Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM BISNIS

“ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA”

DOSEN PENGAMPUH : Dr. IRWAN IDRUS, MM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

Suci Ramadani C0221570


Umria Mulia C0221566
Hawalia C0222395

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

TAHUN AKADEMIK 2023-2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmat yang telah diberikan sehingga makalah ini yang berjudul “Organisasi Perdagangan
Dunia” mata kuliah Hukum Bisnis ini dapat tersusun dengan baik sampai dengan selesai. Tidak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama dengan
dalam menyusun makalah ini dengan menyalurkan pikirannya.

Makalah ini, kami susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis yang
diberikan oleh Bapak Dr. Irwan Idrus, MM selaku dosen pengampuh.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami juga berharap agar makalah ini dapat membuat
para pembaca dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami selaku penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan kesempurnaan
makalah ini.

Majene, 30 Oktober 2023

Kelompok 11

ii
DAFTRA ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Manfaat .......................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 7
A. Pengertian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ......................................... 7
B. Fungsi, Tujuan, dan Sasaran Organisasi Perdagangan Dunia ......................... 8
C. Persetujuan atau komitmen dalam Organisasi Perdagangan Duni ................... 10
BAB III ........................................................................................................................... 11
PENUTUP....................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam hubungan
perdagangan internasional sejak berdirinya GATT ( General Agreement on Tariffs and
Trade) menimbulkan pandangan perlunya beberapa peraturan dan prosedur
diperbaharui,khususnya didasarkan akan kebutuhan untuk memperketat prosedur
penyelesaian sengketa.Timbul pemikiran untuk membentuk suatu badan tingkat tinggi
yang permanen untuk mengawasi bekerjanya system perdagangan multilateral dan
diarahkan pula untuk menjamin agar-agar Negara-negara peserta GATT mematuhi
peraturan-peraturan yang telah disepakati dan memenuhi kewajiban-kewjibannya.

Dalam Perundingan Perdagangan Multilateral Putaran Uruguay (Uruguay Round),


Punta Del Este, 20 September 2006, pemikiran tentang pembentukan suatu organisasi
perdagangan multilateral dimaksud secara implisit termuat didalam Deklarasi Punta del
Este.Hal tersebut merupakan salah satu dari 15 bidang perundingan dalam putaran
Uruguay,yaitu negosiasi mengenai upaya untuk meningkatkan fungsi system
GATT.Tujuan yang hendak dicapai dalam negosiasi fungsi system GATT ini adalah : (1)
meningkatkan fungsi pengawasan GATT agar dapat memantau kebijakan dan perdagangan
yang dilakukan oleh Contracting Parties (CPs) dan implikasi terhadap system perdagangan
internasional. (2) memperbaiki seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan GATT
sebagai suatu lembaga, termasuk keterlibatan para menteri yang berwenang menangani
masalah perdagangan, (3) meningkatkan kontribusi GATT untuk mencapai “greater
coherence” dalam pembuatan kebijakan ekonomi global melalui peningkatan hubungan
dengan organisasi internasional lainnya yang berwenang dalam masalah moneter dan
keuangan.

Sesudah melalui tahapan-tahapan proses perundingan yang a lot dan konsultasi-


konsultasi marathon yang insentif atas dtaft-draft yang diusulkan lebih dari 120
negara,akhirnya pada pertemuan tingkat menteri contracting parties GATT di Marrakesh,
maroko, pada tanggal 12-15 april 1994, disahkan final Act tanggal 15 April 1994 dan
tanggal berlakunya WTO.Persetujuan pembentukan WTO terbuka bagi ratifikasi oleh
Negara-negara dan diharapkan dapat diberlakukan efektif pada 1 januari 1995.Untuk
mengatasi adanya kekosongan antara pertemuan tingkat menteri di Marrakesh, maroko
sampai dengan tanggal berlakunya WTO, dibentuklah suatu lembaga sementara yaitu

4
implementation committee yang bertugas antara lain memperhatiakan program kerja
WTO, masalah anggaran dan kontribusi serta masalah keanggotaan WTO.Pada pertemuan
konferensi tingkat menteri (KTM) IV di Doha (Doha Round), Qatar dari tanggal 9-14
November 2001, Indonesia mengikutsertakan 32 orang delegasi.Putaran Doha merupakan
putaran kesembilan negosiasi perdagangan yang dihancurkan sejak system multilateral
terbentuk tahun 1947.Delapan putaran selanjutnya diluncurkan di bawah payung GATT,
yang kemudian berganti nama menjadi WTO tahun 1995.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Orgnisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization
(WTO) !
2. Jelaskan fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia !
3. Jelaskan persetujuan atau komitmen yang ada dalam Organisasi Perdagangan Dunia !

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Orgnisasi Perdagangan Dunia atau World Trade
Organization (WTO)
2. Untuk mengetahui fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia
3. Untuk mengetahui manfaat persetujuan atau komitmen yang ada dalam Organisasi
Perdagangan Dunia

D. Manfaat
1. Bertambahnya pemahaman pembaca mengenai definisi dari Organisasi Perdagangan
Dunia,serta fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia.
2. Sebagai referensi untuk para pembaca dalam pembuatan makalah selanjutnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO)

Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
Negara.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi
aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perbandingan yang telah
ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar
negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan
kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani oleh
pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan salah
satu Negara pendiri Word Trade Organization (WTO) Dan telah meratifikasi persetujuan
pembentukan WTO melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994.

Gagasan untuk mendirikan suatu organisasi perdagangan multilateral telah mulai


dirintis dengan disepakatinya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun
1947, sebagai awal dari rencana pembentukan Internasional Trade Organization (ITO),
yang merupakan satu dari tiga kerangka Bretton Woods Institution.Kedua organisasi lainnya
adalah Internasional Monetary Fund (IMF) dan Internasioanal Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) yang sering dikenal dengan World Bank.

GATT sebenarnya hanya salah satu dari IX Chapters yang direncanakan menjadi isi dari
Havana Charter mengenai pembentukan Internasional Trade Organization (ITO) pada tahun
1947, yaitu chapter IV : Commercial Policy. Namun ITO tidak berhasil didirikan, walaupun
Havana Charter sudah disepakati dan ditandatangani oleh 53 negara pada Maret 1948.Hal
tersebut dikarenakan Amerika Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana kongres
Amerika Serikat khawatir wewenangnya dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat
semakin berkurang.GATT kemudian dimasukkan hanya sebagai perjanjian sementara
(interim) melalui sebuah Protocol of Provisional Application sampai Havana Charter dapat
diberlakukan dan sebagai badan pelaksana GATT adalah Commite –ITO/GATT yang
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.

B. Fungsi, Tujuan, Sasaran Organisasi Perdagangan Dunia

6
Mengenai fungsi WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu :

1. Mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaran persetujuan yang telah


dicapai untuk mewujudkan sasaran perjanjian tersebut.
2. Sebagai forum perundingan bagi negara-negara anggota mengenai perjanjian-perjanjian
yang telah dicapai beserta lampiran-lampirannya, termasuk keputusan-keputusan yang
ditentukan kemudian dalam perundingan tingkat menteri.
3. Mengatur pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan.
4. Mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdaganga.
5. Menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global bekerja sama dengan Dana
Moneter Internasional dan Bank Dunia (World Bank), serta badan-badan yang
berafiliasi.

Dari fungsi-fungsi WTO, tampak fungsi-fungsi tersebut merupakan upaya untuk


menafsirkan dan menjabarkan lebih lanjut tentang Multilateral Trade Agreements (MTAs)
dan Plurilateral Trade Agreements (PTAs), termasuk mengawasi pelaksanaan maupun
penyelesaian sengketa serta perbedaan pendapat mengenai perjanjian-perjanjian yang
disepakati. WTO juga akan melakukan peninjauan atas implementasi perjanjian-perjanjian
oleh setiap negara anggota dan menjatuhkan sanksi atas pelanggaran-pelanggran terhadap
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian. Dengan demikian, seperti halnya IMF dan World
Bank, WTO memiliki alat untuk memaksa negara-negara anggota untuk mengikuti
ketentuan-ketentuannya. Dengan fungsi-fungsi yang dipunyai WTO tersebut, menjadikan
WTO seksligus sebagai forum bagi perundingan-perundingan selanjutnya di masa
mendatang dalam perjanjian multilateral.

Adapun sasaran yang ingin dicapai WTO dalam bekerja yaitu :

1. Non-diskriminasi, sebuah negara tidak harus membedakan antara mitra dagang dan
seharusnya tidak membedakan antara produk,jasa sendiri dan asing atau warga Negara.
2. Lebih terbuka, menurunkan hambatan perdagangan adalah salah satu cara yang paling
jelas untuk mendorong perdagangan; hambatan ini termasuk bea masuk (atau tarif) dan
langkah-langkah seperti larangan impor atau kuota yang membatasi jumlah selektif.
3. Diprediksi dan transparan, perusahaan asing investor dan pemerintah harus yakin bahwa
hambatan perdagangan tidak harus ditingkatkan secara sewenang-wenang. Dengan
stabilitas dan prediktabilitas, investasi didorong, pekerjaan diciptakan dan konsumen

7
dapat sepenuhnya menikmati manfaat dari persaingan pilihan dan harga yang lebih
rendah.
4. Lebih kompetitif, mengecilkan praktek, seperti subsidi ekspor dan pembuangan produk
dibawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar, masalah yang kompleks, dan aturan
mencoba untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil, dan bagaimana pemerintah
dapat merespon, khususnya dengan pengisian bea masuk tambahan dihitung untuk
mengimbangi kerusakan yang disebabkan oleh perdagangan yang tidak adil.
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang, memberi mereka lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan, fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa;
lebih dari tiga perempat dari anggota WTO negara berkembang dan Negara dalam
transisi ke ekonomi pasar. Perjanjian WTO memberi mereka periode transisi untuk
menyesuaikan diri dengan mungkin, ketentuan WTO sulit lebih asing.
6. Lindungi Lingkungan, perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil
langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya lingkungan tapi juga kesehatan
masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan tanaman. Namun, langkah-langkah ini
harus diterapkan dengan cara yang sama untuk kedua bisnis nasional dan asing. Dengan
kata lain, anggota tidak harus menggunakan langkah-langkah perlindungan lingkungan
sebagai sarana menyamarkan kebijakan proteksionis.
Pembentukan WTO memiliki tujuan yang beragam.Tujuan tersebut meliputi :
 Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia
 Menjamin terciptanya lapangan kerja secara penuh
 Meningkatkan penghasilan secara realistis
 Memperluas produksi dan perdagangan barang dan jasa
 Melindungi sumber daya dunia dan lingkungan alam

C. Persetujuan atau komitmen yang ada dalam Organisasi Perdagangan Dunia

Hubungan-hubungan perdagangan internasional antar negara sudah ada sejak lama.


Hubungan-hubungan ini sudah ada sejak adanya negara-nagara dalam arti negara
kebangsaan, yaitu bentuk-bentuk awal negara dalam arti modern. Perjuangan negara-
negara ini untuk memperoleh kemandirian dan pengawasan (control) terhadap ekonomi
internasional telah memaksa Negara-negara ini untuk mengadakan hubungan-hubungan
perdagangan yang mapan dengan negara-negara lainnya.

8
Sejarah membuktikan bahwa perdagangan internasional memegang peranan sangat
menentukan dalam menciptakan kemakmuran seluruh bangsa, tetapi dipihak lain
perdagangan dan investasi internasional itu juga dapat menyengsarakan bangsa sehingga
akhirnya menjadi negeri jajahan.Oleh sebab itu kita perlu bertindak sangat hati-hati.
Dibidang perdagangan internasional, saling ketergantungan tidak dapat dihindarkan lagi
pada saat ini, apalagi dalam abad ke 21. World Trade Organization (WTO) sebagai sebuah
organisasi perdagangan internasional diharapkan dapat menjembatani semua kepentingan
Negara di dunia dalam sector perdagangan melalui ketentuan-ketentuan yang disetujui
bersama. WTO ditujukan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang bersifat timbal balik
dan saling menguntungkan sehingga semua negara dapat menarik manfaatnya. Melalui
WTO, diluncurkan suatu model perdagangan dimana kegiatan perdagangan antar Negara
diharapkan dapat berjalan dengan lancer.

Pada prinsipnya World Trade Organization (WTO) merupakan suatu sarana untuk
mendorong terjadinya suatu perdagangan bebas yang tertib dan adil di dunia ini. Dalam
menjalankan tugasnya untuk mendorong terciptanya perdagangan bebas tersebut, World
Trade Organization (WTO) memberlakukan beberapa prinsip yang menjadi pilar-pilar
World Trade Organization (WTO). Yang terpenting diantara prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut : Prinsip Perlindungan melalui Tarif, Prinsip National Treatment,
Prinsip Most Favoured Nations merupakan prinsip dasar (utama) WTO yang menyatakan
bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif, yakni
semua Negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan semua Negara menikmati
keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan.

Di dalam perkembangannya, WTO memiliki 5 (lima) prinsip dasar GATT/WTO yaitu


:

1. Perlakuan yang sama untuk semua anggota (Most Favoured Nations Treatment-MNF)
Prinsip ini diatur dalam pasal 1 GATT 1994 yang mensyaratkan semua
komitmen yang dibuat atau ditandatangani dalam rangka GATT-WHO harus
diperlakukan secara sama kepada semua Negara anggota WTO (azas non diskriminasi)
tanpa syarat. Misalnya suatu Negara tidak diperkenankan untuk menerapkan tingkat
tarif yang berbeda kepada suatu Negara dibandingkan dengan Negara lainnya. Dengan
berdasrkan prinsip MFN, Negara-negara anggota tidak dapat begitu saja
mendeskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang diberikan pada

9
produk suatu Negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra dagang
Negara anggota lainnya.
2. Peningkatan Tarif (Tariff binding)
Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994 dimana setiap Negara anggota
GATT atau WTO harus memiliki daftar produk yang tingkat bea masuk atau tarifnya
harus diikat (legally bound). Peningkatan atas tarif ini dimaksudkan untuk menciptakan
“prediktabilitas” dalam urusan bisnis perdagangan internasional/ekspor. Artinya suatu
Negara anggota tidak diperkenankan untuk sewenang-wenang merubah atau menaikkan
tingkat tarif bea masuk.
3. Perlakuan nasional (National treatment)
Prinsip ini diatur dalam pasal III GATT 1994 yang mensyaratkan bahwa suatu
Negara tidak diperkenankan untuk memperlakukan secara diskriminasi antara produk
impor dengan produk dalam negeri (produk yang sama) dengan tujuan untuk
melakukan proteksi. Jenis-jenis tindakan yang dilarang berdasarkan ketentuan ini antara
lain, pungutan dalam negeri, undang-undang, peraturan dan persyaratan yang
mempengaruhi penjualan, penawaran penjualan, pembelian, transportasi,distribusi atau
penggunaan produk, pengaturan tentang jumlah yang mensyaratkan campuran,
pemrosesan atau penggunaan produk-produk dalam negeri. Negara anggota diwajibkan
untuk memberikan perlakuan sama atas barang-barang impor dan local paling tidak
setelah barang impor memasuki pasar domestic.
4. Perlindungan hanya melalui tariff
Prinsip ini diatur dalam pasal XI dan mensyaratkan bahwa perlindungan atas
industry dalam negeri hanya diperkenankan melalui tarif.
5. Perlakuan khusus dan berbeda bagi Negara-negara berkembang (Special and
Differential Treatment for developing countries-S&D).
Untuk meningkatkan partisipasi Negara-negara berkembang dalam perundingan
perdagangan internasional, S&D ditetapkan menjadi salah satu prinsip GATT/WTO.
Sehingga semua persetujuan WTO memiliki ketentuan yang mengatur perlakuan khusus
dan berbeda bagi Negara berkembang. Haal ini dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan-kemudahan bagi Negara-negara berkembang anggota WTO untuk
melaksanakan persetujuan WTO.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
Negara.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi
aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perbandingan yang telah
ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar
negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan
kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani oleh
pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan
salah satu Negara pendiri Word Trade Organization (WTO) Dan telah meratifikasi
persetujuan pembentukan WTO melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994.

Adapun sasaran yang ingin dicapai WTO dalam bekerja yaitu :

1. Non-diskriminasi, sebuah negara tidak harus membedakan antara mitra dagang dan
seharusnya tidak membedakan antara produk,jasa sendiri dan asing atau warga Negara.
2. Lebih terbuka, menurunkan hambatan perdagangan adalah salah satu cara yang paling
jelas untuk mendorong perdagangan.
3. Diprediksi dan transparan, perusahaan asing investor dan pemerintah harus yakin bahwa
hambatan perdagangan tidak harus ditingkatkan secara sewenang-wenang.
4. Lebih kompetitif, mengecilkan praktek, seperti subsidi ekspor dan pembuangan produk
dibawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar, masalah yang kompleks, dan aturan
mencoba untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil.
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang, memberi mereka lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan, fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa.
6. Lindungi Lingkungan, perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil
langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya lingkungan tapi juga kesehatan
masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan tanaman.
Pembentukan WTO memiliki tujuan yang beragam.Tujuan tersebut meliputi :
 Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia
 Menjamin terciptanya lapangan kerja secara penuh

11
 Meningkatkan penghasilan secara realistis
 Memperluas produksi dan perdagangan barang dan jasa
 Melindungi sumber daya dunia dan lingkungan alam

B. Saran
Kami sebagai penulis sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan referensi dan pengetahuan kami mengenai judul ini serta
berbagai halangan sehingga menyulitkan kami dalam menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kemakluman dari Bapak dosen pengampu mata kuliah ini
dan kepada teman-teman sekalian dan berkenan memberikan saran dan kritik sehingga kami
dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ab’rachim, E.A. Perdagangan Internasional. Jakarta: Nobel Edumedia, 2009.


https://www.academia.edu.
Adolf, Huala 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
https://etd.umy.ac.id.

13

Anda mungkin juga menyukai