Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara Tingkat I (pertama) dengan acara biasa menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara:
MELAWAN
WALIKOTA YOGYAKARTA HARYADI SUYUTI, Kewarganegaraan : Indonesia,
Berkedudukan di Jalan Kenari No.56, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan surat kuasa khusus Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Kelurahan Tanjung
Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 24 April 2020 memberikan Kuasa kepada :
1. AHMAD RIZAL, S.H., M.H.
2. ALFIAN MAHENDRA PUTRA, S.H., M.H.
3. CINTIYA FADILA, S.H., M.Hum.
4. M FAIQ WIDYADANA, S.H., M.H.
Kesemuanya Warga Negara Indonesia, pekerjaan Advokat, Pengacara Publik/Asisten Pengabdi
Bantuan Hukum yang tergabung dalam Profesi Advokat pada kantor Advokat YB.beralamat di
Jalan Tino Sidin Nomor 23 Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
Selanjutnya disebut TERGUGAT.
I. OBJEK SENGKETA
Penggugat diberhentikan sepihak tanpa alasan yang jelas pada tanggal 5 Februari 2022 sebagai
Direktur Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Yogyakarta dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Walikota Nomor: 345.21/397/SK-BKD/2022 tentang
Pemberhentian Rifat Heryanto sebagai Direktur Umum Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Yogkarta.
II. TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA YOGYAKARTA
1. Bahwa untuk menilai apakah Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta berwenang
mengadili perkara a quo, berpedoman pada ketentuan pasal 1 angka 9 undang-undang
republic Indonesia nomor 51 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009) menyebutkan:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.”
4. Bahwa berdasarkan pasal 48 ayat (1) Undang-undang nomor 5 tahun 1986 menentukan
bahwa :
“dalam hal suatu badan hukum atau pejabat tata usaha negara diberi kewenangan oleh atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan
secara administratif sengketa tata usaha negara tertentu, maka sengketa tata usaha negara
tersebut harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia.”
5. Berdasarkan ketentuan pasal 75 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Republik
Indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan (Undangundang
nomor 30 tahun 2014) tegas menentukan :
“warga masyarakat yang dirugikan terhadap keputusan dan/atau tindakan pejabat tata
usaha negara dapat mengajukan upaya administratif kepada pejabat pemerintah atau
atasan pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan keputusan dan/atau tindakan.”
7. Bahwa berdasarkan ketentuan perma nomor 6 tahun 2018 tersebut, setelah penggugat
menerima objek sengketa pada 8 September 2020 sebagaimana bukti tanda terima objek
sengketa, maka selanjutnya pada tanggal 14 September 2020 penggugat telah
mengajukan keberatan kepada tergugat selaku pejabat yang mengeluarkan objek
sengketa (Tergugat) dan diterima oleh Tergugat pada tanggal 25 September 2020
sebagaimana bukti tanda terima surat. Bahwa oleh karena Tergugat tidak menanggapi
surat keberatan Penggugat, maka sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 keberatan Penggugat dinyatakan diterima oleh Tergugat sehingga
seharusnya berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat (6) Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014, Tergugat sudah harus mengeluarkan keputusan yang membatalkan Objek
Sengketa,
namun pada kenyataannya setelah Penggugat memberikan waktu tambahan 5 (lima) hari
kepada Tergugat untuk mengeluarkan surat pembatalan Objek Sengketa, ternyata
Tergugat tidak juga membatalkan Objek Sengketa tersebut sehingga dengan demikian
Penggugat harus mengajukan gugatan ini di Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta
untuk dapat bertindak sebagai guardian dalam memeriksa, mengadili, dan memutus
permasalahan hukum Penggugat, maka dari itu Pengadilan Tata Usaha Negara
Yogyakarta berwenang memeriksa, mengadili, memutus sengketa a quo. Dengan
demikian Penggugat telah melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Perma Nomor 6
Tahun 2018.
MENGADILI
DALAM EKSEPSI
- Menolak Eksepsi Tergugat;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
Demikian diputuskan dalam rapat Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Yogyakarta pada hari kamis 26 Mei 2022, oleh kami M Fauzi Rizal al asyrof, S.H., M.H.,
sebagai Hakim Ketua Majelis, Mohamad Satrio , S.H. dan Muhammad Nuha Maulana
Pasya, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam
sidang yang terbuka untuk umum melalui e-Court pada hari Jum’at, tanggal 27 Mei
2022, oleh Majelis Hakim tersebut di atas, dengan dibantu oleh Ayumi Saummi Riendi,
S.H., sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa
Hukum Tergugat.
Hakim Anggota Hakim Ketua Majelis
Panitera Pengganti