Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

Tiara Putri Dhayni


042062978
Mata Kuliah Psikologi Sosial

1. Prasangka dan diskriminasi tersebar luas di seluruh dunia. Meskipun prasangka dan diskriminasi
adalah dua konsep, keduanya terkait. Prasangka adalah praduga yang tidak didasarkan pada fakta atau
pengalaman nyata. Diskriminasi berarti memperlakukan seseorang secara tidak adil, terutama atas
dasar ras, jenis kelamin, atau usia. Diskriminasi seringkali merupakan akibat dari prasangka.
Perbedaan utama antara prasangka dan diskriminasi adalah bahwa prasangka adalah pemikiran atau
sikap, sedangkan diskriminasi adalah perilaku atau tindakan.
2. Prasangka yang sering saya lihat adalah prasangka yang timbul karena adanya konflik antar
kelompok, adanya konflik ini akan menimbulkan prasangka jelek antar kelompok, contoh: kelompok
A berprasangka bahwa apa yang dilakukan kelompok B terhadap kelompok A salah, ataupun
sebaliknya. Terkadang juga ada kasus munculnya prasangka padahal sebenarnya tidak ada masalah
yang terjadi di dalam kelompok, dan prasangka tersebut muncul atas dasar kesalahpahaman.
Jika ada prasangka buruk pada diri kita untuk mengatasinya adalah dengan cara mengingat dampak
buruk adanya prasangka. Kita harus berfikir bagaimana jika kita berada diposisi orang tersebut,
pastinya akan tertekan pula. Dampak buruk prasangka adalah sebagai berikut : akan mengganggu
kesehatan mental, akan merendahkan harga diri, depresi dsb.
3. a. Aspek – aspek perubahan sosial yang terjadi dalam ilustrasi di atas ialah demokratisasi dan
globalisasi. Terjadinya reformasi secara besar-besaran yang mencakup kondisi penduduk Indonesia
dan kehidupan bermasyrakat. Pandemi Covid-19 telah membuat banyak aktivitas ekonomi lumpuh.
Pusat-pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan wisata, serta sekolah tutup; bisnis transportasi kehilangan
penumpang; hotel dan restoran sepi tamu, dan masih banyak lagi. Covid-19 juga memunculkan
banyak perubahan.
b. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak
direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak dikehendaki
kehadirannya oleh masyarakat. Akibatnya, ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini
pada gilirannya telah menyebabkan disorganisasi sosial di segala aspek kehidupan masyarakat.
Lebih jauh, kondisi masyarakat yang belum siap menerima perubahan akibat pandemi Covid-19 tentu
dapat menggoyahkan nilai dan norma sosial yang telah berkembang dan dianut oleh masyarakat
selama ini. Meskipun demikian, masyarakat pada dasarnya memang akan selalu mengalami
perubahan. Masyarakat tidak bisa dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, melainkan sebagai proses
yang senantiasa berubah dengan derajat kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda.
Perubahan sosial di tengah pandemi Covid-19 juga telah melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru berupa
terjadinya perubahan perilaku sosial masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Berdasarkan hasil
survei sosial demografi dampak Covid-19 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2020 diketahui bahwa sekitar 72% responden yang selalu atau teratur menjaga jarak fisik dalam
seminggu terakhir, sebanyak 80,20% responden menyatakan mereka sering/selalu mencuci tangan
dengan sabun dan menggunakan masker, 82,52% responden selalu menghindari transportasi umum
(termasuk transportasi online), dan sebanyak 42% responden mengaku mengalami peningkatan
aktivitas belanja online selama Covid-19.
Dalam perkembangannya, merespons situasi krisis akibat Covid-19, pemerintah kemudian
menerapkan kebijakan yang disebut sebagai kenormalan baru (new normal). Tentu, berbagai
kebijakan yang dihasilkan akan berimplikasi secara langsung terhadap segala bentuk perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat.
c. Faktor penyebab perubahan sosial terjadi karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
sosial di masyarakat, yang saling berbeda. Karena ada perubahan sosial, masyarakat akan
menciptakan pola kehidupan baru yang berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya. Dalam
kehidupan bermasyarakat, perubahan sosial tidak dapat dihindari, serta bakal terus terjadi sepanjang
masa. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial, berakal budi, dan selalu tidak puas dengan
keadaan yang ada sehingga melakukan perubahan.
faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu
internal dan eksternal.
A. Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial Budaya
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, baik yang
berupa kolektif ataupun individu. Dalam faktor internal terdapat empat hal yang menjadi penyebab
terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat. Berikut sejumlah faktor penyebab perubahan
sosial budaya dari kategori internal.
1. Perubahan Jumlah Penduduk (Populasi) Bertambah atau berkurangnya penduduk dalam
suatu wilayah menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di daerah tujuan maupun daerah
yang ditinggalkan. Contohnya, ketika penduduk Pulau Jawa pindah ke Pulau Kalimantan.
Maka, di Pulau Kalimantan akan terjadi perubahan struktur masyarakat terutama lembaga
kemasyarakatannya dalam bentuk aturan dan norma. Sedangkan di wilayah Pulau Jawa, akan
terjadi pengurangan penduduk yang mempengaruhi pembagian kerja dan stratifikasi sosial
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. Adanya Penemuan atau Inovasi Baru Lahirnya penemuan dan inovasi baru sangat
mempengaruhi perubahan yang terjadi di masyarakat. Contohnya: penemuan internet
membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses informasi.
3. Konflik Sosial Konflik sosial di antara kelompok masyarakat dapat mendorong terjadinya
suatu perubahan sosial. Misalnya, konflik yang terjadi antara warga lokal dengan warga luar
daerah, ini menjadikan warga lokal sulit untuk menerima kehadiran warga dari daerah lain di
wilayahnya.
4. Terjadinya Pemberontakan dan Revolusi dalam Masyarakat Pemberontakan terjadi karena
ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem kekuasaan pemerintah. Hal ini dapat memicu
munculnya gerakan revolusi yang akan membawa perubahan besar dalam masyarakat.
B. Faktor Eksternal Pemicu Perubahan Sosial Budaya
Faktor Eksternal ialah faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat.
Faktor-faktor eksternal itu terdiri dari tiga.
1. Perubahan Lingkungan Alam Perubahan lingkungan yang terjadi akibat bencana alam
banjir, gempa bumi, tsunami, puting beliung dan sebagainya. Dalam kategori ini, termasuk
perubahan lingkungan karena alam yang dirusak manusia, menjadi salah satu faktor penyebab
perubahan sosial. Kondisi ini memaksa manusia untuk mengungsi dan berpindah tempat. Di
tempat baru itu, akan terjadi perubahan sosial baik dari lembaga kemasyarakatan maupun
lingkungan sekitar.
2. Peperangan Peperangan yang dimenangkan oleh pihak lawan dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sosial di wilayah yang mengalami kekalahan. Kebijakan-kebijakan baru
dari suatu pemerintah pemenang perang yang diberlakukan dapat menjadi sebab perubahan
ini terjadi.
3. Pengaruh Budaya Masyarakat Lain Masuknya pengaruh budaya asing ke suatu daerah
lewat proses pertukaran budaya maupun media massa dapat mempengaruhi budaya asli di
wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai