Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

MELALUI WTO DAN PERMASALAHANNYA

DOSEN : Dr. Rudi Natamiharja, S.H., DEA


Agit Yogi Subandi, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH :

M. Fadlul Rahman Ramadhan 2112011461

Az Zahra Salsabila 2152011120

Nurul Aulia Dewi 1812011276

Reni Nurviona Ar Vairuz 2162011003

Ahmad Raihan Rony 1812011278

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023/2024

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Konstitusi dan HAM.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, November 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI .......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian...........................................................................................................4
B. ............................................................................................................................4
C. ............................................................................................................................5
D. ............................................................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................25
B. Saran ................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar
anggota masyarakat dan antar bangsa. Arus globalisasi yang semakin cepat
berjalan sekarang ini membuat perdagangan bebas menjadi tidak terbendung lagi.
Suka atau tidak suka, Indonesia harus menerimanya.1 Pesatnya pertumbuhan
ekonomi Negara-negara Asean, termasuk Indonesia, kurun waktu terakhir ini mau
tidak mau kalah membuat pusing Negara-negara maju, seperti; USA, Uni
Eropa,Inggris dan lain-lain.
Perdagangan bebas ini menuntut semua pihak untuk memahami persetujuan
perdagangan internasional dengan segala implikasinya terhadap perkembangan
ekonomi nasional secara global. Sektor perdagangan menjadi sangat penting
peranannya dalam pembinaan perekonomian, baik dalam perdagangan domestik
maupun perdagangan internasional menuju era perdagangan bebas yang semakin
kompetitif. Bahkan Indonesia, sebagai salah satu Negara anggota Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) yang telah meratifikasi Argreement Establishing the
World Trade Organization sebagaimana diwujudkan melalui UU No. 7 Tahun
1994, tanggal 2 November 1994 (LN. 1994 No. 57, TLN. No. 3564),
berkewajiban berperan aktif dalam mewujudkan tatanan perdagangan yang adil
dan saling menguntungkan. Indonesia telah meratifikasi Persetujuan
Pembentukan WTO melalui Undang - Undang No. 7 Tahun 1994.
World Trade Organization (WTO) dewasa ini telah menjadi organisasi
internasional yang sangat dominan dalam membentuk arah aturan main dan
kebijakan perdagangan internasional. Setiap Negara anggota WTO dewasa ini
tidak dapat melepaskan diri dari disiplin perdagangan internasional yang
dikeluarkannya. Oleh karena itu, aturan main WTO sekarang telah menjadi
elemen penting dalam penerapan strategi perekonomian setiap negara secara
umum, dan khususnya strategi dalam perdagangan internasionalnya.2
1
Syahmin Ak, Hukum Dagang Internasional (Dalam Kerangka Studi Analitis), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), Hlm.
357
2
Dian Ediana RAE, Pengantar Singkat World Trade Organization (WTO) dalam Materi Perkuliahan Hukum Dagang
Internasional, (Jakarta: PPS MIH Untar, 2010), Hlm. 1. 5Syahmin Ak, Op. Cit., Hlm. 228

1
WTO merupakan penyempurnaan lembaga GATT yang dulunya hanya
merupakan perjanjian yang bersifat kontraktual, dimana hubungan-hubungan
perdagangan antar negara dilakukan secara bilateral dan belum ada hubungan
perdagangan yang sifatnya multilateral. Tujuan didirikannya WTO ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan wewenang dan wibawa GATT sebagai lembaga
internasional dalam upaya untuk menerapkan sistem perdagangan internasional
yang lebih terbuka, dengan aturan multilateral yang lebih adil dan transparan.
Dengan telah terbentuknya WTO, maka WTO adalah satu-satunya tatanan
peraturan perdagangan yang bersifat multilateral yang memuat prinsip-prinsip dan
ketentuan-ketentuan perdagangan internasional yang disepakati negaranegara
anggotanya (contracting parties). Salah satu yang menjadi ketentuan perdagangan
yang disepakati bersama oleh negara-negara anggota WTO adalah mengenai
mekanisme atau prosedur penanganan sengketa.
WTO pada salah satu fungsinya sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal III
ayat 2 Agreement of Establishing the Multilateral Trade Organization adalah
sebagai forum negosiasi diantara negaranegara anggotanya untuk membicarakan
masalah-masalah perdagangan.
Dengan terbentuknya WTO sebagai suatu organisasi perdagangan dunia,
peranannya akan lebih meningkat daripada GATT (General Agreements on Tariff
and Trade), antara lain mengawasi praktik-praktik perdagangan internasional
dengan secara regular meninjau kebijaksanaan perdagangan Negara anggotanya
dan melalui prosedur notifikasi. Di samping itu, WTO juga berperan sebagai
forum dalam menyelesaikan sengketa perdagangan internasional yang timbul.
Pembentukan WTO memberikan prospek yang baik bagi seluruh Negara untuk
menempuh kebijakan perdagangan bebas dalam batas-batas rules of law. 8
Kebutuhan akan hukum internasional yang kuat, adil, dan efektif ini akan

2
semakin mendesak sebab ada kecenderungan Negara-negara maju untuk
menyelesaikan perselisihan dagangnya di luar kerangka aturan internasional yang
disepakati. Penyelesaian sengketa perdagangan yang efektif sangat penting untuk
mendukung berfungsinya sistem perdagangan yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam tulisan ini akan membahas
mengenai bagaimana penanganan sengketa perdagangan internasional melalui
WTO (World Trade Organization).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanganan sengketa perdagangan internasional melalui
WTO (World Trade Organization).
C. Tujuan
Memberikan pemahaman dan kesadaran kepada kami dan juga pembaca
bagaimana penanganan sengketa perdagangan internasional melalui WTO

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penanganan Sengketa Perdagangan Internasional melalui


WTO (World Trade Organization).

Suatu sengketa internasional muncul pada saat usaha suatu pihak untuk
memaksakan kehendaknya dengan menggunakan kekuatan (force) mendapat
tantangan atau perlawanan dari pihak yang dipaksakannya. Jadi pada
hakekatnya suatu sengketa harus adanya suatu bentrokan antara dua pihak
atau lebih kehendak yang tidak dapat menerima terhadap paksaan itu. Syarat
utama sengketa yaitu :

(1). Pemaksaan kehendak lawan; (2). Harus mendapat tantangan dari pihak
lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik satu makna yaitu: yang dapat
menghilangkan sumber-sumber persengketaan tadi, yaitu adanya harmonisasi
yang sempurna antara bangsa-bangsa belum tercapai.
Secara teoritis ada dua jenis persengketaan, yaitu: ‘(1). Persengketaan
yang bersifat hukum (legal / justiciable disputes) (2).Persengketaan yang
bersifat
Politis(political/ non justiciable) dikatakan oleh A.Bricks dalam bukunya
“The Law of Nation”, yaitu:“Karakteristik suatu perselisihan bersifat
Politik mempunyai arti dan makna yang lebih banyak, dalam pengertiannya
yang sempit perselisihan yang bersifat politis diartikan sebagai mempunyai
indikasi yang bukan bersifat hukum”. Dengan mengutip pendapat Frowzen,
Bricks menyatakan lebih lanjut, yaitu: “perbedaan antara persengketaan
hukum dan persengketaan politik hanyalah dalam prinsip-prinsip hukum
sengketa dalam kaitannya dengan kewenangan untuk menangani suatu
sengketa” jadi sengketa politik ialah adanya sengketa yang tidak dapat

4
diselesaikan dengan prinsip-prinsip sengketa hukum dan sulit dipakai prinsip-
prinsip hukum Internasional yang sudah ada sebelumnya.
Sengketa hukum menurut Friedman dalam “Cases and Material on
International Law”, dapat diklasifikasiKan:”
(1). Perselisihan yang dapat diselesaikan oleh / melalui aturan-aturan Hukum
internasional yang ada; (2). Tidak bertentangan dengan kehendak keadilan
para pihak; (3). Tidak bertentangan dengan suatu progressive development
dari hubungan-hubungan internasional; (4). perselisihan-perselisihan yang
berhubungan dengan hak-hak khusus (legal right) yang telah ada sebagai
akibat timbulnya suatu perubahan hukum yang kemudian berlaku.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

AK., Syahmin. Peranan Hukum Kontrak Internasional dalam Era Pasar Bebas. (Diktat
Perkuliahan). Palembang: FH-Univ. Sjakhyakirti. 2005
Adolf, Huala. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005.
Prasudhi, I. D. (2016). Penanganan Sengketa Perdagangan Internasional Melalui WTO
(World Trade Organization). JURNAL ILMIAH HUKUM DAN DINAMIKA
MASYARAKAT, 5(1).

Anda mungkin juga menyukai