PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia usaha di Indonesia turut pula berkembang dengan pesat. Hal ini dapat
dilihat dengan semakin banyaknya pengusaha baik yang bertindak secara pribadi
besar usaha yang akan dijalankan tentu semakin besar pula modal yang diperlukan
dengan debitur.
atau kerugian. Jika debitur tersebut mengalami keuntungan tentu debitur tersebut
tidaklah selalu dalam keadaan baik, sering sekali debitur mengalami kerugian atau
1
Sunarmi, Hukum Kepailitan Edisi 2 (Jakarta : Sofmedia, 2010), hlm. 3.
pinjaman dari seorang kreditur kepada seorang debitur disebut dengan kredit
(credit) yang berasal dari kata creder yang berarti kepercayaan atau trust. 2 Bagi
debitur membayar utang kepada kreditur sesuai dengan kesepakatan para pihak
berjalan lancar maka tentu tidak akan ada masalah. Namun permasalahan akan
kesepakatan. Dengan kata lain debitur berada dalam keadaan berhenti membayar
dalam PKPU. Langkah lain adalah dengan mengajukan permohonan agar dirinya
2
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Faillissmentsverordening Juncto
Undang-Undang No. 4 Tahun1998 (Jakarta : Pustaka Utama Grafity,2002), hlm. 6.
3
ManS. Sastra Widjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (Bandung: Alumni, 2006), hlm. 201.
Berdasarkan Pasal 222 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU, debitur yang tidak
utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon
kepada kreditur. Istilah lain dari PKPU ini adalah suspension of payment atau
Surseance van Betaling, maksudnya adalah suatu masa yang diberikan oleh
undang-undang melalui putusan hakim niaga di mana dalam masa tersebut kepada
hutangnya tersebut. 4
jelas relatif lebih baik dilakukan oleh debitur. 5 Dalam PKPU debitur lepas dari
4
Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek (Bandung : Citra Aditya Bakti,
1999), hlm. 15.
5
Bramantyo Djohan Putro, Resrtukturisasi Perusahaan Berbasis Nilai (Jakarta: PPM,
2004), hlm. 96.
dampaknya sangat luas baik terhadap karir debitur selaku pengurus perusahaan,
maupun terhadap sekalian harta kebendaannya dan juga terhadap sekian banyak
Pemberesan harta debitur pailit berarti kepunahan baik dalam harta benda
waktu yang telah disepakati, pihak debitur dan pengurus tidak lagi direpoti oleh
gangguan dari para kreditur yang menuntut pelunasan utang, karena semua
masalah telah dijadwal atas hasil kesepakatan bersama dan keputusan perdamaian
tersebut bersifat mengikat sehingga situasinya akan jauh berbeda pada saat debitur
berada dalam kondisi sebelum PKPU dijalankan yang mana sewaktu-waktu pihak
selain dilakukan oleh debitur, juga dapat dilakukan oleh kreditur yang
sudah jatuh waktu dan dapat ditagih. Hal ini menunjukan bahwa PKPU tidak
dimaksud untuk kepentingan debitur saja tetapi juga untuk kepentingan para
6
Ibid., hlm. 202.
7
Ibid.
sendiri adalah sebagai berikut pertama, debitur mendapat waktu yang cukup
dari proses kepailitan. Namun adakalanya PKPU yang diselenggarakan juga tidak
berhasil hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang menjadi kendala, salah
memberi pinjaman guna kelanjutan usaha debitur, atau para kreditur baru bersedia
kreditur sebaiknya dilakukan dengan cukup hati-hati dan penuh ketelitian, karena
sekali para pihak salah langkah dapat menyebabkan kehancuran pengelolaan harta
kekayaan perusahaan debitur. Oleh sebab itu pemilihan terhadap pengurus PKPU
selanjutnya.
dalam mengurus asset kekayaan debitur, sehingga segala sesuatunya harus dapat
penanganan yang teliti dari seorang atau beberapa pengurus PKPU yang ditunjuk
dalam proses PKPU oleh pengadilan. Berhasil atau tidaknya proses PKPU sangat
8
Sunarmi, Op.Cit., hlm. 203.
eksistensinya sebagai pengurus yang tidak memihak kepada salah satu pihak
manapun. Kreditur maupun debitur harus patuh dan tunduk kepada kewenangan
pada berhasil atau tidaknya tujuan dilakukannya PKPU, yaitu untuk mencegah
kepailitan seorang debitur atau perusahaan yang tidak dapat membayar tetapi
mungkin dapat membayar dimasa yang akan datang dalam jangka waktu yang
pengurus PKPU tidak menggantikan debitur. Karena pada prinsipnya yang satu
tidak dapat bertindak tanpa yang lainnya, dalam PKPU pengurus bersama-sama
dengan debitur melakukan pengurusan atas perusahaan atau aset debitur. 10 Pada
saat itu juga diangkatlah satu atau lebih pengurus PKPU oleh hakim tersebut yang
Pengurus PKPU harus secara terus menerus memantau usaha dari debitur.
Segera setelah pengurus PKPU mengetahui adanya jumlah penghasilan tetap yang
berkurang atau timbulnya biaya-biaya dari kelanjutan usaha diluar batas maksimal
9
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan (Malang: UMM Press, 2008), hlm. 190
10
Syamsudin Sinaga, Hukum Kepilitan Indonesia (Jakarta: Tatanusa, 2012), hlm. 276.
pengurus PKPU oleh Undang-undang diberi hak untuk bertindak sendiri tanpa
kerjasama dengan debitur, yakni jika debitur melanggar Pasal 240 UU Kepailitan
melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitur
tindakan kepengurusan terhadap harta debitur tanpa izin dari pengurus. Namun
harta, dan sejauh manakah kewenangan pengurus PKPU dalam pengurusan harta
debitur yang diatur dalam UU Kepailitan dan PKPU. Hal inilah yang menarik
untuk dikaji lebih jauh lagi, sehingga lebih jelas lagi batas-batas kewenangan serta
pengurus dalam melaksanakan pengurusan harta debitur dalam PKPU serta tugas
dan PKPU, dengan judul: “Tugas Dan Wewenang Pengurus dalam PKPU Ditinjau
11
Kartini Muljadi, Hukum Kepailitan, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Kepailitan
Dan PKPU (Bandung: Alumni, 2001), hlm. 260.
Pembayaran Utang?
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
PKPU.
dan PKPU.
D. Keaslian Penulisan
secara pribadi dari awal hingga akhir. Berdasarkan informasi dan penelusuran
yang penulis lakukan ini jelas dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
seluruh atau sebagian utang kepada kreditur konkuren. Mekanisme seperti ini
dilakukan oleh debitur yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat
melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih,
moratorium harus dibedakan dengan gagal bayar, karena gagal bayar secara
pembayaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati baik atas bunga
diberikan oleh Hakim Pengadilan Niaga kepada debitur dan kreditur untuk
12
Ibid.,
13
Sutan Remmy Syahdeini, Hukum Kepailitan: Memahami Fallisment Verordering,
Juncto Undang-Undang No. 37 Tahun 2008 tentang Kepailitan (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti,
2008), hlm. 328
kekayaan akan tetap dapat dipertahankan debitur sehingga dapat memberi suatu
jaminan bagi pelunasan utang-utang kepada seluruh kreditur, dan juga memberi
bagi kreditur, PKPU yang telah diberikan kepada debitur juga dimaksudkan agar
Menurut Munir Fuady, istilah lain dari PKPU ini adalah suspension of
payment atau Surseance van Betaling, maksudnya adalah suatu masa yang
dinerikan oleh undang-undang melalui putusan hakim niaga di mana dalam masa
14
Kartini Muljadi, dalam Lontoh dkk, Penyelesaian Utang Piutang : Melalui Pailit atau
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Bandung : Alumni, 2001), hlm. 173
15
Munir Fuady, Op.,Cit. hlm. 15
pembayaran utang yang sudah jatuh tempo. Permohonan PKPU dapat diajukan
mempunyai lebih dari satu orang kreditur dimana salah satu utangnya sudah jatuh
tempo. Pembuktian yang dilakukan dalam proses PKPU adalah bersifat sederhana
dengan suatu surat perjanjaian yang telah dibuat antara debitur dengan
yang merupakan salah satu organ perseroan terbatas disamping RUPS dan
komisaris.
paling lambat 3 (tiga hari) sejak tanggal didaftarkannya surat permohonan harus
dari hakim pengadilan, serta mengangkat satu atau lebih pengurus PKPU yang
bersama dengan debitur mengurus harta debitur. 18 Bila permohonan diajukan oleh
16
Fred B.G. Tumbuan ,Hukum Kepailitan, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit
atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, (Bandung:Alumni,2001), hlm. 50.
17
Rahayu Hartini,Op,Cit., hlm. 191.
18
Sunarmi, Op.Cit., hlm. 203
Sementara, dan harus menunjuk hakim pengawas dari hakim pengadilan serta
mengangkat satu atau lebih pengurus PKPU yang bersama debitur mengurus harta
debitur. 19
pengurus wajib memanggil debitur dan kreditur yang dikenal dengan surat tercatat
atau melalui kurir untuk menghadap dalam sidang yang ditentukan paling lama
pada harike 45 (empat puluh lima), terhitung sejak putusan PKPU Sementara
diucapkan. Apabila debitur tidak hadir dan sidang PKPU Sementara berakhir
maka pengadilan wajib menyatakan debitur pailit dalam sidang yang sama (Pasal
225UU No. 37 tahun 2004), 20 tetapi jika debitur menghadiri sidang tersebut dan
pengadilan niaga menerima permohonan PKPU Tetap dengan jangka waktu 270
(dua ratus tujuh puluh) hari, terhitung sejak permohonan PKPU sementara
diterima.
membayar utang- utangnya, dan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai
19
Ibid.,
20
Ibid., hlm. 204
maka dipilihlah pengurus yang berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitur tidak dirugikan karena tindakan
F. Metode Penelitian
Kata metode berasal dari kata Yunani methods yang berarti cara atau jalan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja
yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
harus didukung dengan metode yang bersifat ilmiah pula, yaitu berpikir yang
obyektif, dan hasilnya harus dapat dibuktikan dan di uji secara benar. 23
Penelitian ilmiah itu sendiri ialah suatu proses penalaran yang mengikuti
suatu alur berpikir yang logis dan dengan menggabungkan metode yang juga
Penelitian merupakan salah satu cara yang tepat untuk memecahkan masalah.
rencana yang sistematis. Metodologi merupakan suatu logika yang menjadi dasar
21
Rahayu Hartini, Op.Cit., hlm. 211.
22
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta, PT. Gramedia,
1997), hlm. 6m
23
Ibid.
sebagai landasan ilmu pengetahuan induknya, oleh karena itu maka penelitian
dimaksud dengan penelitian hukum adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
1. Spesifikasi penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif disebut juga dengan
pada analisis hukum baik hukum yang tertulis dalam buku (law in books) maupun
hukum yang diputuskan oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is decided
secara tepat sifat individu suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu. Deskriptif
secara cermat tentang tugas dan kewenangan pengurus dalam PKPU. Adapun
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis, yang
24
Ronny Hanintijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurumetri (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 9.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm. 43.
26
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Gratifi
Press, 2006), hlm.118.
maupun jurnal ilmiah elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis.
2. Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, dapat dibedakan menjadi
bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder juga bahan hukum tertier.
sifat authoritative yang berarti memiliki otoritas. Bahan hukum ini terdiri
Yaitu berupa bahan hukum yang merupakan publikasi hukum yang bukan
Bahan hukum sekunder yang paling utama adalah buku teks karena berisi
hukum sekunder, yang telah dikenal dengan nama bahan acuan bidang
sosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat dan lain sebagainya, yang oleh
data penelitiannya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah studi
4. Analisa data
dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian
kategori atas pengertian dasar dari system hukum tersebut. Data yang berasal dari
melakukan:
dalam hal ini ialah yang berhubungan dengan tugas dan kewenangan
pengurus PKPU.
kemudian diolah.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN