Anda di halaman 1dari 7

Perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Antara Yayasan

Darussalam Maluku (Penggugat) Melawan Yayasan Pendidikan


Darussalam Maluku (Tergugat I), Notaris M. Husain Tuasikal, SH. M.kn
(Tergugat II) dan Kementerian Hukum Dan Ham Rl Dalam Hal Ini
Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (TERGUGAT III)
Dipengadilan Negeri Ambon Perkara Nomor 11/Pdt. G.2015/PN.ABN

Dosen Pengampu :

Dr. Sakka Pati, S.H.,M.H.

Disusun Oleh:

Anugrah Munandar

B011191261

Hukum Perusahaan (B)

Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin

Makassar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Gambaran Umum Kasus)
Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan Jo
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2011 Tentang Yayasan, telah didirikan Yayasan Darussalam dengan
Akte Notaris Nomor : 15 tahun 1981 tanggal 8 April 1981. Untuk mencapai tujuan
Yayasan Darussalam tersebut, didirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Universitas
Darussalam dengan 3 (tiga) fakultas, yakni Fakultas Teknik dengan Jurusan Mesin.
Fakultas Pertanian dengan Jurusan Budidaya, dan Fakultas Ekonomi dengan Jurusan
Manajemen.
Dalam perkembangannya atas dasar Surat Kuasa yang diberikan oleh pendiri Yayasan
kepada Muhammad Abdullah Latuconsina telah menghasilkan Kepengurusan
Darussalam Maluku sesuai dengan Akte Notaris Nomor : 01 Tahun 2008 tanggal 6
Oktober 2008 dengan susunan Kepengurusan Yayasan dibawah pimpinan H. Rusdi
Sofyan Sangadji. Dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun
2001 Jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah Nomor 63
Tahun 2008, kepengurusan sebagaimana disebutkan diatas, diusulkan kepada Pihak
Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini Direktur Jenderal Administrasi Hukum
Umum, namun ditolak untuk disahkan dengan alasan terkait dengan batas waktu yang
ditentukan dalam Undang-Undang Yayasan untuk penyesuaian Anggaran Dasar telah
melewati waktu dan disarankan mendirikan Yayasan baru dengan nama Yayasan yang
baru.
Berdasarkan hal diatas, dilakukan perubahan nama Yayasan menjadi Yayasan
Darussalam Maluku dengan susunan Organ Yayasan sesuai Akte Notaris Nomor 31
Tahun 2011 Tanggal 30 Mei 2011 sebagai berikut :
Pembina                : Dr. Ir. M. Saleh Latuconsina
Ketua Umum        : dr. Abdul Rachman Polanunu
Pengawas              : Ruswan Latuconsina
Susunan Organ Yayasan sebagaimana disebutkan di atas, telah diusulkan kepada
pihak Kementerian Hukum Dan HAM dalam hal ini Direktur Jenderal Administrasi
Hukum Umum (tergugat III) dan telah mendapat pengesahan sesuai Keputusan Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU- 5635.AH.01.04
Tahun 2011, Tanggal 19 Agustus 2011.
Dengan dibentuknya Badan hukum Yayasan Darussalam Maluku sebagai peralihan
dari Yayasan Darussalam sesuai Akte Notaris Nomor 31 Tahun 2011 tanggal 30 Mei
2011 dan telah mendapatkan Pengesahan Kementerian Hukum Ham sesuai Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
5635.AH.01.04 Tahun 2011, Tanggal 19 Agustus 2011 maka seluruh asset/harta
kekayaan Yayasan Darussalam termasuk Universitas Darussalam Ambon beralih untuk
menjadi tanggung jawab Yayasan Darussalam Maluku. (sesuai dengan Surat Pernyataan
di atas Meterai Rp. 6.000,- yang dilakukan oleh Pembina Yayasan Dr. Ny. Hj. Hanyya
Latuconsina/Soulisa, Nomor: 03/PEMBINA-YDM/XII/2014, angka 4 “Dengan adanya
Yayasan Darussalam Maluku dengan akte Notaris Nomor 31 Tahun 2011, maka dengan
ini Saya Nyatakan bahwa seluruh aset yang selama ini di kelolah oleh Yayasan
Darussalam Maluku, Akte Notaris No. 01 Tahun 2008 dialihkan/diserahkan kepada
Yayasan Darussalam Maluku, Akte Notaris Nomor 31 Tahun 2011, 30 Mei 2011 (lihat
Lampiran-Lampiran)
Tanggung jawab pengelola segala asset termasuk Universitas Darussalam Ambon
telah dilakukan secara internal antara Yayasan Darussalam dengan Akte Notaris 01 tahun
2008 tanggal 6 Oktober 2008 dan Yayasan Darussalam Maluku Akte Notaris Nomor: 31
Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011 telah bersepakat untuk melakukan serah terima
tanggung jawab pengelolahan harta milik Yayasan Darussalam termasuk Universitas
Darussalam Ambon sebagaimana tercantum dalam Akte Notaris Nomor: 21 Tahun 2012
tanggal 4 Mei 2012.
Disamping adanya Yayasan Darussalam Maluku sebagai peralihan dari Yayasan
Darussalam Akte Notaris Nomor 31 Tahun 2011 Tanggal 30 Mei 2011 dan telah
mendapat Pengesahan Kementerian Hukum HAM sesuai Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:  AHU-5635.AH.01.04 Tahun 2011,
Tanggal 19 Agustus 2011, dan sebelumnya telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri
Ambon. Juga didirikan Yayasan Darussalam, sesuai Akte Notaris Nomor 12 Tanggal 6
Maret 2014 dan telah mendapatkan pengesahan Pihak Kementerian Hukum Dan HAM
sesuai keputusan Nomor: AHU-07444.50.10.2014 tertanggal 10 Oktober 2014.
Diterbitkannya Tindak Pemerintahan Menteri Hukum Dan HAM dalam rangka
Pengesahan Yayasan Pendidikan Darussalam melalui Keputusan Nomor :
AHU.07444.50.10.2014 tertanggal 10 Oktober 2014 dan menguasai harta kekayaan
Yayasan Darussalam termasuk Pengelolaan Universitas Darussalam Ambon sehingga
merugikan Yayasan Darussalam Maluku yang telah mendapat pengesahan Kementerian
Hukum dan HAM sesuai Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: AHU-5635.AH.01.04 Tahun 2011, Tanggal 19 Agustus 2011.

B. Rumusan Masalah
1.   Apakah Yayasan Pendidikan Darussalam yang mendapatkan Pengesahan sebagai
Badan Hukum oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Keputusan Nomor :
AHU.07444.50.10.2014 tertanggal 10 Oktober 2014 berhak mengelola seluruh Harta
Kekayaan Yayasan Darussalam termasuk Universitas Darussalam Ambon atau
Yayasan Darussalam Maluku sesuai Akte  Notaris Nomor 31 tahun 2011 tanggal 30
Mei 2011 dan telah mendapatkan Pengesahan Kementerian Hukum dan Ham sesuai
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
AHU-5635.AH.01.04 Tahun 2011, Tanggal 19 Agustus 2011?
2. Apakah tindakan penguasaan dan pengelolaan harta milik Yayasan Darussalam oleh
Yayasan Pendidikan Darussalam dengan tidak memperhatikan status hukum Yayasan
Darussalam Maluku merupakan suatu perbuatan melawan hukum?
Analisis/ Tanggapan
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan sebagaimana dirubah dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 Jo Peraturan
Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008. Bahwa syarat untuk mendirikan yayasan sebagaimana
diatur dalam Syarat yang kedua mengharuskan adanya kekayaan yang dipisahkan dari
kekayaan pendiri. Perbuatan orang atau badan hukum sebagai pendiri suatu yayasan untuk
memisahkan kekayaan yang kemudian dijadikan sebagai kekayaan awal yayasan merupakan
elemen penting dalam Pendirian yayasan. Dengan pemisahan kekayaan, maka hubungan
antara pendiri dengan kekayaannya terputus. Oleh karena itu pendiri yayasan bukanlah
pemilik yayasan yang didirikan. Sehingga, didalam Undang-Undang yayasan tidak dikenal
istilah pemilik.
Dengan demikian, terhadap Yayasan Darussalam Maluku dan Yayasan Pendidikan
Darussalam perlu mengacu kepada ketentuan Pasal 71 UU Tentang Yayasan Jo UU Nomor
28 tahun 2004 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
(Ketentuan peralihan). Penjelasan ketentuan Pasal 71 Ayat ( 3) menegaskan bahwa "yang
dimaksud dengan pihak yang berkepentingan adalah pihak-piihak yang mempunyai
kepentingan langsung dengan Yayasan".
Ratio Legis dari ketentuan Pasal 71 di atas adalah bahwa Yayasan yang telah ada tetap
diakui sebagai badan hukum, asal saja memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Undang-undang Yayasan. Persyaratan dimaksud, adalah Yayasan yang telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indoensia, atau
didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin operasi dan intansi terkait, dinyatakan
sebagai badan hukum. Dalam waktu paling lambat 5 tahun sejak mulai berlakunya undang-
undang ini, yayasan tersebut wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang
yayasan. Yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dapat dibubarkan, bukan
bubar demi hukum oleh Pengadilan atas dasar permohonan kejaksaan atau pihak yang
berkepentingan. Pihak yang berkepentingan untuk dimohonkan pembubaran Yayasan yang
dibentuk sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan adalah
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung dengan yayasan.
Berdasarkan makna dari Pasal 71 beserta Penjelasannya adalah bahwa meskipun lebih
dari 5 tahun Yayasan belum menyesuaikan anggaran dasarnya dengan UU Yayasan, masih
tetap diangggap sebagai Yayasan, selama tidak ada permohonan untuk dibubarkan
berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang
berkepentingan. Dan akta-akta, terutama mengenai aset-aset, dan utang-utangnya dan yang
jadi barang jaminannya.
Dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun
2008,   Organ  Yayasan   sebagaimana  disebutkan  di   atas,   diusulkan  kepada  Pihak
Kementerian Hukum Dan HAM dalam hal ini Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum,
namun ditolak untuk disahkan dengan alasan terkait dengan batas waktu yang ditentukan
dalam Undang-Undang Yayasan untuk penyesuaian Anggaran Dasar telah melewati waktu
dan disarankan mendirikan Yayasan baru dengan nama Yayasan yang baru.
Berdasarkan saran dari Kementerian hukum dan HAM di atas, maka sesuai dengan
Akta Notaris yang dibuat oleh Rosdiana Ely, terkait dengan permohonan pengesahan akta
pendirian yayasan, maka Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum (Tergugat III) pengesahan Pengesahan Yayasan Darussalam
Maluku, sebagaimana Keputusan Menteri Hum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: AHU-5635.AH.01.04 Tahun 2011, Tanggal 19 Agustus 2011.
Dengan berdasarkan hal di atas, maka telah terjadi perubahan nama Yayasan dari
Yayasan Darussalam menjadi Yayasan Darussalam Maluku dengan susunan Organ Yayasan
sesuai Akte Notaris Nomor 31 tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011 sebagai berikut:
Pembina                    : Dr. Ir. M. Saleh Latuconsina
Ketua Umum             : dr. Abdul Rachman Polanunu
Pengawas                  : Ruswan Latuconsina
Dengan dibentuknya Yayasan Darussalam Maluku sebagai peralihan dari Yayasan
Darussalam sesuai Akte Notaris Nomor 31 tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011 dan telah
mendapatkan Pengesahan Kementerian Hukum dan HAM sesuai Keputusan Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-5635.AH.01.04 Tahun 2011,
Tanggal 19 Agustus 2011, maka seluruh aset/harta kekayaan Yayasan Darussalam termasuk
Universitas Darussalam Ambon beralih untuk menjadi tanggungjawab pengelolaan Yayasan
Darussalam Maluku.
Pada kenyataannya Tergugat III menerima Usulan Pengesahan Yayasan Pendidikan
Darussalam sebagai Perubahan terhadap Yayasan Darussalam yang didirikan dengan Akta
Nomor 01 tahun 2008 merupakan suatu perbuatan pemerintahan yang dapat dikategorikan
sebagai suatu perbuatan melawan hukum. Begitu juga, Yayasan Pendidikan Darussalam yang
mengelola harta kekayaan yang sebenarnya dikuasai oleh Yayasan Darussalam dan telah
dirubah menjadi Yayasan Darussalam Maluku adalah suatu perbuatan yang melawan hukum
karena tidak memiliki hak untuk mengelola Harta Kekayaan Yayasan Darussalam, sehingga
dapat digugat di Peradilan Umum sebagai onrechtmatige daad (Perbuatan melawan hukum),
dan dapat meminta ganti rugi atas apa yang diderita Penggugat baik materiil maupun imateriil
atas tindakan Tergugat I maupun Tergugat III).
Dengan melihat kenyataannya Tergugat I secara melawan hukum dengan mengelola
harta milik Yayasan Darussalam termasuk Universitas Darussalam yang didirikan dengan
Akta Nomor 1 tahun 2008 harus dianggap merupakan suatu perbuatan melawan hukum dan
menimbulkan kerugian kepada pihak Penggugat dalam perkara a quo. Pengelolaan harta
milik Yayasan Darussalam termasuk Universitas Darussalam dalam perkara a
quo, merupakan tindakan yang dikategorikan sebagai kesalahan pribadi, sehingga
pertanggungjawabannya atas kesalahan pribadi adalah pribadi Tergugat I dapat digugat di
Peradilan Umum sebagai   onrechtmatige daad (Perbuatan melawan hukum), karena
kesalahan Pribadi dalam bentuk tidak cermat dan meminta ganti rugi baik materil maupun
imateril kepada pribadi para Tergugat dalam perkara a quo.
Analisis sebagaimana diuraikan di atas, menunjukan bahwa pada kenyataannya,
Tergugat I dalam perkara a quo, melakukan perbuatan melawan   hukum.   Perbuatan
melawan hukum (onrechtmatige daad) diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Pasal 1365
menegaskan bahwa setiap perbuatan melawan hukum tidak hanya melanggar undang-undang
akan tetapi juga melanggar kaedah kesusilaan dan kepatutan. Kaedah kepatutan yang
dilakukan Tergugat I dalam perkara a quo, adalah kecermatan. Karena ketidakcermatan
Tergugat I dalam perkara a quo, mengakibatkan timbulnya kerugian pada Penggugat dalam
perkara a quo. Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) dapat digugat melalui
Peradilan Umum sesuai Pasal 1365 KUH Perdata.
Jika memperhatikan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan Tergugat I dalam
perkara a quo, telah melakukan Perbuatan Hukum secara pribadi karena ada kesalahan
Pribadi. Hal ini disebabkan, selain penjelasan di atas Tergugat I dalam perkara aquo,
melakukan perbuatan hukum, selain bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
karena telah memenuhi unsur-unsur:
1.      Pelanggaran terhadap hak subjektif dari orang lain
2.      Bertentangan dengan kewajiban hukum sendiri
3.      Bertentangan dengan kcsusilaan yang baik
4.      Bertentangan   dengan   kepatutan,   ketelitian,   dan   kehati-hatian   yang   harus
diindahkan dalam pergaulan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai