Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI SOSIAL

MASYARAKAT ISLAM
Makalah Disusun Sebagai Tugas Dan Presentasi

Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan


Dosen Dr. HM. Hasyim Syamhudi, M.Si.

MOH. ROFIQ, S.Pd.I


NPM. 20110086

PROGRAM PASCASARJANA KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO 2012

BAB I PENDAHULUAN

Setiap

masyarakat

selama

hidup

pasti

mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahanperubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan masyarakat pada masa sekarang cepatnya luar biasa, hampir tiadak ada beda antara kehidupan masyarakat kota dan desa, hal ini diseababkan oleh informasi tanpa batas, baik media cetak ataupun elektronik, akibatnya terjadilah penjajahan moral di bangsa ini, muali kenakalan anak muda, hilangnya remaja putri, narkoba masuk Sekolah Dasar (SD). Belum lagi tragedi yang mengatas namakan agama, tanggal 12 Oktober 2002 terjadi pengeboman di Bali yang dikenal dengan Bom Bali I, dan terulangi lagi pada tahun 2005 bom Bali 2, banyak lagi tempat-tempat yang terkena bom yang mengatasnamakan jihat. Tidak hanya disitu kasus sosial kita, hadits nabi kelihatannya sudah semakin nampak, sudah ada aliran-aliran sesat yang mengatas namakan Islam,

.
Dari Muawiyah bin Abi Sufyan bahwa Rasulullah SAW bersabda,? Umat sebelummu dari ahli kitab terpecah menjadi 72

millah (aliran). Dan agama ini (Islam) terpecah menjadi 73. 72 diantaranya di neraka dan satu di surga. Yaitu Al-Jamaah. (HR. Abu Daud)

Hal tersebut harus menjadi perhatian serius bagi pihak baik pemerintah, termasuk orang tokoh tua, masyarakat, Pelaksanaan pendidikan, dari

semua konsep

pelaksanan

masyarakat madani yang merupakan sebuah gagasan yang menggambarkan masyarakat beradab yang mengacu pada nilainilai kebajikan dengan mengembangkan kehidupan dan menerapkan dan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan demokratis dalam bermasyarakat bernegara, terutama di dunia pendidikan kita, insya Allah.

BAB II PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Unsur-Unsur Masyarakat a. Beranggotakan minimal dua orang. b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. b. Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena adanya sifat memengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial ini berlangsung timbal balik maka akan menciptakan interaksi sosial. A. INTERAKSI SOSIAL Pengertian interaksi sosial

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Ciri-Ciri Interaksi Sosial Untuk lebih mengerti proses interaksi sosial dalam masyarakat dapat kita lihat cirri-ciri interaksi sosial sebagai berikut : a. Adanya dua orang pelaku atau lebih
b. Adanya hubungan timbal balik antar pelaku

c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung. d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat sebagai berikut: a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi. b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
A. PERUBAHAN SOSIAL

Dalam

kehidupan

masuia

perubahan-perubahan

sosial

merupakan gejala wajar. Perubahan itu ada yang lambat ada yang cepat. Kita tahu perubahan yang cepat sering kali tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial, yang seringkali menghilangkan norma keagamaan.

Ada teori yang menyatakan bahwa perubahan sosial ada yang bersifat berkala dan tidak berkala. Selanjutnya ada teori yang menyimpulkan, bahwa perubahan sosial terjadi karena kondisi-kondisi sosial primer, misalnya kondisi ekonomi, teknologi, geografi atau biologi. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Pendapat selanjutnya ialah, semua kondisi tersebut sama pentingnya, baik salah satu ataupun kesemuanya memungkinkan terjadinya perubahan sosial1

Sebab-Sebab Perubahan Sosial


Perubahan sosial di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat a. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern) Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern) 1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. 2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat 3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat 4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan b. Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penantar, (Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,
1974) hlm. 219

Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat. 1) Adanya pengaruh bencana alam. 2) Adanya peperangan, 3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain Disini dibutuhkan keseimbangan dari suatu institusi penting yang disebut masyarakat. Adanya sosiologi diharapkan mampu secara praktis mengakomodir persoalan-persoalan itu. Sosiologi harus mampu menjawab skaligus mencari solusi dari permasalahan itu. Hemat penulis, itu sosiologi semua harus dengan mampu konteks

mengkomunikasikan

kemasyarakatan. Karena itu banyak konsep dalam Islam untuk menyelesaiakan hal itu. Selanjutnya Penulis akan memfokuskan persoalan diatas kepada pengaruh timbal balik di masyarakat Islam yang nantinya akan dikaitkan dengan pendidikan Konsep Masyarakat Madani Konsep Masyarakat Madani semula dimunculkan sebagai jawaban atas usulan untuk meletakkan peran agama ke dalam suatu masyarakat multikultural. Multikultural merupakan produk dari proses demokratisasi di negeri ini yang sedang berlangsung terus menerus yang kemudian memunculkan ide pluralistik dan implikasinya kesetaraan hak individual. Perlu kita pahami, konsep Masyarakat Madani sudah ada sejak zaman Rasulullah yang melahirkan Piagam Madinah. Konsep masyarakat madani juga merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep civil society. Orang yang pertama kali

mengungkapkan

istilah

ini

adalah

Anwar

Ibrahim

dan

dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid2. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Masyarakat Madinah Madinah yang dibangun sebagai Nabi potret Muhammad. masa itu. Menurut Hidayat Nurwahid piagam madinah diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama untuk membangun masyarakat madinah yang plural, adil dan berperadaban3 . Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi dijadikan Islami. Menilik dari subtansi civil civil society society lalu di membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang pembenaran atas pembentukan masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya. Masyarakat Madani Dalam Sejarah Masyarakat Madinah membuat Perjanjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Quran sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya, dan memberikan dianggap

pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern di

2 http://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat-madani 3 Hidayat Nurwahid, Mengelelolam Masa Transisi Menuju Masyarakat Madani. Ciputan, Fikri Publissing 2004, hlm. 191

kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Dalam pandangan penulis, setidaknya ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani. Pertama, diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi dalam pandangan Alquran. Pluralitas juga pada dasarnya merupakan ketentuan Allah SWT (sunnatullah), sebagaimana tertuang dalam Alquran surat Al-Hujurat (49) ayat 13. Kedua, adalah tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesama Muslim maupun terhadap saudara non-Muslim. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Ketiga, adalah tegaknya prinsip demokrasi atau dalam dunia Islam lebih dikenal dengan istilah musyawarah. Terlepas dari perdebatan mengenai perbedaan konsep demokrasi dengan musyawarah, saya memandang dalam arti membatasi hanya pada wilayah terminologi saja, tidak lebih. Mengingat di dalam Alquran juga terdapat nilai-nilai demokrasi (surat As-Syura:38, surat Al-Mujadilah:11). Ketiga prinsip dasar setidaknya menjadi refleksi bagi kita yang menginginkan terwujudnya sebuah tatanan sosial masyarakat madani dalam konteks hal ini. Paling tidak hal tersebut menjadi modal dasar untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan. Hemat penulis, memang Islam sebagai salah satu kekuatan sosial budaya dan politik seharusnya menciptakan terbentuknya masyarakat baru yang beragam tetapi tetap tidak meninggalkan

demokrasi sebagai alternatif terbaik sistem kemasyarakatan setelah kegagalan demokrasi. Termasuk dalam dunia pendidikan kita, semua unsur pendidikan harus dilibatkan mulai dari tenaga pendidik, peserta didik, komite, semua stoke holder, tidak ada perbedaan kaya dan miskin, kalo perlu adakan subsidi silang dalam pelaksanaan pendidikan tersebut, Nasution dalam bukunya mengistilahkan struktur sosial sekolah. Bila seorang insinyur bicara tentang struktur bangunan maka yang dimaksud adalah (1) material, (2) hubungan antar bagian-bagian keseluruhannya bangunan sebagai dan gedung (3) bangunan atau itu dalam dan sekolah kantor,

sebagainya. Demikian pula dengan struktur sosial dimaksud (1) materialnya (jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid dan sebagainya), (2) hubungan antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dan murid dan sekolahnya, dan sebagainya), (3) hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya bagian-bagiannya menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungnya.4 Juga tidak meninggalkan demokrasi/musyawarah sebagai sistemnya sehingga terciptalah masyarakat madrasah yang mempunyai satu visi yang sama layaknya masyarakat madani (ummatan wahidah).

4 Nasution, Sosial Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara. 2009, hlm. 72

10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Masyarakat madani suatu konsep idial yang harus kita laksanakan umtuk memfungsikan seluruh unsur masyarakat yang tersendiri, sebagai bagian seluas interaksi sosial masyarakat Islam. masyarakat yang berbudi luhur, berperadaban dengan karakter; wahidah. mengakui pluralisme, toleransi yang tinggi, , demokrasi/musyawaroh, yang insya Allah akan menjadi ummatan

11

Daftar Pustaka Hidayat Nurwahid, Mengelelolam Masa Transisi Menuju Masyarakat Madani, (Ciputan, Fikri pulissing, 2004) Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penantar, (Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1974) Nasution, Sosial Pendidikan, (Jakarta, Bumi

Aksara, 2009) http://fixguy.wordpress.com/makalah-masyarakat - madani/

12

Anda mungkin juga menyukai