Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Anisah Mahdiyah (2003101010163)
Jihan shevira (2003101010304)
Rizkia saputri (2003101010206)
Masyithah maulia roka (2003101010043)
Risma Amelia Putri (2003101010028)
Raisha Nazhira Mahdi (2003101010339)
Firly Anggraeni Rananto (1903101010334)
Nurfahlita Dewi Rambe (1903101010004)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan alhamdulilah, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME.
Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Hukum Jual Beli Perusahaan dengan judul “Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional”
tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada pihak
yang telah banyak membantu terhadap pelaksanaan dan penyelesaian makalah ini terutama
dosen pembimbing yang telah banyak membantu kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah
dalam proses penyusunan penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi bagi
pembaca pada umumnya. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik dan saran agar bisa menyusun
makalah selanjutnya dapat lebih baik.
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis yang
akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian dunia usaha terhadap
kegiatan bisnis internasional juga semakin meningkat, hal ini terlihat dengan semakin
berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara. Tujuan utama
bisnis Internasional adalah akumulasi keuntungan yang sebesar-besarnya (optimum profit).
Tujuan ini merupakan karakteristik dasar perdagangan internasional, yang berkembang dari
sekedar lintasan pertukaran hasil produksi antar negara. Tindakan persaingan yang dilakukan
antar pelaku usaha tidak jarang terjadi kecurangan, baik dalam bentuk harga maupun bukan
harga (price or not price competition). Untuk itu dibutuhkan aturan-aturan yang membatasi
agar tidak terjadi hal tersebut.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
B. Aturan – Aturan Dalam Hukum Perdagangan Internasional Menurut GATT dan WTO
Berbagai aturan atau prinsip dasar yang merupakan landasan GATT sebagai suatu sistem
yang berdasarkan atas serangkaian pemikiran atau konsepsi yang integral. Komponen dari
prinsip- prinsip dasar GATT tersebut tentunya tertanam pula dalam teks General Agreement
sebagai sumber yuridis utama GATT. Kiranya agar pembahasan mengenai sistem yuridis
tersebut dapat berpijak pada suatu sistematika konsepsional yang berlandasan kuat, maka
dianggap perlu untuk membahas secara singkat prinsip dasar tersebut. Prinsip yang mendasari
GATT sebagai sistem adalah prinsip-prinsip yang tercantum dalam perjanjian GATT. Secara
skematis prinsip tersebut dapat GLNHPXNDNDQ VHEDJDL 3DUVLWHNWXU¥
GDODP NHUDQJND *$77 \DQJ secara keseluruhan merupakan suatu sitem5. Untuk
menggambarkan prinsip-prinsip GATT tersebut secara abstak tetapi juga dengan keluwesan
implementasi yang diperlukan agar GATT dapat berfungsi secara riil. Prinsip-prinsip tersebut
sebagai berikut:
1. Prinsip Most Favored Nation atau Nondiskriminasi.
Prinsip utama yang menjadi dasar GATT adalah prinsip non-diskriminasi yang dalam GATT
dikenal sebagai prinsip Most-favored-nation atau MFN. Secara ringkas MFN adalah prinsip
bahwa perdagangan internasional antara anggota GATT harus dilakukan secara
nondiskriminatif.
2. Prinsip National Treatment
Sisi lain dari konsep nondiskriminasi adalah prinsip national treatment yang melarang
perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang domestik.
3. Prinsip Tarif sebagai Instrumen Tunggal untuk Proteksi
Prinsip ketiga adalah bahwa GATT mengizinkan proteksi terhadap hasil dalam negeri.
Namun demikian proteksi yang diperlakukan terhadap hasil dalam negeri hanya dapat
diperlakukan melalui tarif atau bea masuk yang dikenakan terhadap barang impor, dan tidak
boleh dengan cara pembatasan lainnya.
4. Prinsip Tarif Binding
Untuk lebih menjamin perdagangan internasional yang lebih dapat ditafsir (lebih predictable)
maka diterapkan ketentuan untuk melakukan tarif binding atau suatu komitmen yang
mengikat negara-negara anggota supaya tidak meningkatkan bea masuk terhadap barang
impor setelah masuk dalam daftar komitmen binding.
5. Prinsip Persaingan yang Adil
turan GATT juga mengandung prinsip persaingan yang adil atau fair competition. Dengan
semakin terjadinya subsidi terhadap ekspor serta terjadinya dumping
6. Prinsip Larangan terhadap Restriksi Kuantitatif.
Prinsip lain dalam GATT adalah larangan umum terhadap res-triksi yang bersifat kuantitatif,
yakni kuota dan jenis pembatasan yang serupa. Ketentuan ini oleh para pendiri GATT
dianggap sangat penting karena pada waktu GATT didirikan pembatasan kuantitatif
merupakan hambatan yang paling serius dan yang paling sering ditemui
7. Prinsip Waiver dan Pembatasan Darurat Terhadap
Impor
GATT juga mengizinkan diadakannya perkecualian dalam bentuk waiver dan langkah darurat
lainnya. Antara lain perkecualian dalam bentuk waiver yang telah diizinkan adalah
perkecualian yang diambil oleh Amerika Serikat dalam melaksanakan kebijaksanaan
pertaniannya, yang sebenarnya melanggar GATT, tapi karena telah diterapkan sebelum
adanya GATT, maka langkah dan kebijaksanaan tersebut memperoleh waiver.
Dalam kegiatan perdagangan internasional dikenal istilah kontrak dagang. Pembuatan kontrak
dagang internasional ini didasarkan pada asas-asas hukum. Dengan demikian, maka kegiatan
ekspor dan impor suatu negara bisa berjalan dengan tertib tanpa ada pihak yang dirugikan.
Aturan pembuatan kontrak dagang ini juga ada dalam hukum dagang internasional.
Selanjutnya, perlu diketahui asas-asas dalam kontrak dagang, khususnya untuk melindungi hak
dan kewajiban, baik penjual maupun pembeli:
1. asas kebebasan berkontrak;
2. pengakuan atas kebiasaan serta praktik perdagangan antara negara (perdagangan
internasional);
3. asas iktikad baik serta transaksi yang jujur;
4. asas bisa dibatalkannya kontrak saat terjadi kesenjangan yang lebar antara hak serta
kewajiban pihak-pihak yang ada dalam kontrak.
Schmitthoff menegaskan bahwa wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau
terlepas dari aturan-aturan hukum internasional public yang mengatur hubungan-hubungan
komersial, misalnya aturan-aturan hukum internasional yang mengatur hubungan dagang
dalam kerangka GATT atau aturan-aturan yang mengatur blok-blok perdagangan regional,
aturan-aturan yang mengatur komoditas, dan lain sebagainya. Dari latar belakang definisi
tersebut berdampak pada ruang lingkup cakupan hukum dagang internasional.
Schmitthoff menguraikan bidang-bidang berikut sebagai cakupan bidang hukum dagang
internasional, seperti:
1. Jual-beli dagang internasional;
2. Surat-surat berharga;
3. Hukum mengenai kegiatan-kegiatan tentang tingkah laku mengenai perdagangan
internasional;
4. Asuransi;
5. Pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut, udara, dan perairan pedalaman;
6. Hak milik;
7. Arbitrase komersial.
General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) Persetujuan umum mengenai tarif dan
perdagangan merupakan perjanjian perdagangan multilateral dengan tujuan menciptakan
perdagangan bebas, adil, dan membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan umat manusia.pada saat ini ada 125 negara
yang tergabung dalam GATT
Berdasarkan UU No 7 tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the world Trade
organization (Persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia)
Adapun tujuan dan fungsi dari GATT sebagai berikut.
Fungsi GATT :
1. Sebagai forum konsultasi negara negara anggota dalam membahas dan menyelesaikan
masalah masalah yang timbul di bidang perdagangan internasional.
2. Sebagai forum penyelesaian sengketa di bidang perdagangan antara negara negara peserta.
3. Sebagai forum mengajukan keberatan dari suatu negara yang merasa dirugikan atau
mendapat perlakuan yang tidak adil dari negara negara peserta yang lain dibidang perdagangan.
Tujuan GATT:
1. Sebagai upaya untuk memperjuangkan terciptanya perdagangan bebas, adil, dan
menstabilkan sistem perdagangan internasional dan memperjuangkan penurunan tarif bea
masuk serta meniadakan hambatan hambatan perdagangan lainnya.
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia adalah organisasi
internasional yang mengatur perdagangan internasional. Tujuan pembentukan WTO yaitu
untuk membuat perdagangan antarnegara semakin terbuka dengan penurunan hingga
peniadaan hambatan tarif maupun non tarif.
WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang telah dinegosiasikan dan disepakati
mayoritas negara di dunia. Tujuan perjanjian-perjanjian WTO ini untuk membantu produsen
barang jasa serta eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya.
Tujuan WTO
Sebagai suatu organisasi internasional yang amat berperan penting dalam mengatur masalah
perdagangan dunia, WTO didirikan dengan maksud menciptakan kesejahteraan bagi negara
anggota melalui perdagangan internasional yang lebih bebas dan adil. Adapun tujuan
dibentuknya WTO antara lain:
• Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia.
• Menjamin terciptanya lapangan kerja.
• Meningkatkan penghasilan secara realistis.
• Meningkatkan produksi dan perdagangan barang/jasa.
• Mengoptimalkan serta melindungi pemanfaatan sumber daya dunia dan lingkungan alam.
Fungsi WTO
Fungsi utama dari WTO adalah sebagai wadah bagi anggotanya untuk melakukan perundingan
perdagangan. WTO juga mengadministrasikan hasil perundingan dan peraturan-peraturan
perdagangan internasional. Selain itu, masih ada beberapa fungsi WTO yang juga perlu
diketahui, yakni:
• Mengatur perjanjian antarnegara dalam perdagangan.
• Mendorong arus perdagangan antarnegara dengan mengurangi dan menghapus hambatan
yang dapat mengganggu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa.
• Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen.
• Menyelesaikan sengketa dagang.
• Sebagai forum untuk melakukan perundingan di antara anggotanya terkait dengan isu yang
diatur dalam perjanjian WTO.
• Memonitor kebijakan perdagangan dari masing-masing negara anggota.
• Memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang.
• Bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional seperti International Monetary Fund
(IMF) dan Bank Dunia (World bank) untuk mencapai sinkronisasi dan konsistensi dalam
pembuatan kebijakan ekonomi global.
BAB III
A. KESIMPULAN
Perdagangan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting artinya bagi peningkatan
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta sebagai sumber devisa untuk
membiayai pembangunan.1 Perdagangan dapat dilakukan dengan kesepakatan bersama baik
antar individu disuatu negara maupun antara individu di negara-negara yang berbeda yang
biasa dikenal dengan perdagangan internasional. Perdagangan internasional memegang peran
penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat internasional.
Kemakmuran ekonomi di banyak negara secara luas tergantung kepada perdagangan
internasional.2
Pengaturan hukum internasional di bidang perdagangan internasional diperlukan untuk
menjamin agar perdagangan internasional dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
upaya penciptaan tata ekonomi dunia yang baik dan adil bagi seluruh penduduk dunia.