Anda di halaman 1dari 16

YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA


Program Studi Manajemen (Kampus Kota Madiun)
Jl. Manggis No.15-17, Kota Madiun, Jawa Timur 63131 Telp. (0351) 453328 463311
Email: pbisi@widyamandala.ac.id

Lampiran 1.Pengumuman Nomor017/WMM.01.1/Q/03/2021, contoh format lembar jawaban


Ujian online yang diketik

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL T.A. 2020/2021

Mata Kuliah / Kode : Etika Sosial/ETH100


Hari, tanggal : Kamis, 8 Desember 2021
Waktu : 15.30 – 16.30 WIB
Dosen : Dr. Agustinus W. Dewantara, S.S., M
DEMORALISASI BANGSA, SIAPA YANG SALAH

Abstrak
Dewasa ini dengan adanya perubahan perubahan di dalam masyarakat serta adanya
globalisasi banyak dijumpai keadaan kualitas moral yang terjadi di masyarakat mengalami
penurunan, hal inilah yang dinamakan Demoralisasi.
Penurunan kualitas moral berkaitan dengan rendahnya standar moral dan penetapan
nilai serta norma di dalam masyarakat. Penurunan ini dapat dialami secara subjektivitas atau
individual dan dapat juga dilakukan secara bersama oleh suatu lembaga atau pemerintah. Dewasa
ini hal tersebut telah terjadi di bangsa kita.
Demoralisasi terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya krisis ekonomi
yang berkepanjangan, pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, menurunnya kewibawaan
pemerintah,meningkatnya angka kemiskinan, menurunnya kualitas aparat penegak hukum, adanya
sikap-sikap negatif dari masyarakat serta adanya keengganan mempelajari, mendalami dan
melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut.
Dari berbagai faktor tersebut saling berkaitan sehingga munculnya demoralisasi
terutama secara individu akan menimbulkan sebuah pertanyaan siapakah yang bersalah sehingga
menimbulkan suatu tindakan-tindakan yang melanggar norma baik norma susila, norma kesopanan,
norma hukum ataupun norma agama yang dewasa ini banyak terjadi di dalam masyarakat kita.
Apabila kita pandang dari berbagai faktor penyebabnya demoralisasi terjadi karena kesalahan dari
berbagai pihak bisa diri pribadinya, bisa juga pemerintah sebagai pemberi pelayanan sosial pada
masyarakat dan bisa salah dari para aparat penegak hukum sehingga seperti lingkaran setan. Maka
dari itu saya mencoba menganalisa bersama mengurai bersama tentang hal tersebut sehingga kita
akan menemukan jawaban siapakah yang patut dipersalahkan di dalam demoralisasi saat ini.

Kata Kunci : Demoralisasi, Globalisasi, Nilai, Norma dan Moralitas


Pendahuluan

A. Perubahan Sosial
Perubahan Sosial memiliki makna yang sangat luas dan mencakup berbagai segi kehidupan
manusia seperti ekonomi, sosial, budaya dan politik. Oleh karena itu, perubahan sosial dalam
suatu masyarakat menyangkut perubahan nilai pola perilaku, organisasi sosial, pelapiasan sosial,
kekuasaan serta berbagai aspek kemasyarakatan lainya. Berbagai pendapat para ahli tentang
makna dari perubahan sosial diantaranya :
a) Selo Soemardjan
Perubahan Sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya
nilai nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b) Emile Durkheim
Perubahan Sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis yang
mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanik
ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organik.
c) Max Weber
Menurut Max Weber, perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya
masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama.

B. Dampak Perubahan Sosial


Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tentu menimbulkan berbagai dampak
baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Dalam hal ini yang berkaitan dengan
menurunya kualitas moral maka yang kita bahas adalah dampak negatif dari perubahan sosial.
Dampak negatif perubahan sosial sering disebut regresi, yang memiliki arti perubahan yang
terjadi dalam masyarakat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami suatu kemunduran.
Berikut beberapa dampak negatif perubahan sosial.
a) Pergolakan dan pemberontakan
Pergolakan daerah adalah suatu gerakan rasial vertikal dan horizontal yang dilakukan
serentak di suatu daerah untuk melaksanakan kehendak atau cita-citanya yang disebabkan
oleh tindakan kesewenang-wenangan dari pemerintah atau pemegang kekuasaan,
perbedaan ideologi antar golongan di dalam masyarakat,adanya pertentangan pertentangan
sosial yang berkepanjangan yang sulit diatasi.
b) Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat memberi peluang
bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke
arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan atau kesenjangan sosial
berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut
dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupanya.
Perbuatan kriminal yang muncul di dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan
sosial, akibatnya tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama, adanya perbedaan
tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak
dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapatkan hak yang disesuaikan dengan
kewajiban yang dilakukan.
Ada kalanya orang ingin mendapatkan hak tetapi tidak sesuai dengan kewajiban
yang harus dilakukan dan terbukanya kesempatan untuk melakukan hal-hal yang salah.
Sedangkan pengawasan terhadap perbuatan yang salah lemah akibatnya terjadi
penyelewengan dan pelanggaran.
c) Pudarnya solidaritas sosial
Masyarakat perkotaan dikenal sebagai masyarakat yang memiliki tingkat kesibukan
paling tinggi. Kesibukan tersebut menjadi penghambat kegiatan sosialisasi dalam
bermasyarakat atau dengan lingkungan sekitar tempat tinggal. Hal itu menjadikan mereka
sulit menjalin hubungan sosial secara langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Hubungan sosial dengan lingkungan sekitar atau masyarakat juga terhambat karena
tertutupnya rumah dengan pagar yang tinggi. Keberadaan rumah yang tertutup dengan
pagar yang tinggi menunjukkan bahwa pemilik rumah menjaga privasinya. Hal ini
menunjukkan sikap individualisme pemiliknya. Kondisi tersebut terjadi karena semakin
maju dan modern menyebabkan masyarakat semakin ingin hak-hak pribadi dilindungi.
Hubungan sosial yang dahulunya dilandasi dengan rasa kekeluargaan berubah berdasarkan
kepentingan pribadi bahkan menjadi dunia sendiri. Akibat berkembangnya individualisme
dalam masyarakat karena semakin memudarnya solidaritas sosial.

C. Globalisasi
Dengan adanya perubahan sosial, dampak perubahan sosial juga disebabkan faktor yang
lain yaitu, Globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses menyatunya wilayah-wilayah dalam
suatu kesatuan kaidah yang sama. Timbulnya globalisasi dipengaruhi oleh perkembangan iptek
yang canggih. Berbagai pendapat para ahli tentang definisi terhadap globalisasi diantaranya :
a) Anthony Giddens
Globalisasi adalah proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia ditandai
dengan adanya kesenjangan besar antara kekayaan dan tingkat hidup masyarakat-
masyarakat industri dengan masyarakat-masyarakat Dunia Ketiga.
b) Cochrane dan Pain
Globalisasi merupakan munculnya sebuah sistem ekonomi dan budaya global yang
membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.
c) Cohen dan Kennedy
Globalisasi adalah seperangkat transformasi yang saling memperkuat dunia, meliputi
perubahan dalam konsep ruang dan waktu, pasar dan produksi ekonomi, peningkatan
interaksi cultural melalui perkembangan media massa, dan meningkatnya masalah
bersama.
d) Malcom Waters
Globalisasi adalah proses sosial ketika batas-batas geografis serta budaya menjadi semakin
kabur dan masyarakat dunia kian meningkat kesadarannya akan mengaburnya batas-batas
tersebut.
Globalisasi yang terjadi di dalam masyarakat tentu menimbulkan berbagai dampak baik yang
bersifat positif maupun bersifat negatif. Dalam hal ini yang berkaitan dengan menurunnya
kualitas moral maka yang kita bahas adalah dampak negatif dari Globalisasi. Dampak negatif
globalisasi mengakibatkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat menyebabkan kehidupan
masyarakat mengalami suatu kemunduran. Beberapa dampak negatif globalisasi yang terjadi di
dalam masyarakat :
1) Pola hidup yang konsumtif
Perkembangan industri yang sangat pesat menyebabkan penyediaan barang-
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Hal ini masyarakat terutama kalangan remaja
mudah tertarik mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada bahkan sekarang
mudah untuk membeli barang tanpa harus keluar rumah yaitu melalui online shop.
Namun, masyarakat tidak menyadari kondisi ekonomi mereka masing-masing sehingga
timbulnya sikap konsumtif. Apabila ekonomi mereka mulai menurun, mereka melakukan
tindakan moral yang tidak baik, misalnya mencuri, merampok dan lain-lain. Perilaku
pola hidup yang konsumtif menyebabkan kedepannya terjadi kesenjangan sosial.
2) Sikap individualisme
Dengan adanya perkembangan teknologi yang maju dan canggih, masyarakat merasa
dimudahkan segala pekerjaannya sehingga menyebabkan mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam aktivitasnya. Bahkan mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial. Pengaruh globalisasi ini, sikap individualisme juga menyebabkan
terjadinya kesenjangan sosial karena tertutupnya rasa sosial dalam masyarakat.
3) Gaya hidup yang kebarat-baratan
Di zaman modern ini, banyak sekali masyarakat dari kalangan remaja yang mengikuti
budaya barat, bahkan mulai menggeser budaya asli atau tradisional negaranya.
Contohnya pergaulan bebas, mabuk, dan narkoba. Hal ini sangat disayangkan dari remaja
masa kini, karena mereka yang seharusnya menjadi generasi muda penerus bangsa.
4) Semakin lunturnya nilai dan norma dalam masyarakat
Dampak globalisasi ini mengakibatkan lunturnya nilai-nilai dalam masyarakat yaitu

● Politik

Di dalam masyarakat, nilai-nilai politik yang dulunya berdasarkan semangat


kekeluargaan, musyawarah untuk mufakat, dan gotong royong tetapi sekarang
menjadi kepentingan individual. Kepentingan individual ini timbul dari keegoisan
seseorang karena mereka merasa paling benar dan dibanggakan. Namun,
keegoisan tersebut dapat mengakibatkan ketidakpedulian seseorang pada
masyarakat bahkan terjadi perpecahan dalam masyarakat karena tidak adanya
keadilan.

● Moral

Nilai moral pada kalangan remaja mengalami perubahan karena adanya


modernisasi pengaruh globalisasi. Banyak sekali maraknya perilaku-perilaku
yang menyimpang, karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit.

● Norma

Dari berbagai macam-macam norma, khususnya norma kesopanan. Semakin


lunturnya norma kesopanan karena dampak globalisasi. Remaja mengikuti cara
berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan dan tidak
mempunyai tata krama atau sopan santun terhadap orang tua, bahkan berani
membunuh orang tua. Hal ini mengakibatkan krisis moral karena hilangnya
norma kesopanan.
5) Menurunnya generasi muda yang melestarikan kebudayaan Indonesia
Semakin sedikitnya generasi penerus bangsa yang melestarikan musik, tarian dan budaya
tradisional negaranya sendiri.
D. Nilai
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal budi. Perbuatan moral
mencetuskan kodrat manusiawi sekaligus mulia. Hal ini yang menjadi tempat penjelasan etika,
karena perbuatan ini normatif, mengajukan nilai-nilai. Perbuatan manusia berkaitan dengan
nilai.
Nilai adalah suatu kehadiran yang dijunjung tinggi yang melekat pada diri manusia.
Dalam arti demikian suatu nilai memiliki dimensi transendental. Artinya, bahwa segala nilai
merujuk pada kehidupan itu sendiri. Nilai berhubungan dengan perbuatan manusia secara
langsung menjadi persoalan yang menggerakkan kehendak. Hal ini kehendak tidak boleh
dipikirkan dalam hubungannya sebagai tempat yang sama sekali terpisah dan akal budi manusia.
Kehendak tersebut memaksudkan produk dari pertimbangan-pertimbangan akal budi manusia
sebagai demikian. Jika nilai itu baik, maka nilai itu menggerakkan manusia untuk mengejarnya,
tetapi jika nilai itu buruk, maka nilai itu menggerakkan manusia untuk menghindarinya.
Nilai itu mendesakkan eksekusi suatu tindakan. Hal ini dikarenakan proses perbuatan
manusia jelas bukan merupakan produk dari insting maupun khayalan, nilai yang ditemukan
oleh akal budi pastilah tidak tunggal melainkan beragam disebabkan oleh kompleksitas
pertimbangan budaya manusia. Di sinilah keanekaragaman nilai bermunculan, bahwa nilai
bukan karena relatifnya nilai melainkan terutama berkaitan dengan banyaknya realitas kehidupan
manusia. Dewasa ini sering disimpulkan terjadinya krisis nilai.
Krisis nilai adalah kemrosotan atau lunturnya nilai-nilai moral di dalam kehidupan
manusia. Manusia mengalami proses pendangkalan dalam menghayati kehidupannya, kehidupan
sesamanya, dan kehidupn bersamanya dengan orang lain. Dengan demikian, krisis nilai tidak
sama sekadar sebagai suatu konsep atau gagasan atau ide mengenai kebaikan. Terkadang nilai
disalahgunakan dalam pergaulan sehingga menjadi demoralisasi maupun penyimpangan sosial.
Misalnya, seseorang mengalami penurunan ekonomi, orang itu ingin mendapatkan uang untuk
menafkahi keluarganya tetapi ia malah mencuri harta orang lain. Hal ini menunjukkan apa yang
ia hendaki adalah baik yaitu untuk menafkahi keluarganya. Namun, nilai itu disalahgunakan
karena ia mencuri, mencuri merupakan tindakan yang buruk atau jahat seharusnya orang tersebut
untuk menafkahi keluarganya dengan bekerja maupun membuka usaha kecil. Dengan demikian,
krisis nilai terjadi karena kesenjangan sosial dan ekonomi. Jadi, nilai bukanlah suatu hal yang
mengakibatkan rusaknya nilai-nilai kehidupan manusia.

E. Norma
Dalam krisis nilai tersebut, nilai juga memiliki etika. Etika itu berkarakter normatif,
artinya etika mempunyai kaitan dengan norma-norma yang ada. Maka norma dalam etika harus
bersesuaian dengan akal budi manusia.
Norma adalah aturan atau kaidah atau aturan yang berlaku bagi manusia yang berisi
perintah, larangan dan sanksi antar manusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Di dalam lingkungan masyarakat, norma dibagi menjadi 4 yang terdiri dari :
1) Norma Agama
Norma agama adalah aturan atau kaidah yang dijalankan oleh manusia yang sumbernya
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus
dijalankan oleh manusia, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun pedoman bagi para
penganut agama mulai dari agama Kristen, Islam, Buddha, Hindu, Konghucu dan
kepercayaan lainnya, maupun larangan yang berarti tidak melakukan suatu perbuatan yang
seharusnya dihindari atau dilarang. Dalam norma agama, apabila melanggar perbuatan
yang seharusnya dihindari akan mendapatkan dosa.
2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan atau kaidah yang sumbernya berasal dari hati nurani
seseorang. Norma kesusilaan ini dianggap nilai kehidupan karena norma ini merupakan
sesuatu yang kita jalani dan rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk
melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Apabila seseorang
melanggar norma kesusilaan maka akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah,
penyesalan, atau bahkan dikucilkan di lingkungan masyarakat.
3) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan-aturan yang menekankan pada perbuatan seseorang dalam
berperilaku atau menjaga kesopan santunan, tata krama dan juga adat istiadat setiap
individu. Dengan adanya norma kesopanan yang bertujuan untuk menghargai orang lain
khususnya orang yang lebih tua, penerimaan diri dari masyarakat, memahami hakikat dan
tata etika dalam bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik tanpa melanggar hal-hal
yang tidak baik. Norma ini ditanamkan sejak kecil pada seseorang oleh orang tuanya agar
pemahaman tersebut sudah ada sejak dini dan ketika dewasa sudah terbiasa terdidik
dengan baik.
4) Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang dibuat oleh badan yang bertanggung jawab seperti
pemerintah yang dibantu Legislatif untuk membuat aturan atau peraturan yang dikemas
dalam bentuk Undang-Undang. Norma ini bersifat tertulis dan memaksa dengan tujuan
menjaga dan melindungi kepentingan masyarakat dan untuk memastikan adanya keadilan
yang diterima setiap orang sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib,
aman, rukun serta damai. Apabila seseorang melanggar aturan-aturan tersebut maka akan
mendapatkan hukuman maupun sanksi yang tegas sesuai dengan peraturan yang ada
seperti membayar denda atau pidana.

F. Moralitas
Moralitas atau disebut juga nilai moral, nilai moral adalah fenomen kewajiban. Hal ini bahwa
kesaksian tentang kewajiban ada dalam tindakan dan bahasa bukan pikiran. Esensi nilai moral
terbagi menjadi 2 yaitu Moralitas Ekstrinsik dan Moralitas Instrinsik, penjelasannya sebagai
berikut :
1) Moralitas Ekstrinsik
Moralitas Ekstrinsik adalah penilaian baik atau buruk atas tindakan manusia yang
didasarkan dalam konformitasnya atau kesesuaiannya dengan hukum positif atau perintah.
Dalam realitas hidup seseorang, bahwa seseorang membutuhkan perintah atau larangan
atau kewajiban dari orang tua. Kewajiban itu apabila tidak dilakukan akan mendapatkan
sanksi dan hukuman perlu berhubungan langsung dengan hukum. Dengan demikian, untuk
moralitas ekstrinsik merupakan nilai moral yang dilandasi pada hukum positif atau hukum
mutlak dari Tuhan Yang Maha Esa.
2) Moralitas Instrinsik
Moralitas Instrinsik merupakan kebenaran bahwa tatanan moral manusia itu baik atau
buruk, adil atau tidak, bukan karena ditentukan oleh keputusan/pertimbangan manusia
yang berkuasa atas instansi yang berkuasa, melainkan oleh kesadaran seseorang dalam arti
yang sedalam-dalamnya sebagai manusia. Nilai moral memiliki karakter instrinsik dalam
tindakan manusia ialah itu yang langsung menjadi milik dari tindakannya.

G. Tatanan Moral Subyektif


Tatanan moral subyektif memaksudkan dinamisme penilaian baik buruk dari suatu
tindakan manusia dipahami pertama-tama sebagai urusan subyek, tema tatanan moral subyektif
langsung memaksudkan subyektivitas dari suatu perbuatan, hanya apabila suatu perbuatan
memiliki karakter subyektif perbuatan tersebut masuk dalam kualifikasi moral.
Perbuatan manusia itu tidak tunggal melainkan kompleks, maksudnya bahwa perbuatan
itu terjadi karena dipengaruhi beberapa elemen-elemen, diantaranya adanya motivasi, motivasi
didasarkan pada pertimbangan pertimbangan baik atau buruk, dan kemudian tercetus sebuah
keputusan,keputusanpun belum final, dari keputusan terjadi suatu eksekusi dari kehendak
sehingga muncul suatu tindakan. Karena perbuatan manusia itu dipengaruhi banyak elemen atau
kompleks maka penilaian moralnya pun juga kompleks, jadi suatu tindakan atau perbuatan buruk
manusia dikatakan salah karena ada banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam bertindak
sehingga menghasilkan penilaian moral yang beragam. Keanekaragaman penilaian ini
menunjukkan bahwa perbuatan manusia itu kompleks. Mengenai perbuatan manusia dapat
dibedakan antara kehendak (volition) dan eksekusi kehendak (action). Antara volition dan action
memang tidak bisa dipisahkan, apabila suatu tindakan manusia dapat disebut sebagai tindakan
lengkap tetapi keduanya dapat dibedakan.
.

H. Tatanan Moral Objektif


Pada tatanan moral subjektif membicarakan tentang elemen-elemen penjabaran
pengertian dari perbuatan subjektif manusia yaitu actus humanus, secara langsung tatanan moral
manusia sebagai subjek pelaku perbuatan. Di dalam tatanan moral objektif terikat hukum,
Jadi pada dasarnya moral itu berhubungan dengan hukum. Moral haruslah meresapi
hukum. Moral berkaitan dengan baik dan buruk sedangkan hukum adalah soal perintah dan
larangan, hukum bukan soal nasihat tetapi soal perintah dan larangan karena yang melanggar
perintah dan larangan akan dikenakan hukum.
Hukum haruslah tunduk pada moral, artinya apa yang diperintahkan haruslah berupa
moral kebaikan sedangkan apa yang dilarang haruslah merupakan moral yang buruk.
Pembahasan

Demoralisasi bangsa siapakah yang dipersalahkan. Demoralisasi diartikan menurunya


akhlak atau perilaku masyarakat atau pudarnya nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat dan
merebaknya paham-paham barat sehingga masyarakat melakukan hal-hal yang melanggar nilai,
norma dan bahkan hukum, misalnya pergaulan bebas di kalangan remaja, mencuri, korupsi,
pembunuhan, pemerkosaan dan juga terorisme. Di dalam tatanan moral subyektif telah dipaparkan
bahwasanya perbuatan manusia tidaklah tunggal tetapi kompleks diantaranya adanya keinginan
atau motivasi dan motivasi muncul karena adanya pertimbangan pertimbangan baik buruk dan
timbul suatu keputusan dari keputusan muncul suatu eksekusi yang berupa tindakan.di sini semua
elemen yang menimbulkan sebuah tindakan secara eksternal terdapat penyebab yang memunculkan
motivasi tersebut. Penyebab terjadinya Demoralisasi di dalam masyarakat diantaranya :
1) Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi peningkatan pendidikan dan juga
peningkatan ekonomi
2) Meningkatnya kemiskinan
3) Menurunnya kualitas aparat penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman
4) Adanya sikap sikap negatif dari individu di dalam masyarakat seperti malas, boros, tidak
disiplin, serta sikap apatis yang akhirnya untuk mencapai sesuatu menggunakan jalan
pintas.
Secara ringkas akan kita bahas bagaimana kaitannya faktor-faktor di atas dapat menyebabkan
timbulnya demoralisasi atau menurunnya akhlak atau perilaku masyarakat atau pudarnya nilai dan
norma di dalam masyarakat :
1) Meningkatnya jumlah penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan sarana
prasarana untuk bertahan hidup akan bertambah pula uatamanya kebutuhan akan
pangan,sandang dan papan dan juga kebutuhan kebutuhan lain demi melancarkan dan
melanggengkan kehidupan. Untuk mendapatkan itu semua manusia atau masyarakat
memerlukan kebutuhan dalam hal ekonomi, untuk mencukupi ekonomi seseorang harus
memiliki suatu penghasilan, untuk mendapatkan penghasilan seseorang harus bekerja,
sedangkan syarat untuk bekerja seseorang harus memiliki sebuah pengetahuan atau sebuah
ketrampilan atau skill sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan pengetahuan atau
ketrampilan mereka.
Dengan demikian bila peningkatan jumlah penduduk ini tidak diimbangi
dengan penyediaan fasilitas pendidikan dan fasilitas pekerjaan sesuai dengan jumlah
penduduk yang ada maka akan timbul sebagian besar dari mereka tidak sekolah dan tidak
bekerja sehingga mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan akan ekonomi keluarga.
Apabila laapangan pekerjaan juga tidak tersedia sesuai porsi jumlah penduduk yang ada
maka akan menimbulkan adanya pengangguran pengangguran. Dengan banyaknya
penganguran, apabila pengangguran tidak segera ditindaklanjuti maka dari mereka yang
nganggur akan muncul sebuah motivasi untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma-
norma yang ada seperti mencuri, merampok dan bahkan apabila terpaksa mereka akan
melakukan tindak kekerasan dan bahkan pembunuhan hanya karena alasan untuk
mempertahankan hidup mereka dan keluarga.
2) Meningkatnya Kemiskinan
Secara umum yang dimaksud kemiskinan adalah suatu kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Faktor penyebab
timbulnya kemiskinan secara umum antara lain :
a. Tingkat pendidikan yang rendah
b. Kualitas kesehatan yang buruk
c. sifat malas bekerja
d. tidak tersedianya sumber daya alam
e. terbatasnya modal
f. tingginya harga kebutuhan pokok
g. terbatasnya lapangan pekerjaan.
Dari berbagai faktor penyebab kemiskinan tersebut kemungkinan dapat ditimbulkan oleh
pemerintah atau penguasa yang ada, suatu contoh tingkat pendidikan yang rendah karena
disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan, walaupun di dalam program pemerintah
terdapat beasiswa ataupun gratis biaya pendidikan di tingkat dasar namun masih banyak
juga biaya biaya yang harus dikeluarkan dan untuk program beasiswa hanya diperuntukkan
beberapa anak saja dan itupun melaluli seleksi seleksi yang membutuhkan suatu birokrasi
yang panjang,sehingga mereka berpitus asa dan mengambil keputusan untuk tidak sekolah
sehimgga menimbulkan rendahnya tingkat pendidikan. Kualitas kesehatan buruk muncul
munkin karena tingginya harga makanan makanan pokok penunjang kesehatan, mahalnya
harga obat-obat tertentu yang tidak termasuk ke dalam daftar obat di dalam pelayanan
program BPJS. Sehingga mereka tidak dapat membeli obat-obat tersebut.
Terbatasnya modal timbul dari adanya perolehan modal usaha dengan
birokrasi-birokrasi yang panjang sehingga sulit dalam mendapatkan modal usaha akhirnya
mengalami kebangkrutan. Tingginya harga kebutuhan pokok karena ulah para tengkulak
tengkulak yang mereka tidak diawasi oleh penguasa. Terbatasnya lapangan pekerjaan
timbul karena adanya sistem kekeluargaan dan mungkin juga sistem suap-menyuap
sehingga banyak dari masyarakat yang tidak dapat pekerjaan. Semua faktor tersebut
apabila terjadi di dalam masyarakat maka akan menimbulkan kemiskinan. Karena keadaan
yang miskin dan mereka butuh akan menghidupi diri sendiri maupun keluarga maka akan
menimbulkan motivasi mereka untuk melakukan tindakan tindakan yang malanggar nilai
dan norma demi untuk mendapatkan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan.
3) Menurunya Kualitas Aparat penegak Hukum.
Di dalam penegakkan hukum yang mana berkaitan dengan pelanggaran
norma hukum di negara kita terdiri dari beberapa diantaranya:
a) Kepolisian
Di dalam penegakkan hukum kepolisian bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tersangka
pelaku pelanggaran hukum dan kalau terbukti dapat melakukan penangkapan dan
membuat berita acara pemeriksaan (BAP), sebelum perkara tersebut diteruskan ke
kejaksaan dan ke pengadilan.
b) Kejaksaan
Di dalam penegakkan hukum kejaksaan bertugas menerima dan memeriksa laporan
hasil penyidikan berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari kepolisian ataupun
dari tim khusus penyidik, memberikan saran-saran atau petunjuk dalam
penyempurnaan hasil penyidikan dan membuat surat dakwaan yang nantinya
dilimpahkan ke pengadilan atau kehakiman.
c) Pengadilan atau Kehakiman
Di dalam penegakkan hukum bertugas menerima, memeriksa dan memberikan
keputusan atas bukti-bukti dan berkas penyidikan yang telah dilimpahkan dari
kejaksaan. Melihat tugas tugas dari aparat penegakkan hukum dalam menangani
kasus kasus pelanggaran norma hukum seperti di atas maka akan dapat kita
bayangkan bila terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang di dalam
menegakkan hukum bahkan terjadi jual beli perkara hukum maka bagi mereka yang
punya dana atau punya koneksi terhadap aparat penegak hukum (kualitas
pelayanannya mengalami penyimpangan atau penurunan) maka pelanggaran akan
norma hukum bagi si kaya akan menjadi jadi, namun sebaliknya bagi mereka yang
tidak memiliki dana ataupun bahkan koneksi pada aparat penegak hukum mereka
akan merasa mendapatkan diskriminasi hukum maka akan menjadikan mereka nekat
melakukan hal hal yang bersifat anarkis untuk melawan mereka maka akan
menimbulkan tindakan-tindakan yang semakin brutal. Sehingga timbul demoralisasi
melawan hukum karena menurunya kualitas para aparat penegak hukum.
4) Adanya sikap sikap negatif individu di dalam masyarakat.
Dalam hal sifat negatif individu di dalam masyarakat ini lebih bersifat
subyektif, namun sifat negatif ini mungkin juga muncul karena adanya faktor-faktor lain
yang berasal dari liar diri pribadinya.sifat negatif ini diantaranya sifat malas, boros, tidak
disiplin ataupun sifat apatis. Dari sifat malas, boros, tidak disiplin dan apatis tersebut akan
menjadikan mereka tidak mendapatkan tempat untuk bekerja sehingga mereka tidak
memiliki pekerjaan karena tidak memiliki pekerjaan maka tidak memiliki penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka ataupun kehidupan keluarganya, sehingga
mereka melakukan tindakan tindakan melalui jalan pintas seperti mencuri, merampok
bahkan kalau terpaksa mereka dapat melakukan pembunuhan. Dari hasil pembahasan dan
penjelasan kaitan faktor faktor di atas dengan timbulnya suatu tindakan demoralisasi maka
benar adanya bahwa tindakan manusia itu tidak tunggal melainkan timbul karena adanya
elemen elemen internal dan elemen eksternal.
Elemen internal adalah elemen yang ada di dalam diri pribadi individu
tersebut seperti motivasi, pertimbangan, keputusan dan tindakan atau perbuatan.
Sedangkan elemen eksternal adalah elemen-elemen yang dapat menimbulkan sebuah
motivasi atau dorongan untuk melakukan sebuah perbuatan yang muncul dari sifat pribadi,
lingkungan, pemerintah ataupun aparat-aparat penegakkan norma hukum.
Kesimpulan
Dari keterangan-keterangan serta pembahasan-pembahasan tentang perubahan
sosial, globalisasi serta beberapa faktor yang lain bahwasanya Demoralisasi merupakan suatu
tindakan yang berkaitan dengan penurunan moralitas ataupun memudarnya kualitas moral dari
individu atau masyarakat yang mana penurunan kualitas moral ini berkaitan dengan tatanan moral,
nilai atau norma-norma yang berlaku secara universal di dalam masyarakat, penurunan tingkat
moral tersebut merupakan tindakan atau perbuatan individu selain bersifat subyektif juga bersifat
obyektif yang mana terjadi karena ada faktor-faktor pendorong atau faktor penyebab yang berasal
baik dari dalam ataupun dari faktor eksternal.
Semua hal itu menimbulkan suatu tindakan atau perbuatan yang bersifat terpaksa
mereka melakukan tindakan tersebut. Walaupun ada sebagian kasus yang tindakan tersebut
dilakukan hanya untuk foya-foya ataupun menyenangkan diri pribadi. Dalam hal ini, kita mungkin
dapat menyimpulkan bahwa demoralisasi yang terjadi saat ini di masyarakat kita terjadi karena
faktor keterpaksaan demi untuk mempertahankan hidup. Sehingga demoralisasi ini siapakah yang
patut dipersalahkan ? Hal ini merupakan sebuah lingkaran setan.
Namun kalau kita cermati berbagai faktor penyebab dari timbulnya demoralisasi
kita sepantasnya dapat melakukan instropeksi diri baik oleh individu, kelompok masyarakat
ataupun penguasa dalam hal ini pemerintah untuk saling bersinergi saling memahami dan mengerti
akan hak dan kewajibanya baik sebagai warga negara maupun sebagai penguasa atau pemerintah.
Kita sebagai warga negara atau masyarakat harus berlaku disiplin, jujur, saling toleransi antar
sesama tidak memandang suku ras ataupun agama dan sebagai penguasa atau pemerintah harus
dapat memahami, mengerti dan berlaku bijaksana terhadap masyarakatnya. Dan sebagai pemerintah
jangan hanya mementingkan atau membela kelompok atau golongannya dan dapat berlaku adil
terhadap perlakuan pelayanan sosial maupun hukum. Sehingga terjadi sinergisitas antara
pemerintah dan masyarakatnya dan akan timbul suatu keseimbangan yang menjadikan kepuasan
masyarakat terhadap penguasa.bila terjadi suatu kepuasan terhadap pemerintah atau penguasa maka
masyarakat tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar atau menentang terhadap
norma norma yang ada dan diperkuat dengan adanya norma-norma agama yang berkembang di
negara ini yang saling menghormati dan menghargai hak azasi sehingga dapat hidup berdampingan
tanpa ada penurunan ataupun terjadi pemudaran terhadap moral.
Dengan demikian tidak ada yang patut dipersalahkan karena elemen elemen atau
faktor-faktor penyebab dari demoralisasi ini teratasi dengan saling insrtropeksi diri sehingga sadar
akan hak dan kewajiban mereka baik sebagai penguasa, pemerintah ataupun sebagai masyarakat
atau warga negara.
Referensi
https://www.sosiologi79.com/2017/04/pengertian-globalisasi-menurut-ahli.html
https://www.yuksinau.id/perubahan-sosial-menurut-ahli/
Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

Anda mungkin juga menyukai