ABSTRACT
One of the toughest trade disputes that Indonesia has ever filed is the kretek cigarette trade
dispute in the United States. Indonesia filed an objection to the United States on the
promulgation of the Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act of 2009, Public
Law 111-31. The policy issued by the United States which imposed a ban on kretek
cigarettes circulating in the United States market, has deviated from the WTO rules and this
is detrimental to Indonesia as a producer. In this case, Indonesia won over DSB by the
But in the end the dispute case was resolved with the two countries agreeing to sign a
ABSTRAK
Salah satu kasus sengketa di bidang perdagangan terberat yang pernah diajukan oleh
Indonesia adalah mengenai kasus sengketa dagang rokok kretek di Amerika Serikat.
Indonesia mengajukan keberatan kepada Amerika Serikat atas diundangkannya the Family
Smoking Prevention and Tobacco Control Act of 2009, Publik Law 111-31. Kebijakan yang
dikeluarkan oleh Amerika Serikat yang memberlakukan larangan rokok kretek beredar di
pasaran Amerika Serikta, telah menyimpang dari aturan WTO dan hal tersebut merugikan
Indonesia sebagai produsen. Dalam kasus ini, Indonesia menang atas DSB oleh WTO, hal
tersebut menunjukkan penegakan hukum internasional dalam mengintervensi kebijakan di
suatu Negara. Tetapi pada akhirnya kasus sengketa ini selesai dengan kedua negara sepakat
I. PENDAHULUAN
Indonesia telah menjalin hubungan politik yang cukup baik dengan Amerika
Serikat, terutama setelah Orde Baru berkuasa di Indonesia pada akhir 1960-an. Namun,
hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dengan Indonesia tidak cukup baik dibanding
dengan hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dengan negara tetangga seperti
Singapura dan Australia.1 Aspek politik yang mendominasi dalam hubungan Amerika
Amerika Serikat dengan Indonesia. Sejak Tahun 2009 Amerika Serikat juga tengah
menghadapi krisis ekonomi.2 Upaya peningkatan hubungan kedua negara (Amerika Serikat
dengan Indonesia) telah muncul dalam beberapa tahun terakhir, berkat dorongan dari duta
besar Indonesia yang baru dan adanya upaya dari Amerika Serikat untuk mencari pasar
yang lebih besar dalam rangka untuk memulihkan kondisi Amerika Serikat dari krisis
merupakan sebuah komitmen jangka panjang antara Amerika Serikat dan Indonesia untuk
1
Kemenkeu, 2012, Kajian Kerja Sama Bilateral Indonesia-Amerika Serikat di Bidang Ekonomi dan
Keuangan, https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/kajian_kerja_sama_bilateral_ri-as.pdf, diakses
pada tanggal 26 Desember 2021 pukul 19:54 WIB.
2
Pablo Uchoa, 2018, Krisis Ekonomi 2008 dan Keadaannya di Sejumlah Negara, Termasuk Indonesia, 10
Tahun Kemudian, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45495304, diakses pada tanggal 17 Desember 2021
pukul 20:37 WIB.
memperkuat dan memperdalam hubungan bilateral. 3 Salah satu yang menjadi fokus untuk
Serikat, misalnya kulit dan produk pakaian, makanan olahan dan kerajinan, tetapi juga
berusaha untuk mengembangkan ekspor industri tembakau, khususnya rokok kretek yang
nilai ekspornya masih terbilang kecil, terutama kenegara-negara Eropa dan Amerika.
awalnya berhasil, namun pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peraturan publik the
Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act of 2009, Publik Law 111-31. 5 Pada
tanggal 22 Juni 2009, secara resmi Presiden Barack Obama bersama Komite Senat
pengurangan jumlah perokok muda di Amerika Serikat.6 Dan Family Smoking Prevention
and Tobacco Control Act resmi menjadi undang-undang di Amerika Serikat, setelah
Tobacco Control Act ekspor rokok kretek Indonesia ke Amerika Serikat menjadi
3
Kemenkeu, 2012, Kajian Kerja Sama Bilateral Indonesia-Amerika Serikat di Bidang Ekonomi dan
Keuangan, https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/kajian_kerja_sama_bilateral_ri-as.pdf, diakses
pada tanggal 27 November 2021 pukul 19:47.
4
ibid
5
Yusuf Adiwibowo, 2013, Technical Barrier To Trade Rokok Kretek Indonesia dalam Measures Affecting
The Production and Sale Of Clove Cigarettes Amerika Serikat (DS-406), Jurnal IUS Vol 1 Nomor 2, hlm 236.
6
Anindia, 2013, Kebijakan AS Melarang Masuknya Rokok Kretek ke Negaranya, http://antaranews.com,
diakses pada tanggal 26 Desember 2021 pukul 21:55 WIB.
lahir dengan alasan untuk melindungi masyarakatnya terutama untuk melindungi kaum
muda sebagai perokok pemula di Amerika Serikat, tetapi mengecualikan rokok menthol.
Rokok menthol yang diperbolehkan ini merupakan rokok yang diproduksi oleh Amerika
Serikat sendiri, sehingga hal tersebut merupakan tindakan yang dilakukan untuk
Organization (WTO) dengan menyampaikan gugatan kepada WTO pada April 2010.8
Gugatan tersebut berisi mengenai protes terhadap kebijakan Amerika Serikat atas larangan
terhadap produk-produk tembakau yang mengandung zat aditif tambahan yang dinilai
III. PEMBAHASAN
sengketa harus diajukan dengan melampirkan “a request for consultaions” dan juga
Customs valuation (Article VII of GATT 1994), Dispute Settlement Understanding, GATT
Measures (TRIMs).
keduanya adalah yang digunakan secara bergantian dan keduanya merupakan terjemahan
dari dispute.9
Dalam Pasal XXII dan XXIII GATT Pasal XXII dan XXIII GATT yang mengatur
pasal tersebut tujuan utamanya sebenarnya tidak dirancang untuk menyelesaikan sengketa
perdagangan. Tujuan dibuatnya kedua pasal tersebut adalah untuk ‘melindungi nilai dari
Serikat
Rokok kretek merupakan warisan budaya asli negara Indonesia. Rokok kretek ini
adalah rokok yang menggunakan tembakau kering asli yang digabungkan dengan saus
9
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, PT Refika Aditama,
Bandung, hlm 174.
10
Huala Adolf, 2009, Hukum Perdagangan Internasional, Rajawali Pers, Jakarta.
cengkeh dan terdengar bunyi kretek-kretek saat dihisap. Rokok kretek ini berbeda dengan
rokok lainnya yang menggunakan rokok berbahan menthol (rokoknya orang barat)
maupun rokok yang menggunakan tembakau buatan. Cerutu jenis ini merupakan simbol
dari rokok kretek yang luar biasa, karena rokok kretek ini benar-benar alami, benar-benar
bebas dari kotoran dan tidak menggunakan mesin dalam produksinya, dan dalam
produksinya rokok ini masih menggunakan tangan pengrajin. Sejarah mengenai rokok
Seiring berjalannya waktu, permintaan rokok sejak awal produksi rokok kretek
semakin meningkat sejak tahun 90-an. Tembakau yang merupakan bahan utama
pembuatan rokok kretek, menjadi bahan yang sangat dicari dan diperdagangkan oleh para
pelaku bisnis rokok. Indonesia juga merupakan negara dengan kegiatan impor dan ekspor
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tembakau baik di dalam negeri maupaun di
luar negeri. Dalam roda pergerakan ekonomi nasional, terutama di daerah penghasil
tembakau dan sentra-sentra industri rokok, sampai pada tahun 2009 industri hasil
tembakau tersebut masih berperan, yaitu dengan menumbuhkan industri atau jasa yang
Permasalahan yang muncul yaitu dampak negatif rokok untuk kesehatan baik di tingkat
nasional maupun di tingkat global. Pembentukan badan tertinggi PBB melalui WHO
tersebut didirikan untuk mengendalikan produk tembakau. Namun sejauh ini, pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.
Beberapa negara di dunia mulai mengkampanyekan sikap dan kebijakan kontra terhadap
rokok karena hal terebut. Salah satu negara yang mengkampanyekan sikap dan kebijakan
kontra terhadap rokok tersebut adalah Amerika Serikat. Amerika serikat menerapkan
kebijakan yang melarang rokok kretek masuk ke negaranya sejak tahun 2009. Hal tersebut
Kebijakan pembatasan impor rokok kretek yang dilakukan oleh Amerika Serikat
sebagai upaya untuk melindungi perdagangan tembakau di Amerika Serikat, hal tersebut
merugikan Indonesia hingga 200 juta dollar Amerika Serikat per tahun dan memukul
industri tembakau Indonesia yang memperkerjakan sekitar 6 juta orang. Hal yang
dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan adanya kebijakan pembatasan impor
rokok kretek tersebut dianggap telah melakukan diskriminasi terhadap Indonesia karena
melarang rokok kretek beredar di pasaran Amerika Serikat dengan alasan membuat
kecanduan bagi perokok pemula, akan tetapi membiarkan rokok menthol tetap dipasarkan
di Amerika Serikat.11 Rokok kretek dan menthol pada dasarnya memiliki potensi yang
sama dengan rokok lainnya. Akan tetapi, Indonesia melihat ini sebagai bentuk pelanggaran
perdagangan.
tembakau merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan dan
tenaga kerja. Sebelum terjadinya sengketa perdagangan antara Indonesia dan Amerika
11
Tempo, 2012, Kretek di Negeri Koboi, https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/139351/kretek-di-
negeri-koboi, diakses pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 21:15 WIB.
Serikat, data menunjukkan bahwa peningkatan penerimaan Negara melalui cukai hasil
tembakau meningkat 29 kali lipat, dari Rp 1,7 triliun pada tahun 1990 menjadi Rp 49,9
triliun pada 2008.12 Untuk ekspor, Indonesia merupakan pengekspor rokok kretek terbesar
di dunia. Pada tahun 2009, jumlah rokok kretek Indonesia di Amerika Serikat sekitar 200
juta USD atau Rp.1,8 triliun sebelum pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan
Indonesia telah mengupayakan penyelesaian sengketa tersebut dengan cara diplomasi dan
negosisasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Yang dilakukan oleh Indonesia kepada
Amerika Serikat dalam diplomasi dan negosiasi ini adalah dengan mengajukan protes
Serikat.
and Tobacco Control Act” Public Law 111-31, merupakan undang-undang yang
menyalahi prinsip umum dari WTO, yakni non-diskriminasi dalam perdagangan. Selain
itu, Indonesia juga menambahkan dalam protesnya bahwa Amerika Serikat tidak
memberikan informasi ilmiah yang rinci, yang menunjukkan rokok kretek menimbulkan
risiko kesehatan lebih besar dibandingkan dengan rokok menthol buatan Amerika Serikat
sendiri.
12
TCSC, Fact Sheet Peningkatan Cukai Tembakau dan Dampak Perekonomian, http://tcsc-indonesia.org/wp-,
diakses pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 22:27 WIB.
13
Bisnis Indonesia, 2012, Ekspor Rokok Kretek: Giliran Brazil ancam Rokok Indonesia,
http://www.solopos.com/2012/ekonomi-bisnis/ekspor-rokok-kretek-giliran-brazil-ancam-rokok-indonesia-
178028, diakses pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 22:45 WIB.
Setelah Indonesia melayangkan nota protes terhadap pemerintah Amerika Serikat
yang ternyata tidak mendapat tanggapan positif, pemerintah Indonesia meminta konsultasi
dengan pemerintah Amerika Serikat. Konsultasi ini merupakan tindakan lanjut dari
negosiasi setelah nota protes yang diajukan oleh Indonesia tidak ditanggap oleh Amerika
Serikat. Indonesia kembali menyatakan Pasal 907 Family Smooking Prevention and
Tobacco Control Act” Public Law 111-31, dalam konsultasi ini. Dalam pasal tersebut
melarang pembuatan atau penjualan rokok di Amerika Serikat yang mengandung zat aditif
tertentu, termasuk cengkeh, tetapi tetap terus mengizinkan pembuatan dan penjualan rokok
lainnya, termasuk rokok yang mengandung menthol. Upaya diplomasi dan negosiasi
melalui konsultasi ini, Indonesia meminta Amerika Serikat untuk menyediakan penjelasan
dan bukti ilmiah yang melarang rokok kretek beredar di pasaran tetapi mengecualikan
Serikat agar menarik atau merubah kebijakan tersebut, Amerika Serikat tetap pada
prinsipnya untuk terus menegakkan peraturan tersebut, bahkan Amerika Serikat terus
Langkah diplomasi dan negosiasi yang dilakukan melalui konsultasi ini berjalan dengan
lama, dan tidak menemukan titik terang diantara Indonesia dengan Amerika Serikat.
untuk pembentukan Panel yang diutarakan pada Sidang Badan Penyelesaian Sengketa
(DSB) World Trade Organization (WTO) pada 22 Juni 2010 di Jenewa sebagai tindakan
Indonesia yang merupakan “Penguasa” pasar rokok kretek di Amerika Serikat. Aturan
yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat ini melanggar aturan WTO, yaitu diskriminasi
terhadap peredaran rokok beraroma seperti kretek. Terkecuali beraroma mentol padahal
rokok kretek dan rokok menthol dikategorikan sebagai "like products" sesuai yang
Agreement).
memperlakukan rokok kertek secara tidak adil dibandingkan dengan rokok menthol karena
Amerika Serikat sudah melanggar Paal 2.1 dan 2.2 dari Persetujuan tentang Hambatan
Teknis Perdagangan (TBT Agreement) dan Pasal III GATT (General Agreement on Tariff
and Trade) 1994, penggunaan Article XX GATT 1994 yang tidak disertakan dengan bukti
ilmiah. Tanggal 24Juli 2010, akhirnya DSB WTO mensetujui untuk membentuk panel.14
Setelah DSB WTO mensetujui untuk membentuk panel, selanjutnya ditetapkan tiga
orang yang menduduki anggota panel. Ketiga anggota panel tersebut adalah Mr. Ronald
Soborio sebagai ketua (Costa Rica), Mr. hugo Cayrius sebagai anggota (Jepang), dan Mr.
Ichiro Araki (Jepang). Mengenai pemilihan siapa yang berhak untuk menjadi anggota panel
yaitu dalam kebijakan yang telah Amerika Serikat keluarkan tidak sesuai dengan ketentuan
dari WTO, karena rokok kretek dan rokok menthol merupakan produk yang sejenis dan
kedua rokok tersebut memiliki daya tarik yang sama bagi kaum muda. Kebijakan yang
membuat beda terhadap perlakuan kedua produk sejenis tersebut menurut WTO merupakan
tindakan yang tidak adil. Dalam Pasal 2.1 TBT Agreement juga menetapkan prinsip non-
diskriminasi.
Yang dimaksud dalam Pasal 2.1 TBT Agreement tersebut adalah setiap anggota
harus memastikan mengenai regulasi teknis, produk impor dari negara lain harus
diperlakukan dengan sama dan adil terhadap produk dalam negeri dan produk yang disukai
dari negara lain. Jika ada diskriminasi terhadap barang-barang yang sejenis, maka telah
terjadi pelanggaran terhadap prinsip non diskriminasi. WTO pun memenangkan rokok
kretek Indonesia dalam sengketa perdagangan ini di Apellate Body (AB), karena WTO
menilai Amerika Serikat sudah melakukan dikriminasi terhadap rokok kretek Indonesia ini.
Kemenangan Indonesia atas sengketa ini dicatat dalam Recourse to Article 22.2 of DSU by
Indonesia atau kasus United States “Measures Affecting the Production of Clove
WTO telah memperkuat keputusan Panel pada 2 September 2011, sampai akhirnya
pada tanggal 5 Januari 2012, Amerika Serikat mengajukan banding ke Apellete Body
WTO.15 Appellate Body memutuskan untuk tetap memperkuat keputusan Panel, bahwa
Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan yang tidak konsisten dan telah melanggar prinsip
15
Permanent Mission of the Republic of Indonesia, 2012, WTO Mengadopsi Keputusan Appelate Body yang
Memenangkan Indonesia dalam Kasus Rokok Kretek di Tingkat Banding di WTO, https://mission-
indonesia.org/2012/04/24/wto-mengadopsi-keputusan-appelate-body-yang-memenangkan-indonesia-dalam-
kasus-rokok-kretek-di-tingkat-banding-di-wto/, diakses pada tanggal 26 Desember pukul 21:45 WIB.
non diskriminasi. Pada 4 April 2012, Badan Penyelesaian Sengketa WTO memperkuat
putusan dari panel yang memenangkan Indonesia di kasus sengketa ini, Indonesia menang
baik di tingkat panel maupun di tingkat banding. Appellate Body juga menemukan dalam
kebijakan yang dikeluarkan Amerika Serikat melanggar Pasal 2.12 TBT Agreement karena
tidak memberikan waktu yang cukup antara waktu penetapan kebijakan dan sosialisasi
kebijakannya. Dan kebijakannya tersebut ternyata juga melanggar Pasal 2.9.2 TBT
melalui Sekretariat WTO. Indonesia terus mengusahakan dan mendesak agar Amerika
Serikat melaksanakan keputusan dari WTO tersebut, karena sejak Appellate Body
mengeluarkan rekomendasi kepada DSB yang meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk
segera menerapkan rekomendasi sesuai ketentuan TBT Agreement sampai 15 bulan masa
Reasonable Period of Time (RPT) yang masa berlakunya habis pada tanggal 24 Juli 2013
Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui jika Amerika
Serikat tidak mematuhi prinsip dasar WTO dan tidak memenuhi tuntutan dari Indonesia
Amerika Serikat mentaati segala aturan WTO dan keputusan dari DSB sebagai negara
anggota WTO yang terikat dengan segala prinsip dan aturannya. Akan tetapi, hingga saat
ini Amerika Serikat tetap melanggar aturan dan prinsip WTO dan belum
16
Bambang Supriyanto, 2013, Kasus Rokok Kretek: RI Kalahkan AS di WTO, Berhak atas Kompensasi US$
160 Juta, https://kabar24.bisnis.com/read/20130824/19/158537/kasus-rokok-kretek-ri-kalahkan-as-di-wto-
berhak-atas-kompensasi-us160-juta, diakses pada tanggal 26 Desember 2021 pukul 22:15 WIB.
mengimplementasikan tuntutan Indonesia yang dimenangkan DSB dalam kasus sengketa
Sampai pada akhirnya, sengketa dagang rokok kretek antara Indonesia dengan
Amerika Serikat ini resmi diberhentikan. Tetapi dengan kesimpulan akhir, bahwa pihak
Amerika Serikat tetap melanggar ketentuan WTO dalam sengketa ini. Untuk
menyelesaikan sengketa terkait larangan produksi dan distribusi rokok non menthol
termasuk kretek, Pemerintah dari kedua negara sepakat untuk menandatangani nota
kesepahaman (MoU). Dalam MoU ini, Indonesia tetap diuntungkan karena DSB di WTO
tetap menetapkan bahwa Amerika Serikat bersalah, yang berarti kesepakatan yang telah
1. KESIMPULAN
kesimpulan yaitu Pemerintah Amerika Serikat dengan Family Smoking Protection and
Tobacco Control Act-nya telah melakukan tindakan diskriminasi kepada Rokok Kretek
Indonesia. Dalam kebijakan yang telah Amerika Serikat keluarkan tidak sesuai dengan
ketentuan dari WTO, karena WTO menilai Amerika Serikat sudah melakukan dikriminasi
kepada rokok kretek Indonesia. Appellate Body memutuskan untuk tetap memperkuat
keputusan Panel bahwa Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan yang tidak konsisten dan
sengketa ini, tetapi Amerika Serikat tetap tidak memenuhi tuntutan dari Indonesia sebagai
Serikat mentaati segala aturan WTO dan keputusan dari DSB sebagai negara anggota WTO
yang terikat dengan segala prinsip dan aturannya. pada akhirnya, sengketa dagang rokok
kretek antara Indonesia dengan Amerika Serikat ini resmi dihentikan. Pemerintah dari
kedua negara sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU). Dalam MoU ini,
pihak Indonesia tetap diuntungkan, karena DSB di WTO tetap menetapkan bahwa Amerika
Serikat bersalah, yang berarti kesepakatan yang telah diraih tidak menghapuskan fakta
2. SARAN
Dalam pelaksanaan keputusan Panel maupun badan banding terhadap negara maju
untuk mematuhi rekomendasi DSB, DSB perlu adanya kekuatan yang memaksa. Agar
kecenderungan dari Negara maju untuk melanggar hukum dan aturan-aturan kebijakan
dari WTO dapat diminimalisir, sehingga keputusan panel maupaun appellate body dapat
DAFTAR PUSTAKA
Thontowi, Jahawir dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, PT
Refika Aditama, Bandung, hlm 174.
Adiwibowo, Yusuf, 2013, Technical Barrier To Trade Rokok Kretek Indonesia dalam
Measures Affecting The Production and Sale Of Clove Cigarettes Amerika Serikat
(DS-406), Jurnal IUS Vol 1 Nomor 2, hlm 236.