Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN


“Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Anisah Mahdiyah (2003101010163)
Jihan shevira (2003101010304)
Rizkia saputri (2003101010206)
Masyithah maulia roka (2003101010043)
Risma Amelia Putri (2003101010028)
Raisha Nazhira Mahdi (2003101010339)
Firly Anggraeni Rananto (1903101010334)
Nurfahlita Dewi Rambe (1903101010004)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulilah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME.
Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Hukum Jual Beli Perusahaan dengan judul “Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional”
tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada pihak
yang telah banyak membantu terhadap pelaksanaan dan penyelesaian makalah ini terutama
dosen pembimbing yang telah banyak membantu kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah
dalam proses penyusunan penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi bagi
pembaca pada umumnya. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik dan saran agar bisa menyusun
makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Banda Aceh , 05 September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................


BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN ....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
A.Pengertian Hukum Perdagangan Internasional .............................................................
B.Aturan – Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional Menurut GATT dan WTO
C.Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Perdagangan Internasional...............................................
D.Mekanisme Sejarah GATT/WTO.......................................................................................
E.Asas – Asas Hukum Perdagangan Internasional .............................................................
F.Tujuan hukum Perdagangan Internasional.......................................................................
G.Ruang Lingkup Hukum Perdagangan Internasional.......................................................
H.Fungsi dan Tujuan GATT...............................................................................................
I.Fungsi dan Tujuan WTO.................................................................................................
BAB III ...................................................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang
akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian dunia usaha terhadap
kegiatan bisnis internasional juga semakin meningkat, hal ini terlihat dengan semakin
berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara. Tujuan utama
bisnis Internasional adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit).
Tujuan ini merupakan karakteristik dasar perdagangan internasional, yang berkembang dari
sekedar lintasan pertukaran hasil produksi antar negara. Tindakan persaingan yang dilakukan
antar pelaku usaha tidak jarang terjadi kecurangan, baik dalam bentuk harga maupun bukan
harga (price or not price competition). Untuk itu dibutuhkan aturan-aturan yang membatasi
agar tidak terjadi hal tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Hukum Perdagangan Internasional


2. Bagaimana aturan dalam hukum perdagangan internasional menurut GATT dan WTO
3. Apa saja prinsip-prinsip dasar hukum Perdagangan Internasional
4. Bagaimana mekanisme sejarah GATT/WTO
5. Apa saj asas-asas Hukum Perdagangan Internasional
6. Apa tujuan Hukum Perdagangan Internasional
7. Fungsi dan tujuan GATT/WTO

C. Tujuan

1. Mengetahui pa pengertian Hukum Perdagangan Internasional


2. Mengetahui Bagaimana aturan dalam hukum perdagangan internasional menurut
GATT dan WTO
3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip dasar hukum Perdagangan Internasional
4. Mengetahui bagaimana mekanisme sejarah GATT/WTO
5. Mengetahui apa saja asas-asas Hukum Perdagangan Internasional
6. Mengetshui apa tujuan Hukum Perdagangan Internasional
7. Mengetahui fungsi dan tujuan GATT/WTO
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antarnegara atau pemerintah


negara dengan negara lain yang menjalani suatu hubungan perdagangan yang sesuai
kesepakatan antarkedua belah pihak yang melakukan perdagangan internasional tersebut.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat
berupa antarperseorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu
negara, atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Perdagangan
internasional adalah proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari
masing-masing negara.
Hukum perdagangan internasional Yaitu bidang hukum yang berkembang cepat. Ruang
lingkup bidang hukum ini pun cukup luas. Hubungan hubungan dagang yang sifatnya lintas
batas dapat mencakup banyak jenisnya. Dari bentuknya yang sederhana, yaitu dari barter,
jual beli barang atau komoditi (produk-produk pertanian, perkebunan, dan sejenisnya),
hingga hubungan atau transaksi dagang yang kompleks.
Adapun motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan atau gains off trade. Perdagangan
merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada negara-negara di
dunia yang tidak terlibat di dalam perdagangan, baik perdagangan antarregional, antarkawasan,
ataupun antarnegara. Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan
ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas
dasar sukarela dan saling menguntungkan. Ada berbagai motif atau alasan mengapa negara
atau subjek hukum (pelaku dalam perdagangan) melakukan transaksi dagang internasional.
Fakta yang sekarang ini terjadi adalah perdagangan internasional sudah menjadi tulang
punggung bagi negara untuk menjadi makmur, sejahtera, dan kuat. Hal ini sudah banyak
terbukti dalam sejarah perkembangan dunia. Walaupun perkembangan bidang hukum berjalan
dengan cepat, namun ternyata masih belum ada kesepakatan tentang definisi untuk bidang
hukum perdagangan internasional. Hingga sekarang ini terdapat berbagai definisi yang satu
sama lain berbeda, yaitu:
Kompleksnya hubungan atau transaksi dagang internasional ini sedikit banyak disebabkan
oleh adanya jasa teknologi (khususnya teknologi informasi). Sehingga, transaksi-transaksi
dagang semakin berlangsung dengan cepat. Batas-batas negara bukan lagi halangan dalam
bertransaksi. Bahkan dengan pesatnya teknologi,dewasa ini para pelaku dagang tidak
perlu mengetahui atau mengenal siapa rekanan dagangnya yang berada jauh di belahan bumi
lain. Hal ini tampak dengan lahirnya transaksi-transaksi yang disebut dengan e-commerce.
Definisi Menurut Schmitthoff
Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan aturan yang mengatur hubungan-
hubungan komersial yang sifatnya perdata. Aturanaturan hukum tersebut mengatur transaksi-
transaksi yang berbeda negara. Definisi di atas menunjukkan dengan jelas bahwa aturan-aturan
tersebut bersifat komersial.
Dalam definisinya, Schmitthoff menegaskan bahwa ruang lingkup bidang hukum ini tidak
termasuk hubungan-hubungan komersial internasional dengan ciri hukum publik. Termasuk
dalam bidang hukum publik ini, yakni aturan-aturan yang mengatur tingkah laku atau perilaku
negara-negara dalam mengatur perilaku perdagangan yang memengaruhi wilayahnya.
Definisi Menurut Hercules Booysen
Booysen, sarjana Afrika Selatan tidak memberi definisi secara tegas. Beliau menyadari bahwa
ilmu hukum sangatlah kompleks. Oleh karena itu, upaya untuk membuat definisi bidang
hukum, termasuk hukum perdagangan internasional, sangatlah sulit dan jarang tepat. Oleh
karena itu, dalam upayanya memberi definisi tersebut, Hercules Booysen hanya
mengungkapkan unsur-unsur dari definisi hukum perdagangan internasional. Menurut
Hercules Booysen ada tiga unsur, sebagai berikut:
a. Hukum perdagangan internasional dapat dipandang sebagai suatu cabang khusus dari hukum
internasional.
b. Hukum perdagangan internasional adalah aturan-aturan hukum internasional yang berlaku
terhadap perdagangan barang, jasa, dan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
c. Hukum perdagangan internasional terdiri dari aturan-aturan hukum nasional yang memiliki
atau berpengaruh langsung terhadap perdagangan internasional secara umum. Karena sifat
aturan-aturan hukum nasional ini, aturan-aturan tersebut merupakan bagian dari hukum
perdagangan internasional.
Sesuai dengan definisi di atas, perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks.
Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain:
a. pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan;
b. barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya melalui bermacam
peraturan, seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-
masing pemerintah;
c. antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang,
taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan, dan sebagainya.
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan Gross Domestic Product (GDP). Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Menurut Sadono Sukirno perdagangan internasional memiliki banyak manfaat, di antaranya:
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiriBanyak faktor-faktor yang
memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya,
yaitu kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK, dan lain-lain. Dengan adanya
perdagangan internasional,setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi
sendiri.
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri
adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu
negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tetapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut
dari luar negeri.
c. Memperluas pasar dan menambah keuntunganTerkadang para pengusaha tidak menjalankan
mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal
dan menjual kelebihan produk tersebut ke luar negeri.

B. Aturan – Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional Menurut GATT dan WTO

Berbagai aturan atau prinsip dasar yang merupakan landasan GATT sebagai suatu sistem
yang berdasarkan atas serangkaian pemikiran atau konsepsi yang integral. Komponen dari
prinsip- prinsip dasar GATT tersebut tentunya tertanam pula dalam teks General Agreement
sebagai sumber yuridis utama GATT. Kiranya agar pembahasan mengenai sistem yuridis
tersebut dapat berpijak pada suatu sistematika konsepsional yang berlandasan kuat, maka
dianggap perlu untuk membahas secara singkat prinsip dasar tersebut. Prinsip yang mendasari
GATT sebagai sistem adalah prinsip-prinsip yang tercantum dalam perjanjian GATT. Secara
skematis prinsip tersebut dapat GLNHPXNDNDQ VHEDJDL 3DUVLWHNWXU¥
GDODP NHUDQJND *$77 \DQJ secara keseluruhan merupakan suatu sitem5. Untuk
menggambarkan prinsip-prinsip GATT tersebut secara abstak tetapi juga dengan keluwesan
implementasi yang diperlukan agar GATT dapat berfungsi secara riil. Prinsip-prinsip tersebut
sebagai berikut:
1. Prinsip Most Favored Nation atau Nondiskriminasi.
Prinsip utama yang menjadi dasar GATT adalah prinsip non-diskriminasi yang dalam GATT
dikenal sebagai prinsip Most-favored-nation atau MFN. Secara ringkas MFN adalah prinsip
bahwa perdagangan internasional antara anggota GATT harus dilakukan secara
nondiskriminatif.
2. Prinsip National Treatment
Sisi lain dari konsep nondiskriminasi adalah prinsip national treatment yang melarang
perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang domestik.
3. Prinsip Tarif sebagai Instrumen Tunggal untuk Proteksi
Prinsip ketiga adalah bahwa GATT mengizinkan proteksi terhadap hasil dalam negeri.
Namun demikian proteksi yang diperlakukan terhadap hasil dalam negeri hanya dapat
diperlakukan melalui tarif atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang impor, dan tidak
boleh dengan cara pembatasan lainnya.
4. Prinsip Tarif Binding
Untuk lebih menjamin perdagangan internasional yang lebih dapat ditafsir (lebih predictable)
maka diterapkan ketentuan untuk melakukan tarif binding atau suatu komitmen yang
mengikat negara-negara anggota supaya tidak meningkatkan bea masuk terhadap barang
impor setelah masuk dalam daftar komitmen binding.
5. Prinsip Persaingan yang Adil
turan GATT juga mengandung prinsip persaingan yang adil atau fair competition. Dengan
semakin terjadinya subsidi terhadap ekspor serta terjadinya dumping
6. Prinsip Larangan terhadap Restriksi Kuantitatif.
Prinsip lain dalam GATT adalah larangan umum terhadap res-triksi yang bersifat kuantitatif,
yakni kuota dan jenis pembatasan yang serupa. Ketentuan ini oleh para pendiri GATT
dianggap sangat penting karena pada waktu GATT didirikan pembatasan kuantitatif
merupakan hambatan yang paling serius dan yang paling sering ditemui
7. Prinsip Waiver dan Pembatasan Darurat Terhadap
Impor
GATT juga mengizinkan diadakannya perkecualian dalam bentuk waiver dan langkah darurat
lainnya. Antara lain perkecualian dalam bentuk waiver yang telah diizinkan adalah
perkecualian yang diambil oleh Amerika Serikat dalam melaksanakan kebijaksanaan
pertaniannya, yang sebenarnya melanggar GATT, tapi karena telah diterapkan sebelum
adanya GATT, maka langkah dan kebijaksanaan tersebut memperoleh waiver.

C. Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Perdagangan Internasional

1. Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak


Prinsip pertama, kebebasan berkontrak, sebenarnya adalah prinsip universal dalam hukum
perdagangan internasional. Setiap sistem hukum pada bidang hukum dagang mengakui
kebebasan para pihak ini untuk membuat kontrak-kontrak dagang (internasional). Kebebasan
tersebut mencakup bidang hukum yang cukup luas. Ia meliputi kebebasan untuk melakukan
jenis-jenis kontrak yang para pihak sepakati. Ia termasuk pula kebebasan untuk memilih forum
penyelesaian sengketa dagangnya. Ia mencakup pula kebebasan untuk memilih hukum yang
akan berlaku terhadap kontrak, dll. Kebebasan ini sudah barang tentu tidak boleh bertentangan
dengan UU, kepentingan umum, kesusilaan, kesopanan, dan lain-lain persyaratan yang
ditetapkan oleh masing-masing sistem hukum
2. Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda
Prinsip kedua, pacta sunt servanda adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa kesepakatan atau
kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (dengan itikad
baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap sistem sistem hukum di dunia menghormati
prinsip ini.
3. Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase
prinsip ketiga, prinsip penggunaan arbitrase tampaknya terdengar agak ganjil. Namun
demikian pengakuan Goldštajn menyebut prinsip ini bukan tanpa alasan yang kuat. Arbitrase
dalam perdagangan internasional adalah forum penyelesaian sengketa yang semakin umum
digunakan. Klausul arbitrase sudah semakin banyak dicantumkan dalam kontrak-kontrak
dagang. Oleh karena itulah prinsip ketiga ini memang relevan.
4. Prinsip Dasar Kebebasan Komunikasi (Navigasi)
Di samping tiga prinsip dasar tersebut, prinsip dasar lainnya yang relevan adalah prinsip dasar
yang dikenal dalam hukum ekonomi internasonal, yaitu prinsip kebebasan untuk
berkomunikasi (dalam pengertian luas, termasuk di dalamnya kebebasan bernavigasi).
Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk berkomunikasi untuk keperluan
dagang dengan siapa pun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik
darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan internasional. Aturan-aturan hukum (internasional) memfasilitasi
kebebasan ini.
Dalam berkomunikasi untuk maksud berdagang ini kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi
oleh sistem ekonomi, sistem politik, atau sistem hukum.

D. Mekanisme Sejarah GATT/WTO


Pembentukan organisasi perdagangan dunia dilatarbelakangi dengan berakhirnya Perang
Dunia II. Perekonomian dunia yang hancur pada waktu itu, karena perang melibatkan negara-
negara besar dunia seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan negara-negara dikawasan
Asia seperti Jepang. Untuk menata kembali perekonomian dunia maka beberapa negara sepakat
untuk membentuk lembaga perdagangan yang menjadi wadah yang berfungsi untuk mengatur
perdagangan dunia yang menjadi penyokong bagi perekonomian dunia. Pada saat itu
organisasi perdagangan dunia dikenal dengan GATT (General Agreement on Tarrifs and
Trade) pada tahun 1948 sampai dengan 1994.
GATT terbentuk dilatarbelakangi dari pertemuan Bretton Woods. Pertemuan yang dikenal
dengan United Nations Monetery and Financial Conference tersebut dilaksanakan ada Juli
1944 di Bretton Woods, New Hampshire – Amerika Serikat dan dihadiri 44 wakil negara.
Pertemuan tersebut merumuskan financial arrangements untuk membangun perekonomian
dunia setelah perang dunia II dan hal ini menjadi cikal bakal sejarah liberalisasi atau
globalisasi. Pertemuan Bretton Woods menyepakati 3 pilar ekonomi dunia, yaitu :
IMF (international Monetary Foundation) yang didirikan tahun 1946;
IBRD Iinternational Bank of Reconstruction and Develoment) selanjutnya menjadi World
Bank yang didirikan tahun 1945;
ITO (International Trade Organization) yang berdiri tahun 1947 yang menghasilkan
kesepakatan GATT yang dalam pengesahannya sebagai organisasi dunia ITO tidak mendapat
persetujuan pada sidang senat di Amerika Serikat. Situasi ini berlaku cukup lama dan di lain
pihak organisasi perdagangan ini harus berjalan, oleh karena itu nama kesepakatan GATT
dijadikan nama organisasi sementara karena nama resmi organisasi belum disep Sampai
akhirnya WTO terbentuk secara resmi ada tahun 1995.
GATT secara resmi terbentuk melalui kesepakatan 23 negara pada 30 Oktober 1947 di Jenewa,
Swiss. Hingga tahun 1994, GATT memiliki jumlah anggota sebanyak lebih dari 128 negara.
GATT membantu membangun sistem perdagangan multilateral yang semakin liberal melalui
perundingan perdagangan. Kesimpulan negosiasi Putaran Uruguay menyebabkan terciptanya
kesepakatan baru, seperti Perjanjian Umum Perdagangan Jasa (GATS), dan pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995.
World Trade Organization (WTO) terbentuk pada tahun 1995. WTO adalah organisasi antar
pemerintah dengan tujuan untuk membuat perdagangan antar negara semakin terbuka dengan
penurunan bahkan peniadaan hambatan tarif maupun non tarif.
Pendirian WTO berawal dari negosiasi Uruguay Round atau Putaran Uruguay pada 1986-1994
dan perundingan antar negara GATT. Pada 1 Januari 1995 WTO resmi berdiri. Lahirnya WTO
sekaligus menandai reformasi perdagangan internasional terbesar sejak Perang Dunia II.

E. Asas – Asas Hukum Perdagangan Internasional

Dalam kegiatan perdagangan internasional dikenal istilah kontrak dagang. Pembuatan kontrak
dagang internasional ini didasarkan pada asas-asas hukum. Dengan demikian, maka kegiatan
ekspor dan impor suatu negara bisa berjalan dengan tertib tanpa ada pihak yang dirugikan.
Aturan pembuatan kontrak dagang ini juga ada dalam hukum dagang internasional.
Selanjutnya, perlu diketahui asas-asas dalam kontrak dagang, khususnya untuk melindungi hak
dan kewajiban, baik penjual maupun pembeli:
1. asas kebebasan berkontrak;
2. pengakuan atas kebiasaan serta praktik perdagangan antara negara (perdagangan
internasional);
3. asas iktikad baik serta transaksi yang jujur;
4. asas bisa dibatalkannya kontrak saat terjadi kesenjangan yang lebar antara hak serta
kewajiban pihak-pihak yang ada dalam kontrak.

F. Tujuan hukum Perdagangan Internasional


Dalam upaya negara-negara ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka, mereka
cenderung membentuk blok-blok perdagangan baik bilateral,regional maupun multilateral.
Dalam kecenderungan ini pun perjanjian internasional menjadi semakin penting.
Semakin pentingnya peran perjanjian-perjanjian ini telah melahirkan aturan-aturannya yang
mengatur perdagangan internasional di bidang barang, jasa dan penanaman modal di negara-
negara.
Setiap hukum atau aturan dibuat untuk tujuan tertentu. Begitu pula dengan hukum perdagangan
internasional. Aturan ini dibuat dengan tujuan:
1. perlindungan kegiatan perdagangan yang menjadi satu-satunya cara membangun ekonomi
suatu negara
2. mencapai perdagangan internasional yang stabil
3. menghindari kebijakan dan praktik perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya;
4. meningkatkan volume perdagangan dunia
5. menciptakan perdagangan yang menguntungkan bagi pembangunan ekonomi setiap negara
6. meningkatkan standar hidup manusia
7. memberikan lebih banyak peluang lapangan kerja
8. mengembangkan sistem dagang multilateral yang menciptakan kebijakan perdagangan yang
adil dan terbuka bagi semua negara
9. meningkatkan pemanfaatan dalam pemakaian sumber kekayaan dunia sehingga bisa
meningkatkan transaksi jual-beli.

G. Ruang Lingkup Hukum Perdagangan Internasional

Schmitthoff menegaskan bahwa wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau
terlepas dari aturan-aturan hukum internasional public yang mengatur hubungan-hubungan
komersial, misalnya aturan-aturan hukum internasional yang mengatur hubungan dagang
dalam kerangka GATT atau aturan-aturan yang mengatur blok-blok perdagangan regional,
aturan-aturan yang mengatur komoditas, dan lain sebagainya. Dari latar belakang definisi
tersebut berdampak pada ruang lingkup cakupan hukum dagang internasional.
Schmitthoff menguraikan bidang-bidang berikut sebagai cakupan bidang hukum dagang
internasional, seperti:
1. Jual-beli dagang internasional;
2. Surat-surat berharga;
3. Hukum mengenai kegiatan-kegiatan tentang tingkah laku mengenai perdagangan
internasional;
4. Asuransi;
5. Pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut, udara, dan perairan pedalaman;
6. Hak milik;
7. Arbitrase komersial.

H. Fungsi dan Tujuan GATT

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) Persetujuan umum mengenai tarif dan
perdagangan merupakan perjanjian perdagangan multilateral dengan tujuan menciptakan
perdagangan bebas, adil, dan membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan umat manusia.pada saat ini ada 125 negara
yang tergabung dalam GATT
Berdasarkan UU No 7 tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the world Trade
organization (Persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia)
Adapun tujuan dan fungsi dari GATT sebagai berikut.
Fungsi GATT :
1. Sebagai forum konsultasi negara negara anggota dalam membahas dan menyelesaikan
masalah masalah yang timbul di bidang perdagangan internasional.
2. Sebagai forum penyelesaian sengketa di bidang perdagangan antara negara negara peserta.
3. Sebagai forum mengajukan keberatan dari suatu negara yang merasa dirugikan atau
mendapat perlakuan yang tidak adil dari negara negara peserta yang lain dibidang perdagangan.

Tujuan GATT:
1. Sebagai upaya untuk memperjuangkan terciptanya perdagangan bebas, adil, dan
menstabilkan sistem perdagangan internasional dan memperjuangkan penurunan tarif bea
masuk serta meniadakan hambatan hambatan perdagangan lainnya.

I. Fungsi Dan Tujuan WOT

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia adalah organisasi
internasional yang mengatur perdagangan internasional. Tujuan pembentukan WTO yaitu
untuk membuat perdagangan antarnegara semakin terbuka dengan penurunan hingga
peniadaan hambatan tarif maupun non tarif.
WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang telah dinegosiasikan dan disepakati
mayoritas negara di dunia. Tujuan perjanjian-perjanjian WTO ini untuk membantu produsen
barang jasa serta eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya.
Tujuan WTO
Sebagai suatu organisasi internasional yang amat berperan penting dalam mengatur masalah
perdagangan dunia, WTO didirikan dengan maksud menciptakan kesejahteraan bagi negara
anggota melalui perdagangan internasional yang lebih bebas dan adil. Adapun tujuan
dibentuknya WTO antara lain:
• Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia.
• Menjamin terciptanya lapangan kerja.
• Meningkatkan penghasilan secara realistis.
• Meningkatkan produksi dan perdagangan barang/jasa.
• Mengoptimalkan serta melindungi pemanfaatan sumber daya dunia dan lingkungan alam.
Fungsi WTO
Fungsi utama dari WTO adalah sebagai wadah bagi anggotanya untuk melakukan perundingan
perdagangan. WTO juga mengadministrasikan hasil perundingan dan peraturan-peraturan
perdagangan internasional. Selain itu, masih ada beberapa fungsi WTO yang juga perlu
diketahui, yakni:
• Mengatur perjanjian antarnegara dalam perdagangan.
• Mendorong arus perdagangan antarnegara dengan mengurangi dan menghapus hambatan
yang dapat mengganggu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa.
• Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen.
• Menyelesaikan sengketa dagang.
• Sebagai forum untuk melakukan perundingan di antara anggotanya terkait dengan isu yang
diatur dalam perjanjian WTO.
• Memonitor kebijakan perdagangan dari masing-masing negara anggota.
• Memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang.
• Bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional seperti International Monetary Fund
(IMF) dan Bank Dunia (World bank) untuk mencapai sinkronisasi dan konsistensi dalam
pembuatan kebijakan ekonomi global.

BAB III
A. KESIMPULAN
Perdagangan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting artinya bagi peningkatan
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta sebagai sumber devisa untuk
membiayai pembangunan.1 Perdagangan dapat dilakukan dengan kesepakatan bersama baik
antar individu disuatu negara maupun antara individu di negara-negara yang berbeda yang
biasa dikenal dengan perdagangan internasional. Perdagangan internasional memegang peran
penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat internasional.
Kemakmuran ekonomi di banyak negara secara luas tergantung kepada perdagangan
internasional.2
Pengaturan hukum internasional di bidang perdagangan internasional diperlukan untuk
menjamin agar perdagangan internasional dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
upaya penciptaan tata ekonomi dunia yang baik dan adil bagi seluruh penduduk dunia.

Anda mungkin juga menyukai