Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

ANTROPOLOGI

“Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat”

Nama : I Made Arya Wiguna

Kelas : B2

NIM : D1A020223
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat
meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Perubahan
Sosial Budaya Dalam Masyarakat”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Lalu Saipudin, SH. MH
pada mata kuliah Antropologi Budaya di Universitas Mataram. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang perubahan sosial budaya dalam masyarakat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lalu Saipudin, SH. MH


selaku dosen dari mata kuliah Antropologi Budaya. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu keritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tinjauan Pustaka.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN PERMASALAHAN 1 ................................................................ 3
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan ................................................................... 3
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan ................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN PERMASALAHAN 2 .............................................................. 7
A. Proses – proses Perubahan Sosial .......................................................................... 7
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-
perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju
ke arah kemajuan, namun dapat menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial
yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Didalam
masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh dan
tidak mendapatkan pengaruh perubahan sosial budaya. Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola
perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.

1
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat statis dan masyarakat
dinamis, masyarakat statis merupakan masyarakat yang sedikit mengalami
perubahan dan berjalan lambat. Sedangkan masyarakat yang dinamais adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan secara cepat. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal.
Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat kebagian dunia lain dengan
komunikasi yang modern.

Perubahan dalam masyarakat telah terjadi sejak zaman dahulu. Namun


dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat
sehingga membingungkan manusia untuk mengahadapinya, yang sering

1
http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-antropologi-budaya.html

1
berjalan secara konstan. Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat.
Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, perubahan berlangsung secara terus
menerus. Berdasarkan hal tersebut, perlulah menguraikan perilaku masyarakat
dalam perubahan sosial budaya di era globalisasi ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya dalam
masyarakat?
2. Apa saja proses-proses perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat?

C. Tinjauan Pustaka
2
Perubahan sosial budaya adalah perubahan norma-norma sosial, pola-
pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan
wewenang.

Perubahan sosial, dapat berlangsung dalam kurun waktu cepat atau


perlahan-lahan. Perubahan dalam masyarakat pada prinsipnya merupakaan
suatu proses yang terus menerus artinya setiap masyarakat pada kenyataannya
akan mengalami perubahan, akan tetapi perubahan antara kelompok dengan
kelompok lain tidak selalu sama serta banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

2
https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-contohnya/

2
BAB II

PEMBAHASAN PERMASALAHAN 1

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan


a) Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain.
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing
dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan
suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b) Sistem Pendidikan Formal yang Maju.
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama
membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan
objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan
zaman atau tidak.
c) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang
untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin
terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d) Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang.
3
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan
tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial
budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-
hal baru yang kreatif.

3
https://core.ac.uk/download/pdf/25495176.pdf

3
e) Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification).
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau
horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat
tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan
dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu
untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f) Heterogenitas Penduduk.
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang
budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan
yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian
merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g) Orientasi ke Masa Depan.
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat
masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-
penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
h) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat
menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan
revolusi untuk mengubahnya.
i) Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk
Memperbaiki Hidupnya.
ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas.

4
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain.
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan
pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b) Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan
tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena
masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain
(terjajah).
c) Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional.
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat
membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman.
Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh
golongan konservatif (kolot).
d) Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan.
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi
seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau
kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya
menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola
kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e) Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan
Kuat (Vested Interest Interest).
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan
menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan
statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya
proses perubahan.

5
f) Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru.
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah
dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka
mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa
melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka
cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
g) Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah,
biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideology
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
h) Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar.
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat
dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini
merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan
kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat
mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan
masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka
mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
i) Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya.
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah
pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa
adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang
Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu
pekembangan kehidupan manusia.

6
BAB III

PEMBAHASAN PERMASALAHAN 2

A. Proses – proses Perubahan Sosial


Pada dasarnya masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perubahan
tersebut dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat dalam
satu waktu dengan keadaan yang lampau. Menurut Alvin L. Bertrond, proses
perubahan sosial adalah sebagai berikut:
a) Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu
individu ke individu yang lain, dari satu golongan ke golongan yang
lain, atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain, Difusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Difusi intra-masyarakat yaitu Difusi unsure kebudayaan antara
individu/golongan dalam satu masyarakat.
2) Difusi antarmasyarakat, yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain.

Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi


melalui:

1) Pementasan damai (penetration pacifique), yaitu masuknya unsure


baru kedalam masyarakat tanpa paksaan dan kekerasan. Misalnya
masuknya kebudayaan islam kemasyarakat Indonesia.
2) Perembesan dengan kekerasan (penetration violente), yaitu
masuknya unsure baru kedalam masyarakat yang diwarnai dengan
paksaan dan kekerasan sehingga terkadang merusak kebudayaan
setempat.

7
3) Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke
dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Simbiotik dibagi
menjadi 3 macam:
a. Mutualistik yaitu simbiosis yang saling menguntungkan.
b. Komensalistik yaitu satu pihak untung dan satu pihak lain tidak
untung tetapi juga tidak rugi.
c. Parasitistik yaitu satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak
lain menderita kerugian.
b) Akulturasi atau kontak kebudayaan merupakan proses sosial yang
timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan
diolah kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas
kepribadian kebudayaan asal.
c) Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila
terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang
kebudayaan berbeda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung
dan intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan dari masing-
masing golongan tersebut berubah sifatnya dari yang khas menjadi
unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda dengan asalnya.
1) Faktor-faktor pendorong asimilasi:
a. Toleransi antara kebudayaan yang berbeda.
b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi.
c. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dimasyarakat.
e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
f. Perkawinan campuran.
g. Adanya musuh bersama dari luar.

8
2) Faktor-faktor penghambat asimilasi:
a. Terisolasinya kehidupan berkelompok.
b. Kurangnya pengetahuan akan kebudayaan lain.
c. Perasaan takut akan kebudayaan lain.
d. Perasaan kebudayaan sendiri lebih tinggi dari kebudayaan lain.
e. Perbedaan warna kulit dan ciri badan.
f. in group feeling yang kuat.
g. Golongan minoritas mendapat gangguan dari mayoritas.
h. Perbedaan kepentingan.
d) Akomodasi dikenal pula dengan sebutan adaptasi. Akomodasi dapat
berarti keadaan atau proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi
menunjuk kepada adanya keseimbangan dalam interaksi antara individu
dengan kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi
menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-
pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan sosial.
1) Tujuan akomodasi:
a. Mengurangi pertentangan.
b. Mencegah meledaknya suatu pertentangan.
c. Memungkinkan terjadinya kerjasama.
d. Mengusahakan terjadinya asimilasi.
2) Bentuk-bentuk akomodasi:
a. Konsoliasi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga-
lembaga tertentu yang memungkinkan terjadinya difusi dan
pengambilan keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan
mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan.
b. Mediasi adalah menunjuk pihak ketiga untuk memberikan
nasihat-nasihat tentang bagaimana caranya menyelesaikan
pertentangan-pertentangan diantara golongan yang bertikai.

9
c. Arbitrasi pengendalian konflik dengan arbitasi (perwasitan)
hampir sama dengan mediasi akan tetapi pihak yang bertikai
dengan suka rela menerima putusan yang dibuat.
d. Kompromi yaitu antara pihak yang bertikai saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian masalah.
e. Coercion merupakan bentuk pengendalian konflik yang
dilakukan karena adanya paksaan. Dalam hal ini salah satu
pihak berada dalam keadaan lemah dari pihak lainnya.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Faktor-Faktor Pendorong Perubahan:
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain.
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju.
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain.
d. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang.
e. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification).
f. Heterogenitas Penduduk.
g. Orientasi ke Masa Depan.
h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang
Tertentu.
i. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk
Memperbaiki Hidupnya.
2) Faktor-Faktor Penghambat Perubahan:
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain.
b. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
c. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional.
d. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas
Kebudayaan.
e. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam
dengan Kuat (Vested Interest Interest).
f. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru.
g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis.
h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar.
i. Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya.

11
3) proses perubahan sosial adalah sebagai berikut:
a. Difusi.
b. Akulturasi.
c. Asimilasi.
d. Akomodasi.

B. Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya karena globalisasi tidak
selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus membentengi diri
dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik dari
perubahan sosial budaya tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. PT. Raja


Grafindo Persada : Jakarta

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-
antropologi-budaya.html

https://indomaritim.id/perubahan-sosial-budaya-pengertian-menurut-ahli-dan-
contohnya/

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-
antropologi-budaya.html

13

Anda mungkin juga menyukai