Anda di halaman 1dari 4

Antropologi dan perubahan sosial masyarakat indonesia

A. Pengertian perubahan sosial budaya Indonesia

1. Perubahan Sosial

Menurut Selo Soemarjan perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada


lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya
dan perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Luasnya lingkup perubahan siosial memerlukan adanya pembatasan pada saat membicarakan
pada suatu masyarakat, sehingga analisisnya menjadi jelas atau tidak kabur dan memudahkan
pemahaman pada tingkat mana perubahan sosial itu terjadi.

Tingkat analisis perubahan sosial menurur Louer yaitu: Global, peradaban, kebudayaaan,
masyarakat, komunitas, institusi, organisasi, interaksi, individu.

Empat perkara penting dalam teori perubahan sosial yaitu:

a. Perkara asal-usul

b. Solidaritas mekanik dan organik

c. Pembagian kerja

d. Arah perkembangan masyarakat modern terjadi dari solidaritas mekanik ke organik.

2. Perubahan kebudayaan

Pada awal abad ke-20 mulai ada perhatian terhadap kemajuan kebudayaan manusia. Perubahan
kebudayaan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern atau masyarakat masa kini tidak
perlu menyebabkan hilangnya keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya konflik-konflik yang
merusak, oleh karena itu perubahan kebudayaa berlangsung dalam jangka panjang dan terus
menerus maka harus diupayakan agar perubahan kebudayaan dapat mengakibatkan perubahan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi bila perubahan kebudayaan
tersebut berlangsung secara perlahan-lahan dan terarah.

Lima masalah khusus yang harus dikaji dalam topik proses akulturasi yaitu;

a. Mengenai metode-meode untuk mengamati, melukiskan, dan menguraikan suatu proses


akulturasi dalam suatu masyarakat. Salah satu metode untuk mengamati proses akulturasi yang
terjadi dalam masyarakat adalah reported observation at intervals.

b. Jalannya suatu proses akulturasi

Menurut Foster bahwa proses akulturasi biasanya dimulai dari golongan atas dalam masyarakat
yang tinggal di kota. Kenyataannya adalah berbeda artinya pada masyarakat kota kebudayaan
tradisional akan cepat hilang, kesatuan keluarga besar akan retajk dan tumbuh nilai-nilai budaya
individualistis. Meskipun tidak semua masyarakat kota demikian. Suatu penelitian menerangkan
bahwa orang batak yang berurbanisasi ke Medan adat istiadat yang mereka bawa tidak menjadi
kendur, bahkan semakin ketat. Oleh karena itu dalam menganalisa proses akulturasi harus
memperhatikan keadaan lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

c. Psikologi dalam suatu proses akulturasi


Dari berbagai proses akulturasi dalam suatu kebudayaan, diantaranya disebabkan karena adanya
perbdaan kepribadian dari tiap individu dalam suatu masyarakat yang tengah mengalami proses
akulturasi. Tiap-tiap individu dalam masyarakat ada yang memiliki watak kolot juga watak progresif,
sehingga mmengakibatkan timbulnya golongan-golongan sosial yang berbeda, di dalam golongan
sosial masing-masing memiliki sub kebudayaan yang berbeda. Perbedaan ini terjadi dalam
menerima, mengakomodasikan dan mengintegrasikan pengaruh kebudayaan asing dalam intensitas
dan cara yang lain.

d. Timbulnya inovasi

Terjadinya perubahan juga karena adanya pembaharuan dalam hal pemanfaatan SDA, SDM,
penggunaan tekhnologi baru dan cara-cara baru yang dapat menghasilkan produk-produk baru. Di
samping produk-produk baru dalam inovasi termasuk juga dalam pembukaan daerah/pasar baru,
penemuan sumber-sumber baru dan perubahan organisasi industri sehingga terjadi efisiensi.

e. Gejala penolakan atau penghindaran akulturasi

Suatu masyarakat yang sedang dalam proses akulturasi berada pada masa transisi dari
kebudayaan tradisional ke budayaan masa kini. Pada masa transisi banyak permasalahan yang
dihadapi diantaranya yaitu timbulnya ketegangan, konflik dan kekacauan sosial dalam masyyarakat
tersebut. Kondisi seperti ini lebih terasakan oleh kelompok yang kolot. Bila kelompok ini kuat,
mereka akan menentang terjadinya proses akulturasi, akan tetapi bila mereka lemah mereka tidak
dapat menentang maka biasanya mereka akan menghindari.

Menurut Morris Ginsbreg dalam Soekanto, faktor-faktor penyebab perubahan adalah:

Ü Keinginan secara sadar dan keputusan para pribadi.

Ü Sikap tindak pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah,

Ü Perubahan struktur dan halangan struktur

Ü Pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang menonjol

Ü Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu

Ü Peristiwa-peristiwa tertentu

Ü Munculnya tujuan bersama.

Secara umum penyebab perubahan sosial budaya dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:

a. Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri, diantaranya yaitu:

1) Perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi

Pengetahuan yang semakin luas akan menghasilkan teknologi yang lebih baik, yang kemudian
mengubah kehidupan manusia. Misalnya alat transportasi jaman dulu masih sederhana, sekarang
alat transportasi sudah menggunakan mesin yang canggih.

2) Jumlah penduduk

Masalah penduduk yang menimbulkan perubahan sosial budaya pada umumnya adalah
pertambahan penduduk akibat terjadinya urbanisasi. Demikian juga berkurangnya penduduk pada
daerah-daerah yang ditinggalkan oleh orang-orang yang berurbanisasi.
3) Pertentangan

Adanya pertentangan atau konflik mengakibatkan nilai-nilai, norma, adat istiadat, yang telah lama
dijadikan pedoman atau penuntun dalam bersikap maupun berperilaku akan menimbulkan
perubahan sosial budaya. Hal ini terjadi apabila mereka baralih dari nilai-nilai, norma-norma, adat
istiadat yang telah mereka laksanakan.

b. Perubahan yang berasal dari luar masyarakat

1) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Perubahan sosial budaya dapat terjadi baik adanya interaksi langsung antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain maupun melalui komunikasi aerta arah dengan media-media massa.

2) Peperangan

Dampak yang timbul dengan adanya peperangan baik antar anggota masyarakat maupun dengan
masyarakat lain adalah perubahan sosial budaya pada umumnya mempunyai nilai negatif. Hal ini
terjadi karena peralatan perang biasanya lebih canggih sehingga mampu menghancurkan atau
menyengsarakan pihak yang kalah.

3) Penyebab dari alam

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila di masyarakat terjadi musibah atau bencana alam,
misalnya banjir, tanah longsor dan sebagainya yang mengakibatkan penduduk harus pindah
ketempat lain. Di tempat yang baru inilah mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi sosial
budaya yang baru, sehingga nilai-nilai, budaya yang telah lama dilaksanakan akan berubah atau
berbaur dengan yang baru.

Faktor-faktor yang menghambat atau menolak terjadinya perubahan:

Ü Masyarakat merasa ragu-ragu terhadap sesuatu yang baru

Ü Rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat sehingga mereka lebih menghendaki hal-hal
yang sifatnya statis

Ü Adanya kecenderungan lebih menyukai atau mempertahankan hal-hal yang lama.

Faktor yang mendorong untuk terjadinya perubahan sosial, seperti:

Ü Adanya sikap terbuka

Ü Menyukai hal-hal yang baru

Ü Mempunyai pengalaman yang luas dan sebagainya.

Menurut Rogres dan Shoeamker, perubahan sosial budaya yang terjadi di suatu masyarakat
mengikuti tiga tahapan, yaitu:

a. Tahap pertama, terjadinya invensi, yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan dan
dikembangkan

b. Tahap kedua, difusi yaitu penyebaran atau pengkomunikasian ide-ide kedalam sistem sosial

c. Tahap ketiga, konsekuensi yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan.
B. Kesenjangan Sosial Budaya

Mencermati masalah kesenjangan sosial budaya dapatlah dilakukan dengan memahami masalah
dasar dalam hidup manusia. Masalah dasar dalam hidup manusia menggambarkan adanya
perubahan dalam memaknainya sehingga menimbulkan kesenjangan sosial budaya diantara mereka.
Ada lima masalah dasar dalam hidup manusia (Kluckhohn), diantaranya yaitu:

1. Masalah pertama mengenai hakekat hidup, ada kebudayaaan yang menyatakan hidup itu buruk
dan menyedihkan.

2. Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya manusia. Ada kebudayaan yang
memandang kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survival) semata sehingga kerja
merupakan kewajiban.

Masalah ketiga kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. Ada budaya yang memandang
pentingnya masa lalu, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai fokus usaha dalam perjuangannya;
ada juga yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda ini jelas sangat mempengaruhi
perencanaan hidup masyarakatnya.

4. Masalah keempat hubungan masyarakat dengan alam sekitarnya. Ada yang percaya bahwa
alam itu “angker” hal ini memperlambat perubahan sosial budaya.

5. Masalah kelima mengenai hubungan antar manusia. Dalam kebudayaan yang menekankan
pada hubungan horisontal antara individu cenderung menekankan pada hak asasi, kebebasan, dan
kemandirian.

Daftar pustaka: Handoyo,Eko,dkk.2007.Studi Masyarakat Indonesia.Semarang:FIS UNNES.

Anda mungkin juga menyukai