DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmat yang telah diberikan sehingga makalah ini yang berjudul “Organisasi Perdagangan
Dunia” mata kuliah Hukum Bisnis ini dapat tersusun dengan baik sampai dengan selesai. Tidak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama dengan
dalam menyusun makalah ini dengan menyalurkan pikirannya.
Makalah ini, kami susun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis yang
diberikan oleh Bapak Dr. Irwan Idrus, MM selaku dosen pengampuh.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami juga berharap agar makalah ini dapat membuat
para pembaca dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami selaku penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 11
ii
DAFTRA ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam hubungan
perdagangan internasional sejak berdirinya GATT ( General Agreement on Tariffs and
Trade) menimbulkan pandangan perlunya beberapa peraturan dan prosedur
diperbaharui,khususnya didasarkan akan kebutuhan untuk memperketat prosedur
penyelesaian sengketa.Timbul pemikiran untuk membentuk suatu badan tingkat tinggi
yang permanen untuk mengawasi bekerjanya system perdagangan multilateral dan
diarahkan pula untuk menjamin agar-agar Negara-negara peserta GATT mematuhi
peraturan-peraturan yang telah disepakati dan memenuhi kewajiban-kewjibannya.
4
implementation committee yang bertugas antara lain memperhatiakan program kerja
WTO, masalah anggaran dan kontribusi serta masalah keanggotaan WTO.Pada pertemuan
konferensi tingkat menteri (KTM) IV di Doha (Doha Round), Qatar dari tanggal 9-14
November 2001, Indonesia mengikutsertakan 32 orang delegasi.Putaran Doha merupakan
putaran kesembilan negosiasi perdagangan yang dihancurkan sejak system multilateral
terbentuk tahun 1947.Delapan putaran selanjutnya diluncurkan di bawah payung GATT,
yang kemudian berganti nama menjadi WTO tahun 1995.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Orgnisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization
(WTO) !
2. Jelaskan fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia !
3. Jelaskan persetujuan atau komitmen yang ada dalam Organisasi Perdagangan Dunia !
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Orgnisasi Perdagangan Dunia atau World Trade
Organization (WTO)
2. Untuk mengetahui fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia
3. Untuk mengetahui manfaat persetujuan atau komitmen yang ada dalam Organisasi
Perdagangan Dunia
D. Manfaat
1. Bertambahnya pemahaman pembaca mengenai definisi dari Organisasi Perdagangan
Dunia,serta fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia.
2. Sebagai referensi untuk para pembaca dalam pembuatan makalah selanjutnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
Negara.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi
aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perbandingan yang telah
ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar
negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan
kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani oleh
pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan salah
satu Negara pendiri Word Trade Organization (WTO) Dan telah meratifikasi persetujuan
pembentukan WTO melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994.
GATT sebenarnya hanya salah satu dari IX Chapters yang direncanakan menjadi isi dari
Havana Charter mengenai pembentukan Internasional Trade Organization (ITO) pada tahun
1947, yaitu chapter IV : Commercial Policy. Namun ITO tidak berhasil didirikan, walaupun
Havana Charter sudah disepakati dan ditandatangani oleh 53 negara pada Maret 1948.Hal
tersebut dikarenakan Amerika Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana kongres
Amerika Serikat khawatir wewenangnya dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat
semakin berkurang.GATT kemudian dimasukkan hanya sebagai perjanjian sementara
(interim) melalui sebuah Protocol of Provisional Application sampai Havana Charter dapat
diberlakukan dan sebagai badan pelaksana GATT adalah Commite –ITO/GATT yang
dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.
6
Mengenai fungsi WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu :
1. Non-diskriminasi, sebuah negara tidak harus membedakan antara mitra dagang dan
seharusnya tidak membedakan antara produk,jasa sendiri dan asing atau warga Negara.
2. Lebih terbuka, menurunkan hambatan perdagangan adalah salah satu cara yang paling
jelas untuk mendorong perdagangan; hambatan ini termasuk bea masuk (atau tarif) dan
langkah-langkah seperti larangan impor atau kuota yang membatasi jumlah selektif.
3. Diprediksi dan transparan, perusahaan asing investor dan pemerintah harus yakin bahwa
hambatan perdagangan tidak harus ditingkatkan secara sewenang-wenang. Dengan
stabilitas dan prediktabilitas, investasi didorong, pekerjaan diciptakan dan konsumen
7
dapat sepenuhnya menikmati manfaat dari persaingan pilihan dan harga yang lebih
rendah.
4. Lebih kompetitif, mengecilkan praktek, seperti subsidi ekspor dan pembuangan produk
dibawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar, masalah yang kompleks, dan aturan
mencoba untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil, dan bagaimana pemerintah
dapat merespon, khususnya dengan pengisian bea masuk tambahan dihitung untuk
mengimbangi kerusakan yang disebabkan oleh perdagangan yang tidak adil.
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang, memberi mereka lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan, fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa;
lebih dari tiga perempat dari anggota WTO negara berkembang dan Negara dalam
transisi ke ekonomi pasar. Perjanjian WTO memberi mereka periode transisi untuk
menyesuaikan diri dengan mungkin, ketentuan WTO sulit lebih asing.
6. Lindungi Lingkungan, perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil
langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya lingkungan tapi juga kesehatan
masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan tanaman. Namun, langkah-langkah ini
harus diterapkan dengan cara yang sama untuk kedua bisnis nasional dan asing. Dengan
kata lain, anggota tidak harus menggunakan langkah-langkah perlindungan lingkungan
sebagai sarana menyamarkan kebijakan proteksionis.
Pembentukan WTO memiliki tujuan yang beragam.Tujuan tersebut meliputi :
Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia
Menjamin terciptanya lapangan kerja secara penuh
Meningkatkan penghasilan secara realistis
Memperluas produksi dan perdagangan barang dan jasa
Melindungi sumber daya dunia dan lingkungan alam
8
Sejarah membuktikan bahwa perdagangan internasional memegang peranan sangat
menentukan dalam menciptakan kemakmuran seluruh bangsa, tetapi dipihak lain
perdagangan dan investasi internasional itu juga dapat menyengsarakan bangsa sehingga
akhirnya menjadi negeri jajahan.Oleh sebab itu kita perlu bertindak sangat hati-hati.
Dibidang perdagangan internasional, saling ketergantungan tidak dapat dihindarkan lagi
pada saat ini, apalagi dalam abad ke 21. World Trade Organization (WTO) sebagai sebuah
organisasi perdagangan internasional diharapkan dapat menjembatani semua kepentingan
Negara di dunia dalam sector perdagangan melalui ketentuan-ketentuan yang disetujui
bersama. WTO ditujukan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang bersifat timbal balik
dan saling menguntungkan sehingga semua negara dapat menarik manfaatnya. Melalui
WTO, diluncurkan suatu model perdagangan dimana kegiatan perdagangan antar Negara
diharapkan dapat berjalan dengan lancer.
Pada prinsipnya World Trade Organization (WTO) merupakan suatu sarana untuk
mendorong terjadinya suatu perdagangan bebas yang tertib dan adil di dunia ini. Dalam
menjalankan tugasnya untuk mendorong terciptanya perdagangan bebas tersebut, World
Trade Organization (WTO) memberlakukan beberapa prinsip yang menjadi pilar-pilar
World Trade Organization (WTO). Yang terpenting diantara prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut : Prinsip Perlindungan melalui Tarif, Prinsip National Treatment,
Prinsip Most Favoured Nations merupakan prinsip dasar (utama) WTO yang menyatakan
bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan atas dasar nondiskriminatif, yakni
semua Negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan semua Negara menikmati
keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan.
1. Perlakuan yang sama untuk semua anggota (Most Favoured Nations Treatment-MNF)
Prinsip ini diatur dalam pasal 1 GATT 1994 yang mensyaratkan semua
komitmen yang dibuat atau ditandatangani dalam rangka GATT-WHO harus
diperlakukan secara sama kepada semua Negara anggota WTO (azas non diskriminasi)
tanpa syarat. Misalnya suatu Negara tidak diperkenankan untuk menerapkan tingkat
tarif yang berbeda kepada suatu Negara dibandingkan dengan Negara lainnya. Dengan
berdasrkan prinsip MFN, Negara-negara anggota tidak dapat begitu saja
mendeskriminasikan mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang diberikan pada
9
produk suatu Negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra dagang
Negara anggota lainnya.
2. Peningkatan Tarif (Tariff binding)
Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994 dimana setiap Negara anggota
GATT atau WTO harus memiliki daftar produk yang tingkat bea masuk atau tarifnya
harus diikat (legally bound). Peningkatan atas tarif ini dimaksudkan untuk menciptakan
“prediktabilitas” dalam urusan bisnis perdagangan internasional/ekspor. Artinya suatu
Negara anggota tidak diperkenankan untuk sewenang-wenang merubah atau menaikkan
tingkat tarif bea masuk.
3. Perlakuan nasional (National treatment)
Prinsip ini diatur dalam pasal III GATT 1994 yang mensyaratkan bahwa suatu
Negara tidak diperkenankan untuk memperlakukan secara diskriminasi antara produk
impor dengan produk dalam negeri (produk yang sama) dengan tujuan untuk
melakukan proteksi. Jenis-jenis tindakan yang dilarang berdasarkan ketentuan ini antara
lain, pungutan dalam negeri, undang-undang, peraturan dan persyaratan yang
mempengaruhi penjualan, penawaran penjualan, pembelian, transportasi,distribusi atau
penggunaan produk, pengaturan tentang jumlah yang mensyaratkan campuran,
pemrosesan atau penggunaan produk-produk dalam negeri. Negara anggota diwajibkan
untuk memberikan perlakuan sama atas barang-barang impor dan local paling tidak
setelah barang impor memasuki pasar domestic.
4. Perlindungan hanya melalui tariff
Prinsip ini diatur dalam pasal XI dan mensyaratkan bahwa perlindungan atas
industry dalam negeri hanya diperkenankan melalui tarif.
5. Perlakuan khusus dan berbeda bagi Negara-negara berkembang (Special and
Differential Treatment for developing countries-S&D).
Untuk meningkatkan partisipasi Negara-negara berkembang dalam perundingan
perdagangan internasional, S&D ditetapkan menjadi salah satu prinsip GATT/WTO.
Sehingga semua persetujuan WTO memiliki ketentuan yang mengatur perlakuan khusus
dan berbeda bagi Negara berkembang. Haal ini dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan-kemudahan bagi Negara-negara berkembang anggota WTO untuk
melaksanakan persetujuan WTO.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar
Negara.Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi
aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perbandingan yang telah
ditandatangani oleh negara-negara anggota.Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar
negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan
kebijakan perdagangan di negaranya masing-masing.Walaupun ditandatangani oleh
pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan.Pemerintah Indonesia merupakan
salah satu Negara pendiri Word Trade Organization (WTO) Dan telah meratifikasi
persetujuan pembentukan WTO melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994.
1. Non-diskriminasi, sebuah negara tidak harus membedakan antara mitra dagang dan
seharusnya tidak membedakan antara produk,jasa sendiri dan asing atau warga Negara.
2. Lebih terbuka, menurunkan hambatan perdagangan adalah salah satu cara yang paling
jelas untuk mendorong perdagangan.
3. Diprediksi dan transparan, perusahaan asing investor dan pemerintah harus yakin bahwa
hambatan perdagangan tidak harus ditingkatkan secara sewenang-wenang.
4. Lebih kompetitif, mengecilkan praktek, seperti subsidi ekspor dan pembuangan produk
dibawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar, masalah yang kompleks, dan aturan
mencoba untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil.
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang, memberi mereka lebih
banyak waktu untuk menyesuaikan, fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa.
6. Lindungi Lingkungan, perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil
langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya lingkungan tapi juga kesehatan
masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan tanaman.
Pembentukan WTO memiliki tujuan yang beragam.Tujuan tersebut meliputi :
Meningkatkan standar hidup masyarakat dunia
Menjamin terciptanya lapangan kerja secara penuh
11
Meningkatkan penghasilan secara realistis
Memperluas produksi dan perdagangan barang dan jasa
Melindungi sumber daya dunia dan lingkungan alam
B. Saran
Kami sebagai penulis sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan referensi dan pengetahuan kami mengenai judul ini serta
berbagai halangan sehingga menyulitkan kami dalam menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kemakluman dari Bapak dosen pengampu mata kuliah ini
dan kepada teman-teman sekalian dan berkenan memberikan saran dan kritik sehingga kami
dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.
12
DAFTAR PUSTAKA
13