak
berdasarkan pada keadaan dimana Debitur tidak membayar utangnya atau insolvensi
dan tidak bertujuan dilakukannya pemberesan. Penundaan kewajiban pembayaran
utang tidak dimaksudkan untuk kepentingan Debitur saja, melainkan juga untuk
kepentingan para krediturnya, khususnya Kreditur Konkuren.
PKPU memberikan kesempatan kepada Debitur untuk melakukan restrukturisasi utang-
utangnya, yang dapat meliputi seluruh atau sebagian utang kepada Kreditur konkuren.
Jika hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, pada akhirnya Debitur dapat memenuhi
kewajibannya dan meneruskan usahanya.
Dan selama PKPU, Debitur tidak kehilangan penguasaan dan hak ( beheer en
beschikking) atas kekayaannya, tetapi hanya kehilangan kebebasan dalam menguasai
kekayaannya, karena dalam PKPU Debitur dan Pengurus merupakan Dwi tunggal,
maka salah satu diantara mereka tidak dapat bertindak dengan sah tanpa yang lain.
Sedangkan dalam kepailitan, Debitur telah kehilangan hak untuk mengurus dan
mengalihkan harta kekayaannya yang telah menjadi harta pailit, dan kewenangan
tersebut berada pada kurator.

Anda mungkin juga menyukai