Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357526491

ANALISIS KASUS SENGKETA IMPOR DAGING AYAM INDONESIA BRAZIL

Article · January 2022

CITATIONS READS
0 1,818

5 authors, including:

Luklung Rahmatillah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Luklung Rahmatillah on 03 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KASUS SENGKETA IMPOR DAGING AYAM INDONESIA

BRAZIL

LUKLUNG RAHMATILLAH

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ring Road Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55813,

Indonesia, E-mail: luklung.r.law19@mail.umy.ac.id

I. PENDAHULUAN

Setiap negara membutuhkan negara lain untutk saling membantu dan

kerjasama dalam memuhi kebutuhan negara tersebut, yang pada dasarnya tidak

dapat dilakukan sendiri, karena diperlukannya kerjasama dengan negara lain

maka itu, hubungan antara negara ditandai dengan adanya kerja sama

internasional. Yang mana pada hal tersebut harus mengikuti sistem aturan yang

mengatur hak serta kewajiban masing-masing pihak.

Hukum internasional pun merupakan seperangkat aturan yang ditujukan

dibuat oleh negara berdaulat secara eksklutif oleh negara-negara berkembang

yang memiliki peran aktif dalam mengatur hubungan antar bangsa atau negara itu

sendiri, dengan tujuan dapat terjalin kerjasama yang baik.1 Kerjasama

internasional ini didahului dengan dibuatnya dan dilakukannya perjanjian

internasional yang disepakati oleh pihak yang berkaitan memiliki peran struktur

1 Yordan Gunawan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M UMY, hlm.
2

1
untuk mengatur hubungan antar bangsa atas terjalin kerjasama yang baik. Setiap

negara yang mengadakan suatu perjanjian harus menjunjung tinggi serta mentaati

setiap ketentuan didalamnya.2

Kerja sama yang dilakukan antar negara tersebut dibuatkan sebuat wadah

yang mana membentuk organisasi perdagangan dunia atau World Trade

Organization (WTO) yang resmi berdiri pada 1 Januari 1995 dan bermarkas di

Jenewa, Swiss.3 Fungsi WTO merupakan melancarkan pengadministrasian serta

lebih menaikkan tujuan asal perjanjian pembentukan WTO sendiri serta

perjanjian-perjanjian lain yang terkait.4 WTO artinya forum perundingan bagi

para anggota di bidang-bidang yang menyangkut perdagangan multilateral, forum

penyelesaian sengketa, dan melaksanakan peninjauan atas kebijakan

perdagangan. Kegiatan perdagangan internasional sebenarnya telah ada sejak

tahun 1948 dengan ditetapkannya General Agreement on Tariffs and Trade

(GATT) yang ditetapkan di bulan Oktober 1947 dengan tujuan untuk menjamin

kepastian aturan hukum pada kegiatan perdagangan internasional, serta

menciptakan perdagangan yang berkesinambungan liberalisasi.5

GATT berfungsi menjadi forum yang mengawasi perundingan, penyelesaian

sengketa, dan menjadi peraturan perdagangan internasional pada bidang barang.

2
Mahendra Putra Kurnia. 2008. “Hukum internasional” dalam Risalah Hukum fakultas hukum Unmul. Vol.4,
No.2
3
Akbar Kurnia, P. “2016. Agreement On Agriculture Dalam World Trade Organization” dalam Jurnal Hukum
& Pembangunan. Hal- 97
4
Hata. 2006. “Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO Aspek-Aspek Hukum dan Non
Hukum”, Bandung: Refika Aditama, hal. 88.
5
Revy s.m Korah. 2016. “Prinsip-Prinsip Eksistensi General Agreement On Tariffs And Trade (Gatt) Dan
World Trade Organization (Wto) Dalam Era Pasar Bebas”. Jurnal hukum unsrat.

2
Kemudian setelah mengalami perkembangan, pada tahun 1986-1994, negara-

negara anggota GATT sepakat buat membentuk lembaga baru yang dianggap

World Trade Organization sebagai lembaga penerusnya.6 GATT masih

digunakan sebagai Kerangka Hukum dan pedoman sebagai instrumen untuk

memperlancar jalannya perdagangan internasional bagi negara anggota yang

meratifikasi WTO.

WTO juga mengurus sengketa perdagangan yang mengikutsertakan anggota-

anggota internasional, yang digarap oleh Dispute Settlement Body yang disingkat

DSB. DSB ialah lembaga yang berada dalam naungan WTO berfungsi untuk

menyelesaikan persoalan tentang perdagangan dunia, WTO berupaya untuk

melarang negara anggota untuk menghendel sengketa sepihak, dan DSB

memohon kepada pihak yang kalah pada tuntutan untuk menerima kebijakan dari

WTO yang telah disarankan untuk mengganti kerugian pihak yang menang dalam

tuntutan tersebut.7

Adapun judul yang saya angkat ialah mengenai analisis kasus sengketa impor

daging ayam yang terjadi antara negara Brazil dan Indonesia, dalam kasus

sengketa tersebut kedua negara yang melakuan impor daging ayam dianggap

memenuhi jika dapat menunjukkan resiko kebugaran, mengambil keputusan yang

dapat mengurangi akibat-akibat, harus diambil serta tidak ada alternatif lain.

6
Fadhil Arkaan Katili, Karen Yohana, Natalia Yeti Puspita. 2021. “World Trade Organization: Penyelesaian
Sengketa Dagang Impor Ayam (Brazil V. Indonesia)”. Cakrawala hukum.
7
Muhammad Taufik Hadris. 2019. “Analisis Yuridis Tentang Sengketa Impor Daging Ayam Antara Brazil Dan
Indonesia Tahun 2014 Melalui Dispute Settlement Body(Dsb) World Trade Organization (Wto)”. Universitas
Bung Hatta. Hal 1

3
Indonesia dan Brazil telah terlibat kasus ekspor ayam yang dilakukan Brazil ke

Indonesia.8 Hal ini terjadi karena Indonesia memberlakukan suatu strategi yang

menghentikan kegiatan ekspor ayam dari Brazil ke Indonesia. Dianggap

membatasi impor daging ayam Brazil, sehingga di tuntut karena telah melanggar

berbagai aturan yang berlaku di WTO.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah penyebab terjadinya sengketa impor daging antara Indonesia

dan Brazil?

2. Bagaimanakah jalan keluar dari kasus sengketa impor daging ayam

Indonesia dan Brazil?

III. PEMBAHASAN

A. Penyebab sengketa impor daging ayam Indonesia Brazil

Indonesia tidak membatasi impor daging ayam dari Brazil. Indonesia hanya

memastikan bahwa daging ayam serta produk ayam aman, sehat, serta halal.

Indonesia merupakan negara anggota WTO, dengan itu Indonesia meratifikasi

segala jenis perjanjian-perjanjian terkait perdagangan yang dituangkan dalam

undang-undang yang mengatur hasil perjanjian-perjanjian yang dilakukan dengan

anggota WTO lainnya. Kebijakan yang dikeluarkan Indonesia terkait Impor

daging ayam dari Brazil ke Indonesia mengenai keamanan, dan pentingnya

8
Tony hartawan, 2014, “Indonesia Stop Impor Daging dari Brasil‟‟, Tempo.co, URL:
https://bisnis.tempo.co/read/859155/Indonesia-stop-impor-daging-dari-brasil. Diakses pada tanggal 22
Desember 2021 pukul 19.00.

4
produk halal yang akan beredar dikalangan masyarakat itu sendiri. Halalnya suatu

produk sebagai kebutuhan wajib bagi setiap konsumen muslim pada Indonesia.

Baik berupa kuliner, obat-obatan maupun barang-barang konsumsi lainnya,

jaminan Produk Halal pada Indonesia diatur didalam Undang-undang angka 33

Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, menyebabkan sebuah kekacauan

tentang kegiatan impor sebuah produk dalam lingkup ekonomi internasional.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang angka 33 Tahun 2014 mengatkan : “produk yang

masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat

halal”.

Indonesia berusaha untuk memastikan kebugaran dan ketentraman yang

mengakibatkan penghentian beberapa langkah aktivitas impor daging ayam

tersebut sehingga hal ini ditentang oleh Brazil. Brazil menggugat Indonesia

karena sudah melakukan proteksi perdagangan yang melanggar beberapa hukum

yang berlaku di WTO, terliput Agreement on Sanitary and Phytosanitary

Measures, Agreement on Technical Barries to Trade, Agreement on Agriculture,

The Agreement on Import Licensing Procedures, dan Agreement on Preshpment

Inspection.9

Brazil menyatakan bahwa dengan menerapkan Diskriminatif Pelabelan Halal

hal ini merupakan langkah yang salah dan dianggap telah menutup akses pasar

bagi Brazil. Dalam hal ini Indonesia dianggap telah melanggar ketentuan-

9
Muhammad Taufik hadris. 2019. “Analisis Yuridis Tentang Sengketa Impor Daging Ayam Antara Brazil Dan
Indonesia Tahun 2014 Melalui Dispute Settlement Body(Dsb) World Trade Organization (Wto).” Universitas
Bung Hatta.

5
ketentuan dalam WTO Agreement. Hasil dari gugatan tersebut adalah Indonesia

harus merevisi peraturan yang berkaitan dengan penghambatan masuknya produk

daging ayam dan ayam utuh dari Brazil. Kementerian Perdagangan juga sudah

mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 29 tahun 2019 atas Ketentuan

Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan. Serta Kementerian Pertanian

menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No. 23 tahun 2018 atas Perubahan atas

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34/Permentan/Pk.210/7/2016 Tentang

Pemasukan Karkas, Daging, Jeroan, dan Olahannya Ke Dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia. Penyesuain peraturan ini dilakukan dalam rangka menjaga

hubungan internasional antara Indonesia dengan negara-negara lain dalam hal

perdagangan dunia, karena kalau tidak diratifikasi, akan ada sanksinya yang akan

berpengaruh besar terhadap hubungan internasional Indonesia. Selain itu jika

Indonesia bersifat kaku dan tidak mau menyesuaikan peraturannya terhadap

impor ekspor barang, reatliasi dilakukan oleh negara lain kapan pun bisa terjadi

dengan cara mempersusah aktifitas ekspor asal Indonesia masuk ke negara-negara

bersangkutan. Hal tersebut dapat mengubah kegiatan dagang Indonesia.

Indonesia sudah meratifikasi agreement tentang World Tarde Organization

menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 mengenai Pengesahan Agreement

on Establishing The World Trade Organization, membuat Indonesia senantiasa

menuruti segala hasil persetujuan pada forum WTO.10 Pada tahun 2009, Indonesia

dan Brazil telah terlibat kasus ekspor ayam yang dilakukan Brazil ke Indonesia.

10
Fadhil Arkaan Katili, Karen Yohana, Natalia Yeti Puspita. 2021. “World Trade Organization: Penyelesaian
Sengketa Dagang Impor Ayam (Brazil V. Indonesia)”. Cakrawala hukum.

6
Hal ini terjadi karena Indonesia memberlakukan suatu peraturan yang

membatalkant aktivitas perdagangan ayam dari Brazil ke Indonesia. Dalam kasus

saat ini Indonesia mengatakan bahwa tidak ada maksud ingin menghambat dan

membatasi jalus impor daging ayam tersbut, akan tetapi Indonesia ingin

memastikan jika daging ayam tersebut yang diekspor masuk dalam kategori aman

dan halal untuk dikonsumsi, yang bertujuan untuk menjamin setiap produk yang

akan beredar didalam masyarakat tetap aman.

Indonesia juga menetapkan bahwa ayam yang masuk ke Indonesia dalam

keadaan hidup dan akan dipotong di Indonesia dengan cara disembelih sehingga

ayam tersebut dapat dikategorikan aman dan halal serta terjamin kesehatannya.11

Konsumsi daging ayam di tempat khusus yang mempunyai cold chain

facilities merupakan salah satu peraturan yang dikeluarkan Indonesia dalam

pernyataannya, dengan tujuan untuk memastikan daging itu aman saatdijual di

pasaran. Sehingga memiliki daya untuk meredakan resiko dalam gangguan

kesehatan konsumen. Peraturan yang dikeluarkan Indonesia dianggap tidak ada

kaitannya dengan dampak dari kesehatan sebagaimana yang telah disampaikan.

Dampak-dampak kesehatan yang telah disampaikan muncul karena pencairan dan

pembekuan secara berulang, sehingga peraturan yang dikeluarkan indonesia tidak

mampu mencegah hal seperti ini. Brazil pun menganggap pembekuan daging

11
Fahmi Fairuzzaman. 2018. Dampak Penerapan Agreement On The Application Of Sanitary And
Phytosanitary Measures Terhadap Perdagangan Di Indonesia, Renaissance, Vol 3, No 2, hlm 325.

7
yang berulang-ulang tidak akan terjadi di pasar tradisional karena tidak

menggunakan fasilitas cold stronge.12

Maka itu adanya kebijakan Indonesia, Brazil beranggapan bahwa kegiatan

ekspor ayam ke Indonesia terhambat karena menurutnya terdapat ketentuan yang

dilanggar Indonesia, yaitu ketentuan di WTO tentang perdagangan bebas,

sehingga membuat Brazil menggugat Indonesia ke Penyelesaian Sengketa WTO.

Adapun langkah-langkah Indonesia dalam menghentikan impor daging ayam

Brazil ke Indonesia:13

1. Larangan Impor Daging Ayam dan Produk Ayam

2. Larangan untuk Impor Potongan Daging Ayam dan Daging Ayam yang

diawetkan.

3. Adanya batasan dalam penggunaan Produk Impor

4. Prosedur Perizinan Impor Ketat Indonesia

5. Penundaan yang Tidak Semestinya Sehubungan dengan Persetujuan Persyaratan

Sanitasi

6. Batasan Transportasi Produk Impor

7. Diterapkann Persyaratan Pelabelan Halal

Langkah-langkah diatas melanggar ketentuan-ketentuan WTO yaitu:

a. Tindakan Pembatasan Perdagangan.

b. Klaim yang Terkait dengan Perlakuan Diskriminatif.

12
Ari Siswanto. 2021. “Isu Kesehatan dalam sengketa Impor Daging ayam antara Indonesia Brazil”. Arena
Hukum Vol 14. No 1.
13
DSB WTO, “Report of The Panel DS:484 Indonesia-Measures Meat Chiken Meat and Chiken Products”.

8
c. Klaim Terkait dengan Hambatan Sanitasi.

Dengan Adanya kebijakan Indonesia tersebut Direktur Jendral Perundingan

Perdagangan Internasional Kementrian Perdagangan mengatakan bahwa

Indonesia hanya menetapkan sertifikasi kesehatan dan halal pada produk

yang diimpor untuk dikonsumsi yang mana hal tersebut sejalan dengan

ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures(SPS). SPS adalah kesepakatan

dagang Internasional WTO yang berkaitan dengan kesehatan.14 Hal ini dinggap

oleh brazil merupakan suatu upaya proteksi perdagangan, berbeda dengan

Indonesia ia menganggap kebijakan yang ia lakukan sebagai upaya perlindungan

terhadap konsumen dalam negeri untuk mendapatkan suatu produk yang aman,

sehat, dan halal.

B. Penyelesaian sengketa impor daging ayam antara Indonesia dan Brazil

Sengketa impor daging ayam antara Indonesia Brazil diselesaikan dengan

Dispute Settlement Body yang merupakan lembaga penyelesaian sengketa WTO.

Dispute Settlement Body (DSB) atau Badan Penyelesaian Sengketa mempunyai

fungsi untuk menyelenggarakan diskusi dalam menyelesaiakan kasus sengketa

perdagangan yang timbul disuatu negara anggota yang berkonflik. DSB memiliki

kekuasaan yaitu membentuk, mengadopsi panel dan badan banding, melakukan

14
Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia, Gara-Gara Daging Ayam Impor, RI dan Brasil
Bertarung di WTO, https://www.cnbcindonesia.com/news/20210531141748-4-249567/gara-gara-
daging-ayam-impor-ri-dan-brasil-bertarung-di-wto, diakses pada tanggal 20 desember 2021 pukul 09:00

9
pelaksanaan pengawasan dalam implementasi saran dan keputusan yang sudah

disahkan.15

Dalam proses penenganan sengketa dagang pada DSB, menjalani beberapa

langkah,16 yaitu:

1. Interviu, merupakan langkah pertama penyelesaian sengketa yang lebih baik

karena menghasilkan solusi yang menguntungkan kedua pihak. Langkah inilah

yang harus ditempuh apabila suatu negara merasakan kerugian yang timbul atas

perjanjian WTO.

2. Pembentukan panel, langkah ini dapat dilakukan ketika langkah awal yaitu

konsultasi tidak dapat menyelesaikan sengketa.

3. Lembaga Banding WTO, pihak yang kalah dan merasa tidaak puas dalam

pembentukan panel dapat melakukan banding.

4. Rekomendasi, suatu ketentuan yang bertentangan dengan kebijakan WTO

merekomendasikan negara anggota yang sedang bersengketa untuk tetap

menjalankan aturan sesuai dengan kebijakan dan melaksankan rekomendasi-

rekomendasi tersebut.

5. Pengawasan implementasi, pengawasan ini dilakukan oleh DSB yang bertujuan

untuk mengawasi anggota negara yang sedang bersengketa apakah telak

melakukan rekomendasi-rekomendasi yang telah diberikan.

15
Ade Maman Suherman. 2012. “Dispute Settlement Body- WTO dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan
Internasional”.. Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke 42 No.1
16
Ilustrasia Wirafahmi. 2020.”Proses Penyelesaian Sengketa Impor Ayam Brasil Di Indonesia Melaui World
Trade Organization (Wto) Tahun 2014-2017”. Jom Fisip Vol 7, edisi 2.

10
Putusan akhir kasus sengketa ini adalah sebagaimana yang telah disampaikan

oleh Kementerian Pertanian RI, terdapat tiga ketentuan yang unggul dari

Indonesia karena Brazil dianggap tidak dapat membuktikan ketentuan ini dan

tidak sesuai dengan perjanjian WTO, yaitu:

1. Persyaratan tentang pelabelan halal.

2. Syarat pengangkutan langsung

3. Larangan untuk mengimpor daging ayam dan produk ayam.

Sementara ada empat ketentuan yang diungguli oleh Brasil untuk

dipertimbangkan dan tidak sesuai pada Perjanjian WTO,17 yakni:

1. Indeks produk yang dapat diimpor

2. Ketentuan dalam menggunakan produk impor (penggunaan yang dimaksudkan)

3. Tata cara perizinan impor

4. Pengunduran proses persetujuan sertifikat kesehatan hewan (undue delay).

Brazil menang di WTO, sehingga terjadilah negosiasi antara keduanya dengan

perbincangan kesepakatan untuk tidak melakukan banding. Indonesia memutuskan

untuk tidak banding sesuai hasil panel sebelumnya yang mengatakan bahwa

Indonesia bersalah dalam kasus sengketa ini. Sesuai dengan Panel Rekomendasi

WTO, Indonesia memilih untuk mengubah atau ketentuan impor ayam dan produk

ayam yaitu Regulasi Menteri Pertanian dan kebijakam menteri perdagangan

bertentangan dengan keputusan WTO. Penyederhanaan peraturan Menteri Pertanian

17
Kurniasih Budi, 2018, “Indonesia Tidak Akan Impor Daging Ayam Brasil”, Kompas.com, URL:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/09/133921826/indonesia-tidakakan-impor-daging-ayam-dari-
brasil.

11
No. 34 tahun 2016,yang merupakan hasil dari ketentuan final WTO Indonesia harus

menyesuaikan dengan hasil ketentuan final tersebut.

Selain itu dalam perundingan yang telah dilakukan antara keduanya,

Indonesia menawarkan kepada Brazil untuk tidak melakukan impor daging ayam ke

Indonesia dengan alasan sedang kelebihan stok. Tawaran Indonesia kepada Brazil,

diterima Brazil, akan tetapi Brazil ingin untuk melakukan ekspor daging sapi ke

Indonesia dan melakukan kerja sama yang dapat menguntungkan kedua pihak.18

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kasus sengketa impor daging ayam yang terjadi antara Indonesia dan

Brazil disebabkan karena dengan adanya peraturan dari Indonesia sehingga

terhambatya proses masuknya daging ayam dari Brazil ke Indonesia pada tahun

2009. Brazil mengalami kerugian, membuat Brazil menuntut Indonesia karena

telah melakukan proteksi perdagangan. Peristiwa yang dilakukan Indonesia

dianggap melanggar sejumlah aturan dari WTO. Alasan Indonesia mengeluarkan

aturan tersebut, bukan untuk membatasi aktifitas datangnya daging ayam dari

negara Brazil, tetapi ingin memberikan kepastian kepada konsumen bahwa

daging yang diimpor ke Indonesia sehat dan halal agar aman di konsumsi, dan

telah masuk dalam kriteria ketentuan ekspor dan impor hewan dan produk hewan,

seuai dalam peraturan angka 29 tahun 2019 yang telah dikeluarkan Menteri

Perdagangan. Hal ini dikuatkan pula dengan Ketentuan yang dkeluarkan oleh

18
Yordan Gunawan, 2021, Pertanggungjawaban Indonesia dalam Pencemaran Asap Lintas Batas Negara,
Yogyakarta, LP3M UMY, hlm. 11

12
Menteri Pertanian tentang pemasukan karkas, daging, jeroan, dan olahan yang

masuk ke Indonesia. Penyesuain peraturan dilakukan dalam rangka menjaga

hubungan internasional diantara Indonesia dengan negara lain perihal

perdagangan dunia.

WTO menangani kasus sengketa perdagangan yang menyertakan

anggota-anggota internasional, yang penyelesaiannya lewat Dispute Settlement

Body yang disingkat DSB. DSB ialah lembaga dibawah naungan WTO dalam

menyelesaikan perkara perdagangan dunia.

Penyelesaian sengketa diselesaikan oleh DSB. Dalam proses penyelesaian

sengketa tersebut melalui beberapa tahapan yaitu, konsultasi, pembentukan panel,

lembaga banding, rekomendasi dan pengawasan. Terdapat empat ketentuan yang

diungguli oleh Brazil untuk dipertimbangkan dan tidak sesuai pada Perjanjian

WTO, yakni indeks produk yang dapat diimpor, ketentuan dalam menggunakan

produk impor (penggunaan yang dimaksudkan), tata cara perizinan impor,

pengunduran proses persetujuan sertifikat kesehatan hewan (undue

delay).kesepakatan untuk tidak melakukan banding yang telah disepakati pleh

Indonesia dan Brazil. Indonesia menawarkan kepada Brazil untuk menghentikan

kegiatan impor daging dari Brazil masuk ke Indonesia karena sedang kelebihan

stok.

Indonesia dan Brasil bersepakat untuk tidak melakukan banding,

Indonesia menawarkan kepada Brazil untuk tidak mengimpor daging ayam ke

Indonesia dengan alasan Indonesia sedang kelebihan produksi. Tawaran

Indonesia kepada Brazil, diterima Brazil, akan tetapi Brazil ingin untuk

13
mengekspor daging sapi ke Indonesia dan kerja sama lainnya yang

menguntungkan kedua belah pihak. tawaran Indonesia kepada Brazil diterima

Brazil, akan tetapi Brazil ingin untuk mengekspor daging sapi masuk ke Indonesia

dengan kegiatan kerja sama lainnya yang dapat menguntungkan kedua pihak.

Maka itu, penetuan putusan dalam menjamin produk halal tidak

diperuntukkan hanya pada produk yang ada pada dalam negeri tetapi juga untuk

produk luar negeri. Sedikit maupun banyaknya aturan mengenai jaminan halal

tetap akan berpengaruh pada perdagangan internasional, dengan itu Indonesia

yang merupakan anggota World Trade Organization (WTO) wajib tetap

senantiasa menyeimbangkan peraturan perundang-undangan nasional pada aturan

hukum internasional lainnya, agar tidak terjadi suatu kerancuan.

DAFTAR PUSTAKA

Arkaan Katili, Fadhil, dan Karen Yohana, dan Natalia Yeti Puspita. 2021. “World Trade

Organization: Penyelesaian Sengketa Dagang Impor Ayam (Brazil V. Indonesia)”

dalam Cakrawala hukum.

Hata. 2006. Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT dan WTO (Aspek-aspek Hukum

dan Non Hukum). Bandung: Refika Aditama.

P, Akbar Kurnia. 2016. “Agreement On Agriculture Dalam World Trade Organization”

dalam Jurnal Hukum & Pembangunan. Hal- 97.

Putra Kurnia, Mahendra. 2008. “Hukum internasional” dalam Risalah Hukum: fakultas

hukum Unmul. Volume 4, No.2. samarinda

14
S M Korah, Revy. 2016.”Prinsip-Prinsip Eksistensi General Agreement On Tariffs And

Trade (Gatt) Dan World Trade Organization (Wto) Dalam Era Pasar Bebas”

dalam Jurnal hukum unsrat.

Taufik Hadris, Muhammad. 2019. “Analisis Yuridis Tentang Sengketa Impor Daging Ayam

Antara Brazil Dan Indonesia Tahun 2014 Melalui Dispute Settlement Body(Dsb)

World Trade Organization (Wto). Universitas Bung Hatta. Hal 1.

Fairuzzaman, Fahmi. 2018. “Dampak Penerapan Agreement On The Application Of Sanitary

And Phytosanitary Measures Terhadap Perdagangan Di Indonesia” dalam

Renaissance, Vol 3, No 2, hlm 325.

Suherman, Ade Maman. 2012. “Dispute Settlement Body- WTO dalam Penyelesaian

Sengketa Perdagangan Internasional” dalam Jurnal Hukum dan Pembangunan

Tahun ke 42 No.1.

Wirafahmi, Ilustrasia. 2020. “Proses Penyelesaian Sengketa Impor Ayam Brasil Di

Indonesia Melaui World Trade Organization (Wto) Tahun 2014-2017” dalam Jom

Fisip Vol. 7: Edisi II.

Siswanto Ari. 2021. “Isu Kesehatan dalam sengketa Impor Daging ayam antara Indonesia

Brazil” dalam Arena Hukum Vol 14. No 1.

Gunawan Y, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta: LP3M


UMY.
Gunawan Y, 2021, Pertanggungjawaban Indonesia dalam Pencemaran Asap Lintas Batas
Negara, Yogyakarta: LP3M UMY.

15
Budi, Kurniasih. 2018, “Indonesia Tidak Akan Impor Daging Ayam Brasil”, Kompas.com,

URL:https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/09/133921826/indonesia-

tidakakan-impor-daging-ayam-dari-brasil. Diakses pada tanggal 25 desember 2021

pukul 14.00

Yanwardhana, Emir. 2021. “CNBC Indonesia, Gara-Gara Daging Ayam Impor,

RI dan Brasil Bertarung di WTO”,

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210531141748-4-249567/gara-

gara-daging-ayam-impor-ri-dan-brasil-bertarung-di-wto, diakses pada tanggal

20 desember 2021 pukul 09:00

Hartawan, Tony. 2014. “Indonesia Stop Impor Daging dari Brasil”,

https://bisnis.tempo.co/read/859155/Indonesia-stop-impor-daging-dari-brasil,

diakses pada 24 Desember 2021 pukul 19.00

DSB WTO, “Report of The Panel DS:484 Indonesia-Measures Meat Chiken Meat and

Chiken Products”.

16
17
18

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai