Anda di halaman 1dari 13

KEPAILIT

AN

NAMA : DIANA HANIFA


NIM : 22043085
PRODI : AKUNTANSI (NK)
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS DAN REGULASI
MATERI

01 Kepailitan

02 Penundaan Kewajiban Pembayaran


Utang
A. KEPAILITAN
1. Pengertian Kepailitan

Pailit dapat diartikan debitor dalam keadaan berhenti membayar


Hutang karena tidak mampu. Menurut Siti Soemarti Hartono Pailit adalah
mogok melakukan pembayaran.

Sedangkan berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 37


Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (“UU Kepailitan”), kepailitan adalah sita umum
atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas.
2. Asas-Asas Kepailitan

1. Asas Keseimbangan
Undang – undang ini mengatur beberapa ketentuan yang merupakan
perwujudan dari asas keseimbangan.
2. Asas Kelangsungan Usaha
Dalam undang-undang ini, terdapat ketentuan yang memungkinkan
perusahaan debitor perusaan debitor
yang prospektif tetap dilangsungkan.
3. Asas Keadilan
Ini untuk mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih
yang mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-masing terhadap
debitor, dengan tidak memperdulikan kreditor lainnya.
4. Asas Integrasi
Dalam Undang-undang ini mengandung pengertian bahwa system
hukum formal dan hukum materilnya merupakan satu kesatuan yang
utuh dari system hokum perdata acara perdata nasional.
3. Syarat-Syarat Yuridis agar Suatu Debitur Dinyatakan
Pailit Sebagai
Berikut :

● adanya debitur yang tidak membayar utang


● adanya lebih dari satu Kreditur
● adanya lebih dari satu utang
● minimal satu utang sudah jatuh tempo
● minimal satu utang sudah dapat ditagih
● pernyataan pailit diputus oleh Pengadilan Niaga.
4. Pihak-Pihak Yang Dapat Mengajukan Kepailitan
Dalam Pasal 2 UU Kepailitan yang baru, yaitu Undang-Undang No. 37
Tahun 2004 pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan kepailitan
pada Pengadilan Niaga adalah :
• Debitur sendiri
• Seorang atau lebih krediturnya
• Kejaksaan untuk kepentingan umum
• Bank Indonesia (BI) dalam hal debitur merupakan bank
• Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam hal debitur merupakan
perusahaan efek
• Menteri Keuangan dalam hal debitur merupakan perusahaan asuransi,
perusahaan reasuransi, dana pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang
kepentingan publik.
5. Tujuan Kepailitan
Tujuan utama kepilitan adalah untuk melakukan pembagian antara para kreditur
atas kekayaan debitur oleh kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditur dan
menggantikannya dengan mengadakan sitaan bersama sehingga kekayaan debitur
dapat dibagikan kepada semua kreditur sesuai dengan hak masing-masing.

6. Dasar Hukum Tentang Kepailitan


1. UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran;
2. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
3. UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak TanggunganUU No. 42 Tahun 1992
Tentang Jaminan Fiducia
4. Pasal- Pasal yang Terdapat Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(BW) yaitu Pasal 1131-1134.
5. Dan beberapa Undang-Undang Lainnya yang mengatur Mengenai BUMN
(UU No.19 Tahun 2003), Pasar Modal( UU No. 8 Tahun 1995), Yayasan
(UU No.16 Tahun 2001 ) , Koperasi (UU No. 25 Tahun 1992).
B. PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN
UTANG (RKPU)
1. Pengertian RKPU

Menurut pendapat Munir Fuady Penundaan Kewajiban Pembayaran  Utang


(PKPU) ini adalah suatu periode waktu tertentu yang diberikan oleh
undang-undang melalui putusan pengadilan niaga, dimana dalam periode
waktu tersebut kepada kreditor dan debitor diberikan kesepakatan untuk
memusyawarahkan cara-cara pembayaran utang-utangnya dengan
memberikan rencana perdamaian (composition plan) terhadap seluruh atau
sebagian utangnya itu, termasuk apabila perlu merestrukturisasi utangnya
Tersebut.
2. Dasar Hukum PKPU
Di dalam Undang-undang Kepailitan Undang-undang No. 37 Tahun 2004 Pasal 222
ayat (2) dikatakan :
“Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dapat melanjutkan membayar utang-
utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban
pembayaran utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi
tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor”.
 
Permohonan PKPU oleh si debitor ini dilakukan sebelum permohonan pernyataan pailit
diajukan oleh pihak lain kepada debitor. Namun ada kalanya PKPU ini yang diajukan oleh
si debitor bersamaan dengan permohonan pernyataan pailit maka permohonan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ini harus diputus terlebih dahulu.
3. Pihak yang Dapat Mengajukan
PKPU
a) Debitor
b) Kreditor
c) Bank Indonesia dalam hal
debitor adalah bank
 
4. Akibat PKPU
Dengan dikabulkannya permohonan PKPU (PKPU sementara) maka
berlakulah hal-hal sebagai berikut :
1. Selama PKPU berlangsung, terhadap debitor tidak dapat diajukan permohonan pailit.
2. Diangkat seorang Hakim Pengawas yang tugasnya mirip dengan Hakim Pengawas dalam
Kepailitan.
3. Diangkatnya seorang atau lebih pengurus yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
kekayaan debitor.
4. Debitor tetap dapat melakukan tindakan pengurusan dan pengalihan atas kekayaanya
asalkan mendapat persetujuan pengurus.
5. Tindakan debitor atas kekayaannya tanpa persetujuan Pengurus adalah tidak mengikat
kekayaannya.
5. Berakhirnya PKPU
Menurut ketentuan dalam Pasal 255 UU KPKPU, PKPU dapat diakhiri atas permintaan
Hakim Pengawas, satu atau lebih Kreditor, atau atas prakarsa Pengadilan dalam hal:
1. Debitor, selama waktu penundaan kewajiban pembayaran utang, bertindak
dengan itikad buruk dalam melakukan pengurusan terhadap hartanya.
2. Debitor telah merugikan atau telah mencoba merugikan kreditornya.
3. Debitor melakukan melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas
seluruh atau sebagian hartanya tanpa persetujuan pengurus.
4. Debitor lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang diwajibkan kepadanya oleh
Pengadilan.
5. Selama waktu penundaan kewajiban pembayaran utang, keadaan harta Debitor
ternyata tidak lagi memungkinkan dilanjutkannya penundaan kewajiban
pembayaran utang.
6. Keadaan Debitor tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya terhadap
Kreditor pada waktunya.
Terima kasih
link youtube: https://youtu.be/9llXSjdcaOc

Anda mungkin juga menyukai